You are on page 1of 12

Pengembangan media poster sebagai alat bantu edukasi gizi (Hermina; dkk)

PENGEMBANGAN MEDIA POSTER SEBAGAI ALAT BANTU EDUKASI GIZI


PADA REMAJA TERKAIT KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI)
(POSTER MEDIA DEVELOPMENT AS NUTRITION EDUCATION TOOL FOR ADOLESCENTS
RELATED ON FAMILY NUTRITIONAL AWARENESS)

Hermina, dan Sri Prihatini

Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI
Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta, Indonesia
E-mail: hermin_23@yahoo.co.id

Diterima: 05-03-2016 Direvisi: 18-05-2016 Disetujui: 01-06-2016

ABSTRACT
Study on family nutritional awareness (Kadarzi) of phase I showed that the knowledge, attitudes and behavior
of nutrition in the community were still low. Study on Kadarzi of phase II focused on the development of nutrition
education materials. This study was to develop media and nutrition education strategies in order to achieve
Kadarzi. The study design was cross-sectional, with qualitative methods. The study was conducted in three
provinces: West Java, West Sumatra and East Kalimantan. Samples consisted of two groups, namely sample
for media feasibility test (n=98) and sample for implementation of educational test (n=296). Educational channel
used was formal education. Type of educational media developed was posters. This study had developed 5
posters with the materials: 1) fruits and vegetables, 2) breakfast, 3) ) weighing to adolescents 13-15 years old
(SMP), 4) weighing to adolescents 16-18 years old (SMA) and 5) adolescent anemia. The result showed there
was an increase on nutrition knowledge as much as 78,25 percents, after being given nutrition education and a
desire to assess an adolescents own nutritional status by weighing and measuring her height. Media nutrition
education which was developed was quite simple and easy to understand. The channel education selected was
quite effective to improve nutrition knowledge.

Keywords: adolescents, family nutritional awareness (kadarzi), nutrition education, teacher

ABSTRAK
Studi keluarga sadar gizi (Kadarzi) tahap awal menunjukkan pengetahuan, sikap dan perilaku gizi di
masyarakat masih rendah, termasuk remaja. Penelitian Kadarzi tahap selanjutnya memfokuskan pada
pengembangan materi edukasi gizi yang disesuaikan dengan permasalahan yang ditemukan pada remaja.
Tujuan penelitian ini mengembangkan media poster sebagai alat bantu edukasi gizi dalam upaya pencapaian
Kadarzi pada remaja. Penelitian ini adalah penelitian operasional dengan desain potong lintang, meng-
gunakan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Sumatera Barat dan
Kalimantan Timur. Sampel ada dua kelompok, yaitu sampel uji kelayakan media poster adalah guru (n=22) dan
sampel uji coba implementasi edukasi adalah siswa SMP dan SMA (n=296). Media yang dikembangkan
berupa 5 buah poster dengan materi: 1) sayur dan buah, 2) makan pagi, 3) penimbangan remaja usia 13-15
tahun (SMP), 4) penimbangan remaja usia 16-18 tahun (SMA), dan 5) anemia remaja. Hasil uji implementasi
menunjukkan sebanyak 78,25 persen siswa mengalami peningkatan pengetahuan gizi setelah diberikan
edukasi gizi dan menimbulkan antusias siswa dalam praktek menimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan untuk menilai status gizinya sendiri. Media poster dan pesan gizi yang dikembangkan cukup sederhana
dan mudah dipahami oleh guru dan siswa. Sekolah sebagai saluran edukasi gizi cukup efektif untuk
meningkatkan pengetahuan gizi siswa remaja. [Penel Gizi Makan 2016, 39(1):15-26]

