You are on page 1of 12

MUTU KERTAS DARI PULP BATANG KELAPA SAWIT

THE PAPER QUALITY OF STEM PALM PULP

Hendri Candra Jepri 1, Faizah Hamzah2 dan Rudianda Sulaeman2


Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru
hendricandra26@gmail.com

ABSTRACT

Paper is acrucial part of human life. The high demand of paper must be
balanced with the availability of materials. One source of lignocellulosic usage
still limited is oil palm. The purpose of this research is to determine the
characteristics of paper made from the pulp of oil palm trunk. This study is
conducted experimentally using a completely randomized design (CRD) with 3
treatments, K1 (paper from pulp palm trunks the base), K2 (paper from pulp oil
palm trunk middle) and K3 (paper from pulp oil palm trunk end portion) with 5
replications. The data are statistically analyzed using Analysis of Variance
(ANOVA), if F count is greater than or equal to F table then continued with
DNMRT test at 5% level. The results shows that treatment of oil palm trunk
influences on pulp yield, tearing strength, tensile strength, folding, moisture
content of the paper and no real effect on the bursting strength and brightness of
the paper. Yield pulp produced from oil palm trunk ranges from 37.57-41.22%.
Tearing strength of paper pulp produced from oil palm trunk ranges from 8.0-8.6
mNm2/g. Tensile strength of the paper produced from the pulp of palm trunks
flashing ranges from 73.5-80.0 Nm/g. Bursting strength of paper from pulp stem
flashing produced from oil ranges from 4.9-5.3 kPam2/g. Folding paper pulp
produced from oil palm trunk ranges between 413-588. Brightness of the paper
produced from the pulp of oil palm trunk ranges from 83.81-86.03%ISO.
Moisture content of the paper produced from the pulp of oil palm trunk ranges
from 6.30-7.09%.

Keywords: Paper, pulp, stem palm, and paper quality.

