You are on page 1of 18

Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi

2010, Vol. III, No.1: 59 - 76

STUDI KORELASI WPT ( WONDERLIC PERSONNEL TEST ) DAN


IST ( INTELLIGENZ STRUCTUR TEST )

Sulisworo Kusdiyati
Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 Telp (022) 4205546 email: sulisworokusdiyati@gmail.com

Psychological testing in high school, university and assessment of new employee were used in order to
ease stakeholder for sorting and placement purpose. These tests generally include intellectual
capability, personality test and performance test. There are numerous tests that can be used for this
purpose and some of them quite popular among many assessor such as IST-70 and WPT. However it is
known that the intelligence score as result from IST-70 and WPT were quite different. IQ score from
WPT generally resulted 1-5 point lower from IST. The question now is which is from both test that
considered as a valid result? This research was conducted in purpose of gathering empirical data
regarding s-factor and g-factor in IST, correlation element between WPT and IST, and last differences
between both tests. Thus, this research can be considered as correlation research. The assumption used
in this research are (1) correlation between subtest in IST, (2) subtest in IST with WPT;(3) IQ score
result with WPT and IST; and (4) differences between of IQ score resulted by WPT and IST. It was then
concluded that IST measure s-factor and g-factor while WPT only measure g-factor.

Keywords: test of Intelligence, g- factor, s- factor

Pendahuluan adalah tes kecerdasan yang diciptakan oleh


Penggunaan tes kecerdasan di Indonesia Rudolf Amthauer. Tes ini terdiri dari 9 subtes.
baru dimulai pada awal tahun 1950-an. Sejak Dalam sudut pandang Amthauer Intelegensi
saat itu penggunaan tes kecerdasan ber- adalah suatu struktur tersendiri didalam kese-
kembang luas. Tes kecerdasan merupakan luruhan struktur kepribadian seorang manusia.
bagian dari tes kemampuan (ability test) dan Inteligensi merupakan suatu keseluruhan struk-
biasanya digunakan untuk keperluan seleksi tur kemampuan-kemampuan jiwa dan rohani
dan penempatan pemekerjaan di perusahaan, yang berfungsi sedemikian rupa sehingga
keperluan penjurusan di SLTA dan perguruan memberikan kemampuan bagi manusia untuk
tinggi, keperluan seleksi calon siswa bertindak sebagai pelaksana dalam dunianya.
SLTP/SLTA atau seleksi calon mahasiswa. IST dimaksudkan untuk mengukur „g‟- factor
Tes kecerdasan dipakai untuk mengukur atau dan „s‟-factor. Sedangkan tes inteligensi lain-
menilai kemampuan dasar atau kecerdasan nya yang juga memiliki popularitas yang tinggi
yang dimiliki oleh seorang individu secara adalah WPT (Wonderlic Personnel Test). Tes
obyektif. Ada beberapa tes kecerdasan yang ini dirancang pertama kali oleh E.F Wonderlic
dalam prakteknya sering dipakai sebagai salah pada tahun 1936. Sampai saat artikel ini ditulis,
satu baterai tes untuk keperluan seleksi di WPT telah direvisi beberapa kali. Revisi ter-
perusahaan atau untuk penjurusan pendidikan. akhir dilakukan pada tahun 2006 (WPT-R).
Tes yang dimaksud adalah IST-70. IST-70 Pada prinsipnya tes WPT ini dimaksudkan
Psympathic, 2010, Vol. III, No.1: 59-76

untuk mengukur kemampuan inteligensi umum Pada mulanya adalah sulit untuk men-
atau „g‟-factor. definisikan kecerdasan. Para pakar mencoba
Dalam prakteknya apabila kedua tes untuk memahami inteligensi dengan beragam
tersebut digunakan secara bersama-sama untuk pendekatan. Ada dua pendekatan besar yang
mengetahui gambaran kecerdasan dari calon sering digunakan untuk memahami kecerdas-
pegawai, atau calon mahasiswa baru, maka an. Yang pertama adalah pendekatan kognitif
terdapat perbedaan skor IQ dari keduanya (cognitive approach). Sedangkan yang kedua
dalam kisaran 5-15 poin, dimana pada umum- adalah pendekatan pengukuran psikometri
nya skor WPT lebih rendah daripada skor IST. (psychometric approach). Pendekatan kognitif
Dengan kata lain nilai IQ yang diperoleh atau disebut juga dengan pendekatan konsep,
dengan menggunakan IST pada umumnya berpandangan bahwa kecerdasan dapat di-
lebih tinggi sekitar 15 poin dari nilai IQ yang definisikan dengan berbagai cara. Artinya
diperoleh dengan WPT. Pertanyaan yang ke- kecerdasan dapat mewujud dalam berbagai
mudian muncul adalah : apakah hasil kedua tes macam cara atau bentuk sehingga tidak ada
tersebut valid? Apakah hasil dari keduanya satu alat tes pun yang dapat mengukurnya.
dapat dikatakan setara?. Hal inilah yang Diantara teori yang termasuk pende-
menarik perhatian peneliti untuk melakukan katan kognitif adalah teori kecerdasan yang
penelitian lebih lanjut. dikemukakan Howard Gardner yang meng-
Merujuk kepada hal di atas maka pe- usulkan bahwa kecerdasan sebagai sesuatu
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : yang jamak (multiple independent intelli-
1. Apakah IST mengukur s-factor dan g- gences). Menurut Gardner kecerdasan-ke-
factor ? cerdasan tersebut adalah : musical Intelligence,
2. Sejauhmana hasil tes WPT dan IST bodily-kinesthetic intelli-gence, logical mathe-
berhubungan (correlated) ? matical intelli-gence, linguistic intelligence,
3. Apakah hasil tes WPT dan IST dapat spatial intelligence, inter-personal intelli-
dikatakan berbeda ? gence, intrapersonal intelligence, naturalist
intelligence and spiritual intelligence. Teori
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
lain tentang kecerdasan juga diajukan oleh
untuk :
seorang psikolog dan peneliti dari Yale
1. Mendapatkan data empiris apakah IST
University, Robert Sternberg yang popular
mengukur s-factor dan g-factor.
dengan konsepsinya tentang triarchic theory
2. Mendapatkan data empiris tentang
and successful intelligence. Sedangkan psi-
korelasi WPT dan IST
kolog lainnya, Daniel Goleman telah lebih
3. Mendapatkan data empiris tentang per-
dulu popular dengan teorinya tentang emo-
bandingan hasil tes WPT dan IST.
tional intelligence. Jika ditelaah lebih jauh
teori-teori ini memiliki konsepsi teoritis yang