Kata kunci: edukasi gizi, guru, keluarga sadar gizi (kadarzi), siswa remaja

15
Penelitian Gizi dan Makanan, Juni 2016 Vol. 39 (1): 15-26

PENDAHULUAN rendah (36,2%), manfaat buah (43,7%),

M
manfaat suplemen tambah darah dan anemia
asalah gizi masih dialami oleh berbagai 5
(48,9%) . Pengetahuan anggota keluarga
anggota keluarga Indonesia termasuk
termasuk remaja tentang beberapa aspek gizi
para remaja. Hasil Riskesdas 2007-
yang masih kurang tersebut dapat ditingkatkan
2013 prevalensi kurang gizi kronis
dengan intervensi edukasi gizi. Edukasi gizi
pada anak balita (stunting) yaitu balita pendek 5,10
merupakan intervensi yang cost-effective .
dan sangat pendek (status gizi menurut
Direktorat Bina Gizi Masyarakat telah
indikator tinggi badan (TB)/umur (U)) adalah
1 mencanangkan Gerakan Nasional KIE Gizi
sebanyak 36,8 persen (2007) dan menurun
2 bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
sedikit pada tahun 2010 (35,6%) namun 7,8
dan pemahaman masyarakat terhadap gizi .
meningkat kembali tahun 2013 menjadi 37,2
3 Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai cara
persen . Hal tersebut mengindikasikan adanya
antara lain media elektronik, media cetak,
masalah gizi kronis, yaitu prevalensi TB/U di
kampanye melaksanakan penyuluhan gizi di
suatu wilayah lebih besar dari 20 persen
4 posyandu ataupun merumuskan kurikulum gizi
(WHO) . Di lain pihak dari hasil studi
untuk sekolah tingkat SD, SMP dan SMA.
longitudinal Kadarzi (2009) ditemukan bahwa
Namun alat edukasi gizi untuk anak sekolah
pengetahuan remaja sebagai orang dewasa
yang sudah dikeluarkan oleh Direktorat Bina
masa depan pengetahuannya tentang gizi
Gizi maupun Promosi Kesehatan Kementerian
masih rendah khususnya manfaat makanan
Kesehatan belum mencakup materi Kadarzi.
bagi tubuh (39,95%), manfaat penimbangan
Alat edukasi untuk anak sekolah yang sudah
berat badan (52,6%), manfaat suplemen
5,6 ada berisi pesan kebersihan perorangan antara
gizi/tablet tambah darah (48,9%) . Hasil
lain cuci tangan dengan sabun, belum
Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa secara
mencakup materi gizi. Untuk melengkapi alat
nasional perilaku penduduk umur >10 tahun
edukasi yang sudah ada khususnya untuk
yang kurang mengonsumsi sayur dan buah
mendukung program Kadarzi, maka dilakukan
sebanyak 93,5 persen dan tidak berubah pada
2,3 penelitian pengembangan media Kadarzi di
tahun 2013 (93,6%) . Hasil penelitian
berbagai kelompok umur sasaran dan saluran
Sudiman H, dkk menemukan bahwa perilaku
edukasi formal.
remaja yang mengonsumsi makanan beraneka
5,6
ragam juga masih rendah (< 20%) .
METODE
Untuk menanggulangi tingginya prevalensi
kekurangan gizi, khususnya pada anak balita Jenis penelitian adalah penelitian opera-
dan rendahnya pengetahuan gizi pada remaja, sional, dengan desain potong lintang (Cross-
pemerintah sudah melaksanakan berbagai sectional), dan menggunakan metode kualitatif.
program dan kegiatan, sebagaimana Digunakan metode kualitatif, karena dalam
dirumuskan dalam Rencana Aksi Nasional penelitian ini ditekankan pada penilaian kemu-
7
Pangan dan Gizi (RAN-PG) . Salah satu upaya dahan pemahaman penyampai pesan (guru
pemerintah dalam mengatasi masalah gizi SMP dan SMA), terhadap pesan gizi yang
diantaranya adalah dengan mencanangkan terkandung dalam poster, kemampuan dan
program keluarga sadar gizi (Kadarzi). Ada 5 minat guru dalam menyampaikan pesan gizi
indikator Kadarzi yang berlaku saat ini adalah kepada siswa, dan respon siswa selama
a) Menimbang berat badan secara teratur; b) proses penyampaian pesan gizi digunakan pre
Memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir dan post tes. Perubahan pengetahuan gizi
sampai usia 6 bulan (ASI eksklusif); c) Makan siswa dinilai sebelum dan setelah selesai
beraneka ragam; d) Menggunakan garam diberikan edukasi gizi terkait Kadarzi oleh guru
beriodium; dan e) Minum suplemen gizi (Tablet di sekolah menggunakan kuesioner.
Tambah Darah/TTD, Kapsul vitamin A dosis Kegiatan penelitian meliputi tahapan: 1)
7,8
tinggi) sesuai anjuran . Tahap pengembangan media poster dan buku
Hasil studi longitudinal Kadarzi tahap awal pedoman untuk guru berdasarkan hasil
5
(2009) yang memetakan tingkat pengetahuan, penelitian pendahuluan Kadarzi di enam
5
sikap dan perilaku (PSP) di masyarakat provinsi . Berdasarkan data tersebut
menunjukkan rendahnya pengetahuan, sikap dikembangkan sebagai pesan gizi dalam
dan perilaku berbagai aspek gizi pada semua poster, yaitu: makan sayur dan buah tiap hari,
kelompok umur yang kemungkinan merupakan makan pagi, penimbangan berat badan dan
salah satu penyebab tidak langsung terhadap anemia remaja; 2) Tahap Penjajagan dan
timbulnya masalah gizi. Menurut Sudiman H, persiapan lapangan untuk pelaksanaan uji
dkk pengetahuan remaja tentang manfaat coba kelayakan poster dan uji coba
makanan bagi tubuh masih rendah (39,95%). implementasi edukasi gizi; 3) Tahap uji coba
Remaja yang tahu manfaat sayur juga masih kelayakan poster yang dikembangkan. Dalam

16
Pengembangan media poster sebagai alat bantu edukasi gizi (Hermina; dkk)

tahap ini uji kelayakan difokuskan pada poster yang dibuat. Sedangkan dalam uji implemen-
berupa komentar, saran, kritik dan masukan tasi poster yang dikembangkan, dikumpulkan
perbaikan dari para guru terhadap gambar, data pengetahuan gizi siswa untuk menilai
warna, tulisan, kata-kata dan tampilan poster. perubahan pengetahuan sebelum dan setelah
Sebagai upaya penyamaan persepsi, peneliti diberikan edukasi gizi oleh guru. Komponen
menjelaskan konsep Kadarzi yang terdapat pengetahuan gizi siswa yang dinilai meliputi
dalam buku pedoman Kadarzi sebagai acuan manfaat konsumsi sayur dan buah bagi
bagi guru dalam melakukan edukasi gizi. kesehatan, manfaat menimbang berat badan
Lokasi uji coba kelayakan poster dilakukan di secara teratur, definisi anemia zat besi dan
Provinsi Jawa Barat yaitu di Kecamatan cara mencegahnya, manfaat makan pagi bagi
Ciamis, Kabupaten Ciamis; 4) Tahap siswa sekolah dan mengapa harus mengon-
perbaikan poster oleh tim peneliti dan desainer sumsi makanan yang beragam. Perubahan
grafis sesuai komentar, saran, kritik dan pengetahuan gizi siswa dinilai menurut tiga
masukan dari para guru; 5) Tahap uji coba kategori yaitu: 1) Membaik, bila skor post tes
implementasi poster yang sudah diperbaiki. lebih besar dari skor pre tes, bisa diartikan
Pada tahap akhir ini dilakukan pelatihan untuk pengetahuan gizi siswa; 2) Tetap, bila skor post
guru SMP dan SMA, kemudian para guru tes sama dengan skor pre tes; 3) Menurun, bila
tersebut akan melakukan edukasi mengenai skor post tes lebih kecil dari skor pre tes.
gizi kepada para siswa selama dua jam Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui
pelajaran (90 menit) termasuk praktek perubahan pengetahuan siswa terhadap
menimbang dan mengukur berat badan, agar pesan-pesan yang disampaikan guru meng-
siswa dapat menilai status gizinya sendiri. gunakan poster sebagai alat bantu edukasi gizi.
Selanjutnya dilakukan tanya jawab dan diskusi.
Dilakukan pre dan post tes kepada siswa. HASIL
Uji coba implementasi dilakukan di tiga
Karakteristik Sampel
provinsi, di lima kabupaten/kota yang dipilih
Secara umum, hampir semua guru SMP
secara purposiv yaitu Jawa Barat di Kabupaten
dan SMA cukup berperan aktif dalam uji coba
Ciamis (Kecamatan Pangandaran), Sumatera
kelayakan poster. Jumlah guru SMP lebih
Barat di Kota Sawahlunto (Kecamatan Lembah
banyak (54,50%) dibandingkan dengan jumlah
Segar) dan Kabupaten Tanah Datar
guru SMA (45,50%). Responden guru yang
(Kecamatan Lima Kaum, Batusangkar), serta
terlibat aktif dalam diskusi kelompok pada uji
Kalimantan Timur di Kota Samarinda
kelayakan poster adalah guru ilmu pengeta-
(Kecamatan Samarinda Ulu) dan di Kabupaten
huan alam (IPA), guru olah raga, guru
Kutai Kartanegara (Kecamatan Tenggarong).
penanggung jawab UKS/PMR, guru kelas dan
Jumlah sampel uji coba kelayakan poster
kepala sekolah. Namun guru yang terlibat dan
di masing-masing level sekolah diambil 10-12
berminat dalam penyampaian pesan gizi dalam
orang guru yang bersedia menjadi responden
uji implementasi poster semuanya adalah guru
dalam diskusi kelompok. Responden guru
IPA, baik di SMP maupun di SMA. Jumlah
dalam uji coba kelayakan poster, terdiri dari
siswa remaja yang terlibat dalam penelitian ini
guru IPA, guru olah raga, guru ekstrakurikuler
sebagian besar adalah siswa remaja SMA
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/Palang
kelas XI yaitu sebanyak 159 siswa (52,70%)
Merah Remaja (PMR), kepala sekolah, dan
dibandingkan dengan siswa SMP 140 siswa
guru kelas. Sehingga jumlah responden guru
(47,30%) (Tabel 1).
SMP berjumlah 12 orang dan guru SMA
berjumlah 10 orang. Sedangkan untuk uji coba
Hasil Pengembangan Poster
implementasi poster di masing-masing sekolah
Media edukasi gizi yang dikembangkan
diambil satu orang guru SMP dan SMA sebagai
berupa Poster sebanyak lima buah dengan
penyampai pesan, sehingga jumlah guru di tiga
desain ukuran 60x85 cm, sehingga bisa
provinsi di lima kabupaten/kota berjumlah 10
terbaca dari jarak jauh (5-10 m). Poster berisi
orang. Guru yang bersedia menyampaikan
pesan gizi untuk remaja SMP maupun SMA,
pesan hampir semuanya adalah guru IPA.
dengan materi: 1) Makanlah sayur dan buah
Sampel siswa remaja di masing-masing
setiap hari; 2) Biasakan makan pagi; 3)
sekolah diambil total siswa dalam satu kelas
Penimbangan remaja SMP; 4) Penimbangan
(antara 25-34 siswa), yaitu siswa kelas VIII
remaja SMA dan 5) Anemia pada Remaja.
(SMP) dan siswa kelas XI (SMA). Total sampel
Poster penimbangan remaja tingkat SMP
siswa di tiga provinsi 296 orang.
dibedakan dengan SMA karena seragam
Data yang dikumpulkan dalam uji
sekolahnya yang beda warna yaitu biru dan
kelayakan poster adalah: saran, kritik dan
abu (Tabel 2).
masukan dari para guru untuk perbaikan poster

