You are on page 1of 10

Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Sengon dengan Perekat Asam

Sitrat-Sukrosa
(Physical and Mechanical Properties of Sengon Particleboard Using
Citric Acid-Sucrose Adhesive)
Ragil Widyorini1*, Pradana A Nugraha2
1
Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Jl. Agro No. 1, Bulaksumur,
Yogyakarta 55281 Indonesia
2
Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
*Penulis korespondensi: rwidyorini@ugm.ac.id

Abstract
The development of natural adhesive for particleboad has still limited. In this study, only citric
acid and sucrose were used as natural adhesive for particleboard. Sengon (Falcataria mollucana)
particle was used as the raw material. Citric acid and sucrose were dissolved in water under a
certain ratio and the concentration of the solution was adjusted to 59 ~ 60%. The mixture ratio of
citric acid/sucrose were 100/0, 75/25, 50/50, 25/75, and 0/100. The solution was sprayed onto
particles at 7.5 and 15% resin content based on the weight of the air-dried particles. The
manufature of the particleboard with a target density of 0.9 g cm-3 was attempted under a press
condition of 200 oC for 10 min. The results showed that addition of resin content increased the
physical and mechanical properties of the boards. Highest properties of particleboard was
achieved at 15% of resin content and the mixture ratio of citric acid and sucrose was 50/50. The
modulus of rupture, modulus of elasticity, and internal bond strength were 10.7 MPa, 3.3 GPa,
and 0.5 MPa, respectively. The thickness swelling and water absorption after water immersion
for 24 h were 4.3% and 26%, respectively, indicating that the adhesion had good water
resistance.
Key words: adhesive composition, citric acid, particleboard, sucrose, sengon

Abstrak
Pengembangan perekat alam untuk papan partikel masih sangat terbatas. Pada penelitian ini,
asam sitrat dan sukrosa digunakan sebagai perekat alami papan partikel. Partikel sengon
(Falcataria mollucana) digunakan sebagai bahan baku penelitian. Asam sitrat dan sukrosa
dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 59 ~ 60% pada komposisi tertentu. Rasio asam
sitrat/sukrosa adalah 100/0, 75/25, 50/50, 25/75, dan 0/100. Larutan kemudian dicampur dengan
partikel dengan kadar perekat 7,5% dan 15% berdasarkan berat kering udara partikel. Pembuatan
papan partikel diset dengan target kerapatan 0,9 g cm-3 dan dikempa pada suhu 200 oC selama 10
menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jumlah kadar perekat meningkatkan
sifat fisika dan mekanika papan partikel. Kualitas papan partikel tertinggi diperoleh pada papan
partikel yang dibuat dengan kadar perekat 15% dan rasio asam sitrat/sukrosa adalah 50/50. Nilai
tertinggi modulus patah, modulus elastisitas, dan kekuatan rekat internal papan partikel adalah
10,7 MPa, 3,3 GPa, dan 0,5 MPa. Nilai pengembangan tebal dan penyerapan air setelah
direndam selama 24 jam adalah 4,3% dan 26%, mengindikasikan bahwa papan partikel
mempunyai ketahanan terhadap air yang baik.

