You are on page 1of 12

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU MELALUI PENERAPAN METODE

KONSELING GlZl DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBINAAN PROGRAM KELUARGA SADAR GlZl (KADARZI)

lnong Retno Gunanti, Shrimarly Rukmini Devi, Merryana Adrlani'

ABSTRACT
The purposes of this action research were: 1) to increase cadre's kr In "Kadami" program, 2) to increase
cadre's knowledge how to identify family's characteristics, nutritional and I IS,3) to increase cadre's skill in order
to increase establishment of family guarding to get "Kadarzi"predicate, 4). I o Increase cadre's skill conductina family
counselling on heaIth and nutrition probkems in their working areas.
This action ress!arch was c!onducted using training method. 13 cadres from 3 posyandus in (3edangan IDrimaryHeafth

.
Care Cenfre workirrg areas. Gemurung v,illage Sidoarjo district were selecj!ed as parti,cipants. Subject mattem provideci for
participants were: baa,&Gurrarrzurrrcacrvrr, ....
..-:--.;A- rtasic mass information, nauarrr program, ~-,-
role~

ano~,, .. orcaores
runcnon , . ro overcome
family's "Kadarzi" predicate, maintaining healthy family, nutrition pmblem identification, early detection, and nutrition
counselling. The subject matters were provided as modules with talkative, interactive communication, discussion.
demonstration, case study end practice method. The participants must conduct the nutritional munselling amona - families
in their own area. Each posyandu was providedinstrumentsfor measuring Iiutritional s tatus andconducting tl'le counselting.
The result showed that: the cadre's knowledge on 'kadarzf'program ,snd identification of the familys' (:haracterisl'ics,
the nutritional and health status of family's were increased. The average knowledge score after training was higher t,hen
.- rarnr~y's
....,, m
before training. The differenceswas significant (p = 0.00,a = 0.05). Cadres snnr . ... ..
,.-~., guarding to get "Kaoampreaicate
and conducting farnilytounselling on health, nutrition pmblem in their working area were increased.
It was recommended to improve role of Primary Health Care Centre and non government organization in developing
and empowering the capability of cadres skills in measuring, monitoring, evaluating and establishing the pmcess of family's
guarding to get "Kadarzf'predicate. There was importance to extend this action to other areas widely.

Key words: counselling, "Kadami" program, Empowerment of "Posyandu" cadres

PENDAHULUAN Keluarga sadar gizi adalah suatu gerakan yang


Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) terkait dengan program kesehatan keluarga dan gizi
merupakan upaya perbaikan gizi dari pemerintah (KKG) sebagai bagian dari Usaha Perbaikan Gizi
sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi Keluarga (UPGK) (Depkes RI., 1998). Pelaksanaan
masalah gizi. Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah program kadarzi secara serempak dimulai pada bulan
sikap dan perilaku keluarga yang dapat secara mandiri Pebruari tahun :2000 yang melipu t i s e l u.u ~h
Imasyaraki~ tterutarr
, la yang tinggal di peclesaan. F?~ d a
mewujudkan keadaan gizi yang sebaik-baiknya yang .
Ihakikatny;3 U r t i K merupakan usaha keluarga untuk
tercermin dari pola konsumsi pangan yang beraneka
ragam dan bermutu gizi seimbang. memperbaiki keadaan gizi yang dilaksanakan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 tahun bersama masyarakat dengan bimbingan petugas.
2000 tentang program pembangunan nasional dan Unsur pokok dalam bimbingan ini tidak lain adalah
dalam visi Indonesia sehat 2010, ditetapkan bahwa pendidikan gizi (Depkes RI. 2002).
80% keluarga menjadi Keluarga Mandiri Sadar Gizi. Dalam upaya memantapkan kemauan dan
karena keluarga mempunyai nilai yang amat strategis kemampuan keluarga untuk melaksanakan perilaku
dan menjadi inti dalam pembangunan seluruh gizi yang baik dan benar dengan memanfaatkan
masyarakat (Depkes. RI., 2002). potensi yang dimiliki keluarga atau yang ada di
lingkungannya, maka program kadarzi melakukan