17
Penelitian Gizi dan Makanan, Juni 2016 Vol. 39 (1): 15-26

Tabel 1
Sebaran Sampel Guru dan Siswa Remaja menurut
Provinsi dan Kegiatan Ujicoba
Jumlah Guru Jumlah Murid
Kegiatan uji coba
N % N %
Uji coba Kelayakan Poster*
Jawa Barat
SMP 12 54,50 - -
SMA 10 45,50 - -
Jumlah 22 100,00 - -
Uji coba Implementasi Poster**
Jawa Barat
SMP - 0,10 31 10,47
SMA - 0,10 34 11,49
Sumatera Barat
SMP - 0,20 56 18,92
SMA - 0,20 63 21,28
Kalimantan Timur
SMP - 0,20 53 17,91
SMA - 0,20 59 19,93
Jumlah 10 100,00 296 100,00
Keterangan: * tanda (-) murid tidak terlibat ** tanda (-) guru tidak terlibat

Tabel 2
Pesan Gizi dalam Poster untuk Berbagai
Saluran Edukasi Formal di SMP dan SMA
Pendidikan
Pesan Gizi dalam Poster Formal
SMP SMA
Makanlah Sayur dan Buah Setiap Hari v v
Biasakan Makan Pagi v v
Penimbangan Remaja untuk SMP v -
Penimbangan Remaja untuk SMA - v
Anemia pada Remaja v v

Hasil Uji coba Kelayakan Poster mempengaruhi status gizi seseorang.


Poster yang dikembangkan di awal Kelebihan gizi memicu terjadinya obesitas dan
penelitian berjumlah empat buah, namun kejadian penyakit degeneratif. Sebagian vita-
setelah uji kelayakan media poster ada masuk- min dan mineral yang terdapat dalam sayur
an dan permintaan dari para guru agar poster dan buah mempunyai fungsi sebagai anti-
penimbangan remaja dipisahkan untuk siswa oksidan sehingga dapat mengurangi kejadian
SMP dan SMA. Sehingga bertambah menjadi penyakit tersebut. Masukan dan saran
lima buah dengan berbagai perbaikan. perbaikan dari para guru yaitu: 1) Poster
sebaiknya menggunakan gambar sayur dan
Poster Sayur dan Buah buah asli Indonesia; 2) Gambar sayuran
Poster Sayur dan Buah yang diuji coba sebaiknya dikelompokkan menjadi satu,
kelayakannya ditujukan untuk remaja sebagai demikian juga gambar buah; 3) Poster sayur
kampanye makan sayur dan buah. Dengan dan buah tidak perlu dibedakan untuk berbagai
tujuan agar remaja lebih mengenal dan kelompok umur; 4) Pesan yang tertulis
menyukai makan sayur dan buah setiap hari. sebaiknya menjadi Sayur dan buah sumber
Selain itu guru sebagai penyampai pesan di vitamin yang baik. Poster Sayur dan Buah
sekolah, menjelaskan manfaat dan kandungan sebelum uji kelayakan adalah dua buah dan
zat gizi dalam sayur dan buah sebagai sumber perubahannya setelah uji coba menjadi satu
vitamin yang baik dalam konteks gizi seimbang. buah. Perubahan poster dapat dilihat pada
Konsumsi sayur dan buah diperlukan oleh Gambar 1.
tubuh sebagai sumber vitamin, mineral dan
serat dalam pencapaian pola makan sehat dan Poster Makan Pagi
bergizi untuk kesehatan tubuh yang optimal. Poster Makan Pagi ditujukan untuk
Kekurangan ataupun kelebihan zat-zat gizi remaja, tujuannya untuk menyadarkan mereka
dalam jangka waktu tertentu akan dan memahami tentang pentingnya makan pa-

