You are on page 1of 16

AL Mashlahah: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam, VOL : 06 NO : 2 Oktober 2018

AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM


DOI: ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM
10.30868/am.v6i2.304
ISSN : 2339-2800 (Media Cetak)
ISSN : 2581-2556 (Media Online)

PRINSIP-PRINSIP SYARI’AT
PADA BIDANG JINĀYAT
Fachri Fachrudin, S.H.I, M.E.I,
Dosen Tetap Prodi Hukum Islam STAI Al Hidayah Bogor
fachrudinfachri74@gmail.com
Received: 04-10-2018, Accepted: 15-10-2018, Published: 26-10-2018

Abstract

This study discusses the principles and provisions governing punishment and retaliation
for violations that occur due to the impact of human interaction (criminal law /
Jināyat). As is known, that social interaction can not only give birth to integration,
cooperation, but also can generate competition and conflict. And everyone who
competes, his natural character is always sure to win. Because victory or success are
the things that are sought in competition, then someone can use various ways in order
to achieve victory. Under these conditions, it is not impossible that there are parties
who act in violation or even seize the rights of others. For this reason, norms or rules
are needed which regulate the relationship of interaction and the relationship of life
between human beings. The norm has a compelling nature that requires people to obey
and obey it. This norm is often known as legal. Based on the description and analysis of
the aforementioned discussions related to shari'ah principles in the Jināyat field, it was
found that Jināyat is one of the fields of law in the Shari'ah. Jināyat becomes one of the
products produced by the Shari'ah as a form of manifestation of the purpose of
establishing Shari'ah. For this reason, the principles of shari'ah become one thing that
is inert, and become the foundation for the principles in which it applies.

Keyword; Fiqh, Fiqh Jinayah, Islamic Criminal Law

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang mengatur


hukuman dan balasan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akibat dari
dampak interaksi manusia (hukum pidana/ Jināyat). Sebagaimana diketahui, bahwa
interaksi sosial tidak hanya bisa melahirkan integrasi, kooperasi, tetapi juga dapat
melahirkan kompetisi dan konflik. Dan setiap orang yang berkompetisi, tabiat alaminya
adalah selalu pasti ingin menang. Oleh karena kemenangan atau keberhasilan adalah hal
yang dicari dalam berkompetisi, maka seseorang bisa saja menggunakan berbagai cara
dalam rangka meraih kemenangannya. Dalam kondisi-kondisi seperti ini, tidak mustahil
ada pihak-pihak yang bertindak melanggar atau bahkan merampas hak-hak orang lain.
Untuk itulah diperlukan norma atau aturan-aturan yang mengatur hubungan interakasi
dan tata pergaulan hidup antar sesama manusia. Norma tersebut memiliki sifat memaksa
yang menuntut orang untuk taat dan patuh terhadapnya. Norma ini sering kita kenal
dengan istilah hukum. Berdasarkan deskripsi dan analisis pembahasan tersebut di atas

Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat | 525


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

terkait dengan prinsip-prinsip syari‟at dalam bidang Jināyat didapati bahwa Jināyat
merupakan salah satu bidang hukum yang ada dalam syari‟at. Jināyat menjadi salah
satu produk yang dihasilkan syari‟at sebagai bentuk dari pengejewantahan tujuan
ditetapkannya syari‟at. Untuk itu prinsip-prinsip syari‟at menjadi satu hal yang inhern,
serta menjadi landasan berpijak dalam ketetapan-ketepan yang berlaku di dalamnya.
Keyword; Fiqh, Fiqh Jinayah, Hukum Pidana Islam

Pendahuluan berkompetisi, tabiat alaminya adalah


Manusia kerap kali sering selalu pasti ingin menang. Oleh karena
didefinisikan sebagai makhluk sosial, kemenangan atau keberhasilan adalah
makhluk yang berfikir atau makhluk hal yang dicari dalam berkompetisi,
1
yang berpolitik . Artinya adalah maka seseorang bisa saja menggunakan
manusia merupakan makhluk yang berbagai cara dalam rangka meraih
membutuhkan antara satu dengan yang kemenangannya. Dalam kondisi-kondisi
lainnya. Sebagai makhluk yang seperti ini, tidak mustahil ada pihak-
dinamis, maka manusia berusaha untuk pihak yang bertindak melanggar atau
mengembangkan diri dari waktu ke bahkan merampas hak-hak orang lain.
waktu. Keinginan untuk
Untuk itulah diperlukan norma
mengembangkan diri tersebut, disadari atau aturan-aturan yang mengatur
atau tidak akan menimbulkan kompetisi hubungan interakasi dan tata pergaulan
dalam interaksi diantara mereka dan ini hidup antar sesama manusia. Norma
menjadi proses sosial. tersebut memiliki sifat memaksa yang
Sebagaimana diketahui, bahwa menuntut orang untuk taat dan patuh
interaksi sosial tidak hanya bisa terhadapnya. Norma ini sering kita
melahirkan integrasi, kooperasi, tetapi kenal dengan istilah hukum.
juga dapat melahirkan kompetisi dan Dalam hal ini Islam adalah agama
konflik. Dan setiap orang yang yang kāmil (sempurna), memberikan
1
Plato berpendapat bahwa manusia petunjuk-petunjuk dan peraturan-
adalah makhluk politik, teori ini dikenal dengan
istilah zoon politicon. Demikian pula apa yang peraturan yang mencakup seluruh aspek
disampaikan oleh Syaikh Muhammad al kehi-dupan manusia. Tidak ada satu
Ustaimin dalam mentafsirkan surat an Nās,
dikatakan manusia sebagai an Nās karena aspek pun yang tidak tersentuh oleh
mereka tak dapat hidup tanpa bersosialisasi
dengan sesamanya (lihat tafsir Juz „Amma nilai-nilai Islami, langsung ataupun tidak
karya syaikh Muhammad al Ustaimin

