You are on page 1of 11

I MPLEMENTASI PENGELOLAAN AIR MINUM RUMAH TANGGA (PAM RT)

DI JAWA BARAT DAN (NUSA TENGGARA TIMUR)

Household Water Treatment and Safety Storage


in West Java and East Nusa Tenggara
2
Athena', Indah T

Abstract. In order to reduce waterborne diseases, the current government and its partners are developing a
household water treatment and safety storage (HWTS). This article is part of a study on Development of
An Evidence-Based Guidelines for Promotion of HWTS which is conducted in three pilot sites: Bandung
city, Bandung district (West Java) and Sikka district (East Nusa Tenggara) in 2008. The aim of this study
was to find out how the program was implemented and how is the public opinion about the management
(processing and storage) of drinking water. Data collection was done by interview through a questionnaire.
Data source were health officers and partners (qualitative data) and the community (quantitative data).
Qualitative data processing was performed by the content and the domain method, while quantitative data
along
was processed through SPSS software. The results show that the government develop the HWTS
(Bandung City), Pelita Indonesia (Bandung District), and Dian Desa (Sikka
with its partner: Aman Tirta
District). Activity of HWTS was done through several stages, such as preparation/dissemination,
i mplementation, monitoring and evaluation. Every partner will have its own way in carrying out the stages
of activity. Not all health officers of district/city states involved in the implementation of the HWTS
program. It was only Sikka District Health officer that claimed to have fully engaged in the implementation
of HWTS in the region. The results of processing and data analysis showed that more than 80% of
respondents said the HWTS methods were suitable with drinking water treatment for their region. In terms
of increasing the water quality, price of materials/tools, and easyness in the water treatment; respondents'
opinions very widely.

Keywords: HWTS, drinking water, water treatment


pemerintah dan mitra
Abstrak. Dalam upaya menurunkan penyakit yang ditularkan melalui air, saat ini
household water treatment
sedang mengembangkan pengelolaan air minum rumah tangga (PAM RT atau
Development Of An Evindence-Based
and safety storage). Tulisan ini merupakan bagian dari studi tentang
Kota Bandung,
Guideline For Promotion Of HWTS yang dilakukan di di 3 lokasi percontohan yaitu
(NTT). Studi dilakukan pada tahun tahun 2008,
Kabupaten Bandung, (Jawa Barat) dan Kabupaten Sikka
implementasi program dan pendapat masyarakat tentang
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
air minum. Data yang dikumpulkan meliputi data kualitatif
pengelolaan (pengolahan dan penyimpanan)
dengan cara
(mitra dan petugas kesehatan) dan kuantitatif (masyarakat). Pengumpulan data dilakukan
Pengolahan data
wawancara menggunakan daftar pertanyaan (kualitatif) dan kuesioner (kuantitatif).
dilakukan dengan
kualitatif dilakukan dengan content dan domain, sedangkan data kuantitatif
bahwa
menggunakan software SPSS. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil menunjukkan
(Kota Bandung), Pelita Indonesia
pemerintah mengembangkan PAM RT bersama dengan mitra Aman Tirta
melalui
(Kabupaten Bandung), dan Dian Desa (Kabupaten Sikka). Implementasi PAM RT dilakukan
monitoring dan evaluasi.Setiap mitra mempunyai
beberapa tahap, yaitu persiapan/sosialisasi, pelaksanaan,
Kesehatan Kabupaten
cara tersendiri dalam melaksanakan tahapan kegiatan tersebut. Hanya petugas Dinas
Sikka yang menyatakan telah terlibat secara penuh dalam implementasi PAM RT di wilayahnya. Hasil
menunjukkan bahwa lebih dari 80% responden menyatakan metode dalam
wawancara terhadap masyarakat
kualitas air menjadi
PAM RT sesuai untuk pengolahan air minum di wilayahnya. Dalam hal menjadikan
sangat bervariasi.
lebih baik, harga bahan/alat, dan kemudahan pengeolahan air, pendapat responden

Kata kunci: PAM RT, air minum, pengolahan ait minum

PENDAHULUAN masyarakat mengenai air minum yang aman


merupakan faktor penyebab masih tingginya
Masih banyaknya masyarakat yang penyakit yang ditularkan air minum. Masalah
tidak mempunyai akses terhadap air minum lainnya adalah ketersediaan dan
(53,7%) (Badan Ltbang Kesehatan, 2010) memburuknya kualitas sumber air. Tekanan
dan masih rendahnya tingkat pengetahuan pertambahan penduduk disertai dengan
I
Peneliti pada Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat 136
2
Staf Sub Direktorat Penyehatan Air, Dit. Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP/PL
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 136 - 146