18
Pengembangan media poster sebagai alat bantu edukasi gizi (Hermina; dkk)

gi agar meningkatkan konsentrasi belajar siswa nya diganti menjadi polos tidak kotak-kotak
di sekolah. Karena setelah tidur malam hari, agar gambar makanan lebih jelas; 2) Menu
minimal selama tujuh jam perut mereka kosong makan pagi sebaiknya tambahkan berbahan
sehingga gula darah juga menurun. Untuk ubi atau singkong sebagai bahan makanan
meningkatkan konsentrasi belajar perlu energi lokal; 3) Buah yang dihidangkan sebaiknya
yang cukup. Selain itu agar siswa terbiasa tidak hanya jeruk, tetapi bisa buah lainnya
sarapan di rumah sebelum berangkat sekolah. seperti pisang atau pepaya. Poster Makan
Masukan dan saran perbaikan dari para Pagi sebelum dan sesudah uji coba dapat
guru adalah: 1) Latar belakang poster sebaik- dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1
Poster Sayur dan Buah sebelum dan sesudah uji coba

Gambar 2
Poster Makan Pagi sebelum dan sesudah uji coba

19
Penelitian Gizi dan Makanan, Juni 2016 Vol. 39 (1): 15-26

Poster Penimbangan Remaja SMP dan buah. Perubahan poster dapat dilihat pada
Remaja SMA Gambar 3.
Poster Penimbangan Remaja untuk
siswa SMP dan SMA dibedakan dengan warna Poster Anemia Remaja
seragam putih-biru dan putih abu, ditujukan Poster Anemia Remaja untuk siswa SMP
untuk memberi pengetahuan kepada siswa dan SMA, ditujukan untuk memberi
SMP dan SMA tentang pentingnya pengetahuan kepada siswa terutama remaja
penimbangan berat badan secara teratur untuk puteri tentang pentingnya mencegah penyakit
memantau berat badannya. Selain itu para anemia atau kurang darah. Penyakit anemia
siswa diberi pemahaman cara pengukuran gizi berkaitan dengan konsentrasi belajar.
tinggi badan dan menimbang berat badan Selain itu khususnya para remaja putri akan
untuk menilai status gizinya sendiri. Dengan mengalami haid atau menstruasi setiap bulan
menimbang berat badan secara teratur berarti dan merupakan calon ibu yang nantinya ketika
siswa remaja dapat memantau berat badannya usia dewasa akan melahirkan anak. Oleh
agar tidak kelebihan berat badan (kegemukan) karena itu kondisi fisik dan kesehatan para
atau kurus. Kelebihan berat badan bila tidak remaja puteri harus terjaga agar terhindar dari
diatasi dan dicegah dapat menjadi pemicu penyakit anemia gizi yang merupakan faktor
kejadian penyakit degeneratif seperti resiko kematian ibu dan bayi.
hipertensi, diabetes, jantung koroner dan Masukan dan saran perbaikan dari para
stroke. guru yaitu: 1) Warna latar belakang dalam pos-
Masukan dan saran perbaikan dari guru- ter terlihat terlalu gelap, huruf judul poster di
guru adalah sebagai berikut: 1) Poster untuk atas terlalu besar; 2) Kata-kata aku anemia
remaja dibuat menjadi dua buah poster, kalee agar diganti dengan tanda-tanda ane-
dibedakan antara siswa SMP dan SMA agar mia; 3) Dibuat poster dengan situasi di dalam
lebih menarik; 2) Poster dibedakan menurut kelas, ada murid yang lemah dan ceria, dan
pakaian seragam SMP (putih-biru) dan sebaiknya ada guru di kelas; 4) Gambar murid
seragam SMA (putih-abu abu; 3) Sebaiknya sebaiknya banyak, tidak sendiri agar terlihat
yang ditimbang dan yang diukur lebih dari satu ramai dan lebih menarik; 5) Tidak banyak buku
orang agar terlihat ramai dan lebih menarik; 4) yang numpuk, sebaiknya buku dihilangkan; 5)
Lokasi penimbangan dicirikan dengan adanya Pesan di bawah diganti menjadi cegahlah
gedung sekolah dengan nama SMP dan dengan minum tablet tambah darah bukan
SMA. Poster Penimbangan Remaja sebe- tablet besi agar siswa lebih tertarik untuk
lum uji kelayakan adalah hanya satu buah dan mengonsumsinya. Poster Anemia Remaja
perubahannya setelah uji coba menjadi dua sebelum dan sesudah uji coba pada Gambar 4.

Gambar 3
Poster Penimbangan Remaja (Siswa SMP dan SMA) Sebelum dan
Sesudah Uji coba

20
Pengembangan media poster sebagai alat bantu edukasi gizi (Hermina; dkk)

Gambar 4
Poster Anemia Remaja Sebelum dan Sesudah Uji coba

Tabel 3
Perubahan Pengetahuan Gizi Siswa Remaja
SMP dan SMA di Tiga Provinsi
Persentase Siswa yang Mengalami
Sasaran
Perubahan Pengetahuan
Siswa N Membaik Tetap Menurun Total
SMP 140 87,9 10,0 2,1 100,0
SMA 156 68,6 24,4 7,0 100,0
Total 296 78,25 17,2 4,55 100,0

Hasil uji coba implementasi poster yang pesan di kelas dilanjutkan dengan tanya jawab
sudah diperbaiki setelah uji kelayakan, dan diskusi.
kemudian dilakukan uji coba implementasi di Sebanyak 78,25 persen siswa,
sekolah yang terpilih, dengan menilai pengetahuannya membaik, namun sebagian
perubahan pengetahuan siswa sebelum dan siswa lainnya tidak mengalami perubahan
setelah dilakukan edukasi gizi oleh guru. pengetahuan atau tetap (17,2%) dan menurun
Hasilnya menunjukkan bahwa secara (4,55%). Pada kelompok siswa perempuan
keseluruhan siswa remaja di SMP dan SMA komponen materi yang ditanyakan hampir
mengalami perubahan pengetahuan gizi semua terjawab dengan baik di post-tes,
menjadi lebih baik setelah dilakukan edukasi namun terlihat pada kelompok laki-laki
gizi oleh guru. Dari lima buah poster yang komponen materi suplemen gizi, umumnya
dikembangkan terdapat lima komponen materi kurang memahami. Hal ini kemungkinan
atau topik pengetahuan gizi yang disampaikan karena laki-laki kurang merasa tertarik dengan
dalam upaya sadar gizi bagi remaja, yaitu: 1) materi anemia gizi yang lebih banyak
Manfaat konsumsi sayur dan buah setiap hari ditekankan kepada remaja puteri oleh guru.
serta makanan yang beragam bagi tubuh Perubahan pengetahuan yang membaik pada
dalam konteks gizi seimbang; 2) manfaat remaja, persentase tertinggi terlihat pada siswa
makan pagi dan komposisi makanannya untuk SMP yaitu sebanyak 87,9 persen dibandingkan
meningkatkan konsentrasi belajar; 3) Manfaat dengan siswa SMA (68,6%) (Tabel 3). Hal ini
menimbang berat badan secara teratur dan bisa diartikan bahwa pesan yang
cara menilai status gizi remaja (SMP dan dikembangkan melalui media poster dan buku
SMA); 4) Manfaat suplemen gizi yaitu tablet pedoman untuk guru dapat disampaikan
tambah darah (TTD) untuk mengatasi penyakit dengan baik di sekolah. Masih adanya siswa
anemia (kekurangan darah); 5) Makanan remaja yang belum berubah pengetahuannya
dengan gizi seimbang. Setelah penyampaian kemungkinan karena penyuluhan baru

