Professional Documents
Culture Documents
Abstract: One of the new phenomena that is influenced by the development of the age
and technology that has been more advanced is the process of giving birth by Caesarean
section. Caesarean section clearly has a positive effect (benefit) and negative effects
(mafsadat). In relation to this, what if examined from the standpoint of Islamic law,
especially the view of the maslahat Ramadan al-Buti, which he is one of the clerical figure
who cares about new issues and who give criteria or limits on a maslahat (dawabit)).
Temporary findings in the medical review Cesareans clearly have a positive effect and
negative effects, as well as maternal mothers perform caesarean section with a variety of
motives and purposes, some are forced, there is to maintain the beauty of the body and
there is also a limit to the descent. Through dawabit al-maslahah al-Buti will be studied
the law of caesarean section by looking at how the restriction of maslahah contained in
the caesarean section in the medical world through consideration of the positive effects
and negative effects of caesarean section and the purpose of doing the cesarean section.
Keywords: al-maslahah, cesarean section.
Abstrak: Salah satu fenomena baru yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan
teknologi yang sudah semakin maju adalah proses melahirkan dengan bedah Caesar.
Bedah Caesar jelas memiliki epek positif (manfaat) dan efek negatif (mafsadat).
Sehubungan dengan ini, lantas bagaimana apabila dikaji dari sudut pandang hukum
Islam terutama pandangan maslahatnya Ramadan al-Buti, yang mana beliau adalah
salah satu sosok ulama yang peduli terhadap persoalan-persoalan baru dan yang
memberi kriteria atau batasan terhadap sebuah kemaslahatan (dawabit}). Temuan
sementara dalam tinjauan medis Bedah caesar jelas memiliki efek positif dan efek
negatif, demikian juga ibu ibu melahirkan melakukan bedah caesar dengan berbagai
motif dan tujuan, ada yang terpaksa, ada yang demi mempertahankan kecantikan tubuh
dan ada juga yang demi membatasi keturunan. Melalui dawabit al-maslahah al-Buti akan
dikaji hukum bedah caesar dengan melihat bagaimana pembatasan dari maslahah yang
dikandung dalam bedah caesar dalam dunia medis melalui pertimbangan efek positif dan
efek negatif dari bedah caesar serta tujuan dilakukanya bedah caesar itu sendiri
Kata kunci: al-Maslahah, Operasi Cesar.
140
Yono & Kholil Nawawi
Pendahuluan
Secara umum Islam merupakan agama yang ajarannya diturunkan
semata-mata untuk menata hubungan manusia dengan Tuhan, manusia
dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya2. Sumber dari ajaran
Islam sendiri adalah al-Qur’an yang merupakan wahyu yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. secara berangsur-angsur sebagai respons
untuk menyelesaikan persoalan yang berkembang pada masyarakat itu.
Namun persoalan tersebut tidak semuanya dapat diselesaikan oleh Nabi
dengan jalan wahyu. Oleh karena itu, terkadang Nabi menyelesaikan dengan
pemikiran dan pendapat beliau dan terkadang melalui musyawarah dengan
para sahabat.3 Hal ini kemudian dikenal dengan Sunnah Rasul.
Pada umumnya al-Qur’an hanya memuat prinsip-prinsip dasar dan
tidak menjelaskan segala sesuatu secara rinci terkecuali masalah-masalah
tertentu saja seperti pembagian waris. Perinciannya, khusus dalam masalah
ibadah dilakukan oleh Hadits, sedangkan dalam persoalan mu'amalah
kemasyarakatan, agar dapat diaktualisasikan sesuai dengan perkembangan
masyarakat yang penuh dinamika, Nabi SAW. hanya menyampaikan prinsip-
prinsip dasar saja dan menyerahkan penerapannya kepada umatnya. Nabi
bersabda sebagaimana termuat dalam Musnad Ibnu Hanbal Jilid III, hal. 152
yang terjemahannya : kalian lebih mengetahui tentang urusan duniamu.
Kemudian masyarakat dewasa ini terus berkembang dan semakin kompleks,
maka sangat diperlukan kepastian hukum yang memecahnya berorientasi
pada kemaslahatan umat manusia. Bukankah pada hakikatnya maqasid
(tujuan) al-shari'at diciptakan untuk kemaslahatan manusia.