kebutuhan atas pemukimannya memberi Upaya lain yaitu melalui program


dampak pada tingginya pencemaran domestik meningkatkan akses masyarakat terhadap air
terhadap sumber air. Pencemaran secara minum (meningkatkan cakupan penyediaan
mikrobiologi, terutama bakteri fecal menjadi air minum melalui perpipaan aau Perusahaan
gejala umum yang terjadi di banyak sumber Daerah Air Minum/PDAM, maupun sumur
air di sekitar pemukiman yang pada akhirnya terlindung), serta memperbaiki PHBS dan
memberi dampak terhadap kesehatan, yaitu sanitasi. Upaya-upaya yang selama ini
meningkatnya kejadian diare. Di Indonesia, dilakukan tersebut memerlukan waktu untuk
diare merupakan penyakit penyebab utama mencapainya sehingga basil yang diperoleh
kematian pada bayi dan balita (Survei masih belum sesuai dengan target diharapkan
Kesehatan Rumah Tangga, 2004). Survei sementara masyarakat tidak bisa dibiarkan
Morbiditas Diare menyebutkan bahwa menerima risiko kesehatan akibat konsumsi
kejadian diare pada anak-anak terus air minum yang tidak memenuhi syarat
meningkat, pada tahun 2000 tercatat kesehatan.
300/1000 penduduk dan tahun 2003
Saat ini pemerintah bersama dengan
mencapai 423/1000 penduduk.
mitra telah memulai mengembangkan
Faktor yang tidak langsung yang program pengolahan dan penyimpanan air
cukup penting terhadap kejadian diare adalah skala rumah tangga yang dikenal dengan
perilaku masyarakat dalam pengelolaan household water treatment and safety storage
(pengolahan dan penyimpanan) air minum di (HWTS) atau pengolahan dan penyimpanan
rumah tangga. Menurut data Riskesdas, air minum rumah tangga (PAM RT) yang
secara umum penduduk di Indonesia bertujuan untuk memberi alternatif
mengolah air dengan cara dimasak sebelum pengolahan air minum dan memberi
dikonsumsi (lebih dan 90%), -tetapi di pedomana penyimpanan air yang aman
beberapa lokasi masih ada masyarakat yang terutama di daerah sulit air atau di lokasi
mengkonsumsi air tanpa diolah terlebih bencana. Program tersebut telah dilaksanakan
dahulu (kurang dari 10%)(Depkes 2007). Di di beberapa lokasi sulit air, seperti di
lokasi sulit air seperti di Kabupaten Sikka beberapa lokasi Pulau Jawa, Sumatera,
Nusa Tenggara Timur, sumber air minum Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Metode
masih memprihatinkan baik secara kualitas pengolahan dan penyimpanan air minum
maupun kuantitas. Sumber air penduduk pada yang dikembangkan berbeda di setiap lokasi.
umumnya berasal dari air tanah dangkal Dalam rangka mempercepat pelaksanaan
maupun dalam yang tidak terlindung sangat PAMRT di lokasi sulit air di Indonesia, maka
rawan terhadap pencemaran terutama Program Penyehatan Air Dan Sanitasi Dasar
pencemaran bakteriologis. Keadaan Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen
bertambah buruk karena sebagian masyarakat PP/PL bekerjasama dengan World Health
masih mempunyai kebiasaan mengkonsumsi Organization (WHO) telah melakukan studi
air minum tanpa pengolahan (air mentah) tentang Development Of An Evindence-Based
(Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, 2007). Guideline For Promotion Of HWTS. Tulisan
Terjadinya pencemaran sumber air minum ini merupakan bagian dan studi tersebut yang
dan perilaku masyarakat mengkonsumsi air membahas tentang bagaimana implementasi
tanpa pengolahan diduga faktor penyeebab dan pendapat masyarakat terhadap
tingginya kasus diare di lokasi tersebut. pelaksanaan PAMRT di lokasi percontohan
yang akan menyoroti tentang metode-metode
Dalam rangka menurunkan penyakit
PAMRT dan kualitas air hasil pengolahan di
tular air, pemerintah telah melakukan
3 lokasi percontohan, yaitu Kabupaten
berbagai upaya Program pembangunan air
Bandung, Kota Bandung Jawa Barat , dan
bersih dan sanitasi tersebut antara lain
Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur.
program WSSLIC (Water and Sanitation
Support program for Low Income
Community), Waspola dan Pamsimas, yang
BAHAN DAN CARA KERJA
dalam pendekatannya melibat-aktifkan
masyarakat seperti PHAST (participatory Studi ini di lakukan di lokasi
hygiene and sanitation transformation) atau percontohan penerapan PAM RT oleh mitra
CLTS (community lead total sanitation). di Kota Bandung yaitu Aman Tirta,

