Professional Documents
Culture Documents
net/publication/336404763
CITATIONS READS
0 1,764
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Adam Maulana on 27 October 2019.
(Utilization of Coconut Fiber Waste ( Cocos nucifera L) and Empty Palm Oil Bunch Fibers
(Elais guineensis Jacq) as a Combination of Raw Material for Making Particle Board)
ABSTRACT
The utilization of coconut fiber that has not been optimal is one of the opportunities so
that the waste has added value, one of which is to process it into particle board. Objective research
is to best composition particle board making from coconut coir waste material and TKKS to
produce qualified particle board. The method used was a complete randomized design (RAL) with
3 treatment, single factor treatment ie the composition of raw materials in the form of coconut husk
and TKKS. Comparison of the particle-making composition of particle board P0: 100% coco fiber:
0% of oil palm empty bunch fibers, P1: 75% : 25%, P2: 50% : 50%, P3: 25% : 75%, P4: 0% :
100%. Best results the combination of raw material composition of particle board is in the
treatment of P0 (100% coco fiber: 0% of oil palm empty bunch fiber) with a density value of 0.43
g / cm³, moisture content 7.0%, Modulus of Elasticity - MoE 2.037.45 kg / cm2 and the Modulus
of Rupture - MoR 46.14 kg / cm².
Mulai
Persiapan Bahan
(Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan
Kelapa)
Pengkondisian
Analisis Data
Hasil
Pengamatan dan pengujian terhadap (kadar air dan kerapatan) dan mekanik
sampel papan partikel yang dibuat dalam (Modulus of Rupture (MoR) dan Modulus of
penelitian ini dilakukan terhadap sifat fisik Elasticity (MoE).
HASIL DAN PEMBAHASAN hitung < F tabel 5% < F tabel 1%) terhadap
nilai kerapatan, yang berarti diperoleh nilai
Kerapatan Papan Partikel
rataan kerapatan seragam pada setiap papan
Hasil analisis keragaman dengan uji F
dengan kadar komposisi bahan baku yang
menunjukkan bahwa pengaruh komposisi
berbeda.
bahan baku tidak berpengaruh nyata (F
Kerapatan adalah suatu ukuran 50% serat TKKS), yaitu sebesar 0.56 g/cm³,
kekompakan partikel dalam satu lembaran sedangkan nilai rata-rata kerapatan terendah
yang sangat tergantung pada kerapatan kayu untuk papan partikel dengan komposisi
asal yang digunakan dan tekanan yang bahan baku pada sampel P0 (100% sabut
diberikan selama proses pengempaan. kelapa : 0% serat TKKS) dan P1 (75% sabut
Semakin tinggi kerapatan papan partikel, kelapa : 25% serat TKKS), sebesar 0.43
maka semakin banyak partikel yang g/cm³. Secara keseluruhan nilai kerapatan
dibutuhkan untuk membuat papan pada papan partikel (Tabel 2) yang dihasilkan telah
ukuran yang sama. Kerapatan juga akan memenuhi standar SNI 03-2105-2006 yang
meningkat dengan naiknya penggunaan mengisyaratkan bahwa kerapatan papan
perekat. partikel berkisar 0.4 g/cm³ sampai 0.9 g/cm³.
Nilai kerapatan sampel uji papan Salah satu faktor yang menghasilkan
partikel yang dihasilkan berkisar antara 0.43 kerapatan papan partikel dapat dikatakan
g/cm³ sampai 0.56 g/cm³. Nilai rata-rata memenuhi standar dikarenakan jumlah dan
kerapatan papan partikel tertinggi terdapat keadaan bahan pada hamparan bersamaan
pada papan partikel dengan komposisi bahan dengan teknik pengempaan (Press) yang
baku pada sampel P2 (50% sabut kelapa : dapat mempengaruhi kerapatan dari papan
110
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 106-114 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545
partikel. Selain itu, dalam pencampuran biaya yang relatif murah (Pizzi 1983 dalam
(pengadonan) papan partikel, bahwa Sari 2011).
penambahan perekat akan mempengaruhi
Kadar Air Papan Partikel
kerapatan papan partikel karena semakin
Hasil analisis keragaman dengan uji F
banyak perekat yang ditambahkan kedalam
menunjukkan bahwa komposisi bahan baku
suatu campuran bahan baku papan partikel
tidak berpengaruh nyata (F hitung < F tabel
maka kerapatan akan semakin tinggi. Pada
5% < F tabel 1%) terhadap nilai kadar air,
penelitian ini digunakan bahan perekat jenis
yang berarti diperoleh nilai rataan kadar air
polyvinyl asetat, penggunaan perekat
seragam pada setiap papan dengan komposisi
polyvinyl Asetat mampu meningkatkan
bahan baku yang berbeda.