Fakultas Kesehatan Masysrakat. Universitas Airlangga


Penelitian Sisleni Kesehatatl - Vol. 8 No. 1 Juni 2005: 47-58

kegiatan konseling kadarzi. Konseling kadarzi adalah Adapun tujuan dari penelitian kaji tindak ini adalah
dialog antara kader posyandulgizildasawisma dan untuk: meningkatkan pengetahuan para kader
keluarga untuk membantu memecahkan masalah posyandu tentang program Kadarzi, meningkatkan
perilaku gizi yang belum dapat dilakukan oleh keluarga pengetahuan para kader posyandu tentang upaya
(Depkes RI, 1999). pembinaan keluarga untuk mencapai peringkat
Sejalan dengan pencanangan program tersebut. kadarzi, meningkatkan pengetahuan para kader
Kabupaten Sidoarjo sudah melaksanakan posyandu dalam mengidentifikasi karakteristik
pemasyarakatan program kadarzi di semua desa keluarga serta keadaan gizi keluarga binaan, serta
dikoordinir oleh puskesmas. Sebagaimana umumnya meningkatkan keterampilan para kader posyandu
program-programbaru yang lain, program kadarzijuga dalam melakukan konselinggizi pada keluarga binaan
tidak bisa lepas dari berbagai kendala dalam (meliputi: need assessment sasaran, penguasaan
pelaksanaannya, sehingga pencapaian program materi, media yang dimiliki, kemampuan untuk
tersebut belum memuaskan. Salah satunya adalah memanfaatkan media yang tersedia dan kemampuan
berdasarkan hasil pemetaan kadarzi di Desa berkomunikasi).
Gemurung. Kecamatan Gedangan Kabupaten Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan
Sidoarjo. Provinsi Jawa Timur. Hasil pemetaan kadarzi akan semakin meningkatkan pengetahuan dan
terhadap 540 keluarga, dengan 5 (lima) indikator. keterampilan kader posyandu dalam rnelakukan
menggambarkan sebesar 158 keluarga (29.25%) pembinaan gizi keluarga guna mencapai predikat
terbiasa mengkonsumsi aneka ragam makanan. kadarzi. Di samping itu, diharapkan pula semakin
213 keluarga (39,44%) selalu memantau kesehatan tumbuhnya partisipasi masyarakat dan menimbulkan
dan pertumbuhan anggota keluarganya (khususnya anggapan bahwa program kadarzi merupakan
ibu hamil dan balita). 108 keluarga (20%) kebutuhan masyarakat itu sendiri.
menggunakan garam beryodium, 248 keluarga Bagi instansi terkait (Puskesmas, Dinas
(45,9%) mendukung pemberian AS1 dan hanya Kesehatan), dengan kegiatan ini diharapkan akan
1 keluarga (0,19%) yang terbiasa makan pagi. Selain memberi kontribusi yang sangat bermanfaat bagi
itu, cakupan posyandu di Desa Gemurung ini masih peningkatan upaya pembinaan kadarzi yang pada
rendah, angka cakupan kurang dari 50% balita yang akhirnya akan mendukung keberhasilan program
rutin mengikuti penimbangan bulanan hanya sekitar kadarzi, khususnya di Desa Gemurung, Kecamatan
3040%. Gedangan, Kabupaten Sidoarjo ini.
Jika ditinjau berdasarkan 5 (lima) indikator kadarzi
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa situasi kadarzi BAHANDANCARAKERJA
di Desa Gemurung tersebut tergolong masih rendah
dan memerlukan perhatian. Oleh karena itu, untuk Desain Penelitian
mencapai predikat Kadarzi di wilayah ini diperlukan Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian
serangkaian kegiatan pemberdayaan diberbagai kaji tindak (Action Research), yaitu penelitian yang
tingkat, salah satunya adalah dengan pemberdayaan dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman
petugas pembina yang langsung berhadapan dengan peneliti terhadap suatu permasalahanyang ada dalam
keluarga binaan, yaitu kader posyandulgizilkesehatan. kaitannya dengan penyelenggaraan suatu kegiatan
Peran petugas pembina kadarzi sangat penting. atau program guna mendapatkan alternatif
Di samping menjalankan misi utama pembinaan juga pemecahannya. Hasil penelitian kaji tindak berupa
mengkaji faktor-faktor yang diduga akan berpengaruh saran untuk bahan pertimbangan bagi pelaksana
terhadap proses penerimaan pesan-pesan program suatu program pada skala yang lebih besar (Syarief.
yang dimaksud. Namun kendala yang dihadapi adalah Rustiawan, Julita, 1992).
masih kurangnya tingkat pengetahuan dan Sebagai populasi adalah seluruh kader posyandu
keterampilan kader posyandulgizilkesehatan dalam di Desa Gemurung, Kec. Gedangan. Kab. Sidoarjo,
upaya pembinaan kadarzi, terutama untuk melakukan Prov. Jawa Timur (sejumlah 13 orang kader dari
konseling gizi keluarga sebagai salah satu bentuk 3 posyandu). Selanjutnya sebagai khalayak sasaran
pelaksanaan program kadarzi di lapangan. (sarnpel) yang dilibatkan dalam penelitian kaji tindak
Psmbptdayaan Kadcr Posyandu (In0ng Retno Gunant1 dkk I

ini adalah seluruh kader posyandu di Desa Gemurung, menguasai materi yang akan disampaikan dan
Kec. Gedangan, Kab. Sidoarjo. Prov. Jawa Timur. menguasai teknik serta metoda belajar mengajar yang
Pemilihan khalayak sasaran ini dengan pertimbangan tepat.
bahwa para kader tersebut selaku petugas pembina Waktu pelatihan selama 3 hari atau 15 jam
kadarzi yang langsung berhadapan dengan keluarga pelatihan efektif, dilakukan pada tanggal 6, 7, dan
binaan, sehingga dapat menyebarluaskan dan 14 September2004. Pada tanggal 6 materi diberikan
mempraktikkan hasil kegiatan ini pada keluarga binaan berupa modul pelatihan, penyampaian materi secara
di lingkungan dasawismanya masing-masing. ceramah, diskusi dan contoh kasus, dilakukan di Balai
Diharapkan pula para kader setelah dilatih dapat Desa Gemurung, Kec. Gedangan. Kab. Sidoarjo.
menyebarluaskan informasi ini kepada kader dari desa Praktik dilakukan pada tanggal 7 dan 14 September
lain di sekitarnya. 2004 (mengikuti jadual penimbangan bulanan pos I
Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik dan pos 11). Supewisi dilakukan tanggal 21 September
kader (umur, status perkawinan, jumlah anak, status 2004 (mengikuti jadual penimbangan bulanan pos Ill).
pekerjaan, tingkat pendidikan, status perkawinan. Para peserta latih disosialisasikan tentang
keterlibatan kader dalam kegiatan sosial lainnya). program kadarzi, kemudian dilatih tentang berbagai
dengan metode wawancara berpedoman pada aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan konseling
kuesioner. Data perubahan tingkat pengetahuan kader gizi keluarga, penilaian masalah gizi keluarga.
sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan terkait pemanfaatan media dengan tepat, bagaimana
dengan program kadarzi, peran dan fungsi kader komunikasi yang efektif, need assessment sasaran,
sebagai petugas pembina kadarzi, penyuluhan dan penguasaan materi konseling, bagaimana
konselinggizi keluarga diperoleh dengan metode pre- memanfaatkan media yang tersedia.
test dan post test. Data tentang keterampilan kader Materi pelatihan meliputi: 1) Materi dasar, yaitu:
dalam upaya pembinaan gizi keluarga binaan guna dasar-dasar komunikasi, dasar-dasar penyuluhan,
mencapai predikat kadarzi diperoleh dengan metode dasar-dasar konseling; serta 2) Materi inti, yaitu:
o b s e ~ a sberpedoman
i pada daftar observasi. Program kadarzi, peran dan fungsi kader posyandu
sebagai petugas pembina kadarzi, upaya pembinaan
Metode lntervensi
keluarga untuk mencapai peringkat kadarzi.
Untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. penyuluhan kesehatan dan gizi keluarga, pembinaan
kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kesehatan dan gizi keluarga, pengenalan masalah gizi
kader ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan deteksi dini, konseling gizi keluarga, serta
pelatihan. Materi pelatihan disesuaikan dengan tujuan penatalaksanaan konseling gizi (need assessment
yang akan dicapai serta tingkat kemampuan peserta sasaran, persiapan materi, media yang dimiliki.
latih.
kemampuan menggunakan media yang
Tujuan umum pelatihan adalah untuk tersedia,langkah-langkahkonseling).
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
latih agar mampu melaksanakan pend~dikangizi Metode Evaluasi
keluarga dalam bentuk konseling gizi pada keluarga 1. evaluasipengetahuan peseffa: terdiri dari evaluasi
binaan. Secara khusus, tujuan pelatihan adalah agar awal dan akhir
para peserta latih: mengetahui tentang program Evaluasi awal (pre-test):dilaksanakan sebelum
kadarzi, mengetahui tentang berbagai upaya materi pelatihan pertama diberikan. Untuk
pembinaan keluarga untuk mencapai peringkat mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan
kadarzi, mengetahui dan mampu mengidentifikasi para peserta latih tentang program kadarzi,
karakteristik keluarga serta keadaan gizi keluarga . tentang berbagai upaya pembinaan keluarga
binaan, memahami serta mampu melaksanakan untuk mencapai peringkat kadarzi, dan
konseling gizi pada keluarga binaan. identifikasi karakteristik serta keadaan gizi
Pelatih dan narasumber pada pelatihan ini terdiri keluarga binaan sebelum kegiatan pelatihan
dari: staf pengajar dari FKM Unair (Tim Pelaksana dilaksanakan, maka dilakukan penilaian
Program IPTEKS), Petugas Gizi Puskesmas dengan menggunakan pre-test. Tujuannya
GedanganIBidan Desa. Kriteria Pelatih adalah: untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta
Buletin Penelltlan Slstem Kesehatan - Vol 8 No. 1 Jun~2005. 47-58

