You are on page 1of 9

ISSN 1978-3000

Kualitas Organoleptik Kerupuk Kulit Kaki Ayam yang Diproduksi dari Jenis
Ras Ayam dan Larutan Perendam Berbeda

Organoleptic Quality of Chicken Shank Skin Crackers Produced from Different Chicken
Types and Marinate Solutions

Muhammad Irfan Said, Effendi Abustam, Arifuddin

Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin


Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar 90245
email : irfanmks@yahoo.com HP 08124206293

ABSTRACT

Crackers is one of food products that is in high demand by society lately. Crackers made from chicken shank
skin is processed by utilizing by-product of chicken slaughter. This study was aimed to determine the
organoleptic quality of crackers made from chicken shank skin that were produced based on different types and
marinade solutions. Completely randomized design (CRD) with factorial pattern of 3x2x3 was used in this
study. There were two factors were applied, namely : factor I was three types of chicken (broiler, layer and
native). Factor II were two types of marinate solution, acid (CH 3COOH 1%) (v/v) and bases (Ca(OH)2 1%)
(w/v), each treatment was repeated 3 times. The scale system from panelists was used to obtain the data, then
analyzed for variance (ANOVA). Results of this study showed that different types of chicken very significantly
affected (P<0.01) on the appearance of skin color and acceptance based on consumer perceptions, but had no
effect (P>0.05 ) on odor, taste and crunchiness. The different types of marinade solution has significant effect
(P<0.05 ) on taste, but it had no effect (P>0.05) on odor, crunchiness and acceptance. Generally, panelists gave
the best acceptance on crackers made of broiler shank skin soaked in bases (Ca(OH)2 1% (w/v).

Keywords : organoleptic quality, crackers, shank skin, marinate solution

ABSTRAK

Kerupuk merupakan salah satu jenis produk makanan yang banyak diminati oleh masyarakat saat ini. Kerupuk
dari kulit kaki ayam merupakan produk olahan asal ternak yang memanfaatkan hasil ikutan dari pemotongan
ayam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kerupuk dari kulit kaki ayam yang diproduksi
menggunakan jenis larutan perendam dan ras ayam berbeda. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen
laboratorium menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 3x2x3. Faktor I adalah bahan baku
dari 3 jenis ras ayam (ras pedaging ; ras petelur dan buras). Faktor II adalah 2 jenis larutan perendam (asam
(CH3COOH 1% v/v) dan basa (Ca(OH)2 1% b/v), masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Data pengamatan
diperoleh dengan menggunakan sistem skala yang dilakukan oleh panelis. Data diperoleh selanjutnya dianalisis
secara sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis ras ayam berpengaruh sangat nyata
(P<0,01) terhadap penampilan warna maupun kesukaan kerupuk kulit berdasarkan persepsi konsumen, namun
tidak berpengaruh (P>0,05) pada bau, cita rasa dan kerenyahan. Perbedaan jenis bahan perendam berpengaruh
nyata (P<0,05) terhadap cita rasa, namun tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap persepsi bau, kerenyahan dan
kesukaan kerupuk kulit. Secara umum panelis memberikan persepsi lebih baik pada produk kerupuk kulit yang
diproduksi dari bahan baku kulit kaki ayam ras pedaging yang direndam dalam larutan basa (Ca(OH) 2 1% b/v).

Kata kunci : kualitas organoleptik, kerupuk, kulit kaki ayam, larutan perendam

PENDAHULUAN pangan hewani maupun nabati. Sumber


pangan hewani dapat berasal dari ternak
Seiring dengan bertambahnya
maupun ikan. Sumber pangan hewani asal
jumlah penduduk, maka tentunya
ternak yang berkembang pesat akhir-akhir
kebutuhan masyarakat akan pangan juga
ini adalah unggas, dengan populasi
cenderung akan meningkat. Kebutuhan
melebihi ternak lainnya seperti sapi,
pangan dapat terpenuhi melalui suplai

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9 No 2 Juli- Desember 2014 | 72


