You are on page 1of 8

PENGARUH KEJADIAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA DI

SEKITAR JAWA BARAT TERHADAP PERGESERAN


JEMBATAN CISOMANG KM 100
Achmad Sasmito, Bambang Sunardi, Alfan S. Praja, Donaldi S. Permana,
Fatkhuroyan, Linda F. Muzayanah
Puslitbang BMKG, Jl. Angkasa I. No.2 Kemayoran Jakarta Pusat
Pos-el: achmad_sasmito@yahoo.co.id

Abstract

The Minister of PUPR have stated that shifting of the Cisomang bridge pillar of KM.100+700 was
because of natural factors. To reinforce this statement, this study will present meteorological,
geophysical and typology data to explain the shifting of the pillar. Using the 2009-2016 earthquake data
of 100 km radius from Cisomang Bridge, then the value of PGA was estimated about 0.34 g (gravitation).
It signals that the bridge building around Cisomang must be constructed strongly. In addition to relatively
high number of micro earthquake events, the typology of the Cisomang bridge pillar was not strong
enough to hold the load above it, the earthquake waves, and the soil type (clay). While the analysis using
the daily rainfall data of2015-2016 showed that 2016 was the year of La Niña, characterized by a lot of
rain throughout the year, the intensity absove the normal average and causing the land to become too
saturated. The hydrological cycle analysis assumed that the infiltration in the upstream area was
relatively low while the run-off was quite high. This situation caused the shift of the Cisomang bridge. An
effort that can be done to prevent soil from becoming too saturated and the grinding are by installing the
round culvert before and after the Cisomang bridge. While efforts to reduce the vibration due to the force
dispersal caused by earthquakes can be tricked by the way the bridge pillars on the surface are
engineered into a round shape.

Keyword : La Niña, saturated, earthquake, building typology

Abstrak

Menteri PUPR menjelaskan bahwa pergeseran pilar jembatan Cisomang KM.100+700 dinyatakan
karena faktor alam. Untuk menguatkan pernyataan tersebut kajian ini akan menyajikan data
meteorologi, geofisika, dan tipologi untuk menjelaskan terjadinya pergeseran pilar tersebut. Dengan
menggunakan data gempa bumi tahun 2009-2016 radius 100 km dari Jembatan Cisomang selanjutnya
diperkirakan nilai PGA sekitar 0,34 g (gravitasi). Hal tersebut memberi sinyal bahwa bangunan jembatan
di sekitar Cisomangharus dibangun dengan kokoh, disamping kejadian gempa bumi mikro relatif banyak.
Selain itu tipologi pilar jembatan Cisomang berbentuk kotak sehingga kurang maksimum menahan
beban diatasnya, gelombang gempa bumi, dan jenis tanah (lempung). Sedangkan analisis menggunakan
data CH harian tahun 2015-2016 menunjukkan bahwa tahun 2016 adalah tahun La Niña yang ditandai
dengan banyak hujan sepanjang tahun, intensitas diatas normal dari harga rata-ratanya. Keadaan
tersebut mengakibatkan tanah kelewat jenuh. Hasil analisis siklus hidrologi diduga bahwa infiltrasi di
daerah hulu nilainya relatif rendah sedang nilai run off cukup tinggi.Keadaan inilah yang mengakibatkan
terjadinya pergeseran jembatan Cisomang. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi keadaan
tanah terlalu jenuh dan terjadinya penggerusan dapat dilakukan dengan memasang gorong-gorong bulat
sebelum dan sesudah jembatan Cisomang. Sedangkan upaya untuk mengurangi getaran
akibatpenjalaran gaya akibat gempa bumi dapat disiasati dengan cara pilar jembatan dipermukaan
direkayasa menjadi berbentuk bulat.

Kata Kunci: La Niña, jenuh, gempa bumi, tipologi bangunan

1. PENDAHULUAN Barat merupakan daerah yang paling banyak


mengalami pergeseran tanah.
Propinsi Jawa Barat yang letak geografisnya Disamping itu wilayah Jawa Barat relatif
berada di sekitar 6-7o LS dan 110-111oBT banyak hujan sepanjang tahun, memiliki iklim
merupakan wilayah yang berdekatan dengan daerah Monsun ditengarai dengan dua musim yaitu musim
pertemuan lempeng Indo-Australia danEurasia, hujan yang umumnya terjadi pada bulan Nopember-
memiliki gunung berapi yang masih aktif maupun April ditandai banyak hujan dan musim kemarau
yang telah mati dan memiliki banyak patahan. umumnya terjadi pada bulan Mei-Oktober
Keadaan tersebut menjadikan Jawa Barat rawan ditengarai sedikit hujan. Indonesia termasuk Jawa
terjadi gempa bumi dan pergeseran tanah, bahkan Barat terkadang mengalami fenomena global yaitu
bila dibanding dengan wilayah lain di Indonesia Jawa El Niño yang ditengarai dengan curah Hujan (CH)