PENDAHULUAN
Kertas merupakan bagian menurut Asosiasi Pulp dan Kertas
yang tidak terpisahkan dari Indonesia, produksi kertas pada
kehidupan manusia yang semakin tahun 2009 sebanyak 9.363 juta ton
maju dan berkembang seperti saat dan meningkat menjadi 9.951 juta
ini. Sehingga industri kertas ton di tahun 2010. Peningkatan ini
mengalami pertumbuhan yang pesat juga seiring dengan peningkatan laju
di Indonesia dan dunia. Kebutuhan penebangan hutan Indonesia pada
akan kertas di dunia semakin lama selang tahun 2000 -2010 sebesar 498
semakin meningkat setiap tahunnya. ribu ha/tahun atau sebesar 0,5% per
Produksi dan konsumsi kertas dunia tahun (FAO, 2011). Diperkirakan di
pada tahun 2008 masing-masing dunia membutuhkan tambahan
mencapai 389.237 dan 388.715 juta produksi kertas lebih dari 100 juta
ton (FAO, 2011). Di Indonesia, ton per tahun.
JOM FapertaFakultas
1. Mahasiswa UR Vol 3 No Universitas
Pertanian 2 OktoberRiau
2016 1
2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016
Tingginya kebutuhan kertas sawit paling sedikit 100.000 ha per
harus diimbangi dengan ketersedian tahun. Jika diasumsikan dalam 1 ha
bahan baku. Rencana pemerintah terdapat 128 batang, dimana umur
untuk mengembangkan Hutan 25 tahun volume per batang
Tanaman Industri (HTI) untuk mencapai 1,638 m3, maka akan
menyediakan bahan baku industri dihasilkan limbah batang kelapa
berbasis kayu termasuk industri sawit sebanyak 12,8 juta pohon per
kertas belum dapat mengatasi tahun atau lebih dari 20 juta m 3 kayu
kelangkaan bahan baku, sehingga tersedia per tahun (Erwinsyah, 2008).
perusahaan industri kertas skala Kelapa sawit memiliki batas umur
besar berupaya memperoleh bahan produktif atau ekonominya yang
baku yang berasal dari hutan alam, relatif pendek yaitu sekitar 25 tahun.
sehingga sangat berpotensi merusak Di atas umur tersebut maka pohon
hutan. harus diremajakan karena produksi
Masalah ini perlu diatasi buah akan menurun dan pohon sudah
dengan melakukan tindakan-tindakan terlalu tinggi, sehingga sulit untuk
yang mampu memberikan dampak dipanen.
berkurangnya penggunaan kayu. Pohon kelapa sawit terdiri
Salah satunya adalah memanfaatkan dari buah, pelepah dan batang.
bahan berlignoselulosa selain kayu. Selama ini batang kelapa sawit yang
Salah satu sumber lignoselulosa yang sudah diremajakan dianggap sebagai
pemanfaatannnya masih terbatas dan limbah. Berdasarkan penelitian
belum maksimal yaitu kelapa sawit Hamzah (2015), batang kelapa sawit
(Elaeis guinensis Jacq.). mengandung kadar selulosa yang
Kelapa sawit merupakan cukup tinggi. Kadar selulosa batang
komoditas di sektor perkebunan yang kelapa sawit bagian pangkal adalah
sangat berkembang pesat saat ini. 51,58%, bagian tengah sebesar
Kelapa sawit merupakan bahan baku 50,86% dan bagian ujung sebesar
pembuatan minyak sawit mentah 47,37%. Selulosa merupakan
atau yang dikenal dengan Crude komponen terpenting dalam
Palm Oil (CPO). Kelapa sawit pembuatan pulp dan kertas sehingga
merupakan komoditas unggulan yang batang kelapa sawit dapat dijadikan
mempunyai kontribusi penting dalam produk bahan baku pulp dan kertas.
pembangunan ekonomi umumnya, Penelitian ini bertujuan untuk
dalam pembangunan agroindustri di mengetahui karakteristik kertas yang
Indonesia khususnya di Provinsi dibuat dari pulp batang kelapa sawit.
Riau. Data Ditjenbun (2014)
menunjukkan luas perkebunan BAHAN DAN METODE
kelapa sawit terus mengalami Waktu dan Tempat
peningkatan setiap tahun yang Penelitian ini telah dilakukan
tersebar di seluruh provinsi yang ada di Laboratorium Pengolahan Pulp
di Indonesia. Total luas perkebunan dan Paper PT. Indah Kiat Pulp dan
kelapa sawit di Provinsi Riau Paper Perawang Kabupaten Siak.
mencapai 2.296.849 ha. Waktu penelitian direncanakan
Program pemerintah yang berlangsung selama 8 bulan yaitu
telah disetujui dengan perusahaan bulan April hingga November 2015.
perkebunan, mulai tahun 2010
diadakan peremajaan kebun kelapa
JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 2
Metode Penelitian Pengamatan
Penelitian ini dilaksanakan Parameter yang diamati
dengan metode Rancangan Acak adalah Rendemen pulp, Tearing
Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga Strength (ketahanan sobek kertas),
perlakuan dan lima kali ulangan Tensille Strength (ketahanan tarik
sehingga diperoleh 15 unit kertas), Bursting Strength (ketahanan
percobaan. Perlakuan mengacu pada retak kertas), Folding (daya lipat
penelitian Nuryawan et al., (2012) kertas), Brightness (derajat
dimana bahan dasar yang digunakan kecerahan kertas) dan Moisture
adalah batang kelapa sawit yang (kadar air kertas).
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
bagian pangkal (bawah), bagian Analisis Data
tengah dan bagian ujung (atas) Data yang diperoleh dari,
dengan susunan perlakuan sebagai ketahanan sobek kertas, ketahanan
berikut: tarik kertas, ketahanan retak kertas,
K1= Batang kelapa sawit bagian daya lipat kertas, derajat kecerahan
pangkal (bawah) kertas, pengukuran kadar air kertas
K2= Batang kelapa sawit bagian dan rendemen pulp akan dianalisis
tengah secara statistik menggunakan analisis
K3= Batang kelapa sawit bagian ragam (ANOVA). Apabila Fhitung ≥
ujung (atas) Ftabel maka akan dilanjutkan dengan
Proses dipersiapkan atau uji Duncan’s New Multiple Range
dilakukan berdasarkan standar Test (DNMRT) pada taraf 5%.
prosedur Tappi Test Method yang
berlaku di PT. Indah Kiat Pulp and HASIL DAN PEMBAHASAN
Paper Perawang Tbk Rendemen Pulp.
Rendemen yang dihasilkan
Pelaksanaan Penelitian dalam proses pulping merupakan
Tahap pelaksanaan dalam salah satu nilai penting dalam
pembuatan kertas dari pulp batang menilai kesesuaian suatu bahan baku
kelapa sawit meliputi tahap untuk menghasilkan serat atau pulp
persiapan bahan baku, pembuatan sebagai bahan pembuatan kertas.
pulp dan pembuatan kertas. Rendemen pulp dari batang kelapa
sawit dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata nilai rendemen pulp


