You are on page 1of 14

Jurnal Sylva Scienteae Vol. 02 No.

4 Agustus 2019 ISSN 2622-8963 (media online)

PEMETAAN POTENSI WISATA ALAM SEKITAR KHDTK


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN
Mapping Of Natural Tourism Potential Around KHDTK University Lambung
Mangkurat South Kalimantan Province
Andi Harahap, Abdi Fithria, dan Khairun Nisa
Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurata
ABSTRACT Tourism potential in South Kalimantan has many natural tourism potentials that
many. Specially Designed Forest Area (KHDTK) is a forest area designated for research and
development, education and training purposes as well as local religious and cultural interests.
KHDTK not only serves as a research, education and training location but also has enormous
tourism potential to be developed so that its expectation can add tourist attraction to visit the
tourist object. KHDTK ULM as one of the alternative objects of attraction Nature tourism, need
mapping of analysis of tourism potential in the region.1The research1method used in this
research1is1descriptive and quantitative1research method with survey1technique. Incidental
sampling is used in a sample determination technique based on anyone who by chance /
incidental meet can be used as a sample matching the data source. The result obtained that
tourist attraction object in KHDTK ULM spread at altitude 85 - 471 mdpl, on land cover of open
space, agriculture and secondary forest. Potential objects of tourist attraction in KHDTK ULM
include: outbound, dukuh gardens, swimming dutch, Dutch fort, great hilltop, waterfall and
sambar deer breeding. The result of the most tourist attraction attraction in the interest of
tourists is a large hilltop.
Keywords ; Potential Mapping; Natural Touris; KHDTK ULM
ABSTRAK. Kalimantan Selatan memiliki banyak potensi wisata alam yang banyak.Kawasan
Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) adalah kawasan hutan yang ditetapkan untuk
keperluan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan serta kepentingan religi dan
budaya setempat. KHDTK tidak hanya berfungsi sebagai lokasi penelitian, pendidikan, dan
pelatihan namun juga memiliki potensi wisata yang sangat besar untuk dikembangkan sehingga
harapan nya dapat menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata. KHDTK
ULM sebagai salah satu alternatif objek daya tarik wisata alam, perlu adanya pemetaan
terhadap analisis potensi wisata di kawasan tersebut.Penelitian ini menggunakan deskriptif dan
kuantitatif dengan teknik survei. Sampling Insidental digunakan dalam teknik penentuan sampel
berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dapat digunakan sebagai
sampel cocok dengan sumber data. Hasil diperoleh bahwa objek daya tarik wisata di KHDTK
ULM tersebar pada ketinggian 85 – 471 mdpl, pada tutupan lahan ruang terbuka, pertanian dan
hutan sekunder. Potensi objek daya tarik wisata di KHDTK ULM antara lain: outbond, kebun
dukuh, kolam belanda, benteng belanda, puncak bukit besar, air terjun dan penangkaran rusa
sambar. Objek daya tarik wisata yang paling diminati oleh wisatawan adalah puncak bukit
besar.
Kata Kunci: Pemetaan Potensi; Wisata alam; KHDTK ULM
Penulis untuk korespondensi, surel :

II/1990 tentang penunjukan areal seluas


PENDAHULUAN 2000 Ha, terletak berbatasan dengan
kawasan hutan lindung riam kanan, sebagai
kawasan dengan fungsi khusus sebagai
Kawasan hutan dengan tujuan khusus hutan pendidikan yang pengelolaannya
(KHDTK) merupakan suatu kawasan yang diserahkan kepada Universitas Lambung
dulunya merupakan kawasan hutan Mangkurat. Kawasan hutan pendidikan
pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Universitas Lambung Mangkurat sudah di
berdasarkan SK MENHUT RI NO. 97/KPTS tata batas dan terbit kepmenhut

621
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 4 Edisi Agustus 2019

No.144/KPTS – II/2003 dengan luas 1617 METODE PENELITIANg


Ha. Di dalam SK Gubernur No.144/1980
dan kepmenhut, sangat tegas kawasan
KHDTK Universitas Lambung Mangkurat Tempatgdan Waktu Penelitiang
berada diluar kawasan Tahura Sultan Adam,
dan sangat berarti sekali untuk pendidikan, Penelitian ini dilaksanakan di KHDTK
pelatihan dan pengembangan civitas ULMselama 6 bulan yang dimulai pada
akademika ULM. Penunjukan ULM bulan Oktober 2017 – April 2018. meliputi
sebagai pengelola KHDTK dituangkan kegiatan persiapan, pengumpulan data serta
pada SK MenLHK Nomor : penyusunan laporan hasil penelitian.
900/MENLHK/Setjen/PLA.0/12/2016
di masa sekarang dan masa akan datang Alat dan ObyekgPenelitian
hal ini dikuatkan juga dengan SK MenLHK
Nomor: 2308/MENLHK- Peralatan dan bahan yang digunakan
PKT/KUH/PLA.2/4/2017. KHDTK dalam penelitian ini adalah :Peta lokasi
merupakan hutan penelitian yang berperan penelitian, Peralatan untuk dokumentasi
sebagai laboratorium lapangan kegiatan berupa kamera foto,Global Positioning
penelitian mulai dari uji coba provenan, System (GPS) untuk pengambilan titik
konservasi jenis sampai kegiatan kordinat, Alat tulis menulis, Komputer untuk
pencegahan kebakaran hutan. penyusunan dan penulisan
KHDTK ULM tidak hanya berfungsi penelitian,Kuisioner, digital Lux meter, alat
sebagai lokasi penelitian, pendidikan, dan pengukur suhu dan kelembapan dan pH
pelatihan namun juga memiliki potensi meter tanah.
wisata yang sangat besar untuk Obyek penelitian dalam kegiatan ini
dikembangkan sehingga harapannya dapat adalah Obyek-obyek wisata yang berpotensi
menambah daya tarik wisatawan untuk berada pada KHDTK ULM yang terletak di
berkunjung ke objek wisata. kegiatan wisata wilayah Desa Mandiangin Barat dan
yang sementara ini dianggap sebagai Mandiangin Timur, Kecamatan Karang Intan
kegiatan wisata yang berkelanjutan. Kabupaten Banjar, Wisatawan danyang
Wisatawan pada umum nya berasal dari berada di sekitar obyek wisata.
kota dan menginginkan suasana baru di
alam yang jauh dari kebisingan dan hiruk Prosedur1Penelitian
pikuk kehidupan kota. KHDTK ULM memiliki
potensi wisata alam yang dapat di
Metode yang8digunakan dalam
publikasikan kepada khlayak sebagai salah
penelitian ini yaitu metode deskriptif dan
satu alternatif objek daya tarik wisata alam,
kuantitatif8teknik survei. Survei8cara
sehingga perlu adanya pemetaan serta
penelitian deskriptif dilakukan
analisis potensi wisata di kawasan tersebut.
terhadap8sekumpulan objek yang biasanya
Penelitian inimengenai persebaran objek
dengan jangka waktu8bersamaan.
daya tarik wisata di KHDTK ULM dan
Adapun8dilaksanakan dalam penelitian ini
menganalisis potensi wisatanya. Tujuan dari
yaitu: pertama melakukan studi
penelitian ini adalah Memetakan persebaran
kepustakaan, mencari literatur
objek daya tarik wisatawan, Menganalisis
yang8berkaitan dengan topik penelitian
potensi objek daya tarik wisatawan di
yang dijadikan sebagai tolak ukur
KHDTK (kawasan hutan dengan tujuan
penyelesaian dalam suatu masalah,
khusus) dan Persepsi wisatawan untuk
selanjutnya dilakukan observasi lapangan
mengetahui objek wisata yang paling di
mengidentifikasi8masalah yang akan teliti,
minati. Manfaat yang diharapkan penelitian
dilakukan pengambilan titik koordinat
ini dapat menjadi bahan informasi
terhadap beberapa objek daya tarik wisata
tentangpotensi wisata alam di desa
yang diperlukan, setelah dilakukan
Mandiangin Barat dan sekitar KHDTK ULM
penyusunan basis data yang diolah dengan
serta dapat dimanfaatkan sesuai dengan
menggunakan sistem informasi geografis
keperluan dan kegunaannya serta
untuk8menjawab masalah-masalah
masyarakat.
penelitian yang telah dirumuskan.
(Tika, dan Panbudu. 2005) menyatakan
pendapat1tika dan penbudu hingga
sekarang belum ada ketentuan yang jelas
tentang1besarnya minimal batasan

