You are on page 1of 23

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
Iswanto1, Arlissha Sharon Pariama2, Aprillia Juana Demetouw3
123
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
472017417

ABSTRACT

Carbohydrates are one of the energy-forming material is formed of compound C (carbon), H


(hydrogen) and O (oxygen). Regarding carbohydrates is widely available in a variety of foods consumed,
especially on food that contains a lot of starch, starch and sugar. Can be explained that the food consumed
by the people of Indonesia shortage carbohydrates quite high, around 70% -80%, mainly in cereals (grains)
and tubers. There are also other food ingredients. Carbohydrates arrangement based cluster arrangement
of the sugar can be divided into monosaccharides, oligosaccharides and carbohydrate polisakarida.Tujuan
qualitative test lab is to identify the type of saccharides / sugar depending on the material. Practicum held
on December 21 at 15:00 to 17:00 pm at the Christian University of Satya Discourse Laboratory Salatiga.
The test used is iodine test, test benedict, seliwanoff's test, test and test molish barfoed. In the test iodine
samples positive reaction is outmeal, the test benedict positive samples are milk, oranges, bananas, glucose,
tomatoes, apples, on a test molish positive samples are orange and tomato, on a test molish all positive
samples, test on barfoed positive tomatoes, oranges, apples. The conclusion of this lab is the dark purple
solution of iodine test indicates a positive result against polysaccharides. On the positive test results
benedict solution forms a precipitate red brick and contains a reducing sugar. In seliwanoff's test is often
used to identify fructose laboratory. In molish test is a general test for all forms of carbohydrates, whether
bound or free, a monosaccharide, disaccharide, or polysaccharide. In barfoed test aims to distinguish
monosaccharide and disaccharide where samples reacted positively are oranges, tomatoes, apples and
bananas. 270 word

Keywords: Carbohydrates, iodine Test, Test Benedict, seliwanoff's test, Molish Test, Test Barfoed

ABSTRAK

Karbohidrat adalah salah satu bahan pembentuk energi terbentuk dari senyawa C (karbon), H
(hidrogen) dan O (oksigen). Mengenai karbohidrat banyak terdapat dalam berbagai bahan makanan yang
dikonsumsi, terutama pada bahan pangan yang banyak mengandung zat tepung, pati dan gula. Dapat
dijelaskan bahwa pada bahan pangan yang dikonsumsi rakyat indonesia kekurangan karbohidartnya cukup
tinggi, yaitu sekitar 70%-80%, terutama pada serealia (padi-padian) dan umbi-umbian. Selain itu terdapat
pula bahan-bahan pangan lainnya. Susunan karbohirdat yang berdasarkan gugus susunan gulanya dapat
dibedakan menjadi monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.Tujuan praktikum uji kualitatif
karbohidrat adalah untuk mengidentifikasi jenis sakarida/gula yang tergantung dalam bahan. Praktikum
dilaksanakan pada tanggal 21 pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga. Uji yang digunakan adalah uji iod, uji benedict, uji seliwanoff, uji molish dan uji barfoed. Pada
uji iod sampel yang bereaksi positif adalah outmeal, pada uji benedict sampel positif adalah susu, jeruk,

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

pisang, glukosa, tomat, apel, pada uji molish sampel positif adalah jeruk dan tomat, pada uji molish semua
sampel positif, pada uji barfoed yang positif adalah tomat, jeruk, apel. Kesimpulan dari praktikum ini adalah
pada uji iod larutan ungu pekat menandakan hasil positif terhadap polisakarida. Pada uji benedict hasil
positif larutan membentuk endapan merah bata dan mengandung gula pereduksi. Pada uji seliwanoff sering
digunakan untuk identifikasi fruktosa dilaboratorium. Pada uji molish merupakan uji umum untuk semua
bentuk karbohidrat, baik yang terikat ataupun yang bebas, monosakarida, disakarida, atau polisakarida.
Pada uji barfoed bertujuan membedakan monosakarida dan disakarida dimana sampel yang bereaksi positif
adalah jeruk, tomat, apel dan pisang. 249 word

Kata kunci : Karbohidrat, Uji iod, Uji Benedict, Uji Seliwanoff, Uji Molish, Uji Barfoed

PENDAHULUAN

Karbohidrat adalah salah satu bahan pembentuk energi terbentuk dari senyawa C (karbon), H
(hidrogen) dan O (oksigen). Mengenai karbohidrat banyak terdapat dalam berbagai bahan makanan yang
dikonsumsi, terutama pada bahan pangan yang banyak mengandung zat tepung, pati dan gula. Dapat
dijelaskan bahwa pada bahan pangan yang dikonsumsi rakyat indonesia kekurangan karbohidartnya cukup
tinggi, yaitu sekitar 70%-80%, terutama pada serealia (padi-padian) dan umbi-umbian. Selain itu terdapat
pula bahan-bahan pangan lainnya. Susunan karbohirdat yang berdasarkan gugus susunan gulanya dapat
dibedakan menjadi monosakarida, oligosakarida dan polisakarida (Kartasapoetra 2010).