Kata kunci: asam sitrat, komposisi perekat, papan partikel, sengon, sukrosa

Sifat Fisika dan Mekanika Papan Partikel Sengon dengan Perekat Asam Sitrat-Sukrosa 175
Ragil Widyorini, Pradana A Nugraha
Pendahuluan Umemura et al. (2012) dan Widyorini et
al. (2015) menunjukkan bahwa ikatan
Isu mengenai produk ramah lingkungan
ester yang terbentuk antara gugus
menjadi salah satu poin penting yang
hiroksil dari bahan berlignoselulosa dan
harus diperhatikan pada pembuatan
gugus karboksil dari asam sitrat
komposit. Produk komposit berbasis
memegang peran penting dalam
kayu, seperti papan partikel dan papan
menghasilkan papan partikel dengan
serat, pada umumnya masih
kualitas baik.
menggunakan bahan perekat berbasis
formaldehida. Kendala serius yang sering Penggunaan bahan lain oleh Lamaming
dihadapi oleh industri adalah emisi et al. (2013) memperlihatkan bahwa
formaldehida yang dihasilkan masih penambahan sukrosa sebanyak 20%
cukup tinggi atau melebihi standar yang meningkatkan modulus patah dan
sudah ditetapkan. Emisi ini dikeluarkan kekuatan rekat internal papan partikel
dari sisa formaldehida bebas yang masih dari pelepah kelapa sawit. Pencampuran
ada dalam perekat maupun formaldehida asam sitrat dan sukrosa telah berhasil
yang dilepaskan selama proses diaplikasikan oleh Umemura et al.
penggunaan. Data International Agency (2013) pada papan partikel dari
for Research on Cancer/IARC campuran kayu daun jarum. Hasil
monographs volume 88 dan 100F (IARC penelitian tersebut menunjukkan bahwa
2006, 2012) menyebutkan bahwa rasio asam sitrat/sukrosa sebanyak 25/75
formaldehida diklasifikasikan ke dalam memberikan sifat papan partikel yang
grup 1, yang merupakan bahan-bahan terbaik. Penambahan sukrosa pada
yang mengandung bahan karsinogen penelitian tersebut, ditujukan untuk
yang dapat menyebabkan kanker menambah jumlah gugus hidroksil yang
terhadap manusia. Hal ini harus menjadi dapat berikatan dengan gugus karboksil
perhatian serius, karena produk papan dari asam sitrat membentuk ikatan ester
komposit sudah menjadi kebutuhan (Umemura et al. 2013). Pencampuran
sehari-hari manusia, seperti komponen sukrosa dengan tanin dilakukan oleh
mebel, mainan anak-anak, lantai, Zhao dan Umemura (2014) dan
dinding, maupun komponen struktural. menghasilkan hasil yang optimal pada
rasio tanin/sukrosa sebesar 25/75. Hasil
Salah satu solusi dari permasalahan-
analisis menggunakan fourier transform
permasalahan tersebut diatas antara lain
infrared spectroscopy (FTIR) menduga
dengan mengembangkan perekat alami
adanya reaksi antara tanin dengan 5-
berbasis biomasa seperti lignin, tanin,
hidroksi metil furfural (turunan dari
kedelai, kitosan, dan sebagainya. Salah
sukrosa selama proses pemanasan)
satu bahan perekat alami yang potensial
melalui ikatan dimetil eter.
untuk dikembangkan, seperti asam sitrat
(Umemura et al. 2011, Umemura et al. Penelitian menggunakan asam sitrat
2012, Widyorini et al. 2012a, 2012b, maupun sukrosa ini masih relatif baru
2014, 2015), dengan menggunakan dan belum banyak dilakukan. Sifat bahan
bahan kayu (akasia) maupun non kayu baku partikel, asam sitrat dan sukrosa
(bambu, pelepah nipah, dan pelepah yang berbeda diduga saling berinteraksi
kelapa sawit). Papan partikel yang menghasilkan kualitas papan partikel
dihasilkan dapat memenuhi standard yang variasi. Pada penelitian Widyorini
Japanese Industrial Standard (JIS) A dan Satiti (2011), papan partikel dari
5908 untuk papan partikel. Penelitian sengon dapat dibuat tanpa menggunakan

