You are on page 1of 10

ANALISIS GANGGUAN PADA SISTEM KERJA

POWER SUPPLY DC 110 VOLT


DI GARDU INDUK PADALARANG BANDUNG

Anita Widiawati

Widyaiswara Muda PPPPTK BMTI


e-mail: anitawied@yahoo.co.id

ABSTRACT

Electrical stations serve as the key to an electrical power system because they are
equipped with various facilities and equipment required for its operation and
maintenance. The 110 DC power supply is an important piece of equipment and
requires attention. If a disturbance occurs on the system, it will cause a black out and
endanger and destroy the pieces of equipment that exist in the main electrical station,
such as the PMT, PMS and other protective devices. The work system of the DC
power supply consists of three components which are connected to one another. The
rectifier, of which the function is to direct all currents to one direction, has got a
direct input from the AC input of the nets. The output produced by the rectifier is used
for charging the battery and to supply the load (control and protective devices).
When the work system is said to be normal if the DC load is fully supplied by the
rectifier and the battery is in the standby position (ready for supplying load). When
the rectifier is not working (under maintenance) or the AC power is absent (such as
during the black out on the Java-Bali system) the DC load is supplied by the battery.
Such a condition is usually referred to as the system being not working under normal
condition. The equipment is so important that it requires a special maintenance and a
rapid and accurate anticipation for any disturbance. In addition to this, considering
that the control equipment is so sensitive and requires a protection against an
unstable voltage, the output of the DC current produced by the rectifier and the
battery must be maintained in such a way that the voltage remain stable and
constant.
Keywords: Main Electrical Station, Disturbance on the Work System, DC power
supply.

ABSTRAK

Gardu Induk merupakan kunci dari sistem tenaga listrik, karena dilengkapi
dengan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk operasi dan
pemeliharaannya. Power supply DC 110 Volt merupakan peralatan yang sangat
penting dan harus diperhatikan. Apabila terjadi gangguan pada sistem ini akan
menyebabkan black out dan dapat membahayakan serta merusak peralatan-

86
peralatan di gardu induk seperti PMT, PMS dan alat proteksi lainnya. Sistem
kerja dari power supply DC terdiri dari tiga komponen yang berhubungan satu
sama lainnya. Rectifier sebagai penyearah mendapatkan input langsung dari
sumber AC pada jala-jala. Output yang dihasilkan oleh rectifier dimanfaatkan
untuk mensuplai batere sebagai pengisian (charger) dan mensuplai beban
(peralatan kontrol dan proteksi). Sistem bekerja dalam keadaan normal apabila
beban DC secara penuh disuplai oleh rectifier dan batere dalam kondisi stand by
(siap siaga untuk mensuplai beban). Tetapi dalam kondisi rectifier tidak bekerja
(pemeliharaan) atau tidak ada sumber AC (seperti terjadinya black out pada
sistem Jawa-Bali), maka beban DC disuplai batere, hal ini biasanya disebut
sistem bekerja dalam keadaan tidak normal. Begitu pentingnya peralatan ini
maka diperlukan suatu pemeliharaan khusus dan antisipasi gangguan yang
cepat dan tepat. Juga karena begitu sensitifnya peralatan kontrol dan proteksi
terhadap tegangan, sehingga output arus DC yang dihasilkan oleh rectifier dan
batere harus dijaga agar tegangannya sama dan tetap konstan.
Kata kunci: Gardu Induk, Gangguan Sistem Kerja, Power Supply DC.

