You are on page 1of 8

Indonesian

Indonesian Journal
Journal of of Physics
Physics and and its
its Applications, 1(1) Applications
2021, pages: 14-21
Journal homepage: http://ojs.uho.ac.id/index.php/IJPiA/index

Effect of Variation in the Percentage of Durian Skin Charcoal on the


Calorific Value and Burning Rate of Briquettes
(Efek Variasi Persentase Arang Kulit Durian Terhadap Nilai Kalor Dan Laju
Pembakaran Briket)
Fitriani 1)*, Muhammad Anas 1), Erniwati 1)
1)*Jurusan Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Halu Oleo, Indonesia
*)Corresponding author: ani202421@gmail.com

Info Artikel ABSTRACK


Sejarah Artikel: This research is motivated by the potential for durian skin waste in the city
Diterima : 16 Maret 2021 of Kendari and its character is difficult to decompose so that it has the
Disetujui : 21 Maret 2021 potential to become one of the biological wastes that can cause
Dipublikasikan: 21 Maret 2021 environmental pollution it is necessary to make furher efforts to treat
Keywords: organic waste and overcome energy problems in the communiti. This study
Charcoal, Briquettes,
aims to determine the effect of variations in the percentage of durian skin
Percentage of Durian Skin
Charcoal, Calorific Value,
charcoal on the heating value and burning rate of briquettes. This research
and Burning Rate process was carried out by carbonating the durian skin at a temperature of
450 for 2 hours. Then proceed milling and sieving with a sieve size of 80
mesh. Variations in the percentage of durian skin charcoal used were 80%,
85%, 90%, and 95% and the percentage of adhesive materials was 20%,
15%, 10%, and 5% of the total weight of durian skin charcoal powder and
adhesive. Furthermore, mixing durian skin charcoal powder with adhesive
using tapioca adhesive. Printing and pressing of briquettes with a pressure
of 100 kg / cm. Drying of briquettes is carried out under the sun for 3 days.
Furthermore, testing the calorific value and combustion rate. From the
results of the study it was concluded that the calorific value and burning
rate increased along with the increase in the percentage of durian skin
charcoal. The heighest calorific value meets the Indonesian National
Standard, which is 5.411 cal/gr. For the highest briquette combustion rate
value of 0,0055 gr/s.

How to Cite (APA): Fitriani., Muhammad Anas & Erniwati (2021). Effect of Variation in the Percentage of
Durian Skin Charcoal on the Calorific Value and Burning Rate of Briquettes. Indonesian Journal of Physics AndIts
Application. 1(1), 14-21.

PENDAHULUAN
Energi tidak lepas dari kehidupan tersebut bisa diperoleh dari energi biomassa
manusia, pertambahan jumlah penduduk, (Setiawan dkk, 2012).
peningkatan pola hidup manusia dan Biomassa adalah sumber energi yang
semakin banyaknya industri yang berasal dari tanaman, tumbuhan atau
berkembang mengakibatkan permintaan bagian-bagiannya seperti bunga, biji, buah,
akan kebutuhan energi terus meningkat, ranting, batang dan akar, termasuk oleh
sedangkan ketersediaan cadangan energi tanaman yang dihasilkan oleh kegiatan
semakin menipis. Hal ini berdampak pada pertanian, perkebunan dan hutan. Bahan
meningkatnya harga jual bahan bakar penyusun organik dari biomassa adalah
minyak dunia khususnya minyak tanah di selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang bisa
Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan didapatkan dari bagian-bagian tumbuhan
bahan bakar alternatif yang murah dan (Andika dkk, 2015).
ramah lingkungan sebagai pengganti Durian merupakan salah satu dari
minyak tanah. Bahan bakar alternatif sekian banyak bahan baku dari biomassa
yang berasal dari hasil pertanian. Pada saat
14
Indonesian Journal of Physics and its Applications, 1(1) 2021, pages: 14-21