1
berkurang dari rata-ratanya selama setahun, namun terjadinya pergeseran tanah di sekitar jembatan
sebaliknya terkadang juga mengalami fenomena Cisomang.2
global yaitu La Niña yang ditengarai dengan CH Berdasarkan identifikasi masalah di atas,
relatif lebih banyak dari harga rata-ratanya selama dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian
setahun. Pada saat terjadi La Niña dan bersamaan sebagai berikut:
dengan gempa bumi di wilayah Jawa Barat menjadi 1. Apakah terjadinya pergeseran jembatan
rawan terjadinya longsor dan pergeseran tanah. Cisomang tersebut dapat ditunjukkan bahwa
Disamping ituJawa Barat merupakan wilayah wind faktor meteorologi dan geofisika sangat
shear (angin belokan) yang membentuk daerah berperan dalam kasus pergeseran pilar
konvergensi yaitu angin yang berasal dari bumi Cisomang tersebut.
bagian selatan bertemu dengan angin dari bumi 2. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan untuk
bagian utara,bersamaan dengan adanya udara naik mengatasi terjadinya pergeseran akibat faktor
karena orografi dan terkadang berkolaborasi dengan meteorologi dan geofisika tersebut.
angin barat yang berasal dari laut Hindia sebelah
barat pulau Sumatera, keadaan tersebut Berdasarkan kondisi meteorologi, geofisika
mengakibatkan wilayah Jawa Barat merupakan dan kondisi tehnis jembatan tersebut diatas tujuan
daerah yang potensi banyak awan dan hujan. Bila kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui atau
terjadi terjadi keadaan ekstrim potensi terjadinya menelusuri siklus hidrologi di wilayah Cisomang
hujan deras yang mengakibatkan rawan longsor dan Purwakarta Jawa Barat yaitu besarnya CH yang
banjir. Karena kondisigeografis wilayah Jawa Barat sampai di permukaan bumi dimana nilainya setara
juga banyak menerima radiasi dipuncak atmosfer dengan Evapotranspirasi ditambah infiltrasi dan Run
yang cukup besar sepanjang tahun, keadaan tersebut off. Dengan mengetahui nilai evapotranspirasi dapat
cukup potensial dalam mensuplai energi untuk digunakan untuk estimasi nilai infiltrasi dan Run off
proses pembentukan awan konvektif yang secara teoritis yang selanjutnya di gunakan untuk
membangkitkan hujan deras. menduga atau menguatkan pernyataan pemerintah
Jembatan Cisomang yang berada di wilayah bahwa di sekitar Jembatan Cisomang tersebut telah
Jawa Barat dibangun pada tahun 2004 berada pada berlangsung pengikisan tanah yang berlangsung
KM.100+700 dari kota Jakarta merupakan jembatan secara perlahan dan pasti.Disamping itu tujuan
yang sangat istimewa karena dirancang khusus untuk kajian ini dimaksudkan juga untuk
kurun waktu hingga 100 tahun yang akan datangdan mengetahuikarakter pergeseran tanah berdasarkan
mampu menahan beban hingga 45 ton. Jembatan data geofisika di wilayah Cisomang Jawa Barat dan
Cisomang yang membentang sepanjang 253,15 sekaligus untuk mengetahui pengaruh gempa bumi
mdiatassungai terdiri 6 pilar, 8 gelagar, lebar terhadap tipologi bangunan Jembatan.
jembatan 2 x 12,05 m, dibangun dengan system simple Terjadinya pergeseran pilar jembatan
supported dan continous beam.1 Mengingat kondisi Cisomang selain karena pengaruh faktor
geografis Jawa Barat seperti yang disebutkan diatas, meteorologi dan geofisika juga dipengaruhi oleh
keberadaan Jembatan Cisomang sangat rawan tipologi/bentuk bangunan jembatan tersebut
terhadap bencana meteorologi dan geofisika, terhadap pengaruh beban (gaya berat) dan pengaruh
diantaranya La Niña dan indikasi adanya perubahan penjalaran gempa bumiterhadap pilar dan pondasi
iklim dan lingkungan, serta munculnya fenomena bangunan tersebut. Manfaat dari penelitian ini
yang sangat sulit untuk di prediksi yaitu gempa bumi. dimasudkan untuk memberi masukan kepada
Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk pemerintah bagaimana solusi yang dapat dilakukan
menelusuri fenomena meteorologi tahun 2016 yang untuk mengatasi pengikisan akibat CH yaitu dengan
ditengarai banyak hujan karena terjadi fenomena La membangun gorong-gorong disepanjang sungai di
Niña dan terjadinya gempa bumi selama kurun sekitar pilar P1, P2, dan P3 serta memberi masukan
waktu 8 tahun terakhir yang sumbernya berjarak yang dapat dimanfaatkan untuk masa yang akan
kurang dari 100 Km dari jembatan Cisomang yang datang bila membangun pilar jembatan dan pondasi
diduga sebagai pemicu terjadinya pergeseran pilar jembatan hendaknya berbentuk bulat karena relatif
jembatan Cisomang. Penjelasan Direktur Jembatan tahan terhadap gaya beban (getaran) dan penjalaran
Dirjen Bina Marga Kemenpu-Pera, dan diperkuat gempa bumi yang terdiri dari 3 komponen yaitu
oleh Menteri PUPR menyatakan bahwa telah terjadi gelombang Primer (P), seconder (S) dan gelombang
pergeseran pilar Jembatan Cisomang P1, P2, dan P3 permukaan (surface wave).
dan telah dipantau sejak tahun 2012 dengan
pergeseran berkisar antara 6,1 hingga 57,02 cm.
Keadaan ini sudah mendekati batas nilai toleransi
yaitu 80 cm. Pemerintah menyatakan bahwa
pergeseran tersebut karena faktor alam, yaitu