526 | Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

langsung. Bukti lain dari kesempurnaan Mengetahui mana yang manfa‟at dan
Islam adalah bahwa semua petunjuk dan mudharat bagi manusia3.
peraturan-peraturan tersebut penuh Dalam pembahasan makalah ini,
dengan rahmat yang sempurna dan juga terdapat beberapa rumusan masalah
penuh dengan keadilan yang sempurna. yang dapat disimpulkan, diantaranya;
Semua itu dikarenakan kesempurnaan 1. Bagaimanakah pengertian dan
Islam bertolak dari kesempurnaan hubungan antara syari‟at
Allah, Dzat Yang menurunkan Islam dengan fiqh Jināyat (hukum
kepada hamba-hamba-Nya agar pidana Islam)?
dijadikan pedoman hidup oleh mereka. 2. Bagaimanakah tujuan dan
Barangsiapa yang menganggap adanya prinsi-prinsip syari‟at Islam?
kekurangan dalam Islam walaupun 3. Bagaimanakah transformasi
hanya sedikit saja, maka orang itu telah prinsip-prinsip syar‟at ke
menganggap bahwa Allah S.W.T. dalam bidang Jināyat (hukum
2
bukanlah Dzat Yang Maha sempurna . pidana Islam)?
Termasuk di dalamnya adalah
ketentuan-ketentuan yang mengatur Pembahasan
hukuman dan balasan terhadap Definisi Syari’at
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi Secara etimologis (lughawi)
akibat dari dampak interaksi manusia syari‟at berarti jalan ke tempat
(hukum pidana/ Jināyat). Ketentuan pengairan atau jalan yang diturut, atau
hukum Jināyat tersebut menjadi bagian tempat mengalirnya air di sungai. Arti
dari syari‟at yang abadi dan sempurna. terakhir ini digunakan orang Arab
Bentuk rahmat dari Allah S.W.T. dan hingga saat ini4. Syari‟at dalam
anugerah untuk semua ummat manusia, pengertian ini kemudian berubah
karena Allah-lah yang Maha menjadi sumber air dalam arti sumber

3
Ahmad Wardi Muslich. (2007). Hukum
Pidana Menurut Al Qur‟an. Jakarta: Diadit
Media, hlm. 1.
4
Ismail Muhammad Syah, dkk. (1999).
2
HASMI. Penegakkan Hukum Alloh. Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
Bogor: Pustaka MIM, hlm. 1. Cet. Ke-III, hlm. 11.

Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat | 527


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

kehidupan yang dapat menjamin rasional, tetapi oleh merode penafsiran


kehidupan manusia, baik di dunia yang rasional. Hukum Islam atau
maupun di akhirat. Untuk itu syari‟at syari‟at Islam adalah bimbingan Allah
dalam istilah hukum Islam memiliki S.W.T. untuk mengarahkan atau
pengertian hukum-hukum dan tata merekayasa masyarakat. Dengan kata
aturan yang disampaikan oleh Allah lain, tidak sekedar mengatur, tetapi juga
S.W.T. kepada hamba-hamba-Nya5. menafikan kemafsadatan dan
menciptakan kemashlahatan dalam
Pada aplikasinya penggunaan
masyarakat7.
istilah syari‟at sebagian ulama ada yang
menggunakannya pada apa-apa yang Dalam litelatur hukum dalam
bersangkutan dengan peradilan dan Islam tidak ditemukan lafadz hukum
pengajuan pengaduan ke mahkamah dan Islam, yang biasa digunakan adalah
tidak mencakup halal dan haram. syari‟at Islam, hukum syara‟, fiqh dan
Sedangkan Prof. Hasby mengutip syari‟at. Sedangkan dalam literatur
pendapat Syaltut bahwa syariat adalah; Barat terdapat term “Islamic Law” yang
hukum-hukum dan aturan-aturan yang secara harfiah disebut hukum Islam.
ditetapkan Allah kepada hamba-Nya Dalam penjelasan terhadap kata
untuk diikuti dalam hubungannya “Islamic Law” sering ditemukan
dengan Allah dan hubungan manusia definisi: “Keseluruhan kitab Allah yang
dengan sesamanya. mengatur kehidupan setiap muslim dan
segala aspeknya”. Dari definisi ini
Dr. Farouk Abu Zeid menjelaskan
terlihat bahwa hukum Islam itu
bahwa syari‟at adalah apa-apa yang
mendekat kepada arti syari‟at.
ditetapkan Allah melalui lisan nabi-
Nya6. Meskipun syari‟at Islam itu Namun dalam perkembangan dan
adalah hukum yang suci, namun tidak pelaksanaan hukum Islam yang
berarti ia irasional. Hukum Islam tidak melibatikan pengaruh luar dan dalam,
dibentuk oleh proses yang tidak
7
5
Rachmat Jatnika. Jalan Mencari
Juhaya. S. Praja. (2009). Filsafat Hukum Islam Upaya ke Arah Pemahaman
Hukum Islam. Tasikmalaya: Lathifah Press, Metodologi Ijtihad, dalam Amrullah Ahmad.
hlm. 10. (1996). Dimensi Hukum Islam Dalam Sistem
6
Ismail Muhammad Syah, dkk. Filsafat Hukum Nasional. Jakarta; Gema Insani Press,
Hukum Islam. hlm. 13. hlm. 100.