berbuah, setiap pohon durian menghasilkan tentunya akan membuat pemandangan yang
buah yang sangat banyak, bisa mencapai 300 tidak sedap untuk mata. Hal ini bisa
buah (Sanjaya, 2015). Durian selain menyebabkan pencemaran lingkungan dan
menghasilkan buah yang bisa dinikmati isi menurunkan nilai estetika (keindahan) kota
daging buahnya, durian juga menghasilkan (Prabowo, 2009).
limbah berupa kulit (Lestari, 2016). Kulit Salah satu parameter kualitas bahan
buah yang keras dan tebal yang mencapai bakar biomassa adalah nilai kalor dan laju
seperempat bagian dari buahnya tersebut pembakaran yang dihasilkan pada proses
merupakan bagian yang dibuang begitu saja pembakaran. Bahan bakar yang baik adalah
sampai akhirnya membusuk. Apabila dilihat bahan bakar yang memiliki nilai kalor dan
dari karakteristik bentuk dan sifat-sifat laju pembakaran yang tinggi. Lestari (2016)
kulitnya, sebenarnya dapat membuat briket dari kulit durian
dimanfaatkan sebagai bahan bakar menggunakan perekat kulit singkong dan
berupa briket. Briket adalah bahan bakar lem kayu. Hasil penelitian pada kedua
padat yang dapat digunakan sebagai perekat tersebut diperoleh nilai kalor yang
paling tinggi pada komposisi arang 95% dan
sumber energi alternatif yang
yaitu sebesar 6.712,54 cal/gr dan 6.480,04
mempunyai bentuk tertentu (Prabowo,
cal/gr. Laju pembakaran yang paling tinggi
2009). pada kedua perekat tersebut juga diperoleh
Menurut Prabowo (2009), kulit durian pada komposisi arang 95% yaitu sebesar
dapat dimanfaatkan sebagai briket karena 12,59 gr/menit dan 13,6 gr/menit. Masthura
mengandung selulosa 50-60%. Kulit durian (2019) membuat briket dari bahan pelepah
memiliki sel serabut dengan dimensi yang pisang dengan nilai kalor dan laju
panjang serta dinding serabut yang tebal pembakaran tertinggi yang diperoleh pada
sehingga mampu berikatan dengan baik persentase 60% arang pelepah pisang yaitu
apabila diberi perekat. Rosmawati (2016), sebesar 3.494,5 cal/gr dan 0,0698 gr/s. Arifin
menyatakan bahwa limbah kulit durian (2016), nilai kalor tertinggi pada briket arang
dapat dikonversikan menjadi produk yang alang-alang yang memiliki komposisi 60%
mempunyai nilai ekonomis yakni berupa yaitu sebesar 5.862,19 cal/gr. Laju
biobriket kulit durian. Konversi kulit durian pembakaran tertinggi yaitu sebesar 1,370
menjadi briket akan meningkatkan nilai gr/menit. Berdasarkan hasil penelitian
ekonomis bahan tersebut, serta mengurangi Kurniawan dkk (2019), briket dari
pencemaran lingkungan (Lusia, 2008). tempurung kelapa dengan nilai kalor
Sebagian besar masyarakat buah durian tertinggi diperoleh pada persentase 85%
hanya dimanfaatkan dagingnya saja sekitar arang tempurung kelapa yaitu sebesar
20-35% dan biji 5-15% dari seluruh bagian 6.314,46 cal/gr.
durian. Sementara sisanya sekitar 65-75% Berdasarkan hasil penelitian-penelitian
terbuang sebagai limbah (Untung, 2007). terdahulu dengan melihat adanya potensi
Selama ini masyarakat yang tinggal di kulit durian dikota Kendari yang sangat
perkotaan terutama di Kota Kendari pada banyak serta karakternya yang sukar terurai
saat musim buah durian hanya sehingga berpotensi menjadi salah satu
mengonsumsi daging buahnya saja. limbah hayati yang dapat menyebabkan
Sedangkan bagian kulit durian tersebut pencemaran lingkungan maka perlu
hanya menghiasi lingkungan sebagai dilakukan upaya-upaya lebih lanjut untuk
setumpuk sampah. Bagian kulit durian mengolah limbah organik dan mengatasi
tersebut banyak terdapat ditempat persoalan energi di masyarakat. Penelitian
pembuangan sampah dipasar buah dan sebelumnya juga menggunakan kulit durian
disekitaran jembatan Triping Kendari. namun perekat yang digunakan adalah kulit
Tumpukkan kulit durian tersebut bisa singkong dan lem kayu sedangkan dalam
menghasilkan bau busuk yang penelitian ini menggunakan perekat tepung
mendatangkan lalat dan nyamuk yang tapioka. Selain itu, sebagian variasi
15
Indonesian Journal of Physics and its Applications, 1(1) 2021, pages: 14-21