2
2. METODE PENELITIAN sedang model matematis siklus hidrologi dinyatakan
Allen dkk3,sebagai berikut :
Kajian jembatan Cisomang dilakukan di
wilayah Cisomang Kabupaten Purwakarta Provinsi CH = Evapotranspirasi +Infiltrasi +Run Off (1)
Jawa Barat.Terjadinya pergeseran pilar jembatan
Cisomang dipilih sebagai kajian karena berdasarkan Untuk menghitung nilai Evapotranspirasi
informasi pemerintah jembatan tersebut dirancang dapat dilakukan dengan berbagai macam formula
sangat istimewa karena diprakirakan dapat seperti model Penman Mounteith yang
opersional hingga 100 tahun kedepan, dengan menggunakan banyak variabel yang dilandasi oleh
kekuatan menahan beban hingga 45 ton. Namun tinjauan fisisnya. ETo atau evapotranspirasi
kenyataannya baru berumur 10 tahun sudah merupakan komponen kunci dalam studi hidrologi
mengalami pergeseran sampai 57 cm, padahal yang digunakan untuk perencanaan pertanian dan
pembangunan jembatan telah diperhitungkan dari perkotaan penjadwalan irigasi, regional
berbagai aspek. Berdasarkan hal tersebut kami keseimbangan studi air dan zona agroklimatologi.
mencoba membantu pemerintah melalui kajian yang Berbagai persamaan tersedia untuk memprakirakan
ditinjau dari aspek meteorologi dan geofisika dan ETo. Persamaan ini dari keseimbangan energi yang
dikombinasikan dengan tipologi bangunan paling kompleks yang membutuhkan data iklim
jembatan. Saran dan gagasan inovasi dapat secara detail.4 untuk lebih sederhananya persamaan
digunakan sebagai masukan pemerintah untuk yang membutuhkan data limit (terbatas).5Mengingat
menetapkan kebijakan di masa yang akan datang. keterbatasan data prediktor yang tersedia, maka
Kajian yang dilakukan untuk menelusuri dalam kajian ini digunakan model Hargraeves dan
terjadinya pergeseran pilarjembatan Cisomang km Samani yang hanya menggunakan data prediktor
100 Km + 700 meter di wilayah Purwakarta Jawa suhu maksimum dan minimum, secara matematis di
Barat dengan menggunakan data meteorologi dan tuliskan pada persamaan berikut : 6
geofisika serta data teknis jembatan Cisomang yaitu
meliputi: ETo = 0, 0023 *0, 408
 Data CH harian stasiun Cisomang Purwakarta *Ra (Trata + 17, 8)( Tmax _ Tmin)0,5 (2)
posisi107,39383o BT dan 6,52150o LS, elevasi Ra 
118

