Professional Documents
Culture Documents
Bakteri Probiotik Dalam Budidaya Udang, Seleksi, Mekanisme Aksi, Karakterisasi, Dan Aplikasinya Sebagai Agen Biokontrol PDF
Bakteri Probiotik Dalam Budidaya Udang, Seleksi, Mekanisme Aksi, Karakterisasi, Dan Aplikasinya Sebagai Agen Biokontrol PDF
2
ISSN 0853-4217
ABSTRACT
PROBIOTIC BACTE-RIA IN SHRIMP CULTURES: ITS SELECTION, MECHANISM OF
ACTION, CHARACTERIZATION, AND APPLICATION AS A BIOCONTROL AGENT
Bacterial disease attack occurs at the hatchery stage, which is considered to be the most serious threat, and
often results in mass mortality of shrimp larvae by vibrosis which is that caused by a luminous bacterium identified
as Vibrio harveyi. This research was carried out to obtain local isolates of probiotic bacteria that were able to inhibit
the growth of V. harveyi and effectively apply it as a biocontrol of vibriosis in shrimp cultures. The research was
carried out as follows: (I) In vitro and in vivo selection of probiotic bacteria candidates, (2) Study of the action
mechanism and characterization of the selected pro biotic bacteria, (3) Study on application of the selected probiotic
bacteria as a biocontrol agent in shrimp cultures. Results of in vitro and in vivo selection provided the best three
isolates, which were tUb, SKT-b and Ua. The survival rate of shrimp larvae which were not only inoculated by V.
harveyi but also with I Ub, SKT -b and Ua probiotic bacteria were 88.33, 83.33, and 81.67% respectively; whereas the
positive control treatment (merely inoculated with V. harvey1) gave a 41.67% survival rate and the negative control
(without bacterial addition) was 68.33%. Studies using a rifampicin resistant marker (RrR) demonstrated that the
number of V. harveyi MR5339 RrR cells in treatments without probiotic addition were higher than the treatment
with the probiotic bacteria, in dead larvae, living larvae, as well as in the culture media. Partial sequencing of the
I6S-rRNA gene showed that the I Ub isolate was similar to Pseudoalteromonas piscicida, whereas the SKT-b and Ua
isolates were similar to Vibrio alginolyticus. Selected probiotic bacteria could be applied directly to shrimp larva
culture media, or orally through enrichment of both natural and artificial food.
kematian massal pada larva udang windu adalah serangan Koloni yang terpisah kemudian dipilih secara acak untuk
-: bakteri berpendar yang diidentifikasi sebagai Vibrio harreyi
(Lavilla-Pitogo et a!. 1990; Karunasagar et a!. 1994;
mendapatkan isolat mumi dan dipelajari lebih lanjut.
Vibrio han•eyi yang digunakan dalam penelitian m1
:
-
Ruangpan et a!. 1998). Serangan ini menyebabkan penyakit
vibriosis. Bakteri ini pada umurnnya menyerang larva udang
pada stadia zoea, mysis dan awal pascalarva (Lavilla-Pitogo et
a!. 1990) sehingga menjadi kendala dalam penyediaan benih
adalah V harveyi MR5339, diisolasi dari udang sakit dan
merupakan koleksi Balai Penelitian Perikanan Pantai,
Maros, Sulawesi Selatan, serta telah diuji sifat patogennya
pada larva udang windu.
~
udang yang sehat dalam jumlah besar yang diperlukan untuk
produksi udang. Uji In Vitro Bakteri Kandidat Probiotik
Usaha untuk menanggulangi penyakit vibriosis telah
dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis antibiotik. Uji In Vitro Bakteri Kandidat Probiotik dengan
Namun penggunaan antibiotik secara terus-menerus dengan Metode Kirby-Bauer
dosis sub-optimal telah mengakibatkan V harveyi menjadi
Semua isolat mumi yang diperoleh, diuji daya
resisten (Karunasagar eta!. 1994; Tjahjadi eta!. 1994; Teo et
hambatnya terhadap V. harveyi MR5339 secara in ritro
a!. 2000). Penggunaan vaksin juga sulit diterapkan karena
dengan metode Kirby-Bauer, yakni dengan mengamati
galur V han·eyi yang menyerang larva udang sangat beragam
diameter zona hambat pada media SWC-agar. Masing-
(Suwanto eta!. 1998).
masing sebanyak I ose bakteri kandidat probiotik dan V.