persentase arang dalam penelitian mesh. Tahap keempat, proses pencampuran


sebelumnya juga belum memenuhi standar arang kulit durian dengan perekat tepung
nilai kalor. Persentase arang kulit durian tapioka dengan massa keseluruhan 20 gr
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu masing-masing sampel. Persentase arang
80%, 85%, 90%, dan 95%. Sehingga kulit durian yang digunakan untuk masing-
berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, masing sampel yaitu 80%, 85%, 90%, dan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian 95%. Sedangkan persentase perekat tepung
dengan judul “Efek Variasi Persentase tapioka untuk masing-masing sampel terdiri
Arang Kulit Durian Terhadap Nilai Kalor yaitu 20%, 15%, 10%, dan 5%. Tahap kelima,
dan Laju Pembakaran Briket”. Hasil proses pengompaksian briket dengan
penelitian ini diharapkan dapat tekanan 100 kg/cm 2 . Tahap terakhir, yaitu
berkontribusi pada upaya mengurangi mengeringkan briket dibawah sinar
ketergantungan pada energi fosil serta matahari selama 3 hari. Setelah itu,
mengurangi pencemaran lingkungan. penentuan nilai kalor menggunakan Bomb
Calorimeter dilakukan di Laboratorium Nano
METODE Sains dan Nano Teknologi FMIPA
Penelitian ini termasuk jenis penelitian Universitas Halu Oleo Kendari. Penentuan
kuantitatif dengan metode eksperimen. laju pembakaran menggunakan Stopwatch
Penelitian eksperimen adalah penelitian dan neraca digital yaitu dengan menimbang
yang bertujuan untuk mengetahui massa setiap sampel sebelum dibakar
hubungan sebab akibat. Dalam penelitian ini kemudian merendam briket dalam minyak
ditunjukkan bagaimana efek variasi tanah  2 menit lalu dibakar sampai
persentase arang kulit terhadap nilai kalor menjadi abu. Terakhir menghitung laju
dan laju pembakaran briket. Proses pembakaran briket.
pembuatan briket dilakukan dengan
beberapa tahap. Tahap pertama, yaitu kulit HASIL DAN PEMBAHASAN
durian dipotong dengan ukuran  2 cm  4 1. Efek Variasi Persentase Arang Kulit
cm lalu dibersihkan. Tahap kedua, kulit Durian Terhadap Nilai Kalor
durian karbonasi pada kulit durian dengan Efek variasi persentase arang kulit durian
temperatur 450  C selama 2 jam. Tahap terhadap nilai kalor ditunjukkan pada
ketiga, penghalusan arang kulit durian Gambar 1.1.
menggunakan ayakan dengan ukuran 80

Gambar 1.1 Nilai Kalor Terhadap Beberapa Persentase Arang Kulit Durian

Nilai kalor merupakan ukuran panas Berdasarkan hasil pengujian nilai kalor
atau energi panas yang di hasilkan dari briket arang kulit durian diperoleh diatas
suatu bahan bakar. Nilai kalor dapat nilai Standar Nasional Indonesia (SNI)
menentukan kualitas briket arang. Semakin no.1/6235/2000 (Triono, 2006). Nilai kalor
tinggi nilai kalor briket arang maka yang tertinggi pada persentase 95% arang
semakin tinggi pula kualitas briket arang kulit durian yaitu sebesar 5.109 cal/gr.
yang dihasilkan (Rahmanto, 2020). Tingginya nilai kalor yang diperoleh
16
Indonesian Journal of Physics and its Applications, 1(1) 2021, pages: 14-21