Monosakarida (C6H12O6) karbohidat yang tersusun atas satu gugusan atau gula paling sederhama
terdiri dari molekul tunggal. Monosakarida terpecah lagi menjadi glukosa, galaktosa, fruktosa dimana
glukosa merupakan gula yang paling penting bagi metabolisme tubuh lebih dikenal sebagai gula fisiologis,
bentuknya ditemukan dalam berbagai buah-buahan, jagung, sejumlah akar-akar dan madu. Galaktosa
merupakan gula yang tidak ditemukan dalam buah-buahan, akar-akaran, jagung manis, madu atau tidak
ditemukan secara bebas dialam, tetapi merupakan hasil hidrolisa dari laktosa atau gula susu, yang melalui
proses metabolisme selanjutnya diubah menjadi gula yang menghasilkan energi. Fruktosa dikenal juga
sebagai levulosa atau zat gula yang paling manis jika dibandingkan dengan glukosa dan galaktosa
(Kartasapoetra 2010).

Oligosakarida terdiri dari disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida. Dengan demikian maka
kedalam kelompok oligosakarida termasuk gula yang mengandung 2 sampai 10 molekul gula sederhana.
Disakarida lainnya juga termasuk monosakarida bersifat larut dalam air, mudah dicerna dan rasanya manis.
Polisakarida yaitu karbohidrat yang tersusun atas banyak gugusan gula sederhana (monosakarida), ada yang
dapat dicerna (tepung/pati dan dekstrin) dan ada yang tidak dapat dicerna (selulosa,hemiselulosa,pektin),
tidak larut dalam air umumnya tidak berasa atau berasa pahit. Pati atau tepung merupakan karbohidrat yang
diperoleh dari sumber biji-bijian, akar-akaran, umbi-umbian, dan buah-buahan terutama yang belum
matang. Dekstirn merupakan bentuk karbohidrat yang diperoleh sebagau hasil anatara pencernaan pati
untuk dibentuk sebagai maltosa. Glikogen disimpan dalam hati dan jaringan hati, digunakan untuk

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

pemenuhan energi bagi jaringan tubuh pada saa-saat tubuh menjalani kerja keras atau latihan-latihan berat,
glukosa diperoleh sebagai ubahan glikogen dan selanjunya disirkulasikan ke berbagai tubuh (Kartasapoetra
2010).

Sellulosa adalah unsur dari polisakarida yang tidak dapat dicerna terhadap kerja enzim dan
berpengaruh pada massa besar/muatan besar makan. Pektin juga merupakan unsur polisakarida yang tidak
dapat dicerna, sebagai sumbernya yang utama adalah buah-buahan yang menjadikan kulit buahnya
memiliki kekebalan tertentu, fungsi pektin yaitu sebagai laksatif dan sebagai pengental, pengikat dan
pembentuk sel makanan.

Karbohidrat berfungsi menyediakan keperluan energi bagi tubuh (yang merupakan fungsi
utamanya), melaksanakan dan melangsungkan proses metabolisme lemak, melangsungkan aksi
penghemmatan terhadap protein, menyiapkan cadangan energi siap pakai sewaktu-waktu diperlukan, dalam
bentuk glikogen dan mengatur gerak perisstalik usus terutama usus besar (Kartasapoetra 2010). Tujuan
praktikum kali ini adalah untuk mengidentifikasi jenis sakarida atau gula yang terkandung dalam bahan.

METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari rabu tanggal 28 Februari 2018 pukul 15.00-17.00 WIB di
Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, hotplate, pipet volume,
pipet tetes, beker glass, erlenmeyer, pengaduk kaca, timbangan analitik, beberapa sampel minyak,
(minyak kelapa, minyak kedelai, minyak jagung, minyak matahari, minyak jaitun), margarine, kuning
telur, lemak sapi, potato chips, croissant, air suling, klorofom, NaOH, H2SO4, MgSO4, Petroleum eter
(PE).