176 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


perekat dengan nilai yang masih dibawah modulus elastisitas, dan keteguhan rekat
standar JIS A 5908 (2003) untuk papan internal. Nilai pengembangan tebal dan
partikel. Penambahan asam sitrat dan penyerapan air diperoleh setelah
sukrosa diharapkan dapat meningkatkan merendam sampel berukuran (5x5x0,7)
kualitas papan partikel dari sengon. cm3 ke dalam air pada suhu ruangan
Penelitian ini bertujuan untuk selama 24 jam. Pengujian kekuatan rekat
mengetahui pengaruh jumlah perekat dan internal menggunakan sampel berukuran
komposisi perekat (asam sitrat/sukrosa) (5x5x0,7) cm3. Sampel uji ukuran
terhadap sifat fisika dan mekanika papan (20x5x0,7) cm3 digunakan untuk
partikel dari sengon. pengujian modulus patah dan modulus
elastisitas. Sebelum dilakukan pengujian
Bahan dan Metode modulus patah dan modulus elastisitas,
enam titik di kedua permukaan pada
Bahan baku yang digunakan pada
masing-masing sampel secara acak
penelitian ini adalah partikel sengon
dievaluasi dengan menggunakan alat
dengan ukuran lolos 10 mesh. Partikel
pengujian kekasaran permukaan SRG
sengon sebelum dicampur dengan
400. Parameter yang digunakan adalah
perekat dikeringudarakan terlebih
kekasaran permukaan rata-rata (Ra).
dahulu. Bahan perekat yang digunakan
adalah asam sitrat dan sukrosa.
Hasil dan Pembahasan
Jumlah perekat yang digunakan
sebanyak 7,5 dan 15% berdasarkan berat Sifat fisis
partikel kering udara. Komposisi asam Semua papan partikel dengan perekat
sitrat dan sukrosa divariasikan dengan asam sitrat dan sukrosa tidak mengalami
rasio 0/100, 25/75, 50/50, 75/25 dan delaminasi. Kerapatan papan partikel
100/0, dengan konsentrasi larutan rata-rata adalah 0,77 g cm-3 (jumlah
59~60%. Setelah dicampur dengan perekat 7,5%) dan 0,89 g cm-3 (jumlah
perekat, partikel kemudian dioven pada perekat 15%). Nilai kadar air rata-rata
suhu 80 ºC sampai diperoleh kadar air papan partikel sengon dengan perekat
sekitar 4~7%. Selanjutnya campuran asam sitrat dan sukrosa berkisar antara
tersebut dibuat mat dengan ukuran 4,45-7,07 %. Standar JIS A 5908-2003
(25x25) cm2, target ketebalan 0,7 cm dan mensyaratkan nilai kadar air papan
target kerapatan 0,9 g cm-3. Proses partikel berkisar 5-13%. Nilai kadar air
pengempaan papan partikel dilakukan rata-rata papan partikel dengan perekat
pada suhu 200 oC selama 10 menit. 7,5% lebih tinggi (rata-rata 6,49%)
Setelah proses pengempaan, papan dibandingkan dengan kadar air rata-rata
partikel dikondisikan selama kurang papan dengan penambahan perekat 15%
lebih 7~10 hari. Semua kondisi (rata-rata 4,96%). Hal ini menunjukkan
percobaan dilakukan ulangan sebanyak 3 penambahan jumlah asam sitrat dan
kali. sukrosa dapat meningkatkan stabilitas
papan. Dalam proses tersebut gugus
Pengujian kualitas papan partikel
hidroksil kayu yang bersifat hidrofilik
meliputi sifat fisis dan mekanis papan
digantikan oleh ikatan ester yang lebih
partikel berdasarkan standar JIS A 5908
hidrofobik, seperti dinyatakan oleh
(2003), yaitu kadar air, kerapatan,
pengembangan tebal dan penyerapan air, Umemura et al. (2013) dan Widyorini et
al. (2015).
kekasaran permukaan, modulus patah,

Sifat Fisika dan Mekanika Papan Partikel Sengon dengan Perekat Asam Sitrat-Sukrosa 177
Ragil Widyorini, Pradana A Nugraha
Gambar 1 menunjukkan nilai 100% asam sitrat. Penambahan 20%
pengembangan tebal setelah sampel sukrosa menyebabkan pengembangan
direndam dalam air selama 24 jam. tebal pada papan partikel batang kelapa
Semua nilai pengembangan tebal papan sawit dapat berkurang dua kali dibanding
partikel sengon pada penelitian ini sudah papan tanpa menggunakan perekat
memenuhi standar JIS A 5908 (maksimal (Lamaming et al. 2013). Kontribusi
12%), yaitu berkisar antara 2,9-9,65%. sukrosa dalam perekatan papan partikel
Secara rata-rata, papan partikel dengan dari limbah kayu daun jarum
perekat 7,5% menunjukkan nilai menunjukkan penurunan nilai
pengembangan tebal lebih tinggi atau pengembangan tebal seiring dengan
kestabilan dimensi yang lebih jelek bertambahnya rasio sukrosa (Umemura
dibandingkan dengan papan dengan et al. 2013). Penggunaan 100% sukrosa
perekat 15%. Penambahan jumlah pada papan partikel sengon
perekat asam sitrat dan sukrosa menghasilkan nilai pengembangan tebal
meningkatkan ketahanan papan partikel yang tertinggi, hal ini kemungkinan
terhadap air. Penelitian Umemura et al. disebabkan karena pada suhu 200oC,
(2013) menunjukkan bahwa sistem sukrosa terkonversi menjadi karamel
perekatan antara asam sitrat dan sukrosa yang mengandung cukup banyak zat
dapat menghasilkan ikatan yang tahan terlarut air. Pada penelitian ini, semua
terhadap air atau kestabilan dimensi yang nilai pengembangan tebal yang diperoleh
semakin meningkat. memenuhi standar JIS A 5908 (2003),
yaitu dibawah 12%. Hal tersebut
Nilai pengembangan tebal papan partikel
menunjukkan bahwa papan partikel
sengon tertinggi terjadi pada papan
sengon dengan perekat asam sitrat dan
dengan jumlah perekat 7,5% dan
sengon mempunyai kestabilan dimensi
komposisi 100% sukrosa, sedangkan
yang baik.
nilai terendah adalah papan dengan
jumlah perekat 15% dan komposisi