Perlakuan Rendemen pulp (%)
K1 41,22b
K2 41,04b
K3 37,57a
Keterangan : Nilai dengan superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
nyata setelah dianalisis DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa batang kelapa sawit bagian tengah


nilai rendemen pulp yang dihasilkan (K2) sebesar 41,04% dan nilai
dari batang kelapa sawit bagian rendemen pulp yang dihasilkan dari
pangkal (K1) sebesar 41,22%, nilai batang kelapa sawit bagian ujung
rendemen pulp yang dihasilkan dari (K3) sebesar 37,57%. Hal ini
JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 3
menunjukkan bahwa semakin semakin besar kadar selulosa dalam
keujung batang kelapa sawit serat maka semakin besar pula
rendemen pulp yang dihasilkan rendemen yang dihasilkan. Kadar
semakin berkurang. Kandungan selulosa dapat digunakan sebagai
rendemen pulp sangat dipengaruhi penentu besarnya rendemen pulp
oleh selulosa pada batang kelapa yang diperoleh. Serat dengan kadar
sawit. Pada penelitian ini perlakuan selulosa yang tinggi dan dengan
batang kelapa sawit bagian pangkal pengolahan yang tepat dapat
memiliki kandungan selulosa sebesar menghasilkan rendemen pulp yang
51,58%, perlakuan batang kelapa tinggi pula (Emilia, 2001).
sawit bagian tengah memiliki Hasil penelitian Nasdi (2013)
kandungan selulosa sebesar 50,86% nilai rendemen pulp yang dihasilkan
dan perlakuan batang kelapa sawit dari kayu ampupu berkisar antara
bagian ujung memiliki kandungan 51,22- 52,46 % dan hasil penelitian
selulosa sebesar 47,37%. Hal ini Rahayu (2012) nilai rendemen pulp
menunjukkan bahwa rendemen pulp yang dihasilkan dari serat blustru
berbanding lurus dengan kandungan berkisar antar 41,13- 49,63%.
selulosa pada batang kelapa sawit,
semakin tinggi selulosa maka
semakin tinggi pula rendemen pulp Tearing Strength (Ketahanan
yang dihasilkan. Sobek Kertas)
Semakin tinggi nilai Ketahanan sobek adalah salah
rendemen, maka proses pulp akan satu analisis sifat fisik kertas yang
semakin efektif. Rendemen dapat merupakan gaya dalam gram (g)
digunakan untuk memprediksi yang diperlukan untuk menyobekkan
jumlah pulp yang dihasilkan oleh kertas atau karton pada keadaan
bahan baku yang dimasak (Wardoyo, standar. Ketahanan sobek kertas
2001). Sutiya et al., (2012), diukur menggunakan alat Tearing
menyatakan bahwa kandungan Tester. Ketahanan sobek kertas yang
selulosa dalam serat dapat digunakan diperoleh dari pulp batang kelapa
untuk memperkirakan besarnya sawit dapat dilihat pada Tabel 2.
rendemen yang dihasilkan, dimana

Tabel 2. Rata-rata nilai ketahanan sobek kertas


Perlakuan Tearing strength (mNm2/g)
K1 8,6b
K2 8,0a
K3 8,0a
Keterangan : Nilai dengan superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
nyata setelah dianalisis DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai ketahanan sobek pada kertas


nilai ketahanan sobek kertas berkisar yang dihasilkan dari pulp batang
antara 8,0-8,6 mNm2/g. Kertas yang kelapa sawit bagian tengah (K2)
dihasilkan dari pulp batang kelapa adalah sebesar 8,0 mNm2/g dan
sawit bagian pangkal (K1) memiliki kertas yang dihasilkan dari pulp
nilai ketahanan sobek yang paling batang kelapa sawit bagian ujung
tertinggi yaitu 8,6 mNm2/g sedangkan (K3) memiliki nilai ketahanan sobek

JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 4


sebesar 8,0 mNm2/g. Hal ini mempunyai ketahanan sobek yang
menunjukkan semakin ke ujung lebih tinggi
batang kelapa sawit maka nilai Hasil penelitian Nasdi
ketahanan sobek kertas semakin (2013) nilai ketahanan sobek kertas
menurun. Nilai ketahanan sobek yang dihasilkan dari kayu ampupu
kertas berkaitan dengan kadar sebesar 6,7-7,3 mNm2/g dan hasil
selulosa dari batang kelapa sawit. penelitian Rahayu (2012) nilai
Semakin tinggi kadar selulosa maka ketahanan sobek kertas yang dihasilkan
semakin tinggi pula nilai ketahanan dari serat blustru berkisar antara 3,07-
sobek kertas yang dihasilkan. 4,22 3 mNm2/g. Ketahanan sobek
Berdasarkan hasil penelitian Hamzah kertas yang diperoleh dari pulp
(2015) batang kelapa sawit bagian batang kelapa sawit dari semua
pangkal memiliki kandungan perlakuan baik pangkal, tengah dan
selulosa sebesar 51,58%, batang ujung telah memenuhi syarat mutu
kelapa sawit bagian tengah memiliki ketahanan sobek kertas berdasarkan
kandungan selulosa sebesar 50,86% SNI-14-0698-1989 yaitu 5,0 mNm2/g.
dan batang kelapa sawit bagian ujung
memiliki kandungan selulosa sebesar
Tensille Strength (Ketahanan
47,37%. Sehingga semakin ke ujung
Tarik Kertas)
batang kelapa sawit maka nilai
Ketahanan tarik kertas diukur
ketahanan sobek kertas semakin
menggunakan alat Tensile Tester. ).
menurun.
Kekuatan tarik dapat dinyatakan
Sifat ketahanan sobek
dengan indeks tarik yang merupakan
dipengaruhi oleh jumlah selulosa
perbandingan kekuatan tarik dengan
yang terdapat pada lembaran yang
gramaturnya. Kekuatan tarik
tersobek. Hal tersebut didukung oleh
dinyatakan dalam satuan
pernyataan (Mulyana et al., 2007)
Nm/g.Ketahanan tarik kertas
bahan yang mengandung selulosa
diperoleh dari pulp batang kelapa
yang lebih banyak akan
sawit dapat dilihat pada Tabel 3.
menghasilkan lembaran pulp yang

Tabel 3. Rata-rata nilai ketahanan tarik kertas


Perlakuan Tensile strength (Nm/g)
K1 80,0b
K2 75,1ab
K3 73,5a
Keterangan : Nilai dengan superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
nyata setelah di analisis DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 3 menunjukkan bahwa dihasilkan dari pulp batang kelapa


nilai ketahanan tarik kertas yang sawit bagian ujung (K3) sebesar 73,5
dihasilkan dari pulp batang kelapa Nm/g. Berdasarkan Tabel 2
sawit bagian pangkal (K1) sebesar menunjukkan bahwa letak batang
80,0 Nm/g. Nilai ketahanan tarik kelapa sawit mempengaruhi
kertas yang dihasilkan dari pulp kekuatan tarik kertas, semakin
batang kelapa sawit bagian tengah keujung batang kelapa sawit
(K2) sebesar 75,1 Nm/g. Nilai ketahanan tarik kertas semakin
ketahanan tarik kertas yang menurun. Sama hal nya dengan

JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 5


ketahanan sobek kertas, ketahanan kuat dibandingkan dengan serat
tarik kertas juga sangat dipengaruhi pendek.
oleh kadar selulosa dalam batang Hasil penelitian Nasdi
kelapa sawit. Semakin tinggi kadar (2013) nilai ketahanan tarik kertas
selulosa maka semakin tinggi pula yang dihasilkan dari kayu ampupu
ketahanan tarik kertas yang berkisar antara 89-97 Nm/g dan hasil
dihasilkan. Pernyataan ini didukung penelitian Rahayu (2012) nilai
oleh Purnawan dan parwati (2014) ketahanan tarik kertas yang
menyatakan bahwa Selulosa dihasilkan dari serat serat blustru
merupakan unsur yang penting dalam berkisar antara 6,02- 18,27 Nm/g.
proses pembuatan pulp dan kertas. Ketahanan tarik kertas yang
Karakter serat individu yang diperoleh dari pulp batang kelapa
mempengaruhi ikatan antar serat sawit dari semua perlakuan baik
adalah luas permukaan serat, kadar pangkal, tengah dan ujung telah
selulosa, dan hemiselulosa. Menurut memenuhi syarat mutu ketahanan
Monica et al. (2009) faktor-faktor tarik kertas berdasarkan SNI-14-
yang mempengaruhi ketahanan tarik, 0698-1989 yaitu 30 Nm/g.
antara lain kekuatan serat, ikatan
antar serat, panjang serat, dan
struktur permukaan kertas. Kertas Bursting Strength (Ketahananan
yang mempunyai ketahanan tarik Retak Kertas)
yang baik adalah kertas yang Ketahanan retak kertas adalah
mempunyai luas permukaan, kadar tekanan hidrostatik yang diperlukan
selulosa dan hemiselulosa yang untuk menghasilkan keretakan atau
tinggi, hal ini diperjelas dengan pecah pada kertas ketika tekanan
penelitian Vivien (2012) faktor yang dinaikkan pada kecepatan konstan.
menyebabkan ketahanan tarik kertas Pengukuran ketahanan retak kertas
dari batang sawit adalah dikarenakan diukur menggunakan alat Bursting
batang kelapa sawit merupakan Tester. Ketahanan retak kertas yang
tanaman yang memiliki serat dihasilkan dari pulp batang kelapa
panjang, karena serat panjang lebih sawit dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata nilai ketahanan retak kertas