622
Harahap, A. et al. 2019. Pemetaan Potensi Wisata … (04): 621-634

responden yang diambil sampel, namun toleransi kesalahan, semakin besar jumlah
batasan1menurut teori batasan mewakili sampel yang dibutuhkan. Jumlah kunjungan
sempel yaitu 30 responden namun berdasarkan rumus slovin ditentukan total
dalam teori sampling dikatakan bahwa Wisatawan yang menjadi responden adalah
sampel yang terkecil akan dapat mewakili 100 orang.
distribusi normal adalah 30 responden.
Sampling Insidental adalah teknik AnalisiskData
penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara Observasi Lapangan dalam penelitian
kebetulan/insidental bertemu dengan bertujuan mengambil dan mengumpulkan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, data lapangan melalui pengamatan dan
bila dipandang orang yang kebetulan pencatatan fenomena yang terjadi secara
ditemui itu cocok dengan sumber data langsung ditempat penelitian, terutama
(Sugiyono, 2012). untuk melihat keadaan yang nyata dan
Metode yang digunakan untuk menentukan terbaru mengenai kondisi aksebilitasas,
sarana prasarana, dan kondisi tapak di
jumlah sampel adalah menggunakan rumus
Desa Mandiangin Barat dan KHDTK ULM.
Slovin (Sugiono, 2012) sebagai berikut:
Kuesioner yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden.
Responden dalam penelitian ini adalah
n: jumlah sampel pengunjung wisata yang ditujukan untuk
memperoleh fakta dan mengungkapkan
N: jumlah populasi pandangan mengenai kemenarikan objek
e: batas toleransi kesalahan (error wisata KHDTK ULM. Studi dokumentasi
tolerance) pengumpulan data dengan mencari dan
mempelajariinformasi-informasi mengenai
Penggunaan rumus ini, pertama variabel melalui transkrip dokumen-
ditentukan berapa batas toleransi dokumenfoto-foto dll. Studi dokumentasi
kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini penelitian untuk menghadirkan data-data
dinyatakan dengan persentase. Semakin yang tersimpan. Studi literature
kecil toleransi kesalahan, semakin akurat dimaksudkan mendapatkan sejumlah data
sampel menggambarkan populasi. Misalnya, dan informasi yang berkaitan dengan
penelitian dengan batas kesalahan 5% masalah penelitian untuk landasan dalam
berarti memiliki tingkat akurasi 95%. penulisan penelitian. Secara detail jenis
Penelitian dengan batas kesalahan 10% metode dan output penelitian ini dapat dlihat
memiliki tingkat akurasi 90%. Dengan pada Tabel 1.
jumlah populasi yang sama, semakin kecil

Tabel 1. Jenis sumber data dan teknik pengambilan data dalam penelitian
No. Informasi yang di Metode Analisis Output
kumpulkan Pengumpulan Data
Data
1. Mengidentifikasi potensi
wisata yang ada di dalam
KHDTK UNLAM, Peta
pengambilan titik kordinat, Foto dokumentasi
dokumentasi, / foto Deskripsi destinasi
destinasi wisata, penilaian Data Primer Sig
lanskap.