Dengan adanya kelemahan-kelemahan dari berbagai
han•eyi MR5339 disuspensikan ke dalam 500fll larutan
upaya yang telah dilakukan, penggunaan bakteri probiotik
fisiologis (NaCI 0,85%) steril di dalam tabung cppendmf.
sebagai agen biokontrol pada pembenihan udang menawarkan
Selanjutnya sebanyak 50 f.!l suspensi V. harvcyi MR5339
altematif pemecahan untuk menanggulangi permasalahan
disebar pada media SWC-agar dan dibiarkan sampai agak
tersebut. Dasar pendekatan ini adalah dengan menggunakan
kering. Paper disk steril merk Whatman nomor 42 dengan
aktivitas mikroorganisme yang dapat menekan atau
diameter 5mm diletakkan di atas media SWC-agar yang
menghambat pertumbuhan V han·cyi tanpa menimbulkan
telah ditebarkan V. harvcyi MR5339 dan kemudian
dampak buruk pada sistem keseimbangan ekologis mikrob.
sebanyak 5f.!l suspensi bakteri kandidat probiotik diteteskan
Cara ini telah terbukti berhasil dan banyak digunakan pada
di atas paper disk tersebut. Pengujian dilakukan dengan 4
usaha hewan temak (Fuller 1992; Ohhira et a!. 1996), namun
ulangan dan I kontrol (larutan fisiologis). Setelah
baru akhir-akhir ini diteliti untuk diaplikasikan pada sistem
diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam, zona hambat
budidaya perairan, misalnya pada budidaya ikan (Skjermo ,
bakteri diukur.
Vadstein 1999; Gram ct a/. 1999), kerang-kerangan (Douillet
, Langdon 1994; Riquelme ct a!. 1997) , udang (Tjahyadi et
Uji In Vitro Baktcri Kandidat Probiotik dengan
a!. 1994; Rengpipat eta!. 1998a, 1998b, 2000; Gomez-Gil et
Metode Kultur Bersama
a!. 2000).
Penelitian ini bertujuan mendapatkan isolat lokal bakteri Bakteri kandidat probiotik yang tidak menghasilkan
probiotik yang potensial mampu menghambat pertumbuhan zona hambat pada pengujian dengan metode Kirby-Bauer
V. harvcyi patogen dan efektif diaplikasikan dalam diseleksi kembali untuk mengukur kemampuannya dalam
penanggulangan penyakit vibriosis. menghambat pertumbuhan V. harvcyi dengan melakukan
kultur bersama dalam media SWC-cair. Sebelum pengujian.
bakteri kandidat probiotik dari golongan Vibrio diuji
BAHAN DAN METODE sensitivitasnya terhadap antibiotik rifampisin dengan cara
menumbuhkan isolat-isolat tersebut pada media SWC-agar
Seleksi In Vitro dan In Vivo Bakteri Kandidat Probiotik 10% w/v dan penambahan rifampisin 50Dg.mr 1 (SWC+Rf).
Setelah diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam, dilakukan
Isolasi Bakteri Kandidat Probiotik pengamatan pertumbuhan koloni pada media tersebut untuk
Bakteri kandidat probiotik diisolasi dari berbagai mengetahui respon resistensi. Uji in vitro bakteri ini dila1aikan
lingkungan tambak dan hatcllCiy yaitu di Balai untuk menseleksi bakteri kandidat probiotik sehubungan
Pengembangan Benih Ikan Laut Payau dan Udang dengan penggunaan penanda resisten rifampisin (Rf) pada 1·
(BPBILAPU), Pangandaran, Jawa Barat dan hatchery hwTcyi.
udang PT Biru Laut Khatulistiwa serta tambak udang Pengaruh penghambatan bakteri kandidat probiotil--
intensif di Lampung. Contoh diambil meliputi berbagai pada V. han·eyi MR5339 RfR diketahui dengan car~1
stadia udang dan media pemeliharaannya, pakan alami larva menumbuhkan setiap isolat mumi bakteri kandida:
udang berupa kultur alga dan artemia. Setiap contoh disebar probiotik (Vibrio dan non- Vibrio) pada media SWC-cair
pada media seawater complete (SWC)-agar (5g 10% dengan kepadatan 10 4 cfu.mr 1• Selanjutnya dJ-
bactopeptone, 1g ekstrak khamir, 3m! gliserol, 15g agar, tambahkan 10 4 cfu.mr 1 V han•eyi MR5339 Rf. Setelar.
750ml air !aut, dan 250m! akuades) dan selanjutnya diinkubasi menggunakan larutan fisiologis steril sampai (1
diinkubasi pada suhu ruang (28 hingga 31 tc
selama 24 jam.