1. PENDAHULUAN mempertahankan pelayanan dengan cara


mencegah interupsi tenaga listrik dan
Energi listrik yang dibangkitkan mempertahankan tegangan sesuai
oleh pusat-pusat pembangkit, dengan ketentuan yang berlaku. Untuk
sebelum disalurkan ke konsumen, itu perlu diantisipasi sebaik mungkin
tegangannya disesuaikan dulu dengan agar tidak terjadi gangguan dan bila
tegangan transmisinya. Setelah gangguan ini telah terjadi maka harus
melalui saluran transmisi energi dihilangkan secepat mungkin. Untuk
listrik tersebut digabungkan dengan melaksanakan tugas tersebut gardu induk
energi listrik dari pembangkit lain dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan
sebelum secara keseluruhan yang diperlukan sesuai dengan tujuannya
ditransmisikan dan di distribusikan. dan mempunyai fasilitas untuk operasi
Tempat penggabungan ini dikenal dan pemeliharaan. Diantaranya : trafo
dengan istilah sistem interkoneksi. utama, alat pengubah fasa, peralatan
Sistem interkoneksi ini dilaksanakan penghubung, panel hubung, trafo ukur,
di gardu-gardu induk. alat proteksi, dan gedung. Disamping
Menurut [1], operasi gardu induk peralatan tersebut, gardu induk juga
menyangkut supervisi, pencatatan, dilengkapi dengan peralatan pembantu
kontrol dan penyetelan kondisi seperti alat pendingin, alat pencuci,
operasi dari semua perlengkapan, isolator, kompresor, batere, pengisi
patroli harian, perbaikan kecil dan batere.
tindakan darurat sewaktu ada Ada beberapa peralatan yang
gangguan. Tugas ini harus memerlukan perhatian dan ketelitian,
dilaksanakan dengan tujuan untuk salah satunya adalah sumber arus DC

87
(rectifier dan batere) yang merupakan c. pengaturan daya ke gardu-gardu
jantung atau kunci utama dalam induk lain melalui tegangan tinggi
mengoperasikan peralatan kontrol dan gardu-gardu distribusi melalui
dan proteksi. Sehingga apabila sistem feeder tegangan menengah.
kerja suplai arus DC terganggu atau Menurut penempatan peralatannya,
tidak berfungsi maka peralatan gardu induk yang ada di Bandung
kontrol dan proteksi tidak dapat merupakan Gardu Induk Pasangan Luar
dioperasikan. Hal ini akan berakibat karena semua peralatannya (switch
sistem penyaluran listrik mengalami gear), isolator dan sebagainya)
black out (mati) seperti yang pernah ditempatkan di udara terbuka. Sejalan
terjadi se-Jawa-Bali, dan bahkan dengan kemajuan teknologi, peralatan
mungkin akan timbul kerusakan pada dalam gardu induk mengalami
perlengkapan gardu induk. Kasus modernisasi dan otomatisasi dalam
tersebut sangat tidak diharapkan rangka peningkatan keandalannya dalam
terjadi pada suatu gardu induk, penyediaan tenaga listrik. Perlengkapan
khususnya di Gardu Induk dan fasilitas yang ada di gardu induk
Padalarang Bandung. Oleh karena itu umumnya terdiri dari : Lightning
diperlukan suatu antisipasi yang tepat arrester, Pemisah (PMS), Pemutus
dan terencana dengan baik agar Tenaga (PMT), Trafo tenaga, Trafo
sumber arus DC tetap berfungsi. tegangan, Trafo arus, Rel daya, Rele,
Adapun permasalahan yang dijadikan Sistem pentanahan, Kapasitor, Reaktor,
fokus dalam penelitian ini yaitu : Hal Panel kontrol dan Batere. Secara umum
apakah yang perlu diantisipasi bila topologi gardu induk seperti pada
terjadi gangguan pada sistem kerja gambar 1 berikut :
suplai DC pada Gardu Induk
Padalarang Bandung?
Gardu induk merupakan suatu
kumpulan perlengkapan listrik yang
dipergunakan untuk pengaturan,
pengendalian dan pengubahan tenaga
listrik. Menurut [2], gardu induk
merupakan suatu instalasi yang terdiri
dari perlengkapan listrik yang
berfungsi untuk :
a. transformasi tenaga listrik
tegangan tinggi yang satu ke
tegangan tinggi yang lainnya atau
tegangan menengah.
b. pengukuran, pengawasan operasi
serta pengaturan pengaman dari
sistem tenaga listrik.
Gambar 1: Topologi Gardu Induk