Menurut Al-Shatibi dalam kitabnya al-Muwafaqat fi Usul al-Shari’ah
mengemukakan pendapatnya bahwa tujuan pokok disyariatkannya hukum
Islam adalah untuk kemaslahatan manusia baik di dunia dan di akhirat.4
Demikian juga dikatakan Muhamad Said Ramadan al-Buti bahwa semua
hukum Allah ditujukan untuk kemaslahatan hambanya di dunia dan akhirat.5
Selanjutnya as-Shatibi membagi al-maslahah ke dalam tiga tingkatan: pertama,
Ibid., 150.
7
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 142
Yono & Kholil Nawawi
10Ibid., 110.
11Suririnah, Buku Pintar Merawa Bayi 0-12 Bulan, (Jakarta: Gramedia Pusaka
Utama, 2009), 133.
12Connie Marsalhall, Awal Mnjadi Ibu, ( Jakarta: Gramedia Pusaka Utama,
2009), 135.
13Chrissie Gallagher Mundy, Pemulihan Pasca Operasi Caesar, (Jakarta:
Erlangga, 2004), 11.
Secara teori medis kelahiran bedah Caesar memiliki efek positif dan
juga negatif bagi ibu. Beberapa efek positif bagi ibu di antaranya: menghindari
rasa sakit yang dialami oleh ibu jika melahirkan secara normal, bisa memilih
tanggal kelahiran, menyelamatkan nyawa bayi dan ibu jika kondisi salah
satunya bermasalah, seperti bayi mengalami kekurangan pasokan oksigen
dan makanan dari plasenta. Risiko yang mungkin dialami bayi lahir Caesar
adalah lahir prematur, mengalami sindrom gangguan pernafasan, mengalami
cedera saat dilakukan pembedahan. Sedangkan efek negatif atau risiko bagi
ibu yang mungkin terjadi karena melahirkan dengan operasi Caesar adalah
komplikasi anestesi (pembiusan), infeksi pada organ sekitar rahim atau tulang
pinggul, kehilangan lebih banyak darah dibandingkan melahirkan secara
normal.14
Realitanya di masyarakat ternyata terdapat banyak alasan yang di
munculkan, antara lain seperti yang di ungkapkan ibu Rita berusia 35 tahun
beliau lebih menyukai melahirkan dengan cara Caesar dengan alasan untuk
mengurangi rasa sakit dibanding melahirkan normal. Dari pengalamannya
melahirkan dua kali, ibu Rita tidak merasakan sakit nyeri hebat akibat
persalinan dibandingkan dengan proses kelahiran normal yang bisa mencapai
5 sampai 10 jam.15 Selanjutnya untuk menjaga keutuhan vagina agar tetap
rapat, menjaga kelangsingan tubuh agar tetap bisa tampil percaya diri, supaya
tidak di karunia anak lagi. Artinya tidak sedikit dari ibu-ibu yang memilih
Caesar untuk menjaga kecantikan atau penampilan, di perintah suami, dan
lain-lain.
Fenomena bedah Caesar sebagai pilihan utama bukan karena darurat
atau terpaksa, seperti yang terjadi di RS ibu dan anak Hermina Bogor, jelas
memiliki epek positif (manfaat) dan epek negatif (mafsadat). Sehubungan
dengan ini, lantas bagaimana apabila dikaji dari sudut pandang hukum Islam
terutama pandangan maslahatnya Ramadanal-Butiyang memberi kriteria atau
batasan terhadap sebuah kemaslahatan (dawabit}). Permasalahan ini,
merupakan hal baru dalam konteks fikih Islam sehubungan tidak
ditemukannya dalam kajian ulama fiqih terdahulu. Hal ini, mendorong
penulis untuk mengkaji dan menganalisis dengan sudut pandang dawabit} al-
maslahah Ramadanal-Buti dengan menggunakan pendekatan induktif. Tentu
2011), 17
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 144
Yono & Kholil Nawawi
studi ini menarik dan memiliki urgensitas guna ditemukannya sebuah hukum
yang bisa dijadikan pegangan.
