Professional Documents
Culture Documents
Faktor-Faktor Risiko Penularan Hiv-Aids Pada Laki-Laki PDF
Faktor-Faktor Risiko Penularan Hiv-Aids Pada Laki-Laki PDF
ABSTRACT
Indonesia is a country with the highest HIV/AIDS cases acceleration in the world. Purwokerto has
a high number of HIV/AIDS cases, rank number two in Central Java Province. However, risk factor for
HIV/AIDS transmission among high risk groups, especially among men who have sex with men, has not
been identified. This research aimed to examine HIV/AIDS transmission risk factors among homosexual
and heterosexual men in Purwokerto. This study is a cross sectional study. Study population is all men
aged at least 17 years old living in Purwokerto and its surrounding area. Sampling method used was
snowballing sampling. Data were collected with a quessionere. The result shows that homosexual men has
higher risk to suffer from HIV/AIDS through sexual behavior, these are having sex with multiple partner.
No differences in HIV/AIDS transmission risk factors by parenteral and sexually transmitted disease were
found between homosexual and heterosexual men. In conclusion, homosexual men have higher risk factors
for the transmission of HIV/AIDS than that of heterosexual men, especially through sex partner more than
one and anal sex.
______________________________________________________________________________
Keywords : Risk factors, HIV/AIDS transmission, men, homosexual, heterosexual
113
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
114
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
yang berkaitan dengan penularan HIV/AIDS Variabel bebas penelitian adalah laki-
di Purwokerto, perlu dilakukan penelitian laki dengan orientasi seks homoseksual dan
yang berbasis pada masyarakat, bukan heteroseksual. Variabel terikat penelitian
berbasis pada rumah sakit. Dengan adalah faktor-faktor risiko penularan
demikian, dapat dilakukan langkah-langkah HIV/AIDS. Faktor-faktor risiko yang diteliti
strategis yang lebih tepat untuk terdiri dari:
pengendalian penularan HIV/AIDS. Oleh a. Faktor risiko perilaku, yaitu perilaku
Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk seksual yang berisiko terhadap
mengetahui faktor-faktor risiko penularan penularan HIV/AIDS, yang meliputi
HIV/AIDS pada laki-laki dengan orientasi partner hubungan seks lebih dari 1, seks
seks heteroseksual dan homoseksual di anal, pemakaian kondom.
Purwokerto. b. Faktor risiko parenteral, yaitu faktor
risiko penularan HIV/AIDS yang
METODE PENELITIAN berkaitan dengan pemberian cairan ke
Penelitian menggunakan rancangan dalam tubuh melalui pembuluh darah
penelitian potong lintang (cross-sectional vena. Faktor ini meliputi riwayat
study). Populasi penelitian ini adalah semua transfusi darah, pemakaian narkotika
laki-laki homoseksual dan laki-laki dan obat-obatan terlarang (narkoba)
heteroseksual di Purwokerto yang berusia secara suntik (injecting drug users).
minimal 17 tahun. Metode pengambilan c. Faktor risiko infeksi menular seksual
sampel dilakukan dengan metode (IMS), yaitu riwayat penyakit infeksi
snowballing sampling. Sampel atau bakteri atau virus yang ditularkan
responden untuk kelompok homoseksual melalui hubungan seksual yang pernah
adalah semua laki-laki homoseksual yang diderita responden, seperti sifilis,
diketahui melalui contact person kelompok condiloma acuminata, dan gonorrhoea.
gay di kota Purwokerto, yang bersedia Instrumen penelitian yang digunakan
dijadikan responden penelitian, yang adalah kuesioner dengan format campuran,
dibuktikan dengan penanda tanganan sebagian berupa pertanyaan terbuka,
informed consent. Kelompok heteroseksual sebagian tertutup. Pengambilan data faktor-
dipilih secara acak dari teman-teman faktor risiko penularan HIV/AIDS maupun
responden homoseksual yang bersedia orientasi seks dilakukan dengan cara
menjadi responden dengan menandatangani meminta responden mengisi kuesioner yang
informed consent. telah dipersiapkan.
115
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
116
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
117
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
118
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
demikian, risiko tertular virus HIV/AIDS tidak ada perbedaan risiko penularan
melalui transfusi darah pada kedua HIV/AIDS dalam infeksi menular seksual
kelompok sama besar. yang bermakna antara kedua kelompok,
Seluruh responden penelitian menandakan bahwa risiko penularan
menyangkal menggunakan narkotika dan HIV/AIDS melalui IMS pada kedua
obat-obatan terlarang secara suntik/injeksi. kelompok sama.