Prosedur
Pada praktikum acara 5 yaitu uji lemak dilakukan 5 percobaan yaitu uji kelarutan, saponifikasi,
satursi, uji kolestrol dan ekstraksi lemak dari bahan makanan. Pada uji kelarutan langkah pertama
menyiapkan 4 tabung reaksi kosong dan diberi nama. Pada tabung ditambahkan 5 mL air dan tambahkan 2
mL sampel minyak yang disediakan, mencampurakan dengan hati-hati. Pada tabung selanjutnya melakukan
percobaan yang sama menambahkan 5 mL klorofom ke dalam tabung reaksi dan dimasukan 2 ml minyak
kedalam masing-masing tabung.
Pada percobaan saponifikasi langkah pertama adalah mengisi 5 mL masing-masing minyak pada
beaker glass 250 mL kemudian memasukan 15 ml NaOH didalam larutan. Pada beaker glass sebelum
dipanaskan beaker ditutup menggunakan penutup kaca dan dipanaskan diatas hotplate. Setelah itu
mengaduk beberapa kali selama diatas hotplate menggunakan pengaduk kaca. Pada larutan yang sudah

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

panas diambil sedikit dan dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi air 5 mL. Larutan dikocok dengan
hati-hati sampai memunculnya busa yang menunjukan adanya sabun pada larutan. Pada tabung reaksi yang
lain, menyediakan larutan sabun yang dipanaskan tadi dan larutkan dengan sedikit air, kemudian
menambahkan beberapa tetes MgSO4 dan kocok, mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada kedua
tabung reaksi tersebut.
Pada uji ketiga yaitu uji satursi menggunakan bahan PE, langkah pertama menambahkan 1 ml
masing-masing minyak kedalam tabung reaksi dan ditambahkan lagi dengan PE sebanyak 3 mL. Larutan
dikocok sehingga asam lemak larut dan jika larutan menghasilkan endapan hijau yang terbentuk pada dasar
tabung menunjukan adanya kandungan asam lemak jenuh dalam minyak. Larutan menghasilkan warna biru
pada permukaan larutan berarti larutan mengandung asam lemak tak jenuh.
Pada percobaan keempat yaitu uji kolestrol (Salkowski Test) langkah pertama menambahkan 2 mL
klorofom kedalam masing-masing tabung reaksi yang berisis 1 mL margarine, 1 ml lemak, 1 ml kuning
telur, 1 ml minyak zaitun. Pada larutan tersebut ditambahkan 2 mL H2SO4 kedalam masing-masing tabung
reaksi. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi dan apabila larutan menghasilkan warna kuning hingga
merah bata menandakan adanya kolestrol.
Pada uji kelima yaitu uji ekstraksi lemak dari bahan makanan langkah pertama adalah menimbang
10 gram croissant dan dihancurkan, kemudian dimasukan kedalam erlenmeyer 250 mL. Pada erlenmeyer
250 mL dimasukan PE kedalam erlenmeyer yang berisi croissant kemudian diaduk selama beberapa menit
sehingga semua lemak dapat terangkat semua ke PE. Pada saat menunggu larutan menimbang beaker 100
mL yang bersih dan kering seakurat mungkin dan memastikan timbangan analitik pada angka nol dan
mencatat berat beaker. Menuangkan secara hati-hati larutan PE kedalam beaker yang sudah ditimbang,
kemudian letakkan beaker diatas hotplate untuk menguatkan PE. Pada saat sudah yakin semua PE telah
menguap tidak mengeluarkan bau-bau turunkan beaker dari hotplate kemudian dinginkan. Proses
pendinginan menggunakan air yang ditaruh diloyang, memastikan air tidak masuk kedalam beaker. Setelah
beaker dingin pastikan bahwa tidak air yang menempel didinding beaker sebelah luar kemudian timbang
lagi beaker tersebut. Htiung berat lemak yang diekstrak dari croissasnt (B1-B0) kemudian bandingkan
dengan presentase berat lemak yang dicantumkan pada kemasan potato chips.
Presentase lemak dalam makanan dihitung dengan menggunakan rumus :
Total lemak (%) = Berat lipid dengan beaker (g) – Berat beaker kosong (g)
Berat sampel makanan (g) x 100
Hasil

1. Tes Iod

No. Sampel Hasil Keterangan Gambar

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

1. Susu (-) Teteap warna susu


tidak mengalami
perubahan warna

2. Jeruk (-) Larutan berubah


menjadi coklat dan
memiliki endapan
kuning.