pada saat memasuki pelatihan. Hasilnya oleh pihak puskesmas (petugas gizi), tokoh
tim pelatih dipakai sebagai petunjuk hal-ha1 masyarakavtenaga penggerak masyarakat (TPM),
yang pada urnumnya sudah diketahui oleh perangkat desa dan bidan desa.
peserta dan apa yang belum diketahui oleh
peserta. Tlndak Lanjut Kegiatan Pelatihan
Evaluasi akhir (post-test): dilaksanakan setelah Selanjutnya untuk meningkatkan potensi kader
materi pelatihan diberikan. Untuk mengetahui dalarn upaya pernbinaan gizi dan kesehatan keluarga
bagaimana tingkat pengetahuan para peserta binaan secara berkesinambungan, posyandu
latih tentang program kadarzi. tentang berbagai diberikan bantuan paket media untuk melakukan
upaya pembinaan keluarga untuk mencapai konseling gizi keluarga, modul, buku pedoman
peringkat kadarzi, dan identifikasikarakteristik Kesehatan lbu dan Anak, instrument deteksi dini
serta keadaan gizi keluarga binaan setelah masalah gizi (timbangan berat badan dan microtoise).
kegiatan pelatihan dilaksanakan, maka serta formulir rekap SKDN.
dilakukan penilaian dengan menggunakan Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah dilakukannya
Post-test. Tujuannya untuk mengetahui sejauh konseling gizi keluarga oleh kader segera setelah
mana pehamanan materi yang telah diberikan. rnengikuti pelatihan (paling lambat sebulan sesudah
Hasilnya dipakai oleh tim pelatih untuk pelatihan telah dilakukan oleh 30% kader), peserta
mengevaluasi kurikulum pelatihan. Untuk diharapkan rnampu melakukan konseling gizi pada
mengetahui bagaimana tingkat keterampilan keluarga di lingkungan dasawismanya masing-
para peserta latih dalam melakukan konseling rnasing.
gizi, maka dilakukan penilaian tentang Selanjutnya dilakukan kegiatan pembinaan dan
kemampuan peserta latih secara individu dalam pendarnpingan, dilaksanakan oleh penyelenggara
melakukan konseling gizi keluarga dengan bekerja sama dengan pihak puskesmas, tenaga gizi
rnetode dan media yang tepat melalui praktik puskesrnas (TGP), bidan desa, tenaga penggerak
dan studi kasus. Metode ini efektif karena masyarakat (TPM).
metode pelatihan yang disertai dengan
demonstrasi, praktik, simulasi dan diikuti HASlL DAN PEMBAHASAN
dengan studi kasus akan mempermudah
penyampaian inforrnasi, pemaharnan dan Karakterlstik Kader
keterampilan para peserta pelatihan. Penilaian Menurut umur, diketahui bahwa 8 orang kader
keterarnpilan kader dalam melakukan (6153%) berusia antara 30-40 tahun, masing-masing
konseling gizi keluarga dengan instrument 2 orang kader (15,38%) berusia antara 40-50 tahun
lembar obsewasi. dan > 60 tahun, serta 1 orang kader (7,69%) berusia
2. Evaluasi proses kegiatan pelatihan dilaksanakan 50-60 tahun. Seluruh kader tidak bekerja (sebagai ibu
dengan menilai proses kegiatan pelatihan, apakah rumah tangga).
sesuai dengan yang direncanakan. Juga dilihat Berdasarkanpendldikan, diiketahui bahwa 8 orang
waktu pelaksanaan apakah sudah sesuai dengan kader berpendidikan SMP (6153%). sebesar 3 orang
jadual kegiatan. kader (23,07%) berpendidikan SMU, dan masing-
3. Evaluasi dampak kegiatan pelatihan dilakukan masing sebesar 1 orang kader (7.69%) berpendidikan
dengan melihat apakah telah dilaksanakan 0-111 dan Perguruan Tinggi (PT). Menurut status
penilaian keadaan gizi dan kesehatan keluarga perkawinan, 11 orang kader (84,6%) berstatus
serta sudah dilakukannya konseling gizi pada rnenikah dan 2 orang kader (15,4%) berstatus pernah
keluarga binaan di lingkungan dasawisma masing- menikah (janda).
masing segera setelah pelatihan dilaksanakan Diketahui bahwa 9 orang kader (69,23%) memiliki
(dalam waktu satu bulan sesudah pelatihan). anak kurang dari atau sama dengan 2 orang dan
Minimal 30% dari peserta latih sudah 4 orang kader (30,76%) rnemiliki anak lebih dari 2
melaksanakan kegiatan konseling gizi sebulan orang. Sebagian besar kader terlibat dalarn kegiatan
setelah pelatihan. Evaluasi ini dilaksanakan oleh sosial di lingkungan tempat tinggal mereka masing-
penyelenggara kegiatan dan bekerja sama dengan rnasing. Selain rnenjadi kader kesehatan/posyandu
Pemberdayaan Kader Posyandu (Inong Retno Gunnnti dkk)