2. Kondisi destinasi wisata Data Primer Deskriptif Peta


Foto dokumentasi
Deskripsi destinasi
3. Persepsi & motivasi Pendapat wisatawan dan
pengunjung terhadap masyarakat terhadap
pengembangan KHDTK Data Primer Deskriptif pengembangan KHDTK
UNLAM

623
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 4 Edisi Agustus 2019

Nilai skor paramater aksesibilitas terdiri dari Tabel 7. Penilaian Fasilitas toilet
4 sub parameter yaitu jarak terhadap pusat Kelas Kriteria Fasilitas Toilet Skor
kota, akomodasi, daya tarik, sarana objek Tinggi Terdapat >56Fasilitas Toliet 3
wisata, sarana dan keamanan sebagai Sedang Terdapat 3-56Fasilitas Toilet 2
berikut : Rendah Terdapat 0-36Fasilitas Toilet 1
Sumber : Yulian, (2015).
Tabel 2. Penilaian Aksesibilitas
Kelas Kriteria Jarak terhadap Skor Total skor pada variabel potensi obyek
Pusat Kota
wisata dan total skor pada variabel potensi
Tinggi <20 km 3
kawasan, kemudian diklasifikasikan yaitu
Sedang 20 – 60 km 2
Rendah >60 km 1 klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. Untuk
Sumber: Yulian, (2015). mengetahui penilaian potensi gabungan
dengan cara menggabungkan total skor dari
Indikator sarana dan prasarana terdiri semua variabel yang diteliti. Klasifikasi
dari enam sub indikator yaitu akomodasi, dilakukan dengan menggunakan interval
rumah makan, sarana keamanan. kelas yang ditentukan dengan rumus
Tabel 3. Penilaian Akomodasi Sturges sebagai berikut:

Kelas Kriteria Akomodasi Skor 𝑎−𝑏


𝐾=
Tinggi Terdapat >5 akomodasi 3 𝑢
Sedang Terdapat 1-4 akomodasi 2
Rendah Tidak terdapat akomodasi 1 Dimana: K = Interval
Sumber : Yulian, (2015). a = Nilai skor tertinggi
b = Nilai skor terendah
Daya tarik pengunjung terhadap8daerah u = Jumlah kelas
tujuan wisata atau kawasan dinilai dari jenis,
variasi dan jumlah objek wisata yang ada Selanjutnya, interval dibagi menjadi tiga
pada masing-masing8objek. klasifikasi dengan klasifikasi potensi tinggi,
potensi sedang, dan potensi rendah.
Pengklasifikasian dilakukan berdasarkan
Tabel 4. Penilaian Daya tarik skor variable penelitian dan skor masing-
Kelas Kriteria Jumlah Daya Tarik Skor masing obyek wisata. Pengklasifikasian
Tinggi Terdapat >3 daya tarik wisata 3 berdasarkan skor variabel yaitu nilai skor
Sedang Terdapat 1-3 daya tarik wisata 2 maksimum (18) yang diperoleh dari jumlah
Rendah Tidak terdapat objek wisata 1 angka maksimal yang ada pada tiap skor
Sumber : Yulian, (2015). variabel, dikurangi nilai skor minimum (6)
yang diperoleh dari jumlah angka minimum
Tabel 5. Penilaian sarana objek wisata dari tiap skor variabel sehingga diperoleh
Kelas Kriteria Rumah Makan Skor
interval dibagi menjadi 3 (tiga) klasifikasi
dengan formula sebagai berikut:
Tinggi Terdapat >2 Rumah 3
Makan/Restoran 18 − 6
𝐾= =4
Sedang Terdapat 1-2 Rumah 2 3
Makan/Restoran
Rendah Tidak terdapat Rumah 1  Potensi Rendah bila nilai total skor obyek
Makan/Restoran wisata 6-10
Sumber: Yulian, (2015).  Potensi Sedang bila nilai total skor obyek
wisata 11-14
 Potensi Tinggi bila nilai total skor obyek
Tabel 6. Penilaian Sarana Keamanan
wisata 15-18.
Kelas Kriteria Fasilitas Keamanan Skor
Tinggi Terdapat 2 Fasilitas Keamanan 3
Sedang Terdapat 1Fasilitas Keamanan 2 HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendah Tidak terdapat Fasilitas 1
Keamanan
Sumber: Yulian, (2015).
Destinasi wisata alam di KHDTK yang
terindetifikasi saat penelitian ada di lokasi,
seperti yang tercantum pada Tabel 8 dan
Gambar 1.

624
Harahap, A. et al. 2019. Pemetaan Potensi Wisata … (04): 621-634

Tabel 8. Sebaran objek daya tarik wisata di KHDTK ULM


No Destinasi wisata alam Kordinat Keterangan
X : 0271082
1 Wisata outbond Y : 9611318 Outbond rekreasi wisata alam tahura.
X : 0272386
2 Kebun buah Y : 9611896 Agrowisata.
X : 0271591 Kolam peninggalan belanda
3 Kolam Belanda Y : 9610968 bersejarah
X : 0271629 Benteng belanda bangunan tua
4 Benteng Belanda Y : 9610268 peninggalan belanda situs sejarah.
X : 0272280
5 Puncak Bukit Y : 9610746 Puncak Bukit Besar.
X : 0271479
6 Air terjun Y : 9611170 Air terjun.
X : 0270974
7 Penangkaran rusa sambar Y : 9611237 Penangkaran rusa.

Gambar 1. Peta sebaran destinasi wisata alam di KHDTK ULM.

Menurut Ekadinata, et al (2008), Sistem belanda, puncak bukit besar, air terjun, dan
informasi geografis (SIG) adalah sebuah penangkaran rusa sambar. Terdapat salah
sistem atau teknologi berbasis komputer satu tempat wisata yang tidak dikelola lagi
yang dibangun dengan tujuan untuk oleh pihak terkait yaitu rumah pohon, di
mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan antara beberapa objek wisata tersebut yang
menganalisa, serta menyajikan data dan sudah dipetakan ada 4 (empat) objek wisata
informasi dari suatu obyek atau fenomena yang diminati oleh wisatawan atau
yang berkaitan dengan letak atau pengunjung yaitu wisata outbond, kolam
keberadaannya di permukaan bumi. belanda, Puncak Bukit, dan air terjun
Sebaran destinasi wisata alam di KHDTK berdasarkan hasil yang telah di dapatkan
ULM terdapat 7 ( tujuh ) tempat destinasi objek daya tarik wisata yang paling diminati
wisata yang dipetakan kedalam pemetaan di kawasan KHDTK adalah objek wisata
sebaran yaitu objek wisata alam outbond, Puncak Bukit data tersebut diambil dari
kebun dukuh, kolam belanda, benteng

625
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 4 Edisi Agustus 2019

kuisioner wisatawan yang berkunjung di tempat, jenis vegetasi, suhu, kelembapan,


kawasan KHDTK ULM. fasilitas. sebagai kemampuan pada wilayah
tersebut untuk di manfaatkan sebagai
Karakteristik tapak objek daya tarik
pembangunan, seperti alam manusia serta
wisata di KHDTK ULM.
hasil karya manusia itu sendiri (Amdani S.
Data yang didapat pada karakteristik 2008).
tapak ODTW di KDHTK ULM yang meliputi
ODTW, tutupan lahan, pH Tanah, ketinggian