1
untuk kultur campuran dan sampai 10- 5 untuk kontrol (I
harveyi MR5339 Rf tanpa isolat kandidat probiotif._
Vol. 13 No.2 J.llmu.Pert.lndones 82
~
Uji Daya Hambat Bakteri Probiotik RrR terhadap berian bakteri probiotik dengan konsentrasi 10 3cfu.mr 1, (B)
4
V. harveyi pada Larva Udang Pembenan bakteri probiotik dengan konsentrasi 10 cfu.mr
1, (C) Pemberian bakteri probiotik dengan konsentrasi 10 5
Tiga isolat mutan bakteri probiotik Rf diuji kembali
cfu.mr 1, (D) Pemberian bakteri probiotik dengan konsen-
efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan V. han·eyi
trasi 10 6 cfu.mr 1, (E) Pemberian bakteri probiotik dengan
patogen pada larva udang. Pengujian dilakukan sama 1
konsentrasi bertingkat dari 10 3 hingga 106 cfu.ml" , (F)
s:perti tipe liamya, namun selain terhadap kelangsungan
Kontrol (tanpa pemberian bakteri probiotik).
h1dup dan pertumbuhan, pengamatan juga dilakukan pada
Larva dipelihara dalam wadah stoples kaca dengan
populas1 bakteri probiotik dan V. han·eyi serta total bakteri
volume air pemeliharaan 21 dan padat penebaran 20 ekor
baik pada air pemeliharaan maupun larva udang.
per 1. Selama pemeliharaan, larva udang diberi pakan alami
Pengamatan dilakukan menggunakan media TCBS+Rf
Artemia. Parameter yang diamati selama penelitian adalah
untuk isolat Vibrio da~ SWC+Rf untuk isolat non Vibrio.
kelangsungan hidup larva udang, pertumbuhan panjang dan
Pengujian dilakukan selama 12 hari, dengan kepadatan
bobot larva, populasi bakteri dan kualitas air.
larva 10 ekor per 1. Selama pengujian, larva udang diberi
pakan berupa nauplii Artcmia dengan frekuensi pemberian Aplikasi Bakteri Probiotik Melalui Pengayaan
pakan 5x sehari. Pertumbuhan bobot dan panjang total Artemia
d1amat1 pada awal dan akhir percobaan, sedangkan
kelangsungan hidup dihitung pada akhir percobaan. Percobaan menggunakan dua perlakuan, pertama
larva udang diberi pakan Artemia yang diperkaya dengan
Karakterisasi dan ldentifikasi Bakteri Probiotik Vibrio SKT-b dan kedua larva udang diberi pakan Artemia
tanpa pengayaan (kontrol). Pengayaan dilakukan dengan
Karakterisasi isolat probiotik terpilih dilakukan terhadap
cara menambahkan Vibrio SKT-b pada media pe-
morfolog1 kolom, bentuk sel dan sifat gram dengan
mehharaan Artemia dengan konsentrasi awal 10 6 cfu.mr 1
pewamaan gram, sedangkan identifikasi isolat dilakukan
media. Lama waktu pengayaan ditentukan berdasarkan
berdasarkan hasil sekuensing gen 16S-rRNA (Marchesi ct
lama waktu yang mampu menghasilkan akumulasi bakteri
a!. 1998).
probiotik tertinggi pada tubuh Artemia. Artemia diberikan
ke larva udang selama 14 hari. Pertumbuhan panjang dan
Aplikasi Bakteri Probiotik pada Larva Udang
bobot larva udang diamati pada awal dan akhir percobaan,
sedangkan kelangsungan hidup dihitung pada akhir
Aplikasi Bakteri Probiotik pada Berbagai Stadia
percobaan.
Larva Udang
Percobaan ini menggunakan larva udang windu stadia Aplikasi Bakteri Probiotik Melalui Pakan Buatan
nauplius yang dipelihara hingga stadia pasca-larva 10
. _Percobaan ini menggunakan udang windu PL 36 yang
(PLIO) dan diberi bakteri probiotik SKT-b dengan
d1pehhara selama 42 hari dalam akuarium dengan ke-
konsentrasi 10 6cfu.mr 1 pada waktu yang berbeda. Secara
padatan 15 ekor per akuarium (volume 30 liter). Pemberian
keseluruhan, percobaan terdiri dari 6 perlakuan dan 1
pakan dilakukan 4 kali sehari, yaitu pada pukul 08.00,
kontrol dengan 3 ulangan yaitu: (A) Pemberian bakteri
12.00, 16.00, dan 22.00. Jumlah pakan yang diberikan
probiotik pada awal stadia nauplius, (B) Pemberian bakteri
d1dasarkan pada F ceding Rate (FR) yang disesuaikan
probiotik pada awal stadia zoea. (C) Pemberian bakteri
den~an peningkatan biomassa udang. Persiapan pakan uji
probiotik pada awal stadia mysis, (D) Pemberian bakteri
mehputJ tahap kultur bakteri, pemisahan sel bakteri dengan
probiotik pada awal stadia pasca-larva l, (E) Pemberian
medJa kultur, dan pencampuran bakteri pada pakan.
