You are on page 1of 8

Nama Asisten: Vina Fitriani P

Tanggal Praktikum: 8 Maret 2018


Tanggal Pengumpulan: 16 Maret 2018

PEMELIHARAAN KULTUR MIKROORGANISME


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Fajar Abhirama A. I. (240210160076)
Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor
Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570
Fax. (022) 7795780 Email: fajarabhirama@gmail.com
ABSTRACT

Maintenance of microorganism culture can be done by using medium for liquid and
medium to be solid. Maintenance of microorganism culture has short-term and long-term
goals. Short-term outcomes are made for routine research purposes tailored to specific
program or project activities while long-term goals are undertaken in relation to microbial
germplasm collection and conservation, so that if one day is necessary, it can be recovered
or available. In the scratch method testing using EMB, it was found that all the samples in
both direct, negative quadrant and radiane methods contained E. coli bacteria. In the test
of pouring method by using PCA media, it was found that in the mineral water samples
found the existence of Gram positive bacterial colony, in the sample of Ice tea, found the
gram-positive bacteria in the form of basil, in the first turmeric sample found
gram-positive bacteria in the form of bacillus, namely garlic powder, found the presence of
bacteria that grow well on the first and second pure garlic samples with a small number of
colonies. Based on the observation of the maintenance of liquid culture, it can be seen
that in both samples of mineral water there is no growth of microorganisms. In the iced tea
sample found the growth of microorganisms that are likely bacteria and ring-shaped thin.
Turmeric samples showed that the presence of microorganisms that grow on
membrane-shaped media. In both garlic samples, no growth of microorganisms was found.
Based on the observation of the maintenance of solid culture with so that upright and in
italics, in mineral water samples either in order to tilt or upright not found any
microorganisms that grow. In the iced tea sample, microorganisms were found to develop
in the form of tilted efus, then the beaded shape on the upright order, and the papilate form
on the order to erect. Turmeric samples show the existence of microoragnisme growing
with majority form that is filiform, and also form beaded. In the last sample the powdered
garlic was found to be microorganisms that grew with the papillae in order to be upright
and on the sloping of the found form could not be identified.

Keyword : EMB, PCA, NA, NB, microorganism, bacteria.

PENDAHULUAN metode agar miring, agar tegak, maupun


agar cawan (Sumanti dan Sukarminah,
Pemeliharaan kultur mikroorganisme 2008).
dapat dilakukan dengan menggunakan
medium agar cair dan medium agar padat. Metode pour plate (cawan tuang)
Penyimpanan dan pemeliharaan kultur cair adalah suatu teknik untuk menumbuhkan
yaitu dengan menumbuhkan suatu kultur mikroorganisme di dalam media agar
mikroorganisme dalam suatu medium cair dengan cara mencampurkan media agar
dengan suhu dan waktu inkubasi tertentu yang masih cair dengan stok kultur bakteri
tergantung pada jenis mikroorganisme. (agar) sehingga sel-sel tersebut tersebar
Penyimpanan dan pemeliharaan kultur merata dan diam baik di permukaan agar
padat yaitu dengan menumbuhkan suatu atau di dalam agar (Harley and Presscot,
kultur mikroorganisme dalam suatu media 2002). Metode pour plate sangat mudah
padat (menggunakan agar), baik dengan dilakukan karena tidak membutuhkan
Nama Asisten: Vina Fitriani P
Tanggal Praktikum: 8 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan: 16 Maret 2018

keterampilan khusus dengan hasil biakan inkubator, lampu spirtus, pipet dan
yang cukup baik. Metode spread plate timbangan.
(cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam Bahan yang digunakan diantaranya
media agar dengan cara menuangkan stok adalah air minum kemasan, air teh manis,
kultur bakteri di atas media agar yang telah bawang putih bubuk, dan kunyit bubuk
memadat. Kelebihan teknik ini adalah sebagai sampel, dan alkohol. Media yang
mikroorganisme yang tumbuh dapat digunakan terdiri atas Eosin Methylene
tersebar merata pada bagian permukaan Blue (EMB), Nutrient Agar (NA), Nutrient
media agar. Broth (NB) dan Plate Count Agar (PCA).

