You are on page 1of 9

KEMANDIRIAN PERAWATAN IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN PENDEKATAN

DISCHARGE PLANNING BERDASARKAN TEORI SELF CARE OREM


(The Independence of Post Sectio Caesarea Mother with Discharge Planning Based on Orem's
Self Care Theory)

Tinok Ayu Putri W, Nursalam, Eka Mishbahatul Mar'ah Has


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115, E-mail: tinokayuputri@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: Discharge planning is one of nursing intervention that aim to promote the independence
of patient's self care-activities after discharge from hospital. This study was aimed to examine the
effect of discharge planning on wound care independence of post sectio caesarea mother at Melati
Room, Dr. Soegiri Hospital, Lamongan. Method: Design of this study was quasy experiment. The
population were post sectio caesarea mother at Melati Room Dr. Soegiri Hospital Lamongan, since
May – June 2012. The samples were taken by purposive sampling technique. Fourteen responsdents
matched with the inclusion criteria and divided into treatment and control groups. The datas were
collected by using questionnaire and observation sheet. Then datas were analyzed by using Wilcoxon
Signed Rank Test and Mann Whitney U Test with significance level of α ≤ 0.05. Result: The result
of this study showed that post sectio caesarea mother knowledge had significance level of p = 0.027
in treatment group, and in control group was p = 0.034, for post sectio caesarea patient's skill
p = 0.015 in treatment group and in control group was p = 0.017. The result of Mann Whitney U
test was p = 0.001, it means there was different in knowledge, and skill of wound care on post sectio
caesarea patient between treatment and control groups. Discussion: It can be concluded that there
are significant effect of wound care independence of post sectio caesarea patient with discharge
planning approach based on orem's self care theory to improve patient's independence. Hospital
need to develop discharge planning procedure to meet the needs of patient with post sectio caesarea
wound and decrease the number of surgical wound infection.

Keywords: discharge planning, wound care independence, orem's self-care theory

PENDAHULUAN

Sectio caesarea merupakan jenis infeksi ini menjadi 3 kategori berdasarkan


pembedahan dengan tujuan untuk melahirkan waktu kejadian infeksi, infeksi pertama yaitu
janin melalui suatu insisi pada dinding infeksi yang terjadi ketika pasien di rumah
depan perut (laparotomi) dan dinding rahim sakit dengan jumlah 27%, infeksi yang terjadi
(histerektomi) (Cunningham, 2004). Adanya saat re-admission sejumlah 1%, dan kasus
luka pasca bedah sectio caesarea membutuhkan yang paling besar adalah setelah pasien keluar
perawatan yang tepat (Himatusujanah, 2008). dari rumah sakit, dengan angka kejadian
Perawatan luka yang tepat juga ditujukan 71%. Hal tersebut menjadi alasan sebelum
untuk mencegah terjadinya infeksi, karena pemulangan pasien harus memiliki kesiapan
kasus terjadinya infeksi pada sectio caesarea dan kemandirian untuk melakukan perawatan
80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan di rumah.
persalinan pervaginam (Farrer, 2001). Johnson Salah satu bentuk intervensi keperawatan
(2006) melakukan penelitian mengenai infeksi yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan
luka insisi sectio caesarea dan membedakan pasien di rumah adalah discharge planning