60
Studi Korelasi WPT ( Wonderlic Personnel Test ) dan IST ( Intelligenz Structur Test )
(Sulisworo Kusdiyati)

cukup baik, namun secara umum masih belum ware). Dalam editorial tersebut kecerdasan
dapat dioperasionalkan ke dalam suatu meto- dinyatakan sebagai berikut :
dologi pengukuran yang valid dan reliabel. “ Intelligence is a very general mental
capability that, among other things,
Di sisi lain pendekatan psikometri ber-
involves the ability to reason, plan, solve
pandangan bahwa kecerdasan haruslah dapat problems, think abstractly, comprehend
complex ideas, learn quickly and learn
diukur. Pemikiran dasarnya adalah bahwa
from experience.”
kecerdasan itu harus proven (dapat dibuktikan)
Beberapa konsensus yang disepakati
dan harus basic evidence (berdasarkan bukti
oleh para pakar intelegensi dalam editorial
empiris). Menurut pendekatan psikometri, Tes
tersebut diatas antara lain adalah sebagai
IQ berfokus pada kinerja individu saat me-
berikut :
ngerjakan tes-tes terstandar yang dirancang
1. Kecerdasan adalah kapasitas mental yang
untuk mengukur kecakapan dan pengetahuan
sangat umum, yang meliputi kemampuan
yang sudah dipelajari. Diantara para ahli yang
bernalar, merencanakan, memecahkan masalah,
menganut pendekatan psikometri ini, diantara-
berpikir abstrak, memahami gagasan kompleks,
nya adalah Alfred Binet, Lewis Terman,
belajar dengan cepat dan belajar dari pe-
William Stern, Charles Spearman, David
ngalaman. Lebih lanjut Gottfredson menyata-
Wechsler, E.F Won-derlic, dan Linda. S
kan bahwa kecerdasan bukanlah sekedar
Gottfredson.
kemampuan belajar dari buku, suatu ke-
Pada tahun 1994, pasca kontroversi atas
cakapan akademik tertentu, atau semata ke-
terbitnya buku “The Bell Curve“ karya Richard
mampuan menyelesaikan tes dengan baik (test
J. Herrnstein dan Charles Murray yang
taking) namun lebih luas dari itu. Kecerdasan
kemudian memicu perdebatan sengit di
mencerminkan kemampuan yang lebih luas
kalangan ilmuwan tentang apakah kecerdasan
dan mendalam untuk memahami lingkungan
sebagai sesuatu yang lebih merupakan pe-
sekitar – “catching on “ / menangkap suatu
ngaruh faktor keturunan (genetic) ataukah
gejala di lingkungan , “making sense of things
lebih karena pengaruh faktor lingkungan
“ / membuat sesuatu tampak masuk akal, atau
(environment), para pakar dan peneliti intele-
“ figuring out” what to do “/ membuat
gensi telah membuat suatu konsensus bersama
gambaran menyeluruh tentang apa harus
yang dinyatakan dalam “Mainstream Science
dilakukan.
on Intelligence” yang terbit pada tanggal 13
2. Kecerdasan, oleh karena itu dapat diukur,
Desember 1994 (lihat : Mainstream Science on
dan tes kecerdasan dapat mengukur kecerdasan
Intelligence, An Editorial With 52 Signatories,
dengan baik. Tes kecerdasan adalah tes yang
His-tory, and Bibliograph, yang dikoor-
paling akurat ( valid and reliable) dari kese-
dinasikan penulisannya oleh Prof. Linda S.
luruhan tes-tes psikologi. Tes kecerdasan tidak
Gottfredson, Ph.D dari University of Dela-
mengukur kreativitas, karakter, kepribadian

61
Psympathic, 2010, Vol. III, No.1: 59-76

atau faktor lain yang dapat membedakan sifat “reproduktif” (mereproduksi hal-hal yang
individu. sudah ada sebelumnya ) (Arthur Jensen, 1979
3. Meski terdapat beragam tipe tes kecerdasan, dalam Sattler, 2001).
tes-tes tersebut sesung-guhnya mengukur Adapun s-factor adalah kemampuan-
substansi yang sama. Diantara tes-tes tersebut kemampuan spesifik yang tidak berhubungan.
ada yang menggunakan kata-kata atau angka- Suatu tes kecerdasan pada umumnya berisi
angka dan mempersyaratkan pengetahuan spe- beragam tipe pertanyaan. Pertanyaan yang
sifik untuk budaya tertentu (misal: vocabulary). muncul adalah apakah ini berarti tes ke-
Adapun tes yang lain menggunakan bentuk- cerdasan mengukur kemampuan-kemampuan
bentuk atau desain-desain dan memper- kolektif yang saling berhubungan atau ke-
syaratkan pengetahuan tentang konsep-konsep mampuan tunggal ataukah tes kecerdasan ini
yang umum ( banyak/sedikit, terbuka/ tertutup, mengukur kemampuan-kemampuan yang spe-
di atas/ dibawah) sifik / khusus yang tidak saling berhu-bungan?.
4. Individu yang dites nantinya dapat diketahui Untuk menguji hal ini, Spearman
posisinya dalam skala IQ yang bersifat kemudian mengkorelasikan kemampuan-ke-
kontinum dari IQ rendah hingga IQ tinggi yang mampuan (misal numerik, verbal, penalaran
digambarkan dalam kurva normal. Kebanya- spasial) yang diukur oleh tes kecerdasan.
kan orang mengelompok di sekitar rata-rata Apabila ditemukan korelasi yang tinggi di-
(IQ=100), sedikit yang berada di kelompok antara bagian yang berbeda dari tes kecerdasan,
sangat cemerlang (very bright) atau sangat maka dikatakan bahwa performance test-test
bodoh (very dull). Sekitar 3 % memiliki skor di tersebut sebagian besar bersumber dari suatu
atas IQ 130 (giftedness), dan 3 % juga yang single factor. Single factor inilah yang
memiliki skor di bawah IQ = 70 (mental kemudian oleh Spearman disebut sebagai „g‟
retardation). (general intelligence). Apabila ditemukan ko-
Seorang pakar kecerdasan dengan pen- relasi yang rendah atau tidak ada korelasi
dekatan psikometri adalah Charles Spearman diantara bagian yang berbeda dari tes ke-
(1863-1945). Beliau mencoba memahami ke- cerdasan, maka dikatakan bahwa performance
cerdasan dengan pendekatan analisis faktor. test-test tersebut bersumber dari faktor – fak-
Beliau mengemukakan bahwa kecerdasan tor yang berbeda (s-factor).
terdiri dari g-factor dan s-factor. Menurut Apakah g-factor atau general intel-
Spearman, g factor adalah indeks kemampuan ligence tersebut sebenarnya?. Gottfredson
mental umum atau indeks inteligensi, dan (1998) menyatakan di awal abad 20 peneliti-
indeks ini menggambarkan kemampuan mental peneliti kecerdasan menemukan bahwa seluruh
yang bersifat “inventive” (untuk menemukan tes kemampuan mental yang ada me-rangking
hal-hal baru, pemecahan-pemecahan masalah individu dalam cara yang sama. Meskipun tes-
baru) daripada kemampuan mental yang ber- tes mental tersebut sering didesain untuk