mereka juga tergabung dalm kelompok pengajian. Disajikan pada tabel 1, sebelum pelatihan,
PKK, arisan dasawisma, koperasi dan lain-lain sebesar 53.84% kader menjawab benar untuk
kegiatan. pertanyaan titik kritis masalah gangguan pertumbuhan
balita (yaitu: bawah garis merah dan tiga kali
Tingkat Pengetahuan Kader Sebelum dan penirnbangan berturut-turut turun berat badannya),
Sesudah Pelatihan kemudian setelah pelatihan kader yang menjawab
Notoatrnojo (1993) menyebutkan, tujuan benar meningkat menjadi 69,23%. Ketika peserta latih
pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku dari ditanyakan tentang titik kritis ibu hamil Kurang Energi
yang merugikan atau yang tidak sesuai dengan norma Kronis (KEK), sebelum pelatihan sebesar 46.15%
kesehatan ke arah perilaku yang menguntungkan menjawab tepat. Jumlah tersebut meningkat menjadi
kesehatan atau norma yang sesuai dengan 84,62%.
kesehatan. Dari hasii penilaian pre-test dan post-test Sebelum pelatihan sebagian besar kader
diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase kader (53,84%) menjawab salah untuk pertanyaan
yang menjawab benar dari dua puluh (20) pertanyaan bagaimana syarat melakukan konseling. Hanya
pada lembar pre-test dan post test.

Tabel 1. Distribusi kader menurut pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan (A)

Sebelurn Sesudah
Pertanyaan Pllihan Jawaban pelatihan pelatihan
n Oh n a/o

a. bawah garis merah 5 38.46 I 7,69


b. 3 kali ditimbang berturut-turut turun 1 7,69 3 23.07
Titik kritis rnasalah ganggungan berat badannya
pertumbuhan balita c. a dan b benar 7 53.84 9 69.23
d. a dan salah
e. tidak tahu
Total 13 100 13 100
a. LILA < 23.5 cm 6 46.15 11 84,62
b. LILA s 23.5 cm 1 7.69
Titik kritis ibu hamil KEK Bila c.
d, LlLA > 23,5
23,5cm
e. LlLA 23.0-23.5crn
f. tidak tahu
Total
a. memahami cara berkonsultasi
b. mernahami gizi seimbang
Syarat rnelakukan konseling yang c. memahami cara pengasuhan balita
tidak benar d. rnernahami cara memasak
e. rnemahami cara menggunakan alat
peraga
Total
a. KMS
Media yang tepat untuk konseling b. lembar balik
gizi masalah gangguan c, leaflet
pertumbuhan balita adalah: d. rnodul
e. poster
f. tidak tahu
Total 13 100 13 100
Buletln Pencl~hanSisleln Kesehatan - Vol. 8 No. 1 Juni 2005: 47-58

38.46% yang menjawab benar, jumlah ini meningkat perlanyaan tentang kegiatan pos penimbangan desa,
setelah pelatihan menjadi 53,84%. Sebelum pelatihan. jumlah ini meningkat menjadi 84.62% setelah
sebesar 53.84% kader menjawab benar untuk pelatihan.
pertanyaan tentang medi,a yang tepat untuk k~~nseling Pada tabel 2 disajikan, sebelum pelatihan,
gizi masalah pertumbuharibalita. Ju,mlah ini ml?ningkat sebagian besar kader (69.23%) menjawab salah untuk
setelah pelatihan menjadi 61.54%. S;ebelum DI?latihan, pertanyaan tentang siapa yang bertugas
sebapian besar kader (76.92%) menlawab benar untuk mengingatkan I ntuk dat ang ke pos

Tabei 2. Distribusi kader , .=,,,,Jan


c,L,mLu, sebelum dan sesudah pelbirr

Sesudah
Pertanyan pelatihan

a. penimbarigan
b. "","IMpruyu8 ,=n
Di bawah ini adalah kegiatan pos c. pemeriksaan
penimbangan desa keciali d. penyuluhan
e. pengobatan
f. tidak tahu
Total
Yang bertugas mengingatkan ibu a. kader
bayi, ibu balita, ibu hamil dan b. lurahkepala desa
wanita usia subur. orang dewasa c. perangkat desa
untuk datang ke pos penimbangan d. kader + perangkat desa
adalah: e. kader + lurahikepala1 desa
Total
a. < 80%
b. > 80%
Ttik kritis konsumsi garam c. s 80%
beryodium rurnah tangga adalah: d. 2 80%
e. 80%
f. tidak tahu
Total
a. 2
b. 3
Ada berapa unsur komunikasi c,
yang utama d. 5
e. 8dak tahu 3 23.07 1 7.69
Total 13 100 13 100
a. kwnunikasi
Seorang penyampai pesan dalam b. komunike
komunikasi disebut c. komunikator 13 100 13 100
d. kmubal 1
Total 13 100 13 100
a. komunikasi rnassa 2 15.38 5 38.46
Konseling merupakan salah satu b. komunikasi antar pribadi 6 46,15 7 53.46
bentuk dari.. . c. komunikasi tertutup 1 7.69
d. komunikasi terbuka 4 30.76 1 7,69
Total 13 100 13 100
Pemberdayaan Karier Posyanclu (lnong Retno Gunanti dkk.)