Perlakuan Bursting strength (kPam2/g)
K1 5,3
K2 4,9
K3 4,9

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari pulp batang sawit bagian tengah


nilai ketahanan retak kertas berkisar (K2) sebesar 4,9 kPam2/g dan
antara 4,9-5,3 kPam2/g. Nilai ketahanan retak kertas yang
ketahanan retak kertas semua dihasilkan dari pulp batang kelapa
perlakuan tidak ada perbedaan atau sawit bagian ujung (K3) sebesar 4,9
dianggap sama. Nilai ketahanan retak kPam2/g. Menurut Casey (1991), ada
kertas yang dihasilkan dari pulp dua faktor yang mempengaruhi
batang kelapa sawit bagian pangkal ketahman retak yaitu panjang serat
(K1) sebesar 5,3 kPam2/g, ketahanan dan ikatan antar serat, Peningkatan
retak retak kertas yang dihasilkan panjang serat akan meningkatkan
JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 6
ketahanan retak. Pernutusan ikatan perlakuan baik pangkal, tengah dan
antar serat akan meningkatkan ujung telah memenuhi syarat mutu
ketahanan retak sampai batas ketahanan retak kertas berdasarkan
tertentu, namun apabila berlebihan SNI-14-0698-1989 yaitu2,0 kPam2/g.
justru akan menurunkan ketahanan
retak.
Hasil penelitian Nasdi (2013) Folding (Daya Lipat Kertas)
nilai ketahanan retak kertas yang Ketahanan lipat adalah angka
dihasilkan dari kayu ampupu berkisar yang menyatakan berapa kali
antara 5,4-8,1 kPam2/g dan hasil lembaran kertas dapat dilipat sampai
penelitian Rahayu (2012) nilai putus pada kondisi standar (Muchtar
ketahanan retak kertas yang et al., 2001). Pengukuran daya lipat
dihasilkan dari serat blustru berkisar kertas menggunakan Folding Tester.
antara 0,35- 0,34 kPam2/g Ketahanan Penentuan daya lipat kertas yang
retak kertas yang diperoleh dari pulp diperoleh dari pulp batang kelapa
batang kelapa sawit dari semua sawit dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata nilai daya lipat kertas


Perlakuan Folding
K1 588b
K2 566b
K3 413a
Keterangan : Nilai dengan superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
nyata setelah dianalisis DNMRT pada taraf 5%.
Tabel 5 menunjukkan bahwa memberikan ketahanan lipat yang
nilai daya lipat kertas yang tinggi demikian juga dengan serat
dihasilkan dari pulp batang kelapa yang lentur akan memberikan
sawit bagian pangkal (K1) yaitu ketahanan lipat yang tinggi. Palupi
sebesar 588. Nilai daya lipat kertas (1995) menambahkan bahwa
yang dihasilkan dari pulp batang kekuatan lipat kertas menunjukan
kelapa sawit bagian tengah (K2) yaitu struktur kertas. Penggilingan yang
sebesar 566. Nilai daya lipat kertas tidak sempurna dan formasi yang
yang dihasilkan dari pulp batang buruk menyebabkan kekuatan lipat
kelapa sawit bagian atas (K3) yaitu yang rendah. Selain itu kekuatan
sebesar 413. Hal ini menunjukkan lipat juga dipengaruhi kadar air
semakin keujung batang nilai daya kertas. Faktor yang mempengaruhi
lipat kertas semakin menurun. Daya kekuatan lipat adalah jumlah serat
lipat kertas sangat dipengaruhi oleh yang berikatan dalam lembaran
panjang serat dari pulp batang kelapa panjang serat dan kekuatan ikat antar
sawit, dimana serat yang terdapat serat. Ketahanan lipat merupakan
pada batang kelapa sawit erat indikasi kekuatan dan fleksibilitas
kaitannya dengan kandungan kertas. Ketahanan lipat dipengaruhi
selulosa pada pulp yang dihasilkan. oleh dinding sel panjang serat dan
Menurut Sitorus (1989) kekuatan ikatan antar serat. Semakin
ketahanan lipat kertas tergantung tipis dinding sel kekuatan lipat
pada panjang serat dan kelenturan semakin tinggi begitu sebaliknya
serat. Serat yang panjang akan (Rinaldi, 2004). Hasil penelitian

JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 7


Kusumadiya (2009) ketahanan lipat sinar yang dipantulkan kembali oleh
kertas yang dihasilkan dari getah suatu bahan relatif terhadap bahan
pinus berkisar antara 21-24 dan hasil standar yang dinyatakan dalam %
penelitian Allia (2001) nilai daya ISO atau oGE. Pengukuran derajat
lipat kertas yang dihasilkan dari pulp kecerahan kertas menggunakan alat
abaka berkisar antara 1359- 2886. brightness tester. Derajat kecerahan
kertas yang diperoleh dari pulp
batang kelapa sawit dapat dilihat
Brightness (Derajat Kecerahan pada Tabel 6.
Kertas)
Derajat putih atau derajat
kecerahan menyatakan banyaknya

Tabel 6. Rata-rata nilai derajat kecerahan kertas


Perlakuan Brightness (%ISO)
K1 83,81
K2 84,44
K3 86,03

Tabel 6 menunjukkan bahwa dipantulkan oleh permukaan kertas


nilai derajat kecerahan kertas (Nasdi, 2013).
berkisar antara 83,81-86,03 %ISO. Hasil penelitian Nasdi (2013)
Nilai derajat kecerahan kertas semua nilai derajat kecerahan kertas yang
perlakuan tidak ada perbedaan atau dihasilkan dari kayu ampupu berkisar
dianggap sama. Nilai derajat antara 88,95- 89,95 %. Derajat
kecerahan kertas yang dihasilkan dari kecerahan kertas yang diperoleh dari
pulp batang kelapa sawit bagian pulp batang kelapa sawit dari semua
pangkal (K1) sebesar 83,81 %ISO, perlakuan baik pangkal, tengah dan
nilai derajat kecerahan kertas yang ujung telah memenuhi syarat mutu
dihasilkan dari pulp batang sawit derajat kecerahan kertas berdasarkan
bagian tengah (K2) sebesar 84,44 SNI 7274:2008 yaitu minimal 75%
%ISO dan nilai derajat kecerahan ISO.
kertas yang dihasilkan dari pulp
batang kelapa sawit bagian ujung
(K3) sebesar 86,03 %ISO. Moisture Content (Kadar Air
Menurut Satyarini (2003) Kertas)
derajat putih atau derajat kecerahan Kadar air adalah
kertas tergantung pada kandungan perbandingan berat air yang
lignin yang terdapat dalam pulp. terkandung dalam kertas uji dengan
Derajat putih dapat dipengaruhi oleh berat kertas uji semula dalam satuan
kandungan lignin sisa di dalam persen (%). Kadar air kertas yang
lembaran pulp, semakin sedikit dihasilkan dari pulp batang kelapa
jumlah serat pada kertas maka sawit dapat dilihat pada Tabel 7.
semakin banyak cahaya yang dapat

JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 8


Tabel 7. Rata-rata nilai kadar air kertas
Perlakuan Moisture (%)
K1 7,09b
K2 6,86b
K3 6,03a
Keterangan : Nilai dengan superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
nyata setelah dianalisis DNMRT pada taraf 5