 
cos 1  tan  tan  sin  sin   cos  cos  sin cos 1  tan  tan   
123 meter, CH stasiun Darangdan Purwakarta
107,4267o BT dan 6,67536o LS, elevasi 512 (3)
meter, CH stasiun Wanayasa Purwakarta 107,55o Keterangan :
BT dan 6,68o LS, elevasi 655 meter, dan CH Eto = evapotranspirasi acuan (mm/hari) 4
stasiun Ciracas Purwakarta 107,57965o BT dan Ra = radiasi puncak di atmosfer (MJ/m2/ hari)
6,6458o LS, elevasi 483 meter selama periode Trata = temperature udara harian rata-rata (oC)
2015-2016. = (Tmax+Tmin)/2.
Tmax = Temperature udara harian maksimum
 Data gempa bumi pada periode 2009-2016,
(oC)
dengan radius <100 Km dari jembatan
Tmin = Temperature udara harian minimum (oC)
Cisomang dan kedalaman gempa bumi < 350 Δ = deklinasi matahari (rad)
km. ф = garis lintang (rad)
 Data temperatur maksimum dan minimum
stasiun Geofisika Bandung 107,35o BT dan 6,53o Mengingat data udara suhu maksimum dan
LS, elevasi 791 meter. minimun di stasiun Cisomang (elevasi 123 m) tidak
 Data teknis jembatan Cisomang diantaranya dimiliki, maka digunakan data stasiun Geofisika
bentuk pilar dan pondasi jembatan dan data Bandung (6,5o LS, 107,6o BT, Elevasi 791 m) yang
dukung lainnya seperti jenis tanah, informasi selanjutnya data tersebut dikonversikan berdasarkan
pergeseran tanah dan lain sebagainya. tinjauan fisis lapse rate.7,8 (Gambar 1 Kanan) yaitu
suhu udara maksimum dan minimun mengalami
Semua data yang diperoleh untuk bahan pemanasan akibat udara tersebut diturunkan ke
kajian ini adalah hasil pengamatan pegawai BMKG elevasi stasiun Cisomang.
di daerah, dengan demikian jenis data ini adalah data Dengan menggunakan persamaan
sekunder. Sedang pengumpulan data dilakukan thermodinamik model matematis persamaan
secara korespondensi dengan stasiun koordinator lapserate udara kering dinyatakan sebagai berikut:
BMKG wilayah Jawa Barat yaitu stasiun Klimatologi
Bogor. Cp dT – α.dp = 0 (4)
Metode analisis CH yang digunakan dalam
kajian ini yaitu menghitung siklus hidrologi yang
ilustrasinya disajikan seperti pada gambar 1 (kiri),

3
Bila udara dalam keseimbangan hidrostatik ln(𝑦) = −0.6687 + 1.438𝑀 + 𝐶1 + 𝐶2 (10 + 𝑀)3 −
persamaan gas ideal dapat dinyatakan sebagai 𝐶3 ln(𝑟𝑟𝑢𝑝 + 1.097𝑒 0.617𝑀 ) + 0.00648𝐻 +
berikut: 0.3643𝑍𝑇 (8)

Dp = - ρ.g.dz (5) DenganY adalahspectral acceleration (g), M adalah


moment magnitude (Mw≥5), 𝑟𝑟𝑢𝑝 adalah jarak terdekat
Substitusi persamaan 4 ke dalam persamaan ke zona rupture (km), H merupakan kedalaman (km),
5, maka diperoleh nilai laperate udara kering yaitu 𝑍𝑇 merupakantipe sumber gempa (0 untuk gempa
sebagai berikut: interface dan 1 untuk gempa intraslab). C1, C2 dan C3
merupakan koefisien dalam fungsi atenuasi Youngs
dT/dz = - g/Cp = 0,98 oC/100 meter dkk.10
GMPE Sadigh, dkk.11 dapat dipergunakan
Sedangkan untuk udara basah untuk memprediksi PGA dan respon spektra
persamaanlapserate dinyatakan sebagai berikut: percepatan akibat gempa shallow crustal. GMPE
Sadighdinyatakan pada persamaan 9 dan 10.
Γw = g* [1 + (Hv · r /Rsd · T) / cpd
+ (Hv^2 · r / R sw · T^2) ]
= 0,65oC/100 m (6)