62
Studi Korelasi WPT ( Wonderlic Personnel Test ) dan IST ( Intelligenz Structur Test )
(Sulisworo Kusdiyati)

mengukur domain kognitif yang spesifik – Structur of Mental Abilities – atau dikenal juga
verbal fluency, mathematical skill, spatial sebagai CHC ( Cattel-Horn-Carroll) Theory of
visualization atau memory – orang-orang yang Cognitive Abilities atau Carroll‟s Three-
mampu mengerjakan dengan baik di suatu tes Stratum Factor Analytic Theory of Cognitive
mental cenderung berhasil baik juga dalam Abilities (dalam Sattler, 2008). Teori ini diper-
menger-jakan tes mental yang lain, dan orang- kenalkan pada tahun 1993. Dalam hierarki ini
orang yang tidak mampu mengerjakan dengan terdapat 3 strata atau level kemampuan mental
baik di suatu tes mental biasanya akan buruk manusia. Pada strata 3 (level paling atas atau
juga hasilnya di tes mental yang lain. disebut level umum/general) terdapat hanya
Interkorelasi ini menyatakan bahwa tes-tes satu kemampuan mental yang disebut kecer-
mental tersebut mengukur elemen global ke- dasan umum (g-factor). Disebut demikian
mampuan intelektual, disamping mengukur karena kemampuan kognitif yang ada pada
kecakapan kognitif yang spesifik. Dalam 20 level ini merupakan essence atau tulang pung-
tahun terakhir pakar-pakar kecerdasan telah gung bagi setiap proses mental kemampuan-
berusaha untuk mengisolasi (mengekstrak) kemampuan yang ada dibawahnya. Kemudian
faktor umum ini dari aspek-aspek kemampuan pada strata atau level 2 ( di bawah strata 3)
kognitif lain dalam tes-tes kemampuan mental terdapat antara 8 kemampuan mental yang
tersebut. Kemampuan umum ini secara lebih spesifik yang disebut sebagai faktor luas
statistik dapat diekstrak dengan apa yang (broad factor). Termasuk ke dalam strata ini
disebut sebagai teknik analisis faktor yang adalah fluid intelligence/reasoning (Gf),
diperkenalkan oleh Charles Spearman. Spear- crystallized intelligence(Gc), general memory
man mengamati bahwa faktor umum muncul and learning (Gy), broad visual perception
dari analisisnya terhadap tes-tes yang me- (Gv), broad auditory perception (Gu), broad
ngukur kemampuan mental. Hal inilah yang retrieval ability (Gr), broad cognitive
kemudian mengarahkan Arthur R. Jensen dan speediness (Gs) dan processing speed /decision
John B. Carroll untuk mengkonfirmasikan speed (Gt). Selanjutnya pada strata 1 atau level
penemuan ini, sehingga pakar kecerdasan paling bawah terdapat 65 kemampuan-ke-
sekarang menggunakan faktor umum sebagai mampuan mental yang sangat spesifik atau
definisi kerja kecerdasan. Faktor kemampuan dikenal sebagai faktor spesifik (narrow factor).
umum ini yang selanjutnya popular disebut Misalnya fluid intelligence / reasoning (broad
sebagai g-factor merupakan unsur aktif ( active factor) mencakup general sequential rea-
ingredient) dari semua tes yang menguji soning, induction, quantitative reasoning, dan
kemampuan mental manusia. speed of reasoning (narrow factor / s-factor)
Untuk mendapatkan kejelasan tentang (Sattler, 2008).
faktor umum atau g-factor, berikut akan di-
paparkan The Three Stratum Hierarchical

63
Psympathic, 2010, Vol. III, No.1: 59-76

rendah. Tes kecerdasan dibuat dengan maksud


Carroll’s (1993) Three-Stratum
Theory of Cognitive Abilities untuk mengukur variasi keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skill),
G
(Stratum II) (Stratum III)

General seperti menalar (reasoning), berpikir secara


General

Intelligence
abstrak (abstract thunking) dan memecahkan
Gf Gc Gy Gv Gu Gr Gs Gt masalah (problem solving), dimana orang yang
Broad

Processing
General Broad Broad Broad Broad
Fluid Crystallized Speed
Memory & Visual Auditory Retrieval Cognitive
Intelligence Intelligence (RT
Learning Perception Perception Ability Speediness
Decision
Speed)
pandai dan bodoh dinilai berdasarkan aspek
krusial inteligensi. g ternyata juga berkorelasi
(Stratum I)
Narrow

69 narrow abilities found in data sets analyzed by Carroll tinggi dengan tes kemampuan mental spesifik
dari suatu tes bakat tertentu. Keterampilan-
Gambar 1. Tiga tingkatan dalam
keterampilan tingkat tinggi (higher order skills)
kemampuan berpikir
ini adalah konteks dan konten dari keteram-
Berdasarkan penjelasan di atas yang
pilan mental independen yang dapat diterapkan
menerangkan mengenai tingkat generalitas
secara umum. Kebutuhan untuk bernalar, be-
faktor kecerdasan umum, maka tidaklah me-
lajar dan memecahkan masalah ada dimana-
ngejutkan jika g-factor disebut sebagai mani-
mana dan terjadi sepanjang hayat, sehingga
festasi dari kecakapan berpikir yang bersifat
secara intuitif g memiliki nilai yang tinggi dan
generik (mendasar). Manifestasi kecakapan
lebih dari hanya sekedar “kepandaian yang
atau kemampuan berpikir generik ini biasanya
diperoleh dari membaca buku”.
diasosiasikan dengan kemampuan belajar yang
Kita juga dapat memaknai g dengan
cepat dan efisien, kemampuan bernalar yang
melihat apa yang ada dibalik korelasi berbagai
tinggi, kemampuan berpikir secara abstrak, dan
domain kemampuan manusia. Menurut Carroll
kemampuan memecahkan masalah.
(1993), suatu kemampuan / ability adalah suatu
Selanjutnya Gottfredson (2002) menje-
atribut individual yang dinyatakan/ muncul
laskan g sebagai suatu konstruk. Menurut be-
karena adanya perbedaan tingkat kesulitan
liau memahami g sebagai suatu konstruk –
tugas pada/dari sekelompok tugas-tugas ter-
adalah seperti kita memahami arti mendasar
tentu dimana individu dapat menunjukkan
dari suatu kemampuan / ability – adalah suatu
keberhasilan ketika kondisi bagi performance
yang sangat penting untuk memahami me-
yang maksimal dimungkinkan. Apabila kita
ngapa dan dimana g dapat memperkaya kinerja
membandingkan tes-tes atau item-item ke-
individu dalam melakukan tugas sehari-hari.
mampuan mental, maka kita dapat melihat
Makna praktis g dapat dilihat dari perilaku
bahwa item-item yang lebih bermuatan g
overt dan keterampilan mental yang meru-
adalah item-item yang lebih kompleks, apapun
pakan prototip g – yaitu yang dapat dengan
kontennya. Item-item tersebut umumnya mem-
sangat baik membedakan orang-orang dengan
persyaratkan kemampuan memproses infor-
level g tinggi dari orang-orang dengan level g