Agar miring merupakan bentuk Metode Gores


medium yang digunakan untuk
membiakkan mikroorganisme yang Pertama lakukan pengenceran dengan
bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif, cara menimbang 5 gram sampel padat.
sedangkan agar tegak untuk membiakkan Lalu masukan ke dalam larutan pengencer
mikroorganisme yang bersifat aerobik (1:10). Kemudian dikocok sebanyak 25
(Sumanti dan Sukarminah, 2008). Metode kali. Lalu ambil 1ml larutan tersebut dan
gores yaitu dengan cara gores langsung masukan ke dalam 9 ml larutan
(streak agar). Inokulum digoreskan di pengenceran yang dikehendaki. Kemudian
permukaan media agar nutrien dalam buat media agar cawan EMB. Lalu
cawan petri dengan jarum inokulasi. Di pijarkan loop di atas api bunsen. Loop
antara garis-garis goresan akan terdapat didinginkan sebentar, selanjutnya dengan
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat menggunakan loop, suspensi diambil dan
tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997) digoreskan pada media agar cawan sesuai
dengan ketentuan.. Lalu inkubasi cawan
Pemeliharaan kultur mikroorganisme petri dengan posisi terbalik pada suhu
memiliki tujuan jangka pendek dan jangka 30-32˚C selama 2 hari. Pilih salah satu
panjang. Tujuan jangka pendek dilakukan koloni yang terpisah. Buat preparat basah
untuk keperluan rutin penelitian yang dengan meneteskan air pada gelas objek
disesuaikan dengan kegiatan program atau dan mengambil kultur pada ujung loop.
proyek tertentu sedangkan tujuan jangka Periksalah di bawah mikroskop dengan
panjang dilakukan dalam kaitannya pembesaran 1000x. Untuk sampel cair,
dengan koleksi dan konservasi plasma ambil 1ml sampel. Kemudain masukan ke
nutfah mikroba, sehingga apabila suatu dalam larutan pengencer. Langkah
saat diperlukan, dapat diperoleh kembali selanjutnya sama seperti langkah pada
atau dalam keadaan tersedia. sampel padat.

Tujuan dari praktikum kali ini yaitu Metode Tuang


untuk mengetahui cara-cara pemeliharaan
kultur mikroorganisme dengan metode Pertama lakukan pengenceran dengan
gores, metode tuang, kultur cair, agar cara menimbang 5 gram sampel padat.
miring, dan agar tegak. Lalu masukan ke dalam larutan pengencer
(1:10). Kemudian dikocok sebanyak 25
METODOLOGI kali. Lalu ambil 1ml larutan tersebut dan
masukan ke dalam 9 ml larutan
Alat dan Bahan pengenceran yang dikehendaki. Lakukan
pengenceran hingga pengenceran 10-3 dan
Alat yang diperlukan dalam 10-4 . Lalu masukan masing –masing 1 ml
praktikum pemeliharaan kultur mikroba sampel dari pengenceran 10-3 dan 10-4 ke
kali ini adalah autoklaf, cawan petri, dalam cawan petri. Kemudian tuang media
erlenmeyer, gelas objek, gelas ukur, PCA pada cawan petri sebanyak 12-15 ml..
Lalu cawan petri digerak-gerakan
Nama Asisten: Vina Fitriani P
Tanggal Praktikum: 8 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan: 16 Maret 2018

membentuk angka delapan, supaya media HASIL DAN PEMBAHASAN


dan sampel tercampur. Lalu inkubasi
cawan petri dengan posisi terbalik pada Praktikum pemeiliharaan kultur kali
suhu 30-32˚C selama 2 hari. . Pilih salah ini menggunakan sampel es teh, air
satu koloni yang terpisah. Buat preparat mineral, kunyit bubuk dan bawang putih
basah dengan meneteskan air pada gelas bubuk. Sebelum dilakukan pengujian,
objek dan mengambil kultur pada ujung sampel harus diencerkan terlebih dahulu.
loop. Periksalah di bawah mikroskop Tujuan dilakukannya pengenceran adalah
dengan pembesaran 1000x. Untuk sampel untuk menurunkan konsentrasi
cair, ambil 1ml sampel. Kemudain mikroorganisme agar memudahkan proses
masukan ke dalam larutan pengencer. penghitungannya. Larutan yang digunakan
Langkah selanjutnya sama seperti langkah untuk pengenceran yaitu larutan NaCl
pada sampel padat. fisiologis 0,85%, karena bersifat netral dan
mengandung ion-ion yang dapat
Pemeliharaan Kultur Cair mempertahankan bentuk fisiologis bakteri.
Konsentrasi solut didalam sel jasad renik
Siapkan media NB, kemudian kira-kira 10 milimolar atau setara dengan
masukan sebanyak 70 ml ke dalam tabung konsentrasi 0,85% NaCl Fisiologi.
reaksi steril. Ambil 1 loop (ose) kultur Pengenceran dilakukan sebanyak 4 tahap,
murni masukan ke dalam mdia NB. yakni sampai konsentrasi 10-4 karena pada
Inkubasikan pada suhu 30-32˚C selama 2 tahap maksimum pengenceran dengan
hari. Amati pertumbuhan mikroorganisme konsesntrasi 10-4-, koloni bakteri masih
yang dapat berupa kekeruhan yang terlihat dapat tumbuh jika diinkubasi Jika
pada semua bagian media. Sebelum pengenceran dilakukan hingga konsentrasi
diamati, tabung reaksi yang ditumbuhi 10-5- sedikit kemungkinan koloni mikroba
kultur murni tidak boleh digerakan. dapat tumbuh(Fardiaz, 1992).