penimbangan. Setelah peiatihan, sebagian besar kader (46,15%) menjawab benar untuk pertanyaan
kader (76,92%) dapat menjawab dengan benar untuk tersebut. Baik sebelum dan sesudah pelatihan, seluruh
pertanyaan tersebut. Demikian pula halnya dengan kader rnenjawab benar untuk pertanyaan tentang
pertanyaan tentang titik kritis konsumsi garam penyampai pesan dalam komunikasi. Sebelum
beryodium rumah tangga. Sebelum pelatihan, sebesar pelatihan. 46.15% kader rnenjawab benar tentang
30,76% kader menjawab benar, setelah pelatihan pengertian dari konseling. Jumlah ini meningkat
jumlah ini meningkat menjadi 5384%. rnenjadi 53.84% setelah pelatihan.
Sebelum pelatihan, sebagian besar kader Pada tabel 3, diketahui sebelum pelatihan, hanya
(30.76%) menjawab saiah untuk pertanyaan tentang 7.69% kader yang menjawab benar tentang hal-ha1
unsur komunikasi. Setelah pelatihan, sebagian besar yang harus diperhatikan agar konselingefektif,jumlah

Tabel 3. Distribusi kader menurut pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan (C)

Sebelun Sesudah
Pertawn Pilihan Jawaban pelatihan pelatihan
n 70 n %

Agar konseling lebih efektif, m k a a.


b, errpati 4 30,76 3 23,07
perhatikan 3 ha1di bawh ini, 1 7.69 7 53,84
kecuali c, jujur 5 38,46 3 23,07
d. respect 3 23.07
Total
a. infomasi dapat didengar orang
banyak, cepat dan dapat diulang
b. mngurangi teban petugas
Salah satu rranfaat penyuluhan kesehatan
massa c. mngurangi biaya kegiatan
p m m i kesehatan
d. mnanbah cakupan pelayanan di
puskesmas
Total
a. kenal audience anda
Kund sukses seorang penyluhan b. jangan asyik berbicarasendiri
terikut dibawah ini, kecuaii c. selalu beri contoh
d. kormnikasi harus seamh
Total
a. tentukan prioritas msalah
Berikut langkah menyusun b. tentukan sasaran pen)luluhan
rencana penyuiuhan, kecuali: c. tentukan t e m
d. haws dokter sebagai penyuluh
Total
a. partisipasi msyarakat dan
Demrataan keoiatan
Tujuan unum UPGK adalah b. brubahan tingi$h laku masyarakat 3 223,07 1 7.84
sebagai berikut, kecuali untuk perbaikan gizi
c. pehikan status gizi tendarm baiita 3 23.07 1 7.69
d. perbaikan status gizi terutam ibu
hadl 2 15.38 4 30,76
Total 13 100 13 100

53
B u l ~ t ~Pencilrlan
n Ststern Kcsehatan - Vol 8 No 1 Jun~2005. 47-58

ini rneningkat menjadi 53.84% setelah pelatihan. Baik Sebelurn pelatihan sebesar 15,38% kader rnenjawab
sebelurn dan sesudah pelatihan. sebesar 84.62% benar untuk pertanyaan tentang tujuan umurn upaya
kader rnenjawab benar untuk pertanyaan tentang perbaikan gizi keluarga, setelah pelatihan jumlah ini
manfaat penyuluhan massa. Baik sebelum dan meningkat rnenajdi 30,76%.
sesudah pelatihan, hanya 7,69% kader yang Pada tabel 4. diketahui bahwa hanya 53.84%
menjawab benar untuk pertanyaan tentang kunci kader yang menjawab tepat untuk pertanyaan tentang
sukses seorang penyuluh. Dernikian pula halnya untuk pernbina kadarzi di tingkat desa sebelum pelatihan.
perta ntang larigkah menyusun rencana Jumlah lni meningkat menjadi 100% kader yang
penyl 3ik sebelL~ r n
dan sesudah pelatihan. menjawab benarsetelah pelatihan. Sebelum pelatihan.
sebag~anDesar Kader menjawab benar (84,62%). sebesar 61.53% kader meniawab benar untuk

Tabel 4. Distribusi kader rnenurut pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan (D)

Sebelurn Sesudah
Pilihan Jawaban pelatihan pelatihan
n O/O n O/O

a. tenaga gizi puskesmas 2 15.38


b. tenaga penggerak rnasyarakat 1 7.69
c. bidan desa dan petugas kesehatan 7 53.84
Pernbina kadarzi di tingkat desa seternpat
d. lernbaga sosial rnasyarakat dan tokoh 1 7.69
rnasyarakat
e. tidak tahu 1 7,69
Total 13 100
a. menirnbang balita di posyandu secara 2 15.38
berkala
b. rnarnpu rnengenali tanda-tanda
sederhana keadaan kelainan gi
Tujuan pembinaan kadarzi c. rnenerapkan susunan hidanqar
keiuaga rnenurut gizi seirnbang
d. sernua benar
e. tidak tahu
Total
a, keluarga yang mernpunyai kelainan gizi
b. keluarga pra-sejahtera & keluarga
Perhatian utarna keluarga binaan sejahtera I
kadarzi c. keluarga sejahtera
d. a dan b benar
e. tidak tahu
Total
a. 3
b. 4
Ada.. . rnacarn kegiatan pokok c,
program kadarzi A fi
u. -
e. t~daktahu 2 15.38
Total 13 100 13 100
a. 3 7 53.84
b. 4 3 23.07 3 23.07
Ada .... lndikator penilaian kadarzi c. 5 1 7.69 10 76.92
d. 6
e. tldak tahu 2 15.38
Total 13 100 13 100
Pernberdayaan Kader Posyandu (Inong Retno Gunanti dkk.]