bakteri probiotik pada awal stadia nauplius, zoea, mysis dan
Pencampuran pakan dengan bakteri probiotik dilakukan
pasca-larva, (F) Pemberian bakteri probiotik setiap hari, (G)
dengan nisbah 3: 1 (Rengpipat et a!. 1998b). Sebagai
Kontrol (tanpa pemberian bakteri probiotik).
perekat digunakan putih telur sebanyak 3% dari total
Pemeliharaan larva dilakukan dalam wadah stoples
campuran pakan dan bakteri. Secara keseluruhan, penelitian
kaca dengan volume air pemeliharaan 2 liter dan padat
terdiri atas 3 perlakuan dan 1 kontrol dengan 3 ulangan,
penebaran 20 ekor per liter. Selama pemeliharaan, larva
ya1tu kontrol (pakan+ 3% putih telur), SKT -b
udang diberi pakan alami berupa Skeletoncma dan Artemia.
(pakan+probiotik SKT -b+ 3% putih telur), 1 UB
Parameter yang diamati selama penelitian adalah ke-
(pakan+probiotik 1 UB+ 3% putih telur), dan komersil
langsungan hidup larva udang, pertumbuhan panjang dan
(pakan + probiotik komersil+ 3% putih telur).
bobot larva, populasi bakteri dan kualitas air.
kelangsungan hidup larva tersebut walaupun tidak liamya. Kelangsungan hidup larva pada perlakuan dengan
berpengaruh setelah diuji tantang dengan V anguillarum. penambahan SKT-b, I Ub, dan Ua berturut-turut adalah
Dalam uji in vitro sebelumnya, diketahui isolat C30 dapat 88,33, 86,67 dan 83,33%, sedangkan perlakuan yang hanya
~
Mekanisme Aksi dan Karakterisasi Bakteri Probiotik hidup larva udang terjadi karena adanya penghambatan
pertumbuhan V. han·eyi pada larva udang oleh bakten
Uji In Vivo Bakteri Probiotik pada Larva Udang probiotik. Hal ini ditunjukkan oleh lebih tingginya jumlah
~
Isolat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1Ub sel V. han•eyi MR5339 Rf pada perlakuan tanpa pe-
dan Ua (isolat terbaik yang dihasilkan pada penelitian nambahan probiotik, dibanding pada perlakuan dengan
Tahap I) serta SKT-b (diisolasi oleh Widanami eta!. 2003). penambahan probiotik, baik pada larva mati, larva hidup.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup maupun air media pemeliharaan (Widanami et a!. 2008c ).
larva yang diinokulasi dengan V harl'eyi dan diberi bakteri Larva udang yang diberi probiotik memiliki nilai
probiotik 1Ub, SKT-b dan Ua, berturut-turut adalah 88,33, pertumbuhan panjang lebih besar (5, 16-5,32%) dibanding
83,33, dan 81,67%, sedangkan perlakuan kontrol positif perlakuan tanpa probiotik (4,90-5,02%). Demikian pula
(hanya diinokulasi V han•eyi saja) sebesar 41,67% dan untuk pertumbuhan bobot menunjukkan bahwa larva yang
kontrol negatif (tanpa penambahan bakteri) sebesar 68,33% diberi probiotik menghasilkan pertumbuhan bobot lebih
(Widanami eta!. 2008c). besar (11,27-11,99%) dibanding perlakuan tanpa pem-
berian probiotik (9,35-10,63%) (Widanami et a!. 2008c).