Pemeliharaan Kultur Padat Agar Metode Gores


Miring
Media yang digunakan pada metode
Siapkan media NA, masukkan ke gores adalah EMB. EMB atau Eosin
dalam tabung reaksi steril. Untuk Methylene Blue termasuk ke dalam media
mendinginkan media, tabung reaksi differensial. Media differensial yaitu
dimiringkan. Inokulasikan kultur murni media yang dapat membedakan bakteri
dari pengenceran 10-1 pada permukaan satu dengan yang lainnya karena pada
media agar miring dengan cara media tersebut terkandung komposisi yang
menggoreskan secara zig-zag hanya dibutuhkan untuk bakteri tertentu.
menggunakan ose bulat. . Inkubasikan Media EMB mengandung laktosa yang
pada suhu 30-32˚C selama 2 hari. berfungsi untuk memisahkan bakteri yang
Selanjutnya amati pertumbuhan memfermentasikan laktosa seperti E.coli,
mikroorganisme. dengan bakteri yang tidak memfermentasi
laktosa seperti S. aureus, Pseudomonas
Pemeliharaan Kultur Padat Agar aeruginusae, dan Salmonella. EMB agar
Tegak akan mengeluarkan bentuk presipitat pada
koloni E. coli, menghasilkan pusat hitam
Pertama, siapkan media sama seperti ditengah dan kemilau hijau metalik
metode agar miring, bedanya tabung reaksi (Cappucino and Sherman, 1996).
tidak dimiringkan. Inokulasikan kultur
murni dari pengenceran 10-1 pada bagian Berdasarkan tabel hasil pengamatan
tengah tabung dengan menggunakan loop metode gores dengan menggunakan EMB
tegak. Inkubasikan pada suhu 30-32˚C yang dapat dilihat pada lembar lampiran,
selama 2 hari. Selanjutnya amati didapatkan hasil bahwa semua sampel
pertumbuhan mikroorganisme. pada metode gores baik langsung, kuadran
Nama Asisten: Vina Fitriani P
Tanggal Praktikum: 8 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan: 16 Maret 2018

