You are on page 1of 6

Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No.

, 1, Januari 2006 :62-67

PETROGRAFI BATUAN BEKU VOLKANIK BAWAH LAUT


KOMPLEKS GUNUNG KOMBA, LAUT FLORES, INDONESIA

1) 1) 2)
Johanes Hutabarat ; Agus Didit Haryanto ; L. Sarmili
1) Lab. Geokimia dan Geothermal Jurusan Geologi,FMIPA Universitas Padjadjaran,
2) Pustilbang Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjuna No. 236 Bandung-40174 Bandung

ABSTRACT
This study focuses on the petrography characteristics of the volcanic rocks in Mount Komba, Flores
Sea, Nusa Tenggara Timur.
Based on textural and mineralogical characteristics, volcanic rocks Mount Komba are composed of
andesite-basaltic lava flows. It is chiefly porphyritic, intergranular, intersertal to glomeroporphyritic
clots textures that contains variable proportion of plagioclase, pyroxene, biotite, hornblende and
opaque oxide minerals phenocryst in very fine grained groundmass contains clinopyroxene, plagopclase
laths, devitrified glass and opaque oxide minerals. Plagioclase phenocrysts show sieve-textured cores,
opaque inclusions, compositional zoning, and skeletal melt pockets. Pyroxenes are strong zones with
rims. Some are poikilitic. Biotite commonly exhibits a deep russet color parallel to its slow ray, the
perpendicular direction being light to medium yellow brown. Some are altered to an asseblage of
chlorite and finely granular opaque oxide minerals. Hornblende is perhaps slightly less abundant than
biotite and occurs typically in euhedral to subhedralo crystals. It is pleochroic in shade of olive green
and brownish yellow, rarely exhibiting a bright apple-green shade. Among the accessory minerals,
opaque oxide minerals occurs as euhedral wedge-shape or blocky to slightly rounded, broken grains
are common and also as a fine grainded alteration product associated with chlorite, formed from biotite
and hornblende. Fresh glass is present, though in most cases the glass is devitrified .
Some Mount Komba volcanic rocks studied exhibit varying degrees of propylitic or sericitic
alteration. Feldspars plagioclase in particular, in most of the intensely hydrothermally altered Mount
Komba volcanic rocks have been replaced by fine grained sericite, clay minerals, carbonate, chlorite,
epidote and opaque oxide minerals.
Keywords : Characteristic, volcanic rock

ABSTRAK
Studi ini terfokus terutama untuk mengetahui karakteristik secara petrografi batuan volkanik di
komplek Gunung Komba yang merupakan gunung bawah laut, terletak diantara koordinat 123 o43'12"-
123o54'00" Bujur Timur dan 07 o55'12"-08o04'48" Lintang Selatan, dan secara teritorial termasuk
kedalam kawasan Laut Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Secara mikroskopis umumnya batuan bekunya memperlihatkan tekstur porfiritik hingga
glomeroporfiritik. Fenokris dan mikrofenokris tertanam dalam ma-sadasar intersertal hingga
intergranular berukuran halus. Mikrolit plagioklas yang berbentuk menjarum atau berupa lathlike pada
masadasarnya seringkali memper-lihatkan tekstur trachytic atau microlitic flow. Pada sayatan (DB.64
dan 28 DB) masadasarnya nampak memperlihatkan amorphous dough. Agregat glomeroporfiritik yang
umum dijumpai terdiri dari fenokris dan mikrofenokris berbentuk euhedral hingga subhedral dari
mineral plagioklas, piroksen, biotit dan mineral bijih, dimana ruang antar kristal dari penggerombolan
glomeroporfiritik (glomeroporphyritic clots) tersebut kebanyakannya diisi oleh gelas volkanik berwarna
coklat hingga jernih atau agak keruh.
Sebagian besar dari sayatan batuan telah terubah dengan intensitas lemah hingga agak kuat,
dengan dicirikan hadirnya atau dihasilkannya himpunan mineral serisit, lempung, karbonat, albit
sekunder, klorit, mineral bijih dan epidot. Gejala rekristalisasi ini seringkali diserta oleh adanya gejala
deformasi (?), yang ditandai dengan adanya retakan-retakn pada mineral fase fenokrisnya yang
biasanya diisi oleh mineral sekunder.
Kata kunci : Karakteristik, batuan volkanik

