You are on page 1of 6

SAGU, September 2014 Vol. 13 No.

2 : 1-6
ISSN 1412-4424

PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT NENAS (Ananas comosus L. Merr)


DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DAGING AYAM PETELUR AFKIR

[ UTILIZATION OF SKIN EXTRACT PINEAPPLE (Ananas comosus L. Merr)


TO IMPROVE THE QUALITY OF EX LAYER CHICKEN ]

ENDAH PURNAMASARI1*, ALHAMI ELTHA2, DEWI FEBRINA3,


DAN EVI IRAWATI3

Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
1

2
Laboratorium Teknologi Pasca Panen Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau
3
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau

ABSTRACT
After 2 years producing eggs, a layer hen is considered not productive anymore, and usually exploited as an
alternative source of chicken meat, other than natural broiler chicken. However, the texture and quality of
the meat is less favorable compared to the broiler meat, in terms of its tenderness and nutritional values, eg.
protein, fat, and its ash contents. Marinating the meat with pineapple’s skin extract (which contained
pineapple’s bromelain enzyme) was considered would improve the meat tenderness. This study was aimed to
measure the levels of protein, fat, ash, water, and pH of the ex layer hens’ meat marinated in pineapple skin
extracts with different concentrations. The Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 4
replications were applied to the experiment. The treatment was comprised of 5 level of concentration of skin
extract of pineapple, i.e. 0%, 25%, 50%, 75%, and 100% w/v. The meat was marinated for 30 minutes.
Variables measured were pH, moisture content, protein content, ash content, and fat content. Differences
between treatments then analyzed further with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The result showed
that marinating the ex layer chicken breast’s in the skin extracts of pineapple 100% w/v gave a very significant
difference in improving to the highest protein content, while the water content and pH levels of the meat
showed the lowest value.

Key words : ex laying chicken’s meat, pineapple-skin’s extract, bromelain, meat’s texture.

PENDAHULUAN belum dimanfaatkan optimal. Salah satu


Pemanfaatan daging ayam petelur afkir pemanfaatan kulit nenas adalah sebagai bahan
yang sudah tidak berproduksi sebagai ayam pengempuk daging, dan diduga meningkatkan
potong bertujuan untuk memanfaatkan hasil sisa kandungan gizi daging.
produksi dan sebagai sumber daging alternatif Perendaman daging ayam petelur afkir
selain ayam broiler. Daging ayam petelur afkir dengan ekstrak kulit nenas (Ananas comosus
mempunyai tekstur yang cenderung lebih liat. L. Merr) pada konsentrasi 27,5 % dapat
Buah nenas banyak dimanfaatkan, baik meningkatkan keempukan serta menurunkan
ditingkat industri maupun rumah tangga. Buah daya ikat air dan pH, namun tidak menyebabkan
nenas kaya vitamin A, C, dan mengandung peningkatan kadar air, warna dan aroma
berbagai zat penting yang dibutuhkan tubuh (Zulfahmi, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk
seperti glukosa, protein, zat besi, fosfor, serta mengukur kadar protein, lemak, abu, air, dan pH
serat. Saat ini, pemanfaatan nenas terbatas pada daging ayam petelur afkir yang direndam dalam
daging buahnya saja, sementara kulit dan ekstrak kulit nenas dengan konsentrasi yang
bonggolnya dibuang. Kulit dan bonggol nenas berbeda.
*Korespondensi Penulis: Email: endahpurnamasari79@gmail.com