12
7.5%
10
Pengembangan tebal (%)

15%
8

0
0/100 25/75 50/50 75/25 100/0
Rasio asam sitrat/sukrosa (%)

Gambar 1 Nilai pengembangan tebal papan partikel pada berbagai jumlah perekat dan
rasio perekat asam sitrat/sukrosa.

178 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


40
35

Penyerapan air (%)


30
25
20
15 7.50%
10 15%
5
0
0/100 25/75 50/50 75/25 100/0
Rasio asam sitrat/sukrosa (%)

Gambar 2 Nilai penyerapan air papan partikel pada berbagai variasi jumlah perekat dan
rasio perekat asam sitrat/sukrosa.

Gambar 2 menunjukkan nilai penyerapan tahap pelapisan maupun perekatan


air papan sengon dengan perekat asam dengan bahan lain seperti kertas melamin
sitrat dan sukrosa pada penelitian ini (Abdolzadeh & Doolthoseini 2009).
berkisar 21-35%. Papan dengan jumlah Gambar 3 menunjukkan nilai rata-rata
perekat 15% menghasilkan penyerapan kekasaran permukaan papan papan
air yang lebih rendah dibanding papan partikel ini berkisar antara 21,9-26,0 µm.
dengan penambahan perekat 7,5%, Hasil tersebut mengindikasikan bahwa
seperti kecenderungan pada nilai jumlah perekat maupun komposisi
pengembangan tebal. Umemura et al. perekat pada penelitian ini tidak
(2013) menyatakan terjadi reaksi antara mempengaruhi nilai kekasaran
asam sitrat dengan sukrosa dengan permukaan papan partikel.
komponen-komponen kayu, membentuk Kecenderungan berbeda ditemukan pada
ikatan ester yang dapat meningkatkan penelitian Widyorini et al. (2015),
ketahanan yang lebih baik terhadap air. dimana nilai kekasaran permukaan papan
Widyorini et al. (2012b) menemukan partikel bambu tanpa perekat sebesar
bahwa terjadi penurunan nilai 12,6 µm dan menurun menjadi 3,7 µm
penyerapan air papan partikel bambu dari seiring dengan penambahan asam sitrat
43% hingga 19% seiring dengan 30%. Rata-rata nilai kekasaran
bertambahnya asam sitrat. Nilai permukaan papan partikel komersial
penyerapan air mengalami penurunan adalah 3,7 to 5,5 µm (Hiziroglu &
dari 90,7% menjadi 59,9% untuk papan Suzuki 2007). Jika dibandingkan dengan
dengan penambahan 20% sukrosa nilai-nilai tersebut, kekasaran permukaan
(Lamaming el al. 2013). papan partikel hasil penelitian ini masih
relatif tinggi atau kasar dan masih perlu
Kekasaran permukaan merupakan
ditingkatkan lagi.
indikator yang penting untuk proses

Sifat Fisika dan Mekanika Papan Partikel Sengon dengan Perekat Asam Sitrat-Sukrosa 179
Ragil Widyorini, Pradana A Nugraha
35
7.5
30 %

Kekasaran permukaan (µm)


25

20

15

10

0
0/100 25/75 50/50 75/25 100/0

Rasio asam sitrat/sukrosa (%)


Gambar 3 Nilai kekasaran permukaan papan partikel pada berbagai variasi jumlah
perekat dan rasio perekat asam sitrat/sukrosa.

