Professional Documents
Culture Documents
1, Januari 2006
Abstract
Empirically the leaves of pace (Morinda citrifolia L) have been used as laxative, although
scientifically has not been proved. The laxative effect and acute toxicity of the leaves of Morinda
juice were studied on rat.
A transit intestinal method were use for the laxative research, while that for acute toxicity test
used WHO methods. For the laxative study 20 rats were divided randomly into 5 goups. The first
group was given distilled water as control, the second group was given loperamid 1ml, the third
was given 1ml morinda juice, the fourth group given 1,5 ml morinda juice, and the fifth was given
2 ml pace juice/ body weight. For the acute toxicity test 25 rats was divided randomly into 5
groups, for any groups were given 1000mg, 5000mg, 10000mg, 15000mg and 20000 mg/kg body
weight. Behavioral profile body weight and the death of the animals were evaluated until 14 days
since the administration of the morinda juice.
The result showed that 2ml morinda juice did not show significant different effect in laxative
effect (Anova, P > 0,05), and there were no death of rats showed until 14th days. The behavior of
rats showed indication of depression of the central nervous system.
kering 50g/kg bb yang diberikan pada tikus ditimbang setiap 4 hari sekali dan dilihat kematian
memberikan efek sedatif yang berarti dibanding kemudian dievaluasi, dan dilakukan pula pengamatan
diazepam 8,5 mg/kg bb, sedangkan menurut gelagat.
informasi lain dekok daun mengkudu 20% dosis
5g/kg bb yang diberikan pada mencit mempunyai Uji Anti diare metode transit intestinal (9)
efek sebagai pencahar dibanding istizin (7,8). Lima kelompok tikus masing-masing 4 ekor
Berdasarkan serangkaian hasil penelitian diberi jus dosis 1ml, 1,5 ml, dan 2 ml/100g bb,
diatas maka dilakukan pengaruh pemberian jus daun lomotil sebagai pembanding 1mg/100g bb, akuades
pace segar terhadap efek pencahar dengan sebagai kontrol bahan uji diberikan secara secara oral.
menggunakan metode transit intestinal dengan Kemudian tikus didiamkan selama 45 menit, setelah
menggunakan norit sebagai marker, di samping itu itu seluruh tikus diberi larutan norit 1 ml/ekor untuk
dilakukan pula uji toksisitas akut (9,10). marker. Dua puluh menit setelah pemberian norit,
tikus dikorbankan, usus dikeluarkan secara hati hati
METODE dipotong mulai dari pylorus sampai ke rektum. Usus
Bahan uji diregangkan diukur panjang usus seluruhnya dan
Bahan uji berupa daun pace yang tidak panjang usus yang dilalui norit, kemudian dihitung
terlalu tua didapatkan dari daerah sekitar Jakarta. rasio jarak usus dengan membandingkan antara
Daun dicuci bersih lalu dibuat jus dengan kosentrasi panjang usus yang dilalui norit terhadap panjang usus
100%, yaitu 100 g daun pace dilarutkan dalam 100 ml normal dan dibandingkan untuk tiap kelompok
akuades kemudian diblender, disaring dan filtratnya perlakuan. Observasi persen rasio jarak usus
sebagai bahan uji. menggunakan rumus 1.
Tabel 1. Rata rata bobot badan tikus akibat pemberian jus pace selama 14 hari
yang ditimbang setiap 4 hari sekali
Dosis mg/100 g bb
No. 1000 5000 10000 15000 20000
1 9 5,25 6 8,75 7
2 5,5 11,25 7,45 7,25 9,35
3 5 4 5,5 6,75 6,5
4 5,5 5 6,5 7,25 8
5 7,25 6,5 6,39 10 5,5
Rata rata 6,45 (2,85) 6,45 (1,66) 6,39 8 (1,35) 7,3 (1,52)
Dari uji toksisitas akut dapat ditentukan suatu bahan tersebut termasuk dalam golongan bahan “Practically
uji termasuk dalam golongan toksik atau tidak. Pada Non Toxic” karena > 15000 mg/kg oral tikus (11).
tabel 1 hasil percobaan toksisitas akut akibat Dari hasil pengamatan gelagat 30 menit
pemberian jus daun pace pada tikus sampai dengan setelah pemberian bahan sampai dosis 20.000mg/kg
dosis 20.000 mg/ kg selama 14 hari tidak ada yang bb terlihat tikus dalam keadaan tenang, rasa nyeri
mati, menunjukkan sampai dosis tersebut masih hilang, straub respon meningkat pada awalnya
dalam batas aman. Menurut kriteria Cleason harga kemudian menjadi tenang, maka efek tersebut
318
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 5, No. 1, Januari 2006
menunjuk kan indikasi adanya depresi susunan saraf penambahan bobot badan yang berarti sampai hari ke
pusat. Informasi ini berbeda dengan penelitian yang 14.
dilakukan oleh Herwanto S, menyatakan bahwa Uji Antidiare dengan metoda transit intestinal.
perasan daun pace dosis 70ml/kg bb, infus daun segar Percobaan dengan metode ini bertujuan
dosis 47g/kg bb dan infus daun kering 50g/kg bb untuk mengevaluasi aktivitas obat antidiare, laksansia
yang diberikan pada tikus memberikan efek sedatif ataupun antispasmodik berdasarkan pengaruh
yang berarti dibanding diazepam 8,5 mg/kg bb (7). terhadap kecepatan motilitas usus yang diukur
Hasil penimbangan berat berat badan selama sebagai rasio jarak usus yang ditempuh oleh norit
14 hari yang ditimbang setiap 4 hari dan dalam jangka waktu tertentu terhadap panjang usus
penimbangan terakhir selama 2 hari menunjukkan dari pylorus sampai dengan rektum.
tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok Dengan ketentuan persen rasio sebagai
perlakuan pada P 0,05. Walaupun dalam grafik antidiare adalah lebih pendek sedangkan sebagai
terlihat ada perbedaan, namun perbedaan tersebut laksantia atau antispasmodik nilainya lebih panjang
tidak berpengaruh terhadap bobot badan. Dengan bila dibanding akuades (9).
demikian pemberian jus pace tidak menunjukkan
Tabel 2. Pengaruh pemberian jus daun pace terhadap ratio panjang usus yang dilalui norit dibanding
panjang usus tikus normal
319
Uji Laksatif … (Pudjiastuti dan Yun A. N.)
320