You are on page 1of 9

PENGARUH JARAK SWIRL FAN TERHADAP LAJU PENURUNAN

TEMPERATUR CASE, HAMBATAN TERMAL DAN


EFEKTIFITAS FIN PADA EXTRUDE FIN

Sugeng Tirta Atmadja1)

Abstrak

In the electronical series, the cooling upon electronical component is highly required. In this final assignment,
the writer discusses about the effect of cooling using swirl fan effect with distance variation which is usually called as a
wind flow effect. This effect is obtained from the fluids flow turned by a fan, in which the direction of fluids flow is
spreed by fan located between the source of flow and cooled component. By using swirl fan effect which its distance is
modified, it is expected to increase turbulence effect of fluids flow and recognize the most optimum distance that will
effect to the flow of air cooling. The used distance variation are 1cm, 3cm, 5cm, 7cm, 9cm and 11cm. By using the
method, the fast heat cooling is generated. The standard of swirl fan effect using is by not using swirl fan, so that the
flow is just let without any obstacles. The existing result indicated that the using of swirl fan effect on the distance of
3cm is more optimum than on the other distance and it is better than the one wich does not use swirl fan. In the speed of
6,6 m/s for all variation, the power generates smaller thermal resistance than the speed of 2,8 m/s and 4,3 m/s and the
effectivity in the condition without swirl fan is better than the fin using swirl fan for both kinds of heat sink..

Kata Kunci : swirl fan

PENDAHULUAN Perpindahan kalor konduksi


Banyak cara yang dapat dilakukan untuk Perpindahan kalor secara konduksi atau
mendinginkan komponen-komponen elektornika, hantaran ini terjadi dikarenakan perpindahan energi
diantaranya adalah dengan memperluas bidang dari partikel yang memiliki energi lebih tinggi ke
geometri dari komponen-komponen tersebut yaitu partikel yang energinya lebih rendah dikarenakan
dengan menambahkan elemen penghantar panas atau adanya interaksi antara kedua partikel[9]. Jadi jika pada
Heat Sink. Elemen penghantar panas ini mempunyai suatu benda terdapat gradien suhu atau temperature
bentuk dan luas bidang geometri yang berbeda-beda gradient, maka akan terjadi perpindahan energi dari
tergantung dengan dimana komponen-komponen bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah
elemen penghantar panas diaplikasikan. Dengan makin sehingga laju perpindahan kalor berbanding dengan
luasnya bidang geometri tentu saja akan semakin besar gradien suhunya.
kemampuannya menghantarkan panas untuk q dT
mengendalikan temperatur komponen. Cara lain yang ~ …… (2.1)
A dx
dapat juga dilakukan adalah dengan meningkatkan laju
aliran udara yang dialirkan pada permukaan komponen. Berdasarkan hukum Fourier Perpindahan kalor secara
Dengan laju aliran udara yang lebih kencang tentu saja konduksi dapat di rumuskan sebagai berikut :
mempunyai kemampuan menyerap panas dari
komponen-komponen elektronika dan membuangnya dT
q = kA ….. (2.2)
panas lebih besar. dx
Dimana : q = laju perpindahan kalor (Watt)
DASAR TEORI dT
Perpindahan Kalor = gradient suhu ke arah perpindahan
Perpindahan kalor atau heat transfer ialah ilmu dx
untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi kalor (oC/m)
karena adanya perbedaan temperatur diantara benda k = konduktivitas termal (thermal
atau material [9]. Energi yang berpindah ini dinamakan conductivity) bahan (W/m. oC)
kalor atau panas (heat). Perpindahan kalor ini tidak A = luas benda (m2)
hanya menjelaskan bagaimana energi kalor itu
berpindah dari satu benda ke benda lain, tetapi juga
dapat meramalkan laju perpindahan yang terjadi pada
kondisi-kondisi tertentu. Adapun modus perpindahan
kalornya dapat terjadi dengan tiga cara yaitu sebagai
berikut ini :
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi

ROTASI – Volume 8 Nomor 4 Oktober 2006 41


(viscous action). Oleh karena kecepatan lapisan fluida
pada dinding adalah nol, maka di sini kalor hanya
dapat berpindah secara konduksi saja. Jadi perpindahan
kalor dapat dihitung dengan persamaan 2.1 dengan
menggunakan konduktivitas termal fluida dan gradien
suhu fluida pada dinding. Gradien suhu ini tergantung
pada laju fluida yang membawa kalor pada daerah
tersebut. Kecepatan fluida yang tinggi akan
menyebabkan gradien suhu yang besar pula. Sehingga
gradien suhu pada dinding bergantung pada medan
aliran, tetapi mekanisme fisis pada dinding berupa
Gambar 1. Proses perpindahan kalor secara konduksi[4] proses konduksi.
Dengan demikian dapatlah diharapkan bahwa
Perpindahan kalor konveksi perpindahan kalor konveksi bergantung kepada
Perpindahan kalor secara konveksi terdiri dari 2 viskossitas fluida disamping ketergantungannya kepada
mekanisme, yang pertama terjadinya perpindahan sifat-sifat termal fluida itu (konduktivitas termal, kalor
energi dikarenakan gerak acak fluida dan yang kedua spesifik, densitas). Hal ini dapat dimengerti karena
dikarenakan pergerakan fluida secara makro. viskositas mempengaruhi profil kecepatan dan karena
Pergerakan fluida yang memiliki perbedaan temperatur itu mempengaruhi laju perpindahan energi di daerah
akan meningkatkan perpindahan kalor [4]. Perpindahan dinding.
kalor secara konveksi dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Konveksi paksa Perpindahan kalor radiasi
Konveksi paksa terjadi dimana fluida dialirkan oleh Berlainan dengan mekanisme konduksi dan
media lain seperti fan, pompa atau kompresor. konveksi dimana perpindahan energinya terjadi melalui
b. Konveksi alamiah bahan antara, pada perpindahan kalor secara radiasi
Konveksi alamiah terjadi dimana pergerakan fluida terjadi karena radiasi elektro magnetik atau daerah-
disebabkan oleh adanya gaya apung (buoyancy daerah hampa.[4] Mekanismenya berupa sinaran atau
force) yang meningkat karena perbedaan densitas. radiasi elektromagnetik. Pembahasan secara
termodinamika menunjukan bahwa penyinar ideal atau
Persamaan dasar untuk perpindahan kalor secara benda hitam, memancarkan energi dengan laju yang
konveksi dapat dirumuskan sebagai berikut: sebanding dengan pangkat empat suhu absolut benda
q = hA(Tw - T ) ..... (2.3) itu dan berbanding langsung dengan luas permukaan.
Dimana : q = laju perpindahan kalor (W) Persamaan dasar untuk perpindahan kalor radiasi
Tw = suhu plat (oC) adalah:
T∞ = suhu fluida (oC) q = σ . A . T4 .... (2.4)
A = luas permukaan (m2) Dimana : q = laju perpindahan kalor (Watt)
h = koefisien perpindahan kalor σ = konstanta Stefan-Boltzman
konveksi (convection heat- (5,669 x 10-8 W/m2/K2)
transfer coefficient) (W/m2.oC) A = luas permukaan (m2)
T = suhu (oK)

Hambatan Termal
Aliran u T Hambatan termal adalah suatu sifat yang dapat
n mengukur kemampuan suatu bahan, semakin kecil
hambatan termal yang terjadi pada bahan tersebut maka
u kemampuan untuk memindahkan panasnya akan lebih
q
baik jika dibandingkan dengan suatu bahan yang
Tw memiliki hambatan termal yang tinggi.
Persamaan untuk menghitung hambatan termal adalah:
1
Dinding θ = ….. (2.5)
h. A
Gambar 2. Proses perpindahan kalor konveksi dari
suatu plat[3] Didapatkan hubungan antara perpindahan kalor
dengan hambatan termal:
Pada gambar 2 di atas laju perpindahan kalor Q = hA(Tcase-Tambient) .....(2.6)
dihubungkan dengan perbedaan temperatur yang
menyeluruh antara dinding dan fluida serta suatu Didapatkan hubungan antara perpindahan kalor
luasan plat sebesar A. Kecepatan aliran adalah nol pada dengan hambatan termal:
muka plat sebagai akibat dari aksi kental viskos