Sifat mekanis penambahan sukrosa dapat


meningkatkan modulus patah papan
Nilai rerata MOR papan berkisar antara
partikel batang kelapa sawit dengan nilai
6,98-11,60 MPa Gambar 4). Pada
tertinggi diperoleh pada papan dengan
penambahan perekat 15%, kecuali 100%
penambahan sukrosa 20% (13,6 MPa).
asam sitrat, semua komposisi perekat
memberikan nilai modulus patah yang Nilai rerata modulus elastisitas (MOE)
melebihi standard JIS A 5908 tipe 8, papan partikel sengon berkisar antara
minimal 8 MPa. Penambahan perekat 2,3-3,4 GPa (Gambar 5). Semua nilai
7,5% dengan komposisi rasio asam MOE papan pada penelitian ini
sitrat/sukrosa (50/50) memberikan nilai memenuhi standar JIS A 5908-2003 tipe
modulus patah 9 MPa. Keteguhan 8 yaitu minimal 2 GPa. Hal yang
lengkung statik pada papan partikel dari menarik adalah sebagian besar hasil
limbah kayu daun jarum meningkat penelitian ini dapat memenuhi standar
seiring dengan meningkatnya rasio tipe 13 (minimal 2,5 GPa). Nilai MoE
sukrosa (Umemura et al. 2013). Hasil papan sengon meningkat dari 2,9 GPa
penelitiannya memperlihatkan nilai MoR (100% asam sitrat) menjadi 3,4 GPa
papan partikel dengan jumlah perekat (25% asam sitrat 75% sukrosa) dan 3,3
20% meningkat dari 10,7 MPa (100% GPa (100% sukrosa) pada papan dengan
asam sitrat) menjadi 20,1 MPa (25% jumlah perekat 15%. Nilai MoE papan
asam sitrat 75% sukrosa), kemudian sengon dengan jumlah perekat 15%
turun menjadi 11,6 MPA (100% dapat melebihi standar tipe 18 yaitu
sukrosa). Hasil yang sama juga dapat minimal 3 GPa, kecuali untuk perekat
dilihat pada penelitian ini. Nilai MOR 100% asam sitrat. Hasil penelitian ini
papan sengon meningkat dari 7,5 MPa berbeda dengan penelitian Widyorini et
(100% asam sitrat) menjadi 11,6 MPa al. (2015) dengan menggunakan tiga
(25% asam sitrat 75% sukrosa) dan 9,8 jenis bambu dengan perekat 100% asam
MPa (100% sukrosa) pada papan dengan sitrat sebanyak 15%, yang menghasilkan
jumlah perekat 15%. Lamaming et al. nilai MoE yang relatif tinggi yaitu 3,3-4
(2013) juga menyatakan bahwa GPa.

180 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


14
7.5
12 %

Modulus patah (MPa)


10
8
6
4
2
0
0/100 25/75 50/50 75/25 100/0
Rasio asam sitrat/sukrosa (%)
Gambar 4 Nilai modulus patah papan partikel pada berbagai variasi jumlah perekat dan
rasio perekat asam sitrat/sukrosa.

5
7.5%
15%
Modulus elastisitas (GPa)

0
0/100 25/75 50/50 75/25 100/0
Rasio asam sitrat/sukrosa (%)

Gambar 5 Nilai modulus elastisitas spesifik papan partikel pada berbagai variasi jumlah
perekat dan rasio perekat asam sitrat/sukrosa.