PENDAHULUAN variasi tekstur dan susunan mi-


neralogi, dan juga untuk memperoleh
Penelitian berupa pemerian secara
informasi tentang proses-proses se-
mikroskopis batuan beku volkanik
kunder yang dialami setiap batuan.
bawah laut daerah Komplek Gunung
Daerah penelitian terletak di kom-
Komba Laut Flores, Indonesia. Peneli-
plek Gunung Komba yang merupakan
tian ini bertujuan untuk mengetahui
gunung bawah laut, yakni diantara

61
Petrografi Batuan Beku Volkanik Bawah Laut Kompleks Gunung Komba Laut Flores, Indonesia
(Johanes Hutabarat, Agus Didit Haryanto & L. Sarmili)

koordinat 123o43'12"-123o54'00" Bu- Petrografi


jur Timur dan 07o55'12"-08o04'48"
Sejumlah 10 (sepuluh) contoh
Lintang Selatan, yang secara teritorial
batuan disayat untuk dianalisis secara
termasuk kedalam kawasan Laut Flo-
mikroskopis; selain untuk mengamati
res, Propinsi Nusa Tenggara Timur
variasi tekstur dan susunan minera-
(Gambar 1).
loginya, juga untuk memperoleh in-
formasi tentang proses-proses sekun-
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
der yang dialami setiap batuan.
Bahan penelitian untuk keperluan Pada umum batuan beku daerah
studi ini berupa contoh batuan beku penelitian memperlihatkan tekstur
dimana percontohannya dilakukan de- porfiritik hingga glomeroporfiritik.
ngan menggunakan metode penge- Fenokris dan mikrofenokris tertanam
rukan (dredging) dan comot (grab) dalam masadasar intersertal hingga
dari tubuh batuan volkanik Gunung intergranular berukuran halus. Mikrolit
Abang Komba dan Ibu Komba dii ke- plagioklas yang berbentuk menjarum
dalaman berturut-turut kurang lebih atau berupa lathlike pada masadasar-
130 m dan 900 m di bawah permuka- nya seringkali memperlihatkan tekstur
an laut. trachytic atau microlitic flow. Pada sa-
Pendekatan masalah dilakukan ya-an (DB.64 dan 28 DB) masa-
melalui studi petrografi dengan cara dasarnya nampak memperlihatkan
memeriksa sayatan tipis batuannya amorphous dough.
memakai mikroskop polarisasi. Agregat glomeroporfiritik yang u-
Referensi utama yang diperguna- mum dijumpai terdiri dari fenokris dan
kan dalam pekerjaan studi petrografi mikrofenokris berbentuk euhedral
batuan beku ini adalah Kerr (1979) hingga subhedral dari mineral plag-
dan Mc. Kenzie, et al (1982) serta Gill ioklas, piroksen, biotit dan mineral
(1981) baik untuk pemerian sifat bijih, dimana ruang antar kristal dari
optik mineralnya maupun untuk ke- penggerombolan glomeroporfiritik
nampakan teksturnya. (glomeroporphyritic clots) tersebut
kebanyakannya diisi oleh gelas vol-
HASIL DAN PEMBAHASAN kanik berwarna coklat hingga jernih
atau agak keruh.
Tatanama
Pada beberapa sayatan batuan (65
Secara megaskopis pada umum- DB dan 50 VG) nampak juga terlihat
nya batuannya dicirikan dengan war- adanya urat-urat halus kuarsa dan
na abu-abu terang hingga gelap dan karbonat yang menembusi fase
abu-abu kecoklatan dengan bercak fenokris dan mikrofenokris serta
putih dan kehijauan-hijauan atau masadasar, dan terlihat pula adanya
kemerah-merah-an, memperlihatkan agregat asing (xenocrysts) yang
tekstur porfiritik dengan fenokris mi- disusun oleh masa agregat mineral
neral mafik dan felsik yang tersebar felspar, piroksen, biotit, dan mineral
dalam masadsar berupa mikrokristalin opaq yang saling bertautan
yang berukuran halus. Pada beberapa membentuk tekstur faneritik, ataupun
contoh batuan nampak terlihat ada- berupa individu kristal plagioklas yang
nya masadasar berwarna coklat gelap telah terubah seluruhnya oleh mineral
hingga abu-abu kehijauan dengan serisit, yang berasosiasi dengan
bercak kehijauan gelap hingga pucat mineral lempung dan gelas volkanik,
sebagai mineral sekunder. Berdasar- sehingga memperlihatkan "sieve-like
kan atas kenampakan megaskopis reaction textures".
tersebut, maka semua contoh batuan Sebagian besar dari sayatan ba-
daerah penelitian dapat digonongkan tuan telah terubah dengan intensitas
sebagai batuan beku andesitik hingga lemah hingga agak kuat, dengan di-
basaltik lava. cirikan hadirnya atau dihasilkannya