21
Penelitian Gizi dan Makanan, Juni 2016 Vol. 39 (1): 15-26

dilaksanakan sekali dan dalam waktu yang Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hermina
singkat, sehingga masih ada siswa yang masih dan Nurfi tahun 2010 yang melakukan uji
belum dapat memahami materi yang kelayakan media edukasi gizi berupa
disampaikan (Tabel 3). permainan game-play berbasis komputer untuk
siswa SD. Dari hasil uji-kelayakan permainan
BAHASAN game-play yang dikembangkan, diperoleh
komentar, saran, kritik dan masukan untuk
Derajat kesehatan masyarakat merupakan
perbaikan game-play dan sangat berguna
gabungan dari empat faktor, yaitu: lingkungan,
untuk kesempurnaan media edukasi gizi yang
keturunan, pelayanan kesehatan, dan
11 dikembangkan. Antara lain adalah guru dan
perilaku . Tingkat pengetahuan gizi seseorang
siswa menginginkan adanya perubahan motor
akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam game menjadi mobil balap dan efek
makannya mulai dari pemilihan makanan dan
suara yang meriah. Sebelumnya efek suara
selanjutnya akan berpengaruh pada kondisi gizi
hanya dibuat suara deru motor ketika melaju
individu yang bersangkutan. Pengetahuan gizi
dan ketika melewati lampu merah. Perbaikan
yang kurang atau kurangnya penerapan
game-play lainnya adalah ketika mobil diisi
pengetahuan gizi yang baik dalam kehidupan
bensin berupa jenis-jenis makanan yang
sehari-hari dapat menimbulkan masalah gizi.
dikonsumsi dalam sehari oleh anak tersebut di
Dalam penelitian ini telah dikembangkan
masukan (entry) ke dalam aplikasi game-play,
media poster sebagai alat bantu edukasi gizi
mobil akan jalan. Bila isi bensin cukup maka
dalam upaya meningkatkan pengetahuan gizi
mobil balap akan melaju kencang dan
siswa remaja kaitannya dengan keluarga sadar
memenangkan permainan. Artinya makanan
gizi (Kadarzi). Poster dibuat berdasarkan data
yang sudah dikonsumsi siswa sudah sesuai
sekunder dan hasil analisis data studi Kadarzi
5 dengan angka kecukupan gizi (AKG) yang
pada tahap awal . Poster yang dibuat
sudah disesuaikan dengan data umur dan jenis
selanjutnya dilakukan penilaian terhadap daya
kelamin siswa. Tetapi bila siswa memasukkan
terima guru sebagai penyampai edukasi gizi
jenis makanannya kurang atau kelebihan dari
melalui tahapan uji kelayakan media. Dalam uji
AKG, maka mobil balap tersebut akan mogok,
kelayakan media semua poster yang dibuat
sehingga siswa dinyatakan kalah dalam
disampaikan terlebih dahulu kepada guru untuk
permainan. Namun penelitian tersebut belum
mendapatkan komentar, saran, kritik dan
sempat diimplementasikan kepada siswa SD
masukan perbaikan poster sebelum
seberapa efektif dapat meningkatkan
diimplementasikan kepada siswa. Selanjutnya 13
pengetahuan siswa SD .
poster yang sudah diperbaiki digunakan
Dari hasil uji implementasi diperoleh
sebagai alat bantu edukasi gizi oleh guru di
bahwa dengan edukasi gizi terkait Kadarzi di
sekolah melalui uji implementasi media poster
tiga provinsi, dapat meningkatkan pengetahuan
kepada siswa. Sebagai contoh, salah satu hasil
siswa sebanyak 78,25 persen menjadi baik
uji kelayakan tersebut adalah perbaikan poster
pada saat post-tes meskipun masih ada yang
penimbangan remaja yang dengan antusias
masih tetap (17,2%) dan yang menurun
disarankan oleh guru untuk dibedakan antara
(4,55%) (Tabel 2). Perubahan pengetahuan gizi
remaja SMP dan remaja SMA yang dicirikan
tertinggi adalah pada siswa SMP (87,9%)
dengan warna baju seragam siswa remaja
dibandingkan pada siswa remaja SMA (68,6%).
SMP (putih-biru) dan seragam siswa remaja
Hal ini sejalan dengan penelitian Achadi, dkk.
SMA (putih-abu). Komentar, saran, kritik dan
yang menemukan bahwa pendekatan
masukan perbaikan juga disampaikan oleh
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) yang
guru terhadap semua poster yang dibuat,
diberikan kepada siswa melalui pemberdayaan
sehingga semua poster yang diuji cobakan
guru di sekolah dapat merubah sebagian aspek
dapat diperbaiki sesuai kebutuhan dan 14
pengetahuan dan sikap siswa ke arah positif .
pemahaman guru sebagai calon penyampai
Secara keseluruhan, pembelajaran dan
pesan edukasi gizi.
edukasi gizi untuk siswa di sekolah terkait
Hal yang sama telah dilakukan dalam
program Kadarzi melalui pemberdayaan guru
penelitian Permanasari, dkk. terhadap media
mempunyai potensi yang baik untuk merubah
buku mewarnai sebagai media edukasi gizi
pola hidup sehat dengan gizi seimbang pada
untuk anak peserta pendidikan usia dini (PUD).
remaja di Indonesia.
Dengan melalui tahap uji kelayakan yaitu
Dari hasil penelitian Achadi, dkk.
penilaian daya terima media edukasi oleh guru
ditemukan pula bahwa pengetahuan siswa
sebelum diterapkan kepada anak didik, hasil
sangat tergantung dari guru semasa mereka
penelitian menunjukkan bahwa buku mewarnai
menempuh sekolah di tingkat SD, meskipun
dapat digunakan sebagai media edukasi untuk 14
12 masih ada yang belum tepat . Oleh sebab itu
menambah pengetahuan gizi anak PAUD .