137
Implementasi pengelolaan air tninum...(Athena A & Indah T)

Kabupaten Bandung (Lembang) yaitu Pelita Desa (Kabupaten Sikka). Dari hasil
Indonesia, serta Kabupaten Sikka yaitu Dian wawancara mendalam terhadap mitra yang
Desa. Data yang dikumpulkan meliputi mengembangkan PAM RT, diperoleh
implementasi PAM RT (metode penerapan informasi bahwa pada awalnya PAM RT
PAM RT, pengelolaan (pengolahan dan dilaksanakan untuk mengatasi kebutuhan air
penyimpanan) air dan pendapat masyarakat minum di daerah yang mengalami bencana.
terhadap PAM RT. Data yang dikumpulkan Dalam perjalanannya program ini
berupa data kualitatif dan kuantitatif. dikembangkan untuk memberi alternatif
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengolahan air kepada masyarakat yang
wawancara mendalam terhadap mitra yang selama ini mengolah air minum dengan cara
mengembangkan PAM RT di 3 lokasi dididihkan (direbus). Program PAM RT,
(kualitatif). Wawancara mendalam juga dimaksudkan selain memberikan alternatif
dilakukan terhadap petugas kesehatan baik pengolahannya juga maupun
(pemegang program dan sanitarian) dengan penyimpanannya agar aman dari
tujuan untuk mengetahui keterlibatan petugas kontaminasi. Tahapan dalam implementasi
kesehatan dalam implementasi PAM RT di PAM RT oleh mitra di ketiga lokasi tidak
wilayahnya. Responden untuk data kualitatif berbeda; tetapi cara penerapan dalam setiap
adalah wakil dari mitra dan pemegang tahapan dan cara pengelolaan air minum,
program penyehatan air di dinas kesehatan berbeda-beda di setiap lokasi. Implementasi
kabupaten/kota. Untuk mengetahui pendapat PAM RT dilakukan melalui beberapa tahap,
masyarakat tentang PAM RT, dilakukan yaitu persiapan/sosialisasi, pelaksanaan, dan
dengan cara wawancara terhadap sampel monitoring dan evaluasi.
masyarakat dengan menggunakan kuesioner Dalam tahap persiapan, ketiga mitra
(kuantitatif). Unit analisis untuk data melakukan sosialisasi dan penjajakan kepada
kuantitatif adalah rumah tangga. Jumlah masyarakat pengurus RT/RW, kelurahan,
sampel di setiap lokasi adalah minimal 33 puskesmas, serta advokasi kepada tingkat
(rumah tangga), sesuai dengan jumlah sampel lokal (daerah) maupun pusat. Pesan penting
minimum sebanyak 30 ditambah 10%. dalam sosialisasi maupun advokasi yang
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara disampaikan ketiga mitra hampir sama yaitu
random dari daftar pengguna PAM RT di tersedianya air minum yang aman dan
masing-masing lokasi. Responden adalah terjangkau oleh seluruh warga Indonesia
salah satu anggota rumah tangga dewasa (17 melalui penggunaan produk pemurni air
s/d 54 tahun) yang mengetahui kondisi rumah minum tingkat rumah tangga yang
tangga. Pengolahan dan analisis data berkualitas dan praktis. Tujuan lain adalah
dilakukan dengan menggunakan perangkat menghemat biaya untuk pembelian bahan
lunak SPSS, dan disajikan dalam bentuk bakar untuk masyarakat terutama masyarakat
tabel univariat. dengan pendapatan perkapita rendah, dan
mendidik masyarakat untuk mendapatkan air
minum hygienis tanpa merusak lingkungan.
HASIL
Model pengembangan program dari ketiga
Implementasi PAM RT di lokasi studi mitra tersebut hampir sama, yaitu model
Private Public Partnership yang
Secara definisi PAMRT adalah suatu
mengembangkan program kemitraan antara
metoda pengolahan dan penyimpanan yang
pemerintah, LSM dan swasta. Di awal
dapat memperbaiki dan menjaga kualitas
pelaksanaan PAM RT, ketiga mitra
(secara mikrobiologis) air minum dan air
melakukan pendekatan terlebih dahulu
yang digunakan untuk produksi makanan dan
kepada pemerintah daerah yang akan
keperluan oral lainnya seperti berkumur,
dijadikan percontohan. Kegiatan yang
sikat gigi, persiapan makanan/minuman bayi
dilakukan adalah melakukan penilaian
(Depkes, 2008). Dalam implementasinya,
kebutuhan, kelayakan teknis dan ekonomis.
pemerintah bersama dengan mitra
mengembangkan metode pengolahan air di Sebelum suatu wilayah menerapkan
beberapa wilayah percontohan; diantaranya PAM mitra di ke tiga lokasi menyatakan
adalah Aman Tirta (Kota Bandung), Pelita telah melakukan persiapan yang meliputi
Indonesia (Kabupaten Bandung), dan Dian penilaian kebutuhan, kelayakan teknis

138
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 136 —146

metode, kelayakan ekonomi, dan rupiah per botol. Untuk pengolahan dengan
mempelajari pola penyakit yang ditularkan metode filtrasi, harga sangat ditentukan oleh
melalui air di daerah yang akan menerapkan jenis filternya. Metode pendidihan
PAM RT. Ketiga mitra menyatakan bahwa merupakan yang paling mahal, diperlukan
hal yang paling penting dalam perencanaan biaya 100 sampai 300 rupiah per liter air
adalah bagaimana pendekatan kepada (Anselie, Robert, 2008).
masyarakat, maupun stake holders, Dalam pelaksanaan PAM RT, ketiga
mengingat metode PAM RT yang akan mitra terlebih dahulu memberikan alat/bahan
diterapkan merupakan program baru yang secara gratis kepada masyarakat melaui jalur
belum terlalu dikenal oleh masyarakat. yang sedikit berbeda. Berikut hasil
Dalam hal penilaian kebutuhan akan PAM wawancara terhadap mitra:
RT ketiga mitra menyatakan melakukan
identifikasi kepadatan penduduk di suatu
wilayah dan mengumpulkan data tentang - Aman Tirta
masyarakat yang mempunyai risiko tinggi
akibat konsumsi air minum yang tidak Aman Tirta melaksanakan program
memenuhi syarat kesehatan. Untuk menguji yang diberi nama wet sampling yaitu
kualitas, ketiga mitra menyatakan terlebih menyediakan air minum di setiap RW.
dahulu melakukan pengujian laboratorium, Masyarakat dapat mengambil air minum
tetapi hanya mitra Pelita Indonesia yang secara cuma-cuma. Dengan adanya program
menunjukkan hasil pengujian tersebut. Mitra ini mengharapkan bahwa masyarakat akan
di kota Bandung (Aman Tirta) bersama-sama termotivasi untuk terus menggunakan Air
USAF!) terlebih dahulu melakukan studi Rahmat. Untuk memudahkan masyarakat
tentang kandungan bakteri E. coli dan memperoleh produk Air Rahmat, Aman Tirta
Coliform dalam air bersih maupun air menempatkan produk dan menjaga
minum. ketersediaannya dengan cara bekerjasama
dengan fihak lain untuk produksi dan
Untuk kelayakan teknis, setiap mitra distribusinya. Responden menyatakan bahwa
menyatakan telah mempunyai metode dalam tahap pelaksanaan, promosi dan
pengolahan PAM RT yang telah teruji secara edukasi terus dilakukan mengingat
teknis. Metode yang dikembangkan oleh implementasi PAM RT cukup sulit karena
Aman Tirta adalah klorinasi yang lebih harus merubah perilaku masyarakat dalam
dikenal dengan istilah Air Rahmat, Pelita hal kebiasaan penyediaan air minum. Strategi
Indonesia dengan keramik filter, dan Dian promosi yang digunakan adalah Umbrella
Desa dengan solar sesinfection (SODIS). campaign (penempatan produk di pasaran,
Dalam menetapkan metode yang akan menciptakan kebutuhan terhadap Air
diterapkan di suatu wilayah, ketiga mitra RahMat, promosi produk) dan
menyatakan telah melakukan pengujian Communication channels (TV, radio, media
secara teknis sehingga dapat diketahui cetak, enter-educate, advokasi pada para
apakah metode pengolahan yang akan stakeholders untuk wilayah yang akan.
diterapkan cocok untuk air dengan dimasuki). Untuk menjaga ketersediaan dan
karakteristik kualitas air di wilayah tersebut. distribusi Air Rahmat, Aman Tirta
Aman Tirta menyatakan bahwa penilaian bekerjasama dengan mitra bisnis yaitu PT
kebutuhan dan pengujian kelayakan secara Ultra Salur dan PT Intrasari mendistribusikan
teknis untuk PAM RT dengan Air Rahmat secara komersial dengan harga yang relatif
didukung dengan penelitian maupun survey murah, yaitu Rp 5000,- untuk memurnikan
kepada masyarakat (Soda Samir, et.al. 2008). 660 liter air.
Untuk kelayakan ekonomi, masing-masing
mitra menyatakan bahwa biaya yang
dibutuhkan untuk pengolahan air relatif - Pelita Indonesia
murah. Apabila dibandingkan, metode
klorinasi memburuhkan biaya 7 rupiah Berbeda dengan Aman Tirta,
sampai 10 rupiah per liter air. Untuk pelaksanaan PAM RT dengan metode filter
pengolahan dengan SODIS, diperlukan biaya keramik yang dikembangkan oleh mitra
investasi untuk pembelian botol yaitu 2000 Pelita Indonesia memilih beberapa wilayah
Implementasi pengelolaan air minum...(Athena A & Indah T)