Papan partikel sengon yang dihasilkan yang sama, yaitu 0,34-0,4 MPa
penelitian ini mempunyai nilai kekuatan (Widyorini et al. 2015). Kekuatan rekat
rekat internal yang cukup tinggi (Gambar internal papan partikel sengon meningkat
6). Hasil pengujian kekuatan rekat akibat penambahan sukrosa. Nilai
internal pada penelitian ini berkisar kekuatan rekat internal terbaik pada
antara 0,19-0,50 MPa, melebihi penelitian ini adalah papan partikel
persyaratan JIS A 5908-2003 tipe 8 dengan jumlah perekat 15% dan
(minimal 0,15 MPa) dan tipe 18 komposisi perekat asam sitrat/sukrosa
(minimal 0,3 MPa). Penggunaan perekat (50/50), yaitu 0,5 MPa yang jauh
asam sitrat 100% asam sitrat sebanyak melebihi JIS A 5908-2003 tipe 18 (0,3
15% memberikan nilai kekuatan rekat MPa). Nilai kekuatan internal yang
internal sebesar 0,28 MPa, lebih rendah tinggi ini menunjukkan adanya ikatan
dibandingkan dengan papan partikel dari yang baik antara asam sitrat dan sukrosa
bambu dengan jenis dan jumlah perekat serta gugus hidroksil pada kayu sengon.

Sifat Fisika dan Mekanika Papan Partikel Sengon dengan Perekat Asam Sitrat-Sukrosa 181
Ragil Widyorini, Pradana A Nugraha
0.6
7.5

Kekuatan rekat internal (MPa)


0.5 %

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0/100 25/75 50/50 75/25 100/0
Asam sitrat/Sukrosa (%)

Gambar 6 Nilai kekuatan rekat internal spesifik papan partikel pada berbagai variasi
jumlah perekat dan rasio perekat asam sitrat/sukrosa.

Sifat mekanika dari papan partikel berperan sebagai perekat alami pada
dengan perekat asam sitrat dan sukrosa partikel sengon. Nilai kekuatan rekat
sangat dipengaruhi oleh rasio asam sitrat internal papan partikel sengon dengan
dan sukrosa (Umemura et al. 2013). perekat 100% sukrosa adalah 0,29 MPa
Umemura et al. (2013) menunjukkan untuk jumlah perekat 7,5% dan 0,38
bahwa papan partikel dari kayu daun MPa untuk jumlah perekat 15%. Hal
jarum memiliki nilai keteguhan rekat tersebut mengindikasikan bahwa sukrosa
internal tertinggi pada komposisi asam juga dapat berperan secara mandiri
sitrat/sukrosa (25/75), sedangkan nilai sebagai agen pengikat pada papan
kekuatan rekat internal papan partikel partikel.
sengon tertinggi pada penelitian ini pada
komposisi asam sitrat/sukrosa (50/50). Kesimpulan
Penambahan sukrosa diduga dapat Hasil penelitian menunjukkan asam sitrat
menambah gugus hidroksil yang dan sukrosa dapat digunakan sebagai
berikatan dengan gugus karboksil dari perekat alami papan partikel, baik secara
asam sitrat untuk membentuk ikatan ester mandiri maupun dalam campuran.
yang bersifat hidrofobik. Ikatan ester Kualitas papan partikel yang dihasilkan
yang terjadi dapat meningkatkan dapat memenuhi standar JIS A 5908
kekuatan baik fisik maupun mekanik untuk papan partikel. Penambahan
papan partikel. Penambahan sukrosa jumlah perekat asam sitrat dan sukrosa
dalam campuran juga berakibat pada berpengaruh terhadap penurunan nilai
penurunan gugus karboksil yang dapat kadar air, penyerapan air, pengembangan
berikatan dengan gugus hidroksil. tebal, serta peningkatan nilai kerapatan,
Lamaming et al. (2013) menyatakan modulus patah, modulus elastisitas dan
bahwa penambahan sukrosa dapat keteguhan rekat internal. Komposisi
meningkatkan keteguhan rekat internal perekat berpengaruh terhadap nilai
dari papan partikel dari batang kelapa keteguhan rekat internal. Penambahan
sawit. Hasil penelitian ini juga jumlah perekat 7,5% dengan rasio asam
menunjukkan bahwa sukrosa dapat sitrat/sukrosa (50/50) memberikan