528 | Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

terlihat bahwa yang dimaksud dengan maupun yang „alim, antara kaum yang
Islamic Law tersebut adalah bukan tidak berpendidikan dengan yang
syari‟at melainkan fiqh yang telah intelektual10.
dikembangkan oleh fuqaha dalam Tujuan hukum Islam tertumpu pada
situasi dan kondisi terntentu8. Terlihat pemeliharaan lima (5) hal yang terpenting
kekaburan arti dari Islamic Law antara berdasarkan skala prioritas, diantaranya;
syri‟at dan fiqh. Artinya kata hukum (1) memelihara agama, (2) memelihara
Islam dalam istilah bahasa Indonesia Jiwa, (3) memelihara akal, (4) memelihara
agaknya diterjemahkan secara harfiah keturunan, (5) memelihara harta11.
dari bahasa Inggris.
Pemeliharaan tersebut mengandung
Tujuan Syari’at dan mencakup dua (2) aspek, yaitu;
Dari pembahasan di atas maka pertama, aspek yang menguatkan unsur-
terlihat bahwa hakikat dari unsurnya dan mengokohkan landasannya
disyari‟atkannya (diundangkan) hukum seperti hifdz ad dīn min jānib al wujūb.
Islam itu adalah untuk menjamin Kedua, adalah aspek yang mengantisipasi
terwujudnya kemashlahatan manusia agar kelima hlm di atas tidak terganggu
secara pasti, baik di dunia mapupun di dan tetap terjaga. Aspek ini biasa disebut
akhirat. Intinya adalah untuk hifdz ad dīn min jānib al „adam. Pada
9
kemashlahatan manusia . aspek yang kedua inilah aturan-aturah
hukum pidana Islam atau Jināyat
Prof. Hasby menegaskan inilah
berlaku12.
yang menjadi intisari hukum Islam,
yaitu memelihara manusia, memberi
10
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqie.
perhatian yang penuh kepada manusia (2013). Filsafat Hukum Islam. Semarang:
Pustaka Rizki Putra, hlm. 101.
dan dan kemuliaannya. Serta 11
Lihat Ismail Muhammad Syah, dkk.
menjauhkannya dari segala yang Filsafat Hukum Islam. hlm. 65
12
Masalah-masalah prioritas dan
mengganggu kemulian manusia, tanpa keterdesakan terkait dengan tujuan-tujuan
pokok syari‟at Islam. Seperti perlindungan
membedakan warna, agama, yang jahil terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, dan
harta. Sebagaimana yang dikatakan Asy Syatibi;
8
‫فقد اثفقد ألامة – بل سائر امللل – علي أن‬
Ismail Muhammad Syah, dkk. Filsafat
‫الشريعة وضعد للمحافظة علي الضروريات‬
Hukum Islam. hlm. 16-17.
9 ,‫ واملال‬,‫ والنسل‬,‫ و النفس‬,‫ الدين‬:‫الخمس و هي‬
Alaidin Koto. (2012). Filsafat Hukum
Islam. Jakarta: Rajawali Press, hlm. 147. .‫والعقل‬

Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat | 529


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Pada konteks inilah sehingga Abdul Wahhab Khalaf menggunakan


syari‟at memiliki fungsi kontrol sosial frase mabādi al „āmah yang berarti
dengan istilah lain fungsi amar ma‟ruf “tempat atau landasan pembangunan
nahi munkar sebagai bentuk realisasi syari‟at yang bersifat umum”.
tujuan dari syari‟at jalbu al mashālih Menurutnya ada empat mabda‟ (prinsip)
wa daf‟u al mafāsid. Fungsi lain yang dalam syari‟at, yaitu (1) at tadarruj fī al
dapat dirasakan dari tujuan syari‟at tasyrī‟ (bertahap dalam penerapan hukum
adalah fungsi zawājir, yaitu sebagai Islam), (2) at taqlīl min at Taqnīn
sarana pemaksa yang melindungi warga (meminimalisir jumlah peraturan), (3) at
masyarakat dari segala bentuk ancaman taisīr wa at takhfīf (memudahkan dan
serta perbuatan yang membahayakan13. meringankan), (4) musayyarat at tasrī‟
mashāliha an nās (menyesuaikan syari‟at
Prinsip-Prinsip Syari’at dengan kemashlahatan manusia)15.
Terdapat sedikit perbedaan di Sementara, Muhammad Khudari
kalangan pakar hukum dan ulama Islam Bek lebih memilih istilah asas at tasyrī‟
terkait penentuan asas dan prinsip fī al qur‟ān (asas penerapan dan
syari‟at atau hukum Islam. Mereka penetapan syari‟at Islam dalam al
tidak bersepakat dengan penggunaan Qur‟an), yang terdiri dari tiga asas, (1)
kata “asas” untuk merujuk kepada „adam al haraj (tidak menyusahkan),
“dasar, alas, dan fondamen (2) taqlīl at takālif (meminimalisir
pembentukan dan penerapan hukum beban), (3) at tadrīj al tasyrī‟i (bertahap
Islam”. Walau pun dan kamus bahasa dalam penetatapan hukum)16. Di lain
Inggri kata “asas” memiliki makna yang pihak, Ibrahim an- Ni‟mah
14
sama dengan kata “principle” . menggunakan istilah ushūl at tasyrī‟
(dasar-dasar penetapan hukum)17.