ISSN 1978-3000
kerbau, kambing, maupun domba. pengaruh panas, maka ikatan serabut
Berdasarkan data Kementerian tersebut akan mengalami proses denaturasi
Pertanian RI, populasi unggas khususnya (Muyonga et al., 2003).
ayam pada tahun 2011 di Indonesia telah Kualitas produk kerupuk kulit
mencapai 1.566.966.297 ekor, yang terdiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
atas ayam ras pedaging (1.177.990.869 satu diantaranya adalah sumber bahan
ekor), ayam ras petelur (124.635.794 baku maupun proses produksi. Bahan
ekor), dan ayam buras (264.339.634 ekor) baku akan mempengaruhi struktur dan
(Anonimus, 2012). Salah satu keunggulan komposisi produk akhir. Proses produksi
ternak unggas dibandingkan dengan ternak melibatkan berbagai proses reaksi yang
lain adalah karena unggas khususnya akan berpengaruh secara langsung
ayam, hampir sebagian besar tubuhnya terhadap kualitas dalam hal ini secara fisik,
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kimia maupun organoleptik. Penggunaan
manusia. Hasil ikutan seperti feses bahan kimia jenis asam dapat
dimanfaatkan untuk kompos, bulu untuk dimanfaatkan untuk meningkatkan
industri kerajinan dan bahan pakan kelarutan protein yang diharapkan akan
ternak, tulang sebagai sumber gelatin dan memperbaiki sifat-sifat kerupuk kulit
bahan pakan ternak serta kulit pada bagian (Verheul, 1998). Kualitas dan penampilan
kakinya dapat dimanfaatkan sebagai produk kerupuk kulit sangat menentukan
bahan baku pembuatan kerupuk kulit. daya terima konsumen. Penelitian ini
Kerupuk kulit atau rambak bertujuan untuk mengetahui kualitas
merupakan makanan ringan yang khas dan organoleptik produk kerupuk kulit yang
memiliki nilai gizi yang hampir sama diproduksi dari bahan baku kulit kaki ayam
dengan daging ayam, karena kaki ayam dengan menerapkan perbedaan jenis ras
sebenarnya terdiri atas daging dan kulit. ayam dan bahan perendam.
Komposisi nilai gizi kulit kaki ayam,
terdiri dari air sebanyak 66%, protein 22%, MATERI DAN METODE
lemak 5,5%, abu 3,5%, dan substansi lain
Penelitian dilaksanakan di
(kalori, fosfor, kalsium, zat besi, vitamin A
Laboratorium Teknologi Hasil Ternak
dan vitamin B1) ± 3% (Purnomo, 1992).
Fakultas Peternakan Universitas
Bagian kulit kaki pada ayam
Hasanuddin, Makassar. Materi utama
sebagian besar terdiri atas protein kolagen.
penelitian ini berupa potongan kaki yang
Secara histologis kulit terbagi atas 3
diperoleh dari tiga jenis ras ayam, yaitu
bagian, yakni epidermis, dermis/korium
ayam pedaging (broiler), ras petelur
serta hipodermis. Proses pembentukan
(layer) dan bukan ras (buras)/ayam
kerupuk terkait dengan mekanisme
kampung (native chicken), larutan asam
penguraian dan hidrolisis ikatan serabut
asetat (CH3COOH) 1% (v/v) dan larutan
kolagen pada kulit. Ikatan serabut kolagen
basa (Ca(OH)2) 1% (b/v), aquades, minyak
khususnya pada bagian lapisan
goreng, bumbu-bumbu berupa bawang
dermis/korium kulit yang mendapat
putih, merica, ketumbar, garam, dan

73 | Kualitas Organoleptik Kerupuk Kulit Kaki Ayam (M.I. Said et al.)