3. Pisang (-) Abu-abu keruh

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

4. Glukosa (-) Kuning bening

5. Tomat (-) Larutan berwarna


kuning keruh dan
memiliki endapan

6. Outmeal (+) Larutan berwarna


ungu dan memiliki
endapan

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

7. Jus Apel (-) Larutan berwarna


coklat keruh dan
memiliki endapan

8. Pati (-) Larutan berwarna


kuning bening

2.Tes Benedict

No. Sampel Hasil Keterangan Gambar


1. Susu (+2) Larutan bagian atas
berwana kuning
bagian bawah
berwana hijau

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

2. Jeruk (+4) Larutan berwana


orange ada endapan

3. Pisang (+2) Larutan berwarna


hijau kekuningan
dan memiliki
endapan

4. Glukosa (-) Larutan berwarna


biru bening

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

5. Tomat (+2) Larutan berwana


Kuning kehijauan
dan memiliki
endapan

6. Outmeal (-) Laruan berwarna


biru dan ada endapan

7. Jus Apel (+6) Larutan berwana


merah bata keruh

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

8. Pati (-) Larutan berwarna


biru bening

3.Tes Selliwanof

No. Sampel Hasil Keterangan Gambar

1. Susu (-) Memiliki endapan


berwana putih bening

2. Jeruk (+) Larutan atas


berwarna kuning dan
larutan bagian bawah
orange

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

3. Pisang (+) Larutan berwarna


merah bata dan
memiliki endapan
berarti positif

4. Glukosa (+) Larutan berwarna


kuning keruh

5. Tomat (+) Larutan berwarna


merah keruh dan ada
endapan

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

6. Outmeal (-) Larutan berwarna


kuning dan ada
endapan

7. Jus Apel (-) Larutan berwana


kuning memiliki
endapan berwaran
merah

8. Pati (-) Larutan berwarna


putih keruh dan
memiliki endapan

4. Tes Molish

No. Sampel Hasil Keterangan Gambar

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

1. Susu (+) Larutan bagian atas


berwarna putih dan
memiliki cincin
berwarna violet dan
larutan bagian bawah
berwarna bening

2. Jeruk (+) Larutan atas


berwarna orange
kuning dan memiliki
cincin violet dan
bagian bawah larutan
berwarna bening

3. Pisang (+) Larutan bagian atas


berwarna kuning dan
bawah berwarna
hitam dan memiliki
cincin berwarna ungu
dan memiliki
endapan