15
Lihat Asy Syatibi. (1997). al Muwāfaqāt. Abdul Wahhab Khalaf. Khulashah
Riyadh: Dar Ibnu Affan. Juz I, hlm. 31. Tarikh al tasyri‟ al Islamy. hlm. 19-22.
13 16
Lihat Amrullah Ahmad dalam. Muhammad Khudari Beik. (1967).
Dimensi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Tarikh al Tasyri‟ al Islamy. Beirut: Dar al Fikr.
Nasional. hlm. 90. hlm. 15.
14 17
Jeje Zaenudin. (2015). Metode dan Ibrahim an Ni‟mah. (2009). Ushul al
Strategi Penerapan Syari‟at Islam di Indonesia. Tasyri‟ al Dusturi fi al Islam. Bagdad: Diwan al
Jakarta: Pembela Islam Media. hlm. 32. Waqf al Sunny.

531 | Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Para ahli hukum Indonesia juga syari‟at Islam, diantaranya; (1) Prinsip
berbeda pendapat dalam hlm ini. Juhaya Tauhid, (2) Prinsip keadilan atau
S. Praja membedakan terlebih dahulu keseimbangan (al mizān), (3) Prinsip
antara prinsip hukum Islam dengan asas amr ma‟rūf nahyi munkar, (4) Prinsip
Hukum Islam. Menurutnya prinsip kebebasan dan kemerdekaan (al
hukum Islam adalah kebenaran universal hurriyyah), (5) Prinsip persamaan atau
yang terkandung dalam hukum Islam egaliterianisme (al musawwah), (6)
secara inhern sekaligus menjadi titik tolak Prinsip tolong menolong (ta‟āwun), dan
pembinaan hukum Islam itu sendiri. (7) Prinsip toleransi (al tasāmuh)20.
Prinsip hukum Islam menjadi pokok Sementara asas dalam pandangan
pembentukan dan pembagian cabang- Juhaya S. Praja, adalah landasan hukum
18
cabang hukum Islam . Islam. Asas-asas tersebut diantaranya;
Prinsip hukum Islam atau syari‟at 1. Asas-asas hukum waris, yaitu (1)
itu sendiri menurut Juhaya S. Praja, asas Ijbāri (hak waris atas dasar
terbagi ke dalam dua jenis, yaitu prinsip ketentuan Allah), (2) asas
yang bersifat umum dan prinsip yang
waratsa, (3) asas bilateral, (4)
bersifat khusus. Prinsip yang bersifat asas keadilan atau keseimbangan,
umum merupakan prinsip yang dan (5) asas individual.
mencakup keseluruhan hukum Islam
2. Asas-asas mu‟āmalah, yaitu (1)
sehingga kebenarannya bersifat
asas tabādul manāfi‟, (2) asas
universal, sedangkan prinsip yang
pemerataan, (3) asas
khusus adalah prinsip-prinsip yang
„antarādhin, (4) asas „adamul
hanya berlaku pada cabang-cabang
gharār, (5) asas al birru wa at
hukum Islam tertentu sehingga
taqwa, (6) asas musyārakah.
kebenarannya bersifat partikular19.
3. Asas- asas Jināyat, yaitu (1)
Menurutnya ada tujuh prinsip
asas legalitas, (2) asas material,
pokok yang bersifat umum dalam
dan (3) asas moralitas21.

18
Juhaya. S. Praja. Filsafat Hukum
Islam. hlm. 69.
19 20
Juhaya. S. Praja. Filsafat Hukum Juhaya. S. hlm. 69, 72, 75, 76, dan 77.
21
Islam. hlm. 69. Juhaya. S. hlm. 107-116.

Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat | 535


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Adapun Hasby Asy Shiddiqie juga menghadapkan khitab kepada akal, (4)
membedakan pengertian antara asas dan prinsip untuk menjadikan pembebanan
prinsip dalam hukum islam. Hasby Asy hukum sebagai sarana mensucikan jiwa,
Shiddiqie menterjemahkan kata “asas” (5) prinsip keselarasan antara urusan
ke dalam bahasa Arab dengan frase akhirat dan dunia, (6) prinsip persamaan
da‟āim at tasyri‟ (tiang-tiang pancang derajat, (7) prinsip menyerahkan ta‟zir
pembentukan aturan), sedangkan kata (sanksi edukatif) kepada penguasa atau
“prinsip” dengan frase mabadi al ahkam hakim, (8) prinsip tahkim (arbitrase), (9)
(titik tolak atau fondasi hukum). prinsip dalam amr ma‟rūf nahyi munkar,
(10) prinsip toleransi (tasāmuh), (11)
Hasby Asy Shiddiqie menjelaskan
prinsip kemerdekaan (hurriyyah)22.
lebih lanjut bahwa ada sebelas asas
dalam hukum Islam, yaitu (1) Nafyu al Perbedaan pendapat di atas dapat
haraj (menghilangkan kesusahan), (2) disimpulkan bahwa perbedaan antara asas
Qillah at taklīf (meminimalisir aturan), dan prinsip terletak pada aspek cakupan
(3) Tadarruj (pemberlakuan dan keduanya. Cakupan prinsip lebih umum
penetapan aturan yang bertahap), (4) dan universal sebagai fondasi dari
Kesesuaian dengan mashlahat manusia, keseluruhan hukum syari‟at.
(5) Mendorong perwujudan keadilan,
(6) Mencegah terjadinya kemudharatan,
Pengertian Fiqh, Jināyat dan Jarīmah
(7) mendahulukan nash atas akal jika
1) Fiqh
terjadi pertentangan, (8) keindahan, (9)
n Fiqh secara etimologi (bahasa)
kewajiban mengikuti Nabi , (10)
setiap manusia menanggung dosa
berarti ‫( العلن‬mengetahui) dan ‫الفهن‬
masing-masing, dan (11) syari‟at (memahami), sebagaimana juga berarti

menjadi sifat yang inhern ajaran Islam. pengetahuan tentang tujuan pembicara
dari pembicaraannya. Yang semakna
Sementara prinsip-prinsip syari‟at
dengan arti tersebut adalah firman Allah
menurut Hasby Asy Shiddiqie adalah
l
sebagai berikut; (1) prinsip tauhid, (2) dalam surat An Nisā‟ ayat 78;

prinsip hubungan langsung antara hamba


dengan Allah S.W.T., (3) prinsip untuk 22
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqie.
Filsafat Hukum Islam. hlm. 58-68.