Keterangan :
Cp = Tekanan Konstan (1004 JK-1Kg-1)
dT = Perubahan Suhu (0K)
dP = Perubahan Tekanan (mb)
α = Volume Spesifik
ρ = Densitas Udara
g = Gravitasi (9,81 m/s2)
Γw = lapse Rate Adiabatis Basah
R = Tetapan gas ideal (8.314472 J/(mol·K))
Hv = Panas Penguapan Air ( 2501000 J/kg )
R_{{sd = Konstanta Gas Udara Kering
= 287 J kg−1 K−1
Rsw = Konstanta Gas Uap air
= 461.5 J kg−1 K−1
R = Mixing Rasio
T = Temperature of the saturated air, (°K)
cpd = Panas Udara Kering pada Tekanan
Konstan= 1003.5 J kg−1 K−1

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa


pergeseran tanah selain faktor meteorologi juga
dipengaruhi oleh faktor geofisika. Estimasi
percepatan tanah maksimum (PGA) akibat gempa
bumi subduksi dapat dilakukan dengan
menggunakan Ground Motion Prediction Equations
(GMPE) dari Youngs dkk.10 sebagai berikut :

Untuk batuan (rock) :


ln(𝑦) = 0.2418 + 1.414𝑀 + 𝐶1
+ 𝐶2 (10 + 𝑀)3
+ 𝐶3 ln(𝑟𝑟𝑢𝑝
+ 1.7818𝑒 0.554𝑀 ) Gambar1. (a). Ilustrasi siklus hidrologi
+ 0.00607𝐻 + 0.3846𝑍𝑇 (http://www.fxsolver.com/browse/formulas/Sa
turated+ Adiabatic+Lapse+Rate8 a) dan (b)
𝜎𝑙𝑛𝑦 = 𝐶4 − 5𝑀 (7) proses fisis Lapserate
(http://hs.umt.edu/physics/documents/
BOREALIS/Lapse%20Rate%20Terms%20and%
Untuk tanah (soil) : 20Formulas2012.pdf)9

4
Fungsi atenuasi untuk gempa strike slip pada hujan yang mencapai puncaknya pada kisaran bulan
kondisi site rock adalah sebagai berikut : tersebut.
Nilai Ra pada perhitungan sebelumnya
Untuk batuan : digunakan untuk menghitung nilai ETo rata-rata
ln 𝑦 = 𝑐1 + 𝑐2 𝑀 + 𝑐3 (8.5 − 𝑀)2.5 + 𝑐4 𝑙𝑛[𝑟𝑟𝑢𝑝 + bulanan, yang dalam kajian ini dihitung nilai ETo
exp(𝑐5 + 𝑐6 𝑀] + 𝑐7 ln(𝑟𝑟𝑢𝑝 + 2) (9) wilayah Cisomang tahun 2015 dan 2016. Setelah
diperoleh nilai ETo pada masing-masing bulan
Untuk tanah : selanjutnya dihitung nilai Infiltrasi dan Run Off. Pada
ln 𝑦 = 𝑐1 + 𝑐2 𝑀 + 𝑐3 𝑙𝑛[𝑟𝑟𝑢𝑝 + 𝑐4 𝑒 𝐶5𝑀 )] + 𝑐6 + kajian ini, digunakan nilai teoritis atau nilai ideal
𝑐7 (8.5 − M)2.5 (10) dalam siklus hidrologi yaitu 70 % untuk infiltrasi dan
30 % untuk Run Off ( MeTED). Dengan
Dimana 𝑦 adalah spektral acceleration, 𝑟𝑟𝑢𝑝 adalah menggunakan asumsi tersebut hasil ETo dan CH
jarak terdekat ke rupture surface, M adalah moment diperlihatkan seperti pada Gambar 3 (kiri) dan nilai
magnitude (Mw). Untuk magnitude gempa lebih besar infiltrasi dan Run Off (kanan).
dari 8,5 diambil magnitudo = 8,5. C4, C5, C6 dan
C7 merupakan koefisien dalam fungsi atenuasi
950
Sadigh, dkk.11 Fungsi atenuasi untuk