22
Pengembangan media poster sebagai alat bantu edukasi gizi (Hermina; dkk)

sangat disarankan agar pembelajaran dan dan buah ini sejalan dengan temuan pada
penyampaian materi gizi di sekolah menengah Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI)
(SMP dan SMA) perlu menggunakan buku ajar dalam Studi Diet Total (SDT) tahun 2014 yang
guru yang sesuai standar, sehingga materi menyebutkan bahwa konsumsi sayur dan buah
yang disampaikan kepada siswa remaja di pada kelompok remaja usia 13-18 tahun (SMP
17
sekolah berisi pesan yang tepat. Hasil dan SMA) adalah masih rendah . Dari hasil
penelitian Achadi, dkk. juga menemukan analisis lanjut SKMI 2015 menemukan bahwa
bahwa buku ajar guru di sekolah masih perlu konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia
disesuaikan, karena sebagian besar siswa SD masih kurang dari kecukupan yang dianjurkan
ternyata masih berpendapat bahwa gizi menurut Pedoman Gizi Seimbang. Tidak ada
seimbang sama dengan 4 Sehat 5 Sempurna. perbedaan yang berarti antara di perkotaan
Kemungkinan pengetahuan seperti ini masih (97,1%) dan di perdesaan (97,2%). Dan
terbawa ketika siswa sudah berada di SMP kelompok umur yang mengalami kurang
atau SMA. Pengertian yang salah ini diperoleh konsumsi sayur dan buah tertinggi adalah
siswa dari apa yang diajarkan gurunya, kelompok remaja usia 13-18 tahun (98,4%),
sedangkan guru bersumber dari Buku Ajar Ilmu sedangkan pada anak usia sekolah (5-12
14 18
Pengetahuan Alam . Hal ini menunjukkan tahun) (96,5%) . Rata-rata konsumsi sayur
bahwa buku ajar guru di sekolah masih dan buah pada kelompok remaja hanya sekitar
memerlukan informasi yang tepat dan update 168,7 gram/orang/hari. Bila dibandingkan
sehingga materi yang disampaikan kepada dengan konsumsi sayur dan buah yang
siswa di sekolah berisi pesan gizi yang tepat. dianjurkan dalam Pedoman Gizi Seimbang
Pemberian informasi yang tepat sudah yaitu 400 gram/orang/hari, maka defisit
diterapkan pada penelitian serupa oleh konsumsi sayur dan buah pada remaja adalah
Permanasari, dkk. yang telah mengembangkan masih kurang dari separuh kecukupan yang
18,19
media edukasi gizi yang tepat sesuai usia anak dianjurkan dalam konteks gizi seimbang .
berupa buku gambar mewarnai untuk anak usia Rendahnya konsumsi sayur dan buah
dini. Hasil penelitian tersebut menemukan pada kelompok anak usia sekolah dan remaja
bahwa pengetahuan anak peserta pendidikan sangat berkaitan dengan masih rendahnya
anak usia dini (PAUD) tentang jenis dan fungsi pengetahuan mereka tentang manfaat sayur
zat gizi lebih baik setelah mendapat materi gizi dan buah. Studi Kadarzi tahap awal
melalui buku mewarnai yang dikembangkannya menunjukkan bahwa pada usia remaja yang
13
sesuai dengan usia anak . Hal yang sama tahu manfaat sayur (36,2%) dan tahu manfaat
5
ditemukan dari hasil penelitian Lua PL, dan buah (43,7%) . Oleh sebab itu kampanye
Elena WD yang menemukan bahwa intervensi manfaat sayur dan buah bagi tubuh harus lebih
edukasi gizi yang tepat dapat merubah perilaku gencar disampaikan kepada para siswa remaja
gizi dan lifestyle yang lebih baik dibandingkan secara berkesinambungan dengan mengguna-
sebelumnya pada usia dewasa muda (18-24 kan alat bantu berupa poster Makan Sayur
tahun). Studi tersebut juga menyebutkan dan Buah Setiap Hari yang dipasang di ruang
bahwa intervensi gizi berupa edukasi gizi dan UKS atau majalah dinding sekolah. Hasil
promosi makan sehat dan gaya hidup sehat penelitian intervensi gizi pada kelompok remaja
yang tepat dapat meningkatkan konsumsi yang dilakukan oleh Bruening M, et al.
sayur dan buah, setelah mereka tahu dan menemukan bahwa pada kelompok teman
16
mengerti manfaatnya . remaja dan teman-teman terbaik mereka ada
Hasil studi pendahuluan Kadarzi yang hubungan signifikan terkait KIE untuk
memetakan situasi pelaksanaan dan sarapan/makan pagi (kelompok teman =0,26,
pengembangan alternatif indikator Kadarzi di p<0,001; teman terbaik =0.19, p=0,004),
masyarakat termasuk pada remaja asupan minum susu ( kelompok teman =0.08,
menunjukkan masih rendahnya pengetahuan, p=0,014; teman terbaik =0,09, p=0,002) dan
sikap dan perilaku tentang manfaat asupan sayuran ( =0,09, p=0,038). Namun
5 20
mengonsumsi sayuran dan buah bagi tubuh . tidak ada hubungan untuk asupan buah . Para
Oleh sebab itu dalam studi pengembangan ahli gizi dan profesional kesehatan
media edukasi gizi pada remaja ini salah mengingatkan pentingnya mempromosikan
satunya ditujukan pada peningkatan kesadaran makan sehat pada remaja untuk pertumbuhan
mengonsumsi sayur dan buah. Masih sangat normal dan pencegahan penyakit kronis dan
21
rendahnya konsumsi sayur dan buah di obesitas . Mengingatkan bahwa intervensi
masyarakat, diperlukan adanya kampanye program KIE pada remaja perlu diper-
Makan Sayur dan Buah terutama pada timbangkan keterlibatan teman sebayanya
remaja melalui sekolah sejak dini. Rendahnya untuk mendorong penerapan perilaku makan
20,21
pengetahuan remaja tentang manfaat sayur sehat .