532 | Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

ً َ َ َ َ ْ َ ُ َٰ َ
‫ف َم ِال َهؤَل ِء ال َق ْى ِم َل َيك ُادون َي ْف َق ُهىن َح ِديثا‬ seperti inilah Imam Abu Hanīfah
rohimahullah memberikan definisi Fiqh
Maka mengapa orang-orang itu (orang
munafik) hampir-hampir tidak Islam sebagai;
memahami pembicaraan sedikitpun?
“Pengetahuan seseorang
(QS. An Nisā‟ [4]: 78).
tentang apa yang menjadi
Dan firman Allah S.W.T. dalam
hak dan kewajibannya”
surat Hûd ayat 91;
َ َ َ ُ ُ َ
‫قالىا َيا ش َع ْي ُب َما ه ْف َق ُه ل ِث ًيرا ِم َّما ث ُقى ُل َوِإ َّها‬
Bila melihat pada definisi yang

َ ‫ضع ًيفا ۖ َو َل ْىََل َ ْه ُط َك َل َر َج ْم َن‬ َ َ َ ََ dikemukakan oleh Imam Abu Hanīfah


ۖ ‫اك‬ ‫ر‬ ِ ‫لن َراك ِفينا‬
َ َْ
‫َو َما أه َد َعل ْي َنا ِب َع ِسيس‬
rohimahullah ini, maka Fiqh mencakup
di dalamnya hukum-hukum „itiqādiyyah
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami
tidak banyak mengerti tentang apa yang seperti kewajiban beriman kepada
kamu katakan itu dan sesungguhnya Allah, hukum-hukum wijdaniyyah
kami benar-benar melihat kamu seorang
yang lemah di antara kami; kalau akhlakiyyah seperti kewajiban jujur,
tidaklah karena keluargamu tentulah dan hukum „amali yang berkaitan
kami telah merajam kamu, sedang
kamupun bukanlah seorang yang dengan ibadah dan mu‟āmalah seperti
berwibawa di sisi kami". (QS. Hûd [11]: kewajiban berpuasa dan dibolehkannya
91)
jual beli23.
Juga firman Allah S.W.T. dalam
„Abdul Karīm Zaidan
surat Thāha ayat 27 dan 28;
mengatakan “Kemudian pada
“dan lepaskanlah kekakuan perkembangannya terjadi perubahan
dari lidahku, supaya mereka pengertian Fiqh dalam arti terminology,
mengerti perkataanku.” (QS; sehingga kata Fiqh lebih identik
Thaha [20]: (27-28). digunakan untuk menyebut;
Kemudian kata Fiqh “Ilmu tentang hukum-hukum
dipergunakan dalam terminologi syar‟i syarī‟ah yang pasti bagi
dengan makna seluruh hukum agama perbuatan-perbuatan mukallaf
yang terkandung dalam syarī‟ah Islam, secara khusus, seperti wajib,
baik hukum ini berkaitan dengan haram, mandub, makruh, dan
aqidah, akhlak, ibadah, maupun
mu‟āmalah. Dengan arti terminologis 23
Sulaimān Al Asyqar. (1991). Tarikh al
Fiqhu al islami. Urdun, Dar al falah, hlm. 15.

Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat | 533


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

stataus akad itu sah, rusak, "Mengetahui hukum-hukum syar'i


atau batil, dan status ibadah yang bersifat „amaliyah yang di
itu qadha atau „ada, dan lain hasilkan dari dalil dalilnya yang
sebagainya.”24 terperinci."

Para ulama mensyaratkan 2) Jināyat


pengetahuan hukum-hukum tersebut
Kata jināyat: ‫اجلناايت‬ meupakan
melalui pengkajian dan ijtihad
bentuk jama` (prular) dari kata jināyat:
terhadap dalil-dalil syar‟iyyah.
‫اجلناية‬, yang berarti (‫ )جرم و ذنب‬perbuatan
Karena itu sebagian fuqaha
mendifiniskan Fiqh sebagai; dosa, perbuatan salah atau kejahatan.
Kata jināyat adalah merupakan kata asal
“Pengetahuan tentang hukum-
hukum syari‟yah „amaliyah yang dan kata kerjanya adalah Jana ‫جىن‬: yang

diambil dari dalil-dalil berarti berbuat dosa / berbuat jahat.