Ra (cal/cm²/day)
reverse/thrustfaulting diperoleh dengan mengalikan 900
korelasi untuk strike slip dengan faktor 1,2. 850
800
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 750
700
Untuk menghitung nilai evapotranspirasi di
wilayah Stasiun Cisomang sesuai persamaan
2)terlebih dahulu harus dihitung nilai radiasi Ra,
hasilnya diperlihatkan seperti pada Gambar 2. Dari
gambar tersebut tampak bahwa nilai Ra di wilayah
Cisomang harga maksimum pada bulan Maret dan
Oktober, harga minimum terjadi pada bulan Juli.
Besarnya nilai Ra sebagai fungsi deklinasi matahari
yaitu gerak posisi matahari dalam setahun yaitu
maksimum berada pada 23,5o lintang utara/Selatan.
Pada saat matahari berada di bumi belahan selatan
diperoleh harga maksimum dan pada saat matahari
berada di utara diperoleh nilai minimum, hal ini
memberikan pengertian bahwa besarnya Ra sebagai
Gambar 2. (atas) Hasil perhitungan Nilai Ra stasiun
fungsi geometris posisi matahari terhadap Cisomang. (bawah) Curah hujan di beberapa
kedudukan stasiun. Radiasi dipuncak atmosfer stasiun sekitar Cisomang Purwakarta Jawa
disebut juga radiasi awal, selanjutnya radiasi tersebut Barat
menjalar melewati medium atmosfer akan
mengalami penyerapan akibat komposisi Tahun 2015 adalah tahun El Niño yang
disepanjang penjalarannya tersebut, dan akhirnya ditengarai dengan sifat CH, suhu udara maksimum
radiasi tersebut sampai dipermukaan bumiradiasi diatas rata-ratanya dan suhu udara rata-rata bulanan
global. Bila ditinjau dari arah penjalarannya radiasi umumnya dibawah normal dari keadaan rata-
yang sampai dipermukaan bumi dibedakan menjadi ratanya, sedangkan suhu minimum umumnya di
2 yaitu radiasi langsung dan radiasi diffuse.Sedang bawah harga rata-ratanya.12Sebaliknya pada tahun
besarnya perbandingan antara nilai radiasi 2016 adalah tahun La niña ditengarahi CH, Tmin, dan
dipermukaan bumi dengan radiasi di puncak Trata diatas rata-ratanya, sedang suhu maksimum
atmosfer disebut koeffisien trasmisivitas. umumnya di bawah harga rata-ratanya. Dengan
Besarnya nilai radiasi di puncak atmosfer memahami kondisi fisis pada tahun 2015 (El Niño),
sepanjang tahun di stasiun Cisomang hasilnya nilai ETo pada musim kemarau tampak lebih tinggi
diperlihatkan seperti pada Gambar 2 (kiri) dan curah dari nilai rata-rata CH bulanan, sebaliknya pada
hujan di beberapa stasiun sekitar Cisomang tahun 2016 (La Niña) nilai ETo pada musim
(kanan).Nilai maksimum radiasi dicapai pada akhir kemarau relatif lebih kecil dari CH rata-rata
bulan februari, dan pertengahan bulan oktober yang bulanannya.13
mencapai 905(kiri). Hal ini sejalan dengan nilai curah Salah satu faktor terjadinya pergeseran pilar
jembatan Cisomang diduga karena CH yang relatif

5
tinggi dan diduga kondisi lingkungan di sekitar Jawa Barat yang berdekatan dengan
wilayah Cisomang telah mengalami perubahan pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia,
sehingga nilai infiltrasi telah berubah lebih kecil dari banyak patahan, memiliki perbukitan dan gunung
nilai idealnya(70%). Keadaan tersebut aktif maupun yang telah mati, keadaan tersebut
mengakibatkannilai Run off semakin tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan gempa bumi relatif besar.
memudahkan terjadinya pengikisan tanah di sekitar Berdasarkan catatan BMKG sejak tahun 2009-2016
jembatan dan berpotensi terjadinya pergeseran pilar distribusi gempa bumi di sekitar wilayah Jawa Barat
karena kondisi tanah yang tidak stabil. di sajikan seperti pada gambar 5 (kiri), selanjutnya
Lintasan jembatan Cisomang berada di atas dari data tersebut diolah untuk menghitung
sungai. Dengan tiang penyangga pilar P1,P2 dan P3 percepatan tanah maksimum (PGA) dengan metode
dekat dengan sungai, maka untuk mengatasi kondisi Ground Motion Prediction Equation (GMPE). Hasil
tanah agar kelembapannya tetapterjaga stabil dapat perhitungan dengan GMPE diperoleh estimasi
diatasi dengan membangun gorong-gorong di percepatan tanah maksimum (PGA) pada kisaran
sekitar jembatan tersebut (lihat Gambar 4( kiri). 0,34 g (Gambar 5 tengah), dimana g = 9.8 m/det2.
Selain kedua faktor tersebut, getaran beban Nilai tersebut relatif cukup tinggi dan mendekati
kendaraan diatas jembatan juga mempengaruhi dengan nilai percepatan di batuan dasar pada peta
pergeseran pilar jembatan. Bentuk segi empat pilar zona gempa Indonesia dari Litbang Teknologi
jembatan Cisomang kurang maksimal menahan Sumber daya air kementrian PU (Gambar 5 kanan),
beban diatasnya dan meredam 3 komponen sebagaimana tercantum dalam SNI 2833:2008.15
penjalaran gempa bumi gelombang P dan S, serta
gelombang permukaan bila dibanding dengan pilar
berbentuk bulat. Untuk mereduksi terjadinya
pergeseran pilar akibat beban diatasnya dan
penjalaran gempa bumi yang sewaktu-waktu dapat
terjadidapat dilakukan dengan upaya rekayasapilar
berbentuk bulat. Sedangkan dimasa yang akan
datang bila membangun jembatan disarankan
bentuk pondasi dan pilarberbentuk bulat. Gagasan
ini belum memperhatikan faktor ekonomis dan
faktor lain dari segi tehnik sipil.(lihat Gambar 4
(kanan).