64
Studi Korelasi WPT ( Wonderlic Personnel Test ) dan IST ( Intelligenz Structur Test )
(Sulisworo Kusdiyati)

masi yang lebih kompleks. Tabel berikut ini kompleksitas tugas, yaitu (1) component com-
mengilustrasikan hal tersebut. plexity / kompleksitas dalam komponen
Tabel 1. Kemampuan memproses informasi (contoh, jumlah / banyaknya clues yang harus
Perintah Item sederhana Item kompleks diperhatikan dan diintegrasikan, banyaknya
menghitung 0,5 x 6 = 3,00 Harga sebuah apel 0,5
rupiah. Susan membeli 6 tuntutan), (2) coordinative complexity /
buah apel. Berapa uang
yang harus dibayarkan kompleksitas dalam koordinasi (contoh, timing
susan ?
mendefinisikan Meja merenungkan / saat yang tepat tugas diselesaikan atau tugas-
Sebutkan Pir – apel Benih – telur tugas yang merupakan rangkaian, panjangnya
persamaannya
rangkaian tugas), dan perubahan dalam rang-
Berikan dua 2, 4, 6, 8, -- , -- 11, 10, 9, 10, 9, 8, -- , -- ,
angka kaian sebab-akibat atau hubungan awal-akhir.
berikutnya
Semakin kompleks item semakin membutuh-
Item di kolom 3 lebih kompleks dari-
kan manipulasi mental dari orang-orang untuk
pada item yang terdapat di kolom 2, tanpa
belajar sesuatu atau memecahkan masalah –
mempertimbangkan tipe item dan tanpa mem-
melihat/mencari kaitan (seeing connections),
pertimbangkan apakah item-item tersebut tam-
menggambarkan perbedaan (drawing distinc-
pak lebih „akademik‟. Item pertama baris per-
tions), mengisi kekosongan (filling in gaps),
tama pada kolom 2 mempersyaratkan hanya
memanggil kembali dan menerapkan informasi
hitungan sederhana. Berlawanan dengan item
yang relevan (recalling and applying relevant
di kolom 3, dimana item pada kolom tersebut
information), melihat hubungan sebab-akibat
memang mempersyaratkan hitungan, namun
dengan tajam (discerning cause and effect
sebelumnya orang harus memastikan per-
relations), menginterpretasikan lebih banyak
hitungan yang bagaimana yang harus di-
informasi (interpreting more bits of infor-
buatnya. Item-item persamaan pada baris ke 3,
mation), dan sebagainya.
berbeda dalam hal keabstrakannya. Item
Merujuk pada paparan di atas maka satu
persamaan di kolom 2 kurang abstrak, adapun
definisi kerja (working definitions) dari g yang
item di kolom 3 lebih abstrak.
berguna untuk memahami kompetensi sehari-
Kompleksitas tugas juga telah diteliti
hari adalah kemampuan untuk menghadapi
secara sistematis dalam berbagai konteksnya.
kompleksitas (ability to deal with complexity).
Peneliti dalam bidang “information proces-
Definisi ini dapat diterjemahkan ke dalam dua
sing” , “decision making” dan “goal setting”
kemampuan yaitu kemampuan untuk belajar
menekankan pentingnya jumlah, keberagaman,
material yang memiliki kompleksitas mene-
variabilitas, ambiguitas, dan keterkaitan infor-
ngah dengan cepat dan efisien (the ability to
masi yang harus diproses untuk mengevaluasi
learn moderately complex material quickly and
alternatif-alternatif yang dimungkinkan dan
efficiently), dan kemampuan untuk meng-
membuat suatu keputusan. Wood (1986) se-
hindari kekeliruan kognitif (the ability to avoid
bagai contoh, mendiskusikan tiga dimensi
cognitive errors). Oleh karena itu, secara

65
Psympathic, 2010, Vol. III, No.1: 59-76

umum g adalah kemampuan untuk memproses Behavioral sign of ‘g’ :


 learn
informasi. g bukan saja menunjukkan seberapa  reason
 solve problem
banyak / jumlah pengetahuan yang harus
diakumulasikan. Orang dengan level g tinggi
Mental manipulation :
cenderung memiliki jumlah pengetahuan yang  see connection
 make distinction Practical meaning
lebih besar, tetapi akumulasi ini adalah hasil /  Draw inferences of ‘g’
 Fill in gaps Deal with complexity
 Turn things over in your
produk dari kemampuannya untuk memahami mind

dengan lebih baik dan belajar dengan lebih


More complexity if :
cepat. Mereka juga lebih baik dalam men-  Unpredictable
 Changing
jalankan tugas sehari-hari untuk alasan yang IQ items require  Means & end unclear
Number series  Multifaceted
sama. Peneliti tentang kemampuan membaca 2, 4, 6, _, _  Many alternatives
1, 3, 6, 10, _, _ Lif  ambigous
setidak-tidaknya mengkonfirmasikan bahwa g Similarities
e
dog-lion
memiliki nilai praktis yang tinggi dalam ke- air-water

hidupan sehari-hari. Mereka menyimpulkan


Gambar 2. Kaitan g-factor, IQ, dan kehidupan
dengan mengejutkan bahwa perbedaan dalam
membaca yang sifatnya fungsional (meng- Tes kecerdasan ada yang dikonstruksi
gunakan peta, membaca menu, menggunakan untuk mengukur g-factor saja (tes seperti ini
form pemesanan (order form), dan meng- biasanya hanya terdiri dari satu subtes saja),
gunakan slip deposit bank ; memahami artikel- ada juga yang dikonstruksi untuk mengukur
artikel baru dan pilihan-pilihan asuransi dan kemampuan mental spesifik atau s-factor (tes
semacam-nya) dan membaca untuk kepen- kecerdasan seperti ini biasanya terdiri dari
tingan kesehatan / health literacy ( memahami beberapa subtes). Menurut Gottfredson meski-
instruksi dokter, dan memahami label obat- pun setiap tes yang mengukur kemampuan
obatan, mengambil pengobatan secara tepat, mental dimaksudkan untuk mengukur kemam-
dan sebagainya) merefleksikan perbedaan puan mental spesifik, tes tersebut juga pasti
dalam kemampuan umum untuk memproses merefleksikan g dalam derajat yang berbeda-
informasi (Gottfredson, 1997, 2002). beda. Sebaliknya karena setiap tes kemampuan
Jadi, g adalah alat/tool yang bersifat mental “terkontaminasi” oleh efek dari ke-
generik, memiliki sifat adaptif untuk mem- mampuan mental spesifik, maka tidak ada satu
proses informasi apakah dalam tes kemampuan tes kemampuan mental yang hanya mengukur
mental, pekerjaan, kehidupan sehari-hari, da- “g-factor”. Bahkan skor-skor dari tes IQ –
lam pelatihan dan sesudahnya. yang biasanya menggabungkan 12 subtes yang
mengukur kecakapan kognitif spesifik – me-
ngandung “ketidakmurnian” (impurities) yang
mencerminkan kecakapan kognitif spesifik
tersebut. Secara praktis ketidakmurnian ini

66
Studi Korelasi WPT ( Wonderlic Personnel Test ) dan IST ( Intelligenz Structur Test )
(Sulisworo Kusdiyati)

sering tidak menunjukkan perbedaan sehingga dan akhirnya sampai kepada kesimpulan bah-
g dan IQ sering dipertukarkan. Tetapi secara wa faktor-faktor intelektual yang diukur oleh
statistik peneliti dapat memisahkan komponen IST merupakan faktor yang bersifat spesifik (s-
g dari IQ. Kemampuan untuk mengisolasi g factor). Hasil penelitiannya membuktikan ada-
telah menjadi penelitian yang revolusioner nya interkorelasi yang rendah antar subtes (r =
dalam isu kecerdasan umum, karena hal itu 0,25), sedangkan korelasi antara subtes dengan
mengizinkan peneliti untuk memperlihatkan jumlah keseluruhan subtes rendah pula (r =
bahwa nilai preditif tes kemampuan mental 0,60).
berasal dari faktor global ini daripada berasal Keseluruhan IST terdiri dari sembilan
dari bakat spesifik yang diukur oleh tes subtes yang mengukur faktor spesifik (s-
kecerdasan. factor), yaitu
1. SE (Satzergaenzung), pembentukan pen-
Intelligenz Struktur Test ( IST)
dapat, common sense, penekanan pada
IST-70 (Intelligenz Struktur Test) meru- “berpikir konkrit praktis”, sense of reality,
pakan tes kognitif pertama yang diadmi- mandiri dalam berpikir. Yang diukur adalah
nistrasikan secara kolektif. Tes ini dikem- judgement subyek, artinya apakah ia mam-
bangkan di Jerman oleh Rudolf Amthauer. Hal pu menilai apakah ia mandiri, atau apakah
yang mendasari dikembangkannya tes ini ia salah kaprah.
adalah adanya keinginan untuk menggali dan 2. WA (Wortauswahl), menangkap inti makna
mengukur inteligensi secara tersendiri, terlepas atau pengertian yang disampaikan dalam
dari aspek kepribadian. Amthauer mengang- bahasa, rasa bahasa, berpikir dengan bahasa
gap bahwa inteligensi adalah suatu struktur secara induktif, kepekaan menyelami pe-
tersendiri di dalam keseluruhan struktur kepri- rasaan, empati, komponen-komponen re-
badian seorang manusia. Inteligensi merupa- septif/serapan. Yang diukur adalah kece-
kan suatu keseluruhan struktur yang terdiri dari patan subyek dalam menangkap dan me-
kemampuan-kemampuan jiwa dan rohani, nyerap maksud/inti/ makna/ isi pokok dari
yang berfungsi sedemikian rupa sehingga perintah atau instruksi dan informasi yang
memberikan kemampuan bagi manusia untuk disampaikan secara verbal oleh orang lain.
bertindak sebagai pelaksana dalam dunianya. 3. AN (Analogien), kemampuan menghu-
Hipotesa yang dikembangkan oleh Amthauer bungkan atau menyusun kombinasi, flek-
adalah bahwa kemampuan-kemampuan inte- sibilitas / kelincahan dan kemampuan ber-
lektual memiliki suatu struktur tertentu yang ganti dalam berpikir; kemampuan menang-
mengikuti suatu hierarki tertentu pula. Ber- kap dan mengalihkan / memindahkan hu-
dasarkan pengalaman empirik, penelitian, dan bungan atau keterikatan; kejelasan dan ke-
eksperimen, Amthauer melakukan pengujian teraturan logis dalam berpikir, bertentangan
antara konsep teoritik dan praktek di lapangan, dengan cara pemecahan masalah yang