dipengaruhi oleh kadar karbon, kadar abu lebih tinggi dibandingkan kadar abu dari
dan kadar air yang ada dalam briket, serta kulit durian. Sehingga hal ini dapat
komposisi kimia kulit durian yaitu selulosa. mempengaruhi nilai kalor yang diperoleh.
Berdasarkan data yang diperoleh Rahmanto (2020), menyatakan bahwa
menunjukkan bahwa banyaknya persentase semakin banyak penambahan perekat pada
arang kulit durian dan sedikitnya briket maka akan semakin tinggi abu yang
persentase perekat yang digunakan yang dihasilkan. Kadar abu yang tinggi
menyebabkan nilai kalor yang dihasilkan dapat menurunkan kualitas suatu briket
semakin tinggi. Hal ini terjadi karena kadar karena dapat menurunkan nilai kalor.
karbon yang terkandung dalam briket Menurut Meyer (2000), keberadaan abu
semakin meningkat pula, sebab setiap pada briket sangat tidak diinginkan karena
unsur karbon yang teroksidasi saat dapat menurunkan nilai kalor pembakaran
berlangsungnya proses pembakaran akan karena abu tidak memiliki unsur karbon
menghasilkan panas (kalor) sehingga dan nilai kalor lagi. Sehingga kadar abu
berpengaruh terhadap peningkatan nilai dalam pembuatan briket arang diharapkan
kalor. Selain itu, kandungan selulosa dalam serendah mungkin supaya nilai kalor briket
kulit durian juga mempengaruhi besarnya arang tinggi.
kadar karbon terikat dalam briket yaitu Kadar air dalam briket juga
sekitar 50-60%. Semakin besar kandungan mempengaruhi nilai kalor, sebab semakin
selulosa menyebabkan kadar karbon terikat rendah kadar air semakin tinggi nilai
semakin besar pula. Hal ini disebabkan kalornya. Meningkatnya persentase arang
karena komponen penyusun selulosa kulit durian maka semakin tinggi pula nilai
adalah karbon. Semakin besar kandungan kalor yang diperoleh. Hal ini terjadi karena
karbon terikat pada kulit durian maka jumlah arang kulit durian lebih banyak
semakin tinggi pula nilai kalornya. Secara dibandingkan perekat yang digunakan
teori, dinyatakan bahwa kadar karbon sehingga kadar air dalam briket juga
tinggi akan mempunyai nilai kalor yang menurun. Dimana arang mudah menyerap
tinggi. Junary dkk (2015), mengemukakan molekul air ( H 2 O ) yang sangat besar dari
bahwa nilai kalor berbanding lurus dengan udara disekelilingnya sehingga kadar air
kadar karbon terikat, semakin besar kadar semakin berkurang (Berlianto, 2018).
karbon terikat maka nilai kalor akan Kemampuan arang kulit durian menyerap
semakin tinggi dan sebaliknya. air dipengaruhi oleh kadar karbon terikat
Ristianingsih dkk (2015) juga menyatakan yang terdapat pada briket. Briket dengan
bahwa arang yang baik adalah arang yang kadar air rendah menyebabkan nilai kalor
memiliki kadar karbon terikat yang tinggi yang dihasilkan tinggi, karena panas yang
karena pada proses pembakaran dihasilkan dalam proses pembakaran tidak
membutuhkan karbon yang berekasi terlalu banyak untuk menguapkan air yang
dengan oksigen untuk menghasilkan nilai terkandung pada bahan sehingga
kalor. pembakaran maksimal dan nilai kalor yang
Briket dengan kadar abu yang rendah dihasilkan tinggi. Briket dengan kadar air
menyebabkan nilai kalor yang diperoleh yang tinggi menghasilkan nilai kalor yang
semakin tinggi. Hal ini terjadi karena rendah, karena panas yang dihasilkan
meningkatnya persentase arang kulit dalam proses pembakaran masih
durian yang digunakan sehingga semakin digunakan untuk menguapkan air yang
rendah pula abu yang diperoleh. Abu yang terkandung dalam briker tersebut sehingga
diperoleh semakin rendah karena pembakaran tidak maksimal dan nilai kalor
persentase perekat yang digunakan juga yang dihasilkan rendah (Silitonga, 2020).
sedikit. Sebaliknya apabila semakin banyak Kadar air dalam briket berasal dari
persentase perekat yang digunakan maka penambahan perekat yang semakin
semakin tinggi pula kadar abu yang tinggi dan berkurangnya persentase arang
diperoleh. Dimana kadar abu pada perekat
17
Indonesian Journal of Physics and its Applications, 1(1) 2021, pages: 14-21