88
Power Supply Arus DC (Batere) mensuplai beban. Rangkaian batere
adalah suatu alat yang menghasilkan dengan rectifier secara sederhana seperti
energi listrik arus searah dengan gambar 2 berikut :
proses kimia. Batere dapat berupa
susunan beberapa sel atau hanya satu
sel saja. Tiap sel terdiri dari elektroda
positif, elektroda negatif dan
elektrolit. Menurut [3], di gardu Gambar 2: Sistem Sederhana (Simple Sistem)
induk maupun di pusat pembangkit, Gangguan yang terjadi di gardu
batere ini berfungsi sebagai berikut : induk erat hubungannya dengan
a. Sumber tenaga untuk alat kontrol, pemeliharaan, namun hal ini dapat juga
pengawasan, tanda-tanda isyarat terjadi karena pengaruh ekstern seperti
(signaling and alarm). tegangan dan arus lebih atau drop
b. Sumber tenaga motor-motor untuk tegangan dan frekuensi kurang.
PMT, PMS, tap-charging trafo Kebanyakan gangguan terjadi karena
tenaga. pemeliharaan yang kurang baik dan
c. Sumber tenaga untuk penerangan peralatan yang rusak. Oleh karena itu
darurat. kebijaksanaan pemeliharaan guna
d. Sumber tenaga untuk relai menjamin operasi yang stabil harus
proteksi. dijabarkan dari analisis gangguan.
e. Sumber tenaga untuk peralatan Sedangkan pemeliharaan sendiri
komunikasi. bertujuan untuk menjaga hasil kerja
Sumber tenaga untuk alat-alat peralatan, deteksi kerusakan secepat
kontrol, relai-relai proteksi dan mungkin dan mencegah gangguan
sebagainya harus mempunyai sebanyak dan seluas mungkin. Dengan
keandalan yang tinggi. Oleh karena mempelajari jenis gangguan yang terjadi
itu perlu dijaga agar tegangan dari di gardu induk merupakan salah satu
batere ini tidak banyak berubah dari pengembangan untuk meningkatkan
yang sudah ditentukan. pengawasan oleh operator terhadap
Menurut [4], untuk memberikan peralatan instalasi.
arus listrik pengisian (charging
current) pada batere diperlukan suatu
sumber arus searah yang biasanya 2. METODE
dihasilkan oleh rangkaian rectifier
atau pengisian batere (battery Untuk memecahkan permasalahan
charger) yang mengambil sumber dan melancarkan proses penelitian
dari jala-jala (PLN). Pada kerja tergantung bagaimana kita menggunakan
rangkaian batere ini penyearah metode dalam mencari data yang kita
(rectifier) digunakan pada pemakaian perlukan. Dalam penelitian ini penulis
normal yang dihubungkan ke beban, menggunakan metode sebagai berikut :
sedangkan pengisi batere digunakan a. Studi literatur, yaitu mempelajari
untuk mengisi batere dan juga literatur dan dokumen yang ada

89
relevansinya dengan masalah yang sampai ke beban. Hal ini terlihat sebagai
akan dibahas seperti : buku-buku, suatu kesatuan atau sistem secara
diktat, majalah dan jurnal. menyeluruh.
b. Observasi, yaitu mengadakan studi
ke lapangan yaitu ke PT. PLN
(PERSERO) Sektor Priangan,
lebih tepatnya ke Gardu Induk
Padalarang Bandung.
c. Diskusi, yaitu melakukan tanya
jawab dengan orang-orang yang
berkompeten di bidang ini.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Power supply DC 110 Volt di


Gardu Induk Padalarang ataupun di
gardu induk lainnya merupakan
jantung atau kunci utama dalam
menggerakkan peralatan kontrol dan
proteksi. Peralatan kontrol dan
proteksi berupa peralatan kendali
terhadap keamanan gardu induk dan
proses penyaluran daya listriknya.
Power supply DC yang dimaksudkan
berupa batere dengan 84 unit dan
kapasitas 400 Ampere-jam (Ah) dan Gambar 3: Instalasi Power Supply DC
di Gardu Induk Padalarang
rectifier dengan kapasitas 18 KVA
dan arus maksimum DC 100 Ampere, Terlebih dahulu kita harus mengenal
yang dipakai secara paralel dalam suatu sistem yang lebih kecil untuk lebih
mensuplai beban. Menurut [5], untuk memahami sistem yang lebih besar.
lebih jelasnya dapat dilihat pada Untuk itu kita harus menyederhanakan
gambar 3. dahulu terhadap sistem yang menjadi
Dari gambar tersebut dapat tujuan dalam pembahasan ini pada
dilihat hubungan antara trafo gambar 4.
distribusi (sebagai supply AC), Tiga komponen yang tersusun
rectifier (sebagai penyearah tegangan sebagai suatu sistem DC, dimana setiap
AC ke DC), batere (sebagai sumber komponen dalam kondisi bekerja. Sistem
DC) dan beban (yang supply DC merupakan suatu kerja yang
mempergunakan suplai DC tersebut). terkoordinasi satu sama lain secara baik
Dari hubungan tersebut terlihat guna mencapai tujuan yaitu memenuhi
adanya aliran daya dari jala-jala kebutuhan beban DC. Jadi sistem yang

