You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/273775144

Kualitas Papan Komposit dari Limbah Batang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq) dan Polietilena (PE) daur Ulang

Article · January 2009

CITATIONS READS

4 1,862

4 authors, including:

Iwan Risnasari Arif Nuryawan


University of Sumatera Utara University of Sumatera Utara
44 PUBLICATIONS   172 CITATIONS    101 PUBLICATIONS   597 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Fauzi Febrianto
Bogor Agricultural University
145 PUBLICATIONS   1,089 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

quality modification of fast growing species, carbonization process View project

Bond Quality of Laminated Wood Made from Surian (Toona sinensis Roem) and Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) View project

All content following this page was uploaded by Fauzi Febrianto on 21 March 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kualitas Papan Komposit dari Limbah Batang........

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT


(Elaeis guineensis Jacq) DAN POLYETHYLENE (PE) DAUR ULANG

THE QUALITY OF COMPOSITE BOARD MADE OF WASTE OIL PALM STEM


(Elaeis guineensis Jacq) AND RECYCLE POLYETHYLENE (PE)
Maryam Jamilah Lubis1, Iwan Risnasari2, Arif Nuryawan2, dan Fauzi Febrianto3
1
Alumnus Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian - Universitas Sumatera Utara
2
Staf Pengajar Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian – Universitas Sumatera Utara
3
Guru Besar Departemen Hasil Hutan – Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor
E-mail : mila_zahra@yahoo.com

ABSTRACT

The main objective of this research was to find out the substitution of solid wood and it may solve
environmental problem. These researches concerned on using waste of oil palm stem particle form and recycle
plastic polyetyhlene (PE) as raw materials for composite board. In this research, 5% Maleic Anhydride (MAH)
was added to increase compatibility and 0.75% Dicumyl Peroxide (DCP) was added to initiate the reaction of
maleolation. The methods of this research followed JIS A 5908 (2003) with ratio of plastic to particle were
50:50, 60:40 and 70:30, respectively, pressed at 30 kgf/cm2 in 165°C for 15 minutes. Evaluation on physical and
mechanical properties based on JIS A 5908 (2003), and the result of physical properties as follow : 1) Density
met the standard at 0.77 - 0.99 g/cm, 2) The value of moisture content were below on target and the standard
because of the hidrofobicity of PE, the range were 0.79 - 3.06%, 3) Thickness swelling of the board for 24 hours
fulfill the standard the value were 0.44 - 2.77%. Unfortunatelly the water absorption were 2.82 - 16.19%.
Mechanical properties consist of modulus elasticity (MOE), modulus rupture (MOR) and screw holding strength
didn’t meet the criteria of JIS A 5908 (2003), except MOR with plastic: particle 60:40 with particle made of
inner stem.
Keywords: Composite board, oil palm stem, polyethylene (PE)