ISSN 1978-3000
penyedap rasa. Peralatan pendukung yang Pembuatan Larutan Perendam
digunakan diantaranya : tang pemisah kulit Larutan perendam CH3COOH dan
dan tulang, pisau cutter, gunting, baskom, Ca(OH)2 masing-masing 1% dibuat dengan
timbangan analitik, wadah, panci kukusan, melarutkan larutan dasar (CH3COOH dan
wajan, kompor, talenan, dan kertas label. Ca(OH)2) dalam aquades. Larutan
perendam CH3COOH 1% (v/v) dibuat
Rancangan Penelitian dan Penentuan
dengan melarutkan 10 ml larutan
Sampel
CH3COOH teknis dengan konsentrasi 5%
Penelitian dilakukan secara
dengan aquades hingga mencapai volume
eksperimen laboratorium dengan
1 liter, sedangkan Ca(OH)2 1% (b/v) dibuat
menggunakan rancangan dasar berupa
dengan melarutkan 10g serbuk Ca(OH)2
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola
teknis dengan aquades hingga mencapai
Faktorial 3x2 dengan 3 kali ulangan.
volume 1 liter. Larutan ini selanjutnya
Faktor I, 3 jenis ras ayam (ras pedaging,
digunakan sebagai larutan perendam dalam
petelur dan buras). Faktor II, 2 jenis
proses produksi kerupuk kulit kaki ayam.
larutan perendam (asam (CH3COOH) 1%
v/v dan basa (Ca(OH)2 1% b/v).
Proses Produksi Kerupuk Kulit
Pengambilan data deskriptif terkait dengan
Bahan baku berupa kaki (shank)
pengujian warna, bau, cita rasa,
ayam segar khususnya pada potongan
kerenyahan, dan kesukaan (hedonik)
tulang kaki bawah (os tarso-metatarsus)
menggunakan 10 orang panelis yang
yang diperoleh dari 3 jenis ras ayam
dipilih dari mahasiswa fakultas peternakan.
(pedaging, petelur dan buras) dicuci
Sebelum pengambilan data, terlebih dahulu
dengan air mengalir. Pemisahan antara
dilakukan sosialisasi kepada para panelis
kulit dan tulang kaki dilakukan dengan
untuk menyamakan persepsi dalam proses
menggunakan pisau cutter dengan
penilaian. Pengisian lembar isian
mengiris secara vertikal yang dimulai dari
dilakukan setelah para panelis melakukan
bagian telapak. Kulit kemudian ditarik
pengujian.
dengan alat berupa tang. Kulit kaki yang
Metode penilaian organoleptik
telah terpisah lalu ditimbang, selanjutnya
dilakukan dengan menggunakan sistem
dicuci kembali dengan air mengalir dan
skala. Skala yang digunakan dalam
kemudian dilakukan perendaman dalam 2
penilaian panelis adalah 1-6 untuk setiap
jenis larutan (CH3COOH) dan Ca(OH)2)
parameter. Penilaian warna menggunakan
masing-masing selama 60 menit. Kulit
skala 1-6 (coklat tua-putih), bau
kaki diberi bumbu sebanyak 1% dari berat
menggunakan skala 1-6 (tidak ada bau
kulit dan didiamkan selama ±15 menit.
khas kerupuk-bau khas kerupuk), cita rasa
Proses dilanjutkan dengan pengukusan
menggunakan skala 1-6 (tidak gurih-sangat
selama ±15 menit hingga kulit berubah
gurih), kerenyahan menggunakan skala 1-6
warna. Kulit dikeringkan dalam oven
(tidak renyah-sangat renyah), kesukaan
suhu 60oC selama 2-3 jam hingga kulit
menggunakan skala 1-6 (tidak suka-sangat
kaki mengeras. Proses dilanjutkan
suka).

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9 No 2 Juli- Desember 2014 | 74