dan radian negatif mengandung bakteri mikroorganisme yang tumbuh pada air
E.coli, namun masih ditemukan adanya mineral adalah bakteri karena faktor Aw
mikroorganisme lain yang tumbuh pada yang cukup tinggi. Proses perhitungan
EMB namun bukanlah bakteri E.coli. Jika TPC menunjukan hasil 3,0 x 103 unit
ada bakteri E.coli yang tumbuh pada koloni/gr. Menurut Badan Standarisasi
media, maka akan ditemukan koloni Nasional nomor 7388:2009 tentang Batas
berwarna hijau metalik pada EMB. Tidak Maksimum Cemaran Mikroba dalam
ditemukannya bakteri E.coli pada sampel Pangan, jumlah koloni bakteri maksimal
menunjukan bahwa sampel yang dalam air minum pada suhu 30oC adalah
digunakan masih bersih dan tidak terkena berkisar antara 1 x 102 hingga 1 x 105 per
kontaminasi bakteri E.coli. mL. Maka dapat diketahui bahwa air
minum yang digunakan masih dalam
Metode Tuang ambang batas aman untuk dikonsumsi.
Bakteri yang mungkin ditemukan pada air
Metode pemeliharaan kultur yang minum antara lain adalah bakteri
pertama yaitu metode tuang menggunakan Salmonella sp dan Psedomonas
media PCA. Plate Count Agar (PCA) atau aeruginosa.
yang juga sering disebut dengan Standard
Methods Agar (SMA) merupakan sebuah Pada sampel Es teh, ditemukan
media pertumbuhan mikroorganisme yang adanya bakteri gram positif berbentuk
umum digunakan untuk menghitung basil pada pengenceran 10-4 tetapi tidak
jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) ditemukan pada pengenceran 10-3, hal ini
yang terdapat pada setiap sampel seperti menunjukan bahwa bakteri yang
makanan, produk susu, air limbah dan terdeteksi kemungkinan besar adalah
sampelsampel lainnya. Plate Count Agar kontaminan yang masuk ketika
(PCA) merupakan media padat, yaitu dilakukannya proses pengenceran 10-4, hal
media yang mengandung agar sehingga ini dapat disimpulkan karena jika memang
setelah dingin media tersebut akan menjadi pada pengenceran 10-4 ada bakteri non
padat. kontaminan yang tumbuh, seharusnya
pada pengenceran 10-3 pun tumbuh bakteri
Pada metode tuang ini, dilakukan itu. Koloni bakteri yang ditemukan
proses pengenceran yang bertujuan untuk sebanyak 189 koloni, dan berdasarkan
menurunkan atau memperkecil konsentrasi perhitungan TPC didapatkan hasil 189 x
larutan dengan menambah zat pelarut ke 104 unit koloni/gr. Menurut Badan
dalam larutan sehingga volume larutan Standarisasi Nasional nomor 7388:2009,
menjadi berubah (Nurohaianah et al, batas maksimum jumlah koloni bakteri
2007). Semakin tinggi pengenceran maka pada es batu adalah 1 x 104 koloni per
mikroorganisme tersebut semakin sedikit. gram. Maka dapat dikatakan es batu yang
Prinsip pengenceran didasarkan atas digunakan dalam es teh manis pada
konsep bahwa suatu senyawa dapat sampel tidak aman untuk dikonsumsi.
menyebar secara merata dalam ruangan Diduga bakteri yang terkandung dalam es
cairan tertentu (Sabiston, 1995). batu adalah Salmonella sp.

Berdasarkan tabel hasil pengamatan Selanjutnya pada sampel kunyit


metode tuang dengan menggunakan pertama ditemukan bakteri gram positif
media PCA yang dapat dilihat pada berbentuk basil baik pada proses
lembar lampiran, didapatkan hasil bahwa pengenceran 10-3 dan juga 10-4, lalu pada
pada sampel air mineral ditemukan sampel kunyit kedua ditemukan juga hasil
adanya koloni bakteri gram positif positif adanya bakteri gram positif
berbentuk basil sebanyak 3 koloni pada berbentuk kokus pada pengenceran 10-3
pengenceran 10-3 di sampel pertama dan dan bakteri berbentuk kokus pada
16 koloni pada pengenceran 10-4 di pengenceran 10-4. Banyak nya koloni
sampel kedua. Kemungkinan yang ditemuka adalah sebanyak 3 koloni
Nama Asisten: Vina Fitriani P
Tanggal Praktikum: 8 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan: 16 Maret 2018