67
Psympathic, 2010, Vol. III, No.1: 59-76

bersifat kira-kira. Yang diukur adalah 8. FA (Figurenauswahl), kemampuan mem-


proses berpikir yang mencakup analisis, bayangkan, kaya dalam membayangkan,
judgement dan kesimpulan berpikir visual menyeluruh, komponen-
4. GE (Gemeinsamkeiten), kemampuan meng- komponen konstruktif membangun. Yang
abstraksikan pembentukan pengertian atau diukur adalah kemampuan imajinasi dan
pemahaman, berpikir logis dengan bahasa. kreativitas subyek yang dibantu kemam-
Yang diukur adalah kemampuan bernalar puan membayangkan secara menyeluruh.
secara logis. 9. WU (Wuerferlaufgaben), kemampuan
5. ME (Merkaufgaben), kemampuan meng- membayangkan ruang, komponen-kom-
ingat atau menyimpan kata-kata yang telah ponen teknis konstruktif. Yang diukur
dipelajari, menyimpan lama dalam ingatan, adalah kemampuan analitis yang disertai
daya ingat atau ingatan. Yang diukur adalah kemampuan membayangkan secara anti-
apakah ingatan subyek dapat dipercaya atau sipatif pada perubahan keadaan ruang, ada
tidak?, berkaitan dengan perhatian, konsen- fungsi kreativitas dan kemampuan me-
trasi dan kemampuan mencamkan, ingatan nyusun / mengkonstruksikan perubahan,
yang tajam atau tumpul. imajinasi dan fleksibilitas.
6. RA (Rechnaufgaben), berpikir secara prak-
Wonderlic Personnel Test (WPT)
tis dengan berhitung; berpikir matematis,
WPT merupakan tes yang dikem-
logis dan lugas; bernalar, berpikir runtut
bangkan oleh E.F. Wonderlic pertama kali
dalam membuat kesimpulan. Yang diukur
pada tahun 1936. Tes ini didisain untuk
adalah kemampuan memecahkan masalah
membandingkan kemampuan kognitif umum
praktis dengan berhitung.
individu dengan nilai normatif bagi beragam
7. ZR (Zahlenreihen), berpikir teoretis ber-
karir atau jenis pekerjaan. Dengan tes ini kita
hitung; berpikir induktif dengan angka-
dapat meningkatkan pemahaman akan kemam-
angka; kelincahan, fleksibilitas dan ke-
puan belajar, memahami instruksi dan meme-
mampuan berpikir dengan mengubah atau
cahkan masalah yang dimiliki individu. Tes ini
menggantikan cara atau pendekatan; kom-
juga dapat digunakan untuk menentukan
ponen-komponen ritmis atau berirama.
kemampuan individu dalam menjalankan fung-
Yang diukur adalah kemampuan berhitung
sinya dengan baik dalam posisi pekerjaan
yang didasarkan pada pendekatan analitis
tertentu. Tes ini terdiri dari 50 soal yang terdiri
atas informasi faktual dalam bentuk angka,
dari soal-soal verbal, hitungan dan gambar /
sehingga ditemukan hubungan antara ang-
nonverbal yang harus dikerjakan dalam 12
ka-angka tersebut. Dapat juga berarti
menit. Tes ini mengukur kemampuan kognitif
berpikir lincah, fleksibel dan mudah beralih
umum atau kemampuan inteligensi umum atau
dari satu cara ke cara yang lain.
„g‟-factor. Kemampuan kognitif merupakan

68
Studi Korelasi WPT ( Wonderlic Personnel Test ) dan IST ( Intelligenz Structur Test )
(Sulisworo Kusdiyati)

term yang digunakan untuk mendeskripsikan yang spesifik dan prosedur kerja yang ter-
pada tingkat mana kemam-puan individu da- standar dan menunjukkan rutinitas yang tinggi.
lam belajar, memahami instruksi dan meme-
Metode
cahkan persoalan berada/ berfungsi. WPT
Rancangan penelitian ini adalah pene-
mengukur kemampuan mental umum, tapi
litian korelasional. Yang akan dikorelasikan
tidak mengukur seberapa baik individu akan
adalah :
menggunakan kemampuan yang dimilikinya.
1. Antar subtes IST, yang terdiri dari SE,
Oleh karena itu WPT hanya mengukur potensi
WA, AN, GE, ME, RA, ZR, FA, WU ;
kecerdasan individu. Semakin tinggi nilai /
2. Hasil tes WPT dan IST , yaitu skor total
skor individu maka tidak saja ia akan mem-
WPT dan skor total IST dan WPT dengan
peroleh pengetahuan yang lebih banyak dari
subtes-subtes IST
pelatihan secara formal, tapi ia pun akan
Untuk menentukan keeratan hubungan/
semakin efektif dalam belajar dari pengalaman.
korelasi di atas digunakan analisis korelasi
Semakin rendah skor yang diperoleh individu,
product moment (pearson), karena data ber-
maka individu akan semakin membutuhkan
skala interval. Adapun rumusnya sebagai
instruksi yang rinci, langsung pada prakteknya,
berikut:
semakin membutuhkan waktu yang lama dan
n n n

pengulangan-pengulangan serta pengawasan / n xil x jl   xil  x jl


rX i , X j  l 1 l 1 l 1

supervisi yang terus-menerus. 


 n 2  n  
2
 n 2  n  
2

  il
n x    x il    jl
n x    x jl  
Skor yang diperoleh individu kemudian 
 l 1  l 1  
 l 1  l 1  

dibandingkan dengan skor minimum yang


Hipotesis yang diajukan untuk me-
disyaratkan untuk posisi jabatan atau tingkat
ngetahui ada atau tidaknya hubungan linear
pendidikan tertentu. Skor rata-rata untuk se-
antar subtest yang bersangkutan secara umum
mua jenis pekerjaan adalah sekitar 21. Skor ini
dinyatakan sebagai berikut :
juga skor rata-rata individu lulusan sekolah
menengah atas. Adapun skor individu lulusan H0 :  = 0 (Tidak terdapat hubungan

perguruan tinggi rata-rata adalah 29. Semakin antar subtest IST SW)

tinggi skor ditampilkan oleh individu maka H1 :   0 (Terdapat hubungan antar


individu semakin cepat dalam belajar, akan subtest IST SW)
semakin menguasai materi-materi yang lebih
Pengujian hipotesis tersebut menggu-
kompleks dan akan membuat penilaian yang
nakan statistik uji t dengan rumus seperti
lebih baik ketika informasi yang didapat ku-
dibawah ini :
rang. Semakin rendah skor individu maka
individu membutuhkan lebih banyak waktu rX i , X j n  2
t hitung  ~ t  / 2,n  2 
untuk belajar sesuatu, membutuhkan instruksi 1  rX2i , X j