ISSN 1978-3000
dengan penggorengan dalam minyak panelis terhadap penampilan warna
mendidih (suhu ±120oC) hingga kulit kerupuk kulit kaki ayam pada penerapan
terlihat mekar dan selanjutnya didinginkan jenis ras ayam dan larutan perendaman
untuk dilakukan uji kualitas. yang berbeda disajikan pada Tabel 1.
Paramater pengamatan dilakukan Hasil analisis ragam terhadap data
secara deskriptif meliputi warna (color), pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
bau (odor), cita rasa (taste), kerenyahan perbedaan jenis ras ayam dan larutan
(crunchiness) serta secara hedonik yakni perendam berpengaruh sangat nyata
tingkat kesukaan (likeness) (Soekarto dan (P<0,01) terhadap penampilan warna
Hubeis, 1993). Data skala yang telah produk kerupuk kulit kaki ayam. Secara
ditabulasi berdasarkan penilaian panelis rata-rata persepsi panelis terhadap warna
selanjutnya dianalisis secara sidik ragam produk kerupuk kulit berada pada skala 2-
berdasarkan Rancangan Acak Lengkap 5. Perbedaan jenis ras ayam akan
(RAL) Pola Faktorial. Hasil uji yang memberikan komposisi dan struktur
menunjukan pengaruh nyata, selanjutnya protein kolagen yang berbeda dalam
dilakukan uji lanjut dengan uji BNT (Beda kaitannya dengan umur dan strain ayam,
Nyata Terkecil) (Gasperz, 1991) sedangkan larutan perendam berperan
untuk merubah struktur jaringan kulit
HASIL DAN PEMBAHASAN
khususnya serabut kolagen pada kulit kaki
Warna ayam. pH larutan berpengaruh terhadap
Warna merupakan penilaian kelarutan kolagen (Wang et al., 2008).
pertama terhadap produk yang akan diuji Struktur jaringan kulit berpengaruh
secara visual. Penampakan warna produk terhadap sifat-sifat fisik kulit khususnya
sangat mempengaruhi minat serabut kolagen. Serabut kolagen mudah
konsumen/penelis, karena warna suatu berekasi dengan asam dan basa (amphoter)
produk penganan dapat membangkitkan (Budiyanto, 1984).
selera konsumen. Data hasil penilaian

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Warna Kerupuk Kulit Kaki Ayam
Penilaian Warna Menggunakan Jenis Larutan Perendam
Jenis Ras Ayam Rata-rata
CH3COOH 1% (v/v) Ca(OH)2 1% (b/v)
Pedaging (broiler) 3,66 5,22 4,44c
Petelur (layer) 2,09 4,07 3,08a
Buras 2,09 5,16 3,62b
a b
Rata-rata 2,61 4,82
Keterangan: Skala penilaian warna : 1-6 (coklat tua-putih). Huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)

Penampilan warna kerupuk kulit putih. Hasil yang diperoleh kemungkinan


kaki ayam yang direndam dalam larutan terkait pula dengan warna dasar dari kulit
asam (CH3COOH) cenderung memberikan kaki ayam, yakni ayam buras berwarna
warna kecoklatan, sedangkan larutan basa coklat sampai kehitaman, pedaging
(Ca(OH)2) cenderung memberikan warna berwarna putih dan petelur berwarna agak

75 | Kualitas Organoleptik Kerupuk Kulit Kaki Ayam (M.I. Said et al.)


ISSN 1978-3000
kecoklatan. Penampilan warna kerupuk menampilkan warna, rasa, aroma dan
kulit kaki ayam yang kecoklatan dapat tekstur pada pangan (Son et al., 2000).
dipengaruhi oleh sifat asam yang lebih Hasil penelitian Emil (2004),
kuat. Sifat asam memiliki kemampuan menunjukkan bahwa semakin lama waktu
yang kuat dalam melonggarkan jaringan perendaman kulit kaki ayam dalam larutan
ikat dibandingkan dengan sifat basa. asam, maka penampilan warna akan
Asam memecah ikatan kolagen menjadi semakin gelap, dan sebaliknya
struktur monoheliks, sedangkan basa perendaman kulit dalam larutan kapur
hanya memecah sampai batas biheliks menunjukkan penampilan warna yang
(Zhang et al., 2007). Penampilan warna semakin cerah. Kualitas warna kerupuk
coklat pada kerupuk pada dasarnya kulit kaki ayam yang dihasilkan dengan
merupakan fenomena reaksi Maillard. menggunakan jenis larutan perendam basa
Reaksi ini terkait oleh adanya peningkatan telah memenuhi syarat Standar Nasional
suhu dan perubahan pH (asam atau basa) Indonesia (SNI) 01-4308-1996 dalam hal
(Tyler and Gregory, 2005). Reaksi ini berwarna normal.
pencoklatan merupakan reaksi non Bau
enzimatis yang terjadi karena adanya Hasil penilaian panelis terhadap
gugus aldehid dari karbohidrat yang saling bau dari produk kerupuk kulit kaki ayam
bereaksi dengan gugus amino dari protein yang menggunakan bahan baku dari jenis
pada suhu. Reaksi ini memberikan ras dan larutan perendam berbeda disajikan
perubahan biologis yang sangat kompleks, pada Tabel 2.
salah satunya berperan dalam