Tabel 9.9Karakteristik9tapak ODTW di KHDTK ULM

Karakteristik Tapak
No ODTW
Tutupan Ketinggian Intensitas
Lahan tempat Jenis Vegetasi cahaya Fasilitas
Toilet,
Pinus, Alaban bubur, Kayu Pagi = 416 lux, warung,
Lahan acang, Mampat, wangun gunung, Siang = 6753lux gazebo,
1 Outbond tertutup 87 mdpl Pulantan, Kasturi, Tanjung. Sore = 1143 lux parkir
Pagi = 1230 lux
Siang = 15196 Gazebo,
Lahan Durian, Sirsak, Metoa, Alpukat, lux pos
2 Kebun buah terbuka 113 mdpl Rambutan, Petai, dan Sawo. Sore = 2486 lux keamanan
Tengkook ayam, Jamai, Kayu
kacang, Serai putih, Madang
pirawas, Alaban bubur, Bangkal Pagi = 520 lux
gunung, Kanidai, Rawa – rawa Siang = 10726 Toilet,
Kolam Lahan pipit, Tampar badak, Wangun lux gazebo,
3 belanda terbuka 186 mdpl gunung, Mampat, Bati – bati. Sore = 3300 lux warung
Tengkook ayam, Jamai, Kayu
kacang, Serai putih, Madang
puspa, Alaban bubur, Bangkal Pagi = 413 lux
gunung, Kanidai, Tiwangau, Siang = 7106
Benteng Lahan Rawa – rawa pipit, Pasak bumi, lux
4 belanda terbuka 442 mdpl Wangun gunung, Sore = 1926 lux Gazebo
Madang pirawas, Tengkook
ayam, Jamai, Kayu kacang,
Serai putih, Madang puspa,
Bangkal gunung, Damar kaca, Pagi = 510 lux
Kayu serai, Palawan, Tiwangau, Siang = 10976 Gazebo,
Puncak Lahan Rawa – rawa pipit, Wangun lux toilet,
5 bukit terbuka 471 mdpl gunung, Mampat, Bati – bati. Sore = 3413 lux warung
Tengkook ayam, Rawa – rawa Pagi = 470 lux
pipit, Jamai, Wangun gunung, Siang = 10675 Gazebo,
Lahan Mampat, Tiwangun, Madang lux toilet,kola
6 Air terjun tertutup 109 mdpl puspa, Kayu kacang, Bati – bati. Sore = 1406 lux m
Madang pirawas, Tengkook
ayam, Jamai, Kayu kacang,
Serai putih, Madang puspa,
Bangkal gunung, Damar kaca,
Penagkaran Kayu serai, Palawan, Tiwangau, Pagi = 858 lux Toilet,
rusa Lahan Rawa – rawa pipit, Wangun Siang = 12927 lux gazebo,
7 sambar terbuka 85 mdpl gunung, Mampat, Bati – bati. Sore = 1026 lux toilet

Tabel 9 menunjukan hasil yang berbeda tinggi 6,2 sedangkan pH tanah pada ODTW
pada setiap karakteristik tapak yang meliputi outbond yang ketinggian tempat nya rendah
tutupan lahan, pH tanah, ketinggian tempat, pH tanah 5 tergolong rendah, suhu pada
jenis vegetasi, intensitas cahaya, suhu, ODTW di dapatkan paling tinggi terdapat di
kelembapan, fasilitas. Tutupan lahan pada ODTW puncak bukit dan benteng belanda
ODTW didapatkan hasil sebagian besar dengan suhu 31oC sedangkan yang
tutupan lahan terbuka, pH tanah pada lokasi terendah di dapat pada lokasi kebun dukuh,
ODTW yang ketinggian tempat nya seperti air terjun, dan penangkaran rusa dengan
puncak bukit besar memiliki pH tanah yang suhu 28oC, kelembapan pada ODTW yang

626
Harahap, A. et al. 2019. Pemetaan Potensi Wisata … (04): 621-634

tinggi berlokasi pada Objek wisata outbond besar usia muda lebih suka berwisata dalam
dan air terjun dengan kelembapan 90%, dan hal wisata alam.
untuk fasilitas ODTW yang di dapatkan hasil
yang paling banyak terdapat fasilitas berada
Tabel 10. Rekapitulasi asal daerah
pada lokasi objek wisata outbond, dan yang
wisatawan
paling kurang yaitu benteng belanda,
intensitas cahaya yang terdapat paling tinggi Nomor Asal Daerah Persentase (%)
terdapat pada objek wisata
intensitas cahaya pada kebun buah 1 Kota Banjarbaru 38
mencapai rata – rata 15196 lux, sedangkan 2 Kota Banjarmasin 15
intensitas cahaya yang terendah pada pagi 3 Kab. Tanah laut 13
hari yaitu benteng belanda 413 lux, puncak
bukit pada sore hari memiliki intesitas 4 Kab. Tanah Bumbu 2
cahaya dengan rata – rata 3413 lux data di 5 Kab. Kotabaru 1
ambil dari setiap objek wisata yang 6 Kab. Banjar 19
dikunjungi pada pagi, siang, dan sore hari.
7 Luar Kalsel 12
Karakteristik Responden Jumlah 100