62
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :62-67

himpunan mineral serisit, lempung, dijumpai berupa kristal subhedral,


karbonat, albit sekunder, klorit, mine- prismatik pendek atau tabular, tidak
ral bijih dan epidot. Gejala rekristali- berwarna sampai kehijauan atau hijau
sasi ini seringkali diserta oleh adanya pucat agak kecoklatan. Klinopiroksen
gejala deformasi (?), yang ditandai dicirikan dengan pleokroisme yang
dengan adanya retakan-retakn pada lemah dari tidak berwarna hingga
mineral fase fenokrisnya yang biasa- hijau pucat, diduga berjenis diopsidic-
nya diisi oleh mineral sekunder. augitic; sedangkan Ortopiroksen dici-
rikan dengan pleo-kroisme sedang
Susunan mineralogi dari merah muda redup hingga hijau.
Beberapa kristal piroksen memper-
Fenokris dan Mikrofenokris
lihatkan adanya korosi masadasar
Fase fenokris utama terdiri dari
ditandai oleh batas kristal meneluk,
plagioklas, piroksen; biotit dan horn-
dan dibagian tepinya diselimuti
blenda serta mineral opaq dan pada
mineral bijih atau oksida besi, serta
umumnya berukuran lebih kecil dari 3
adanya bercak gelas dalam kristal.
mm, dengan total kandungannya
Gejala lain yang sering kali teramati
berkisar antara 25-35%.
adalah adanya kembaran, zonasi dan
inklusi mineral opaq dan plagioklas.
Plagioklas
Gejala ubahan piroksen menghasilkan
Plagioklas hadir sebagai kom-
serabut klorit berwarna hijau dan
ponen terbanyak baik sebagai fenokris
karbonat.
ataupun mikrofenokris, berupa kristal
berbentuk subhedral, prismatik atau-
Biotit
pun berupa pelat-pelat memanjang,
Hadir berupa kristal prismatik pan-
yang memperlihatkan kembaran Albit,
jang, euhedral hingga subhedral, ber-
Carlsbad-Albit dan Carlsbad; diduga
warna coklat dengan pleokroisme
berjenis labradorit. Gejala zonasi
coklat tua hingga coklat kemerahan
komposisi dari bagian tengah hingga
terang atau coklat muda kuning ke-
tepi (oscillatory zoning) umum dijum-
emasan. Sebagian besar batas kristal-
pai pada plagioklas; selain itu bebera-
nya terkorosi masadasar dan me-
pa individu lainnya hadir berupa nor-
ngandung inklusi butiran mineral
mal ataupun reversed zoning pada
opaq. Beberapa individu kristal biotit
bagian tengah homogenous ataupun
nampak mengalami pengubahan men-
patchily zoned. Pada beberapa con-
jadi serabut klorit berwarna hijau dan
toh batuan mem-perlihatkan adanya
mineral opaq.
"sieve-like reaction textures" dengan
inklusi-inklusi kecil material penyusun
Hornblenda
masadasar, yang seringkali pula di-
Dijumpai hanya pada beberapa sa-
ikuti dibagian luar atau tepi kristalnya
yatan batuan, berupa kristal prismatik
terabsorsi. Demikian pula gejala
panjang, berwarna hijau kecoklatan
penggantian sebagian (partial re-
hingga merah-coklat dengan pleo-
placement) plagioklas oleh serisit, mi-
kroisme kuat. Seringkali terlihat ada-
neral lempung, karbonat dan epidot;
nya selaput mineral opaq di bagian
serta gejala albitisasi kadang-kadang
tepi kristalnya dan kadang-kadang
teramati pada beberapa individu kris-
terubah kuat menghasilkan pseudo-
tal plagioklas. Proses ubahan plagio-
morf mineral opaq. Beberapa di-
klas menghasilkan serisit, lempung,
antaranya mengandung inklusi butir-
karbonat dan bercak klorit.
an mineral opaq dan plagioklas.
Piroksen
Mineral opaq
Piroksen hadir diwakili oleh kli-
Mineral opaq selalu hadir pada
nopiroksen dan ortopiroksen sebagai
semua sayatan batuan yang diduga
fenokris dan mikrofenokris. Keduanya
diwakili oleh magnetit, dan kadang-