Sagu 13 (2): 2014 1


Pemanfaatan Ekstrak Kulit Nenas

BAHAN DAN METODE dalam jus kulit nenas yang telah dipanaskan
Bahan baku yang digunakan dalam sebelumnya hingga suhunya mencapai 60°C.
penelitian ini adalah daging bagian dada ayam Daging yang sudah mendapat perlakuan
petelur afkir berumur 2 tahun sebanyak 1000 g dianalisis menurut peubah yang diukur.
yang diperoleh dari peternak layer UD. Makmur Peubah yang Diukur antara lain nilai pH,
Jaya Panam Pekanbaru. Ekstrak kulit nenas kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar
berasal dari Desa Kualu Nenas Kecamatan lemak. Data hasil pengamatan disajikan dalam
Tambang Kabupaten Kampar, dengan bahan bentuk tabel, selanjutnya dilakukan pembahasan
pelarut digunakan akuades. dengan menggunakan analisis sidik ragam
Penelitian ini dirancang dengan (ANSIRA) untuk mengetahui pengaruh dari
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) perlakuan. Bila pengaruh perlakuan berbeda
dengan 5 taraf perlakuan 4 ulangan. Perlakuan nyata pada taraf 0,05 atau 0,01 dilakukan uji
adalah konsentrasi ekstrak kulit nenas yang terdiri lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dari 5 taraf perlakuan yakni konsentrasi 0%, Steel and Torrie (1995).
25%, 50%, 75%, dan 100%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Penelitian Pengaruh Perlakuan terhadap Nilai pH
Persiapan ekstrak kulit nenas dilakukan Daging Ayam Petelur Afkir
dengan mempersiapkan kulit nenas sebanyak 10 Hasil analisis keragaman menunjukkan
kg dibersihkan dengan air, lalu diiris kecil-kecil bahwa perbedaan konsentrasi memberikan
dengan ukuran 0,5 cm, kemudian irisan kecil-kecil pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
diambil sarinya dengan menggunakan juicer dan menurunkan pH daging ayam petelur afkir yang
dilakukan proses penyaringan. Potongan daging telah direndam pada ekstrak kulit nenas. Nilai
diacak dalam 20 wadah. Semua sampel dari pH daging ayam petelur afkir terendah terdapat
setiap perlakuan dimasukkan dalam wadah yang pada perlakuan E (konsentrasi 100%) yaitu
ditutup rapat yang direndam selama 30 menit 6,18% dan pH tertinggi terdapat pada perlakuan
A (konsentrasi 0%) yaitu 6,46%.

Tabel 1. Nilai pH daging ayam petelur afkir yang direndam ekstrak kulit nenas.

Ekstrak kulit nenas (%) Rataan pH daging


0 6,46a
25 6,34b
50 6,29bc
75 6,21cd
100 6,18de
Ket: superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)

Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa pH diikuti oleh penurunan pH daging ayam petelur
daging ayam petelur afkir yang direndam dengan afkir.
konsentrasi 100% memberikan hasil yang Menurunnya pH daging ayam petelur
berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih kecil yaitu afkir dengan meningkatnya konsentrasi larutan
6,18 dibanding pH daging ayam petelur afkir yang ekstrak kulit nenas pada konsentrasi 100% (6,18)
direndam dengan konsentrasi 0% (6,46%), disebabkan di dalam terjadi pembengkakan
konsentrasi 25% (6,34%), konsentrasi 50% kolagen daging ayam petelur afkir sehingga
(6,29%) dan konsentrasi 75% (6,21%). Hal ini ekstrak kulit nenas dapat menembus membran
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sitoplasma daging dan berdisosiasi menjadi
ekstrak kulit nenas yang diberikan maka akan CH3COOH (asam asetat) dan H+. Cheng et al.,

2 Sagu 13 (2): 2014


ENDAH PURNAMASARI, ALHAMI ELTHA, DEWI FEBRINA, DAN EVI IRAWATI

(2009) melaporkan bahwa pengaruh asam pada petelur afkir. Wang et al., (2009) menyatakan
jaringan tergantung pada jenis serat dalam daging penurunan pH distimulir oleh peningkatan
dan akhir pengasaman, rendahnya asam temperatur perendaman daging pada suhu 600C.
mengakibatkan pembengkakan kolagen yang
terdapat pada perimisium dan endomesium. Pengaruh Perlakuan terhadap Nilai Kadar
Semakin tinggi konsentrasi kulit nenas yang Air Daging Ayam Petelur Afkir
digunakan berarti semakin tinggi H + yang Rataan kadar air daging ayam petelur
terbentuk, yang akan menurunkan pH daging afkir yang diperoleh selama penelitian dapat
ayam karena ion H + memberikan pengaruh dilihat pada Tabel 2. Hasil analisis keragaman
terhadap derajat keasaman. Penelitian juga menunjukkan bahwa perendaman daging ayam
menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak kulit petelur afkir dalam ekstrak kulit nenas dengan
nenas dalam perendaman daging ayam sampai konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh
konsentrasi 100% menurunkan pH daging ayam yang nyata (P<0,05) menurunkan kadar air
daging ayam petelur afkir.