Penggunaan Penanda RcR pada Bakteri Probiotik Hal ini menunjukkan bahwa penambahan bakteri probiotik
dapat mcningkatkan pertumbuhan panjang dan bobot pada
Sebanyak I 0 8cfu.mr 1 bakteri probiotik tipe liar larva udang windu. Diduga pada perlakuan tanpa
sensitif rifampisin ditumbuhkan pada media SWC-agar penambahan probiotik, larva udang menggunakan sebagian
yang mengandung rifampisin 50 f.lg.mr 1, telah memberikan
energi pertumbuhannya untuk mengatasi serangan V
mutan resisten rifampisin 48-11 0 koloni. Morfologi koloni
han•eyi, sehingga pertumbuhan panjang dan bobotnya lebih
dan pendarannya sama seperti tipe liamya. Sebelum
rendah dibanding perlakuan dengan penambahan bakteri
digunakan pada uji mekanisme penghambatan probiotik probiotik. Pada perlakuan dengan penambahan probiotik.
pada larva udang, maka mutan Rt~ yang telah diperoleh ini
bakteri probiotik bekerja mengeliminir populasi V han·eri.
terlebih dahulu diuji pertumbuhannya dan dibandingkan
sehingga larva udang dapat memanfaatkan energi yang
dengan tipe Iiamya.
tersedia lebih banyak untuk pertumbuhannya. Selain itu,
bakteri probiotik yang ditambahkan tersebut berkemung-
Pertumbuhan Bakteri Probiotik RcR
kinan mengandung makro dan mikro nutrien yang di-
Hasil uji pertumbuhan bakteri probiotik baik tipe liar butuhkan larva udang atau dapat memberi kontribusi enzim
maupun yang diberi penanda resisten rifampisin (Rf), untuk pencemaan yang menyebabkan udang dapat
memberikan laju pertumbuhan yang relatif sama. mencema pakan lebih baik, sehingga nutrisi yang diserap
Pertumbuhan tertinggi ketiga strain bakteri probiotik (I Ub, oleh tubuh udang juga lebih banyak, yang akhimya akan
SKT-b, Ua) dicapai pada jam ke 10-14, dan menurun memberikan pertumbuhan yang lebih baik.
setelahnya (Widanami eta!. 2008c). Hal ini menunjukkan
bahwa adanya mutasi resisten rifampisin pada bakteri Identifikasi Bakteri Probiotik
probiotik tidak berpengaruh terhadap pertumbuhannya.
Hasil analisis sekuen sebagian gen 16-rRNA
Dengan demikian penanda tersebut dapat digunakan menunjukkan bahwa isolat 1Ub termasuk spesies
sebagai penanda untuk memonitor keberadaan bakteri
Pseudoalteromonas piscicida dengan indeks kemiripan
tersebut pada larva udang dan media pemeliharaannya. 98%, SKT-b termasuk spesies Vibrio alginolyticus dengan
indeks kemiripan 88%, dan Ua termasuk spesies Vibrio
Daya Hambat Bakteri Probiotik RcR terhadap V.
alginoh-ricus dengan indeks kemiripan 98%.
harveyi pada Larva Udang
Tiga isolat mutan bakteri probiotik diuji efektivitasnya Aplikasi Bakteri Probiotik pada Larva Udang
dalam menghambat serangan V. han•eyi MR5339 Rf pada
Aplikasi Bakteri Probiotik pada Berbagai Stadia
larva udang windu. Pengamatan dilakukan tcrhadap
Larva Udang
kelangsungan hidup larva, pertumbuhan panjang dan bobot
larva serta populasi bakteri probiotik, V. han-evi MR5339 Percobaan pemberian probiotik pada berbagai stadia
Rf dan total bakteri baik pada air pemeliharaan. udang larva udang windu menunjukkan bahwa tingkat
hidup maupun udang mati. kelangsungan hidup larva udang adalah 24,17%-35,83%
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga i~olat dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian
mutan probiotik tersebut secara signifikan (p<O.O:') dapat bakteri probiotik pada setiap pergantian stadia yaitu sebesar
meningkatkan kelangsungan hidup larva udang ~cpcrt1 t!pc 35,83%, sedangkan terendah pada perlakuan kontrol (tanpa
I
Vol. 13 No.2 J.llmu.Pert.lndones 86
pemberian bakteri probiotik) yaitu 24,17%. Nilai laju pemberian probiotik melalui pakan dapat meningkatkan
pertumbuhan panjang larva udang windu dengan pertumbuhan baik pada bobot maupun panjang. Pening-
penambahan bakteri probiotik Vibrio SKT-b sebesar katan laju pertumbuhan bobot dan panjang tersebut teijadi
18,64%-19,09%, tidak berbeda nyata dengan kontrol karena probiotik yang diberikan dapat meningkatkan nilai
(18,47%) (Widanami eta!. 2008d). nutrisi (terutama protein) pakan yang diberikan (Tabel 1). I
Selain itu, peningkatan pertumbuhan diduga disebabkan
Aplikasi Bakteri Probiotik pada Berbagai karena bakteri probiotik yang diberikan mengandung makro i
Konsentrasi dan mikro nutrien yang tidak terdapat pada pakan, yang
Percobaan pemberian berbagai konsentrasi bakteri 9 03 903
10 00
. probiotik pada larva udang windu menunjukkan bahwa ~ 7.47 7 83
.