Pengertian maslahah
Dalam kamus al-Munjid, al-maslahah mempunyai pengertian sesuatu
yang membangkitkan kebaikan, perbuatan-perbuatan yang diperjuangkan
manusia yang menghasilkan kebaikan bagi dirinya dan masyarakat.16 Al-
maslahah secara bahasa merupakan turunan dari kata as-solah artinya
kebaikan, manfaat atau guna, kata maslahah adalah bentuk mufrad wazan al-
mafalah yang bentuk jamanya al-masalih yang mempunyai pengertian sesuatu
yang banyak kebaikan dan manfaatnya. Lawan kata al-maslahahadalah al-
mafsadat yakni sesuatu yang banyak buruknya.17
Menurut al-Buti maslahah adalah manfaat yang dikehendaki shari
untuk hamba-hambanya meliputi menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan
harta mereka, dan dituntut adanya tertib diantara kesemuanya.18 Lebih lanjut
al-Buti menjelaskan bahwa al-al-maslahahdapat menjadi landasan dan tolak
ukur dalam menetapkan hukum-hukum, tetapi tidak independen
sebagaimana al-Quran, al-hadith, ijma dan qiyas. Al-maslahah merupakan
generalisasi makna yang disimpulkan dari sekumpulan al-ahkam al-juzi’yah
yang bersumber dari dalil-dalil shara’.19 Semua hukum Allah mengandung
kemaslahatan bagi manusia dunia dan akhirat.20
Jenis-jenis maslahah
Jenis-jenis al-maslahahbisa ditinjau dari beberapa segi sebagai berikut :
1. Ditinjau dari tingkat kekuatan maslahah.
Al-Shatibi (w. 790 H/1338 M) menjelaskan, seluruh ulama sepakat
menyimpulkan bahwa Allah SWT. menetapkan berbagai ketentuan syariat
dengan tujuan untuk memelihara lima unsur pokok manusia (al-daruriyyah al-
khams). Kelima unsur itu ialah memelihara agama, memelihara jiwa,
Fairuz Zabadi, al-Qamus al-Muhit, jil 1, (Bairut: Da>r al-Fikr, tt.), 277.
18 al-Buti, Dawabit, 27.
19 Ibid., 60.
20 Ibid., 69.
21 Muhammad Sa‘d ibn Ahmad ibn Mas‘ud al-Yubi, Maqasid al-Shari‘ah al-
Islam wa
‘Alaqatuha bi al-Adillah al-Shar‘iyyah (Riyad}: Dar al-Hijrah, 1998), h. 179.
22 Al-Ghazali, al-Mustasfa, juz I, h. 417.
24 Ibid.
memelihara agama, tetapi untuk untuk menghilangkan kesukaran bagi yang dalam
perjalanan dan yang sakit. Karena sebenarnya bagi mereka berdua sebenarnya bisa
untuk menyelesaikannya. Husayn, Nazariyyah, hlm. 28
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 146
Yono & Kholil Nawawi
sehat. Hal ini tercakup dalam pengetian akhlak yang mulia (makarim al-
akhlaq). Apabila kemaslahatan tersier tidak tercapai, manusia tidak sampai
mengalami kesulitan dalam memelihara kelima unsur pokoknya, tetapi
mereka dipandang menyalahi nilai-nilai kepatutan dan tidak mencapai taraf
hidup bermartabat.26 Contoh al-maslahahal-tahsiniyyah di dalam ‘ibadah adalah
syariat menghilangkan najis, bersuci, menutup aurat, mendekatkan diri
kepada Allah (taqarrub) dengan bersedekah dan melaksanakan perbuatan-
perbuatan sunah lainnya.
Sejalan dengan tingkatan kemaslahatan yang terdapat pada tujuan-
tujuan shar‘, tentu secara logis dapat dikatakan bahwa sebagaimana tingkatan
kemaslahatan, maka tingkatan kemadaratan yang akan timbul sebagai akibat
dari tidak tercapainya kemaslahatan juga terdiri dari tiga tingkatan. Diantara
ketiganya, yaitu kemadaratan yang bersifat terberat atau terbesar, yang
sedang dan kemadaratan yang bersifat ringan.