Tabel 2. Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Bau Kerupuk Kulit Kaki Ayam
Penilaian Bau Menggunakan Jenis Larutan Perendam
Jenis Ras Ayam Rata-rata
CH3COOH 1% (v/v) Ca(OH)2 1% (b/v)
Pedaging (broiler) 4,09 4,55 4,32
Petelur (layer) 4,37 4,24 4,31
Buras 4,37 4,49 4,43
Rata-rata 4,28 4,43
Keterangan: Skala penilaian bau : 1-6 (tidak ada bau khas kerupuk- bau khas kerupuk)

Hasil analisis ragam pada Tabel 2 kategori sedang (terdapat bau kerupuk).
menunjukkan bahwa perbedaan jenis ras Tidak adanya perbedaan bau berdasarkan
ayam dan larutan perendam dalam proses penilaian panelis dari setiap perlakuan
produksi kerupuk kulit kaki ayam tidak yang diberikan dapat disebabkan oleh
menunjukkan pengaruh yang nyata pengaruh pemberian bumbu selama proses
(P>0,05) terhadap bau kerupuk yang produksi. Rempah-rempah yang digunakan
dihasilkan. Hasil penilaian panelis dalam proses pembuatan kerupuk kulit
terhadap bau produk kerupuk kulit secara dapat menghilangkan bau anyir pada kaki
rata-rata berada pada kisaran skala 4. ayam (Sutejo dan Damayanti, 2002).
Penilaian tersebut apabila dipersepsikan Berdasarkan syarat mutu SNI, kualitas bau
maka bau yang dihasilkan berada pada kerupuk kulit kaki ayam masih sesuai

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9 No 2 Juli- Desember 2014 | 76


ISSN 1978-3000
dengan syarat mutu SNI 01-4308-1996, yang diproduksi berdasarkan perbedaan
yaitu berbau normal (khas kerupuk kulit). jenis ras ayam dan larutan perendam
Cita-rasa selengkapnya disajikan pada Tabel 3.
Hasil penilaian panelis terhadap
cita rasa produk kerupuk kulit kaki ayam
Tabel 3. Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Cita Rasa Kerupuk Kulit Kaki Ayam
Penilaian Cita Rasa Menggunakan Jenis Larutan
Jenis Ras Ayam Perendam Rata-rata
CH3COOH 1% (v/v) Ca(OH)2 1% (b/v)
Pedaging (broiler) 3,18 5,16 4,17
Petelur (layer) 3,61 4,74 4,17
Buras 3,61 5,10 4,36
Rata-rata 3,47a 5,00b
Keterangan: Skala penilaian cita rasa : 1-6 (tidak gurih-sangat gurih). Huruf yang berbeda pada baris yang sama
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).

Tabel 3 menunjukkan bahwa dan penambah kelezatan pada kerupuk.


penerapan jenis ras ayam yang berbeda Bawang putih digunakan sebagai
tidak memiliki pengaruh yang nyata pelengkap bumbu yang mampu
(P>0,05) sedangkan penerapan jenis bahan memberikan rasa sedap dan gurih pada
perendam yang berbeda memiliki pengaruh kerupuk. Penambahan garam dilakukan
yang sangat nyata (P<0,01) terhadap cita untuk memberikan rasa gurih dan rasa
rasa produk kerupuk kulit berbahan baku asin, selain itu juga berperan dalam
kulit kaki ayam. menghambat pertumbuhan
Hasil penilaian panelis terhadap mikroorganisme (Sutejo dan Damayanti,
cita rasa produk kerupuk kulit kaki ayam 2002).
secara rata-rata berada pada kisaran nilai 3-
5. Terjadinya perbedaan persepsi ini Kerenyahan
kemungkinan dipengaruhi oleh masih Kerenyahan merupakan tolak ukur
adanya rasa asam yang terikut pada produk penilaian yang utama untuk jenis pangan
kerupuk saat dilakukan proses yang berbentuk kerupuk. Hasil penilaian
perendaman. Pemberian larutan basa panelis terkait dengan sifat kerenyahan
(kapur) pada kulit tidak akan memberikan produk kerupuk berbahan baku kulit kaki
perubahan yang nyata pada permukaan ayam selengkapnya disajikan pada Tabel 4.
kulit. Persepsi panelis terhadap rasa gurih Berdasarkan hasil analisis ragam terhadap
pada produk kerupuk kaki ayam dapat data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
dipengaruhi oleh adanya penambahan perbedaan jenis ras ayam maupun larutan
bumbu saat diproses. Racikan bumbu perendam dalam proses produksi tidak
berperan dalam menambah cita rasa dari memiliki pengaruh yang nyata
suatu produk penganan. (P>0,05) terhadap sifat kerenyahan produk
Bumbu selain sebagai berperan kerupuk berbahan baku kulit kaki ayam.
menghilangkan bau anyir juga, juga yang Secara umum penilaian panelis terhadap
paling penting adalah sebagai pemberi rasa produk berada pada penilaian skala 5