0
m
dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian c 6 00
0 00
pertumbuhan panjang larva udang windu dengan J
kontrol SKT-b 1 LB Korrers1l
penambahan bakteri probiotik Vibrio SKT -b adalah 7 ,59o/o-
Perlakuan
8,26% dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan
kontrol (7,67%) (Widanami eta!. 2008e). Kcterangan : Huruf yang sama mcnunjukkan tidak
bcrbcda nyata
Aplikasi Bakteri Probiotik Melalui Pengayaan
Artemia Gambar I Laju Pertumbuhan Bobot Udang Windu
yang Diberi Pakan Uji
Percobaan pemberian probiotik melalui pengayaan
Artemia menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang dan
bobot larva udang windu yang diberi Artemia dan diperkaya 4.00
dengan Vibrio SKT -b masing-masing adalah 5, 78%, dan ~ 3.50 2.82 2.88
18,87'%, berbeda sangat nyata (p<O,O I) dengan kontrol :? 3.00 2.50
"'
·;: 2.27
yang hanya diberi Artemia saja yaitu 4,23% dan 12,79% ~ 2.50
c:
(Widanami et a!. 2008f). Hal ini menunjukkan bahwa 2.00
§' 0.00
berbeda nyata antara perlakuan dan kontrol; dengan nilai kontrol SKT·b 1 UB Korrersil
Tabell Kandungan Nutrien dalam Pakan Uji Selama Pemeliharaan Udang Windu Penaeus monodon
li
nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh juga lebih banyak; KESIMPULAN
yang akhimya akan memberikan pertumbuhan yang lebih
baik. Hal senada diutarakan oleh Johnson (1986) dalam Isolat probiotik yang dihasilkan yakni 1Ub, S K .
Rengpipat eta!. (1998b) bahwa probiotik mampu mening- dan Ua adalah efektif menghambat pertumbuhan V. h,:
katkan penyerapan pakan dalam saluran pencemaan. dan secara signifikan dapat meningkatkan kelang~v _
Pemberian probiotik melalui pakan menghasilkan hidup dan pertumbuhan larva udang windu. Penin~>-
kelangsungan hidup larva udang tersebut terjadi J....:~.
adanya penghambatan pertumbuhan V han•eyi oleh b.,·
97.78 95.56 probiotik yang kemungkinan terjadi karena a,:_,·
~ 100.00 91.11 91.11
kompetisi tempat pelekatan atau sumber nutrisi ant~1r.:
Q.
"
:2
J:
80.-00 han'eyi dengan bakteri probiotik baik pada larva uC:.:-
c
"' 60.00 maupun media pemeliharaannya. Bakteri probiotik \ .: ·
~
g' 40.00
diperoleh dapat diaplikasikan langsung pada nk ~
."' 20.00
pemeliharaan larva udang atau melalui pengayaan P·-"· .
" baik pakan alami maupun pakan buatan.
~
"' 0.00
;::"'
c
kontrol 5KT-b I UB
Perlakuan
UCAPAN TERIMA KASIH
Gambar 3 Tingkat Kelangsungan Hidup Udang Windu
yang Diberi Pakan Uji Ucapan terima kasih disampaikan kepada: Dirckt. · _
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen PendiJ1i.~
Kctcrangan: Hurufyang sama mcnunjukkan tidak bcrbeda
Nasional, atas dana dan kepercayaan yang dibcnk~:
nyata
seluruh anggota tim peneliti, teknisi dan mahasiswa :.1: _
terlibat dalam penelitian ini, atas kerja sama yang tc: i ~:
terbina selama penelitian berlangsung; Balai Pen~cr:
3.50 2.98 bangan Benih Ikan Laut Payau dan Udang (BPBILAPL
3.00 Pangandaran; Hatchery Udang PT Biru Laut Khatulist1 ,, "
2.11
c 2.50 dan Tambak Udang Intensif, Lampung atas ijin ya:~ _
j
~ 2.00 diberikan untuk pengambilan contoh bakteri dan lar.
·; 1.50
1.46 1.35
udang.
~ 1.00
0.50
DAFT AR PUST AKA
0.00
kontrol SKT-b I UB l<orrersil
Perlakuan
Alabi AO, Jones DA, Latchford JW. 1999. The Efficac:
Immersion as Opposed to Oral Vaccination of Penuc :,
Kctcrangan: Hurufyang sama mcnunjukkan tidak berbcda
nyata. indicus Larvae Against Vihrio han·eyi. Aquaculture·
179:1-11.