percontohan, salah satunya adalah Kabupaten Untuk melihat kesinambungan


Bandung. Dalam pelaksanaannya, mitra program PAM RT, masing-masing mitra
Pelita Indonesia secara langsung turun ke menyatakan melakukan monitoring. Aman
masyarakat memperkenalkan dan Tirta melakukan monitoring dan evaluasi
membagikan filter keramik kepada dengan cara melakukan kunjungan kepada
masyarakat yang berminat. Pelita Indonesia masyarakat pengguna. Dalam kunjungan
belum menerapkan strategi promosi seperti tersebut, dilakukan pendataan apakah masih
yang dilakukan Aman Tirta. Demikian juga terus menggunakan Air Rahmat dan kendala
untuk advokasi baru dilakukan di tingkat yang dijumpai dalam penggunaan Air
desa dan puskesmas, belum dilakukan Rahmat. Petugas pengumpul data, Aman
advokasi pada tingkat yang lebih tinggi Tirta melakukan rekruitmen tenaga lepas
(dinas kesehatan, maupun perangkat untuk mencatat, melaporkan dan sekaligus
pemerintah daerah lainnya). Pengolahan air memberi penyuluhan kepada masyarakat. Hal
dengan cara penyaringan dengan filter yang sama dilakukan oleh Pelita Indonesia,
keramik tidak memerlukan penggantian alat, maupun Dian Desa, tetapi petugas yang
yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan melakukan monitoring adalah petugas
agar tidak terjadi penyumbatan. Untuk sanitarian dan puskesmas , atau kader di
menjaga kesinambungan program, responden wilayahnya. Dalam melakukan monitoring,
menyatakan bahwa Pelita Indonesia menjaga petugas tidak hanya mendata kesinambungan
ketersediaan filter keramik terutama untuk pengolahan air minum tetapi juga melakukan
konsumen baru dengan cara meningkatkan penyuluhan tentang air minum yang tidak
produksi dan menekan harga agar tetap sehat dan dampaknyan terhadap kesehatan
terjangkau oleh masyarakat ekonomi masyarakat.
menengah ke bawah.