90
dimaksud adalah hubungan antara Hal ini berlangsung terus menerus
batere dan rectifier sebagai penyuplai saat rectifier bekerja. Kondisi ini
arus DC dan beban sebagai penerima dinamakan sistem bekerja normal.
suplai DC tersebut. Sedangkan sistem bekerja tidak normal
apabila rectifier dalam keadaan tidak
bekerja (contohnya dalam keadaan
pemeliharaan), sehingga beban akan
disuplai sepenuhnya oleh batere.
Secara keseluruhan sebagai suatu
proses dari aliran daya listrik sampai ke
beban. Pertama-tama daya yang
dihasilkan oleh jala-jala transmisi dari
pembangkit sebesar 150 KV diturunkan
terlebih dahulu oleh trafo step down ke
20 KV, kemudian diturunkan lagi ke 380
Volt (sebagai sumber AC tiga fasa).
Gambar 4: Sistem Suplai DC Kemudian tegangan ini menjadi input
dalam Penelitian
rectifier tiga fasa dan mengubahnya
Kita ketahui bahwa beban yang menjadi tegangan searah. Kemudian
dimaksud merupakan peralatan- sumber DC ini digunakan untuk
peralatan penting dalam suatu gardu mensuplai beban-beban DC tersebut.
induk dan juga sebagai Seperti yang telah dijelaskan
pengaman/proteksi terhadap sebelumnya bahwa sistem dapat
gangguan yang tidak diinginkan dan mengalami gangguan yang
ditentukan waktu terjadinya. menyebabkan sistem bekerja dalam
Peralatan-peralatan tersebut pada kondisi tidak normal. Suatu sistem
umumnya digerakkan dengan sumber dikatakan dalam keadaan tidak normal
DC, jadi dengan kata lain beban harus atau terjadi gangguan bila output
selalu mendapat suplai DC. rectifier tidak diperoleh atau tidak ada.
Hubungan antara ketiga komponen Hal ini terjadi akibat:
ini bisa disimpulkan tentang kerja 1. Tidak adanya suplai AC ke rectifier
dari sistem tersebut. Suatu sistem (black out).
dikatakan bekerja apabila beban Salah satu yang dapat
selalu mendapatkan suplai DC baik menghilangkan suplai AC ke rectifier
dari rectifier ataupun dari batere. Dan adalah terjadinya black out, yaitu
sistem dikatakan tidak bekerja terjadinya keadaan yang gelap,
apabila beban tidak mendapatkan hilangnya sumber tegangan AC sehingga
suplai DC sama sekali dari kedua segala sistem dan peralatan yang
sumber tersebut. Dari gambar 4 di memakai input langsung dari sumber AC
atas, rectifier mengalirkan suplai DC jala-jala akan tidak bekerja. Salah satu
ke beban dan juga melakukan contohnya adalah terjadinya black out
pengisian (charge) terhadap batere. se-Jawa-Bali yang diakibatkan adanya