pertanyaan tentang tujuan pembinaan kadarzi, jumlah oleh kader terbatas pada pemberian petunjuk dari
ini.meningkat menjadi 92.30% setelah pelatihan. bidan desa mengenai cara membuat pencatatan dan
Demikian pula halnya dengan jawaban atas pelaporan kadarzi. Hal ini dikarenakan tidak
pertanyaan tentang perhatian utama keluarga binaan tersedianya dana pelatihantenaga Pembina, sehingga
kadarzi, sebelum pelatihan sebesar 61.53% kader cukup meyulitkan pihak puskesmas dalam
menjawab benar, jumlah ini meningkat menjadi mempersiapkan tenaga pembina kadarzi. Adapun
76,92% setelah pelatihan. bentuk persiapantenaga pembina yang dilakukan oleh
Sebelum pelatihan, hanya sebesar 23.07% kader pihak puskesmas selama ini adalah memberikan
yang menjawab benar untuk perianyaan tentang jenis informasi kepada bidan desa tentang program kadarzi
kegiatan pokokprogram kadarzi, jumlah ini meningkat yang disertai penyampaian garis besar pelaksanaan
menjadi 53.84% setelah pelatihan. Demikian pula program sesuai dengan panduan yang ada.
untuk perianyaan tentang indikator peniiaian predikat Selanjutnya bidan desa diharapkan mengembangkan
kadarzi, sebelum pelatihan hanya 7.69% kader strategi pembinaan sesuai degan kemampuan
menjawab benar, jumlah ini meningkat menjadi masing-masing petugas dan kondisi masyarakat
76.92% setelah pelatihan. setempat.
Dengan menggunakan uji statistik t-test sampel
Skor Pengetahuan Kader Sebelum dan Sesudah berpasangan, menunjukkan bahwa terdapat
Pelatihan perbedaan yang signifikan (p = 0,OO: p < 0.05; alfa =
Pada tabel 5 diketahui bahwa teiah terjadi 0,05) antara rata-rata skor pengetahuan kader
peningkatan skor pengetahuan kader sebelum dan sebelurrI dan sesudah pelatihan.
sesudah pelatihan. Skor sebelum pelatihan, minimal
20 dan maksimal 65 dengan rata-rata 43,85. Keteran,,..o..
m.;lc."
.u,demr , dalam Melakukan Konsellng
Sedangkan skor sesudah pelatihan, minimal 35 dan Gizi Keluarga Binaan
maksimal 80 dengan rata-rata skor 57.69. Hal ini Sebelum proses pelatihan, kader belum pernah
menunjukkan bahwa ada peningkatan skor . melakukan pembinaan dengan alasan belum siap
pengetahuan kader sebelurn dan sesudah pelatihan. rnembina dan karena tidak ada pemberitahuan dari
petugas kesehatan, di samping itu mereka belurn tahu
l a b e l 5. Skor tingkat pengetahuan kader sebelum materi yang harus diberikan dan karena memang
dan sesudah pelatihan belum beranilpercaya diri untuk melakukan
pembinaan.
Skor Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatthan
Pengetahuan % n Kegiatan pembinaan kadarzi di desa binaan ini
20 1 7.69
masih terfokus pada bentuk penyuluhan secara
25
kelompok dan kegiatannya dipusatkan pada masing-
30 I 7.69 masing posyandu. Lebih baik kalau kegiatan
35 1 7.69 pembinaan tersebut dilakukan dengan cara
40 4 30.76 1 7.69 mengunjungi rumah keluarga binaan. Hal ini sesuai
45 2 15.38 1 7.69 dengan pendapat Mantra (1991) yang mengatakan
50 1 7.69 bahwa akan iebih efektif kalau pembinaan tersebut
55 3 23.07 2 15.38 marnpu merangsang daya ingat lebih lama, dengan
60 4 30.76 interaksi lebih mendalam, karena disini besar
65 1 7.69 2 15.38 kemungkinan terjadi interaksi pembina dan keluarga
70 1 7.69 binaan yang mengarah pada penyelesaian masalah
75 secara mendasar.
80 1 7.69 Pada proses pelatihan, para kader diminta untuk
Total 13 100 13 100 melakukan praktik secara individu untuk rnendeteksi
kelainan gizi (khususnya pada balita) dan dari hasil
Diketahui bahwa kader posyandu di desa binaan identifikasi masalah gizi yang ditemukan, para kader
belum pernah mendapatkan pelatihan khusus sebagai diminta untuk melakukan konselinggizi kepada ibu balita
pembina kadarzi. Bentuk pembinaan yang diterima dengan menngunakan media konseling yang tepat.
Bulet~nPenelit~anSistem Kesehatan - Vol. 8 No. 1 Juni 2005-47-58

Menurut pengamatan tirn, para kader yang semula Keierangan Tabel 6.