Responden yang berkunjung di wisata


alam sekitar KHDTK ULM , berdasarkan Tabel 10 menunjukan dari 100 orang
jenis kelaminmenunjukan dalam 100 wisatawan yang di wawancarai, bahwa tidak
responden yang di wawancarai terdapat 63 semuanya berasal dari Kota Banjarbaru , di
orang berjenis kelamin laki – laki dan lihat dari jumlah wisatawan banyaknya
berjenis kelamin perempuan 37 orang pengunjung wisata alam yang mendominasi
pengambilan data, pada saat tahap berasal dari kota Banjarbaru 38 Orang, Kota
pengambilan kuisioner tidak bisa setiap hari Banjarmasin 15 Orang, Kab. Tanah Laut 13
karena wisatawan yang berkunjung lebih orang, Kab. Tanah Bumbu 2 Orang, Kab.
banyak berkunjung di hari libur. Kotabaru 1 orang, Kab Banjar 19. Pada
Berdasarkan data tersebut yang dominan umum nya wisatawan yang berkunjung ke
antusias dalam potensi wisata alam adalah objek wisata KHDTK ULM sebagian besar
wisatawan berjenis kelamin laki – laki. Hal dari daerah Banjarbaru karena jarak yang
tersebut di sebabkan wisatawan laki – laki dekat dengan Kota Banjarbaru menuju
lebih sering berpergian ke tempat wisata Objek wisata alam KHDTK ULM, dengan
alam untuk menikmati pemandangan objek jarak tempuh dari Kota Banjarbaru ke Objek
wisata sekitar KHDTK ULM, khusus nya wisata kurang lebih 30 menit.
berkemah di puncak bukit besar.Persepsi
positif mendorong wisatawan untuk
Tabel 11. Rekapitulasi pendapat
mengunjungi suatu objek wisata, sedangkan
pengembangan ODTW
persepsi negatif mendorong wisatawan
untuk tidak mengunjungi suatu objek wisata Pendapat
(Schiffman & Kanuk, 2007). No Pengembangan Persentase (%)

Berkaitan dengan rincian karakteristik 1 Fasilitas 20


responden pada objek wisata maka 2 Akses 18
diperoleh karakteristik umur responden data
hasil penelitian tersebut memberikan 3 Kebersihan 25
gambaran bahwa umur wisatawan yang 4 Wisata 28
berkunjung di wisata alam KHDTK berkisar
antara 15 tahun hingga 64 tahun. 5 Retribusi 9
Wisatawan berumur315 – Total 100
248tahun9sebanyak 68 orang (68%) yang
berumur antara 25 – 34 tahun sebanyak 13
orang,6berumur 35 – 44 tahun sebanyak 10 Hasil yang di dapat dari rekapitulasi
orang,6berumur 45 – 54 sebanyak 7 orang, pendapat responden tentang
responden yang berumur antara 559– pengembangan objek daya tarik wisata di
649tahun sebanyak 2 orang. Dari data KHDTK,tertinggi adalah tentang
tersebut terlihat kebanyakan wisatawan pengembangan objek wisata yang perlu di
yang berwisata alam di KHDTK ULM perhatikan agar lebih menarik dan nyaman
berumur 15 – 24 tahun, karena sebagian di kunjungi sedangkan pendapat responden

627
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 4 Edisi Agustus 2019

terendah adalah tentang retribusi yang tidak 38 sedangkan objek wisata yang rendah
sesuai dengan kenyamanan dan fasilitas hal untuk dikembangkan yaitu wisata outbond.
tersebut di sampaikan oleh 9 % responden.
Pendit S.N., (1994). dalam bukunya ”ilmu Tabel 14. Rekapitulasi tujuan wisata
pariwisata” mendefinisikan daya tarik wisata berkunjung ke ODTW
sebagai segala sesuatu yang menarik dan
Persentase
bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.
No Tujuan Wisata (%)
1 Lain – Lain 16
Tabel 12. Rekapitulasi destinasi wisata yang 2 Pekerjaan 2
diminati wisatawan di KHDTK ULM
3 Rekreasi Alam 82
Destinasi yang Persentase Total 100
No diminati (%)
1 Air terjun 23 Hasil yang didapat pada Tabel 14 tujuan
2 Puncak bukit besar 38 wisatawan yang berkunjung ke objek daya
3 Benteng belanda 8 tarik wisata dari 100 kuisioner terdapat
paling tinggi dipilih yaitu ingin berrekreasi
4 Kolam Belanda 26 alam di KHDTK Universitas Lambung
5 Outbond 3 Mangkurat. Terdapat juga tujuan wisatawan
6 Penangkaran Rusa 2 berkunjung yaitu paling rendah ke objek
daya Tarik wisata bertujuan dalam hal nya
Total 100 pekerjaan.

Destinasi wisata yang paling


diminati wisatawan adalah puncak bukit Tabel 15. Rekapitulasi sumber informasi
yang memiliki nilai 38, dan yang kurang wisata
diminati wisatawan yaitu wisata Persentase
penangkaran rusa memiliki nilai 2. Setiap No Informasi (%)
wisatawan yang berkunjung ke KHDTK ULM 1 Kawan 72
kebanyakan memilih Puncak Bukit dalam
destinasi wisata nya dikarena pemandangan 2 Keluarga 5
yang indah dikelilingi bukit-bukit sekitar
3 Organisasi 3
Puncak Bukit, pemandangan ketika pagi hari
bukit – bukit sekitar di selimuti awan – awan 4 Sosial media / brosur 20
yang menambah daya tarik wisatawan yang
Total 100
berkunjung ke Puncak Bukit, Puncak Bukit
menjadi spot foto yang bagus bagi
pengunjung wisata yang berkunjung ke Berdasarkan hasil yang di dapat pada
wisata KHDTK ULM. Daya Tarik wisata Tabel rekapitulasi sumber informasi objek
dalam suatu daerah memperhatikan wisata daya tarik wisata yang didapat paling
alam yang kurang terpublikasi (Saragih, et banyak melalui kawan yang sudah pernah
al, 1998). berkunjung ke KHDTK ULM. Paling sedikit
sumber objek daya Tarik wisata yang di
Tabel 13. Rekapitulasi destinasi wisata yang dapat melalui organisasi dilihat pada Tabel
dapat dikembangkan data yang didapat.
Tabel 16. Rekapitulasi pengunjung yang
Destinasi yang dapat Persentase
datang bersama.
No dikembangkan (%)
1 Air terjun 30 Berkunjung Persentase
2 Puncak bukit besar 28 No Bersama (%)
4 Kolam Belanda 38 1 Keluarga 24
5 Outbond 4
Total 100 2 Pasangan 2
3 Pasangan 10
Data yang didapat pada Tabel 13 yaitu 4 Rombongan 53
destinasi wisata yang dapat dikembangkan
5 Sendiri 11
yaitu yang paling berpotensi adalah kolam
belanda dari pendapat wisatawan yang Total 100
berkunjung kolam belanda memiliki angka