182 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


kualitas papan partikel sengon yang [JIS] Japan Industrial Standard. 2003.
sudah dapat memenuhi standar JIS A Particleboard A5908. Tokyo:
5908 tipe 8. Sifat papan partikel sengon Japanese Standard Association.
yang tertinggi diperoleh pada papan Lamaming J, Othman S, Tamoko S,
partikel dengan penambahan jumlah Rokiah H, Norafizah S, Sato M. 2013.
perekat 15% serta komposisi perekat Influence of chemical components of
asam sitrat/sukrosa (50/50) dengan nilai oil palm on properties of binderless
rata-rata kadar air papan (5,1%), particleboard. J Agric Life Sci. 8(3):
kerapatan (0,9 g cm-3), pengembangan 3358-3371.
tebal (4,3 %), penyerapan air (26,15%),
kekasaran permukaan (25,61 µm), Rachman O, Malik J. 2011.
modulus patah (10,7 MPa), modulus Penggergajian dan Pemesinan Kayu
elastisitas (3,3 GPa), dan keteguhan rekat untuk Industri Perkayuan Indonesia.
internal (0,5 MPa). Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian
Daftar Pustaka Kehutanan.
Abdolzadeh H & Doosthoseini K. 2009. Umemura K, Ueda T, Munawar SS,
Evaluation of old corrugated container Kawai S. 2011. Application of citric
and wood fiber application on surface acid as natural adhesive for wood. J
roughness of three-layer Appl Polym Sci. 123:1991-1996.
particleboard. Bioresources 4(3):970- Umemura K, Ueda T, Kawai S. 2012.
978. Characterization of wood-based
Hiziroglu S, & Suzuki S. 2007. molding bonded with citric acid. J
Evaluation of surface roughness of Wood Sci. 58:38–45.
464 commercially manufactured Umemura K, Sugihara O, Kawai S.
particleboard and medium density 2013. Investigation of a new natural
fiberboard in Japan. J Mater Proc adhesive composed of citric acid and
Technol 184:436–440. sucrose for particleboard. J Wood Sci.
[IARC] International Agency for 59:203–208.
Research on Cancer. 2012. Chemical Widyorini R, Satiti DA. 2011.
Agents and Related Occupations Characteristics of Binderless
Volume 100 F: A Review of Human Particleboards made from Heat-
Carcinogens. Paris: WHO. pp. 431- treated Wood Species. Proc 3rd
436. International Symposium of
[IARC] International Agency for Indonesian Wood Research Society;
Research on Cancer. 2006. IARC Yogyakarta, 3-4 November 2011. Pp.
Monographs on the Evaluationof 125-129.
Carcinogenic Risks to Humans Widyorini R, Prayitno TA, Kurniawan
Volume 88: Formaldehyde, 2- BA, Wicaksono BH. 2012a. Pengaruh
Butoxyethanoland 1-tert- konsentrasi asam sitrat dan suhu
Butoxypropan-2-ol. Paris: WHO. pp. pengempaan terhadap kualitas papan
431-436. partikel dari pelepah nipah. J Ilmu
Kehutanan VI(1):61-70.

Sifat Fisika dan Mekanika Papan Partikel Sengon dengan Perekat Asam Sitrat-Sukrosa 183
Ragil Widyorini, Pradana A Nugraha
Widyorini R, Yudha AP, Ngadianto A, Widyorini R, Umemura K, Isnan R,
Prayitno TA, Umemura K, Kawai S. Putra DR, Awaludin A, Prayitno TA.
2012b. Development of Bio-based 2015. Manufacture and Properties of
Composite Made From Bamboo And Citric Acid-Bonded Particle Board
Oil Palm Frond. Proc BIOCOMP Made from Bamboo Materials. Europ
2012 (11th Pacific Rim Bio-Based J Wood & Wood Prod. (first online
Composite Symposium); Shizuoka, publication).
Japan. 27-30 November 2012. Pp. Zhao Z, Umemura K. 2014. Investigation
219-225. of a new natural particleboard
Widyorini R, Yudha AP, Isnan R, adhesive composed of tannin and
Awaludin A, Prayitno TA, Ngadianto sucrose. J Wood Sci. 60:269-277.
A, Umemura K. 2014. Improving the
physico-mechanical properties of eco- Riwayat naskah:
friendly composite made from
bamboo. Advanced Mater. Res. 896: Naskah masuk (received): 30 Maret 2015
562-565. Diterima (accepted): 2 Juni 2015

184 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015

You might also like