77 | Kualitas Organoleptik Kerupuk Kulit Kaki Ayam (M.I. Said et al.)


ISSN 1978-3000
(mendekati sifat sangat renyah). Tidak kemiripan struktur penyusun kulit berupa
adanya perbedaan yang nyata dari setiap kolagen dari setiap bahan yang digunakan.
perlakuan dapat disebabkan oleh adanya
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Kerenyahan Kerupuk Kulit Kaki Ayam
Penilaian Kerenyahan Menggunakan Jenis Larutan Perendam
Jenis Ras Ayam Rata-rata
CH3COOH 1% (v/v) Ca(OH)2 1% (b/v)
Pedaging (broiler) 5,33 5,16 5,24
Petelur (layer) 5,28 5,04 5,16
Buras 5,28 5,22 5,25
Rata-rata 5,28 5,14
Keterangan: Skala penilaian kerenyahan : 1-6 (tidak renyah-sangat renyah)

Selain itu fungsi dari kedua jenis kerenyahan dari suatu produk kerupuk
larutan perendam memiliki kemampuan lebih banyak dipengaruhi oleh proses
kerja yang hampir sama dalam penjemuran, penggorengan dan
melonggarkan jaringan ikat dengan pengemasan (Sutejo dan Damayanti,
ditandai oleh adanya proses pembengkakan 2002).
pada komponen serabut kolagen kulit.
Kolagen bersifat amfoter (mudah bereaksi Kesukaan
dengan asam dan basa). Laju konversi Penilaian kesukaan panelis
kolagen juga dipengaruhi oleh suhu, waktu terhadap produk kerupuk dari bahan baku
dan pH yang digunakan perlakuan kulit kaki ayam selengkapnya disajikan
(Kołodziejska et al., 2007). Tingkat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Kesukaan Kerupuk Kulit Kaki Ayam
Penilaian Kesukaan Menggunakan Jenis Larutan
Jenis Ras Ayam Perendam Rata-rata
CH3COOH 1% (v/v) Ca(OH)2 1% (b/v)
Pedaging 5,23 5,11 5,17c
Petelur 4,95 4,45 4,70a
Buras 4,95 5,10 5,02b
Rata-rata 5,04 4,88
Keterangan: Skala penilaian kesukaan : 1-6 (tidak suka-sangat suka). Huruf yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Hasil analisis ragam pada data penampilan fisik dari kulit masing-masing
(Tabel 5) menunjukkan bahwa, perbedaan jenis ras.
jenis ras ayam memiliki pengaruh yang Kerupuk yang diproduksi dari
nyata (P<0,05), sedangkan perbedaan jenis bahan baku kulit kaki ayam jenis ras
larutan perendam tidak memiliki pengaruh pedaging cenderung lebih disukai oleh
yang nyata (P>0,05) terhadap persepsi panelis dibandingkan dengan kulit kaki
tingkat kesukaan panelis akan produk ayam jenis ras petelur. Secara fisik kulit
kerupuk kulit kaki ayam. Pengaruh yang kaki ayam jenis ras pedaging berwarna
nyata dari adanya perbedaan jenis ras ayam kuning dan bersih dengan sisik yang halus,
terhadap kesukaan panelis terkait dengan sedangkan buras dan ras petelur terlihat