kulit durian sehingga menyebabkan air sehingga nilai kalor yang dihasilkan akan
yang terkandung dalam perekat akan semakin rendah. Hasil tersebut sesuai
masuk dan terikat dalam pori arang kulit dengan penelitian sebelumnya oleh Amin
durian. Selain itu, penambahan perekat dkk (2020), yang menyatakan bahwa
yang semakin tinggi akan menyebabkan semakin tinggi kadar perekat pada
briket mempunyai kerapatan yang pembuatan briket menyebabkan nilai kalor
semakin tinggi pula sehingga pori-pori yang dihasilkan mengalami penurunan.
briket semakin kecil dan pada saat Kadar air dapat dinyatakan berbanding
dikeringkan air yang terperangkap di lurus terhadap penambahan perekat pada
dalam pori briket sukar menguap pembuatan briket, semakin tinggi kadar
(Ramadiah, 2016). Hal ini sependapat perekat maka semakin tinggi pula kadar air
dengan Muhammd Faizal dkk, (2014) yang yang dihasilkan (Rahmanto, 2020).
menyatakan bahwa semakin banyak jumlah 2. Efek Variasi Persentase Arang Kulit
perekat yang dicampurkan dengan arang Durian Terhadap Laju Pembakaran
menunjukan nilai kalor yang semakin Efek variasi persentase arang kulit
rendah. Jumlah perekat yang banyak durian terhadap laju pembakaran
menyebabkan kadar air bisa meningkat ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Laju Pembakaran Terhadap Beberapa Persentase Arang Kulit Durian

Laju pembakaran merupakan suatu (1989), laju pembakaran briket dipengaruhi


indikator kecepatan suatu bahan bakar oleh kerapatan briket rendah. Briket yang
padat terbakar dan dinyatakan dengan terlalu padat akan sulit terbakar, sedangkan
massa yang hilang tiap detik saat briket yang kurang padat dapat
berlangsungnya pembakaran (Harlan dkk, mengakibatkan terurainya briket pada saat
2020). Data yang diperoleh menunjukkan pembakaran sehingga menimbulkan kesan
bahwa nilai laju pembakaran meningkat tidak bersih meskipun laju pembakarannya
dipengaruhi dengan bertambahnya cepat. Penambahan persentase arang kulit
persentase arang kulit durian yang durian dan berkurangnya persentase
digunakan. perekat akan mengurangi ikatan antara
Berdasarkan data yang diperoleh laju partikel penyusun briket, sehingga
pembakaran tertinggi pada persentase 95% memperbesar porositas briket. Sedangkan
arang kulit durian yaitu sebesar 0,0055 gr/s. untuk mempertahankan nyala api saat
Berdasarkan hasil pengukuran laju pembakaran dibutuhkan oksigen yang
pembakaran yang dilakukan semakin cukup. Banyaknya pori-pori pada briket
banyak persentase arang kulit durian dan akan memberi ruang lebih untuk jalan
sedikitnya persentase perekat yang masuknya oksigen, sehingga laju
digunakan maka laju pembakaran briket pembakarannya semakin meningkat.
semakin tinggi. Semakin bertambahnya Sebaliknya ikatan antar partikel yang
arang kulit durian menyebabkan kerapatan semakin kuat seiring berkurangnya
briket juga rendah. Menurut Kamarudin persentase arang kulit durian dan