PENDAHULUAN menimbulkan masalah dalam penanganan lingkung-


an dan sulit terdegradasi.
Kebutuhan manusia terhadap kayu untuk Dengan latar belakang tersebut maka perlu
konstruksi, bangunan atau furniture terus melaju dilakukan penelitian dengan menggabungkan
pesat seiring dengan meningkatnya pertambahan partikel batang kelapa sawit dengan material plastik
jumlah penduduk, sementara ketersediaan kayu berupa plastik polyethylene (PE) daur ulang. Pada
sebagai bahan baku terus menurun. Mengingat penggabungan bahan tersebut dibutuhkan suatu
ketersediaan kayu bulat yang mulai menipis, maka bahan aditif, yang berfungsi untuk meningkatkan
upaya yang sudah dikembangkan adalah pembuatan sifat fisik dan mekanis papan komposit (Iswanto,
papan komposit, salah satunya dengan menggunakan 2005). Bahan aditif yang digunakan pada penelitian
batang kelapa sawit yang potensinya sangat banyak. ini adalah Maleic Anhydride (MAH) dan Dicumyl
Menurut Setyawati dan Massijaya (2005) keunggul- Peroxide (DCP). Tujuan dari penelitian ini adalah
an produk komposit ini antara lain biaya produksi mengevaluasi kualitas papan komposit dari limbah
lebih murah, bahan baku melimpah, fleksibel dalam batang kelapa sawit dan polyethylene (PE) daur
proses pembuatan dan memiliki sifat-sifat yang lebih ulang.
baik seperti kerapatan yang dapat dibuat tinggi,
kadar air yang rendah dan stabilitas dimensi yang METODE PENELITIAN
baik.
Potensi perkebunan kelapa sawit di Indonesia Bahan-bahan yang digunakan dalam
pada tahun 1995 - 2005 luas arealnya bertambah dari penelitian ini adalah partikel batang sawit (Elaeis
2,7 juta ha sampai 4,5 juta ha. Apabila setiap 10% guineensis Jacq) dengan ukuran 40 - 60 mesh yang
dari tanaman sawit ini harus diremajakan, maka berasal dari areal perkebunan rakyat dengan umur 28
dihasilkan limbah batang kelapa sawit 11,7 juta tahun, plastik polyethylene (PE) yang telah didaur
pohon/tahun setara dengan 5,85 juta ton kayu ulang dalam bentuk potongan-potongan kecil (pellet)
pertahun. Namun demikian limbah tersebut hanya dengan ukuran 35 mm x 25 mm x 25 mm, Maleic
dibuang dan belum termanfaatkan secara optimal. Anhydride (MAH) sebanyak 5% dan Dicumyl
(Prayitno dan Darnoko, 1994). Demikian juga Peroxide (DCP) sebanyak 0,75% dari berat PE.
dengan plastik, menurut Martaningtyas (2006), Persiapan Bahan Baku
tingginya kebutuhan plastik masyarakat Indonesia di Batang kelapa sawit yang telah dibersihkan
tahun 2002 sekitar 1,9 juta ton kemudian meningkat dari kotoran kemudian dilakukan pembuangan kulit,
menjadi 2,1 juta ton di tahun 2003, sementara lalu dipotong dan langsung dipisahkan antara bagian
kebutuhan plastik pada tahun 2004 diperkirakan dalam dan bagian luar. Potongan batang kemudian
mencapai 2,3 juta ton sehingga tingginya limbah diserut sehingga diperoleh partikel-partikel batang
plastik pada tiap tahunnya terus meningkat dan akan

17
16 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20
Maryam Jamilah Lubis, Iwan Risnasari, Arif Nuryawan, dan Fauzi Febrianto
.