177
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 177–185

(perencanaan pemulangan pasien) untuk pemu la nga n) mer upa k a n sala h sat u
mempromosikan tahap kemandirian tertinggi bentuk intervensi keperawatan yang dapat
kepada pasien, teman-teman, dan keluarga memandirikan pasien, keluarga, serta teman
dengan menyediakan, serta memandirikan terdekat klien (Mallet, 2004). Discharge
aktivitas perawatan diri di rumah (Mallet, planning dapat meningkatkan pengetahuan
2004). Berdasarkan studi pendahuluan yang serta keterampilan pasien sebelum pemulangan
dilakukan oleh peneliti di Ruang Melati RSUD pasien, sehingga diharapkan setelah berada di
Dr. Soegiri Lamongan pada bulan Maret, rumah pasien mampu melakukan perawatan
pasien di ruangan tersebut belum mengetahui secara mandir di rumah. Kemandirian adalah
cara yang tepat melakukan perawatan post tujuan dalam melakukan discharge planning.
sectio caesarea ketika di rumah secara Menurut Orem, manusia pada dasarnya
mandiri. Dampak dari hal tersebut adalah mempunyai kemampuan dalam merawat
6 dari 43 orang pasien (21%) yang kontrol dirinya sendiri. Merawat diri sendiri (self care)
(7 hari pasca-bedah caesarea) kondisi luka adalah perilaku yang diperlukan oleh individu
insisi menunjukkan indikasi Infeksi Luka dan berrorientasi pada tujuan yang berfokus
Operasi (ILO). Salah satu penyebab masalah pada kapasitas individu yang bersangkutan
ini adalah prosedur discharge planning yang untuk mengatur dirinya dan lingkungan
tidak dibedakan antara ibu yang melahirkan dengan cara sedemikian rupa, sehingga ia
secara normal dengan yang melahirkan tetap bisa hidup, menikmati kesehatan dan
secara sectio caesarea. Kebutuhan antara ibu kesejahteraan, serta berkontribusi dalam
yang melahirkan secara normal dan caesar perkembangannya sendiri (Basford, 2006).
memiliki perbedaan, maka seharusnya
discharge planning yang diberikan berbeda
BAHAN DAN METODE
dan disesuaikan dengan kebutuhan perawatan
pasien. Desain penelitian yang digunakan
Ancaman utama bagi wanita yang adalah quasy-experiment dengan rancangan
menjalani sectio caesarea berasal dari penelitian pre-post test control group design.
tindakan anastesi, keadaan sepsis yang Populasi pada penelitian ini adalah pasien
berat, serangan tromboemboli dan perlukaan post sectio caesarea di Ruang Melati RSUD
pada traktus urinarius, infeksi pada luka Dr. Soegiri sebanyak 15 orang. Sampel yang
(Bobak, 2004). Menurut Boyle (2005) digunakan dalam penelitian ini adalah 14
hal-hal yang dapat mengurangi resiko infeksi responden pasien post sectio caesarea di
adalah pendidikan, penghilang nyeri, gizi RSUD Dr. Soegiri yang memenuhi kriteria
yang cukup, perawatan luka yang baik, inklusi yaitu, ibu post sectio caesarea dengan
mengidentifikasi infeksi, mengoptimalkan usia 18–35 tahun, belum pernah melahirkan
kemungkinan rawat inap di rumah sakit, secara sectio caesarea sebelumnya, memiliki
mengurangi stres dan meningkatkan harga kesadaran penuh sehingga tidak memiliki
diri. Peran perawat sangat dibutuhkan dalam halangan untuk belajar. Penelitian ini
memberikan edukasi kepada pasien dengan dilakukan selama 2 bulan.
tujuan untuk memandirikan pasien, sehingga Variabel indpenden dalam penelitian ini
pasien mampu untuk melakukan perawatan adalah pelaksanaan discharge planning mulai
luka post sectio caesarea, terutama ketika awal masuk rumah sakit, selama perawatan,
pasien berada di rumah. Salah satu caranya dan sebelum keluar rumah sakit, sedangkan
adalah melalui discharge planning yang variabel dependen adalah kemandirian
bertujuan memberikan pelayanan terbaik untuk perawatan ibu post sectio caesarea. Instrumen
menjamin keberlanjutan asuhan berkualitas yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
antara rumah sakit dan komunitas (di rumah) tentang perawatan post sectio caesarea adalah
(Discharge planning Association, 2008). kuesioner yang peneliti modifikasi dari
Discharge planning (perencanaan King Edward Memorial Hospital, Australia.

