Professional Documents
Culture Documents
Linda Ratna Wati, SST, M.Kes.1, dr. Maya Devi Arifiandi, Sp.OG2, Imro’atul Mufidah3
ABSTRACT
Menstruation in women is an important event that marks that the reproductive system has
matured. During the menstrual cycle, most women will usually have some physical discomfort
in a few days before menstruation phase which are called premenstrual syndrome. Some
factors that can be the cause of premenstrual syndrome are hormonal factors, lifestyle factors,
stress factors, social factors and others. The purpose of this study was to determine the
relationship between physical activity level and stress level with premenstrual syndrome
incidence in female students of Midwifery Study Program of Medical Faculty of Brawijaya
University Malang. This study used a prospective cohort study design. Subjects in this study
were 18-21 year old female students and the first year students as many as 44 people. The
sample in this research using non probability technique with method of purposive sampling.
Result of this research, there is a significant correlation between physical activity with
premenstrual syndrome (p <0,05) but has a positive correlation (r = 0,350) which means that
if the level of physical activity level increased, then the level of premenstrual syndrome will
increase and there is a significant correlation between stress levels and premenstrual
syndrome (p <0.05 and r = 0.380). It shows that if the level of stress increased, then the level
of premenstrual syndrome will also increase.
ABSTRAK
Menstruasi pada perempuan merupakan peristiwa penting yang menjadi penanda bahwa
sistem reproduksinya telah matang. Selama siklus menstruasi, sebagian besar perempuan
biasanya akan mengalami ketidaknyamanan beberapa hari sebelum fase menstruasi yang
disebut premenstrual syndrome. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya
premenstrual syndrome adalah faktor hormonal, faktor gaya hidup, faktor stress, faktor sosial
dan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas
fisik dan tingkat stress dengan kejadian premenstrual syndrome pada mahasiswi Program
Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian prospektif kohort. Subyek dalam penelitian ini adalah
mahasiswi berusia 18-21 tahun dan merupakan mahasiswi tahun pertama sebanyak 44 orang.
Pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability samping
dengan metode pusposive sampling. hasil dari penelitian ini, terdapat hubungan yang
signifikan antara aktivitas fisik dengan premenstrual syndrome (p<0,05) namun memiliki
hubungan yang positif (r=0,350) yang artinya semakin tinggi tingkat aktivitas fisik, maka
semakin tinggi pula tingkat gejala premenstrual syndrome dan terdapat hubungan antara
tingkat stress dengan premenstrual syndrome (p<0,05 dan r=0,380). hal tersebut
menunjukkan semakin tinggi tingkat stress maka semakin tinggi pula tingkat gejala
premenstrual syndrome.
Pada tabel 5, hasil uji analisis tingkat aktivitas fisik dengan kejadian
bivariat tingkat aktivitas fisik dengan premenstrual syndrome pada
kejadian premenstrual syndrome mahasiswi Program Studi S1 Kebidanan
menggunakan uji chi-square ditetapkan Fakultas Kedokteran Universitas
hasil p value 0,001 dimana hasil dapat Brawijaya Malang. Namun, hubungan
dikatakan signifikan atau memiliki diantara tingkat aktivitas fisik dan
hubungan apabila 𝜒 2 hitung > 𝜒 2 tabel. kejadian premenstrual syndrome adalah
Berdasarkan hasil yang diperoleh positif dengan r = 0,350 , dimana
tersebut dapat dikatakan bahwa H0 semakin tinggi tingkat aktivitas fisik
ditolak dan H1 diterima dengan maka semakin tinggi tingkat gejala
pengertian terdapat hubungan antara premenstrual syndrome yang dialami.
Tabel 6. Tabulasi Silang Tingkat Stress dan Premenstrual Syndrome
Premenstrual Syndrome
Total
Stress Ringan Sedang Berat
f % f % f % f %
Normal 3 6,8 7 15,9 0 0 10 22,7
Ringan 4 9,1 3 6,8 0 0 7 15,9
Sedang 1 2,3 14 31,8 0 0 15 34,1
Berat 1 2,3 9 20,5 2 4,5 12 27,3
Total 9 20,5 33 75 2 4,5 44 100
Chi square = 14,311 ; p value = 0,026
𝜒 2 hitung = 14,311 ; 𝜒 2 tabel = 7,81
𝜒 2 hitung > 𝜒 2 tabel , sehingga H0 ditolak dan H1 diterima
Koefisien korelasi (r) = 0,380
(Sumber Data Primer, 2017)