Keterlibatan Petugas Kesehatan Dalam


- Dian Desa Implementasi PAM RT
Pelaksanaan PAM RT oleh mitra Dari hasil wawancara mendalam
Dian Desa di Kabupaten Sikka NTT terhadap petugas kesehatan, pendapat
dilakukan atas dasar rekomendasi hasil petugas kesehatan di tingkat kabupaten/kota
pendekatan dengan pemerintah daerah (dinas berbeda dengan puskesmas. Tidak semua
kesehatan) pada tahap persiapan. petugas kesehatan Dinas Kesehatan Kaupaten
Berdasarkan rekomendasi tersebut, dipilih yang di wawancara telah terlibat dalam
daerah percontohan tingkat kecamatan/desa, program PAM RT. Petugas Kesehatan Kota
kemudian melatih kader sebanyak 2 orang Bandung menyatakan telah mengetahui
per desa serta tenaga sanitarian puskesmas tentang keberadaan program PAM RT
sebagai tenaga pengelola serta penyuluh dengan metode klorinasi yang dikembangkan
lapangan. Setelah itu, tenaga penyuluh oleh Aman Tirta, tetapi dinas kesehatan tidak
tersebut diterjunkan ke masyarakat untuk dilibatkan dalam tahap perencanaan sehingga
memberikan penyuluhan sekaligus membagi- tidak ikut serta dalam pemilihan lokasi
bagikan botol (10 botol/keluarga) dan pelaksanaan program. Hal yang sama terjadi
memberikan bimbingan teknis kepada di Kabupaten Bandung, petugas kesehatan
masyarakat desa program peminat SODIS. menyatakan belum terlibat secara langsung
Untuk mengetahui perkembangannya, kader dalam implementasi PAM RT dengan
dan tenaga sanitarian melakukan pencatatan metode filter keramik yang dikembangkan
dan pelaporan yang harus disampaikan dinas oleh Pelita Indonesia. Untuk Kabupaten
kesehatan kabupaten dan mitra (Yayasan Sikka, dinas kesehatan sudah terlibat sejak
Dian Desa) sebagai umpan balik. Dalam perencanaan, pemilihan desa contoh di setiap
menjaga kesinambungan program PAM RT, Puskesmas untuk program percontohan
Yayasan Dian Desa menjaga ketersediaan pelaksanaan SODIS, pelatihan kader dan
botol agar masyarakat langsung dapat tenaga sanitarian puskesmas, sosialisasi
memperolehnya apabila ada botol yang harus SODIS di masyarakat, sampai pelaksanaan
diganti dengan harga yang relatif murah yaitu pembagian botol bagi masyarakat desa
Rp 2000/botol. program dan pengawasan serta bimbingan

140
Jurnal Rologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 136 — 146

teknis terhadap masyarakat pengguna percontohan untuk membantu implementasi


SODIS. Untuk mendapat dukungan dari PAM RT.
lintas sektor, Dinas Kesehatan Kabupaten
Sikka melakukan advokasi dengan lintas
sektor (bappeda, dinas pekerjaan umum) Pendapat masyarakat terhadap PAMRT
maupun ke DPRD. Dengan demikian Sampel masyarakat (responden) yang
diharapkan program PAM RT dapat berjalan berhasil diwawancara di Kabupaten Bandung
dengan baik karena dinas kesehatan tidak adalah 34 orang (rumah tangga), Kota
hanya memberi dukungan dari segi sumber Bandung sebanyak 34 orang (rumah tangga),
daya manusia, tetapi juga dalam hal dan Kabupaten Sikka sebanyak 40 orang
pendanaan. (rumah tangga). Tingkat pendidikan
Di tingkat Puskesmas, petugas responden pada umumnya adalah SLTA ke
puskesmas (sanitarian) di ketiga lokasi bawah (97,1% Kabupaten Bandung, 882%
menyatakan telah terlibat dalam Kaota Bandung, dan 92,5% Kabupaten
implementasi PAM RT. Hasil wawancara Sikka), proporsi responden dengan
menunjukkan bahwa petugas puskesmas baik pendidikan tamat perguruan tinggi paling
di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, tinggi adalah reponden di Kota Bandung
maupun Kabupaten Sikka mengakui terlibat (11,8%) yang berpendidikan sarjana (tamat
secara langsung mulai dari sosialisasi, perguruan tinggi). Untuk jenis pekerjaan
pelaksanaan, sampai monitoring dan responden, cukup bervariasi terutama di
evaluasi. Hal ini terutama terjadi di Kabupaten dan Kota Bandung. Proporsi
Kabupaten Sikka, dimana pemerintah daerah pekerjaan reponden tertinggi di Kabupaten
melalui dinas kesehatan telah Bandung adalah pedagang/wiraswasta
menganggarkan honor bagi petugas (26,5%), di Kota Bandung adalah tidak
sanitarian di dinas kesehatan maupun bekerja/ibu rumah tangga (34,4%), dan di
puskesmas serta kader di wilayah Kabupaten Sikka adalah buruh/nelayan
(72,4%) (Tabel 1).

Tabel 1. Proporsi responden menurut pendidikan dan pekerjaan di lokasi studi, 2008
Kab, Bandung Kota Bandung Kab, Sikka
Karakteristik (n=34) (n=34) (n=40)
n % n % n %
Pendidikan
- SD ke nbawah 17 50,0 6 17,6 32 80,0
-Tamat SLTP 9 26,5 12 35,3 3 7,5
-Tamat SLTA 7 20,5 12 35,3 2 5,0
-Tamat PT 1 2,9 4 11,8 3 7,5

Pekerjaan
-T idak bekerja 8 23,5 11 32,4 6 15
- Buruh/nelayan 5 14,7 0 0 29 72,5
-Petani 5 14,7 2 5,9 0 0
- Pedagang/wiraswasta 9 26,5 4 11,8 2 5
-Peg, Swasta 5 14,7 10 29,4 3 7,5
-PNS/ABRI 1 2,9 4 11,8 0 0
-Pensiunan i. 0 0,0 3 8,8 0 0

Dalani hal pelaksanaan PAM RT, Kabupaten Sikka (SODIS) menyatakan


seluruh responden yang diwawancara bahwa PAM RT yang dikembangkan sesuai
menyatakan bdhwa yang melaksanakan PAM untuk pengolahan air di lokasinya.
RT di ke 3' lokasi studi adalah mitra Responden di Kota Bandung yang
(yayasan) (100%). Lebih dari 95% responden menyatakan bahwa PAM RT (klorinasi) tidak
di Kabupaten 13thiclung (filter keramik) dan sesuai untuk pengolahan air minum