Tabel 2. Nilai Kadar Air Daging Ayam Petelur Afkir yang Direndam Ekstrak Kulit Nenas (%)

Ekstrak kulit nenas (%) Kadar air (%)


0 71,84 a
25 68,91 a
50 71,89 a
75 68,52 a
100 65,42 b
Ket: menunjukkan beda nyata (P>0,05)

Hasil penelitian menunjukkan memendeknya serabut otot dan tenunan pengikat


peningkatan konsentrasi dari 0%, 25%, 50%, daging. Kauffman dan Marsh (1987)
75% memberikan pengaruh terhadap kadar air menyatakan hidrolisis protein menyebabkan
daging ayam petelur afkir yang direndam dengan serat-serat otot menjadi terbuka sehingga banyak
ekstrak kulit nenas, tetapi perendaman dengan kehilangan air terikat dari protein daging.
konsentrasi 100% memberikan pengaruh nyata Kadar air daging setelah ternak dipotong
terhadap kadar air daging ayam petelur afkir bergantung kepada tinggi rendahnya nilai pH
dibandingkan dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, (Lawrie, 2003). Daging yang masih segar akan
dan 75%. terasa basah yang disebabkan oleh kandungan
Peningkatan konsentrasi ekstrak kulit air dalam daging. Kadar air daging akan menurun
nenas dari 0%, 25%, 50%, 75% berpengaruh dengan menurunnya nilai pH. Hal ini disebabkan
terhadap kadar air daging ayam petelur afkir hal karena protein rusak dalam suasana asam.
tersebut diduga karena penurunan pH (Tabel 1) Selama proses pelayuan (aging), pH daging
yang diakibatkan penambahan ekstrak kulit akan menurun sehingga kadar air juga akan
nenas belum mampu merusak susunan protein berkurang (Muchtadi dan Sugiyono, 1992).
di dalam daging ayam petelur afkir, sehingga Penurunan kadar air pada daging ayam
belum terjadi hidrolisis protein. Drabble (1971) petelur afkir sangat terlihat pada perendaman
menyatakan bila serabut otot menipis, seperti dengan konsentrasi 100%, hal ini diduga karena
yang terjadi pada hidrolisis protein daging oleh terjadi penurunan pH daging. Protein miofibril
enzim, volume serat otot mengembang sehingga tidak tahan dalam suasana asam, akibatnya akan
daya mengikat air berkurang. Hal tersebut terjadi denaturasi protein, sehingga struktur
didukung oleh pendapat Foggle et al., (1982) daging menjadi rusak maka kemampuan untuk
bahwa selama proses pengempukan daging, menahan air semakin kecil dan daya mengikat
terjadi pengurangan air terikat karena air akan semakin rendah.

Sagu 13 (2): 2014 3


Pemanfaatan Ekstrak Kulit Nenas

Pengaruh Perlakuan terhadap Nilai Kadar menunjukkan bahwa perendaman daging ayam
Abu Daging Ayam Petelur Afkir petelur afkir dalam ekstrak kulit nenas dengan
Rataan kadar abu daging ayam petelur konsentrasi yang berbeda tidak memberikan
afkir yang diperoleh selama penelitian dapat pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kadar
dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis keragaman abu daging ayam petelur afkir.

Tabel 3. Nilai kadar abu daging ayam petelur afkir yang direndam ekstrak kulit nenas (%)
Ekstrak kulit nenas (%) Kadar abu (%)
0 1,87
25 2,51
50 2,02
75 1,52
100 2,67
Ket: ns (non signifikan)

Tidak adanya pengaruh perbedaan (mineral) tidak. Fannema (1985), kadar mineral
konsentrasi terhadap kandungan abu daging tidak berubah dengan adanya perlakuan
ayam petelur afkir yang direndam dengan ekstrak pemanasan, tetapi mineral tersebut akan hilang
kulit nenas diduga pada proses pengabuan, pada saat pemasakan daging, sedangkan kadar
bahan-bahan organik akan mengalami penguapan abu yang terkandung dalam komposisi daging
dan meninggalkan sisa pembakaran berupa ayam adalah 1%.
mineral yang tidak menguap pada saat
pemanasan. Pengaruh Perlakuan terhadap Nilai Kadar
Kadar abu suatu bahan pangan Protein Total Daging Ayam Petelur Afkir
menunjukkan besarnya jumlah mineral yang Rataan nilai kadar protein daging ayam
terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar petelur afkir yang diperoleh selama penelitian
abu adalah sisa yang tertinggal bila suatu sampel dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil analisis
bahan pangan dibakar sempurna di dalam tungku keragaman menunjukkan bahwa terdapat
pengabuan. Kadar abu menggambarkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap
banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi kadar protein daging ayam petelur afkir yang telah
zat yang mudah menguap (Apriyantono dkk., direndam dengan ektrak kulit nenas. Kadar
1989). Mineral atau kadar abu bahan pangan protein daging ayam petelur afkir terendah
biasanya ditentukan dengan pengabuan atau terdapat pada perendaman dengan konsentrasi
pembakaran yang merusak senyawa organik dan 0% yaitu 18,75%. Kadar protein tertinggi
hanya tersisa mineral. terdapat pada perendaman dengan konsentrasi
Sudarmaji dkk., (1997) menyatakan 100% yaitu 27,66%.
makanan yang berasal dari hewani mengandung Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa
kadar abu yang tinggi, hal ini disebabkan oleh kadar protein daging ayam petelur afkir dengan
kandungan beberapa mineral seperti kalsium, besi perendaman 0% (18,75%) memberikan hasil
dan fosfor. Kadar abu suatu bahan pangan yang berbeda nyata lebih kecil dibanding kadar
menunjukkan besarnya jumlah mineral yang protein pada konsentrasi 100% (27,66%), dan
terkandung dalam bahan pangan tersebut konsentrasi 50% (26,95%). Ini menunjukkan
(Apriyantono dkk., 1989). Pada proses bahwa semakin tinggi ekstrak kulit nenas yang
pengabuan, zat-zat organik diuraikan menjadi air diberikan maka akan diikuti oleh peningkatan
dan karbon dioksida, tetapi bahan anorganik kadar protein daging ayam petelur afkir.