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

4. Glukosa (+) Larutan berwarna


bening terdapat batas
cincin berwarna ungu

5. Tomat (+) Larutan berwarna


ungu pekat dan
memiliki cincin
violet, memiliki
endapan

6. Outmeal (+) Larutan berwarna


ungu, memiliki cincin
dan memiliki
endapan

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

7. Jus Apel (+) Larutan berwarna


kuning keruh, bagian
tengah coklat dan
bagian bawah bening

8. Pati (+) Larutan berwarna


putih, bagian tengah
berwarna hijau dan
memiliki cincin violet

Tes Barfoed

No. Sampel Hasil Keterangan Gambar


1. Susu (-) Larutan berwarna
biru dan memiliki
endapan

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

2. Jeruk (+) Larutan berwarna


hijau dan memiliki
endapan

3. Pisang Larutan berwarna


hijau dan dibagian
atas ada endapan
warna coklat

4. Glukosa Larutan berwarna


biru bening

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

5. Tomat (+) Larutan berwarna


hijau tua dan
memiliki endapan

6. Outmeal (-) Larutan hijau keruh


dan memiliki
endapan

7. Jus Apel (+) Larutan berwarna


merah dan memiliki
endapan

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

8. Pati (-) Larutan berwarna


biru dan memiliki
endapan

PEMBAHASAN

Pada praktikum identifikasi karbohidrat tes yang dilakukan adalah tes iod, tes benedict, tes
selliwanof, tes molisch dan tes barfoed. Pada uji iod ada hasil susu negative tetap berwarna susu, jeruk
negative larutan berwarna coklat memiliki endapan yang positif dan ada hasil yang negative hal ini
dikarenakan sampel yang digunakan mengandung karbohidrat yang berbeda dan pengaruh dari reagen yang
digunakan, pisang hasilnya negative memiliki perubahan warna abu-abu keruh, Glukosa hasilnya negative
warna kuning bening, tomat hasilnya negative memiliki warna kuning keruh ada endapan, outmeal hasilnya
positive karena perubahan warna nya menjadi ungu pekat dan memiliki endapan, apel hasilnya negative
dan warna nya coklat keruh dan memiliki endapan dan pati kuning bening. Pada percobaan tes benedict
pada sampel susu setelah ditambah reagen benedict hasilnya ++ keterangan warna larutan bagian atas
kuning dan bagian bawah berwarna hijau. Pada sampel jeruk setelah ditambahkan reagen benedict hasilnya
adalah ++++ keterangannya larutan berwarna orange dan memiliki endapan, pada pisang hasilnya ++
larutan berwarna hijau kekuningan, pada glukosa setelah ditambahkan reagen benedict hasilnya ++++++
larutan mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Jus tomat setelah ditambahkan reagen benedict
hasilnya adalah ++ dimana warna larutan menjadi hijau kekuningan dan memiliki endapan. Sampel outmeal
hasilnya – dan mengalami perubahan warna biru ada endapan, pada jus apel setelah dicampurkan reagen
benedict hasilnya ++++++ larutan berubahn menjadi warna merah bata keruh dan yang terakhir sampel pati
hasilnya – larutan berubah menjadi warna biru bening lebih banyak hasil positif pada percobaan ini hal ini
dikarenakan reagen benedict memiliki reaksi sangat baik pada karbohidrat. Tes selliwanof ada hasil positif
dan negative dimana pada percobaan ini hanya tomat dan jeruk yang bersifat positif hal ini dipengaruhi
juga oleh faktor sampel dan reagen yang digunakan. Pada test molish ada yang memiliki hasil positif dan
negative tetapi cuma susu yang hasilnya negative. Pada uji selliwanof percobaan identifikasi protein
hasilnya adalah susu setelah dicampurkan reagen selliwanof hasilnya negative dan warna yang dihasilkan
putih bening dan ada endapan. Pada sampel jeruk setelah ditambahkan reagen larutan berubah menjadi
warna kuning dan bagian bawahnya menjadi warna orange hasilnya (+). Sampel pisang setelah
ditambahkan reagen berubah menjadi merah bata hasilnya (-). Pada glukosa setelah ditambahkan reagen

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

mengalami perubahan warna kuning bening hasilnya (-), pada jus tomat setelah ditambahkan reagen warna
yang dihasilkan adalah merah keruh memiliki endapan. Pada sampel outmeal setelah ditambahkan larutan
kuning ada endapan dan hasilnya (-), pada apel setelah ditambahkan reagen selliwanof larutan menjadi
warna kuning memiliki endapan merah dan hasilnya negative dan pada sampel pati setelah ditambahkan
reagen larutan berubah menjadi putih keruh dan memiliki endapan hasilnya (-). Pada test molish larutan
ada hasil yang positif dan negative, Pada susu setelah ditambahkan reagen molish larutan menjadi berwarna
putih dan adanya cincin berwarna ungu kemerah-merahan violet hasilnya positif, pada sampel jeruk setelah
dicampurkan dengan reagen larutan menjadi warna kuning memiliki pembatas cincin violet, pada pisang
setelah ditambahkan reagen larutan menjadi berwarna hitam dibagian bawah tetapi memiliki cincin violet
hasilnya positif, glukosa setelah dicampurkan menghasilkan larutan berwarna hijau dan bening dan ada
pembatas cincin vioelet dibagian tengah yang berarti positif, pada jus tomat setelah ditambahkan larutan
menjadi ungu peka memiliki cincin pembatas dan memiliki endapan, outmeal ditambahkan reagen menjadi
ungu ada cincin dan endapan, pada jus apel setelah ditambahkan reagen larutan menjadi warna kuning
keruh, coklat dan jernih dan pada sampel pati setelah ditambahkan reagen hasilnya larutan menjadi warna
putih dan memiliki cincin dibagian tengah, ada nya warna hijau bening. Pada percobaan terakhir tes barfoed
hasilnya pada susu setelah ditambahkan reagen larutan menjadi biru ada endapan hasilnya negative, pada
jeruk saat ditambahkan larutan menjadi hijau ada endapan, pisang ditambahkan reagen larutan berubah
menjadi warna hijau hasilnya positif, glukosa ditambahkan reagen larutan menjadi warna biru dan hasilnya
negative, tomat ditambahkan reagen hasilnya larutan menjadi hijau tua, ada endapan berarti larutan positif,
pada outmeal larutan menjadi hijau keruh dan ada endapan yang berarti larutan negative, pada apel setelah
ditambahkan reagen larutan menjadi warna merah ada endapan putih yang berarti apel dan pada pati setelah
dicampurkan dengan reagen barfoed larutan berubah menjadi warna biru muda memiliki endapan. Pada
percobaan ini mengapa ada hasil positif dan negative yang pertama karena karbohidrat dibagi dalam empat
kelas besar yaitu gula yang terdiri dari glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa dan maltose. Gula poliols atau
gula alkohol contohnya sorbitol dan mannitol. Oligosakarida contohnya galaktoolisakarida dan
fruktoolisakarida dan polisakarida contohnya starch dan nonstrarch polisakarida. Hasil positif dikarenakan
adanya reaksi positif antara karbohidrat dan reagen yang digunakan misalnya pada outmel yang hasilnya
positif karena berubah menjadi warna ungu pekat. Hasil yang negative dikarenakan sampel tidak cocok
dengan reagen dan tidak memiliki reaksi positif dan mengalami perubahan warna yang berbeda. Pada
pustaka mengapa ada hasil yang tidak positif dikarenkan sampel tidak mengandung karbohidrat tertentu
pada percobaan. Menurut Isnawati (2010) adanya hasil yang positif dan tidak positif karena karbohidrat
memiliki sifat disakarida, monosakarida dan polisakarida dimana setiap reagen berfungsi mengetahui jenis
karbohidrat pada suatu larutan. Kesimpulan dari praktikum ini adalah tujuan praktikum uji kualitatif
karbohidrat untuk mengidentifikasi jenis sakarida/gula yang terkandung dalam bahan. Pada uji iod larutan
ungu pekat menandakan hasil positif terhadap polisakarida tetapi tidak untuk monosakarida, hasil yang
positif adalah sampel outmel. Pada uji benedict hasil positif larutan membentuk endapan merah bata dan
mengandung gula pereduksi dimana sampel yang bereaksi negative hanya outmeal dan pati. Pada uji
seliwanoff sering digunakan untuk identifikasi fruktosa dilaboratorium, fruktosa sebagai senyawa gula
banyak terdapat pada buah-buahan dan hasil positif adalah sampel jeruk dan tomat. Pada uji molish