ROTASI – Volume 8 Nomor 4 Oktober 2006 42


(Tcase - Tambient ) di sini Ti merupakan suhu awal dari benda tersebut,T0
θ = ….. (2.7) suhu benda setelah waktu t.
Q
karena kalor yang dihasilkan oleh elemen pemanas Sirip (Fin)
sama dengan daya yang dikeluarkan maka: Sirip (fin) digunakan pada heat sink untuk
Q = P .....(2.8) memperbesar laju perpindahan panas. Laju
Oleh karena itu maka, perpindahan panas pada sirip dapat diketahui dengan
Tcase Tambient menentukan distribusi suhu sepanjang sirip. Dengan
θ= …..(2.9) asumsi bahwa konduksi hanya terjadi satu-dimensi
P sepanjang arah (x), steady state, konduktivitas konstan,
Dimana : P = Daya (Watt) radiasi dipermukaan diabaikan, pengaruh
θ = hambatan termal pembangkitan energi dihilangkan, koefisien
(oC.m2/W) perpindahan konveksi seragam disepanjang permukaan
Tcase = suhu elemen [3]
, untuk berbagai kondisi sirip dengan luas
Pemanas (oC) penampang seragam (Gambar 2.3) diperoleh
Tambient = suhu udara (oC) persamaan berikut.

Jenis Aliran T h
Pada aliran fluida, struktur aliran dapat qconv
dibedakan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran
turbulen. Aliran laminar adalah aliran yang struktur Tb t
alirannya memiliki karakteristik pergerakan yang halus A
dalam lamina atau lapisan. Dalam aliran laminar ini,
c
gerakan fluida pada orde yang tinggi dan qf
memungkinkan untuk mengidentifikasi bahwa aliran
streamline (searah garis aliran) sepanjang partikel itu x w
bergerak. Aliran turbulen adalah aliran yang struktur
alirannya memiliki karakteristik pergerakan yang acak L
dari partikel fluida. Jadi gerakannya sangat tak teratur
dan ditunjukan oleh fluktuasi kecepatan. Gesekan Gambar 3. Penampang sirip lurus dengan luas seragam
permukaan dan laju perpindahan kalor secara konveksi [3]

sangat tergantung pada kondisi aliran fluida apakah


lapisan batas itu laminar atau turbulen. a. Konveksi pada ujung sirip,
(h L kd dx x L )
Kondisi keadaan tak-tunak
cosh m( L x) h mk sinh m( L x)
Sebuah benda padat yang tiba-tiba mengalami
perubahan lingkungan akan memerlukan waktu b cosh mL h mk sinh mL
sebelum suhu benda tersebut berada kembali pada ..(2.12)
keadaan seimbang. Keadaan seimbang ini disebut
dengan keadaan tunak (steady state). Dalam proses
sinh mL h mk cosh mL
pemanasan atau pendinginan yang bersifat transient qf M …..(2.13)
berlangsung sebelum tercapainya keseimbangan, cosh mL h mk sinh mL
analisis yang akan digunakan memperhitungkan
perubahan energi-dalam (internal energy) benda b. Ujung sirip Adiabatic, ( d dx x L 0)
menurut waktu. Demikian pula kondisi atau syarat-
syarat batas (boundary condition) disesuaikan agar cosh m ( L x )
cocok dengan situasi fisis yang terdapat dalam …..(2.14)
perpindahan kalor dalam keadaan tak-tunak (unsteady b cosh mL
state heat transfer). Rugi kalor konveksi dari suatu
benda terlihat dari penurunan energi-dalam benda itu qf M tanh mL …..(2.15)
dengan menggunakan persamaan
dT c. Temperatur pada ujung sirip telah
Q = hA(T-T∞) = -cpV …..(2.10)
dt ditentukan, ( L L)
Untuk menganalisis aliran kalor transient dalam benda
padat semi-tak berhingga kita dapat menggunakan ( L b ) sinh mx sinh m( L x)
…..(2.16)
persamaan. b sinh mL
kA(T0 Ti )
qo = ..... (2.11)
t