4 Sagu 13 (2): 2014


ENDAH PURNAMASARI, ALHAMI ELTHA, DEWI FEBRINA, DAN EVI IRAWATI

Tabel 4. Kadar protein daging ayam petelur afkir yang direndam ekstrak kulit nenas (%)
Ekstrak kulit nenas (%) Kadar protein (%)
0 18,75 bd
25 20,51 bc
50 26,95 a
75 26,00 b
100 27,66 a
Ket: superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01).

Perendaman dalam ekstrak kulit nenas pada rantai polipeptida (Winarno, 1992).
mengakibatkan adanya kecenderungan air yang Selanjutnya akan terjadi pengikatan kembali pada
masuk ke dalam daging lebih rendah, hal ini gugus reaktif yang sama atau yang berdekatan.
terlihat dari kadar protein yang meningkat. Bila unit ikatan yang terbentuk cukup banyak
Karena ekstrak kulit nenas dapat sehingga protein tidak lagi terdispersi sebagai
menggumpalkan protein sehingga struktur protein suatu koloid, maka protein tersebut mengalami
lebih kompak (padat). Ekstrak kulit nenas koagulasi. Apabila ikatan-ikatan antara gugus-
cenderung menurunkan derajat keasaman (Tabel gugus reaktif protein tersebut menahan seluruh
1). Karena dalam ekstrak kulit nenas ada ion cairan, akan terbentuk gel, sedangkan bila cairan
sulfat yang memberikan suasana asam larutan terpisah dari protein yang terkoagulasi itu, protein
perendaman. Sifat dari protein bila terkena asam akan mengendap. Oleh karenanya semakin
dapat mengalami penggumpalan. Daging yang meningkat konsentrasi ekstrak kulit nenas,
direndam dalam larutan ekstrak kulit nenas semakin meningkatkan kadar protein.
dagingnya padat dan kesat (firm). Dengan
demikian daging yang lebih kompak dan padat Pengaruh Perlakuan terhadap Nilai Kadar
menghambat keluarnya material daging ke Lemak Daging Ayam Petelur Afkir
larutan perendam dan menghambat air masuk Kadar lemak daging ayam petelur afkir
lebih banyak. Denaturasi adalah Proses yang yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat
menyebabkan protein atau asam nukleat pada Tabel 5. Hasil analisis keragaman
kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder menunjukkan bahwa perendaman daging ayam
akibat penerapan beberapa tekanan eksternal petelur afkir dalam ekstrak kulit nenas dengan
atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, konsentrasi yang berbeda tidak memberikan
garam anorganik terkonsentrasi, misalnya pelarut pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kadar
organik ( alkohol atau kloroform), atau panas. lemak daging ayam petelur afkir.
Protein terdenaturasi dapat menunjukkan Tidak adanya pengaruh perbedaan
karakteristik kehilangan kelarutan untuk agregasi konsentrasi yang berbeda terhadap kandungan
komunal. Agregasi Komunal adalah fenomena lemak daging ayam petelur afkir yang direndam
agregasi protein hidrofobik untuk datang dengan ekstrak kulit nenas diduga disebabkan
mendekat dan membentuk ikatan antara mereka, karena umur ayam petelur afkir yang dijadikan
sehingga mengurangi luas areal terkena air. materi penelitian sudah melewati fase
Sebab lain adanya peningkatan kadar pertumbuhan, sehingga menggunakan sampel
protein dikarenakan oleh panas dan pH asam. dengan nilai yang variasi kadar lemak yang
Penelitian ini merendam daging petelur afkir relatif sedikit. Hal tersebut distimulir oleh
dalam ekstrak kulit nenas pada suhu 60ÚC hidrolisis lemak yang dipercepat larutan kulit
sehingga menstimulir terjadinya denaturasi nenas yang bersifat asam. Salah satu faktor
protein. Denaturasi protein yang terjadi adalah kerusakan lemak dipercepat oleh asam (Winarno,
pengembangan rantai peptida. Hal tersebut 1992).
terjadi karena pembukaan gugus reaktif yang ada