141
Implementasi pengelolaan air minum...(Athena A & Indah T)

proporsinya cukup tinggi, yaitu sebesar hal harga, proporsi responden yang
17,6%. Berdasarkan cara pengolahan air, menyatakan bahwa pengolahan air dengan
67,6% responden di Kabupaten Bandung, harga lebih murah paling tinggi adalah
76,5% responden di Kota Bandung, dan responden di Kota Bandung (100%) diikuti
92,4% Kabupaten Sikka menyatakan bahwa Kabupaten Sikka (92,4%), dan Kabupaten
pengolahan air PAM RT yang dilaksanakan Bandung (32,4%) (Tabel 2).
di masing-masing lokasi lebih mudah. Dalam

Tabel 2. Proporsi Responden menurut Pendapatnya mengenai Pelaksanaan PAM RT dan menurut
Lokasi Studi, 2008
Kab, Bandung Kota Bandung Kab, Sikka
Parameter
(n=34) (n=34) (n=40)
11 n
Pelaksanan PAM RT oleh
mitra
- Ya 34 100,0 34 100,0 40 100,0
- Tidak 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Sesuai untuk pengolahan AM


- Ya 32 94,1 28 82,4 39 97,5
- Tidak 2 5,9 6 17,6 1 2,5

Pengolahan lebih mudah


- Ya 23 67,6 26 76,5 37 92,5
- Tidak 11 32,5 8 23,5 3 7,5
Harga lebih murah
- Ya 11 32,4 34 100,0 37 92,5
- Tidak 23 67,5 0 0,0 3 7,5

Dalam hal pendapat tentang kualitas Bandung, proporsi yang menyatakan air
air minum di masing-masing lokasi, proporsi minum setelah pengolahan berbau lebih
responden yang menyatakan bahwa sebelum tinggi (11,8%) daripada sebelum pengolahan
melalui pengolahan melalui PAM RT air (2,9%). Di Kabupaten Sikka masih ada
minum keruh, berwarna berasa paling tinggi responden yang menyatakan air minum
adalah Kabupaten Sikka (masing-masing setelah pengolahan keruh (1,5%), berwarna
15,0%; 2,5%; 7,5%). Proporsi responden (1,5%), berasa (10,6%), berbusa (1,5%), dan
yang menyatakan bahwa air minum sebelum berbau (7,6%) (Tabel 3). Proporsi responden
diolah berbusa dan berbau paling tinggi di di Kabupaten Bandung (filter keramik) dan
Kabupaten Bandung (masing-masing 26,5%). Kabupaten Sikka (SODIS) yang menyatakan
Setelah dilaksanakan PAM RT, secara umum bahwa kualitas air minum (keruh, berwarna,
proporsi responden yang menyatakan bahwa berasa, dan berbau) sebelum melalui
air minum keruh, berasa, berbusa, mengalami pengolahan, lebih besar daripada setelah
penurunan; tetapi responden di Kota pengolahan.

142
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 136 -146

Tabel 3. Proporsi Responden menurut Pendapatnya mengenai Kualitas Air dan menurut Lokasi
Studi, 2008
Kota Bandung Kab. Bandung Kab. Sikka
Pendapat Responden (n=34) (n=34) (n=40)

Kualitas fisik air sblm PAM RT


Keruh
- Ya 4 11,8 1 2,9 6 15.0
- Tidak 30 88,2 33 97,1 34 85,0
Berwama
- Ya 0 0,0 0 0,0 1 2,5
- Tidak 34 100,0 34 100,0 39 97,5
Berasa
- Ya 0 0,0 0 0,0 3 7,5
- Tidak 34 100,0 34 100,0 37 92,5
Berbusa
- Ya 1 2,9 9 26,5 1 2,5
- Tidak 33 97,1 25 73,5 39 97,5
Berbau
- Ya 1 2,9 9 26,5 9 22,5
- Tidak 16 47,1 25 73,5 31 77,5

Kualitas fisik air setelah PAM RT


Keruh
- Ya 1 ").9 0 0,0 1 2,5
- Tidak 33 97,1 34 100,0 39 97,5
Berwarna
- Ya 0 0,0 1 2,9 1 2,5
- Tidak 34 100,0 33 97,1 39 97,5
Berasa
- Ya 0 0,0 0 0,0 7 17,5
- Tidak 34 100,0 34 100,0 33 82,5
Berbusa
- Ya 0 0,0 0 0,0 1 2,5
- Tidak 34 100,0 34 100,0 39 97,5
Berbau
- Ya 4 11,8 0 0,0 5 12,5
- Tidak 30 88,2 34 100,0 35 87,5

PEMBAHASAN mengolah air minum dengan cara pendidihan


(perebusan); sehingga dalam
Berdasarkan hasil wawancara perbaikan-perbaikan
implementasinya perlu
mendalam terhadap mitra, metode
baik dalam hal cara pelaksanaan program
pengolahan air yang diterapkan dalam
maupun metode pengolahan airnya. Hasil
program PAM RT di setiap lokasi berbeda
wawancara mendalam juga menunjukkan
tetapi pada umumnya bertujuan untuk bahwa tidak semua mitra di ketiga lokasi
memperbaiki kualitas mikrobiologi
melakukan persiapan yang matang seperti
(kandungan e.coli). Pada awalnya PAM RT penilaian kebutuhan, analisis situasi,
dilaksanakan untuk mengatasi kebutuhan air mempelajari kelayakan teknis maupun
minum di daerah yang mengalami bencana ekonomis, advokasi kepada pengambil
(Mercy Corps. 2007), tetapi dalam kebijakan di lokasi percontohan. Apabila
perjalanannya program ini dikembangkan dibandingkan diantara ketiga mitra yang
untuk memberi altematif pengolahan air melaksanan PAM RT di lokasi studi, Dian
kepada masyarakat yang selama ini Desa merupakan mitra telah banyak