tafshiliyah-nya dengan cara Orang yang melakukan kejahatan
istidhlal (mengambil dalil untuk disebut ‫اجلاين‬: Jani, apabila si pelaku
meghasilkan hukum dari
adalah laki-laki, sedangkan untuk
sumbernya.”25
perempuan disebut ‫اجلانية‬: Jāniyah.
Ulama syafi‟iyyah memberikan
definisi Fiqh lebih spesifik lagi yang
ّ ‫اسم ملا يجنيه املرء من‬: ‫الجناية لغة‬
‫شر‬
26
menjadi rakuman dari berbagai definisi .‫وما الخسبه‬
fqih yang disebutkan oleh para fuqaha, Secara bahasa, Jināyat berarti
yaitu; “Sebutan untuk suatu perbuatan
buruk/kejahatan yang dilakukan
‫معرفة ألاحكام الشرعية العملية‬
seseorang dan apa yang diusahakan”.
‫املكتسب من أدلتها التفصيلية‬
Sedangkan menurut istilah fiqh
disebutkan:
24
„Abdul Karīm Zaidan. (2008).
Pengantar Studi Syari‟ah Mengenal Syari‟ah
Islam Lebih Dalam. Jakarta, Robbani Press,
hlm. 76. 26
Abdul al Qadir Audah. (2003). al
25
Muhammad Salām Madkur. Ar Talwīh Tasyri‟ al Jina‟I al Islami. Mesir: Maktabah at
Asy Syarh at Taudhīh. Jilid 1. hlm. 12-13. Turast, hlm. 67.

534 | Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

ّ ‫اسم لفعل‬
‫محرم شرعا سىاء وقع الفعل‬ ّ ‫ارثكاب‬
‫مل ما هى مخالف للحق والعدل‬
‫على هفس أو مال أو غير ذلك‬ ‫والطريق املسحقيم‬
Jināyat adalah “Sebutan untuk Jarīmah adalah “Melakukan segala
perbuatan yang diharamkan menurut pebuatan yang betentangan dengan
hukum syara`, baik perbuatan tersebut kebenaran, keadilan, dan jalan yang
mengenai jiwa, harta, atau lainnya”. lurus (ajaran agama)”.

Dalam konteks ini pengertian Menurut istilah, Jarīmah adalah;


jināyat sama dengan Jarīmah .
‫الجرائم محظىرات شرعية زجر هللا جعالى‬
Sebagaimana dikemukakan oleh Imam ّ ‫عنها‬
‫بحد أو جعسير‬
al-Mawardi, yaitu:
“Perbuatan-perbuatan yang
‫الجرائم محظىرات شرعية زجر هللا‬ dilarang oleh syara` yang diancam oleh
ّ
.27‫جعالى عنها بحد أو جعسير‬ Allah dengan hukuman had atau
Jarīmah adalah “Perbuatan- ta`zir”.
perbuatan yang dilarang oleh syara`
Perbuatan yang dilarang (‫)حمظورات‬
yang diancam oleh Allah dengan
yang dimaksud ialah baik berupa
hukuman had atau ta`zir”.
mengerjakan perbuatan yang dilarang,
maupun meninggalkan perbuatan yang
3) Jarīmah diperintahkan. Sedangkan kata (‫)شرعية‬

Jarīmah berasal dari kata (‫)جرم‬, yang dimaksud yaitu apabila perbuatan
tersebut dilarang oleh hukum syara` dan
merupakan sinonim dari kata ( ‫كسب و‬
ada hukuman bagi yang melanggar,
‫ )قطع‬artinya berusaha dan bekerja.
maka perbuatan tersebut baru dikatakan
Hanya saja pengertian usaha disini Jarīmah . Tetapi apabila perbuatan
khusus untuk usaha yang tidak baik atau tersebut tidak dilarang oleh syara`,
usaha yang dibenci. Oleh karena itu maka perbuatan tersebut hukumnya
Jarīmah dapat dikatakan; mubah, sesuai dengan kaidah;

ّ ‫ألاصل في ألاشياء إلاباحة حتى‬


‫يدل الدليل‬
27
al Mawardi. (1973). al Ahkam al
Sulthaniyah. Mesir: Maktabah Musthafa al ‫على ثحريمه‬
Baby al Halaby, cet. III, hlm. 219.

Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat | 535


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Apabila kedua kata tersebut 2. Adanya perbuatan yang


digabungkan, maka pengertian fiqh membentuk Jināyat, baik berupa
jināyat adalah “Ilmu tentang hukum melakukan perbuatan yang dilarang
syara` yang berkaitan dengan masalah atau meninggalkan perbuatan yang
perbuatan yang dilarang (Jarīmah ) diharuskan. Dikenal juga dengan
dan hukumanya yang diambil dari istilah “Unsur Material” (al-Rukn
dalil-dalil yang terperinci”. al-Mādi).
3. Adanya Pelaku kejahatan, orang
Para fuqaha menyatakan bahwa
yang dapat memahami taklif,
jināyat sama artinya dengan Jarīmah,
artinya pelaku kejahatan adalah
akan tetapi pada kenyataannya kata
mukallaf sehingga dapat dituntut
jināyat oleh para fuqaha hanya
atas perbuatan yang dilakukan.
digunakan untuk pengertian tindak
Dikenal dengan istilah “Unsur
pidana yang mengenai jiwa atau
Moral” (al-Rukn al-Adabi).
anggota badan saja, seperti pembunuhan
dan penganiayaan.
Transformasi Prinsip-Prinsip
Syari’ah dalam Jināyat
Asas-Asas Jināyat28
Dari berbagai pengertian, konsep
Unsur atau rukun Jināyat adalah: Jināyat berkaitan erat dengan masalah

1. Adanya nash, yang melarang “larangan”, yaitu setiap perbuatan-

perbuatan-perbuatan tersebut yang perbuatan yang dilarang oleh syara‟.

disertai ancaman hukumannya. Larangan ini timbul karena perbuatan-

Unsur ini dikenal juga dengan perbuatan itu mengancam sendi-sendi

istilah “Unsur Formal” (al-Rukn al- kehidupan masyarakat. Maka hukuman

Syar‟i). merupakan sesuatu yang tidak dapat


dihindarkan. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa secara intrinsik
28
Lihat Juhaya, S. Praja. Filsafat Hukum hukuman itu sendiri tidak merupakan
Islam. hlm. 115-116, lihat juga Ahmad Wardi
Muslich. Hukum Pidana Menurut Al Qur‟an. suatu kebaikan; sekurang-kurangnya
hlm 29-74. Lihat pula Abdul al Qadir Audah bagi pelaku kejahatan sendiri.
dalam. al Tasyri‟ al Jina‟I al Islami. yang
menggunakan istilah dalam pembagian ini
dengan istilah rukun jināyat.