Gambar 4.Salah satu Tehnik mengatasi pengikisan dengan


memasang gorong gorong (atas) dan bentuk
bangunan pilar yang tahan terhadap beban dan
gempa bumi (bawah)
(Sumber:
https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/04/
01/090861580/jembatan-cisomang-resmi-
dibuka-untuk-seluruh-golongan-kendaraan)14

Bila terjadi gempa bumi terdapat tiga (3) jenis


penjalaran energi16 yang akan berinteraksi dengan
materi disepanjang penjalarannya yaitu:
Gambar 3. Distribusi CH dan ETo tahun 2015-2016 (kiri) 1. Penjalaran gelombang primer (P) yaitu
dan estimasi harga Infiltrasi dan Run Off teoritis penjalaran energi gempa bumi yang kita rasakan
di stasiun Cisomang (kanan)
pertama kali atau yang akan berinteraksi pertama

6
kali dengan bangunan, gelombang
tersebutmenjalar dari bawah.
2. Penjalaran gelombang sekunder (S) yaitu
penjalaran energi gempa bumi dirasakan untuk Secara teoritis-empiris adanya penjalaran
yang kedua kali atau penjalaran energi gempa gempa bumi (S/SW) berinteraksi dengan pilar
bumi berinteraksi dengan bangunan pada tahap bentuk segi empat kemampuan menahan beban
kedua, gelombang tersebutmenjalar dari bawah kurang maksimum bila dibanding dengan bentuk
dalam arah zig-zag. bulat. Demikian pula pondasi bangunan bentuk
3. Penjalaran gelombang permukaan atau surface bulat relatif lebih kuat menerima penjalaran gempa
wave (SW) yaitu penjalaran energi gempa bumi di bumi (P/S) bila dibanding dengan bentuk segi
sepanjang kelengkungan permukaan bumi. empat atau yang lainnya. Untuk memudahkan
pemahaman berikut disampaikan gambar tipologi
bangunan tersebut (Gambar 6) :

Gambar 5. Distribusi kejadian gempa di wilayah Jawa Barat Gambar 6. Bentuk pilar terhadap pengaruh gaya dilihat dari
tahun 2009-2016 (atas) dan estimasi atas (atas) dan dari samping (tengah) serta
percepatan tanah akibat gempa bumi (tengah) bentuk pilar dan pondasi tahan gempa
menggunakan metode GMPE, serta peta zona (bawah).17
gempa periode 500 tahun (SNI 2833:2008)15