belum mampu melakukan proses konseling masalah 1. Item 1 pada umumnya tidak dilakukan karena kader
gizi, setelah mengikuti pelatihan sudah mulai berani sudah mengenal klien dan pada tahap awal mencoba
mencoba untuk melakukannya, meskipun mereka rnelakukan konseling kader Imasih kaku.
agak rikuh karena kurang percaya diri, mengingat 2, item 2 tidak dilaktukan kare~ na pada urnumnya kader
selama ini mereka tidak pernah melakukan konseling sudah mengenal klien (misalnya tetangga, masih ada
hubungan keluarga, .- UII,.
>,at
yang sifatnya komunikasi antarpribadi. Biasanya bidan
desa yang lebih berperan dalarn melakukan 3. Item 3 tidak ditakukan karena kader sudah dapat
rnengidentifikasi n ?ndari hasilI penimban!3an
penyuluhan kepada ibu balita selama proses
di KMS.
penimbangan bulanan. Tetapi penyuluhan yang
Beberapa yang melakukan menjelaskan tentang
dilakukan tidak menciptakan suasana pribadi, karena
kondisi anak yan!3 masih belrada dalam kategori gizi
dilakukan disela-sela kesibukan penimbangan balita buruklkurang, mengidentifik;asi bahwa masalah pada
dan pemberian imunisasi. ~ o t a b e n e n y akegiatan anak yang kurang glzi pada umumnya karena adanya
penyuluhan yang dilakukan bidan desa selama ini rnasalah konsumsi makanan, seperti: tidakmau rninum
kurang eiektif, ha1 ini diduga karena proses susu. AS1 yang kurang keluar, makan susah.
penyuluhan terganggu oleh kegiatan penimbangan, 4. ltem 4, pada urnumnya dilakukan. Para kader
anak menangis, ibu terburu-buru pulang dan lain-lain menjelaskan tentang menu seimbang untuk anak.
hambatan situasi kondisi lingkungan yang bising. Para pemberian vitamin untuk nafsu makan, menyarankan
kader iuga sudah mulai menguasai materi konseling. ibu rneminta bantuan bidan atau dokter, menjelaskan
Yang menjadi hambatan dalam praktik melakukan dan mernberi cantoh menu urituk anak, makanan yang
konseling gizi ini adalah para kader masih kaku, belum baik dikonsumsi Iuntuk meningkatkan produksi ASI.
kondisi kehamil:In harus 1banyak mengkonsumsi
terbiasa dengan tahap-tahap yang harus dilalui dalam
sayuran, menyarh.,,,,,
-"I,"..
,,,,sumsi
La-, garam beryodium
proses konseling, dan yang utama adalah konseling
untuk Pnencegah t,ayi kretin.
gizi disini dilakukan bukan bertitik tolak dari masalah 5. ltem !5 , pada umumnya dilakukan. Para kader
yang dirasakan oleh klien (keluarga binaan). a. :.- --be..
rr,elllr,asndrl
. apa saja yang dapat dilakukan
melainkan berdasarkan atas masalah kesehatanlgizi untuk mencegah t imbulnya nqasalah yang sama yang
yang ditemukan oleh kader dari hasil penimbangan di dialami oleh m: %sing-masi n g klien, sperti: rutin
posyandu. melakukan peniml3angan BB balita. rutin minum tablet
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan tambah darah (bag1 ~IOU L..
namil), selalu memberi
keterampilan para kader untuk melakukan konseling makanan yang bewariasi bagi anak sehinggaanak mau
gizi keluarga, dilakukan pengamatan dengan makan.
menggunakan instrument lembar observasi, seperti 6. ltem 6, pada umumnya tidak dilakukan. Para kader
yang disajikan pada tabel 6. yang melakukan hanya mengingatkan kembali
informasi yang sudah disampaikan. Para kader belum
Tabel 6. Lembar observasi konseling oleh kader menyarankan pentingnya rnencari pelayanan
kesehatan rujukan bagi klien jika ditemukan masalah
Kader yang Kader yang tidak dan untuk mencegah timbulnya masalah yang sama.
Item Pengamatan melakukan melakukan
n ?& n %
Menurut Mantra (1991), bahwa walaupun
Menyarnbut kllen dengan 5 38.46 0 61.54
perubahan perilaku di bidang preventif dan promotif
hangat
Menanyakan tentang 3 23.07 10 76.92 paling sulit dibandingkan dengan kuratif dan
keadaan rnereka rehabilitatif, namun dengan adanya motivasi yang kuat
Menanyakanmasalah- 6 46.15 7 53,84 dari individu maupun masyarakat untuk merubah
masalah yang mereka
hadapi perilakunya, maka usaha preventif akan berhasil.
Membantu pemecahan 13 100 0 0 Penarnpilan seorang tenaga pembina juga
masalah yang mereka menentukan keberhasiian pembinaan yang dimaksud.
hadapi
Menielaskan bagaimana 13 100 0 0
Sajogjo dkk. (1986) menyebutkan bahwa orang akan
mencegah terjadinya lebih rnudah belajar kalau mereka menganggap
masalah yang sama petugas sebagai teman mereka.
Melakukan lindak lanjul 3 23.07 10 76.92
terhadap konseling
Pernbetdaya;ln Katler Posyandu (Inony Retno Gunanti dkk.)