Hal ini berarti risiko penularan HIV/AIDS kondom saat melakukan hubungan seksual
Tabel 7. Pemakaian
melalui suntikan
No. pada keduaKondom
Memakai kelompok Homoseksual Heteroseksual
1 yaitu
adalah sama, Ya, tidak
selalu berisiko tertular 6 (12,0%) 8 (20,0%)
2 Ya, sering
HIV/AIDS melalui suntikan. 4 (8,0%) 5 (12,5%)
3 Ya, kadang-kadang 25 (50,0%) 16 (40,0%)
4 Tidak pernah 15 (14,4%) 11 (11,6%)
Jumlah 50 (100%) 40 (100%)
X2 = 1,900, p = 0,593
Tabel 8. Riwayat mendapatkan transfusi darah
No. Transfusi Darah Homoseksual Heteroseksual
1 Ya 1 (2,0%) 4 (7,0%)
2 Tidak 49 (98,0%) 53 (93,0%)
Jumlah 50 (100%) 57 (100%)
2
X = 1,505, p = 0,220
119
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
120
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
Perilaku seks berisiko merupakan melakukan donor darah cukup banyak, lebih
faktor risiko utama penularan HIV/AIDS. dari seperempat dari total responden. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian ini, tampaknya meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS
dari beberapa faktor risiko perilaku seksual, pada penerima transfusi darah. Penularan
meskipun hanya salah satu yang ditemukan, HIV/AIDS melalui transfusi darah sering
tetap menempatkan seseorang pada risiko diabaikan di negara berkembang1. Oleh
yang tinggi untuk tertular HIV/AIDS. karena itu, penularan HIV/AIDS melalui
Kesimpulan ini berdasarkan data yang ada, transfusi darah belum bisa dieliminasi,
bahwa secara statistik laki-laki heteroseksual terutama apabila prevalensi HIV/AIDS
hanya memiliki satu faktor risiko perilaku melalui transfusi darah tinggi dan screening
seks, sedangkan laki-laki homoseksual rutin darah belum dilakukan secara rutin.
memiliki dua faktor risiko perilaku, tetapi Mengingat hal ini, maka screening darah
kasus HIV/AIDS lebih banyak ditemukan yang akan digunakan untuk transfusi
pada laki-laki heteroseksual. Meskipun merupakan hal yang sangat penting untuk
demikian, mengingat besarnya faktor risiko dilakukan. Apalagi, sebagian dari responden
perilaku seks pada kelompok homoseksual, yang berisiko tinggi melakukan donor darah
tetapi penemuan kasusnya masih sangat secara rutin. Kurangnya kesinambungan
sedikit, maka penemuan kasus pada pemeriksaan untuk screening HIV/AIDS
kelompok ini perlu mendapat perhatian yang pada semua darah yang akan digunakan
lebih serius. untuk transfusi, dapat meningkatkan risiko
Untuk faktor risiko penularan penularan HIV/AIDS kepada para penerima
HIV/AIDS melalui transfusi darah, tidak ada donor darah. Sampai saat ini, masih belum
perbedaan yang bermakna antara kelompok ada data yang pasti mengenai berapa orang
laki-laki homoseksual dengan laki-laki yang tertular HIV/AIDS melalui transfusi
heteroseksual. Ini berarti kedua kelompok darah di Purwokerto.
memiliki risiko yang sama untuk tertular Faktor risiko penularan HIV/AIDS
HIV/AIDS melalui transfusi darah. pada laki-laki homoseksual maupun pada
Mengingat jumlah yang pernah laki-laki heteroseksual tidak berbeda
mendapatkan transfusi darah hanya sedikit, bermakna. Hanya sekitar 3% dari responden
maka risiko kedua kelompok untuk tertular yang pernah menderita IMS. Dari data
HIV/AIDS melalui transfusi darah juga tersbut, terlihat bahwa risiko penularan
kecil. Meskipun demikian, laki-laki HIV/AIDS melalui IMS sangat kecil. IMS
homoseksual maupun heteroseksual yang merupakan faktor lain yang penting dalam
berperilaku seks berisiko yang pernah penularan HIV/AIDS1. Peradangan dan
121
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
122
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Laksana, Faktor Risiko Penularan AIDS
9. Nwokoji, U.A. and A.J. Ajuwon. 13. Lamptey, P.R. Reducing heterosexual
Knowledge of AIDS and HIV risk- transmission of HIV in poor countries.
related sexual behaviour among BMJ. 2002.324: 207-214.
Nigerian naval personnel. BMC Public 14. Amirkhanian, Y.A., J.A. Kelly, A.V.
Health. 2004. 4: 24-32. Kirsanova, W. DiFranceisco, R.A.
10. Essien, E.J., G.O. Ogungbade, H.N. Khoursine, A.V. Semenov and V.N.
Kamiru, E. Ekong, D. Ward and L. Rozmanova. HIV risk behaviour
Holmes Jr. Emerging socio- patterns, predictors, and sexually
demographic and lifestyle predictors of transmitted disease prevalence in the
intention to use condom in human social networks of young men who have
immunodeficiencyvirus (HIV) sex with men in St Petersburg, Russia.
intervention among uniformed services Int J STD AIDS. 2006.17 (1): 50-56.
personnel. Mil. Med. 2006. 171 (10): 15. Liu, H., H. Yang, X. Li, N. Wang, H.
1027-1034. Liu, B. Wang, L. Zhang, Q. Wang, and
11. Hui, L., H. Yang, X. Li, N. Wang and B. Bonita Stanton. Men Who Have Sex
Stanton. Men who have sex with men with Men and Human
and human immunodeficiency Immunodeficiency Virus/ Sexually
virus/sexually transmitted disease Transmitted Disease Control in China.
control in China. Cell Res. 2005. 15 Cell Res. 2005. 15 (11-12): 858–864.
(12): 858-864.
12. Goodenow, C. J. Netherland and L.
Szalacha. AIDS-related risk among
adolescent males who have sex with
males, females, or both: evidence from a
statewide survey. American Journal of
Public Health. 2002. 92 (2): 203-210.
123