63
Petrografi Batuan Beku Volkanik Bawah Laut Kompleks Gunung Komba Laut Flores, Indonesia
(Johanes Hutabarat, Agus Didit Haryanto & L. Sarmili)

kadang ilmenit, dijumpai berupa kris- sebagian plagioklas oleh serisit, kar-
tal primer berbentuk subhedral hingga bonat dan mineral lem-pung; peng-
euhdral. Kadang-kadang terdapat gantian sebagian piroksen oleh klorit,
dalam agregat glomeroforpiritik ber- dan adanya gejala albiti-sasi (albit
sama dengan fenokris dan mikro- sekunder) yang terdapat pada plagio-
fenoris lainnya. klas berbentuk balokan yang berukur-
an halus. Gejala lainnya yang kadang-
Masadasar kadang termati adanya oksidasi seba-
Masadasar batuan dapat dibagi gian dari mineral bijih dan hadirnya
menjadi dua tipe, dengan prosentasel kuarsa, serta epidot sebagai hasil u-
kandungannya berkisar antara 65- bahan plagioklas dan piroksen. Des-
75%. Masadasar tipe pertama, yaitu kripsi dari masing-masing mineral
yang mempunyai pengarahan atau sekunder tersebut, diuraikan sbb.:
iregular, dan yang tidak menunjukkan
pengarahan. Masadasar yang mem- Serisit
punyai peng-rahan atau iregular pada Sebagai ubahan dari plagioklas
umumnya memperlihatkan orientasi berupa bercak-bercak halus yang ter-
trachytic dan flow banding yang di- sebar pada permukaan induknya. Ber-
hasilkan oleh adanya bidang cleavage sama-sama mineral lempung & karbo-
yang paralel terhadap permukaan nat sesekali menggatikan induknya.
aliran (flow surface), tersusun oleh
mikrolit plagioklas yang berbentuk Karbonat
prismatik atau berupa balokan-balok- Sebagai ubahan dari plagioklas
an panjang dan pendek, menjarum dan piroksen, atau sebagai individu-
dan swallow-tailed; piroksen yang individu yang tersebar tidak merata.
berbentuk prismatik pendek dan gra- Kadangkala dijumpai melingkari
nular; mineral opaq berbentuk octa- induknya atau membentuk urat me-
hedra, dan gelas volkanik berwarna manjang pengisi rekahan batuan,
coklat terang hingga tidak berwarna bersama dengan kuarsa membentuk
yang mengisi ruang atas kristal urat mengisi rekahan batuan.
material masadasar lainnya. Tipe
kedua berupa masadasar yang tidak Mineral lempung
menunjukkan pengarahan tersusun Terutama sebagai hasil ubahan
oleh plagioklas berbentuk acicular, dari palgioklas, piroksen dan biotit
dan berupa balokan-balokan, atau yang tersebar luas dan megotori per-
tabular atau berupa prismatik dimana mukaan fenokris atau mikrofenokris,
ruang antara kristalnya diisi oleh berupa masa baur seperti awan ber-
agregat butiran halus piroksen yang warna abu-abu kecoklatan. Kadang-
anhedral, mineral bijih berbentuk kala dijumpai pada bagian tengah
octahedra dan sejumlah kecil gelas mineral induknya atau pada bagian
volkanik, yang membentuk tekstur tepi dan melingkari plagioklas, atau
intergranular hingga intersertal. berupa alur-alur memanjang.