pada pengenceran 10-3 dan 2 koloni pada mengandung senyawa alkaloid yang
pengenceran 10-4. Jika melihat dari mampu menghambat pertumbuhan bakteri
sampel yang digunakan yaitu kunyit, atau dapat menyebabkan sel bakteri
seharusnya tidak akan ada bakteri yang menjadi lisis bila terpapar oleh zat
tumbuh pada sampel kunyit, karena kunyit tersebut. Selanjutnya tannin yang juga
memiliki antimikroba yang cukup tinggi. terkandung dalam ekstrak akan
Kunyit mengandung lebih dari satu mengganggu sel bakteri dalam
senyawa yang bersifat bakterisidal. Salah penyerapan protein oleh cairan sel. Hal ini
satu senyawa tersebut adalah senyawa dapat terjadi karena tannin menghambat
kurkumin yang merupakan senyawa proteolitik yang berperan menguraikan
golongan fenol yang terdiri dari dua protein menjadi asam amino (Harborne,
cincin fenol simetris dan dihubungkan 1996). Hasil jumlah koloni yang terhitung
dengan satu rantai hiptadiena. Senyawa ini dapat dikatan sejalan dengan prinsip
fenol menghambat pertumbuhan mikroba proses pengenceran, karena dapat dilihat
dengan cara merusak membrane sel yang bahwa semakin besar proses pengenceran
akan menyebabkan denaturasi protein sel maka seharusnya akan semakin sedikit
dan mengurangi tekanan permukaan sel jumlah bakteri yang ditemukan. Karena
(Hidayati, 2002). Perhitungan TPC yang tidak adanya dokumentasi, maka sulit
dilakukan pada sampel kunyit ditentukan jenis mikroorganisme apa yang
mendapatkan hasil sebesar 1 x 104 unit tumbuh pada media tersebut.
koloni/gr pada pengenceran 10-3 dan 8 x
104 unit koloni/gr pada pengenceran 10-4. Pemeliharaan Kultur Cair
Terdapatnya mikroorganisme pada sampel
kunyit dapat terjadi oleh adanya senyawa Media cair merupakan media yang
polar yang terdapat dalam rimpang kunyit, berbentuk cair dan biasanya digunakan
misalnya mineral, vitamin, dan untuk pembiakan mikroba dalam jumlah
karbohidrat sederhana) yang tertarik atau yang besar, penelaahan fermentasi, dan
terlarut dalam etanol selama proses berbagai macam uji. Selain itu, media cair
maserasi. Komponen-komponen tersebut digunakan untuk menumbuhkan
dapat memacu pertumbuhan bakteri pada mikroalga, bakteri, dan yeast. Pada media
medium tempat tumbuhnya (Hidayati, cair, tidak ditambahkan dengan zat
2002). pemadat. (Waluyo, 2010)

Pada sampel selanjutnya yaitu Media yang digunakan yaitu media


bawang putih bubuk, ditemukan adanya Nutrient Broth (NB). Media ini sama
bakteri yang tumbuh pada sampel bawang dengan media NA tetapi media NB
putih bubuk pertama dengan jumlah berbentuk cair. Menurut Kartikaningsih
koloni sedikit, 2 koloni pada pengenceran (2014), kegunaan dari Nutrient Broth
10-3 dan 1 koloni pada pengenceran 10-4. tidak jauh berbeda dengan Nutrient Agar,
Pada sampel bawang putih kedua, yaitu merupakan medium umum untuk
ditemukan juga adanya mikrooragnisme pertumbuhan bakteri.
yang tumbuh pada pengenceran 10-3
dengan jumlah sebanyak 4 koloni. Berdasarkan hasil pengamatan
Sedikitnya mikroorganisme yang tumbuh pemeliharaan kultur cair, dapat dilihat
sesuai dengan pernyataan Buana, 2009 pada lembar lampiran bahwa pada kedua
yang menyebutkan bahwa bawang putih sampel air mineral tidak ditemukan
memiliki senyawa antimikroba yang adanya pertumbuhan mikroorganisme.
disebut allicin. Selain itu allicin juga Hasil ini menunjukkan bahwa sampel air
dapat digunakan sebagai senyawa anti mineral tersebut bersih dan tidak
jamur (Lingga, 2005). Senyawa allicin ini terkontaminasi oleh mikroorganisme.
dapat merusak dinding sel dan
menghambat sintesis protein Pada sampel es teh ditermukan
(poultryindonesia). Bawang putih juga adanya pertumbuhan mikroorganisme
Nama Asisten: Vina Fitriani P
Tanggal Praktikum: 8 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan: 16 Maret 2018

yang kemungkinan besar adanya bakteri adanya mikroorganisme yang tumbuh. Hal
dan berbentuk cincin tipis. ini berarti sampel air mineral yang
digunakan berkualitas baik dan tidak
Sampel kunyit menunjukkan bahwa terkontaminasi mikoorganisme.
adanya mikroorganisme yang tumbuh
pada media berbentuk membran. Pada sampel es teh pertama,
Kemungkinan besar bakteri yang tumbuh ditemukan adanya pertumbuhan
pada media NB dengan sampel kunyit ini mikroorganisme dengan bentuk efus pada
adalah bakteri gram negatif ataupun agar miring dan bentuk beaded pada agar
mikroorganisme selain bakteri. Karena tegak. Sampel es teh kedua juga ditemukan
pada umumnya kunyit bersifat adanya pertumbuhan mikroorganisme
bakterisidal pada bakteri gram positif. dengan bentuk papilat pada agar tegak dan
Menurut Hidayati (2002), senyawa fenol bentuk yang belum bisa diidentifikasi pada
pada kunyit menghambat pertumbuhan agar miring. Hal ini dapat terjadi jika
mikroba dengan cara merusak membrane membran yang terbentuk rusak karena
sel yang akan menyebabkan denaturasi guncangan yang mengakibatkan sulitnya
protein sel dan mengurangi tekanan identifikasi pada bentuk mikroorganisme
permukaan sel. yang tumbuh.