18
Indonesian Journal of Physics and its Applications, 1(1) 2021, pages: 14-21

bertambahnya persentase perekat yang pembakaran dipengaruhi oleh struktur


digunakan briket akan lebih padat sehingga bahan, tingkat kekerasan bahan, serta
mengurangi porositas briket. Hal ini bisa tingginya nilai kalor. Berdasarkan hasil
menurunkan laju pembakaran briket. penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor
Meningkatnya persentase arang kulit meningkat seiring bertambahnya persentase
durian dan sedikitnya penggunaan perekat arang kulit durian dan begitu pula hasil
menyebabkan kerapatan briket rendah. yang diperoleh pada laju pembakaran.
Semakin rendah nilai kerapatan briket maka Semakin tinggi nilai kalor briket maka
semakin cepat waktu pembakaran yang semakin tinggi pula nilai laju pembakaran
diperoleh. Hal ini disebabkan karena aliran pada briket.
udara mudah masuk kedalam briket
KESIMPULAN
sehingga mempercepat saat pembakaran.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Rahmanto (2020), menyatakan bahwa briket
disimpulkan bahwa nilai kalor briket
dengan laju pembakaran tinggi disebabkan
meningkat seiring dengan bertambahnya
oleh nilai kerapatan yang rendah dan
persentase arang kulit durian. Nilai kalor
beronga-ronga, sehingga dapat dinyatakan
tertinggi memenuhi Standar Nasional
bahwa semakin rendah nilai kerapatan pada
Indonesia yaitu sebesar 5.411 cal/gr. Nilai
suatu briket maka laju pembakarannya akan
laju pembakaran semakin meningkat
semakin tinggi.
dengan bertambahnya persentase arang
Berdasarkan hasil pengukuran laju
kulit durian dengan nilai tertinggi yaitu
pembakaran yang diperoleh berkurangnya
sebesar 0,0055 gr/s.
persentase arang kulit durian dan
bertambahnya jumlah perekat yang SARAN
digunakan menyebabkan rendahnya nilai Saran yang dapat disampaikan oleh
laju pembakaran. Hal ini juga meningkatkan penulis dari hasil penelitian ini adalah perlu
kerapatan dan kadar abu briket tersebut. diadakannya penelitian lebih lanjut dengan
Didukung oleh penelitian terdahulu menambah variasi tekanan, dan ukuran
dilakukan oleh Riseanggara (2008), yang partikel, serta mengukur kadar abu, kadar
menyatakan bahwa rendahnya laju air, kadar zat volatile metter, kerapatan, dan
pembakaran diakibatkan karena tingginya kadar karbon terikat briket agar dapat
kadar perekat yang disebabkan oleh diketahui pengaruhnya terhadap nilai kalor
kandungan bahan organik yang ada pada dan laju pembakaran.
perekat itu sendiri yang menyebabkan
DAFTAR PUSTAKA
briket menjadi padat, sehingga menyulitkan
Amin, Z., & Pranomo, Sunyoto. (2017).
proses pembakaran. Harlan (2020) juga
Pengaruh Variasi Jumlah Perekat
menyatakan bahwa laju pembakaran briket
Tepung Tapioka Terhadap
sangat dipengaruhi oleh kerapatan dan
Karakteristik Briket Arang
kadar abu briket, semakin tinggi nilai
Tempurung Kelapa. Jurnal Sains dan
kerapatan dan abu briket maka semakin
Teknologi. Semarang. Universitas
lama waktu pembakaran yang dihasilkan.
Negeri Semarang. 15( 2).
Hal ini disebabkan karena meningkatnya
Andika, M., Bhakti, D. P., Sari, E., &
kerapatan briket sehingga aliran udara
Rahman, D., E (2015). Pembuatan
briket kedalam pembakaran menurun dan
Briket Kulit Durian dengan Variasi
memperlambat saat pembakaran. Penelitian
Campuran Biomassa (Arang
sebelumnya yang dilakukan oleh Sudding
Cangkang Sawit) dan Variasi Perekat.
(2015), yang menyatakan bahwa semakin
Padang : Universitas Bung Hatta. 5( 4).
tinggi kadar perekat menyebabkan susunan
Arifin, N., & Noor, R. (2016). Pengaruh
partikel semakin rapat, sehingga waktu
Komposisi Campuran Briket Arang
pembakaran semakin lama. Secara teoritis
Alang-Alang (Imperata Cylindrical)
Jamilatun (2008) mengatakan bahwa laju
untuk Meningkatkan Nilai Kalor.
19
Indonesian Journal of Physics and its Applications, 1(1) 2021, pages: 14-21