sawit, kemudian direndam dalam air pada suhu Kerapatan


kamar selama 3 x 24 jam untuk menghilangkan Hasil pengamatan terhadap kerapatan papan
kandungan patinya. Penurunan kandungan pati yang komposit yang berasal dari batang bagian dalam
diperoleh berkisar 20% dari 45% kandungan pati tanpa menggunakan bahan aditif berkisar antara
yang terdapat pada batang sawit. Setelah itu partikel 0,77 - 0,88 g/cm3 dan dari bagian luar batang
yang dihasilkan dikeringudarakan hingga kadar air berkisar 0,81 - 0,83 g/cm3, sedangkan nilai rata-rata
mencapai sekitar 5 - 10% dan diayak dengan ukuran kerapatan bagian dalam dengan penambahan bahan
40 - 60 mesh. aditif berkisar 0,83 - 0,99 g/cm3 dan bagian luar
berkisar 0,91 - 0,94 g/cm3 (Gambar 1).
Pembuatan Papan Komposit Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
Komposisi plastik dan partikel batang kelapa bahwa faktor letak batang, komposisi plastik dengan
sawit ditimbang (Tabel 1) kemudian dicampur partikel sawit, penambahan aditif dan interaksi
merata agar pada saat pengadonan antara partikel antara ketiganya tidak memberikan pengaruh yang
dengan plastik tercampur secara homogen. nyata terhadap kerapatan papan partikel. JIS A 5908
Kemudian extruder dipanaskan pada suhu 1600C dan (2003) mensyaratkan nilai kerapatan papan partikel
bahan baku campuran partikel batang sawit, DCP berkisar antara 0,40 - 0,90 g/cm3, sehingga nilai
dan MAH dimasukkan ke dalam extruder dan kerapatan semua papan partikel hasil penelitian
diputar sehingga menghasilkan pellet. memenuhi standar JIS A 5908 (2003). Menurut
Pellet yang telah dihasilkan dimasukkan ke Haygreen dan Bowyer (1996) semakin tinggi
dalam alat pencetak lembaran berukuran 25 cm x 25 kerapatan papan partikel maka akan semakin tinggi
cm x 0,5 cm yang telah dilapisi dengan aluminium sifat keteguhannya. Hasil yang diperoleh menunjuk-
foil lalu disusun secara padat pada alat pencetak dan kan bahwa dengan adanya penambahan bahan aditif
dilakukan pengempaan panas dengan suhu 165°C berupa MAH dan DCP maka dapat meningkatkan
dengan tekanan sebesar 30 kg/cm2 selama 15 menit. kerapatan papan partikel. Menurut Febrianto (1999)
Selanjutnya cetakan tersebut dikeluarkan dari alat dalam Iswanto (2005) penambahan aditif pada papan
kempa dan dibiarkan selama 10 menit agar terjadi komposit berfungsi sebagai compatibilizer yaitu
pengerasan, kemudian papan dikondisikan selama 1 bahan untuk meningkatkan kekompakan.
minggu dalam ruangan pada suhu kamar.
Kadar Air (KA)
Analisis Data Hasil pengujian kadar air tanpa
Penelitian ini menggunakan percobaan menggunakan bahan aditif pada bagian dalam
faktorial dengan rancangan acak lengkap (RAL) berkisar antara 1,96 - 3,06% dan pada bagian luar
dimana setiap kombinasi perlakuan diulang batang kelapa sawit berkisar antara 1,41 - 2,45%,
sebanyak 3 kali. Perlakuan terdiri atas 3 faktor, sedangkan nilai rata-rata kadar air dengan
yaitu faktor letak batang (luar dan dalam), aditif penambahan bahan aditif pada bagian dalam berkisar
(dengan dan tanpa aditif) dan komposisi plastik antara 0,96 - 1,37% dan pada bagian luar berkisar
berbanding partikel (50:50, 60:40, 70:30). Kualitas antara 0,79 - 1,56% (Gambar 2).
fisik dan mekanis papan komposit diuji sesuai Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
dengan prosedur standar JIS A 5908 (2003) dan hasil bahwa perlakuan pada papan komposit dengan
pengujian dibandingkan dengan standar tersebut. berbagai komposisi, pengaruh letak batang,
penambahan bahan aditif dan interaksi antara
HASIL DAN PEMBAHASAN ketiganya tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap kadar air papan komposit. Nilai kadar air
Pengujian Sifat Fisik
hasil pengujian ini jauh dibawah nilai kadar air yang
Sifat fisik papan komposit adalah sifat yang
disyaratkan oleh JIS A 5908 (2003) yaitu sebesar 5 -
tidak berhubungan dengan pengaruh gaya dari luar
13%.
dan yang termasuk sifat fisik papan komposit adalah
Pal.
Tabel 1. Komposisi papan yang memerlukan bahan baku gabungan (berdasar pada berat/beban)
Perlakuan
Kode Letak Batang Aditif Kadar Partikel (%) Kadar Plastik
A Dalam Tanpa Aditif 50 50
B 40 60
C 30 70
A Dalam Penambahan 50 50
B Aditif 40 60
C 30 70
D Luar Tanpa Aditif 50 50
E 40 60
F 30 70
D Luar Penambahan 50 50
E Aditif 40 60
F 30 70

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20 1718


Kualitas Papan Komposit dari Limbah Batang........

Tanpa Aditif JIS A 5908 2003 Tanpa Aditif Penambahan Aditif


Penambahan Aditif (0.4 g/cm3 - 0.9g/cm3) 20

16,19
Daya Serap Air (% )
1,2

0 ,9 9

0 ,9 4

0 ,9 4
0 ,9 3

12,05
0 ,9 1
15
0,87
K erapatan ( g/cm )

