Professional Documents
Culture Documents
PER-UU-AN
UU 1945
UU 5/’97
OOK 419/’49 UU 8/’99
UU 35/’09
PP 44/’10
PP 72/’98 PP 40/’13 PP 51/’09
PP 25/’11
PER/SK
MENKES
PER / SK
KaBPOM
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Golongan I, dilarang untuk pelayanan kesehatan, bisa utk IPTEK & Reagen : Tanaman &
bahan dari Papaver, Coca, bahan sintetis, dll.
Golongan II, bahan baku untuk produksi obat yang mampu menimbulkan potensi
ketergantungan tinggi dan hanya digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan.
Contoh: petidin, morphin, fentanil atau metadon.
Golongan III, digunakan untuk rehabilitasi, untuk mengurangi ketergantungan pada
narkotika golongan I dan II. Ia mempunyai potensi ringan akibatkan ketergantungan.
Contoh: kodein, difenoksilat.
• Segala bentuk kegiatan dan/atau perbuatan yang berhubungan dengan Narkotika dan
Prekursor Narkotika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997).
• Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan
dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: ekstasi (MDMA = 3,4-Methylene-Dioxy
Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid Diethylamid), dll.
• Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Contoh:
amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.
Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
dalam pembuatan Narkotika dan atau Psikotropika.
• Tabel I, (bahan awal dan pelarut yang sering digunakan dan diawasi lebih ketat ): Acetic
Anhydride, N-Acetylanthranilic Acid, Ephedrine, Ergometrine, Ergotamine, Isosafrole,
Lysergic Acid, 3,4-Methylenedioxyphenyl-2-propanone, Norephedrine, 1-Phenyl-2-
Propanone, Piperonal, Potassium Permanganat, Pseudoephedrine, Safrole.
• Tabel II, Acetone, Anthranilic Acid, Ethyl Ether, Hydrochloric Acid, Methyl Ethyl Ketone,
Phenylacetic Acid, Piperidine, Sulphuric Acid, Toluene
• Segala kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan dan penggunaan Prekursor untuk
keperluan industri farmasi, industri non farmasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologii
• Rencana Kebutuhan tahunan; Pengadaan (Produksi – Penyimpanan); Ekspor & Impor (Izin,
SPE, SPI, pengangkutan, transito); Peredaran (penyaluran-penyerahan); Pencatatan &
Pelaporan; Pengawasan (kegiatan produksi, penyimpanan, impor dan ekspor,
pengangkutan, transito, penyaluran, penyerahan, serta pencatatan dan pelaporan);
Ketentuan Peralihan; Ketentuan Penutup.
Pengelolaan Prekursor
• Sasaran : Mencegah terjadinya penyimpangan dan kebocoran Prekursor Farmasi dan/atau
obat mengandung Prekursor Farmasi dari jalur legal ke jalur ilegal atau sebaliknya
• Sarana : Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi, Instalasi, Farmasi Rumah Sakit,
Apotek, dan Toko Obat Berizin
Tujuan pengaturan:
d. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalah Guna dan
pecandu Narkotika & Psikotropika.
PENCATATAN – PELAPORAN
Pencatatan sejak dari impor BB/ produk jadi- distribusi BB- produksi produk jadi –
distribusi produk jadi- pelayanan produk jadi-MESO
Pelaporan sejak dari impor BB/produk jadi- distribusi BB- produksi produk jadi – distribusi
produk jadi- pelayanan produk jadi – MESO
Manual/ kartu stok, sistem elektonik (SIPNAP – E-Report, dll )