Tabel 7 menunjukkan Kadar air yang tidak seragam akibat


bahwa nilai kadar air kertas yang susunan serat yang tidak merata akan
dihasilkan dari pulp batang kelapa menyebabkan kecepatan pengeringan
sawit bagian pangkal (K1) sebesar tidak sama, sehingga menyebabkan
7,09 %, nilai kadar air kertas yang kertas bergelombang.
diperoleh dari pulp batang kelapa Hasil penelitian Pradikta
sawit bagian tengah (K2) sebesar (2013) nilai kadar air kertas yang
6,86 % dan nilai kadar air kertas dihasilkan dari selulosa tandan
yang diperoleh dari pulp batang kosong kelapa sawit dan selulosa
kelapa sawit bagian ujung (K3) mikrobial dari nata de cassava
sebesar 6,03%. Hal ini menunjukkan berkisar antara 4,04- 8,95 %. Kadar
bahwa semakin keujung batang air kertas yang diperoleh dari pulp
kelapa sawit kandungan air yang batang kelapa sawit dari semua
terdapat dalam kertas semakin perlakuan baik pangkal, tengah dan
berkurang. Hal ini dikarenakan ujung tidak memenuhi syarat mutu
selulosa sebagai bahan utama kadar air kertas berdasarkan SNI
penyusun kertas bersifat higroskopis, 7274:2008 yaitu 4,5- 6,0%.
oleh karenanya sangat sulit
mendapatkan selulosa yang benar-
benar kering. Hal ini terlihat pada Rekapitulasi Data
pengeringan pulp, hampir tidak Berdasarkan parameter yang
mungkin diperoleh pulp yang kering telah diamati, diantaranya ketahanan
100%, karena untuk menghilangan sobek kertas, ketahanan tarik kertas,
sisa air yang terkandung dalam ketahanan retak kertas, derajat
selulosa akan diiringi oleh kerusakan kecerahan kertas, dan kadar air
sebagian struktur molekul selulosa kertas. Rekapitulasi data hasil
tersebut (Nurlaily, 2015). Perubahan analisis semua perlakuan disajikan
kadar air kertas akan mempengaruhi pada Tabel 8
dimensi dan permukaan kertas.

JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 9


Tabel 8. Rekapitulasi data mutu kertas dari pulp batang kelapa sawit
Perlakuan
Parameter SNI
K1 K2 K3
2 b a
Ketahanan sobek kertas Min 5,0 mNm /g 8,6 8,0 8,0a
Ketahanan tarik kertas Min 30 Nm/g 80,0b 75,1ab 73,5a
Ketahanan retak kertas Min 2,0 kPam2/g 5,3 4,9 4,9
b b
Daya lipat kertas - 588 566 413a
Derajat kecerahan kertas Min 75% ISO 83,81 84,44 86,03
b b
Kadar air kertas 4,5- 6,0%. 7,09 6,86 6,30a
Rendemen pulp - 41,22b 41,04b 37,57a