0 ,8 3
1,0

0,82
0,81

0,81
3

9,53
0,78

0,77

8,18

7,94

8,01
7,31
0,8 10

5,22

5,78

5,34
5,44
0,6

2,82
5
0,4
0
0,2
A B C D E F
0,0 Perlakuan Papan Komposit
A B C D E F
Keterangan : Lihat Gambar 1
Perlakuan Papan Komposit
Gambar 3. Histogram daya serap air 24 jam
Keterangan :
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
A = Bagian dalam dengan perbandingan plastik : partikel 50 : 50
B = Bagian dalam dengan perbandingan plastik : partikel 60 : 40 bahwa komposisi terhadap bagian luar dan bagian
C = Bagian dalam dengan perbandingan plastik : partikel 70 : 30 dalam batang kelapa sawit dan penambahan bahan
D = Bagian luar dengan perbandingan plastik : partikel 50 : 50 aditif serta interaksi ketiganya tidak berpengaruh
E = Bagian luar dengan perbandingan plastik : partikel 60 : 40 nyata terhadap daya serap air. Pada standar JIS A
F = Bagian luar dengan perbandingan plastik : partikel 70 : 30
5908 (2003) daya serap air tidak dipersyaratkan.
Gambar 1. Histogram kerapatan papan komposit Penggunaan bahan aditif pada daya serap air
mengakibatkan terjadinya penurunan daya serap air.
Tanpa Aditif Penambahan Aditif
Hal ini sesuai dengan Han (1990) bahwa dengan
5 adanya kehadiran DCP maka akan membentuk
reaksi dengan gugus OH. Adanya dua reaksi ini
4
3,06
Kadar Air (%)

menyebabkan ikatan yang kuat antara partikel kelapa


2,45

3
sawit dengan plastik PE sehingga air atau uap air
2,01

1,96

1,71

1,56
1,41
1,37

1,22

2 tidak mudah masuk kedalam papan partikel.


1,18

0,96

0,79

0 Pengembangan Tebal (PT)


A B C D E F Hasil pengamatan terhadap pengembangan
Perlakuan Papan Komposit tebal selama 24 jam pada bagian dalam batang tanpa
Keterangan : Lihat Gambar 1 menggunakan bahan aditif berkisar 2,07 - 2,77% dan
untuk bagian luar berkisar 1,64 - 2,61%, sedangkan
Gambar 2. Histogram kadar air papan komposit dengan penambahan bahan aditif pada bagian dalam
batang diperoleh 0,44 - 1,43% dan untuk bagian luar
Hal ini dapat dipahami karena adanya batang berkisar 0,53 - 1,02% (Gambar 4).
penambahan plastik yang bersifat hidrofobik
(menahan air) pada papan komposit ini sehingga Tanpa Aditif Penambahan Aditif
permukaan lembaran papan komposit tertutupi oleh 4
Pen g em b an g an Teb al (% )

plastik yang menghambat masuknya air ke dalam


2 ,7 7

2 ,6 1

3
2 ,2 4

rongga-rongga sel papan komposit. Menurut Han


2 ,0 7

1 ,7 7

1 ,6 4

(1990) reaksi esterifikasi antara OH group dari


1 ,4 3

2
1 ,0 2

partikel sawit dengan MAH menyebabkan ikatan


0 ,6 1 9
0 ,6 4

0 ,5 3
0 ,4 4

kuat antara partikel sawit dengan matriksnya 1


sehingga air atau uap air tidak mudah masuk
0
kedalam papan komposit. Nilai kadar air kayu sangat
mempengaruhi dalam kekuatan dan ketahanan papan A B C D E F
Perlakuan Papan Komposit
terserang jamur, rayap dan lainnya.
Gambar 4. Histogram pengembangan tebal 24 jam
Daya Serap Air (DSA)
Nilai daya serap air dengan perendaman 24 Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
jam pada bagian dalam batang kelapa sawit tanpa bahwa pemberian komposisi pada bagian dalam dan
menggunakan bahan aditif yaitu 8,18 - 16,19% dan bagian luar batang kelapa sawit, dengan penambah-
bagian luar 7,31 - 8,01% sedangkan dengan an aditif serta interaksi ketiga jenis tersebut tidak
menggunakan aditif pada bagian dalam berkisar memberikan pengaruh nyata terhadap pengembang-
5,22 - 9,53% dan untuk bagian luar batang kelapa an tebal. Bila dibandingkan dengan standar JIS A
sawit diperoleh daya serap air dengan nilai 2,82 - 5908 (2003) yang mensyaratkan nilai pengembangan
5,78% (Gambar 3). tebal papan partikel maksimum 12% maka nilai
pengembangan tebal papan partikel dalam penelitian
ini sudah memenuhi standar tersebut.
Iswanto (2005) menjelaskan sifat pengem-
bangan tebal papan partikel merupakan salah satu

19
18 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20
Maryam Jamilah Lubis, Iwan Risnasari, Arif Nuryawan, dan Fauzi Febrianto
.