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

merupakan uji umum untuk semua bentuk karbohidrat, baik yang terikat ataupun yang bebas,
monosakarida, disakarida, atau polisakarida hasilnya semua sampel positif. Pada uji barfoed bertujuan
membedakan monosakarida dan disakarida dimana sampel yang bereaksi positif adalah jeruk, tomat, apel
dan pisang.

Uji iod merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan
dalam pengujian mengandung iodium dan pati yang dapat membentuk ikatan kompleks berwarna biru.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap beberapa bahan uji terlihat semua reaksi perubahan
pada uji iod kebanyakan hasilnya negative dimana . Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana prinsip dari
uji iodium dapat membentuk ikatan kompleks yang berwarna biru, kemungkinan hal ini terjadi karena
kondisi larutan yang tidak memungkinkan atau dikarenkan praktikan yang kurang teliti dalam melakukan
percobaan ini. Pada uji iod hasil yang positif hanya sampel outmeal yang mengalami perubahan warna
menjadi ungu pekat dan memiliki endapan. Uji iod merupakan uji untuk polisakarida yang terdapat pada
sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (kurang lebih
20 %) memilki struktur linier dan dengan iodium memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang
tidak larut disebut amilopektin (kurang lebih 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan
iodium fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan
terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat dengan iodium dan
menghasilkan warna biru samapi tidak berwarna. Dari hasil uji hidrolisis menggunakan pereaksi iodium
hasil positif dihasilkan pada amilum yang dihidrolisis dengan air dan asam (HCl). Dengan ditunjukannya
perubahan warna dari bening menjadi biru menunjukkan bahwa amilum dapat terhidrolisis oleh air dan
asam menjadi amilosa dan amilopektin. Mungkin juga dengan bantuan panas, amilum bisa terhidrolisis
menjadi monosakarida-monosakarida. Tetapi praktikum tidak sampai mengidentifikasi karbohidrat hasil
hidrolisis dari amilum. Suatu polisakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya kompleks adsorpsi yang
spesifik pada setiap jenis polisakarida ini. Di mana amilum dengan iodium menghasilkan larutan berwarna
biru pekat yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji
monosakarida dan disakarida tidak.

Pada uji identifikasi protein juga menggunakan uji benedict dimana aldose dan ketosa mempunyai
gugus pereduksi yaitu gugusan aldehid dan keton sebagai gugus aktif. Disakarida juga mengandung gugus
yang sama sehingga dapat mereduksi reagen benedict yang mengandung ion Cu jika gugus adehid dan
keton yang terdapat pada karbohidrat dalam keadaan bebas. Pada sukrosa ikatan glikosida berada diantara
Cl glukosa dan C2 fruktosa. Disini gugus pereduksi saling terikat maka sukrosa kehilangan daya reduksinya
terhadap reagen benedict dan juga reagen-reagen lainnya yang sejenis seperti fehling. Fungsi reagen
benedict pada setiap uji adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula
yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida.
Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan
monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa
hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa.