536 | Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Sebagaimana peristiwa sosial kejahatan terhadap harta33, dan juga


lainnya, Jināyat mempunyai dua sisi kepentingan publik lainnya34.
menguntungkan dan merugikan. Tidak Untuk itu terdapat prinsip-prinsip
ada perbuatan yang hanya syari‟at yang sesuai dengan fungsi dan
menguntungkan atau merugikan semata. tujuan dari Jināyat itu sendiri. Hasby
Setiap perbuatan memiliki keuntungan Asy Shdiddiqie menyebutkan
dan kerugian tertentu. Dengan kata lain, diantaranya; (1) prinsip untuk
penetapan perbuatan-perbuatan Jināyat menjadikan pembebanan hukum
dan sanksi-sanksinya dimaksudkan sebagai sarana mensucikan jiwa, (2)
untuk mempertahankan dan memelihara prinsip keselarasan antara urusan
keberadaan serta kelangsungan hidup akhirat dan dunia, (3) prinsip persamaan
bermasyarakat. derajat, (4) prinsip menyerahkan ta‟zir
Telah dijelaskan bahwa tujuan (sanksi edukatif) kepada penguasa atau
dari syari‟at mencakup dua aspek hakim, (5) prinsip tahkim (arbitrase),
pemeliharaan. Dan salah satunya (6) prinsip dalam amr ma‟ruf nahyi
diperankan dalam aturan-aturan jināyat. munkar, (7) prinsip toleransi (tasamuh),
Aturan-aturan jināyat mencegah (8) prinsip kemerdekaan (huriyyah).
terjadinya kerusakan dan kejahatan Bisa kita simpulkan transformasi
yang terjadi pada unsur-unsur dasar prinsip-prinsip syari‟at pada hukum
yang bersifat darurat dalam diri pidana Islam atau jināyat, diantaranya
manusia, yaitu; (1) mencegah kejahatan
pada tiga cakupan berikut;
29
terhadap agama , (2) mencegah
Pertama, hukuman hanya
kejahatan terhadap jiwa30, (3) mencegah
ditimpakan atau diberikan kepada orang
kejahatan terhadap keturunan31, (4)
yang melakukan tindak kejahatan atau
mencegah kejahatan terhadap
pidana, tidak boleh yang tidak berbuat
kehormatan32, dan (5) mencegah
dikenai hukuman. Prinsip ini sesuai

29
Q.S. al Baqarah [2]: 217
30
Q.S. al Baqarah [2]: 178-179; Q.S. al
Isra‟ [17]: 33
31 33
Q.S an Nur [24]: 2 Q.S. al Ma‟idah [5]: 38
32 34
Q.S an Nur [24]: 4 Q.S. al Ma‟idah [5]: 33

Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat | 537


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dengan prinsip kemerdekaan dan adz dzimmah) menjadi tolak ukur dalam
35
keadilan . peradilan dan pengadilan Islam.

Kedua, seseorang dijatuhi Keempat, berhati-hati


hukuman apabila ada unsur kesengajaan menghukum, dan membiarkannya tidak
untuk berbuat jahat. Tidak adanya menghukum serta menyerahkannya
kesengajaan berarti kelalaian, tersalah, kepada Allah S.W.T. apabila kekurang
keliru atau lupa. Kalaupun kondisi bukti, adalalah bentuk implementasi
seperti ini harus tetap mendapatkan prinsip ketauhidan dan prinsip untuk
hukuman akan tetapi bukan hukuman menjadikan pembebanan hukum
karena tindak pidana kejahatan, sebagai sarana mensucikan jiwa, serta
melainkan untuk kemashlahatan dan prinsip keselarasan antara urusan
bersifat mendidik.36 Pola ini sesuai akhirat dan dunia.
dengan prinsip syari‟at berupa prinsip
menyerahkan ta‟zir (sanksi edukatif) Kesimpulan
kepada penguasa atau hakim dan prinsip Berdasarkan deskripsi dan analisis
untuk menjadikan pembebanan hukum pembahasan tersebut di atas terkait
sebagai sarana mensucikan jiwa. dengan prinsip-prinsip syari‟at dalam
bidang Jināyat, maka dapat disimpulkan
Ketiga, hukuman hanya
sebagai berikut:
dijatuhkan apabila kejahatan tersebut
secara meyakinkan telah dilakukan. Pertama, terdapat kerancuan
Dalam masalah yang meragukan, dalam mendefiniskan antara syari‟at,
hukuman tidak boleh dijatuhkan. Inilah fiqh, dan hukum islam. Pengertian
inti sari dari prinsip kemerdekaan, Islamic Law yang dimaksud dalam
keadilan, amr ma‟ruf nahyi munkar, terminologi barat pada kenyataan dan
serta prinsip persamaan derajat. pendekatannya lebih dekat kepada
Sehingga dalam hukum pidana Islam makna fiqh yang difahami oleh para
asas “praduga tak bersalah” (barā‟atu ulama Islam. Syari‟at yang dimaksud
merupakan aturan-aturan global yang
mencakup di dalamnya permasalahan
35
Q.S. al An‟am [6]: 164 fiqh atau hukum yang ada. Artinya
36
Q.S. an Nisa [4]: 92