7
4. KESIMPULAN 6Hargreaves, G.H. and Z.A. Samani, 1985. Reference crop
evapotranspiration from temperature. Transaction of
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ASAE 1(2):96-99
7Holton, J.R. 2004. An Introduction Dynamic
tersebut diatas terjadinya pergeseran pilar P1,
P2jembatan Cisomang jika tinjau dari faktor Meteorology,Fourth Edition, Department of
meteorologi diduga akibat curah hujan yang cukup Atmospheric Sciences University of Washington
tinggi sepanjang tahun 2016 akibat adanya Seattle, Washington, pp 51
8http://www.fxsolver.com/browse/formulas/Saturat
fenomena La Niña sehingga kondisi tanah jenuh,
ed+Adiabatic+Lapse+Rate
disamping tipe lintasan jembatan Cisomang sungai 9UMT. 2017. Lapse Rate Terms and Formulas.
diduga akibat kondisi lingkungan yang sudah http://hs.umt.edu , diakses pada 15 mei 2017.
berubah nilai infiltrasi semakin rendah, sedang nilai 10Youngs, R.R., Chiou, S.-J., Silva, W.J., Humphrey,
run off semakin besar keadaan tersebut justru J.R, Strong Ground Motion Attenuation
semakin mempermudah terjadinya pengikisan dan Relationships for Subduction Zone Earthquakes,
akhirnya potensi terjadinya pergeseran semakin Seismological Research Letters, Vol. 68, no. 1, pp 58-73,
mudah. Bila ditinjau dari faktor geofisika wilayah 1997.
Jawa Barat relatif banyak gempa bumi, dari hasil 11Sadigh, K., C. Y. Chang, J. A. Egan, F. Makdisi, and
olahan estimasi percepatan tanah maksimum R. R. Youngs, Attenuation Relationships for
diperoleh kisaran 0,34 g. Keadaan tersebut Shallow Crustal Earthquakes Based on California
memberikan indikasi bahwa terjadinya pergeseran Strong Motion Data, Seismological Research Letters,
tanah di wilayah Cisomang potensinya sangat 68(1), 180-189, 1997.
12BMKG, 2015. Press Release Kekeringan 2015.
besar.Disamping itu terjadinya pergeseran pilar juga
dipengaruhi oleh tipologi bangunan pilar jembatan http://data.bmkg.go.id/share/Dokumen/elnino_
Cisomang berbentuk segi empat. Keadaan tersebut 2015_KBMKG.pdf, diakses pada 24 Agustus 2017
13BMKG, 2017. WMO Release : El Nino/ La Nina
kurang maksimum mereduksi gaya akibat beban
diatasnya dan terjadinya penjalaran gaya 3 Update. http://www.bmkg.go.id/press-
komponen gempa bumi (P, S dan SW).Untuk release/?p=english-wmo-el-ninola-nina-
mengatasi terjadinya pergeseran pilar jembatan update&tag=press-release&lang=EN, diakses 24
agustus 2017
Cisomang dapat disiasati dengan membangun 14https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/04/01/0
gorong-gorong pada sungai dibawah jembatan
90861580/jembatan-cisomang-resmi-dibuka-
tersebut dan untuk mereduksi gaya akibat gempa untuk-seluruh-golongan-kendaraan
bumi dapat dibuat pilar dan pondasi berbentuk 15BSN, 2008. SNI 2833:2008, Standar perencanaan
bulat. ketahanan gempa untuk jembatan,
http://sisni.bsn.go.id/index.php/sni_main/sni/d
UCAPAN TERIMA KASIH etail_sni/7838, diakses pada 25 Agustus 2017
16Officer, C.B. (1974). Introduction to Theoretical Geophysic,
Ucapan terima kasih kepada Kepala Pusat Springer-Verlag,New York, Heidelberg, Berlin,
Penelitian dan Pengembangan BMKG, Kepala page 192
Bidang Meteorologi Puslitbang BMKG atas 17IRIS, 2017. 1-Component Seismogram: Building responds to

dukungan dan fasilitas yang diberikan dalam P, S, surface waves.http://www.iris.edu. Diakses


penelitian ini dan bantuan kekompakan teman- pada 14 mei 2017
teman dilingkungan Litbang Meteorologi.

DAFTAR RUJUKAN
1Kementrian PUPR, 2016. Kondisi Jembatan Tol
Cisomang. http://www.binamarga.pu.go.id, diakses
pada 24 Agustus 2017
2Kementrian ESDM, 2016.
http://www.vsi.esdm.go.id, diakses pada 15
Agustus 2017
3Allen, R. G., et.al (1998), Crop evapotranspiration -

Guidelines for computing crop water requirements - FAO


Irrigation and drainage paper 56, FAO 1998.
4Allen, R.G. 1989. A penman for all seasons. J. Irrig. and

Drain Engr., ASCE, 112(4):349- 368.


5Blaney, H.F. and W.D. Criddle, 1950. Determining water

requirements in irrigated areas from climatological and


irrigation data. USDA/SCS, SCS-TP 96.

You might also like