Alterasi Klorit
Adanya gejala alterasi atau pro- Terdapat sebagai hasil ubahan
ses-proses sekunder yang disebakan piroksen, plagioklas, dan hornblenda
introduksi larutan hidrotermal yang dan masadasar. Sebagai ubahan pada
terjadi pada batuan di daerah peneli- fenokris dan mikrofenokris biasanya
tian terlihat atau ditunjukkan dengan terdapat pada bagian retakan dan
adanya kumpulan mineral-mineral bidang belahnya. Kadangkala dijum-
ubahan yang terlihat dalam sayatan pai berupa serat-serat halus atau be-
batuan yang dicirikan dengan adanya rupa agregat-agregat halus ber-
penggantian sebagian yang menge- serabut. yang melingkar pada tepi
lilingi fenokris plagioklas, penggantian mineral induknya.

64
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 4, No., 1, Januari 2006 :62-67

Albit sekunder volkanik dianggap berasal dari kris-


Gejala albitisasi seringkali dijum- talisasi langsung dari magma. Se-
pai pada plagioklas dimana hadir se- dangkan dengan adanya hornblenda
bagai agregat berukuran sangat halus menunjukkan bahwa lelehan tekris-
berwarna coklat terang dan kadang- talisasi di bawah kondisi jenuh H 2O
kadang mengandung bercak agregat (Eggler & Burnham, 1973; dalam
klorit berwarna hijau pucat. Dupuy et al., 1981).
Dengan adanya xenocryst pada
Kuarsa kriptokristalin beberapa contoh batuan, dan ditun-
Terdapat sebagai urat-urat halus jang pula dengan adanya variasi
beberapa berbutir sedang pengisi ukuran butir yang tidak homogen dan
bidang rekahan, tampak saling hadirnya gelas volkanik pada masa-
bertautan (interlocking). dasar, maka hal tersebut mengindi-
kasikan bahwa kemungkinan magma-
Epidot nya telah mengalami kontaminasi
Terdapat sebagai ubahan dari pla- dengan kerak yang dilaluinya
gioklas dan piroksen yang berasosiasi (Stormer, 1972b).
dengan klorit atau karbonat, kadang- Adanya gejala alterasi atau pro-
kala sebagai agregat pengisi rongga- ses-proses sekunder yang disebakan
rongga pada plagioklas; dicirikan introduksi larutan hidrotermal yang
dengan reliefnya tinggi, dan berwarna terjadi pada batuan terlihat atau di-
kuning jeruk dengan warna inter- tunjukkan dengan kehadiran kumpul-
ferensi pelangi. an mineral-mineral ubahan yang
terlihat dalam sayatan batuan yang
DISKUSI DAN KESIMPULAN dicirikan dengan adanya penggantian
sebagian yang mengelilingi fenokris
Dilihat dari komposisi fenokris dan
plagioklas, penggantian sebagian
mikrofenokrisnya, dimana plagioklas
plagioklas oleh serisit, karbonat dan
dan piroksen merupakan fase kristali-
mineral lempung; penggantian seba-
sasi yang pertama yang diikuti kemu-
gian piroksen oleh klorit, dan adanya
dian oleh biotit dan mineral bijih, ma-
gejala albitisasi (albit sekunder) yang
ka adanya urutan kristalisasi tersebut
terdapat pada plagioklas berbentuk
sama seperti halnya yang teramati di
balokan yang berukuran halus. Gejala
banyak kompleks volkanic calk-
lainnya yang kadang-kadang termati
alkaline (Gill, 1981).
adanya oksidasi sebagian dari mineral
Seringnya diketemukan adanya
bijih dan hadirnya kuarsa, serta epi-
resorption dan reaction texture, se-
dot sebagai hasil ubahan plagioklas
perti teramati pada fenokris pirok-
dan piroksen.
sen teresopsi dan/atau bagian dengan
tepinya terkorosi oleh agregat halus
UCAPAN TERIMA KASIH
masadasar, atau terlihatnya bentuk-
bentuk plagioklas yang membundar Ucapan terima kasih yang tidak
atau rusak kenampakannya dan terhingga penulis sampaikan kepada
memperlihatkan kenampakan frittered Bapak Lili Sarmilly, M.Sc. yang telah
yang diakibatkan banyaknya inklusi memberiknan izin kepada penulis
berukuran kecil dari material masa- untuk menggunakan percontoh
dasar, hal tersebut mengindikasikan penelitian dan memberikan berbagai
adanya kombinasi proses fractional bahan acuan yang diperlukan untuk
crystallization dan magma mixing tulisan ini. Ucapan terimakasih yang
(Sakuyama, 1982). tulus disampaikan pula kepada Bapak
Adanya mineral biotit (flogopit) Pimpinan Jurusan Geologi FMIPA
baik sebagai fase fenokris dan mikro- Unpad yang telah mendanai kegiatan
fenokris, maupun sebagai masadasar, penelitian ini melalui bantuan dana
boleh jadi kehadirannya pada batuan rutin operasional laboratorium.