ROTASI – Volume 8 Nomor 4 Oktober 2006 43


cosh mL L b qf tanh mLc
qf M …..(2.17) f …..(2.24)
sinh mL hA f b mLc
d. Sirip sangat panjang (L→ ), ( L 0)
Efisiensi Total
mx
e …..(2.18) Efisensi total permukaan adalah efisiensi
b seluruh permukaan dengan sejumlah sirip pada base [3]
yang didefinisikan sebagai :
qf M …..(2.19) qt qt
o …..(2.25)
dengan : qmax hAt b
T T m2 hP kAc Dimana q t adalah panas total yang dipindahkan
b 0 Tb T M hPkAc melalui konveksi dari seluruh luas permukaan, At .
b

Properti termofisis material didapatkan pada qt N f hA f b hAb b …..(2.26)


temperatur film yang dicari dengan menggunakan
persamaan [4] : At NA f Ab …..(2.27)
Tb T Sehingga :
T film …..(2.20)
2 NA f
o 1 (1 f ) …..(2.28)
Efektifitas Sirip At
Efektifitas sirip didefinisikan sebagai
perbandingan antara laju perpindahan panas dengan
sirip terhadap laju perpindahan panas yang ada tanpa Heat Sink
penggunaan sirip. Nilai efektifitas sirip jarang
Komponen elektronika seperti komputer,
dibenarkan jika kurang dari dua [4]. Efektifitas sirip
dapat diketahui melalui persamaan : transportasi, infrastruktur komunikasi, power supply,
kontrol motor, peralatan konversi daya dan lain-lain
qf memerlukan proses pendinginan. Oleh karena itu,
f …..(2.21) proses pendinginan merupakan bagian yang penting
hAc ,b b dalam proses desain sistem elektronika. Proses
pendinginan yang ada pada hampir semua alat
Dengan mengasumsikan bahwa terdapat termoelektrik menggunakan Heat Sink (sirip
kesamaan antara perpindahan panas pada sirip dengan pendingin) untuk mempercepat laju pendinginan.
ujung yang dikonveksi dan ujung sirip adiabatic [3], Sebuah plat logam panas akan menjadi dingin
maka terdapat panjang koreksi sirip (Lc), yang lebih cepat jika dialirkan fluida yang suhunya lebih
didefinisikan : rendah dari suhu plat logam panas tersebut.
Pendinginan dengan cara ini termasuk dalam proses
t
Lc L …..(2.22) perpindahan kalor secara konveksi. Penggunaan sirip
2 juga dapat digunakan untuk mempercepat perpindahan
kalor dari sumber kalor menuju media yang lain . Laju
Maka untuk sirip dengan luas permukaan seragam, fluida juga dapat mempengaruhi proses perpindahan
ujung yang dikonveksi, laju perpindahan panas pada kalor. Kecepatan yang tinggi dari fluida akan
sirip adalah : menyebabkan gradien suhu yang besar pula. [3]
Jenis-jenis heat sink yang ada antara lain :
qf M tanh mLc …..(2.23)
a. Extruded Heat Sink
Efisiensi Sirip Extruded heat sink merupakan contoh yang
Efisiensi sirip merupakan perbandingan laju paling murah dan popular di pasaran. Heat sink ini
perpindahan panas sirip ( q f ) dengan laju perpindahan terbuat dari alumunium. Heat sink ini mempunyai sifat-
sifat perpindahan kalor yang baik dikarenakan
panas maksimum dihantarkan melalui seluruh
memiliki bidang permukaan yang luas[12].
permukaan sirip ( q max ). Harga efisiensi sirip ini dapat
dicari menggunakan persamaan [3] :

ROTASI – Volume 8 Nomor 4 Oktober 2006 44


Gambar 4. Extruded Heat Sink[12]
.
b. Folded Fin Heat Sink Gambar 7. Bonded/Fabricated Fin Heatsink[12].
Lembaran logam yang terlipat dipasang
(disolder atau dilem dengan menggunakan minyak e. Skived Fin Heatsink
konduksi kalor adhesive khusus) di dasar heat sink. Saat ini, heat sink jenis ini merupakan heat sink
Lipatan-lipatan yang terbentuk akan nampak seperti yang paling banyak berkembang dan mahal. Hal ini
permukaan sirip. Material dasarnya adalah alumunium disebabkan karena produksinya melibatkan proses
dan tembaga. Jika dibandingkan dengan extruded heat permesinan presisi tinggi dari solid blanks (mereka
sink, maka teknologi ini dapat digunakan untuk alat- diproses pada mesin presisi tinggi dengan berbasis
alat yang lebih kecil dengan tingkat keefektifan sama CPU khusus). Keefektifan termal heat sink ini adalah
atau bahkan lebih tinggi[12]. yang paling baik. Alumunium dan tembaga adalah
material utama. Heat sink ini dapat menggantikan heat
sink jenis lainnya jika biaya pembuatannya dapat
dikurangi sampai ke tingkat yang dapat diterima[12].