Ditinjau dari cakupan al-maslahah. Jumhur ulama membagi al-maslahah kepada
tiga bagian yaitu: 27
a. Al-maslahah yang berkaitan dengan semua orang.
b. Al-maslahahyang berkaitan dengan sebagian orang tetapi tidak bagi
semua orang.
c. Al-maslahahyang berkaitan dengan orang-orang tertentu.
26 Ibid., 29.
27 Husayn, Nazariyyah, hlm. 33.
28 al-Buti, Dawabit, 110-217
29 Ibid., 221.
30 Ibid., 218.
31 Tim Widyatamma, Kamus Istilah Kedokteran, (Jakarta: Widyatamma, 2011),
413.
32Gallagher-Mundy, Pemulihan Pasca Operasi Caesar, 6.
33Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, (Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998), 117.
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 148
Yono & Kholil Nawawi
Selanjutnya, kantung ketuban dan plasenta (uri) disayat dan bayi dikeluarkan
dari insisi tersebut. Setelah bayi dilahirkan, kemudian plasenta dikeluarkan
dan rahim kembali ditutup.
40 Ibid., 12.
41 Ibid., 14.
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 150
Yono & Kholil Nawawi
42 Setyabudi, Beberapa Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini pada Bedah Caesar,
18.
43Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri, 117-118.
44Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Bedah Kebidanan, 133.
45 Kavum uteri bahsa latinnya adalah cavum uterus yang artinya adalah
tidak adanya tegangan otot rahim. lihat Widyatamma, kamus istilah kedokteran, h.
52.
49 Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri, 121.
darah dan kekuatan-kekutan yang bekerja pada sirkulasi darah. lihat Widyatamma,
kamus istilah kedokteran, h. 170.
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 152
Yono & Kholil Nawawi
sisa air ketuban di saluran napas anak juga tidak sempurna. Pada persalinan
alamiah, tubuh bayi harus melalui lorong jalan lahir sempit seakan-akan
dadanya diperas sehingga sisa cairan dalam saluran napas terperas keluar. 51
Beberapa risiko pada bayi yang lahir dengan bedah Caesar juga dapat
berupa:
1. Bayi dapat terlukai sewaktu melakukan irisan rahim
2. Irisan pada segmen bawah rahim dapat meluas hingga melukai
uterina/uterus atau harus menembus plasenta (uri), hal ini berakibat
terjadinya hipoksia janin yang dapat berakibat fatal berupa kerusakan
otak, tergantung pada berat-ringannya hipoksia (kekurangan oksigen di
dalam jaringan).
3. Kesulitan melahirkan kepala, terutama pada bayi prematur, letak
sungsang, irisan terlalu sempit
4. Trauma saat melakukan versi52
5. Hipoksia janin karena sindrom supine hypotensive dari ibu serta
overdosis obat anestesi (obat bius).53
arah, pemutaran. 2. Pengubahan posisi bayi dalam uterus. 3. Perubahan sikap suatu
alat tubuh. lihat Widyatamma, kamus istilah kedokteran, h. 484.
53 Setyabudi, Beberapa Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini pada Bedah Caesar, 4.
imun bayi. Dengan terpapar bakteri baik sejak dini, maka tubuh bayi akan
meresponsnya dengan membentuk sistem imun yang lebih kuat.
Kontraksi yang terjadi ketika melahirkan lewat vagina membuat sel-sel
tubuh bayi lebih permeabel dan mudah menyerap bakteri-bakteri baik dari
tubuh ibunya. Ini adalah mekanisme alam yang nampaknya merupakan
proses untuk mempersiapkan bayi menghadapi lingkungan bebas yang lebih
berbahaya," kata Erika Isolauri, MD, D.Med. Sci, dokter anak dari Universitas
Turku di Finlandia dalam acara konferensi pers Nestle Nutrition Institute di
Hotel San Sari Pacific, Jakarta (13/3/2012).
Menurut dr Erika, bakteri-bakteri baik yang baik bagi ibu hamil dan
bayi adalah jenis bifidiobakteroum dan beberapa jenis laktobasilus. Pada bayi
dengan kelahiran caesar, bakteri-bakteri ini ditemukan lebih sedikit
jumlahnya dibandingkan bayi yang dilahirkan lewat vagina. Akibatnya,
sistem imun bayi kurang berkembang baik dan lebih gampang sakit.54
Bedah Caesar sebagai pilihan utama dilihat Dari Segi Keuntungan dan
Risiko Bedah Caesar
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 154
Yono & Kholil Nawawi
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 156
Yono & Kholil Nawawi
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 158
Yono & Kholil Nawawi
(primer) lebih didahulukan daripada yang haji (sekunder). Dan sesuatu yang
haji lebih didahulukan daripada yang tahsini (tersier).