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9 No 2 Juli- Desember 2014 | 78


ISSN 1978-3000
berwarna gelap sampai hitam dengan sisik Gasperz, V. 1991. Metode Perancangan
yang sangat kasar (Purnomo, 1992). Percobaan. CV. Armico,
Bandung.
SIMPULAN Kołodziejska, I., E. Skierka, M.
Perbedaan jenis ras ayam Sadowska, W.Kołodziejski, and
berpengaruh sangat nyata terhadap C.Niecikowska. 2007. Effect of
penampilan warna maupun kesukaan extracting time and temperature on
kerupuk kulit, namun tidak berpengaruh yield of gelatin from different fish
pada bau, cita rasa dan kerenyahan. offal. Food Chem 107 (2): 700-706.
Perbedaan jenis bahan perendam Muyonga, J.H., C.G.B. Cole, and K.G.
berpengaruh nyata terhadap cita rasa, Duodu. 2003. Fourier transform
namun tidak berpengaruh nyata terhadap infrared (FTIR) spectroscopic study
persepsi bau, kerenyahan dan kesukaan of acid soluble collagen and
kerupuk kulit. Panelis secara umum gelatin from skins and bones of
memberikan persepsi lebih baik pada young and adult Nile perch (Lates
produk kerupuk kulit dari jenis ras niloticus). Food Chemistry 86 (3):
pedaging yang direndam dalam larutan 325-332.
basa (Ca(OH)2 1% b/v). Purnomo, E. 1992. Penyamakan Kulit
Kaki Ayam. Kanisius, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Purnomo, E. 1992. Penyamakan Kulit
Anonimus. 2012. Statistik Peternakan dan Reptil Reptil. Kanisius.
Kesehatan Hewan Tahun 2012. Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Soekarto, S.T dan M. Hubeis. 1993.
Kesehatan Hewan. Kementerian Metodologi Penelitian Organoleptik.
Pertanian RI, Jakarta. Program Studi Ilmu Pangan, IPB,
Budiyanto, D. 1984. Pengaruh Umur Bogor.
terhadap Panjang, Lebar dan Son, S.M., K.D. Mon, and C.Y. Lee.
Ketebalan Kulit Sapi PO Jantan 2000. Rhubarb juice as natural anti
Kering. Skripsi Fakultas Peternakan browning agent. Journal of Food
Universitas Gadjah Mada, Science (65): 1285-1289.
Yogyakarta. Sutejo, A dan W. Damayanti. 2002.
Emil, M. 2004. Pengaruh Lama Rambak Kaki Ayam. PT Trubus
Perendaman Asam Asetat Agrisarana, Surabaya.
(CH3COOH) 1% dan Kapur Tyler, J.H and R.D. Gregory. 2005. An
(Ca(OH)2) 1% terhadap Kualitas expeditions, high yield
Organoleptik Kerupuk Kulit Kaki construction of the food aroma
Ayam. Skripsi. Fakultas Peternakan compound 6-acetyl-1,2,3,4-
Universitas Hasanuddin, Makassar. tetrahydropyridine and 2-4acetyl–
1pyrrolyne . Journ Org Chem 70
(26): 10872 – 10874.

79 | Kualitas Organoleptik Kerupuk Kulit Kaki Ayam (M.I. Said et al.)


ISSN 1978-3000
Verheul, M., S.P.F.M. Roefs and C.G. de biopolymer film. J of Food
Kruif. 1998. Kinetics of heat- Engineering, 90 (1): 11-19.
induced aggregation of β- Zhang, Y., W. Liu, G.Li, B.Shi, Y. Miao
lactoglobulin. J of Agric and Food and X.Wu. 2007. Isolation and
Chem (46): 896–903. partial characterization of pepsin-
Wang, L., M.A.E.Auty, A.Rau, J.F.Kerry soluble collagen from the skin of
and J.P Kerry. 2008. Effect of pH grass carp (Ctenopharyngodon
and addition of corn oil on the idella). Food Chemistry (103):
properties of gelatin based 906–912.

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9 No 2 Juli- Desember 2014 | 80

You might also like