628
Harahap, A. et al. 2019. Pemetaan Potensi Wisata … (04): 621-634

Wisatawan yang berkunjung ke objek Tabel 18. Rekapitulasi wisatawan


daya tarik wisata di KHDTK ULM di dapat berkunjung ke ODTW.
paling banyak bersama rombongan
sedangkan yang paling sedikit datang Berapa kali Persentase
No berkunjung (%)
berkunjung bersama pasangan.
1 1 sampai 3 kali 36
Tabel 17. Rekapitulasi lamanya wisatawan 2 lebih dari 4 kali 64
yang berkunjung di ODTW. Total 100
Persentase
No Lama Berkunjung (%)
Hasil yang di dapat dari Tabel 18 berapa
1 1 sampai 6 jam 68 kali berkunjung wisatawan berkunjung ke
2 6 sampai 12 jam 20 objek daya tarik wisata yaitu lebih dari 4 kali
3 Lebih dari 24 jam 12 dan yang terendah berapa kali berkunjung
yaitu 1 sampai 3 kali.
Total 100
Tabel 19. Rekapitulasi alasan wisatawan
berkunjung
Data yang di dapat pada Tabel 17
pengunjung yang datang ke objek daya tarik Persentase
wisata lama nya wisatawan yang berkunjung No Alasan Berkunjung (%)
di objek wisata yaitu didapat hasil 1 sampai 1 Flora dan Fauna 7
6 jam. Pada hasil yang didapat pada data 2 Objek wisata lain 24
lama berkunjung yang paling sedikit
wisatawan yang berkunjung lama 3 Panorama alamnya 69
berkunjung yaitu lebih dari 24 jam. Total 100
Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata
lebih banyak hanya menikmati
pemandangan sekitar dan mengambil foto Hasil yang didapat pada Tabel
sesudah nya wisatawan mengunjungi objek 19menunjukan alasan berkunjung ke objek
wisata lain yang berada di luar tempat daya tarik wisata tertinggi karena panorama
wisata alam KHDTK ULM. alamnya, sedangkan alasan kedatangan
terendah karena flora dan fauna.

Penilaian Potensi Wisata alam


Penilaian potensi kawasan wisata puncak
bukit besar

Gambar 4. Pengambilan data wisatawan dengan kuisioner di objek wisata KHDTK ULM

629
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 4 Edisi Agustus 2019

Tabel 20. Penilain Potensi Kawasan Wisata Puncak bukit besar


No. Indikator Kriteria Skor
Jarak Terhadap Pusat
1 20 – 60 km 2
Kota
2 Akomodasi Terdapat 1-4 akomodasi 2
3 Jumlah1Daya1Tarik Terdapat >31daya1tarik1wisata 3
4 Sarana Objek Wisata Terdapat 1-2 Rumah Makan/Restoran 2
5 Fasilitas Keamanan Terdapat 1 Fasilitas Keamanan 2
6 Fasilitas toilet Terdapat 0-3 Fasilitas Toilet 1
Jumlah 12

Gambar 5. Objek wisata bukit besar di KHDTK ULM

Terdapat 6 indikator antara lain jarak menit dengan menggunakan alat


terhadap pusat kota, akomodasi, jumlah transportasi roda82 atau roda 4. Kondisi
daya tarik, sarana objek wisata, fasilitas jalan pada wisata KHDTK baik karena akses
keamanan, dan fasilitas toilet, yang jalan tidak ada kemacetan menuju ke lokasi
termasuk dalam penelitian potensi kawasan. wisata dan jalan sudah di benahi. Sarana
Berdasarkan jarak terhadap pusat kota dari dan prasarana yang tersedia seperti rumah
ke 6 indikator tersebut memiliki skor 2. makan atau warung banyak terdapat dan
Akomodasi memiliki skor 2, daya tarik wisata melebihi dari 2 (dua) rumah makan8atau
memiliki skor 2, sarana objek wisata warung diperoleh skor 2 untuk masing –
memiliki skor 2, fasilitas keamanan memiliki masing wisata.
skor 2, dan fasilitas toilet memiliki skor 1
Fasilitas keamanan merupakan bagian
puncak tahura dan air terjun sedangkan
dari sarana dan prasarana pada setiap
objek lain nya kolam belanda dan wisata
wisata di peroleh skor 2 karena di temukan 1
outbond memiliki skor 2. Skor tertinggi dari
fasilitas keamanan di setiap lokasi wisata
indikator adalah daya Tarik puncak tahura
sehingga perlu nya penambahan fasilitas
pemandangan dari wisata alam puncak
keamanan agar wisatawan yang berkunjung
tahura tersebut memiliki pemandangan yang
merasa aman dan nyaman.
indah dan memiliki ciri khas. Ciri
khas8yang8menjadi daya8tarik dari wisata Tempat dimana segala kegiatan
KHDTK yaitu pemandangan bukit yang di pariwisata biasa dilakukan dengan
selimuti awan pada pagi hari sehingga tersedianya segala fasilitas dan atraksi
menjadi daya tarik wisata yang di minati. wisata untuk wisatawan suatu tempat yang
Skor terendah dari indikator yaitu fasilitas dikunjungi dengan periode waktu yang
toilet karena hanya memilki 1 fasilitas toilet cukup signifikan selama masa perjalanan
dan tergolong rendah.Aksesibilitas dari jarak seseorang jika dibandingkan dengan tempat
kota mencakup jarak, keadaan jalan, dan lainnya yang dilalui selama perjalanan
jarak tempuh. antara kota banjarbaru (Pitana & I ketut surya diarta,
menuju wisata KHDTK km dari pusat kota 2009).Akomodasi8yang tersedia pada lokasi
dan dapat di tempuh selama kurang lebih 30 wisata cukup baik tetapi memiliki

630
Harahap, A. et al. 2019. Pemetaan Potensi Wisata … (04): 621-634

kekurangan dalam segi penataan lahan sehingga potensi objek wisata alam puncak
parkir yang di sebabkan kurang nya bukit besar adalah potensi sedang. Potensi
penataan lahan parkir secara teratur wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki
sehingga alat transportasi pengunjung oleh daerah tujuan wisata, dan merupakan
terlihat tidak tertata tidak beraturan. daya tarik agar orang-orang mau datang
Berdasarkan penilaian terhadap potensi berkunjung ke tempat tersebut (Yoeti 1996).
wisata alam di peroleh total skor yaitu 12,