Gambar 5. Folded Fin Heat Sink[12].

c. Cold-Forged Heatsink
Teknologi cold pressing memungkinkan tidak
hanya pembuatan sirip bentuk rectangular tetapi juga
pin. Heat sink seperti ini sebagian besar terbuat dari Gambar 8. Skived Fin Heatsink[12].
material alumunium. Tetapi sering digunakan tembaga
sebagai alasnya untuk mempertinggi sifat-sifat
perpindahan kalornya. Heat sink ini lebih mahal ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
dibandingkan dengan jenis extruded atau folded, tetapi Prosedur Pengambilan Data
efisiensi termal mereka tidak selalu lebih baik[12].

Gambar 6. Cold-Forged Heatsink[12].

d. Bonded/Fabricated Fin Heatsink


Heat sink ini sangat mirip dengan folded fin
heat sink, tetapi ada beberapa perbedaan, yaitu : Gambar 9. Skema Instalasi Peralatan Uji
permukaan sirip tidak terbuat dari satu lembar logam
nelainkan plat-plat tipis terpisah yang disolder atau
a. Pengambilan data
dilas terhadap alas heat sink. Material utamanya adalah Adapun prosedur pengambilan data adalah sebagai
tembaga. Heat sink ini mempunyai keefektifan termal berikut :
yang lebih tinggi daripada jenis extruded atau folded.  Memberikan masukan daya sebesar 35 watt
Akan tetapi hal ini hanya akan terwujud bila kualitas terhadap elemen pemanas
proses produksi diawasi dengan ketat [12].  Steadykan temperatur pada elemen pemanas
sampai kondisi steady ( < 0,07 oC/min)
 Menyalakan blower dengan kecepatan yang
ditentukan
 Catat laju penurunan Temperatur selama 10
menit

ROTASI – Volume 8 Nomor 4 Oktober 2006 45


 Laju aliran udara di dalam saluran oleh efek swirl fan, dimana efek swirl fan merubah
divariasikan sebesar 2,8 m/s, 4,3 m/s dan 6,6 bentuk aliran fluida pendingin dan terjadinya dead air
m/s zone.
 Ambil data untuk pemakaian swirl fan dan
yang tidak memakai swirl fan dengan variasi Data hasil perubahan Tcase terhadap waktu
jarak 1cm, 3cm, 5cm, 7cm, 9cm dan 11cm
Grafik Δ Tcase/Δ t Terhadap Kecepatan
Data Hasil Pengujian 2.3
Data hasil pengujian penurunan Tcase 2.1

1.9 noSwirl
Grafik Tc - Waktu v2,8 Swirl 1cm

ΔTcase/Δt (°C/s)
1.7
75
Swirl 3cm
1.5
Swirl 5cm
1.3
Ts noSw irl Swirl 7cm
70
Ts 1cm 1.1
Swirl 9cm
Ts 3cm
0.9 Swirl 11cm
Ts 5cm
Tcase

65 Ts 7cm 0.7
Ts 9cm 0.5
Ts 11cm 2 3 4 5 6 7
60 v (m /s)

Gambar 13. Grafik Tcase/dt terhadap kecepatan pada


55 jarak 1cm, 3cm, 5cm, 7cm, 9cm dan
0 100 200 300 400 500 600
Waktu 11cm

Gambar 10. Grafik penurunan temperatur case terhadap Dari Gambar 13 pada daya 35 watt terlihat
waktu pada daya input 35 Watt pada kecepatan 2,8 m/s pengaruh perubahan penurunan temperatur terhadap
waktu berdasarkan pada masing-masing kecepatan.
Pada kecepatan terendahlah yang memiliki efek swirl
Grafik Ts-Waktu v4,3
terbesar sedangkan untuk kecepatan besar hampir pada
75
titik yang sama.
70
Data perhitungan hambatan termal
Ts noSw irl
65
Ts 1cm
Tcase