Pada kedua sampel bawang putih, Sampel kunyit menunjukan adanya


tidak ditemukan adanya pertumbuhan mikrooragnisme yang tumbuh dengan
mikroorganisme. Hal ini sesuai dengan bentuk mayoritas yaitu filiform, bentuk ini
pernyataan Buana (2009), yang ditemukan pada sampel kunyit pertama
mengatakan bahwa bawang putih agar miring dan juga agar tegak, lalu
memiliki senyawa antimikroba yang ditemukan jg pada sampel kunyit kedua
disebut allicin (Buana, 2009). Selain itu agar miring, sedangkan pada agar tegak
allicin juga dapat digunakan sebagai ditemukan pertumbuhan mikroorganisme
senyawa anti jamur (Lingga, 2005). dengan bentuk beaded.
Bawang putih juga mengandung senyawa
alkaloid yang mampu menghambat Pada sampel terakhir yaitu bawang
pertumbuhan bakteri atau dapat putih bubuk ditemukan adanya
menyebabkan sel bakteri menjadi lisis bila mikroorganisme yang tumbuh dengan
terpapar oleh zat tersebut. bentuk papila pada agar tegak dan pada
agar miring bentuk yang ditemukan belum
Pemeliharan Kultur Padat Agar Tegak dapat diidentifikasi. Hal ini dapat terjadi
dan Agar Miring jika membran yang terbentuk rusak karena
guncangan yang mengakibatkan sulitnya
Nutrien Agar (NA) adalah suatu identifikasi pada bentuk mikroorganisme
medium pertumbuhan yang baik untuk yang tumbuh.
berbagai jenis mikroba (jamur dan
bakteri), namun tidak semua bakteri dapat
tumbuh di medium ini karena nutrisi yang
terlalu kaya untuk beberapa bakteri. KESIMPULAN
Nutrisi yang terdapat dalam Nutrien
Agar yang digunakan untuk pertumbuhan Pada pengujian metode gores dengan
mikroba adalah kaldu sapi dan beberapa menggunakan EMB, didapatkan hasil
ekstrak ragi. Nutrien Agar (NA) biasanya bahwa semua sampel pada metode gores
digunakan untuk pertumbuhan individual baik langsung, kuadran dan radian negatif
koloni mikroba dari spesies Proteus mengandung bakteri E.coli, namun masih
(Usinger, L & Liu, S, 2011). ditemukan adanya mikroorganisme lain
yang tumbuh pada EMB namun bukanlah
Pada sampel air mineral, baik pada bakteri E.coli.
agar miring ataupun tegak tidak ditemukan
Nama Asisten: Vina Fitriani P
Tanggal Praktikum: 8 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan: 16 Maret 2018