91
kerusakan pada sistem transmisi umum yang mengganggu proses suplai
sumber jala-jala tersebut. Intinya DC ke beban, diantaranya:
rectifier tidak akan bekerja dan 1. Gangguan pada output rectifier.
menghasilkan output DC akibat tidak Gangguan pada ouput rectifier dapat
adanya sumber input AC yang masuk diartikan sebagai gangguan yang
ke rectifier tersebut. menyebabkan tidak keluarnya sumber
2. Kerusakan pada rectifier. DC rectifier yang akan disalurkan ke
Pada saat rectifier tidak beban. Untuk dapat memastikan jenis
mengeluarkan sumber DC maka hal gangguan yang terjadi maka perlu
yang pertama kita periksa adalah dilakukan pengusutan terhadap letak
apakah input AC yang diberikan gangguan.
bekerja atau tidak. Jika pada suplai Hal-hal yang dilakukan dalam
tidak ada gangguan maka pengusutan secara umum, diantaranya:
dimungkinkan ada kerusakan pada a. Pemeriksaan terhadap input rectifier.
rectifier yang menyebabkan tidak Maksudnya adalah mengecek
adanya sumber DC yang keluar. keberadaan (ada tidaknya) input yang
Dalam kondisi sistem bekerja masuk. Jika tidak ada pengecekan
dalam keadaan tidak normal ini dapat diteruskan hingga suplai dari
otomatis suplai rectifier tidak ada. jala-jala.
Sedangkan kita ketahui bahwa beban- b. Pemeriksaan pada rectifier.
beban tersebut harus mendapatkan Maksudnya adalah apabila pada
suplai DC, maka tugas ini diambil sumber jala-jala tidak ada
alih oleh batere sebagai sumber DC permasalahan, maka hal yang paling
yang sebelumnya ditempatkan pada mungkin adalah terjadinya kerusakan
kedudukan stand by. Jadi fungsi pada rectifier.
batere ini sebagai sumber DC Dalam proses pengusutan telah
cadangan yang dipakai pada waktu selesai dilaksanakan dan penentuan
tertentu sesuai life time dari batere gangguan dapat ditemukan, maka proses
tersebut. Dan apabila batere pun perbaikan dapat sesegera mungkin
mengalami gangguan sehingga tidak dilakukan. Selain itu perlu adanya
dapat menyuplai beban secara normal penanggulangan lain untuk mencegah
atau tidak sama sekali, maka hal ini hal-hal yang tidak diinginkan,
akan menimbulkan suatu keadaan diantaranya :
yang sangat berbahaya terhadap a. Menyediakan rectifier cadangan.
sistem penyaluran dan sistem b. Menyediakan batere cadangan.
proteksi. Kondisi seperti inilah yang
perlu dihindarkan, oleh karenanya 2. Gangguan pada suplai DC ke beban.
diperlukan suatu perencanaan dan Gangguan pada suplai DC ke beban
pemeliharaan yang tepat dan benar. dapat diartikan sebagai tidak adanya
Pada sistem kerja suplai DC di suplai DC yang dialirkan ke beban baik
Gardu Induk Padalarang, dapat dari rectifier maupun dari batere. Pada
dianalisis bentuk gangguan secara kondisi ini beban tidak dapat bekerja

92
sama sekali dan hal ini sangat hanya membutuhkan arus sebesar 0,05
berbahaya serta harus diusahakan ampere. Jadi waktu yang diberikan
agar tidak terjadi. Hal-hal yang dapat batere dalam mensuplai beban adalah :
dilakukan dalam proses T = 400 Ah / 0,05 A = 8000 jam.
pengusutannya adalah : Jadi batere dapat mensuplai beban 5 watt
a. Memeriksa kondisi suplai jala-jala. selama 8000 jam atau 333,3 hari.
b. Memeriksa suplai output dari Maka dalam kasus ini batere akan
rectifier. mampu bertahan walaupun tanpa
c. Memeriksa suplai output batere. pengisian. Namun, bila beban yang
d. Memeriksa saluran kabel ke memerlukan suplai DC cukup banyak,
beban. misalnya 10 ampere maka batere hanya
Agar kasus seperti ini dapat mampu mensuplai beban selama 40 jam
dihindarkan maka gardu induk harus atau 1,67 hari.
mempersiapkan batere cadangan. Besarnya arus pengisian tersebut,
diperlihatkan pada tabel 1, kolom 3 dan
Kasus yang terjadi 5 berikut ini :
Apabila terjadi gangguan black Tabel 1 Pengisian Arus pada Batere dengan
out, berapa lama kapasitas batere Tegangan 1,85 volt/Sel
dapat menyuplai beban-bebannya? Kapasitas batere
Jadi apabila terjadi gangguan (black dalam Ah pada 10 Pengisian Ampere Pengisian
out) seperti yang pernah terjadi se- jam dgn tegangan arus tahap - arus tahap
Jawa-Bali maka kapasitas atau akhir 1,85 volt/sel pertama kedua
Jam
kemampuan batere dapat melayani dalam dalam
Pada Pada ampere (Ah) ampere
beban-beban selama masa perbaikan
15oC 25oC
adalah sebagai berikut :
Batere yang digunakan mempunyai 1 2 3 4 5
kapasitas total sebesar 400 ampere 15 16 1-2 75 1
jam (Ah), sedangkan beban yang
harus tetap mendapatkan suplai 30 32 2-4 150 2
tegangan DC dalam keadaan mati 45 48 3-6 150 3
total adalah lampu-lampu indikator 60 64 4-8 225 4
yang bekerja tidak serempak sebesar 75 80 5-10 300 5
5 watt. Untuk tegangan DC sebesar
100 107 7-14 500 7
100 volt, maka beban sebesar 5 watt
mendapatkan arus sebesar : 125 134 8,5-17 625 8,5
P=VxI 150 161 10-20 750 10
Maka akan diperoleh besar arus : 200 214 14-28 1000 14
I = P/V = 5 W/100 V = 0,05 250 268 17-34 1250 17
ampere.
Sedangkan batere mampu 300 322 21-42 1500 21
mengeluarkan arus sebesar 400 350 375 24-48 1750 24
ampere dalam satu jam, dan beban 400 425 28-56 2000 28