143
Implementasi pengelolaan air minum...(Athena A & Indah T)

melibatkan pemerintah daerah maupun meneteskan Air RahMat dan dibiarkan


puskesmas dalam melakukan persiapan, beberapa saat, air minum telah siap untuk
sedangkan Aman Tirta lebih sering dikonsumsi.
melibatkan masyarakat, dengan menyediakan Dalam hal kualitas air (keruh,
air minum secara gratis. Pada tahap berwarna, berasa, dan berbau), proporsi
pelaksanaan, ketiga mitra memulai dengan responden di Kabupaten Bandung dan
cara memberikan bahan/alat untuk
Kabupaten Sikka yang menyatakan air
pengolahan air. Untuk selanjutnya apabila minum setelah pengolahan keruh, berwarna,
masyarakat memerlukannya harus membeli. berasa, dan berbau mengalami penurunan. Di
Masalahnya adalah metode yang Kota Bandung proporsi responden yang
dikembangkan oleh Pelita Indonesia yang menyatakan bahwa air berbau meningkat
menggunakan filter keramik, memerlukan setelah melalui pengolahan. Hal ini dapat
investasi awal yang lebih mahal
dimengerti karena pengolahan air di lokasi
dibandingkan dengan kedua metode lainnya. tersebut dlakukan dengan cara klorinasi.
Hal ini menimbulkan anggapan bahwa Pengolahan air minum dengan cara klorinasi
pengolahan air dengan cara tersebut lebih perlu kehati hatian dalam menambahkan Air
mahal dibandingkan dengan cara
RahMat. Penambahan larutan khlor (Air
mendidihkan sehingga keberlangsungan dari RahMat) lebih kecil dari dosis yang
PAM RT ini kurang optimal. Untuk strategi disarankan maka desifeksi tidak sempurna
promosi yarig diterapkan oleh mitra Aman yang berarti air minum masih mengandung
Tirta lebih baik dari kedua mitra lainnya, bakteri E. coli, tetapi apabila penambahan
yaitu dengan, cara penempatan produk di Air Rahmat berlebih akan menimbulkan bau
pasaran, menciptakan kebutuhan dan dan klor. Untuk kekeruhan, warna, busa dan bau,
mejaga kontinyuitas ketersediaan Air proporsi responden Kota Bandung dan
RahMat sehingga masyarakat dengan Kabupaten Bandung yang menyatakan bahwa
sukarela (tanpa merasa dipaksa) melakukan keempat parameter menjadi lebih baik
pengolahan dengan menggunakan Air setelah air mengalami pengolahan,
RahMat dan merasa mudah untuk sedangkan responden di Kabupaten Sikka;
mendapatkan mendapatkannya. Untuk Pelita proporsi responden yang menyatakan bahwa
Indonesia, implementasi PAM RT cenderung air minum keruh, berwarna berasa, berbusa,
pada teknis pengolahan air; belum dan berbau tidak mengalami penurunan. Hal
memikirkan bagaimana strategi promosi dan ini karena kualitas air sebelum pengolahan
menjaga keberlangsungan program PAM RT, proporsi responden yang menyatakan air
sedangkan Dian Desa telah memikirkan minum keruh, berwarna, berasa, berbusa,
aspek kontinyuitasnya dengan cara
berbau lebih tinggi dibandingkan dengan
melibatkan dinas terkait dalam persiapan kedua lokasi lainnya.
maupun pelaksanaannya.
Apabila dibandingkan diantara
Dari sisi pendapat masyarakat, pada implementasi PAM RT di ketiga lokasi,
umumnya masyarakat berpendapat bahwa secara managemen Aman Tirta lebih baik
PAM RT yang dilaksanakan sesuai dengan dibandingkan dengan kedua mitra lainnya
kondisi air di lokasinya dan memberi manfaat karena telah melakukan persiapan dengan
cukup besar. Reponden di Kota Bandung matang, mempunyai strategi dalam
yang mengolah air dengan menggunakan Air pelaksanaan, menjaga kontinyuitas
Rahmat menyatakan bahwa pengolahan air ketersediaan bahan, serta telah melibatkan
murah dan mudah dilakuka, lebih tinggi banyak fihak dalam implementasinya. Dilihat
dibandingkan di kedua lokasi lainnya. Hal ini dari kualitas air, pengolahan air dengan
dapat dimengerti karena pengolahan air klorinasi mempunyai kelemahan; yaitu dalam
dengan cara penyinaran dengan UV (SODIS) hal dosis. Penambahan klor dengan dosis
dan filtrasi dengan filter keramik
yang lebih kecil dari dosis yang telah
memerlukan investasi apabila dibandingkan ditentukan dapat menyebabkan proses
dengan cara klorinasi. Dalam hal kemudahan desinfeksi tidak sempurna, sedangkan
pengolahan, pengolahan air dengan cara penambahan klor yang berlebiih dapat
klorinasi menggunakan air dengan Air menimbulkan bau khlor. Untuk pelita
RahMat relatif lebih mudah. Dengan cara Indonesia yang mengolah air dengan filtrasi,