178
Kemandirian Perawatan Ibu Post Sectio Caesarea (Tinok Ayu Putri W, dkk.)

Kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan positif statistik Mann Whitney U Test (uji komparasi
pada nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 10, 11, 12, 14, 15 2 sampel bebas/independen) dengan derajat
dan negatif pada nomor 5, 8, 9, 13, apabila kemaknaan p ≤ 0,05.
pertanyaan dijawab secara benar bernilai 1
dan jika salah bernilai 0. Instrumen untuk
HASIL
mengukur keterampilan diukur dengan
menggunakan observasi terstruktur berupa Bagian ini akan disajikan hasil
check list yang peneliti modifikasi dari penelitian yang menunjukkan pengaruh
King Edward Memorial Hospital, Australia. discharge planning dalam meningkatkan
Lembar observasi terdiri dari 10 pernyataan kemandirian ibu post sectio caesarea di Ruang
dengan jawaban tertutup, ya = 1 atau Melati RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
tidak = 0. Data yang telah dikumpulkan Variabel di kelompok perlakuan
kemudian diolah dan dianalisis dengan diketahui hasil uji statistik menggunakan
menggunakan uji statistik Wilcoxon signed Wilcoxon Signed Rank Test nilai sig (2-tailed)
rank test (uji komparasi 2 sampel berpasangan) adalah 0,027 dan 0,015 berarti p<0,05 maka
dengan derajat kemaknaan p ≤ 0,05 dan uji HI diterima artinya discharge planning

Tabel 1. Perubahan pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan discharge planning
K. Perlakuan K. Kontrol
Pengetahuan Pre Test Post Test Pre Test Post Test
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Baik 3 42 7 100 2 29 4 57
Cukup 2 29 0 0 1 24 3 43
Kurang 2 29 0 0 4 57 0 0
Total 7 100 7 100 7 100 7 100

Tabel 2. Tingkat pengetahuan perawatan pada ibu post sectio caesarea per parameter di Ruang Melati
RSUD Dr. Soegiri, Lamongan
Kelompok Kelompok
No. Parameter Perlakuan Peningkatan Kontrol Peningkatan
Pre Post Pre Post
1. Luka post sectio caesarea 1 7 6 1 4 3
2. Perawatan luka post sectio 2 7 5 1 5 4
caesarea
3. Cara yang tepat dalam 3 7 4 2 4 2
perawatan luka post sectio
caesarea
Median 2 7 5 1 4 3
Minimum 1 7 4 1 4 2
Maximum 3 7 6 2 5 4

Tabel 3. Perubahan Keterampilan responden setelah diberikan discharge planning


K. Perlakuan K. Kontrol
Keterampilan Pre Test Post Test Pre Test Post Test
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Baik 0 0 7 100 0 0 1 14
Cukup 0 0 0 0 0 0 5 72
Kurang 7 100 0 0 7 100 1 14
Total 7 100 7 100 7 100 7 100

179
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 177–185

Tabel 4. Keterampilan perawatan pada ibu post sectio caesarea di Ruang Melati RSUD Dr. Soegiri,
Lamongan
Kelompok Kelompok
No. Parameter Perlakuan Peningkatan Kontrol Peningkatan
Pre Post Pre Post
1. Menjaga luka agar tetap kering 0 7 7 0 6 6
dan bersih
2. Mengkonsumsi makanan yang 3 7 4 0 1 1
dapat membantu penyembuhan
luka
3. Menghindari hal-hal yang 7 7 0 7 7 0
dapat menyebabkan infeksi
serta lamanya penyembuhan
pada luka
4. Minum antibiotik sesuai 0 7 7 0 7 7
dengan yang telah diresepkan
oleh dokter
5. Tidak melakukan aktivitas 0 7 7 0 3 3
yang terlalu berat
6. Melakukan latihan ringan 0 7 7 0 0 0
untuk otot perut
7. Mematuhi jadwal kontrol 0 7 7 1 3 2
8. Kondisi luka baik saat kontrol 0 7 7 0 4 4
Median 0 7 7 0 3,5 2,5
(4) (3)
Minimum 0 7 0 0 0 0
Maximum 7 7 7 7 7 7