Tabel 21. Penilaian Potensi Kawasan Wisata Air terjun


No. Indikator Kriteria Skor
Jarak Terhadap Pusat
1 20 – 60 km 2
Kota
2 Akomodasi Terdapat 1-4 akomodasi 1
3 Jumlah1Daya1Tarik Terdapat >31daya1tarik1wisata 3
4 Rumah Makan Terdapat11-21Rumah Makan/Restoran 2
5 Fasilitas Keamanan Terdapat terdapat Fasilitas Keamanan 1
6 Fasilitas toilet Terdapat 3-5 Fasilitas Toilet 2
Jumlah 11

Gambar 6. Objek wisata air terjun di KHDTK ULM

Penilain skor potensi kawasan wisata air wisatawan. Skor terendah di miliki
terjun jarak aksesibilitas terhadap pusat kota akomodasi dan fasilitas keamanan yang
memiliki skor 2, akomodasi memiliki skor 1, mendapatkan skor 1 dikarena penataan
daya tarik memiliki skor 3, rumah makan lokasi lahan parkir yang tidak tertata rapi di
memiliki skor 2, fasilitas keamanan memiliki dekat kawasan air terjun tersebut,
skor 1, fasilitas toilet memiliki skor 2, di lihat sedangkan pada fasilitas keamanan kurang
dari setiap skor di dalam indikator skor nya pengawasan wisatawan pada lokasi air
tertinggi di dapat dari daya tarik memiliki terjun. Setelah semua skor di jumlahkan
skor 3 karena objek wisata air terjun hasil yang di dapat 11.
memiliki daya tarik tersendiri oleh

Tabel 22. Penilaian Potensi Kawasan Wisata Kolam belanda


No. Indikator Kriteria Skor
Jarak Terhadap Pusat
1 20 – 60 km 2
Kota
2 Akomodasi Terdapat 1-4 akomodasi 2
3 Jumlah Daya Tarik Terdapat 1-3 daya tarik wisata 2
4 Rumah Makan Terdapat >2 Rumah Makan/Restoran 3
5 Fasilitas Keamanan Tidak terdapat Fasilitas Keamanan 1
6 Fasilitas toilet Terdapat 0-3Fasilitas Toilet 1
Jumlah 11

631
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 4 Edisi Agustus 2019

Gambar 7. Objek wisata kolam belanda di KHDTK ULM

Penilain skor aksesibilitas terhadap pusat belanda. hasil terendah yang didapat dari
kota memiliki skor 2, akomodasi memiliki indikator skor diperoleh dari fasilitas
skor 2, daya tarik wisata memiliki skor 2, keamanan dan fasilitas toilet karena
rumah makan memiliki skor 3, fasilitas mendapat skor masing – masing 1 kurang
keamanan memiliki skor 1, fasilitas toilet nya fasilitas keamanan menimbulkan kurang
memiliki skor 1. Dilihat dari setiap indikator nya pengawasan objek wsiata tersebut,
skor tertinggi yaitu rumah makan/restoran fasilitas toilet juga minim sehingga harus di
karena lebih dari 2 rumah makan, wisatawan tambah demi kenyamanan wisatawan. Hasil
yang sering berkunjung ke objek wsiata yang didapat dari penilain setiap skor
kolam belanda lebih sering bersantai di indikator berjumlah 11, sehingga termasuk
rumah makan sehabis berenang di kolam dalam potensi sedang.

Tabel 23. Penilaian Potensi Kawasan Wisata Outbond


No. Indikator Kriteria Skor
Jarak Terhadap Pusat
1 20 – 60 km 2
Kota
2 Akomodasi Terdapat 1-4 akomodasi 2
3 Jumlah Daya Tarik Terdapat 1-3 daya tarik wisata 2
4 Rumah Makan Terdapat >2 Rumah Makan/Restoran 3
5 Fasilitas Keamanan Tidak Terdapat Fasilitas Keamanan 1
6 Fasilitas toilet Terdapat 0-3 Fasilitas Toilet 1
Jumlah 11

Gambar 8. Objek wisata outbond di KHDTK ULM

Penilaian skor aksesibilitas terhadap fasilitas keamanan memiliki skor 1, fasilitas


pusat kota memiliki skor 2, akomodasi toilet memiliki skor 1. Di lihat dari setiap
memiliki skor 2, daya tarik wisata memiliki indikator skor tertinggi yaitu rumah
skor 2, rumah makan memiliki skor 3, makan/restoran karena lebih dari 2 rumah