Ts 3cm Grafik Kecepatan vs θ Swirl/θ noSwirl


60
Ts 5cm 1.15
Ts 7cm
Ts 9cm 1.1
55 Ts 11cm
noSwirl
θ Swirl/θ noSwirl

1.05
Swirl 1cm
50
1 Swirl 3cm
0 100 200 300 400 500 600
Waktu Swirl 5cm
0.95
Swirl 7cm
Gambar 11. Grafik penurunan temperatur case terhadap
0.9 Swirl 9cm
waktu pada daya input 35 Watt pada kecepatan 4,3 m/s Swirl 11cm
0.85

0.8
Grafik Ts-Waktu v6,6 2 3 4 5 6 7
75
kecepatan (m/s)

70 Gambar 14. Grafik Perbandingan Jarak vs θ swirl/θ no swirl


65 Ts noSw irl
Ts 1cm Dari Gambar 14 terlihat bahwa semakin besar
Tcase

60
Ts 3cm
Ts 5cm
aliran udara yang dialirkan maka hambatan termal akan
55
Ts 7cm semakin kecil. Dapat juga dilihat bahwa hambatan
Ts 9cm
Ts 11cm
termal yang terkecil terjadi pada swirl jarak 3cm pada
50 semua kecepatan.
45
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650
Waktu

Gambar 12. Grafik penurunan temperatur case terhadap


waktu pada daya input 35 Watt pada kecepatan 6,6 m/s

Dari Gambar 10 sampai 12 diatas dapat dilihat


bahwa pada jarak swirl fan #1 memiliki nilai
penurunan temperatur yang lebih besar ini disebabkan

ROTASI – Volume 8 Nomor 4 Oktober 2006 46


Data perbandingan hambatan termal daya 35 Grafik Daya vs θ Sw irl 5cm

Watt dengan daya 45, 55, 65 Watt


1.30
1.25
Grafik Daya vs θ noSw irl
1.20
1.15
1.25 kec 2,8m/s
1.10
kec 4,3m/s

θ
1.20 1.05
kec 6,6m/s
1.00
1.15 kec 2,8m/s 0.95
kec 4,3m/s
θ

0.90
1.10 kec 6,6m/s 0.85
30 40 50 60 70
1.05 Daya (Watt)

1.00
30 40 50 60 70
Gambar 18. Grafik perbandingan θ pada jarak 5cm
Daya (Watt)
Grafik Daya vs θ Sw irl 7cm
Gambar 15. Grafik perbandingan θ tanpa swirl
1.30

Grafik Daya vs θ Sw irl 1cm 1.25

1.20

1.25 1.15 kec 2,8m/s


kec 4,3m/s

θ
1.20 1.10

1.05 kec 6,6m/s


1.15
1.00
kec 2,8m/s
1.10
kec 4,3m/s 0.95
θ

1.05 kec 6,6m/s 0.90


1.00 30 40 50 60 70
Daya (Watt)
0.95

0.90
Gambar 19. Grafik perbandingan θ pada jarak 7cm
30 40 50 60 70
Daya (Watt)
Grafik Daya vs θ Sw irl 9cm

Gambar 16. Grafik perbandingan θ pada jarak swirl


1cm 1.30

1.25

1.20
Grafik Daya vs θ Sw irl 3cm
1.15 kec 2,8m/s
1.10 kec 4,3m/s
θ

1.25
1.05 kec 6,6m/s
1.20
1.15 1.00
1.10 0.95
kec 2,8m/s
1.05 0.90
kec 4,3m/s
θ

1.00 30 40 50 60 70
kec 6,6m/s
0.95 Daya (Watt)
0.90
0.85 Gambar 20. Grafik perbandingan θ pada jarak 9cm
0.80
30 40 50 60 70
Grafik Daya vs θ Sw irl 11cm
Daya (Watt)