sifat fisis yang akan menentukan suatu papan sempurnanya pencampuran plastik dengan partikel
komposit dapat digunakan untuk keperluan interior pada saat pengempaan dalam pembuatan papan
atau eksterior. Apabila pengembangan tebal suatu komposit sehingga sifat keteguhan lentur hanya
papan komposit tinggi berarti stabilitas dimensi terdapat pada beberapa bagian papan komposit.
produk tersebut rendah, sehingga produk tersebut Maloney (1993) menyatakan bahwa nilai MOE
tidak dapat digunakan untuk keperluan eksterior dan dipengaruhi oleh kandungan dan jenis bahan perekat
sifat mekanisnya akan menurun dalam jangka waktu yang digunakan, daya ikat perekat dan panjang serat.
yang tidak lama.
Keteguhan Patah (Modulus of Rupture, MOR)
Pengujian Sifat Mekanis Hasil pengamatan terhadap keteguhan patah
Sifat mekanis papan partikel adalah sifat (MOR), nilai pada bagian dalam batang yang
yang berhubungan dengan ukuran kemampuan dihasilkan berkisar 0,56 x 102 - 0,84 x 102 kgf/cm2
papan untuk menahan gaya luar yang bekerja sedangkan untuk bagian luar berkisar antara 0,61 x
padanya, yang termasuk ke dalam sifat mekanis 102 - 0,76 x 102 kgf/cm2 (Gambar 6). Berdasarkan
papan partikel adalah keteguhan patah, keteguhan analisis sidik ragam, pemberian komposisi yang
lentur dan kuat pegang sekrup. Pengujian sifat berbeda pada bagian dalam dan luar batang kelapa
mekanis papan komposit pada penelitian ini hanya sawit tidak memberikan pengaruh yang nyata
dilakukan pada sampel tanpa menggunakan bahan terhadap nilai MOR papan komposit.
aditif sedangkan sampel menggunakan aditif tidak
dapat dilakukan pengujian. Hal ini diduga disebab- 0,9 0,84 JIS A 5908 2003
0,73 0,76
0,8 2
kan oleh plastik PE yang digunakan pada penelitian 0,64
(Min 0,8x10
M O R (1 0 k g f/cm ) 0,7 0,61
2
2
ini telah mengalami daur ulang berulang kali 0,6
0,56 kgf/cm )
sehingga pada saat plastik tersebut digunakan 0,5
kembali maka kemungkinan besar sifat termoplastik- 0,4
2

nya telah berkurang atau bahkan hilang. Dengan 0,3


0,2
demikian ikatan-ikatan kimia yang terdapat dalam 0,1
plastik daur ulang tersebut telah rusak dan tidak 0
mampu untuk berikatan atau bereaksi dengan bahan A B C D E F
aditif yang digunakan sehingga tidak terjadi Perlakuan Papan Komposit
kompatibilitas pada papan yang dihasilkan
Keterangan : Lihat Gambar 1
(Febrianto, 2008).
Gambar 6. Histogram keteguhan patah (MOR)
Keteguhan Lentur (Modulus of Elasticity, MOE)
Dalam pengujian sifat mekanis papan Jika dibandingkan dengan standar JIS A
komposit diperoleh keteguhan lentur bagian dalam 5908 (2003) yang mensyaratkan nilai MOR papan
batang papan komposit berkisar 0,46 x 104 - 0,49 x partikel sebesar min 0,8 x 102 kgf/cm2, maka nilai
104 kgf/cm2 sedangkan untuk bagian luar batang MOR papan komposit hasil penelitian ini hanya
kelapa sawit diperoleh 0,32 x 104 - 0,50 x 104 papan komposit bagian B saja yang sesuai dengan
kgf/cm2 (Gambar 5). Hasil analisis sidik ragam standar yang ditetapkan sedangkan tipe papan
menunjukkan bahwa pemberian komposisi pada komposit yang lainnya masih dibawah standar JIS A
bagian dalam dan bagian luar batang kelapa sawit 5908 (2003).
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai
keteguhan lentur papan komposit. Kuat Pegang Sekrup (KPS)
1,0 Hasil pengujian kuat pegang sekrup pada
bagian dalam batang kelapa sawit berkisar 8,94 -
MOE (10 kgf/cm )

0,8 16,07 kgf dan untuk bagian luar dengan nilai rata-
2

0,6
rata 15,47- 21,70 kgf (Gambar 7). Hasil sidik ragam
0,49 0,5
0,46 0,46 0,45 menunjukkan bahwa pemberian komposisi yang
4