69
Psympathic, 2010, Vol. III, No.1: 59-76

Kriteria uji : Tolak H0 jika |thitung| > ttabel, dimiliki oleh subtest RA dengan ZR sebesar
artinya terdapat hubungan yang signifikan 0.680. Pada kolom terakhir dalam Tabel 2
antara subtest Xi dengan subtest Xj pada taraf ditunjukkan pula besarnya hubungan antara
signifikansi  = 0.05. Atau suatu hubungan masing-masing subtest IST dengan total IST.
dinyatakan signifikan apabila mempunyai nilai Subtest RA memiliki hubungan paling erat
signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 (Sig. < dengan total dibandingkan subtest lainnya
0.05). Untuk perhitungan analisis korelasi di yaitu sebesar 0.781, sementara nilai korelasi
gunakan program SPSS versi 17.00. terendahnya dimiliki oleh subtest ME dengan
3. Selain korelasi di atas, ingin diketahui nilai korelasi sebesar 0.580.
pula apakah hasil tes WPT dan tes IST Tabel 2. Hubungan Antar Subtest IST
berbeda. Untuk maksud ini digunakan uji IST SE WA AN GE ME RA ZR FA WU TOTAL
SE
0.694
perbedaan dengan uji statistik Mann- SW
WA
0.513 0.656
SW
Whitney U karena data ternyata tidak AN
0.561 0.487 0.698
SW
GE
berdistribusi normal. SW
0.481 0.472 0.461 0.696
ME
0.280 0.306 0.322 0.342 0.580
SE
Subyek dalam penelitian ini adalah RA
0.500 0.447 0.528 0.464 0.354 0.781
SW
ZR
calon mahasiswa Fakultas Kedokteran dan SW
0.444 0.455 0.504 0.444 0.409 0.680 0.773
FA
0.339 0.335 0.399 0.334 0.233 0.478 0.401 0.607
calon mahasiswa Fakultas Psikologi Uni- SW
WU
0.352 0.315 0.340 0.310 0.223 0.466 0.427 0.457 0.636
SW
versitas Islam Bandung yang mengikuti seleksi Sumber : Hasil Analisis Data PMB, 2009
Penerimaan Mahasiswa Baru tahun 2009.
Untuk menentukan sejauhmana tingkat
Pengambilan sampel dilakukan secara purpos-
keeratan hubungan antar sub-test dapat meng-
sive sampling, yaitu calon mahasiswa yang
gunakan aturan Guilford (2000) yaitu nilai
mengikuti PMB gelombang 1 dan PMB
korelasi kurang dari 0.2 dikategorikan sangat
gelombang 3. Seluruhnya berjumlah 558 sub-
lemah (very low correlation), antara 0.21-0.40
yek yang terdiri dari 307 calon mahasiswa
dikategorikan hubungannya lemah (low cor-
Fakultas Kedokteran dan 251 calon mahasiswa
relation), 0.41-0.70 dikategorikan hubungan-
Fakultas Psikologi. Calon mahasiswa ini
nya cukup kuat (moderate correlation), 0.71-
berusia antara 16 – 20 tahun.
0.90 dikategorikan hubungannya kuat (high
Hasil correlation), sedangkan jika lebih dari 0.91
dikategorikan memiliki hubungan yang sangat
Berikut adalah hasil penelitian:
kuat (very high correlation). Untuk kasus data
Hubungan antar Subtes IST
subtest IST ini terdapat dua subtest yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai ko-
memiliki hubungan yang kuat dengan jumlah
relasi antar subtest IST yang paling rendah
IST yaitu subtest RA dan ZR. Sedangkan antar
adalah antara subtest ME dengan WU yaitu
subtest hubungannya cukup kuat dan sebagian
sebesar 0.223, sedangkan hubungan tertinggi
lagi termasuk kategori korelasi lemah.

70
Studi Korelasi WPT ( Wonderlic Personnel Test ) dan IST ( Intelligenz Structur Test )
(Sulisworo Kusdiyati)

Uji signifikansi hubungan antar subtest Uji signifikansi hubungan antara WPT
IST, semua nilai signifikansinya mendekati nol dengan subtest IST. Semua nilai signifikan-
(Sig. 0.000) dan nilai t hitungnya lebih besar sinya mendekati nol (Sig. 0.000) dan nilai t
dari 2. Sehingga hipotesis nol yang me- hitungnya lebih besar dari 2. Sehingga
nyatakan tidak terdapat hubungan antar subtest hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat
IST ditolak. Dengan demikian dapat di- hubungan antara WPT dengan subtest IST
simpulkan bahwa terdapat hubungan positif ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
yang signifikan antar subtest IST maupun bahwa terdapat hubungan positif yang signi-
dengan totalnya. fikan antara WPT dengan subtest IST maupun
dengan total IST itu sendiri.
Hubungan antara WPT dengan Subtest IST
Untuk melihat hubungan antara variabel Uji Perbedaan WPT dan IST
WPT dengan subtest IST, caranya sama seperti
Untuk melakukan uji perbedaan hasil
analisis korelasi antar subtest IST. Hasil per-
WPT dan IST, peneliti menggunakan data IQ
hitungannya disajikan dalam tabel berikut ini:
yang diperoleh dari kedua tes kecerdasan
Tabel 3. Hubungan antara WPT dengan Subtest IST tersebut. Sebelum melakukan uji perbedaan
IST SE WA AN GE ME RA ZR FA WU TOTAL
kedua data IQ tersebut, data tersebut dila-
WPT 0.375 0.435 0.483 0.402 0.428 0.566 0.631 0.360 0.306 0.641 kukan uji normalitas terlebih dahulu. Hasilnya
Sumber : Hasil Analisis Data PMB, 2009 dapat dilihat pada tabel berikut:
Pada Tabel 3 terlihat bahwa semua nilai Tabel 4. Uji Normalitas IQ
korelasinya bertanda positif, artinya terdapat Tests of Normality

hubungan yang searah antara WPT dengan Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk


Statistic df Sig. Statistic df Sig.
subtest IST. Sebagian nilai korelasinya di atas IQ IST SW .074 1653 .000 .979 1653 .000

a. Lilliefors Significance Correction


0.4 (kecuali hubungan antara WPT dengan
subtest SE , FA dan WU ) yang menunjukkan Sumber : Hasil Analisis Data PMB
hubungan linear antara WPT dengan subtest Berdasarkan Tabel 4 diperoleh nilai sta-
IST sekurang-kurangnya dikategorikan me-
tistik uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.074
miliki hubungan yang cukup erat. Hubungan dengan nilai signifikansinya mendekati nol
WPT dengan IST dikategorikan sebagai ko- (Sig. 000), maka dapat disimpulkan data tidak
relasi yang cukup kuat yaitu sebesar 0.641. Normal. Untuk menguji perbedaan nilai tengah
Sementara subtest yang memiliki nilai korelasi IQ pada saat kondisi normalitas data tidak
tertinggi dengan WPT adalah subtest ZR
terpenuhi dapat menggunakan pendekatan me-
sebesar 0.631. Subtest IST yang memiliki tode nonparametrik menggunakan statistik uji
hubungan terkecil dengan WPT adalah WU ,
Mann-Whitney U untuk sampel besar akan
nilai korelasinya sebesar 0.306. mengikuti distribusi Z.

