Professional Documents
Culture Documents
e-ISSN: 2548-9356
e-ISSN: 2548-9356
Pada tahun 2018, pengelolaan taman nasional perkemahan di zona pemanfaatan wilayah
telah peningkatan sarana dan prasarana untuk pengelolaan Selabintana. Ruang lingkup penelitian
mendukung pariwisata kegiatan di Selabintana. daya dukung alam pariwisata terbatas pada definisi
Dengan tambahan ini sarana dan prasarana tersebut pembawaan yang efektif kapasitas yang
tentunya akan memberikan dampak positif maupun dikembangkan oleh Cifuentes (1992). Data
negatif bagi perkembangannya wisata alam dan Pengumpulan dilakukan dengan dua teknik yaitu
pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan observasi dan wawancara (menggunakan
suatu pengelolaan pariwisata yang dapat kuesioner).
mengurangi dampak negatif yang akan Survei dilakukan terhadap responden terdiri
menimbulkan kerusakan pada kualitas lingkungan dari wisatawan atau pengunjung, pengelola wisata,
dalam pengelolaan Selabintana daerah. dan pedagang lokal yang berbisnis di sekitar lokasi.
Berdasarkan berbagai alasan di atas, hal Itu teknik observasi langsung dilakukan untuk
tersebut perlu dimiliki rumus yang dapat digunakan mengumpulkan data primer, berupa data fisik
dalam menghitung beban kapasitas pengelolaan (fasilitas dan akses, panjang jalur di kawasan
wisata alam, khususnya di area rekreasi alam wisata), serta sebagai observasi dan identifikasi
sehari-hari dan di perkemahan. keberadaan pohon dan satwa liar. Sedangkan data
sekunder yang dikumpulkan adalah data pada
METODE PENELITIAN kawasan wisata, panjang jalan, jumlah pengunjung,
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari- terbuka periode, kecepatan angin, jenis tanah, sinar
April 2021 di Selabintana wilayah pengelolaan matahari, dan pendukung data yang diperoleh dari
TNGGP yang meliputi seluas 2.547,93 ha. Secara institusi. Dalam wawancara teknik, peneliti
administratif terletak di Desa Perbawati, Kabupaten bertemu dan berhadapan langsung dengan
Sukabumi, Jawa Barat. responden atau topik yang sedang dipelajari.
A. Keterangan Tabel
Salah satu daerah yang berkontribusi
terhadap pertumbuhan pariwisata di Jawa Barat
adalah Kabupaten Cianjur yang dikunjungi oleh
121.083 wisatawan (Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Jawa Barat, 2013).
TABEL I
TABEL II
e-ISSN: 2548-9356
DAFTAR PUSTAKA
[1] Budiani, S.R., Puspitasari, L., Adibah, M.N., Fauzia,A. & Basuki S.N.
HASIL DAN PEMBAHASAN 2019. Kajian daya dukung fisik wisata berkemah Telaga Cebong Desa
Kegiatan wisata sehari-hari di Selabintana Sembungan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan. Majalah
beroperasi antara 07:30 - 16:00 (8,5 jam per hari), [2] Geografi Indonesia, 33 (1): 9-15.
Cahyani. F.A. 2019. Upaya peningkatan daya dukung lingkungan hidup
sedangkan hasil dari wawancara dengan melalui instrumen pencegahan kerusakan lingkungan hidup berdasarkan
Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
wisatawan/pengunjung, menunjukkan bahwa rata- Pengelolaan Lingkungan Hudup. Journal Ilmu Hukum, 2 (1): 53-60.
rata waktu yang mereka habiskan adalah 4 jam [3] B Zerlina, D., Dewi, I,K. & Sutanto. 2019. Feasibility analysis of lake
ex-andesite stone mining as geo-tourism area at Tegalega Village,
untuk melakukan aktivitas wisata di kawasan Cigudeg, Bogor. Indonesian Journal of Applied Environmental Studies,
Selabintana. Kemudian, faktor rotasi atau jumlah 1(1): 40-47.