Gambar 4 Konversi Pakan Udang Windu yang Diberi
Pakan Uji Douillet PA, Langdon CJ. 1994. Use of a Probiotics for the-
Culture of Larvae of the Pacific Oyster ( Crasso111, ..
kelangsungan hidup 91,11-97,78% (Gambar 3) dan tidak gigas Thunberg). Aquaculture 119:25--40.
berbeda nyata antar perlakuan yang diberikan. Kandungan
nutrisi yang berubah akibat penambahan probiotik masih Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustab
berada pada kisaran yang baik bagi udang windu untuk Nusatama. Y ogyakarta. 163 haL
hidup. Keadaan tersebut didukung dengan kisaran kualitas
air yang masih berada dalam kisaran optimal bagi Fuller, R. 1992. History and Development of Probiotics. D.
pertumbuhan udang windu. Pemberian probiotik me1alui dalam: fuller R, editor. Probiotics the Scientific Bas1,
pakan menghasilkan nilai konversi pakan (FCR) 1,35-2,98 London: Chapman and HalL him 1-8.
(Gambar 4). Pada selang kepercayaan 95%, semua per-
lakuan probiotik berpengaruh nyata terhadap ni1ai FCR. Gram L Melchiorsen J. Spanggaard B, Huber I, Nielsen TF
Perlakuan pemberian probiotik yang menghasilkan ni1ai 1999. Inhibition of Vihrio anguillarum by Pseudomon"'
FCR lebih rendah dibandingkan kontrol mengindikasikan lluorcsccns AH2, a Possible Probiotic Treatment of
bahwa untuk menghasilkan pertumbuhan yang sama Fish. Appl. Environ Microbio\65:969-973.
dibutuhkan jumlah pakan yang lebih sedikit pada perlakuan
pemberian probiotik sehingga penggunaan pakan lebih Gomcz-Gil B. Roque A, Turnbull JF. 2000. The Use anJ
efisien. Hal ini diduga sebagai akibat dari adanya kerja Sckction of Probiotic Bacteria for Use in the Culture ''t
bakteri yang memperbaiki penggunaan pakan. Ln,al.\quatic Organisms. Aquaculture 191:259-270.
- - - - · -·-·---··- -
Haryanti, Sugama K, Tsumura S, Nishijima T. 2000. Riquelme C eta!. 1997. Potential Probiotic Strains In The
Potentiality of Bacteria Isolated from Seawater as Culture of the Chilean Scallop Argopecten purpuratus
Biological Control Agent for Vibriosis in Black Tiger (Lamarck, 1819). Aquaculture 154:17-26.
Shrimp Penaeus monodon Larvae. International Sym-
posium on Marine Biotechnology. Ruangpan L. 1998. Luminous Bacteria Associated with
Shrimp Mortality. Di dalam: Flegel TW, editor.
Huisman EA. 1987. Principles ofFish Production. Depart- Advances in Shrimp Biotechnology. Proceedings to the
ment of Fish Culture and Fisheries. Wageningen Special Session on Shrimp Biotechnology, 5th Asian
Agricultural University. Netherlands. 170hlm. Fisheries Forum; Chiengmai, Thailand. Bangkok:
National Center for Genetic Engineering and
Karunasagar I, Pai R, Malathi GR, Karunasagar I. 1994. Biotechnology. him 205-211.
Mass mortality of Penaeus monodon Larvae Due to
Antibiotic-Resistant Vibrio han·eri Infection. Aqua- Skjerrno J, Vadstein 0. 1999. Techniques for Microbial
culture 128:203-209. Control in the Intensive Rearing of Marine Larvae.
Aquaculture 177:333-343.
Lavilla-Pitogo CR, Baticados MCL, Cruz-Lacierda ER, De Ia
Pena LD. 1990. Occurrence of Luminous Bacterial Suwanto A, Yuhana M, Herawaty E, Angka SL. 1998.
Diseases of Penaeus monodon Larvae in the Philiphines. Genetic Diversity of Luminous Vibrio Isolated from
Aquaculture 91:1-13. Shrimp Larvae. Di dalam: Flegel TW, editor. Advances
in Shrimp Biotechnology. Proceedings to the Special
Marchesi JR et a!. 1998. Design and Evaluation of Useful Session on Shrimp Biotechnology, 5th Asian Fisheries
Bacterium-Specific PCR Primers that Amplify Genes Forum; Chiengmai, Thailand. Bangkok: National Center
Coding for Bacterial 16S rRNA. Appl Environ for Genetic Engineering and Biotechnology. him 217-
Microbiol62:2501-2507. 224.