Adapun jika dua maslahah dalam satu tingkatan saling bertentangan,
maka didahulukan kaitan hukum yang lebih tinggi dalam satu tingkatan.
Dengan demikian, darury yang berhubungan dengan pemeliharaan terhadap
agama, didahulukan dari pada darury yang berhubungan dengan jiwa dan
seterusnya. Kemudian jika dua maslahah yang saling bertentangan
berhubungan dengan satu hal yang sama-sama kully, seperti agama atau jiwa
atau akal, maka seorang mujtahid hendaknya berpindah kepada segi yang
kedua, yaitu melihat kadar cakupan/komprehensifitas suatu maslahah, setelah
itu baru kemudian melihat dari segi sejauh mana validitas dan reabilitas
maslahah dalam kenyataannya di lapangan. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa
dalam pandangan al-Buti jika terjadi taarud antara dua maslahah maka
terlebih dahulu harus melihat kuwalitas maslahah, kadar cakupan maslahah
dan validitas maslahah.
Berdasarkan poin ini, terhadap tren kelahiran caesar yang banyak
terjadi dewasa ini, yaitu agar tetap terjaganya pagina tetap rapat, tidak sakit
prosesnya cepat. Dalam hal ini, ada kemaslahatan yang ingin gapai secara
medis tersebut, yaitu menjaga pisik agar tetap menarik di hadapan suaminya
dan menghilangkan rasa sakit. Menjaga penampilan agar tetap terlihat
menarik dalam artian vaginanya tetap rapat.
Hal di atas, apabila dikaitkan dengan kemaslahatan merupakan
maslahat yang tergolong maslahat yang sifatnya bukan maslahah al-daruryat
akan tetapi maslahah tahsiniyat atau maksimal masuk maslahah hajiyat,
dikatakan maslahah tahsiniyat karena kecantikan adalah sebatas pelengkap
atau asesoris dalam kehidupan. Dikatakan hajiayat bila tujuannya betul-betul
untuk menjaga vagina demi menyenangkan suami dan terjaganya rumah
tangga, karena kalau hal itu di tinggalkan memang aka ada dampak
kesukaran ( )الضيقterhadap ibu-ibu tersebut, namun tidak sampai mengancam
agama, jiwa, aqal, keturunan dan harta, sebagaimana di akatakan al-Buti
bahwa secara sederhana al-maslahah hajiyat adalah maslahah yang tidak
termasuk ushul al-khamsah akan tetapi jika tidak dilakukan akan disertai
ksukaran atau al-dayq. Sedangkan melihat bedah caesar mengandung resiko
yang sangat besar baik bagi ibu maupun terhadap kandungannya, hak anak
untuk hidup normal dan sehat juga merupakan maslahat daruriyyat, karena
dalam hal ini jiwa anak dan ibu adalah sebuah kemaslahatan yang ingin
dituju oleh Syara’.
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 160
Yono & Kholil Nawawi
persalinan dengan bedah caesar boleh dilakukan. Mengingat hal ini dapat
menyelamatkan kondisi keduanya, dengan demikian dapat mencapai
kemaslahatan berupa terjaganya jiwa (hifd nafsi) yang menjadi tujuan utama
dari hukum islam (al-maqasid as-shari’ah) yang tergolong ad-daruriyat (primer)
di mana kita harus mendirikan atau melaksanakan dan menolak bahaya yang
mengancamnya.
Bedah caesar dilakukan atas pilihan sendiri dan tidak ada indikasi
medis yang mengancam keselamatan ibu dan janin, maka bedah caesar tidak
boleh dilakukan. Baik bedah caesar untuk mempertahankan kecantikan atau
fisik (vaginanya tetap rapat) demi menyenangkan suami maupun untuk
mempercepat proses melahirkan demi sebuah karir atau tuntutan pekerjaan.