632
Harahap, A. et al. 2019. Pemetaan Potensi Wisata … (04): 621-634

makan, wisatawan yang sering berkunjung Air terjun Hasil yang di dapat pada lokasi
ke objek wsiata outbond sering berbelanja wawancara menggunakan kuisioner
ke rumah makan karena dekat dengan didapatkan hasil pendapat wisatawan
wisata oubond di bandingkan lokasi wisata sebagai berikut akses jalan yang perlu
lain, seperti air terjun dan puncak bukit adanya perbaikan menuju objek wisata,
besar. hasil terendah yang di dapat dari lahan parkir yang tidak tertata rapi di
indikator skor di peroleh dari fasilitas kawasan objek wisata, fasiltas toilet yang
keamanan dan fasilitas toilet karena perlunya perbaikan, perlunya penambahan
mendapat skor masing – masing 1 kurang tempat sampah agar wisatawan yang
nya fasilitas keamanan menimbulkan kurang berkunjung tidak membuang sampah
nya pengawasan objek wsiata tersebut, sembarangan di objek wisata, air terjun juga
fasilitas toilet juga kurang terawat diminati wisatawan yang berkunjung karena
kerbersihannya sehingga harus di benahi dekat dengan akses jalan pada lahan parkir
demi kenyamanan wisatawan. Hasil yang di kebanyakan wisatawan yang berkunjung
dapat dari penilain setiap skor indikator selalu menyempatkan diri berkunjung ke air
berjumlah 11, sehingga termasuk dalam terjun karena panorama alam nya yang
potensi sedang. indah.Kolam belandaHasil yang di dapat
pada objek wisata alam di lokasi kolam
Pendapat responden
belanda di dapatkan hasil seperti perbaikan
Hasil wawancara dengan wisatawan akses jalan, kebersihan pada kolam belanda
yang berkunjung ke Puncak Bukit yang seperti perawatan dan pemeliharaan
terdapat di sekitar KHDTK ULM Kecamatan sehingga wisatawan yang menikmati objek
Karang Intan Kabupaten Banjar mengenai wisata merasakan kenyamanan saat
pendapat yang timbul setelah dilakukan berkunjung. , salah satu daya Tarik yang
analisis, Maka didapat rekapitulasi pendapat terdapat pada kolam belanda yaitu sebagian
wisatawan terhadap wisata alam KHDTK wisatawan bisa berenang di kolam tersebut
ULM di Kecamatan Karang Intan Kabupaten dengan air yang sangat jernih.
Banjar terhadap pemetaan potensi wisata
Wisata outbond Hasil yang di dapat pada
alam. Setelah dilakukan wawancara
lokasi wisata outbond sebagai berikut perlu
terhadap wisatawan yang berkunjung di
adanya aturan tegas apabila kedapatan
wisata alam KHDTK ULM di Kecamatan
membuang sampah sembarangan di objek
Karang Intan Kabupaten Banjar didapatkan
wisata alam, perawatan fasiltas sarana dan
hasil mengenai peningkatan sarana dan
prasarana di objek wsiata alam, wahana
prasarana perlunya perbaikan dalam akses
bermain yang kurang, tingkatkan keamana
jalan menuju tempat wisata, sarana dan
di objek wisata alam, akses jalan utama
prasarana berupa parkir, toilet, tempat
harus adanya perbaikan, kebersihan pada
sampah, perlunya perbaikan dan perawatan
objek wisata alam yang harus di perhatikan
penambahan demi kanyamanan wisatawan
pihak pengelola, dan retribusi yang di
yang berkunjung. Kemudian perlunya
anggap tidak sesuai dengan kenyamanan
pembaruan objek wisata dan informasi
pengunjung dan fasilitas yang ada. Wisata
mengenai objek wisata.
outbond sering didatangi oleh wisatawan
Keamanan yang perlu ditingkatkan yang berkunjung karena ingin merasakan
kembali agar wisatawan yang berkunjung permainan di alam bebas.
merasa aman dan nyaman saat berada di
Motivasi pengunjung di wisata alam KHDTK
objek wisata. Penerangan lampu jalan pada
ULM Berdasarkan pendapat responden
malam hari di objek wisata harus
motivasi untuk mengunjungi objek wisata
ditingkatkan lagi, akomodasi mengenai
alam di KHDTK ULM yang ada di objek
biaya parkir yang dirasa oleh pengunjung
wisata di karenakan objek wisata alam di
terlalu mahal, Puncak Bukit juga memiliki
KHDTK ULM mempunyai pemandangan
keindahan pemandangan alam yang sangat
wisata alam yang indah dan panorama alam
alami sehingga wisatawan yang berkunjung
nya yang khas. Sumber informasi yang
kebanyakan mengunjungi puncak bukit
diperoleh pengujung wisatawan didapatkan
besar karena di atas puncak wisatawan bisa
dari sebagian besar kawan dan berkunjung
merasakan pemandangan panorama alam
dengan rombongan. Responden yang
yang sangat asli, pada saat pagi hari terlihat
berkunjung pada wisata alam KHDTK ULM
kabut yang menyelimuti bukit – bukit yang
Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar
berada di sekitar Puncak Bukit.
sebagian besar sering mengunjungi objek

633
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 4 Edisi Agustus 2019

wisata alam lebih dari 4 kali dengan lama di Ekadinata A, Dewi S, Hadi D, Nugroho D,
lokasi selama 1 sampai 6 jam. dan Johana F. 2008. Sistem Informasi
Geografis Untuk Pengelolaan Benteng
Lahan Berbasis Sumber Daya Alam.
KESIMPULAN DAN SARAN Buku1: Sistem Informasi Geografis dan
Penginderaan Jauh Menggunakan
ILWIS Open Source. Bogor: World
Agroforestry Centre.
Kesimpulan I Ketut Surya Diarta,. 2009. Pengantar Ilmu
Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Objek daya tarik wisata di KHDTK ULM
tersebar pada ketinggian 85 – 471 mdpl, Pendit, S Nyoman, 1994. Ilmu Pariwisata
pada tutupan lahan ruang terbuka, pertanian Sebuang Pengantar Perdana, PT
dan hutan sekunder, Potensi objek daya Pradnya Paramita, Jakarta.
tarik wisata di KHDTK ULM antara lain : Schiffman & Kanuk, (2007), Perilaku
outbond, kebun dukuh, kolam belanda, Konsumen, di alih bahasakan oleh
benteng belanda, puncak bukit besar,air Zulkifli Kasip, Edisi Ketujuh, Penerbit
terjun dan penangkaran rusa PT. Indexs
sambar.Potensi kawasan wisata KHDTK
ULM yang memiliki daya Tarik paling tinggi Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian
yaitu puncak bukit besar. Kualitatitif. Bandung : ALFABETA.
Saragih, Bungaran. 1998. Agribisnis
Saran Paradigm Baru Pembangunan Ekonomi
Berbasis Pertanian. Bogor: Yayasan
Akses jalan pada objek wisata alam di Mulia Persada.
KHDTK ULM Kecamatan Karang Intan
Kabupaten Banjar sangat perlu adanya Tika, H Moh. Panbudu. 2005 Metode
perbaikan, kebersihan pada objek wisata Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi
alam sangat kurang, fasilitas seharusnya Aksara
adanya pemeliharaan, perbaikan, dan TIM KDHTK UNLAM. 2016. Proposal
penambahan berupa toilet, tempat sampah, KHDTK. Universitas Lambung
lampu penerangan jalan, perlu adanya Mangkurat. Banjarbaru
inovasi baru terhadap wisata alam atau
objek wisata alam untuk menarik lebih Yoeti, O.A. (1996). Pengantar Ilmu
banyak minat wisatawan yang berkunjung Pariwisata. Bandung. Angkasa
ke objek wisata. Yulian, 2015. Pemetaan Destinasi Wisata Di
Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten Melalui Sistem Informasi
DAFTAR1PUSTAKA Geografi. Universitas Pendidikan
Indonesia. Vol. 3, hlm. 5

Amdani S. 2008. Analisis Potensi Obyek


Wisata Alam Pantai di Kabupaten
Gunung Kidul. SkripsI: Fakultas
Geografi UMS.

634

You might also like