23
Penelitian Gizi dan Makanan, Juni 2016 Vol. 39 (1): 15-26

KIE gizi di sekolah merupakan salah satu pretasikan terhadap status gizi anak sekolah,
upaya dalam mencapai tujuan keluarga sadar karena kurangnya fasilitas informasi berupa
7
gizi . Oleh karena itu siswa remaja di sekolah tabel indeks masa tubuh (IMT) anak sekolah
merupakan anggota keluarga yang perlu yang diperlukan untuk penentuan status gizi
mendapatkan informasi yang tepat tentang siswa. Karena mungkin penimbangan berat
14
gizi . Dalam penelitian ini, pelaksanaan uji badan dan pengukuran tinggi badan anak di
coba implementasi media edukasi gizi yaitu sekolah selama ini belum mengarah kepada
guru memberikan edukasi tentang makan sayur peningkatan kesadaran gizi siswa. Dalam
dan buah setiap hari, manfaat sarapan pagi, penelitian ini pada saat guru melakukan
penimbangan berat badan dan anemia remaja, edukasi gizi, dilakukan praktek menimbang
serta makanan beragam dan gizi seimbang berat dan mengukur tinggi badan serta
dengan alat bantu lima buah poster dan buku diajarkan cara menilai status gizi mereka
pedoman Kadarzi yang dikembangkan untuk dengan tabel IMT. Antusias anak sekolah
guru, dapat memotivasi guru-guru di sekolah terutama para remaja untuk mengetahui
menengah untuk menyampaikan materi gizi keadaan status gizinya terlihat sangat tinggi,
tersebut kepada siswanya. Para guru mampu dan mereka mau belajar lebih banyak dengan
mengembangkan sendiri bahan ajar dalam mempelajari tabel IMT dari gurunya. Buku
bentuk power point yang menarik dilengkapi pedoman Kadarzi untuk guru sudah dilengkapi
dengan hasil pencarian di internet (terutama dengan tabel IMT. Hal ini sejalan dengan yang
guru IPA). Sehingga siswa menjadi sangat dikemukakan oleh Sudiman dan Jahari, bahwa
antusias dengan materi gizi yang selama ini berat badan biasanya menjadi perhatian para
kemungkinan masih minim diterima dalam remaja, terutama rernaja putri cenderung ingin
kurikulum sekolahnya. Antusias siswa terlihat tampil langsing dan remaja putra ingin tampil
ketika guru mengajarkan praktek cara menilai berotot. Siswa remaja umumnya mempunyai
kondisi gizi siswa dengan menimbang berat body image dengan berat badan ideal yang
17
badan dan mengukur tinggi bandannya, yang mereka inginkan . Menimbang berat badan
dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. secara teratur merupakan cara paling tepat
Demikian juga antusias guru terlihat pada saat untuk mengetahui dan mencapai keinginan
melakukan pelatihan sebelum penyampaian tersebut.
pesan gizi kepada siswa, karena peneliti selain Oleh sebab itu KIE gizi masih sangat
menjelaskan poster yang dikembangkan juga diperlukan oleh para remaja di tingkat
menjelaskan konsep Kadarzi yang terdapat pendidikan formal, sebagai pintu masuk untuk
pada buku pedoman guru sebagai bahan ajar perbaikan pengetahuan, sikap dan perilaku gizi
di sekolah. siswa remaja menuju tercapainya keluarga
Menurut Fatmah (2010) keberhasilan sadar gizi. Hal ini sesuai dengan sasaran
intervensi KIE gizi pada remaja di beberapa prioritas Kementerian Kesehatan dalam
negara berkembang seperti di India adalah memperbaiki kesehatan masyarakat salah
adanya proses evaluasi kegiatan tersebut. satunya dengan perbaikan gizi masyarakat
Karena salah satu faktor penentu keberhasilan melalui gerakan nasional Sadar Gizi atau
intervensi sebaiknya dilakukan evaluasi pada Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) yang diupayakan
tiap penyelenggaraan intervensi gizi anak atas dasar pemberdayaan masyarakat itu
sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi sendiri termasuk pemberdayaan guru sebagai
7
akhir kegiatan dengan kata lain dapat dilakukan pendidik di sekolah . Tentunya menggunakan
kegiatan surveilans gizi untuk memantau bahan ajar dan media alat bantu penyuluhan
21
efektivitas implementasi intervensi KIE . atau pembelajaran gizi di sekolah yang tepat
Demikian juga dari hasil penelitian yang sama dan sesuai standar pendidikan gizi yang sudah
mengenai KIE yang dilakukan oleh Young, et update.
al. mengungkapkan bahwa gizi pada remaja
yaitu dengan pengembangan kurikulum dan KESIMPULAN
jaringan guru-guru sekolah menengah yang
Untuk mencapai tujuan Kadarzi, dari studi
ada akan mempercepat implementasi KIE gizi
ini telah berhasil dibuat media edukasi gizi
pada remaja di sekolah dan dapat menurunkan
22 sebagai alat bantu KIE gizi berupa lima buah
biaya program kesehatan . Salah satu
poster Kadarzi yang ditujukan bagi remaja,
kegiatan UKS atau PMR adalah melakukan
serta buku pedoman Kadarzi untuk guru. Media
penimbangan berat badan pada semua siswa,
edukasi gizi yang dibuat cukup sederhana dan
terutama siswa yang baru masuk sekolah baik
mudah dipahami. Edukasi gizi di sekolah
di SMP maupun SMA. Namun para guru UKS
cukup efektif untuk meningkatkan minat dan
menyatakan bahwa data hasil penimbangan
pengetahuan gizi para siswa.
berat badan tersebut tidak dapat diinter-