0,4 0,32 berbeda pada bagian dalam dan bagian luar batang
0,2
kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap kuat
pegang sekrup.
0,0 Sesuai dengan standar standar JIS A 5908
A B C D E F (2003) yang mensyaratkan nilai kuat pegang sekrup
Perlakuan Papan Komposit
minimal 30 kgf, maka nilai yang diperoleh pada
Keterangan : Lihat Gambar 1
penelitian ini tidak memenuhi standar yang telah
Gambar 5. Histogram keteguhan lentur (MOE) ditetapkan. Hal ini diduga karena distribusi partikel
tidak merata dalam pembuatan papan yang meng-
Jika dibandingkan dengan standar JIS A akibatkan papan masih terdapat rongga sehingga
5908 (2003) yang mensyaratkan nilai MOE papan kuat pegang sekrupnya relatif menurun.
partikel sebesar minimal 2,0 x 104 kgf/cm2 maka
nilai MOE yang diperoleh masih jauh dari standar
yang ditetapkan. Hal ini diduga karena kurang

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20 1920


Kualitas Papan Komposit dari Limbah Batang........

30 JIS A 5908 UCAPAN TERIMA KASIH


2003
Kuat Pegang Sekrup (kgf)

25 (Min 30 kgf)
20,34
21,7 Ucapan terima kasih kepada Direktorat
20
16,07 15,47
Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia (DIKTI) yang
15 12,01 telah membiayai penelitian ini melalui proyek Hibah
10
8,94 Pekerti antara Universitas Sumatera Utara dengan
Institut Pertanian Bogor.
5

0
DAFTAR PUSTAKA
A B C D E F
Perlakuan Papan Komposit
Haygreen J. G. dan J. L. Bowyer. 1996. Hasil hutan
Keterangan : Lihat Gambar 1
dan ilmu kayu. Terjemahan. Gadjah Mada
Gambar 7. Histogram kuat pegang sekrup University, Yogyakarta.
Iswanto A.H, 2005. Upaya pemanfaatan serbuk
gergaji kayu sengon dan limbah plastik
KESIMPULAN DAN SARAN polyprophylena sebagai langkah alternatif
untuk mengatasi kekurangan kayu sebagai
Kesimpulan bahan bangunan. Jurnal Komunikasi
1. Penambahan aditif pada papan komposit Penelitian 17(3): 24-27.
mengakibatkan sifat fisik kualitas papan yang Japanese Standard Association. 2003. Japanese
dihasilkan semakin baik dengan kerapatan yang Industrial Standard for particle board JIS
tinggi, kadar air dan perubahan dimensi yang A 5908. Japanese Standard Association,
rendah. Jepang.
2. Papan komposit yang berasal dari batang bagian Maloney T.M. 1993. Modern particle board and dry
luar dengan penambahan aditif dan komposisi 70 process fiberboard manufacturing. Miller
: 30 menghasilkan kualitas yang lebih baik Freeman Publication, USA.
daripada bagian dalam batang dengan variasi Martaningtyas D. 2006. Potensi plastik
komposisi lainnya. biodegradable. [on line]. http://www.pikiran-
3. Papan komposit yang memenuhi standar JIS A rakyat.com/cetak/0904/02/cakrawala/lainnya
5908 (2003) hanya pada pengujian sifat fisik 06.htm.[23 Jan 2008].
sedangkan pada pengujian mekanis belum Prayitno T.A dan Darnoko. 1994. Karakteristik
memenuhi standar. papan partikel dari pohon kelapa sawit.
4. Rendahnya nilai kadar air pada papan komposit Berita Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS),
yang dihasilkan disebabkan oleh plastik yang Medan.
bersifat hidrofobik. Setyawati D. dan Y.M. Massijaya. 2005.
Pengembangan papan komposit berkualitas
Saran tinggi dari sabut kelapa dan polipropilena
Agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai daur ulang (I): Suhu dan waktu kempa panas.
papan komposit ini dengan membandingkan plastik Jurnal Teknologi Hasil Hutan 18(2): 91-101.
PE original, PE yang telah didaur ulang sekali dan
seterusnya sehingga dapat dipelajari bahwa dengan
plastik yang telah didaur ulang berulang kali maka
komponen kimia yang terdapat pada plastik tersebut
telah mengalami kerusakan sehingga tidak mampu
lagi untuk berikatan dengan bahan pengisi (filler)
yang digunakan, dan untuk lebih lanjut perlu
dilakukan uji Scanning Electron Microscopy (SEM).

21
20 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20
View publication stats

You might also like