Sagu 13 (2): 2014 5


Pemanfaatan Ekstrak Kulit Nenas

Tabel 5. Kadar lemak daging ayam petelur afkir yang direndam ekstrak kulit nenas (%)
Ekstrak kulit nenas (%) Kadar lemak (%)
0 0,87
25 0,88
50 1,00
75 1,12
100 1,00
Ket: ns (non signifikan)

Daging ayam mengandung lemak relatif Fannema, O.R., Ed. 1985 Food Chemistry,
rendah, yang terdiri dari asam lemak jenuh dan Second Edition, Revised and Expanded.:
tidak jenuh. Daging ayam banyak mengandung Marcel Dekker, Inc. New York.
asam lemak esensial yaitu polyunsaturated fatty Foggle, D R., R. D. Plinton, H. W. Oeckerman,
acids yang meliputi asam linoleat, linolenat dan L. Jaren back and T Pearson. 1982.
Tenderization of Beef Effect of Enzyme,
arakhidonat (Muchtadi dan Sugiyono,1992).
Enzyme Level and Cooking Methode. J.
Food Sci. 47:1113-1123.
KESIMPULAN DAN SARAN Kauffman, R. G and B. G. Marsh. 1987. Quality
Kesimpulan Characteristics Muscle as Food. In: The
Peningkatan konsentrasi ekstrak kulit Science of Meat and Meat Products.
nenas sampai 100% dapat meningkatkan kadar Price J. F. and B. S. Schweigert (ed). Food
protein dan menurunkan kadar air, dan pH tetapi Nutrition Press. Westport. Connecticut.
tidak dapat mempengaruhi kadar lemak dan abu Lawrie, R.A. 2003. Ilmu Daging. Edisi kelima.
daging ayam petelur afkir Terjemah: A. Parakkasi dan Y. Amwila.
Perendaman daging ayam petelur afkir Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Muchtadi, T.R dan Sugiyono. 1992. Ilmu
dalam ekstrak kulit nenas (Ananas comosus L.
Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen
Merr) dengan konsentrasi 100% mampu Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
meningkatkan kadar protein yang tertinggi, Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
menurunkan kadar air dan kadar pH daging ayam Universitas Pangan dan Gizi. Institut
petelur afkir yang terendah. Pertanian Bogor. Bogor.
Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan
Saran Prosedur Statistik Suatu Pendekatan
Level konsentrasi ektrak kulit nenas Biometrik. Sumantri B, Penerjemah. PT.
100% disarankan diterapkan karena dapat Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
meningkatkan kadar protein daging ayam petelur Sudarmaji, S. Haryono B, dan Suhardi. 1997.
Prosedur Analisis untuk Bahan Makanan
afkir.
dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Wang, R.R., X.J. Pan and Z.Q. Peng. 2009.
DAFTAR PUSTAKA Effects of exposure on muscle oxidation
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, and protein functioninalities of pectoralis
dan S. Budiyono. 1989. Petunjuk majors in broilers. Poult. Sci. 88: 1078-
Laboratorium Analisis Pangan. IPB Press. 1084.
Bogor. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
Cheng-a, F.Y., F.W.Hsu, H.S. Chang, L.C. Lin, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
and R. Sakata. 2009. Effect of Different Zulfahmi, M. 2010. Daya Ikat Air, Kadar Air,
Acids on The Extraction of Pepsin- pH dan Organoleptik Daging Layer Afkir
Solubilised Collagen Contaning Melanin yang direndam dalam Ekstrak Kulit Nenas
From Silky Fowl Feet. Food Chem. (Ananas comosus L. Merr) dengan
113:563-567. Konsentrasi yang berbeda. Jurnal
Drabble, J. 1971. The Book of Meat Inspection. Peternakan volume 9 Nomor 1 Februari
Angus and Robertson Ltd. Sydney. 2012

6 Sagu 13 (2): 2014

You might also like