Tabel 5. Hasil uji statistik pada variabel penelitian


K. Perlakuan K. Kontrol
No. Uji
Z p Z p
1 Pengetahuan
Wilcoxon Signed Rank Test –2,214 0,027 –2,120 0,034
Mann-Whitney U Test Z = –3,351 p = 0,001
2 Keterampilan perawatan ibu post sectio caesarea
Wilcoxon Signed Rank Test –2,428 0,015 –2,384 0,017
Mann-Whitney U Test Z = –2,400 p = 0,016

berpengaruh terhadap kemandirian perawatan PEMBAHASAN


ibu post sectio caesarea. Hasil uji statistik
Berdasarkan hasil penelitian, sebelum
menggunakan Mann-Whitney U Test nilai
dilak u kan discharge planning unt u k
sig (2-tailed) adalah p = 0,000 berarti p<0,05
memandirikan ibu post sectio caesarea
sehingga H1 diterima.
terdapat hampir 30% ibu yang memiliki
Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengetahuan kurang. Berdasarkan karateristik
terdapat perbedaan kemandirian (pengetahuan
umur pada kelompok perlakuan diketahui
dan keterampilan) ibu post sectio caesaeea
58% responden berada pada rentang umur
pada kelompok perlakuan yang diberikan
27–35 tahun, dan 58% responden menempuh
discharge planning perawatan post sectio
pendidikan terakhir di SMP, 14% SD, dan 28%
caesarea dan kelompok kontrol yang diberikan
SMA. Sedangkan pada kelompok kontrol 43%
discharge planning sesuai prosedur tetap di
responden menempuh pendidikan terakhir
Ruang Melati.