Gambar 17. Grafik perbandingan θ pada jarak swirl 1.25

3cm 1.20

1.15
kec 2,8m/s
1.10
kec 4,3m/s
θ

1.05
kec 6,6m/s
1.00

0.95

0.90
30 40 50 60 70
Daya (Watt)

Gambar 21. Grafik perbandingan θ pada jarak 11cm

ROTASI – Volume 8 Nomor 4 Oktober 2006 47


Dari Gambar grafik 15 sampai Gambar grafik Kenaikan kecepatan aliran fluida juga
21 kita dapat melihat bahwa hambatan termal yang mempengaruhi besarnya koefisien perpindahan panas
dihasilkan pada kecepatan 6,6 m/s lebih baik pada heat sink. Koefisien perpindahan panas konveksi
dibanding dengan kecepatan 2,8 m/s dan 4,3 m/s pada terbesar dari kedua tipe heat sink adalah 105,29
semua titik daya yang digunakan. Sehingga ini Watt/m2.oK, yaitu untuk heat sink jenis small crosscut
membuktikan bahwa semakin besar kecepatan udara dengan kecepatan aliran udara sebesar 6,6 m/s. Selain
yang mengalir maka hambatan termalnya akan dipengaruhi kecepatan keofisien h juga dipengaruhi
semakin kecil, maka dengan memberikan kecepatan oleh konduktifitas termalnya, semakin kecil
yang besar bahan tersebut mampu memindahkan panas konduktifitas termal maka koefisien h akan semakin
dengan lebih baik. besar.

Koefisien perpindahan panas pada heat sink Efektifitas sirip


Koefisien perpindahan panas konveksi atau Efektifitas sirip εf, merupakan salah satu
yang biasa dilambangkan dengan simbol h merupakan parameter performa sirip. Efektifitas sirip adalah
ukuran tingkat efektifitas proses perpindahan panas perbandingan antara laju perpindahan panas dengan
dari suatu permukaan. Biasanya dinyatakan dalam menggunakan sirip dengan laju perpindahan panas
satuan daya yang didisipasikan tiap meter persegi luas dengan tidak menggunakan sirip. Rumus
permukaan dan tiap kenaikan satu derajat temperatur perhitungannya adalah :
(Watt/m2.oK). qf
Perpindahan panas yang terjadi pada heat sink f
adalah perpindahan panas secara konduksi dan hAc ,b b
konveksi. Pada proses ini pepindahan panas konveksi Data hasil pengujian untuk perhitungan
lebih dominan dibanding dengan perpindahan panas efektifitas sirip pada heat sink diukur pada kondisi
secara konduksi. Dengan melakukan proses penurunan stedi.
rumus, mengambil beberapa asumsi serta menentukan
kondisi batas, maka diperoleh persamaan fluks panas Grafik Efektifitas Extrude
total qt , berikut. 2.802

2.8 εf NoSwirl Extrude


qt hAb b hNA f f b 2.798 εf Swirl Extrude

2.796
Efektifitas Fin

2.794
tanh mL c
dimana: f
2.792
mL c 2.79

θb adalah beda temperatur base dan ambien 2.788

yang diukur pada kondisi stedi. Angka perpindahan 2.786


panas konduksi atau biasa disebut konduktivitas 2.784
thermal dapat dicari secara interpolasi dengan data 1 2 3 4
kecepatan (m/s)
5 6 7

temperatur stedi. Dari Persamaan di atas dapat


diperoleh koefisien perpindahan panas h pada heat Gambar 23. Grafik perbandingan efektivitas fin extrude
sink. Dengan menggunakan bantuan program MAPLE pada berbagai kecepatan
8.
Dari penjelasan Gambar 23 dan ditunjukkan
Grafik Perbandingan Koefisien h
bahwa semakin besar kecepatan aliran fluida maka
Extrude vs Small Crosscut makin turun pula efektifitasnya. Dapat juga dilihat
110 bahwa εf dengan menggunakan swirl fan lebih kecil
100 daripada εf tanpa menggunakan swirl fan untuk kedua
90 tipe heat sink. Selain dipengaruhi kecepatan efektifitas
80 juga dipengaruhi oleh koefisien h, seiring koefisien h
semakin besar maka efektifitasnya akan semakin kecil.
Koefisien h