144
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 136 —146

pendapat responden mengenai kualitas basil 5. Lebih dan 60% responden menyatakan
pengolahan lebih baik dibandingkan dengan bahwa pengolahan air dengan PAM RT
kedua mitra lainnya; tetapi kurang ekonomis mudah (Kabupaten Bandung 67,6%,
karena memerlukan investasi awal. Selain Kota Bandung 76,5%, Kabupaten Sikka
itu, proses filtrasi memerlukan waktu lebih 92,5%).
lama. Program PAM RT yang dikembangkan 6. Dalam hal harga, 32,4% responden di
oleh Dian Desa (SODIS), dalam
Kabupaten Bandung, seluruh responden
implementasinya telah melibatkan petugas (100%) di Kota Bandung dan 92,4%
kesehatan (puskesmas, dinas kesehatan), dan Kabupaten Sikka
responden
tetapi dalam menjaga kontinyuitas
menyatakan pengolahan air dalam PAM
ketersediaan bahan (botol) kurang maksimal.
RT lebih murah.
Metode pengolahan air memerlukan investasi
awal untuk menyediakan botol, sehingga 7. Pengolahan air dengan cara klorinasi
responden merasa bahwa pengolahan air (Kota Bandung) merupakan cara yang
tidak murah. Secara kualitas responden dianggap paling murah dan pengolahan
menyatakan bahwa pengolahan air dengan air dengan SODIS (Kabupaten Sikka)
SODIS tidak sebaik dengan filtrasi. paling mudah.
Pencemaran air minum terjadi tidak hanya
disebabkan oleh limbah domestik saja (septic
tank); dengan meningkatnya kegiatan SARAN
industri, transportasi, pertanian sangat Perlu adanya sosialisasi dan
memungkinkan terjadinya pencemaran komunikasi, informasi dan edukasi terkait
sumber air minum oleh bahan berbahaya dengan adanya alternatif pengolahan air
(kimia) (WHO, 1997). Metode-metode minum selain dengan cara pendidihan dan
pengolahan air yang dikembangkan dalam cara penyimpanan yang aman.
PAM RT dengan klorinasi (Air RahMat) dan
SODIS tidak cocok untuk mengatasi
pencemaran kimia; tetapi metode filtrasi UCAPAN TERIMAKASIH
masih memungkinkan untuk memperbaiki
kualitas kimia terutama bahan pencemar Ucapan terimakasih penulis
dengan ukuran lebih dari 10 mikron. sampaikan kepada World Health
Organization reperesentatives Indonesia dan
Sub Direktorat Penyehatan Air, Direktorat
KESIMPULAN Penyehatan Lingkungan, Kementerian
Kesehatan RI yang telah memberikan izin
1. Implementasi PAM RT di ketiga lokasi untuk menggunakan data Studi Pengelolaan
percontohan mengguankan metode yang Air Minum Rumah Tangga ini.
berbeda. Secara managemen, penerapan
PAM RT oleh Aman Tirta lebih baik
dibandingkan dengan kedua mitra DAFTAR PUSTAKA
lainnya.
Aman Tirta. 2008. Meningkatkan Akses Air Minum
2. Pemerintah daerah belum terlibat secara Dengan Air RahMat. Makalah konfrensi
penuh dalam implementasi PAM RT Nasional Air Minum. Jakarta.
Anslie Robert. 2008. Pengolahan Air Rumah Tangga
3. Lebih dan 80% responden menyatakan dan Penyimpanan yang Aman: Sebuah Solusi
bahwa metode PAM RT sesuai untuk Bagi Indonesia. Makalah konfrensi Nasional
Air Minum. Jakarta.
pengolahan air di wilayahnya. CDC. Safe Water System for Developing World: A
Handbook for Implementing Household-
4. Dalam hal kualitas, 70,6% responden di
Based Water Treatment and Safe Storage
Kabupaten Bandung, 44,1 % responden Projects. Department of Health and Human
di Kota Bandung, dan 92,5% responden Services; Centers for Disease Control and
di Kabupaten Sikka menyatakan bahwa Prevention
PAM RT dapat memperbaiki kualitas air Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman umum
Pengelolaan Air Rumah Tangga. P2PL
minum. Depkes. Jakarta

145
Implementasi pengelolaan air minum...(Athena A & Indah T)

Departemen Kesehatan RI. 2008: Riset Kesehatan Musadad, A. 2007. Mengamati Masalah Capaian
Dasar. Laporan. Badan Penelitian dan Beberapa Indikator MDGs Bidang
Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Kesehatan: Peran Perilaku dan Lingkungan.
Departemen kesehatan RI. 2008: Riset Kesehatan Makalah Kongres Ilmu Pengetahuan
Dasar. Laporan. Badan Penelitian dan Nasional, Jakarta
Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Pemerintah Kota Bandung. 2005. Profil Kota Bandung.
Dian Desa. 2008. Pelaksanaan Kegiatan Program Pemkot Bandung, Jawa Barat.
SODIS Kerjasama Pemerintah Kabupaten Soda Samir, et.al. 2008. Evaluasi PAM RT: Survey
Sikka dan Yayasan Dian Desa. Makalah Dampak Kesehatan, Tangerang. Makalah
konfrensi Nasional Air Minum. Jakarta. konfrensi Nasional Air Minum. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kab. Sikka dan Yayasan Dian Desa. World Health Organization 2002. Water, Sanitation and
2007. Pelaksanaan Sodis di Kabupaten Sikka Health : Managing Water in the Home:
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Makalah Accelerated Health Gains from Improved
Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Water Supply. Department of Protection of
Rumah Tangga. Jakarta. the Human Environment. World Health
Jong-Wok, LEE.2004. Fact and Figures: Water, Organization. Geneva
Sanitation and Hygiene Links to Health. World Health Organization 2002. Water, Sanitation
WHO, Jeneva. Health:Houshold Water Treatment and Safe
Mercy Corps. 2007. HWTS Dalam Kedaruratan. storage Following Emergencies And
Makalah Konferensi Nasional, Jakarta Air Disasters. WHO. Jeveva.
Minum Rumah Tangga (PAM RT). Jakarta

146

You might also like