180
Kemandirian Perawatan Ibu Post Sectio Caesarea (Tinok Ayu Putri W, dkk.)

di SD, 14% di SMP, dan 43% di SMA. Kelompok perlakuan seluruh responden
Setelah dianalisis, diketahui bahwa 1 dari 2 mengalami peningkatan pengetahuan dan
responden pada kelompok perlakuan yang memiliki kriteria baik setelah dilakukan
memiliki pengetahuan kurang saat pre test intervensi. Kelompok kontrol, setelah dilakukan
menempuh pendidikan terakhir hingga SD. post test 6 dari 7 responden (86%) mengalami
Pada kelompok kontrol terdapat 5 responden peningkatan pengetahuan, sedangkan 1 (14%)
yang memiliki pengetahuan kurang saat pre responden mengalami penurunan pengetahuan.
test, dan 3 di antaranya memiliki pendidikan Berdasarkan uji statistik Wilcoxon Signed
terakhir di SD. Salah satu penyebab kurangnya Rank Test kedua kelompok (perlakuan dan
pengetahuan ibu mengenai kemandirian kontrol) memiliki nilai p<0,05, sehingga
perawatan luka post sectio caesarea adalah dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
ibu belum pernah melahirkan secara caesar discharge planning kemandirian perawatan
sebelumnya, karena salah satu faktor yang ibu post sectio caesarea dan discharge
mempengaruhi kemandirian ibu pasca- planning yang merujuk pada prosedur
bersalin adalah masa lalu ibu, apakah pernah tetap Ruang Melati memiliki pengaruh
mengalami kelahiran caesar atau tidak terhadap pengetahuan pasien, namun tingkat
sebelumnya (Bobak, 2004). Selain itu faktor peningkatan pengetahuan pada kelompok
yang dapat mempengaruhi kemandirian ibu perlakuan lebih tinggi daripada kelompok
adalah faktor internal ibu, salah satunya yaitu kontrol, dan tidak ada penurunan nilai
usia dan pendidikan ibu. Faktor penting lain pengetahuan pada kelompok perlakuan. Mallet
yang sangat mempengaruhi kemandirian ibu (2004) menyatakan bahwa discharge planning
adalah petugas kesehatan. Petugas kesehatan, merupakan proses mengidentifikasi kebutuhan
khususnya perawat sangat berperan penting pasien dan perencanaannya dituliskan untuk
dalam mempengaruhi perilaku perawatan memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan
mandiri ibu pasca-bersalin. Perawat juga kesehatan dari suatu lingkungan ke lingkungan
mempunyai kewenangan dan tanggung lain. Discharge planning sebaiknya dilakukan
jawab dalam tindakan yang berorientasi sejak pasien diterima di suatu agen pelayanan
pada pelayanan melalui pemberian asuhan kesehatan, terkhusus di rumah sakit di
keperawatan kepada individu, kelompok, mana rentang waktu pasien untuk menginap
atau keluarga (Hidayat, 2007). Menurut semakin diperpendek. Discharge planning
keterangan dari kepala ruangan di Ruang yang efektif seharusnya mencakup pengkajian
Melati, petugas kesehatan (perawat dan bidan) berkelanjutan untuk mendapatkan informasi
yang ada di ruangan mempunyai kewajiban yang komprehensif tentang kebutuhan pasien
untuk memberikan pendidikan kesehatan yang berubah-ubah, pernyataan diagnosa
melalui discharge planning kepada ibu pasca- keperawatan, perencanaan untuk memastikan
bersalin termasuk ibu post sectio caesarea. kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang
Namun, selama ini discharge planning yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan
diberikan pada ibu post sectio caesarea tidak (Kozier, 2004). Hal-hal yang harus diketahui
dibedakan dengan ibu pasca bersalin yang pasien sebelum pulang meliputi instruksi
lainnya. Sedangkan kebutuhan ibu post sectio tentang penyakit yang diderita, pengobatan
caesarea sedikit berbeda dengan ibu yang yang harus dijalankan, serta masalah-masalah
bersalin secara normal. Selain itu, discharge atau komplikasi yang terjadi, informasi tertulis
planning hanya dilakukan sebelum ibu keluar tentang perawatan yang harus dilakukan di
rumah sakit. Hal ini dikarenakan adanya rumah, pengaturan diet khusus dan bertahap
luka pada dinding abdomen, sehingga ibu yang harus dijalankan, jelaskan masalah yang
perlu mendapatkan edukasi yang optimal mungkin timbul dan cara mengatasinya,
untuk mempercepat penyembuhan luka serta pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada
mencegah adanya infeksi pada luka post sectio keluarga maupun pasien sendiri dapat
caesarea. digunakan metode ceramah, demonstrasi,