Jurnal Teknik Lingkungan. Universitas Universitas Islam Negeri Sumatera


Lambung Mangkurat. 2( 2). Utara. 5 ( 1).
Berlianto. O. (2018). Uji Efektivitas Arang Meyer. M., & Keeping, M. (2000). Revief Of
Kayu Sebagai Media Penyerap Research Into The Role Of Silicon For
Kelembaman (RH) pada Wadah Surgance Production. Proc. S Afrsug
Simpan Benih Padi (Oryza Sativa L). Technol. 74.
Lmpung: Universitas Lampung. Prabowo, R. (2009). Pemanfaatan Limbah
Faizal, M., Andynapratiwi, I., & Destriana, Kulit Buah Durian Sebagai Produk
P.P. (2014). Pengaruh Komposisi Briket di Wilayah Kecamatan Gunung
Arang dan Perekat Terhadap Pati Kabupaten Semarang. Jurnal
Kualitas Biobriket dari Kayu Karet. Mediagro Ilmu-Ilmu Pertanian.
Jurnal Teknik Kimia. Palembang: Semarang: Universitas Wahid Hasyim
Universitas Sriwijaya. Semarang. 5 (1), 52-57.
Rahmanto, E. D., Fitroni, H, E., & Rudiyanto,
Harlan., Kadir Abd., & Imran, I. A.
B. (2020). Pemanfaatan Daun Biduri
(2020). Pengaruh Kompaksi (Calotropis Gigantea) Sebagai Perekat
Terhadap Karakteristik Briket Kulit Pembuatan Briket Serbuk Gergaji
Buah Kakao dan Kulit Buah Jambu Kayu Bayur (Pterospermum
Mete. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Javanicum). Jurnal Rona Teknik
Teknik Mesin. Kendari: Universitas Pertanian. Jember: Politeknik Negeri
Halu Oleo. 5 (1), 9-14. Jember. 13 (1).
Jamilatun, S. (2008). Sifat-Sifat Penyalaan Ramadiah. (2016). Uji Kualitas Briket dari
dan Pembakaran Briket Biomassa, Limbah Kelapa Sawit. Skripsi.
Batu Bara dan Aramg Kayu. Jurnal Dipublikasihkan. Makassar: UIN
Rekayasa Proses. Yogyakarta : Makassar.
Universitas Ahmad Dahlan. 2 (2). Ristianingsih, Y., Ulfa, A. K. S., & Rahmi S.
Junary, E., Pane. P. J., Herlina, N. (2015). (2015). Pengaruh Suhu dan
Pengaruh Suhu Dan Waktu Karbonasi Konsentrasi Perekat terhadap
Terhadap Nilai Kalor Dan Karakteristik Briket Bioarang
Karakteristik Pada Pembuatan Biorang Berbahan Baku Tandan Kosong
Berbahan Baku Pelepah Aren. Jurnal Kelapa Sawit dengan Proses Pirolisis.
Teknik Kimia. Medan : Universitas Jurnal Konversi. 4 ( 2).
Sumatera Utara. 4, (2). Rosmawati. (2016). Pemanfaatan Limbah
Kurniawan, W., E., Rahman R., & Pemuda Kulit Durian Sebagai Bahan Baku
K. R. (2019). Studi Karakteristik Briket Briket dan Pestisida Nabati. Jurnal
Tempurung Kelapa dengan Berbagai Biology Science & Education. Ambon:
Jenis Perekat Briket. Jurnal Buletin IAIN Ambon. 5 ( 2), 159-170.
Loupe. Samarinda: Politeknik Pertanian Sanjaya. (2015). Pemanfaatan Kulit Buah
Negeri Samarinda. 15 ( 1), 1411-8548. Durian Sebagai Stimulant Penyalaan
Lestari, I., & Harahap, B. M. (2016). Briket Batubara. Jurnal Ilmu Teknol.
Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Palembang: Universitas Sriwijaya. 13
Sebagai Briket Terhadap Nilai Kalor (1), 80-87.
dan Lama Waktu Pembakaran. Jurnal Setiawan A,. Andrio O,. & Coniwanti P.
Eisntein. Medan : Universitas Negeri (2012). Pengaruh Komposisi
Medan. 1 ( 1), 32-38. Pembuatan Biobriket dari Campuran
Masthura. (2019). Analisis Fisis dan Laju Kulit Kacang dan Serbuk Gergaji
Pembakaran Briket Bioarang dari Terhadap Nilai Pembakaran. Jurnal
Bahan Pelepah Pisang. Journal of Teknik Kimia. Palembang : Universitas
Islamic Science and Technology. Medan: Sriwijaya. 18 ( 2), 9-16.

20
Indonesian Journal of Physics and its Applications, 1(1) 2021, pages: 14-21

Sudding., Jamaluddin. (2015). Pengaruh Triono, A. (2006). Karakteristik Briket Arang


Jumlah Perekat Kanji Terhadap Lama dari Campuran Serbuk Gergajian
Briket Terbakar Menjadi Abu. Jurnal Kayu Afrika dan Sengon dengan
Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia. 16 Penambahan Tempurung Kelapa.
(1). Bogor : Department Hasil Hutan
Silintonga, S. S.,& Ibrahim, H. (2020). Buku Institut Pertanian Bogor.
Ajar Energi Baru dan Terbarukan.
Sleman: Depublish.

21

You might also like