70
60
50

40 h noSw irl Extrude PENUTUP


h Sw irl Extrude
30
h noSw irl Small
Kesimpulan
20 h Sw irl Small Dari data pengujian maupun analisa pengolahan
10 data dapat disimpulkan sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 1. Dari laju penurunan yang dihasilkan oleh
kecepatan (m/s)
pendinginan dengan menggunakan swirl fan dan
Gambar 22. Grafik h pada extrude fin dengan variasi yang tidak menggunakan swirl fan pada daya 35
kecepatan uji (extrude vs small) watt dapat dilihat bahwa pendinginan dengan

ROTASI – Volume 8 Nomor 4 Oktober 2006 48


menggunakan swirl fan lebih cepat pada setiap 7. R. Byron Bird,Warren E. Stewart, Edwin N.
variasi kecepatan yang diberikan. Lightfoot, Transport Phenomena, John Willey &
2. Perbandingan hambatan termal antara yang Son, 1960.
menggunakan efek swirl fan dan yang tidak 8. Thurlow, E, Prather, E and Mansingh, V, Fan Swirl
menunjukan bahwa hambatan termal pada saat Effects on Cooling Heat Sinks and Electronic
menggunakan swirl fan dengan jarak 1cm pada Packages, paper, Santa Clara.
kecepatan 2,8 m/s lebih besar dibandingkan dengan 9. Welty, J.R., Wicks, C.E., Wilson, R.E., Rorrer, G,
jarak yang lain dan tanpa swirl fan. Sedangkan Dasar-dasar Fenomena Transport volume 2
pada kecepatan 4,3 m/s hambatan termal yang Transfer Panas, Edisi ke Empat, Erlangga, 2004.
lebih besar adalah pada jarak 11cm, dan untuk
kecepatan 6,6 m/s hambatan termal yang lebih
besar adalah yang tidak menggunakan swirl fan.
3. Perbandingan koefisien h antara extrude fin dengan
small crosscut fin menunjukkan bahwa heat sink
dengan bentuk small crosscut lebih besar dari heat
sink dengan bentuk extrude pada semua variasi
kecepatan baik dengan swirl fan maupun tidak
menggunakan swirl fan. Koefisien perpindahan
panas tertinggi diperoleh heat sink jenis small
crosscut untuk jarak yang optimal yaitu 3 cm pada
kecepatan 6,6 m/s.

Saran
1. Percobaan yang kami lakukan adalah secara
horisontal Maka jika ada yang ingin meneruskan
eksperimen ini, disarankan untuk dilakukan secara
vertikal, agar diketahui parameter – parameter
yang diperlukan dapat terlihat.
2. Pengujian yang dilakukan adalah efek penggunaan
swirl fan. Diharapkan untuk pengujian berikutnya
dapat dengan menggunakan kassa, lalu
dibandingkan dengan penggunaan swirl fan untuk
mengetahui laju pendinginan, koefisien
perpindahan panas dan efektivitasnya.
3. Disarankan untuk pengujian berikutnya, pengaturan
kecepatan aliran fluida menggunakan blower
dengan bukaan otomatis agar kecepatan yang
dihasilkan untuk masing – masing variasi jarak
tetap. Karena blower di atur secara manual maka
ada sedikit perbedaan kecepatan pada masing –
masing variasi jarak.

DAFTAR PUSTAKA
1. Buschmann, M. H., Gad-el-Hak, M., New Mixing-
Length Approach for the Mean Velocity Profile of
Turbulent Boundary Layers, papper, Dresden.
2. Fox, Robert W. and Alan T. Mc Donald,
Introduction to Fluid Mechanics, fourth edition, SI
Version, John Wiley & Sons, Inc, Canada, 1994.
3. Holman, J.P., Perpindahan Kalor, Edisi ke Enam,
Erlangga, 1997.
4. Incropera, F.P and De Witt D.P, Fundamentals of
Heat and Mass Transfer, Fourth Edition, John
Wiley & Sons, 1996.
5. Kordiban, T, Fan swirl and Planar Resistance
Don’t Mix, paper, Tellabs.
6. Lee, Seri, Optimum Design and Selection of Heat
Sinks, paper, Laconia.

ROTASI – Volume 8 Nomor 4 Oktober 2006 49

You might also like