181
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 177–185

dan lain-lain, kemudian informasi tentang pengetahuan saat pre test, hal ini menunjukkan
nomor telepon layanan perawatan, dokter, adanya pengaruh pendidikan terhadap
dan pelayanan keperawatan, serta kunjungan pengetahuan ibu, di mana pengetahauan ibu
rumah apabila pasien memerlukan (Nursalam, akan mempengaruhi tingkat kemandirian
2007). dalam melakuakan perawatan luka post sectio
Penelitian ini peningkatan pengetahuan caesarea. Namun setelah dilakukan discharge
terjadi pada kelompok perlakuan setelah planning perawatan luka post sectio caesarea,
diberikan discharge planning perawatan luka kedua responden mendapat nilai pengetahuan
post sectio caesarea. Discharge planning ini dengan kategori baik saat post test. Dengan
dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit demikian, discharge planning perawatan
hingga saat pasien akan keluar rumah sakit. luka post sectio caesarea yang dilakukan
Selain itu discharge planning disesuaikan peneliti untuk meningkatkan kemandirian ibu
dengan kebutuhan ibu post sectio caesarea, mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu.
yaitu pendidikan kesehatan (educating) dan Terjadi peningkatan yang cukup besar
dukungan (supporting) untuk mengantisipasi hampir disetiap parameter setelah dilakukan
apabila ibu mengalami nyeri pasca operasi, discharge planning perawatan luka post sectio
mobilisasi dini (miring kanan-kiri), latihan caesarea berdasarkan parameter peningkatan
pernapasan yang bertujuan menurunkan pengetahuan mengenai kemandirian perawatan
d a mp a k a n a st e si p r e - op e r a si ya ng luka post sectio caesarea. Adanya pengetahuan
mengakibatkan depresi syaraf pernapasan. yang adekuat dapat mempersiapkan pasien
Selain itu disampaikan juga kepada pasien secara fisik dan psikologis untuk di transfer
bahwa penting untuk minum dan makan ke rumah atau ke suatu lingkungan. Pada saat
makanan yang bernutrisi yang telah disiapkan pulang, pasien harus mempunyai pengetahuan,
oleh ahli gizi (disampaikan apabila pasien keterampilan, dan sumber yang dibutuhkan
telah flatus pasca-operasi), seperti minum untuk memenuhi perawatan dirinya. Oleh
air putih 8 gelas setiap hari, makan makanan karena itu pasien dinyatakan siap menghadapi
yang tinggi protein seperti ayam, daging, telur, pemulangan apabila pasien mengetahui
kedelai, serta mengkonsumsi sayur dan buah. pengobatan, tanda-tanda bahaya, aktivitas
Selain diet peneliti melakukan pemanduan yang dilakukan, serta perawatan lanjutan di
atau guiding kepada pasien untuk melakukan rumah. Discharge planning dalam penelitian
latihan fisik, yaitu latihan ringan untuk ini dilakukan sesuai dengan konsep discharge
abdomen dan punggung (pelvic rocking dan planning dalam teori, yaitu dilakukan saat
knee rolling). Pasien juga disarankan untuk pasien masuk rumah sakit, selama perawatan,
melakukan aktifitas seperti berjalan ke kamar dan sebelum pasien keluar rumah sakit.
mandi. Sebelum pasien pulang, peneliti Dalam proses discharge planning peneliti
memberikan booklet kepada pasien yang memberikan edukasi kepada pasien mengenai
berkaitan dengan luka post sectio caesarea, hal-hal yang perlu diketahui pasien untuk
dan cara tepat dalam merawat luka post sectio membanttu penyembuhan luka post sectio
caesarea. caesarea. Edukasi yang diberikan peneliti
Hasil maksimal pada kelompok meningkatkan pengetahuan pasien post sectio
perlakuan lebih tinggi dari hasil maksimal caesarea dalam melakukan perawatan luka
pada kelompok kontrol menunjukkan secara post sectio caesarea di rumah secara tepat dan
kuantitatif terdapat peningkatan pengetahuan mengurangi adanya resiko infeksi. Peningkatan
pada kelompok perlakuan. Peningkatan besar pengetahuan responden setelah diberikan
terjadi pada responden no. 4 dan 7. Responden intervensi dipengaruhi oleh discharge planning
no. 4 memiliki latar belakang pendidikan perawatan luka post sectio caesarea secara
terakhir hingga SD, sedangkan pada responden mandiri yang mampu memenuhi kebutuhan ibu
no. 7 memiliki latar belakang pendidikan pasca-bersalin melalui sectio caesarea karena
terakhir SMP. Kedua responden sama- bantuan dengan cara guiding, supporting,
sama memiliki nilai kurang pada penilaian dan teaching dari perawat dalam discharge