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah
bata. Untuk menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka
ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak
dapat mereduksi larutan Benedict. Pada uji hanya dua sampel yang hasilnya negative yaitu sampel outmel
dan sampel pati dimana perubahan warna yang dihasilkan menunjukan negative, dan sampel yang paling
positif adalah apel yang mengalami perubahan warna menjadi merah bata keruh dan jeruk mengalami
perubahan warna orange ada endapan. Uji Benedict dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi.
Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang
ada. Menurut Isnawati (2010) dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya
endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang
terbentuk berwarna merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung
oleh tiap-tiap larutan uji. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion
Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang berlangsung
dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi benedict ini dikarenakan adanya
senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata dan warna
larutan setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa tidak mengandung gula
pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang negative. Pada percobaan
benedict yang hasilnya negative adalah outmeal yang memiliki perubahan warna biru ada endapan dan pada
sampel pati yang memiliki warna biru bening. Larutan ini terbukti dengan tes benedict larutan tidak
mengandung gula pereduksi. Pada uji benedict sampel yang bereaksi positif adalah susu, jeruk, pisang,
glukosa tomat dan apel.

Uji seliwanoff sering digunakan untuk identifikasi fruktosa dilaboratorium. Fruktosa sebagai
senyawa gula banyak terdapat pada buah-buahan, dan juga terdapat sebagai disakarida dalam gula tebu
bersamaan dengan glukosa. Jadi fruktosa adalah sebagai monoketoheksosa yang mengandung gugusan
keton. Sebagian besar fruktosa diet, oleh tubuh (hepar) diubah menjadi glukosa. Fruktosa mempunyai
indeks manis relative 173,3, lebih tinggi dari sukrosa 100, glukosa 74,3, laktosa 16, galaktosa 32. Prinsipnya
berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural oleh asam hidroklorida
panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna
merah, reaksi ini spesifik untuk ketosa. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan
memberikan reaksi positif dengan uji seliwanoff yang akan memberikan warna jingga pada larutan. Uji
seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkan dengan
pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna
merah orange. Pada uji ini sukrosa dan fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni
warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis
monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan
hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

larutan yang berwarna merah orange. Pada uji selliwanof sampel yang bereaksi positif adalah sampel jeruk
dan tomat (Isnawati 2010).

Uji Molish merupakan uji umum untuk semua bentuk karbohidrat, baik yang terikat ataupun yang
bebas, monosakarida, disakarida, atau polisakarida. Dasar reaksi adalah terbentuknya warna violet antara
fultural dan a-naftol. Fultural merupakan hasil dehidrasi (penarikan molekul H2O) karbohidrat. Fungsi
menggunakan reagen molish adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk
berbagai senyawa yang dapat di dehidrasi menjadi furfural atau substitusi furfural oleh asam sulfat pekat.
Senyawa furfural akan membentuk kompleks dengan α-naftol yang dikandung pereaksi Molisch dengan
memberikan warna ungu pada larutan. Pada uji molish jika larutan tidak digoyangkan akan tampak cincin
violet pada bidang batas kedua cairan. Asam sulfat berada pada lapisan bawah karena BD asam sulfat lebih
besar dari larutan sampel yang digunakan. Pada uji molish semua sampel memiliki cincin violet yang berarti
hasilnya positif. Pada uji molish sampel yang bereaksi positif dengan reagen molish adalah semua sampel
yang digunakan yaitu susu, jeruk, pisang, glukosan, tomat, outmeal, apel, pati karena semua larutan
memiliki cincin berwarna violet sebagai pembatas dibagian tengah cairan.

Uji barfoed adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol
kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed
mengandung senyawa tembaga asetat. Uji barfoed merupakan pengujian yang reaksi terdiri atas larutan
kuoriasetat dan asam asetat dalam air yang berguna dalam membedakan antara monosakarida dan
disakarida. Pada pengamatan yang dilakukan bahan uji berupa sukrosa dan maltosa menunjukkan reaksi
positif yang pada saat belum ditetesi reagen uji berwarna bening dan setelah ditetesi reagen uji
menunjukkan perubahan warna keduanya menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang telah
dilakukan sudah sesuai dengan teori. Disakarida yang memiliki konsentrasi rendah tidak menunjukkan
reaksi positif berbeda dengan monosakarida yang dapat dengan cepat mereduksi. Hal ini terjadi dikarenakan
asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direduksi sehingga menghasilkan warna yang
menunjukkan adanya monosakarida serta ikatan peptida saling berikatan satu sama lain sehingga
menunjukkan reaksi positif . Sedangkan bahan uji lainnya itu reaksinya negatif karena asam asetat dengan
asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan tidak direduksi sehingga menghasilkan warna yang tidak sesuai
dengan prinsip uji barfoed ini. Warna yang dihasilkan amilum, agar-agar, glukosa, dan fruktosa adalah
hijau maka dari itu reaksinya negative. Dua dasar teknik modifikasi dari uji barfoed yaitu berdasarkan
modifikasi hinkel-sherman modification. Pada percobaan barfoed sampel yang bereaksi positif dengan
reagen adalah jeruk, pisang, tomat dan apel.