24
Pengembangan media poster sebagai alat bantu edukasi gizi (Hermina; dkk)

Secara keseluruhan, pemberdayaan guru Pengembangan Kesehatan, Kementerian


berpotensi besar untuk mengubah pola hidup Kesehatan RI, 2008.
sehat pada anak didiknya. Para guru telah 2. Indonesia, Badan Penelitian dan
menunjukkan antusias yang tinggi dalam Pengembangan Kesehatan, Kementerian
menerima konsep Kadarzi. Media Kadarzi yang Kesehatan RI. Laporan riset kesehatan
dikembangkan bersifat universal dan dapat dasar (Riskesdas) 2007: laporan nasional.
diterima di ketiga provinsi wilayah penelitian. Jakarta: Badan Penelitian dan
Dapat diartikan media yang dikembangkan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
dapat digunakan di daerah mana saja untuk Kesehatan RI, 2010.
siswa remaja SMP dan SMA. 3. Indonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian
SARAN Kesehatan RI. Laporan riset kesehatan
dasar (Riskesdas) 2007: laporan nasional.
Siswa remaja merupakan sasaran
Jakarta: Badan Penelitian dan
edukasi gizi yang efektif d perubahan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian
pengetahuan, sikap dan perilaku gizi yang baik
Kesehatan RI, 2013.
dan benar di masyarakat dapat tercapai. Agar
4. World Health Organization. Global
perubahan tidak terbatas pada pengetahuan
database on child growth and malnutrition.
dan sikap, maka edukasi gizi perlu dilakukan
2016 [cited Februari 2, 2016]. Available
secara berkesinambungan dan dilanjutkan
from: http://www.who.int/nutgrowthdb/en/.
secara berkala di setiap kelas. Hal ini untuk
5. Sudiman H, Jahari AB, Tjukarni T, Prihatini
menjamin adanya perubahan sikap dan
S, Rosmalina Y, Sumarno I, et al. Studi
mindset siswa remaja tentang gizi dan
pengembangan strategi untuk keberhasilan
manfaatnya untuk kesehatan yang optimal dan
keluarga sadar gizi (Kadarzi): situasi
mau menerapkannya dalam perilaku gizi
pelaksanaan dan pengembangan alternatif
sehari-hari. Untuk menjawab kebutuhan
indikator Kadarzi. Laporan Penelitian.
informasi bagi anak didik, masih diperlukan
Bogor: Pusat Penelitian dan
sosialisasi tentang gizi seimbang kepada guru
Pengembangan Gizi dan Makanan, Badan
dalam upaya mempercepat pencapaian
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
keluarga sadar gizi..
Depkes RI, 2009.
6. Sudiman H, dan Jahari AB. Pengetahuan,
UCAPAN TERIMA KASIH sikap dan perilaku remaja tentang keluarga
sadar gizi (Kadarzi): dengan perhatian
Terimakasih kami sampaikan kepada khusus pada memantau berat badan dan
Pemerintah Daerah dan Kepala Dinas mengonsumsi makanan beragam. Media
Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kabupaten Ciamis, Provinsi Kalimantan Timur
2012; 22(2):93-105
dan Kabupaten Kutai Kartanegara serta Kota
7. Indonesia, Departemen Kesehatan RI.
Samarinda, Provinsi Sumatera Barat dan Keluarga sadar gizi (Kadarzi): mewujudkan
Kabupaten Tanah Datar serta Kota Sawah keluarga cerdas dan mandiri. Jakarta:
Lunto beserta jajarannya, semua responden
Departemen Kesehatan RI, 2004.
studi Kadarzi dan semua pihak yang telah
8. Indonesia, Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
membantu terselenggaranya penelitian ini.
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Terimakasih pula kepada Bapak DR. Abas Masyarakat, Departemen Kesehatan RI.
Basuni Jahari dan Ibu Ir. Trintrin Tjukarni, Pedoman strategi KIE keluarga sadar gizi
MKes yang telah memberikan pengarahan dan (kadarzi). Jakarta: Direktorat Bina
masukan pada saat persiapan, dan
Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal
pengumpulan data. Penelitian ini dibiayai oleh
Bina Kesehatan, Departemen Kesehatan
DIPA Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan
RI, 2007.
Epidemiologi (PTTK-EK), Badan Litbangkes 9. Aditianti, Prihatini S dan Hermina.
tahun 2011, untuk itu kami mengucapkan Pengetahuan, sikap dan perilaku individu
terimakasih.
tentang makanan beranekaragam sebagai
salah satu indikator keluarga sadar gizi
RUJUKAN
(kadarzi). Buletin Penelitian Kesehatan.
1. Indonesia, Badan Penelitian dan 2016;44(2):117-126
Pengembangan Kesehatan, Kementerian 10. World Bank. Repositioning nutrition as
Kesehatan RI. Laporan riset kesehatan central to development: a strategy for
dasar (Riskesdas) 2007: laporan nasional. large-scale action. Washington DC: World
Jakarta: Badan Penelitian dan Bank, 2006.

25
Penelitian Gizi dan Makanan, Juni 2016 Vol. 39 (1): 15-26

11. Blum HL. Planning for health, development Kesehatan RI. Buku survei diet total
and application of social change theory. konsumsi makanan individu Indonesia
New York: Human Science, 1974. 2014. Laporan Penelitian. Jakarta: Badan
12. Permanasari Y, Luciasari E, dan Aditianti. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Pengembangan media edukasi gizi melalui Kemenkes RI, 2014.
buku mewarnai untuk peserta pendidikan 18. Hermina dan Prihatini S. Konsumsi sayur
usia dini (PAUD). Penel Gizi Makan. 2013; dan buah penduduk Indonesia dalam
36(1):31-41 konteks gizi seimbang menurut kelompok
13. Hermina dan Afriansyah N. umur: analisis lanjut riset kesehatan
Pengembangan permainan (game-play) nasional 2015. Laporan Penelitian. Jakarta:
edukasi gizi berbasis-komputer untuk murid Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan
sekolah dasar. Penel Gizi Makan. Epidemiologi Klinik Badan Penelitian dan
2010;33(2):161-172. Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI,
14. Achadi E, Pujonarti SA, Sudiarti T, 2015.
Rahmawati, Kusharisupeni, Mardatillah, et 19. Indonesia, Kementerian Kesehatan RI. Pe-
al. Sekolah dasar pintu masuk perbaikan doman gizi seimbang. Jakarta: Kemen-
pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi terian Kesehatan RI, 2014.
seimbang masyarakat. Jurnal Kesehatan 20. Bruening M, Eisenberg ME, MacLehose R,
Masyarakat Nasional. 2010;5(1):42-8. Nanney MS, Story M, and Neumark-
15. Mudjianto T, Jahari AB, Hermina, Prihatini Sztainer D. The relationship between
S, Hidayat TS dan Afriansyah N. Uji coba adolescents and their friends eating
media dan identifikasi saluran edukasi behaviors-breakfast, fruit, vegetable, whole
dalam rangka pengembangan strategi grain, and dairy intake. J Acad Nutr Diet.
edukasi kadarzi, tahun kedua. Laporan 2012;112(10):1608-1613 [cited April 22,
Penelitian. Bogor: Pusat Teknologi 2016]. Available from: http://www.ncbi.nlm.
Terapan Kesehatan dan Epidemiologi nih.gov/pmc/articles/PMC 3462737/.
Klinik, Badan Litbangkes, Kemenkes RI, 21. Fatmah. Pengalaman negara lain dalam
2011. perbaikan gizi remaja sekolah menengah.
16. Lua PL, and Elena WD. The impact of Majalah Kedokteran Indonesia,
nutrition education interventions on the 2010;60(2):55-59.
dietary habits of college student in 22. Young DR, Steckler A, Cohen S, Pratt C,
developed nations: a brief review. Malays J Felton G, Moe SG, et al. Process
Med Sci. 2012;19(1):4-14 [cited evaluation results from a school and
September 23, 2015]. Available from: community linked intervention: the trial of
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P activity for adolescent girls (TAAG). Health
MC3436500/. Educ Res. 2008;23(6):976-86 [cited 2016
17. Indonesia, Badan Penelitian dan Mei 22]. Available from: www.ncbi.nlm.nih.
Pengembangan Kesehatan, Kementerian gov/pubmed/18559401.

26

You might also like