182
Kemandirian Perawatan Ibu Post Sectio Caesarea (Tinok Ayu Putri W, dkk.)

planning dapat menambah pengetahuan ibu yang diterima pasien mampu meningkatkan
yang akan mempengaruhi kemandiriannya pengetahuan pasien, dan dengan pengetahuan
ketika di rumah. Selain itu dengan metode yang dimiliki pasien tahu dan mampu untuk
serta media seperti booklet juga membantu melakukan perawatan sesuai dengan cara
pasien dalam proses penerimaan informasi. yang benar. Pada kondisi post sectio caesarea
Saat dilakukan pre test tindakan ini self care requisites (self care demands)
kemandirian pasien dalam perawatan post atau kebutuhan self care pasien lebih besar
sectio caesarea, didapatkan data 100% pasien dibandingkan dengan self care agency-nya
memiliki kriteria kurang. Setelah dilakukan atau kemampuan pasien untuk melakukan
perlakuan berupa kemandirian perawatan perawatan mandiri, sehingga terjadi self care
luka pada ibu post sectio caesarea dengan deficit. Pada situasi seperti inilah peran perawat
pendekatan discharge planning pada kelompok sangat dibutuhakan, ada 5 helping methode
perlakuan terjadi peningkatan kemandirian yang dapat digunakan oleh perawat, yaitu
perawatan luka post sectio caesarea, dan melakukan atau membantu langsung (acting
seluruh responden pada kelompok perlakuan or doing), membimbing (guiding), pendidikan
memiliki kriteria baik. Data tersebut (teaching), memberi dukungan (supporting)
menunjukkan secara kuantitatif bahwa dan menyediakan ( providing) lingkungan
tindakan kemandirian perawatan luka pada yang mendukung ser ta meningkatkan
ibu post sectio caesarea meningkat setelah kemampuan pasien memenuhi self care-nya.
diberikan intervensi. Helping methode tersebut disesuaikan dengan
Terjadi peningkatan yang cukup tinggi kondisi pasien, apakah butuh perawatan total
pada 6 parameter dari 8 parameter tindakan (wholly compensatory), perawatan sebagian
kemandirian, yaitu pada parameter menjaga ( partial compensatory), serta pendidikan
luka agar tetap kering dan bersih, minum dan dukungan (educative supportive). Pada
antibiotik sesuai dengan yang telah diresepkan ibu post sectio caesarea yang dipersiapkan
oleh dokter, tidak melakukan aktivitas yang untuk pulang (discharge planning) ibu dalam
terlalu berat, melakukan latihan ringan kondisi kebutuhan pendidikan dan dukungan
untuk otot perut, mematuhi jadwal kontrol, (educative supportive), sehingga peneliti
dan kondisi luka baik saat kontrol. Ada memberikan bimbingan (guiding), pendidikan
dua faktor yang menyebabkan peningkatan (teaching), dan dukungan (supporting) melalui
pada tindakan kemandirian di kelompok pendekatan discharge planning dengan tujuan
perlakuan, yang pertama adalah karena saat agar ibu post sectio caesarea dapat mandiri
pre test atau sebelum dilakukan intervensi, melakukan perawatan di rumah.
pasien dalam kondisi pro sectio caesarea Kelompok kont rol juga ter jadi
atau persiapan untuk melahirkan secara peningkatan tindakan kemandirian, walaupun
caesar sehingga ada beberapa tindakan yang tidak setinggi peningkatan pada kelompok
memang seharusnya belum dilakukan oleh kontrol. Adanya discharge planning pada
pasien, seperti pada parameter pasien minum pasien post sectio caesarea dengan metode
obat (antinyeri) pasca sectio caesarea sesuai yang merujuk pada proedur tetap RSUD
dengan intruksi dokter, pasien melakukan Dr. Soegiri berarti juga mempengaruhi
latihan ringan (mobilisasi), pasien kontrol tindakan kemandirian ibu post sectio caesarea.
sesuai waktu yang dijadwalkan, dan kondisi Terdapat perbedaan yang begitu mencolok
luka post sectio caesarea saat kontrol sudah pada kelompok perlakuan dan kelompok
dalam keadaan baik. Faktor kedua yang kontrol, salah satunya adalah kondisi luka
menyebabkan tingginya peningkatan pada pasien saat kontrol, pada kelompok perlakuan
kelompok perlakuan adalah karena diberikan seluruh pasien kondisi lukanya sudah baik
intervensi berupa discharge planning yang saat kontrol, namun pada kelompok kontrol
disesuaikan dengan kebutuhan ibu post sectio terdapat 3 responsden, yaitu responden
caesarea, yaitu perawatan luka post sectio no. 1, no. 6, dan no. 7 yang kondisi lukanya
caesarea secara mandiri. Discharge planning tidak baik saat kontrol. Hal ini berkaitan