Pada praktikum identifikasi menggunakan 5 percobaan. Percobaan yang membedakan


monosakarida dan disakarida adalah percobaan menggunakan reagen barfoed. Membedakan monosakarida
dan disakarida dengan uji barfoed memiliki dua macam teknik modifikasi dari uji barfoed yaitu berdasarkan
modifikasi hinkel-sherman dan modifikasi Tauber-Klainer. Pada uji barfoed (Hinkel-Sherman
modification) adalah gula pereduksi tidak bisa mereduksi CuSO4 dalam suasana asam dan juga disakarida

[Type here]
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

reducing sugar. Akan tetapi, CuSO4 dalam asam asetat encer dapat direduksi oleh disakarida dan
monosakarida dalam waktu yang berbeda. Reduksi monosakarida relative lebih cepat dan dapat digunakan
untuk membedakan disakarida dan monosakarida dilaboratorium. Contoh prosedur yaitu masukan 1 ml
reagen barfoed dan bahan yang akan diperiksa kedalam tabung reaksi kemudian panaskan dalam air
mendidih selama 3 menit dan kemudian dinginkan. Setelah itu masukan 1 ml fosfomilibdat, kocok dan
amati larutan dan pada larutan diamati reduksi mana yang paling cepat itulah monosakarida. Pada uji
barfoed (Tauber-Kleiner modification) prinsip nya disini adalah digunakan pewarna fosfomolibdat untuk
mendeteksi Cu2O yang terbentuk dari hasil reduksi CuSO oleh gula. Cu2O dengan fosfomolibdat akan
terbentuk warna biru tua. Prosedurnya, siapkan tiga tabung reaksi dan isi tiap-tiap tabung dengan 1 ml
larutan barfoed. Tambahkan 2 tetes air pada tabung pertama, 2 tete glukosa 1% pada tabung kedua, 2 tetes
laktosa 1% pada tabung ketiga, lalu panaskan dalam penangas selama 3 menit dan dinginkan selama 2
menit. Tambahkan 1 ml pewarna molibdat pada tiap-tiap tabung. Intensitas warna biru sebanding dengan
jumlah Cu2O yang terbentuk dari reduksi CuSO4 oleh glukosa dan laktosa pada tabung kedua dan ketiga.
Pada percobaan ini untuk mengetahui mana monosakarida dan disakarida dengan membandingkan 3 tabung
tersebut, mana gula yang lebih kuat daya reduksi nya terhadap reagen barfoed itu monodisakarida.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah tujuan praktikum uji kualitatif karbohidrat untuk
mengidentifikasi jenis sakarida/gula yang terkandung dalam bahan. Pada uji iod larutan ungu pekat
menandakan hasil positif terhadap polisakarida tetapi tidak untuk monosakarida, hasil yang positif adalah
sampel outmel. Pada uji benedict hasil positif larutan membentuk endapan merah bata dan mengandung
gula pereduksi dimana sampel yang bereaksi negative hanya outmeal dan pati. Pada uji seliwanoff sering
digunakan untuk identifikasi fruktosa dilaboratorium, fruktosa sebagai senyawa gula banyak terdapat pada
buah-buahan dan hasil positif adalah sampel jeruk dan tomat. Pada uji molish merupakan uji umum untuk
semua bentuk karbohidrat, baik yang terikat ataupun yang bebas, monosakarida, disakarida, atau
polisakarida hasilnya semua sampel positif. Pada uji barfoed bertujuan membedakan monosakarida dan
disakarida dimana sampel yang bereaksi positif adalah jeruk, tomat, apel dan pisang.

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, G. 2010. Ilmu Gizi, Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas kerja. G. Kartasapoetra, H
Marsetyo. Jakarta: Rineka Cipta.

Isnawati. (2010). Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya. Laboratorium Kimia. Kristanggao.

[Type here]

You might also like