71
Psympathic, 2010, Vol. III, No.1: 59-76

Dari perhitungan diperoleh nilai statistik secara verbal oleh orang lain. Nilai ko-
uji Mann-Whitney U sebesar 142181.0 dan relasi yang cukup kuat mengindikasikan
nilai Z = -2.413. Nilai signifikansi uji ini bahwa SE dan WA mengukur kemam-
sebesar 0.016 (Asymp. Sig. (two-tiled) 0.016) puan mental yang sama.
yang lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat di- 2. Korelasi SE dengan AN adalah 0,561.
simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang Artinya keeratan hubungan antara kedua
signifikan antara IQ WPT dengan IQ IST pada subtes tersebut cukup kuat. AN adalah
taraf kepercayaan 95%. Hasil perhitungan uji subtes yang mengukur proses berpikir
Mann-Whitney untuk perbedaan nilai tengah yang mencakup analisis, judgement dan
IQ WPT dan IQ IST disajikan dalam tabel penarikan kesimpulan. Nilai korelasi ke-
berikut ini. dua subtes tersebut cukup kuat meng-
Tabel 5.Uji Perbedaan Nilai Tengah indikasikan bahwa SE dan AN mengukur
IQ WPT dan IQ IST
kemampuan mental yang sama
Test Statisticsa
3. Korelasi SE dengan GE adalah 0,481
IQ
Mann-Whitney U 142181.0 Artinya keeratan hubungan antara kedua
Wilcoxon W 297584.0 subtes tersebut lemah. Adapun GE adalah
Z -2.413
As ymp. Sig. (2-tailed) .016 subtes yang mengukur kemampuan ber-
a. Grouping Variable: KEL nalar secara logis. Nilai korelasi yang ren-
Sumber : Hasil Analisis Data PMB, 2009 dah mengindikasikan bahwa kedua subtes
tersebut mengukur kemampuan mental
Pembahasan
yang berbeda.
Hubungan antar subtes IST
4. Korelasi SE dan ME adalah 0,280. Artinya
Dari tabel 2 Hubungan Antar Subtes IST
keeratan hubungan antara kedua subtes
dapat dilihat sebagai berikut. Dimulai dengan
tersebut lemah. ME adalah subtes yang
subtes pertama yaitu SE yang mengukur
mengukur daya ingat. Nilai korelasi yang
kemampuan judgement subyek apakah ia
rendah mengindikasikan bahwa kedua sub-
mampu menilai apakah ia mandiri, atau apakah
tes tersebut mengukur kemampuan mental
ia salah kaprah. Akan dilihat hubungan SE
yang berbeda.
dengan subtes yang lain.
5. Korelasi SE dan RA adalah 0,500. Artinya
1. Korelasi SE dengan WA adalah 0,513.
keeratan hubungan antara kedua subtes
Artinya keeratan hubungan antara SE dan
tersebut cukup cenderung lemah. RA
WA tersebut dapat dikatakan cukup kuat.
adalah subtes yang mengukur kemampuan
WA mengukur kecepatan subyek dalam
memecahkan masalah praktis dalam ber-
menangkap dan menyerap maksud/inti/
hitung. Nilai korelasi yang cukup cende-
makna/ isi pokok dari perintah atau ins-
rung lemah mengindikasikan bahwa SE
truksi dan informasi yang disampaikan

72
Studi Korelasi WPT ( Wonderlic Personnel Test ) dan IST ( Intelligenz Structur Test )
(Sulisworo Kusdiyati)

dan RA mengukur kemampuan mental g-factor dengan IST. Dari Tabel 3 dapat dilihat
yang berbeda. Hubungan Antara WPT dengan IST.
6. Korelasi SE dan ZR adalah 0,444. Artinya 1. Korelasi WPT dengan subtes SE IST ada-
keeratan hubungan antara kedua subtes lah 0,375. Artinya keeratan hubungan an-
tersebut lemah. ZR adalah subtes yang tara WPT dan subtes SE IST tergolong
mengukur kemampuan berhitung yang lemah. Hal tersebut mengindikasikan bah-
didasarkan pada pendekatan analitis atas wa WPT dan SE IST mengukur kemam-
informasi faktual dalam bentuk angka, puan yang berbeda. Ini memperkuat bukti
sehingga ditemukan hubungan antara ang- di atas bahwa SE mengukur s-factor.
ka-angka tersebut. Nilai korelasi yang ren- 2. Korelasi WPT dengan subtes WA IST
dah antara kedua subtes tersebut meng- adalah 0,435. Ini artinya keeratan hubu-
indikasikan bahwa SE dan ZR mengukur ngan antara WPT dengan subtes WA IST
kemampuan mental yang berbeda. cenderung lemah. Hal tersebut mengin-
7. Korelasi SE dan FA adalah 0,339. Artinya dikasikan bahwa WPT dan WA IST me-
keeratan hubungan antara kedua subtes ngukur kemampuan yang berbeda. Ini
tersebut lemah. FA adalah subtes yang memperkuat bukti diatas bahwa WA IST
mengukur kemampuan berpikir secara me- mengukur s-factor.
nyeluruh / komprehensif. Nilai korelasi 3. Korelasi WPT dengan AN IST adalah
yang rendah antara kedua subtes tersebut 0,483. Ini artinya keeratan hubungan
mengindikasikan SE dan FA mengukur ke- antara WPT dan AN IST cenderung lemah.
mampuan mental yang berbeda. Ini mengindikasikan bahwa WPT dan AN
8. Korelasi SE dan WU adalah 0,352. Artinya IST mengukur kemampuan yang berbeda.
keeratan hubungan antara kedua subtes ter- Ini memperkuat bukti bahwa AN IST
sebut lemah. WU adalah subtes yang me- mengukur s-factor.
ngukur kemampuan daya bayang ruang. 4. Korelasi WPT dengan GE IST adalah
Nilai korelasi yang rendah mengindikasi- 0,402. Ini artinya keeratan hubungan an-
kan bahwa SE dan WU mengukur ke- tara WPT dan GE IST tergolong lemah. Ini
mampuan mental yang berbeda. mengindikasikan bahwa WPT dan GE IST
mengukur kemampuan yang berbeda. Ini
Selanjutnya dari Tabel 2 dapat dilihat
memperkuat bukti bahwa GE IST me-
hubungan antar Subtes IST yaitu WA dengan
ngukur s-factor.
subtes yang lain. Dan seterusnya.
5. Korelasi WPT dengan ME IST adalah
Hubungan antara WPT dan IST 0,428. Ini artinya keeratan hubungan
Agar lebih memberikan hasil yang me- antara WPT dan ME IST tergolong lemah.
yakinkan peneliti mencoba mengkorelasikan Ini mengindikasikan bahwa WPT dan ME
WPT sebagai tes kecerdasan yang mengukur IST mengukur kemampuan yang berbeda.