65
Petrografi Batuan Beku Volkanik Bawah Laut Kompleks Gunung Komba Laut Flores, Indonesia
(Johanes Hutabarat, Agus Didit Haryanto & L. Sarmili)

DAFTAR PUSTAKA Halbach, P., et al,, 2003. Tectonics of


the “Komba-ridge” area in the
Dupuy et al., 1988, Trace element
Flores-Wetar Basin (Indonesia)
evidence for thr origin of oceanic
and associated hyrothermal mine-
island basalt : an example from
ralization of volcanic rocks,
the Austral Island (French Poly-
Bulletin of Marine Geological Ins-
nesia) Earth.Planet.Sci.lett. 98,
titue.
293-302.
Kerr, P.F. 1979. Optical Mineralogy.
Gill, J.B., 1981. Orogenic andesites
McGraw-Hill Book Co. Fourth
and plate tectonics. Berlin,
Edition.
Springer-verlag, pp.358.
Mc. Kenzie, et al., 1982. Atlas of
Halbach, P., et al,, 2003. The break-
Igneous Rocks and their Textures.
up of a submarine volcano in the
Longman Group Ltd.
Flores-Wetar Basin (Indonesia) :
Sakuyama, M. 1981. Petrology study
Implication for hydrothermal mi-
of Mount Nyiragongo, Geol. Sco.
neral depotition. Inter Ridge News,
Edinb., Trans., 19, 1-28.
121/1:18-22.
Sarmili, L., 2004. Prospek Mineralisasi
Halbach, P., et al,, 2002. Recent Sub-
Hidrotermal Di Perairan Komba
marine Hydrothermalism in the
dan Sekitarnya, Laut Flores-Wetar
Volcanically Active Western Ban-
Kawasan Indonesia Timur.
da-Island-Arc, East Fliores Sea
Mineran dan Energi, Vol.2/No.2
(Indonesia), BANDAMIN I Cruise
Report, FU-Berlin Dep.Rohstoff-u
Unweltgeologie.

Gambar 1. Peta lokasi daerah kajian, dimana percontohannya dilakukan dengan


menggunakan metode pengerukan (dredging) dan comot (grab) dari
tubuh batuan volkanik Gunung Abang Komba dan Ibu Komba di
kedalaman berturut-turut kurang lebih 130 m dan 900 m di bawah
permukaan laut.

66

You might also like