[4] Fandeli, C. & Suyanto, A. 1999. Kajian daya dukung lingkungan, objek
kunjungan berulang per hari (Rf) adalah 2,13. dan daya tarik Taman Grojogan Sewu, Tawangmangu. Jurnal Manusia
Dengan demikian, jumlah maksimum pengunjung dan Lingkungan, 19 (VII): 32-47.
yang dapat secara fisik diterima di kawasan wisata
Electronic Publication, Information from the
pada waktu tertentu (PCC) dalam hal ini luasnya
internet
adalah 3.792 pengunjung/hari (dibulatkan dari [1] https://www.academia.edu/download/82051845/
3.792,13). Jurnal_Vol_2_2_Tahun_2021_Injast_Universitas_Pakuan_4241_10839
Untuk kegiatan camping di camping ground of [2] _1_SM.pdf#page=51
https://www.alltrails.com/trail/indonesia/west-java/gunung-gede-via-
Selabintana, pengelola taman sudah menyediakan selabintana
[3] https://jurnal.akmrtv.ac.id/index.php/jk/article/view/287
24 jam, tapi durasi rata-rata kegiatan berkemah
yang dihabiskan oleh pengunjung adalah 16 jam, Conference Proceeding/Workshops
dengan faktor Rotasi (Rf) adalah 1,5. Dengan [1] Fandeli, C. & Nurdin, M. 2005. Pengembangan ekowisata berbasis
konservasi di Taman Nasional. Pusat Studi Pariwisata Universitas
demikian, PCC untuk kegiatan camping adalah Gadjah Mada dan Kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Yogyakarta.
2.155 pengunjung/hari (dibulatkan dari 2.155,1). [2] Jaringan Ekowisata Indonesia (Indecon). 1999. Pelestarian Ekosistem
Leuser dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat melalui Pengembangan
Ekowissata. Makalah Pelatihan Ekowisata. Pp. 1-5.
KESIMPULAN [3] Khair, U. 2006. Daya Dukung Fisik Ekowisata di Taman Wisata Alam
Sibolangit, Deli Serdang. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas
Kawasan wisata alam sebagai salah satu obyek Sumatera Utara, Medan.
di pengelolaan kawasan konservasi (seperti taman [4] Muta’ali, L. 2012. Environmental Carrying capacity for Regional
Development Planning. Faculty of Geography, Gadjah Mada
nasional). dapat dinilai melalui Daya Dukung Fisik University, Yogyakarta.
(PCC). Namun, kapasitasnya akan berubah menjadi [5] Siswantoro, H. 2012. Kajian Daya Dukung Lingkungan Taman Wisata
Alam Grojogan Sewu, Karanganyar. Tesis. Universitas Diponogoro,
Real Daya Dukung (RCC) melalui kajian alam Semarang.
koreksi faktor. Faktor koreksi tersebut adalah
tingkat fisik alam, pelestarian aspek ekologi, dan Monograph, edited book, book
[1] Ceballos, L.H. 1996. Tourism, Ecotourism, and Protected Areas. IUCN
tingkat kerawanan bencana. Akhir penentuannya Protected Areas Programme, IUCN.
adalah Daya Dukung Efektif sebagai tanggapan [2] Cifuentes, M.A. 1992. Determination Carrying capacity of Tourism in
Protected Area. CTIE Papers. Turrialba, Costa Rica. pp. 1-19.
Management Capacity (MC) terhadap Real Daya [3] Cifuentes, M.A. 1999. Tourist Carrying capacity in public use areas
dukung. Guayabo National Monument, Costa Rica.
e-ISSN: 2548-9356
[4] Fandeli, C. 2000. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Kursus [5] Fandeli, C. 2002. Perencanaan Wisata Alam. Fakultas Kehutanan
Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Yogyakarta. [6] Fandeli, C. dan Muhammad. 2009. Prinsip Dasar Mengkonservasi
Lanskap. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.