538 | Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

terdapat keumuman dan kekhususan Keempat, Jināyat merupakan


antara hubungan syari‟at dengan fiqh. salah satu bidang hukum yang ada
dalam syari‟at. Jināyat menjadi salah
Kedua, tujuan syari‟at (maqāshidu
satu produk yang dihasilkan syari‟at
asy syarī‟ah) di turunkan adalah untuk
sebagai bentuk dari pengejewantahan
memberikan kemashlahatan dan
tujuan ditetapkannya syari‟at. Untuk itu
mencegah kerusakan kepada manusia di
prinsip-prinsip syari‟at menjadi satu hal
dunia dan akhirat. Tujuan ini tercakup
yang inhern, serta menjadi landasan
dalam dua aspek pemeliharan, yaitu
berpijak dalam ketetapan-ketepan yang
aspek pemeliharaan dari sisi keberadaan
berlaku di dalamnya.
dan aspek pemeliharaan dari sisi
pencegahan. Penetapaannya
berdasarkan skala prioritas yang telah
Saran
ditetapkan oleh syari‟at yaitu, Hasil kajian dan penelururan
pemeliharaan agama, akal, jiwa, makalah ini di harapkan dapat
kehormatan, dan harta, atau yang memberikan kontribusi ilmiah pada
dikenal dengan adh dharūriyyat al
perkuliahan Ilmu Taqnin ini.
khams. Sisi ppencegahan ini lah yang Keterbatasan sumber dan data dari
menjadi bidang garapan Jināyat. makalah ini tentunya menjadi peluang
Ketiga, Terdapat perbedaan bagi rekan-rekan mahasiwa lainnya,
pendapat dikalangan para ahli hukum khususnya program studi hukum Islam
tentang asas dan prinsip syariat (hukum untuk bisa dijadikan sebagai kajian
Islam). Perbedaan tersebut terletak pada penelusuran lanjutan.
aspek cakupan keduanya. Cakupan
Kajian tersebut melihat pada
prinsip lebih umum dan universal
kebutuhan hukum di masyarakat yang
sebagai fondasi dari keseluruhan hukum
ada terutama dalam bidang Jināyat.
syari‟at. Sedangkan asas hanya berlaku
Ditengah-tengah kebingungan
pada cabang-cabang hukum Islam
masyarakat kita terhadap supremasi
tertentu sehingga kebenarannya bersifat
hukum yang berlaku saat ini. Sehingga
partikular.
prinsip-prinsip dasar syariat Isalam
yang tertuang dalam bidang Jināyat,

Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat | 539


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dapat pula direalisasikan dan dkk, M. I. (1999). “Filsafat Hukum


diimplementasikan dalam tatanan Islam”. Jakarta: Bumi Aksara.

hukum perdata maupun pidana di HASMI. (2000). “Penegakkan Hukum


Negara Indonesia. Semua itu Selaras Alloh”. Bogor: Pustaka MIM.

dengan prinsip hidup berkebangsaan Jeje, Z. (2015). “Metode dan Strategi


dan prinsip dasar syariat yang Penerapan Syari‟at Islam di
Indonesia”. Jakarta: Pembela
memberikan kemashlatan manusia di
Islam Media.
dunia dan dan akhirat.
Khudari, B. M. (1967). “Tarīkh al
Tasyrī‟ al Islāmī”. Beirut: Dār
al Fikr.
Daftar Pustaka
Ahmad, A. (1996). Dimensi Hukum Islam Mawardi, a. (1973). “al Ahkām al
Dalam Sistem Hukum Nasional. Sulthāniyah. Mesir: Maktabah
Jakarta; Gema Insani Press. Musthafa al Bāb al Halabī.

Alaidin, K. (2012). Filsafat Hukum Rachmat, J. (1996). Jalan Mencari


Islam. Jakarta: Rajawali Press. Hukum Islam Upaya ke Arah
Pemahaman Metodologi Ijtihad.
Al-Asyqar, S. (1991). “Tarīkh al Fiqh Jakarta; Gema Insani Press.
al islāmī”. Urdun, Dār al falāh,.
S, P. J. (2009). “Filsafat Hukum
An-Ni‟mah, I. (2009). “Ushūl al Islam”. Tasikmalaya: Lathifah
Tasyrī‟ al Dustur fī al Islāmī”. Press.
Bagdad: Diwān al Waqf al
Sunny. Salām, M. M. (n.d.). “At Talwīh Asy
Syarh at Taudhīh”.
Ash-Shiddieqie, M. H. (2013). Filsafat
Hukum Islam. Semarang: Wahhab, K. A. (n.d.). “Khulāshah
Pustaka Rizki Putra. Tarīkh al tasyrī‟ al Islāmī”.

Asy-Syātibi, a. M. (1997). Riyadh: Dar Wardi, M. A. (2007). “Hukum Pidana


Ibnu Affan. Menurut Al Qur‟an”. Jakarta:
Diadit Media.
Audah, A. a.-Q. (2003). “al Tasyrī‟ al
Jinā‟I al Islāmī”. Mesir:
Maktabah at Turāst.

541 | Prinsip-Prinsip Syari‟at pada Bidang Jinayat

You might also like