Muliani, Suwanto A, Hala Y. 2003. Isolasi dan Karakterisasi Teo JWP, Suwanto A, Poh CL. 2000. Novel ~-lactamase
Bakteri Asal Laut Sulawesi untuk Biokontrol Penyakit Genes from Two Environmental Isolates of Vibrio
Vibriosis pada Larva Udang Windu (Penaeus monodon harvcyi. Antimicrob Agents Chemother 44:1309-1314.
Fab.). Hayati 10:6--11.
Tjahjadi MR, Angka SL, Suwanto A. 1994. Isolation and
Ohhira I, Tamura T, Fujii N, Inagak.i K, Tanaka H. 1996. Evaluation of Marine Bacteria For Biocontrol of
Antimicrobial Activity Against Methicillin-Resistant Luminous Bacterial Diseases in Tiger Shrimp Larvae
Staphylococcus aureus in the Culture Broth of (Penaeus monodon Fab.). Aspac J Mol Bioi Biotechnol
Enterococcus fcrecalis TH 10, an Isolate from Malaysian 2:234-352.
Fermentation Food, Temph. Japanese J Dairy and Food
Sci 45:93-96. Verschuere L, Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. 2000.
Probiotic Bacteria as Biological Control Agents m
Rengpipat SS, Rukpratanporn S, Piyatiratitivorakul S, Aquaculture. Microbiol Mol Bioi Rev 64:655-671.
Menaveta P. 1998a. Probiotic in Aquaculture: A Case
Study of Probiotics for Larvae of Black Tiger Shrimp Widanarni, Suwanto A, Sukenda, Lay BW. 2003. Potency Of
(Penaeus monodon). Di dalam: Flegel TW, editor. Vibrio Isolates for Biocontrol of Vibriosis in Tiger
Advances in Shrimp Biotechnology. Proceedings to the Shrimp (Pcnaeus monodon) Larvae. Biotropia 20: 11-
Special Session on Shrimp Biotechnology, 5th Asian 23.
Fisheries Forum; Chiengmai, Thailand. Bangkok:
National Center for Genetic Engineering and Widanarni, F Rajab, Sukenda, M Setiawati. 2008a. Isolasi
Biotechnology. him 176--181. dan Seleksi Bakteri Probiotik dari Lingkungan
Tambak dan Hatchery untuk Pengendalian Penyakit
'.c:ngpipat SS, Rukpratanporn S, Piyatiratitivorakul S, Vibriosis pada Larva Udang Windu Penaeus monodon
Menaveta P. 1998b. Effects of a Probiotic Bacterium (in press pada Jurnal Riset Akuakultur).
on Black Tiger Shrimp Penaeus monodon Survival and
Growth. Aquaculture 167:301-313. Widanarni, I Tepu, Sukenda, M Setiawati. 2008b. Seleksi
Bakteri Probiotik untuk Biokontrol Vibriosis pada
.ngpipat SS, Rukpratanporn S, Piyatiratitivorakul S, Larva Udang Windu (Penaeus monodon) Meng-
Menaveta P. 2000. Immunity Enhancement in Black gunakan Cara Kultur Bersama (in press pada Jurnal
Tiger Shrimp (Penaeus monodon) by a Probiont Riset Akuakultur).
Bacterium (Bacillus S 11 ). Aquaculture 191 :271- 2RR.
Widanarni, Eva Ayuzar, Sukenda. 2008c. Mekanisme
Penghambatan Bakteri Probiotik Terhadap Per-
Tumbuhan Vibrio Harveyi pada Larva Udang Windu
89 Vol.13. No.2 J.llmu.Pert.lndone,
(Penaeus monodon). Jumal Akuakultur Indonesia Widanami, MA Lidaenni, D Wahjuningrum. 201 '.
7:181-190. Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik Vibrio SK I · ·
dengan Dosis yang Berbeda terhadap Kelangsur:~
Widanami, MS Arifin, Sukenda. 2008d. Pengaruh Hidup dan Pertumbuhan Larva Udang Windu Pe~: ..
Pemberian Bakteri Probiotik Vibrio SKT -b pada monodon (in press pada Jumal Akuakultur Indonl·'
Stadia yang Berbeda terhadap Kelangsungan Hidup
Larva Udang Windu Penaeus monodon) (in press Widanami, Elly, DT Sulistyowti, A Suwanto. 2·
pada Jumal Akuakultur indonesia). Pemberian Bakteri Probiotik Vibrio SKT -b pad a l . ·
Udang Windu Melalui Pengayaan Artemia.
Akuakultur Indonesia 7: 129-13 7.