Pada pengujian metode tuang dengan pertumbuhan mikroorganisme dengan


menggunakan media PCA, didapatkan bentuk efus miring, lalu bentuk beaded
hasil bahwa pada sampel air mineral pada agar tegak, dan bentuk papilat pada
ditemukan adanya koloni bakteri gram agar tegak. Sampel kunyit menunjukan
positif berbentuk basil sebanyak 3 koloni adanya mikrooragnisme yang tumbuh
pada pengenceran 10-3 di sampel pertama dengan bentuk mayoritas yaitu filiform,
dan 16 koloni pada pengenceran 10-4 di dan juga bentuk beaded. Pada sampel
sampel kedua. Pada sampel Es teh, terakhir yaitu bawang putih bubuk
ditemukan adanya bakteri gram positif ditemukan adanya mikroorganisme yang
berbentuk basil pada pengenceran 10-4 tumbuh dengan bentuk papila pada agar
tetapi tidak ditemukan pada pengenceran tegak dan pada agar miring bentuk yang
10-3. Selanjutnya pada sampel kunyit ditemukan belum dapat diidentifikasi.
pertama ditemukan bakteri gram positif
berbentuk basil baik pada proses DAFTAR PUSTAKA
pengenceran 10-3 dan juga 10-4, lalu pada
sampel kunyit kedua ditemukan juga hasil Buana, Rika Fithri Nurani. 2009. Daya
positif adanya bakteri gram positif Antibakteri Ekstrak Bawang Putih
berbentuk kokus pada pengenceran 10-3 (Allium Sativum) dalam
dan bakteri berbentuk kokus pada Menghambat Pertumbuhan
pengenceran 10-4. Pada sampel Staphylococcus Aureus Dan
selanjutnya yaitu bawang putih bubuk, Escherichia Coli Pada Daging
ditemukan adanya bakteri yang tumbuh Sapi. Skripsi Program Studi
pada sampel bawang putih bubuk pertama Mikrobiologi SITH ITB.
dengan jumlah koloni sedikit, 2 koloni
pada pengenceran 10-3 dan 1 koloni pada Cappucino, G. J. and Sherman, N. 1996.
pengenceran 10-4. Pada sampel bawang Mikrobiology a Laboratory Manual.
putih kedua, ditemukan juga adanya Fourth Edition.: The Benjamin /
mikrooragnisme yang tumbuh pada cummings publishing company, inc.
pengenceran 10-3 dengan jumlah sebanyak California.
4 koloni.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I.
Berdasarkan hasil pengamatan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
pemeliharaan kultur cair, dapat dilihat
bahwa pada kedua sampel air mineral Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia:
tidak ditemukan adanya pertumbuhan Penuntun Cara Modern Menganalisa
mikroorganisme. Pada sampel es teh Tumbuhan. Terbitan Kedua. ITB.
ditermukan adanya pertumbuhan Bandung.
mikroorganisme yang kemungkinan besar
adanya bakteri dan berbentuk cincin tipis. Harley and Presscot. 2002. Laboratory
Sampel kunyit menunjukkan bahwa Exercise in Microbiology. USA.
adanya mikroorganisme yang tumbuh McGraw-Hill Publisher, pp 116.
pada media berbentuk membran. Pada
kedua sampel bawang putih, tidak Hidayati, E., N. Juli, E. Marwani. 2002.
ditemukan adanya pertumbuhan Isolasi Enterobacteriaceae Patogen
mikroorganisme. dari Makanan Berbumbu dan Tidak
Berbumbu Kunyit (Curcuma longa
Berdasarkan hasil pengamatan L.) Serta Uji Pengaruh Ekstrak Kunyit
pemeliharaan kultur padat dengan agar (Curcuma longa L.) Terhadap
tegak dan agar miring, pada sampel air Pertumbuhan Bakteri Yang Diisolasi.
mineral baik pada agar miring ataupun FMIPA Universitas Nahdlatul
tegak tidak ditemukan adanya Wathan-Mataram. Bandung
mikroorganisme yang tumbuh. Pada
sampel es teh, ditemukan adanya
Nama Asisten: Vina Fitriani P
Tanggal Praktikum: 8 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan: 16 Maret 2018

Kartikaningsih, H. 2014. Buku Panduan


Praktikum Mikrobiologi Dasar.
Universitas Brawijaya, Malang.

Lingga, ME dan Rustama, MM. 2005. Uji


Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak
Air dan Etanol Bawang Putih
(Allium sativum L.) terhadap Bakteri
Gram Negatif dan Gram Positif yang
Diisolasi dari Udang Dogol
(Metapenaeus monoceros), Udang
Lobster (Panulirus sp) dan Udang
Rebon (Mysis dan Acetes). Jurnal
Biotika. 5 (2).

Nurohaianah et al, 2007. Media . UI Press:


Jakarta.

Sabiston, D. 1995. Buku Ajar Bedah.


Penerbit EGC, Jakarta.

Sumanti, D dan E. Sukarminah. 2008.


Diktat Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Pangan. Universitas
Padjadjaran, Jatinangor.

Waluyo. 2008. Teknik dan Metode Dasar


dalam Mikrobiologi, Malang: UMM
Press. 180-182.

Winarni, D. 1997. Diktat Teknik


Fermentasi. Program Studi D3
Teknik Kimia FTI-ITS :Surabaya.

You might also like