kekuatan rekat secara ekstrim dan cepat serta
Berdasarkan penelitian tersebut pengujian kadar air papan partikel. Hal ini
diperoleh hasil nilai kadar air (Tabel 3) dikarenakan perendaman atau perebusan
sampel uji papan partikel yang dihasilkan bahan sabut dan serat baik dengan air dingin
berkisar antara 5.3% sampai 7.7%. Nilai rata- ataupun panas sebelum proses pembuatan
rata kadar air papan partikel tertinggi terdapat papan dapat melarutkan sebagian zat
pada papan partikel dengan kadar komposisi ekstraktif yang terkandung dalam sabut
bahan baku pada P1 (75% sabut kelapa : 25% kelapa dan serat TKKS sehingga perekat
serat TKKS) sebesar 7.7%, sedangkan nilai lebih mudah masuk dan menutupi pori-pori
rata-rata kadar air terendah terdapat pada partikel yang menyebabkan ikatan antara
papan partikel dengan kadar komposisi bahan partikel dengan perekat menjadi lebih kuat
baku pada P4 (0% sabut kelapa : 100% serat dan uap air susah untuk menembusnya.
TKKS) sebesar 5.3%. Secara keseluruhan Dalam Amelia (2009) menyebutkan bahwa
nilai kadar air papan partikel yang dihasilkan perlakuan perendaman dingin atau panas
telah memenuhi standar SNI 03-2105-2006. pada kayu karet dapat menurukan kadar air
Kadar air papan komposit sangat tergantung bahan tersebut.
pada kondisi udara disekitarnya, karena
Uji Nilai Elastisitas (Modulus of Elasticity
bahan baku papan komposit adalah bahan-
– MoE)
bahan yang mengandung lignoselulosa yang
Modulus of Elasticitas-MoE
bersifat higroskopis. Penggunaan perekat cair
merupakan ukuran ketahanan papan untuk
dapat meningkatkan kadar air papan partikel.
mempertahankan bentuk yang berhubungan
Menurut Bowyer et al. (2003), apabila pada
dengan kekakuan papan. Modulus elastisitas
pembuatan papan partikel menggunakan
juga merupakan salah satu kekuatan mekanis
perekat cair maka kadar air papan akan
yang sangat penting diketahui pada papan
bertambah 4-6%.
partikel. Nilai modulus elastisitas didapat
Perlakuan pendahulun (perebusan
dari tegangan-regangan hasil uji lentur papan,
atau perendaman) juga mempengaruh hasil
merupakan perbandingan antara tegangan
111
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 106-114 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545
dengan regangan pada daerah elastis bahan. perekat yang digunakan, daya ikat perekat
Jika semakin tingg nilai MoE suatu bahan dan panjang serat.
maka semakin kaku bahan tersebut dan Hasil analisis keragaman dengan uji F
semakin kuat dalam menahan beban dari luar. menyatakan bahwa setiap pembuatan papan
Bowyer et al. (2003) menyatakan bahwa partikel dengan kombinasi komposisi bahan
semakin banyak perekat yang digunakan baku yang ada terlihat berpengaruh sangat
maka akan semakin tinggi sifat mekanis dan nyata terhadap nilai MoE (F table 5% < F
stabilitas papan partikel. Maloney (1993) tabel 1% < F hitung), yang berarti diperoleh
juga menyatakan bahwa nilai MoE nilai rataan MoE tidak seragam pada setiap
dipengaruhi oleh kandungan dan jenis bahan papan dengan kadar perekat yang berbeda.
modulus patah papan pun juga semakin yang berpengaruh terhadap kekuatan patah
tinggi. Adapun pengaruh dari faktor prosedur papan partikel (Koch, 1972 dalam
pengempaan, kadar air partikel, geometri Nuryawan, 2007).
partikel, kadar perekat dan berat bahan baku
Nilai MoE ditujukan sesuai standar Nilai MoE dan MoR yang belum
SNI 03-2105-2006 adalah minimum 20400 mencapai standar dari SNI 03-2105-2006 ini
kg/cm², dari hasil penelitian tersebut, terjadi karena penggunaan ukuran dari
perlakuan yang mendekati nilai tersebut pembuatan papan partikel masih bervariasi,
terdapat pada perlakuan P0 dengan nilai hal ini menjadi salah satu faktor dimana pith
2037.45 kg/cm2 yang mana komposisi bahan atau debu bahan baku yang masih tinggi
baku nya 100 % Sabut Kelapa : 0 % TKSS. mengakibatkan penyebaran perekat tidak bisa
Demikian juga dengan nilai MoR, standar merata dan akhirnya banyak permukaan yang
SNI 03-2105-2006 yang berlaku adalah tertutupi hingga berakibat pada ikatan
minimal 82 kg/cm², sedangkan perlakuan partikelnya. Selain itu, hal ini juga dapat
yang dapat mendekati dengan nilai standar dipengaruhi oleh lama dan suhu panas yang
SNI 03-2105-2006 tersebut adalah perlakuan diberikan pada sampel papan partikel saat
P0 dengan bahan baku 100% sabut kelapa : pencetakan yang akan menghilangkan kadar
0% serat TKKS yaitu, sebesar 46.14 kg/cm². air yang lumayan tinggi sehingga sampel
papan partikel benar-benar mengalami
113
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 106-114 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545
114
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 106-114 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545