93
Selama pengisian berlangsung 3. Sistem bekerja dalam keadaan
dengan arus pengisian tahap pertama normal apabila beban DC secara
akan timbul gas, kemudian besarnya penuh disuplai oleh rectifier dan
tegangan yang telah dimiliki batere batere dalam kondisi stand by (siap
selama pengisian tersebut diukur siaga) untuk mensuplai beban.
dengan menggunakan celtester. Jika Tetapi dalam kondisi rectifier tidak
tegangan tiap-tiap sel telah mencapai bekerja (pemeliharaan) atau tidak
2,3 volt, maka arus pengisian ada sumber AC, maka beban DC
diturunkan ke pengisian tahap kedua. disuplai batere, hal ini biasanya
Dan pengisian tahap kedua ini disebut sestem bekerja dalam
dihentikan setelah tegangan setiap sel keadaan tidak normal.
mencapai 2,7 volt. 4. Power supply DC 110 volt yang
terdiri dari rectifier dan batere
merupakan suatu peralatan yang
4. SIMPULAN menjadi jantung dari sistem listrik di
gardu induk. Begitu pentingnya
Berdasarkan penelitian yang telah peralatan ini maka diperlukan suatu
dilakukan, ada beberapa hal yang pemeliharaan khusus dan antisipasi
dapat disimpulkan: gangguan yang cepat dan tepat.
1. Sistem kerja dari Power Supply Untuk itu penulis coba sarankan hal-
DC 110 volt terdiri dari tiga (3) hal sebagai berikut:
komponen yang saling a. Output arus DC yang dihasilkan
berhubungan satu sama lainnya. oleh rectifier dan batere harus
Rectifier sebagai penyearah dijaga agar tegangannya sama
mendapatkan input langsung dari dan tetap konstan
sumber AC pada jala-jala. Output b. Perawatan dan pemeliharaan
yang dihasilkan oleh rectifier power supply DC harus
dimanfaatkan untuk mensuplai dilakukan secara berkala dan
batere sebagai pengisian berjenjang.
(charger) dan mensuplai beban c. Sebagai jaga-jaga perlu
(peralatan kontrol dan proteksi). disediakan rectifier dan sel batere
2. Suatu sistem dikatakan bekerja cadangan.
apabila beban selalu d. Gangguan-gangguan yang terjadi
mendapatkan suplai arus DC baik terhadap power supply harus
dari rectifier ataupun dari batere. diantisipasi dan dinormalkan
Sedangkan sistem dikatakan kembali secepat mungkin.
tidak bekerja apabila beban tidak
mendapat arus DC sama sekali
dari kedua sumber DC tersebut.
Hal ini jangan sampai terjadi
pada suatu gardu induk karena
akibatnya akan sangat fatal.

94
REFERENSI

1 P. Van Harten, E. Setiawan.


(1992). Instalasi Listrik Arus
Kuat, Jakarta : Bina Cipta.
2 PT. PLN. (1996). Petunjuk
Operasi dan Pemeliharaan
Instalasi Gardu Induk, Bandung :
PLN Sektor Priangan.
3 PT. PLN. (1996). Petunjuk
Operasi dan Pemeliharaan
Batere, Bandung : PLN Sektor
Priangan.
4 Zuhal. (1988). Dasar Teknik
Tenaga Listrik dan Elektronika
Daya, Jakarta : PT. Gramedia.
5 SRMT SPRN. (1995). Rele
Proteksi dan Pengukuran,
Bandung : PLN Sektor Priangan.

95

You might also like