Sehubungan dengan bedah caesar yang dilakukan untuk mempertahankan
kecantikan atau fisik (vaginanya tetap rapat) demi menyenangkan suami,
dalam hal ini tentu ada kemaslahatan yang ingin di gapai oleh ibu-ibu, akan
tetapi maslahat yang sifatnya bukan al-maslahah al-daruryat, tapi al-maslahah
yang tergolong hajiyat, sedangkan melihat bedah caesar mengandung risiko
yang sangat besar baik bagi ibu maupun terhadap kandungannya, maka
menghindarinya merupakan maslahat daruriyyat. Dalam pandangan al-Buti
jika terjadi pertentangan di antara maslahah-maslahah, maka sesuatu yang
daruri (primer) lebih didahulukan daripada yang hajiyat (sekunder) dan hajiyat
didahulukan daripada yang tahsiniyat.
Sehubungan dengan bedah caesar yang dilakukan untuk mempercepat
proses melahirkan demi sebuah karir atau tuntutan pekerjaan jika ia termasuk
orang yang harus menanggung kebutuhan keluarganya, maka al-maslahah
yang hendak di gapai sama-sama termasuk al-maslahah ad-daruriyat. Diantarta
dawabit al-maslahah Muhamad Said Ramadan al-Buti adalah tidak boleh
menyalahi maslahat yang lebih tinggi, sehubungan dengan ini, al-Buti
menjelaskan jika dua maslahat dalam satu tingkatan saling bertentangan,
maka didahulukan kaitan hukum yang lebih tinggi dalam satu tingkatan.
Dengan demikian, darury yang berhubungan dengan pemeliharaan terhadap
agama, didahulukan dari pada darury yang berhubungan dengan jiwa dan
seterusnya. Kemudian jika dua maslahah yang saling bertentangan
berhubungan dengan satu hal yang sama-sama kully, seperti agama atau jiwa
atau akal, maka harus melihat kadar cakupan/komprehensifitas suatu
maslahah, setelah itu baru kemudian melihat dari segi sejauh mana validitas
maslahah, kuwalitas maslahah dan kadar cakupan maslahah dalam
kenyataannya di lapangan.
Mizan: Journal of Islamic Law. Vol. 1 No. 2 Desember 2017. ISSN: 2598-974x, E-ISSN: 2598-6252- 162
Yono & Kholil Nawawi
Daftar Pustaka
Abu Ishaq al-Shatibi, al-Muwafaqatfi Usul al-Syari’ah , Beirut: Daral-Kutub al-
‘Alamiyyah, 2004
Abu Zahrah, Muhadorot fi Tarikh al-MadhahibAz-Fiqhialz, Matba'ah Al Madani,
1958.
Chrissie Gallagher Mundy, Pemulihan Pasca Operasi Caesar, Jakarta: Erlangga,
2004.
Connie Marsalhall, Awal Menjadi Ibu, Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 2009.
Ghazali (al), Muhammad. al-Mustasfa min al-Ilmu Usul, juz. 1, Bairut: Dar al-
Kutub al-Ilmiyah, t.t.
Hasan Ahmad Mar'i, aL-Ijtihad FiShari'ah aL-Islamiyah, Cairo, 1976
Hygiena Kumala Suci, Bahayanya Sectio Caesar, www.litbang.depkes.go.id. 17
April 2017.
Ibnu Abdul Salam, Izuddin Abdul Aziz,, Qawaid al-Ahkam fi Masalih al-Anam,
juz. 1, Bairut: Da>r ibn Hazam, tt.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet 24, 2007.
Mawar Kusuma, “Ketika Caesar Menjadi Pilhan”, Kompas (25 September
2011), 17
Muhammad SaidRamadanal-Buti, Dawabital-maslahah fiShari’ah al-Islamiyah,
Bairut: Muassasah ar-Risalah 2001
S. Nasution, Metode Recearch (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, Cet.IV, 2008.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. 13,
Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Suririnah, Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, (Jakarta: Gramedia Pusaka
Utama, 2009.
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh Al-Islami Wa-Adillatuhu, Juz 1, Bairut: Daral-Fikr,
1989
Yunus, Nur Rohim, Restorasi Budaya Hukum Masyarakat Indonesia, Bogor:
Jurisprudence Press, 2012.