73
Psympathic, 2010, Vol. III, No.1: 59-76

Ini memperkuat bukti bahwa ME IST me- perbedaan yang signifikan antara IQ hasil tes
ngukur s-factor. WPT dengan IQ hasil tes IST. Hal ini dapat di-
6. Korelasi WPT dengan RA IST adalah jelaskan sebagai berikut. WPT adalah tes ke-
0,566. Ini artinya keeratan hubungan an- cerdasan yang mengukur g-factor atau faktor
tara WPT dan RA IST cukup kuat. Ini umum yang mengukur kemampuan belajar,
mengindikasikan bahwa RA mengukur bernalar dan memecahkan masalah. Tes ini ti-
kemampuan yang sama dengan WPT, da- dak terbagi ke dalam subtes-subtes yang me-
lam hal ini adalah kemampuan meme- ngukur kemampuan spesifik. Tes ini hanya
cahkan masalah. mengukur faktor umum tersebut di atas seba-
7. Korelasi WPT dengan ZR IST adalah gai satu kesatuan, sehingga hasilnya murni
0,631. Ini artinya keeratan hubungan an- menggambarkan kemampuan g-factor.g-factor
tara WPT dan ZR IST cukup kuat. Ini ini direpresentasikan dalam nilai IQ yang di-
mengindikasikan bahwa WPT dan ZR IST peroleh dari pengukuran menggunakan WPT.
mengukur kemampuan yang sama yaitu Adapun IST adalah tes kecerdasan yang
kemampuan menalar. dikonstruksi untuk mengukur kemampuan spe-
8. Korelasi antara WPT dengan FA IST ada- sifik-kemampuan spesifik. IST terdiri dari 9
lah 0,360. Ini artinya keeratan hubungan subtes yang setiap subtesnya mengukur ke-
antara keduanya lemah. Ini mengindika- mampuan yang berbeda dan spesifik. Meski-
sikan keduanya mengukur kemampuan pun setiap subtes yang ada dimaksudkan untuk
yang berbeda. Ini memperkuat bukti bah- mengukur kemampuan mental spesifik, subtes-
wa FA IST mengukur s-factor. subtes tersebut juga merefleksikan g dalam
9. Korelasi WPT dengan WU IST adalah derajat yang berbeda-beda. Sebaliknya karena
0,306. Ini artinya keeratan hubungan an- setiap subtes “terkontaminasi” oleh efek dari
tara keduanya lemah. Ini mengindikasikan kemampuan mental spesifik, maka tidak ada
keduanya mengukur kemampuan yang satu subtes yang hanya mengukur “g-factor”.
berbeda. Ini memperkuat bukti bahwa WU Ketika diperoleh skor IST dari total IST maka
IST mengukur s-factor. skor tersebut tidak murni mengukur g-factor.
10. Korelasi WPT dengan total IST adalah Dikatakan mengandung „ketidakmurnian‟ ka-
0,641. Ini artinya keeratan hubungan an- rena ada faktor pengotor sebagai efek dari ke-
tara kedua hal tersebut cukup kuat. Ini mampuan mental spesifik. Oleh karena itu
mengindikasikan bahwa WPT dan total ketika skor yang „tidak murni‟ mengukur g-
IST mengukur g-factor. factor ini dikonversikan ke nilai IQ maka nilai
IQ yang diperolehpun tidak murni menunjuk-
Perbedaan WPT dan IST
kan skor IQ yang sesungguhnya. Skor IQ yang
Dari Uji Perbedaan IQ hasil tes WPT
diperoleh akan menjadi lebih tinggi
dan IQ hasil tes IST diperoleh bahwa terdapat

74
Studi Korelasi WPT ( Wonderlic Personnel Test ) dan IST ( Intelligenz Structur Test )
(Sulisworo Kusdiyati)

Simpulan dan Saran dengan alat tes kecerdasan lain yang hanya
mengukur g-factor.
Kesimpulan
3. Tes kecerdasan IST dipergunakan sebagai
Sesuai dengan tujuan penelitian yang di-
alat tes kecerdasan yang mengukur ke-
tetapkan maka dari penelitian ini dapat disim-
mampuan spesifik / s-factor
pulkan :
1. Dari korelasi antar subtes IST yang di-
Daftar Pustaka
peroleh dapat disimpulkan bahwa IST ada-
lah tes kecerdasan yang mengukur s-factor Anastasi, A , & Urbina, S. (1997) Psycho-
logical Testing ( seventh edition). Upper
2. Dari korelasi total IST dengan WPT di-
Sadle River, Nj. Prentice-Hall, Inc.
peroleh bahwa IST juga tes kecerdasan Gottfredson, Linda S. (1997) Mainstream Sci-
ence on Intelligence : An Editorial With
yang mengukur g-factor .
52 Signatories, History, and Biblio-
3. Dari korelasi subtes IST dengan WPT graphy dalam journal INTELLIGENCE
24 (1) 13-23. Ablex Publishing Cor-
diperoleh bahwa IST adalah tes kecerdasan
poration.
yang mengukur s-factor. Gottfredson, Linda S. (1998). The General
Intelligence Factor dalam Human Intel-
4. Dari uji perbedaan IQ hasil WPT dan IST
ligence. Scientific American Inc. P 24 –
diperoleh bahwa ada perbedaan IQ hasil 28.
Gottfredson, Linda S (2002). Where and Why g
WPT dan IST. Perbedaan ini terjadi karena
Matters : Not a Mys-tery dalam Journal
konstruksi tes WPT dan IST berbeda. Human Perfor-mance , 15 (1/2), 25 – 46.
Law-rence Erlbaum Associates, Inc.
WPT dikonstruksi untuk mengukur g-
Gottfredson, Linda S. (2004). Life, Death &
factor. Adapun IST dikontruksi untuk Intelligence dalam Jour-nal of Cognitive
Education and Psychology (online), 4, 1,
mengukur kemampuan spesifik / s-factor
23-46. www.iacep.coged.org.
dan g-factor. g-factor yang diukur oleh Sattler, J.M. (2001). Assessment of Children
Cognitive Applications (fourth edition).
IST tidak murni mengukur g-factor karena
San Diego, Jerome M. Sattler, Publisher,
adanya faktor pengotor dari efek kemam- Inc.
Sattler, J.M (2008). Assessment of Children
puan spesifik.
Cognitive Foundations (Fifth Edition).
San Diego. Jerome M. Sattler, Publisher,
Saran
Inc.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, ma- Siti Qodariah. (2006). Wonderlic Personnel
Tes. Makalah disampaikan pada Se-
ka peneliti menyarankan :
minar Intern Fakultas Psikologi Univer-
1. Dalam praktek, tes kecerdasan IST se- sitas Islam Bandung, Bandung Juni 2006.
Sumiharso (2007). Menggagas Ulang Kecer-
baiknya tidak dipergunakan sebagai alat
dasan: Kepentingan Relatif Faktor Ke-
tes yang berdiri sendiri untuk mengukur cerdasan Umum (the g-factor) dalam
Kehidupan Sehari-hari. Makalah disam-
kemampuan umum / g-factor.
paikan pada Seminar Intern Fakultas
2. Untuk mendapatkan kemampuan umum / Psikologi Universitas Islam Bandung,
Bandung 24 November 2007.
g-factor yang lebih murni hendaknya tes
kecerdasan IST digunakan bersama-sama

75
Psympathic, 2010, Vol. III, No.1: 59-76

Sumiharso (2008). Intelligence: History Be-


hind The Theories. Makalah disam-
paikan pada Seminar “Pembahasan Te-
ori CHC dan Aplikasinya dalam Pengu-
kuran Inteligensi” Laboratorium Psiko-
logi Fakultas Psikologi Univesitas Islam
Bandung, Bandung 19 Juli 2008.
Sumintardja, E.N, & Rismiyati, E.K (1999).
Aspek Inteligensi dan Pengukurannya
dalam Konsep Dasar Penguasaan Diag-
nostik. Makalah disampaikan pada pela-
tihan Psikodiagnostik Fakultas Psikologi
Universitas Islam Bandung. Bandung 11,
12 dan 13 November 1999

76

You might also like