Hasil Evaluasi Proses dan Dampak Kegiatan perumahan yang baru berdiri sekitar 2 tahun terakhir,
Evaluasi proses kegiatan dilakukan dengan cara umumnya dihuni oleh keluarga yang berasal dari luar
observasi antusiasme peserta latih dalam mengikuti Desa Gemurung atau pendatang. Kader beralasan
pelatihan. Menurut hasil pengamatan, respon peserta agak kesulitan melakukan konseling gizi keluarga
latih dalam mengikuti pelatihan ini sangat baik, karena klien sulit ditemui (diduga karena kesibukan
demikian pula dukungan dari pihak pamong desa bekerja, jarang berada di rumah, kader belum begitu
(Kades dan staf) serta Puskesmas. Puskesmas kenal dengan klien, dll). Padahal menurut data jumlah
berkenan mengikut sertakan bidan desa untuk terlibat balita di Pos Ill cukup besarjika dibandingkan dengan
langsung selama proses pelatihan sampai praktiknya. Pos I dan Pos II, mengingat keluarga yang tinggal di
Tingkat kehadiran peserta cukup tinggi, dari 15 kompleks perumahan ini sebagian besar adalah
orang kader aktif di Desa Gemurung yang mengikuti keluarga muda.
pelatihan ada 13 orang (tingkat kehadiran sebesar Namun secara umum, penilaian tim peneliti
86,7%), sedangkan 2 orang kader yang tidak hadir terhadap respon peserta latih terhadap kegiatan ini
karena ada keperluan yang tidak dapat ditunda. adalah baik. Adapun tidak lanjut kegiatan diharapkan
Proses pemberian materi berlangsung dengan akan terus dilakukan. Hal ini diupayakan melalui
baik, peserta latih aktif bertanya mengenai materi yang pemberian paket bantuan instrument/media konseling
diberikan. Pemberian materi yang disertai dengan gizi keluarga, instrument deteksi masalah gizi
tanya-jawab, diskusi, contoh kasus dan praktik keiuarga, modul-modul,buku pedoman kesehatan ibu
langsung dapat meningkatkan pengetahuan dan dan anak, buku rekap SKDN. Kesinambungan dari
. keterampilan peserta latih tentang materi yang hasil kegiatan ini diharapkan pula dapat
diberikan. disebarluaskan ke desa lain di sekitar Desa Gemurung
Evaluasi terhadap perubahan pengetahuan melalui kegiatan pembinaan kader yang dilakukan oleh
dilakukan dengan pre-test dan post test, dari hasil skor pihak Puskesmas.
pengetahuan ditunjukkan bahwa ada peningkatan
pengetahuan peserta latih dari sebelum pelatihan KESIMPULAN DAN SARAN
menjadi lebih baik setelah pelatihan dilaksanakan.
Keterampilan peserta latih mengalami peningkatan Dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan lni
pula, ha1ini ditunjukkan dengan para peserta latih yang telah terjadi peningkatan pengetahuan para kader
'sebelumnya tidak pernah melakukan penyuluhan posyandu tentang program kadarzi, tentang upaya
pribadi atau konseling, maka setelah pelatihan mampu pembinaan keluarga untuk mencapai peringkat
melakukannya meskipun ada beberapa item dalam kadarzi, dalam mengidentifikasikarakteristik keluarga
proses konseling yang belum dilakukan, n a m w serta keadaan gizi keluarga binaan, telah terjadi
sebagian besar kondisi mereka sudah lebih baik peningkatan keterampilanpara kader posyandudalam
daripada sebelum pelatihan. melakukan konseling gizi pada keluarga binaan.
Evaluasi dampak kegiatan atau tindak lanjut Melalui kegiatan ini telah diberikan bantuan paket
(dilakukan pada saat s u p e ~ i stanggal
i 21 September instrument untuk melakukan konseling gizi keluarga,
2004). diketahui bahwa sekitar 6 orang kader (atau instrument deteksi masalah gizi keluarga dan modul-
sebesar 46,15%) sudah mulai melakukan konseling modul yang bermanfaat dalam meningkatkan
gizi keluarga di wilayah dasawisma mereka masing- pemberdayaan kader posyandu untuk dapat
masing (minimal satu keluarga yang dideteksi melakukan pembinaan kadarzi bagi keluarga di
mempuyai masalah kesehatanlgizi). Hal ini sudah lingkungan dasawismanya.
melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 30%. Selanjutnya disarankan untuk meningkatkan
Monitoring yang sifatnya kegiatan pendampingan kemampuan kader dalam melakukan konseling gizi
dilakukan selama proses penilaian ini oleh tim peneliti dalam upaya pembinaan keluarga sadar gizi di
bersama perangkat desa dan bidan desa. lingkungan dasawismanya masing-masing, perlu
Kader yang belum melakukan konseling gizi, disertai dengan pembinaan yang berkesinambungan
sebagian besar adalah kader dari pas Ill yang dari pihak Puskesmas setempat. Kegiatan monitoring.
berlokasi di lingkungan perumahan baru. Pos Ill pendampingan dan penyegaran kader perlu dilakukan
merupakan pos penimbangan di wilayah kompleks secara terus-menerus. Perlu dilakukan kerja sama
R u l ~ l i nPenelitian Sistem Kesehatan - Voi. 8 No. 1 Juni 2005: 47-58

dengan pihak lain (seperti pelayanan kesehatan Notoatrnojo. Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan dan
swasta, dokter praktik, bidan, dll) yang dapat Ifmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
mernberikan layanan rujukan apabila keluarga binaan RI. Depkes. 1995a. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
mengalami masalah kesehatan dan gizi, mengingat 'skarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
199% 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta:
puskesmas bukanlah satu-satunya penyedia
rektorat Bina Gizi Masyarakat.
pelayanan kesehatan yang diminati oleh masyarakat
1998. Buku: Bekalku Membina Keluaga Sadar Gizi
di wilayah ini. Kegiatan serupa dapat dipertimbangkan (Kadarz~).Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
untuk diselenggarakan di desa sekitar guna . 1999a. Leaflet: Pedoman Pemetaan Keluarga Sadar
meningkatkan hasil penilaian predikat keluarga sadar Giz! (Kadarzi). Jakarta: Direktorat Bina Gizi
gizi di wilayah kerja Puskesmas Gedangan. Kab. Masyarakat.
Sidoarjo. -. 1999b. Leaflet: Pedornan Konseling Gizi Keluaga
Sadar Gizi (Kadarzil. Jakarta: Direktorat Bina Gizi
Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA 2 0 0 2 . Panduan Umum Keluaga MandiriSadarGizi
Apriadj [wry. 1986. Gizi Kelus la: PT. (Kadarzi). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina
P radaya-Anggota IKAPl Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat.
Jalal dan ntrnolo. 1998. Gizi dan Kualitas nl~up.flisalah S~arief,H. Rustiawan. A. dan Juiita. V. 1992. K a j Tindak
Widya Katya Nasional Pangan dan Gizi VI. Jakarta: Partisipatif dalam Sistem Pangan dan Gizi
LIPI. Masyarakat Depdikbud. Dirjen Dikti, PAU Pangan
Mantra, Ida Bagus. 1991: Perencanaan Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Pusat Penyuluhan
dan Gizi IPB.
-
Kesehatan Masyarakat Depkes RI.

You might also like