Tabel 14 menunjukkan ketahanan tarik kertas, ketahanan


bahwa bagian batang kelapa sawit retak kertas dan derajat kecerahan
memberikan pengaruh nyata kertas telah memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI) kertas.
terhadap ketahanan sobek kertas,
2. Perlakuan terbaik berdasarkan uji
ketahanan tarik kertas, daya lipat statistik di peroleh pada perlakuan
kertas, kadar air kertas dan rendemen K1 (kertas yang dihasilkan dari
pulp dan memberikan pengaruh tidak pulp batang kelapa sawit bagian
nyata terhadap ketahanan retak kertas pangkal) dan K2 (kertas yang
dan derajat kecerahan kertas. dihasilkan dari pulp batang kelapa
Berdasarkan Tabel 14 dapat diambil sawit bagian tengah.
perlakuan terbaik yaitu perlakuan K1
Saran
(kertas yang dihasilkan dari pulp Perlu dilakukan penelitian
batang kelapa sawit bagian pangkal) lebih lanjut tentang penggunaan
dan K2 (kertas yang dihasilkan dari batang kelapa sawit yang ditanam
pulp batang kelapa sawit bagian pada tanah gambut.
tengah). Pengambilan K1 dan K2
sebagai perlakuan terbaik karena DAFTAR PUSTAKA
nilai ketahanan tarik, ketahanan Allia. 2001. Sifat pulp abaka (Musa
retak, daya lipat kertas, derajat textillis Nee.,) asal
indonesia. Skripsi Fakultas
kecerahan kertas, kadar air kertas dan Kehutanan Istitut Pertanian
rendemen pulp lebih tinggi Bogor. Bogor.
dibandingkan K3.
Casey, J. P. 1991. Pulp and Paper
Chemistry and Chemical
KESIMPULAN DAN SARAN Technology. Jhon Wiley and
Kesimpulan Son Inc. New York.
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan dapat disimpulkan Emilia T. 2001. Sifat sifat papan
bahwa: insulasi dari kertas bekas
1. Karakteristik kertas yang dan serat batang pisang.
dihasilkan dari pulp batang kelapa Skripsi Fakultas Kehutanan
sawit dari semua perlakuan pada Institut Pertanian Bogor.
analisis ketahanan sobek kertas, Bogor.
JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 10
Erwinsyah. 2008. Improvement of Teknologi Inovatif
oil palm wood properties Pascapanen.
using bioresin. Disertasi Nasdi A W. 2013. Kualitas kayu
Universitas Teknologi ampupu (Eucalyptus
Dresden. Belanda. urophylla s. T. Blake)
FAO (Food and Agricultural berbagai umur tanam
Organization) of the United sebagai bahan baku pulp
Nations. 2011. State of the dan kertas. Skripsi Fakultas
World’s Forests 2011. Food Kehutanan Institut Pertanian
and Agriculture Organization Bogor. Bogor.
of United Nations. Roma. Nurlaily A. 2015. Penggunaan
Hamzah F. 2015. Struktur dan batang jagung dan limbah
beberapa sifat batang Nata De Coco sebagai
kelapa sawit sebagai bahan substitusi serat kayu dalam
baku pulp dan kertas. pembuatan kertas. Skripsi
Lembaga Penelitian dan Fakultas Teknologi Pertanian
Pengabdian Kepada Institut Pertanian Bogor.
Masyarakat. Pekanbaru. Bogor.
Kusumadiya, P. 2009. Pembuatan Nuryawan, A., Dalimunthe A. dan
darih rosin maleat secara Saragih. R. N. 2012. Sifat
Langsung dari getah pinus fisik dan kimia ikatan
dan aplikasinya pada pembuluh pada batang
kertas. Skripsi Fakultas kelapa sawit (Physical and
Kehutanan Institut Pertanian chemical properties of oil
Bogor. Bogor. palm trunk vascular
bundles). Indonesian Journal
Monica E, Gellerstedt G, Henriksson of Forestry volume 1 (2): 34-
G. 2009. Pulp and paper 40.
chemistry and technology
Vol 4 paper product physic Palupi N S. 1995. Pengaruh proses
& technology. Berlin (DE): pelapisan (Pigment coating)
Walter de Gruyter GmbH & dan komposisi serat kayu
Co. terhadap mutu kertas
glasin. Skripsi Fakultas
Muchtar E et al. 2001. Pedoman Teknologi Pertanian Institut
Pengujian Kertas dan Pertanian Bogor. Bogor.
Tinta. Jakarta: Bagian
Pradikta, G.I. 2013. Penggunaan
Proyek Pendidikan Tenaga selulosa tadan kosong
Teknis Grafika (Depdiknas) kelapa sawit dan selulosa
Mulyana, Agus, Sutedja , dan mikrobial dari nata de
Andoyo. 2007. Efisiensi casava sebagai pensubtitusi
proses pemutihan pulp selulosa kayu dalam
kraft rdh (rapid pembuatan kertas. Skripsi
displacement heating) Fakultas Teknologi Pertanian
dengan metode ECF Institut Pertanian Bogor.
(Elementally Chlorine Free). Bogor.
Prosiding Seminar Nasional

JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 11


Purnawan dan Parwati. 2014. Skripsi Fakultas Teknologi
Pembuatan pulp dari serat Pertanian Institut Pertanian
aren (Arenga pinnata) Bogor. Bogor
dengan proses nitrat soda. Sutiya B., I.T. Wiwin, dan R. Adi.
Prosiding Seminar Nasional 2012. Kandungan kimia
Aplikasi Sains & Teknologi dan sifat serat alang-alang
(SNAST), Yogyakarta. (Imperata cylindrica)
Rahayu, Y. 2012. Serat blustru sebagai gambaran bahan
sebagai bahan baku baku pulp dan kertas.
dissolving pulp dan kertas. Bioscientiae, volume 9(1): 8-
Skripsi Fakultas Kehutanan 19
Institut Pertanian Bogor. Vivien A. 2012. Pembuatan dan
Bogor. karakterisasi kertas dari
Rinaldi. 2004. Pengaruh etanol daun nanas dan eceng
dalam pembuatan pulp gondok. Skripsi Fakultas
soda dari kulit waru laut. Matematika da Ilmu
Skripsi Fakultas Kehutanan Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumatera Utara.
Bogor. Medan.
Wardoyo, A. 2001. Pengaruh
Satyarini K. 2003. Sifat sifat sulfat
pemakaian bahan kimia
kayu dadap (Erythrina
dalam pelunakan serpih
variegata Linn.,). Skripsi
terhadap sifat pulp
Fakutas Kehutanan Institut
semikimia Acacia mangium
Pertanian Bogor. Bogor.
Willd. Skripsi Fakultas
Sitorus C. 1989. Pengaruh daur Teknologi Pertanian Institut
ulang kertas terhadap sifat Pertanian Bogor. Bogor.
fisik kertas yang dihasilkan.

JOM Faperta UR Vol 3 No 2 Oktober 2016 12

You might also like