183
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 177–185

dengan tindakan responden tersebut yang Saran


tidak melakukan perawatan secara tepat,
Pasien post sectio caesarea diharapkan
seperti tidak mengkonsumsi makanan yang
dapat secara mendiri melakukan perawatan
dapat mempercepat penyembuhan luka dan
post sectio caesarea secara tepat dan sesuai
tidak menjaga luka agar tetap kering dan
dengan petunjuk petugas kesehatan selama
bersih. Kemungkinan besar kondisi tersebut
prosedur discharge planning, sehingga dapat
diakibatkan kurangnya pengetahuan pasien
mempercepat penyembuhan dan menekan
pada kelompok kontrol akan perawatan luka
resiko terjadinya infeksi. Institusi rumah sakit
post sectio caesarea secara tepat dan benar.
perlu menyusun sebuah prosedur persiapan
Hou (2001) dalam Perry & Potter
pulang pasien post sectio caesarea dalam
(2006) kesuksesan tindakan discharge
format khusus yang membedakan format
planning menjamin pasien mampu melakukan
discharge planning pada ibu bersalin secara
tindakan perawatan lanjutan yang aman dan
caesar dengan ibu yang melahirkan normal.
realistis setelah meninggalkan rumah sakit.
Perawat ruangan seharusnya memberikan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
intervensi discharge planning tidak hanya
bahwa responden yang mendapatkan discharge
saat pasien akan keluar rumah sakit saja,
planning kemandirian perawatan post sectio
namun sudah dimulai ketika pasien baru
caesarea memiliki pengetahuan serta tindakan
masuk, selama menjalani perawatan, sehingga
yang baik dalam merawat lukanya. Hal ini
persiapan keluar rumah sakit. Penelitian
disebabkan oleh meningkatnya pengetahuan
selanjutnya bisa dilakukan pada analisis
dan keterampilan pasien dalam melakukan
perilaku perawat yang berhubungan dengan
perawatan post sectio caesarea, sehingga
pelaksanaan discharge planning yang baik
kemandirian pasien untuk melakukan
dan benar.
perawatan di rumah juga meningkat, selain
itu didapatkan pula bahwa kondisi luka pasien
saat kontrol sudah baik dan tidak ada indikasi KEPUSTAKAAN
infeksi. Basford, L., et al., 2006, Teori dan Praktik
Keperawatan: Pendekatan Integral
SIMPULAN DAN SARAN pada Asuhan Pasien, Jakarta: EGC.
Bobak, L., 2004. Keperawatan Maternitas,
Simpulan Jakarta: EGC.
Pengetahuan mengenai kemandirian Boyle, M., 2005. Wounds and Healing in
perawatan pasien post sectio caesarea Midwifery, Oxford: Radclife Publishing,
mengalami peningkatan setelah dilakukan United Kingdom.
discharge planning berdasarkan teori self care Cunningham, G.F., Gant, F.N., Leveno, J.K.,
Gillstrap, C.L., Hauth, C.J., Wenstrom,
Orem untuk kemandirian perawatan luka pada
D.K., 2004. Obstetri Williams, Edisi 21.
ibu post sectio caesarea. Keterampilan dalam
Jakarta: EGC.
kemandirian perawatan pasien post sectio
Discharge planning Association, 2008.
caesarea mengalami peningkatan setelah Discharge planning, (Online), diakses
dilakukan discharge planning berdasarkan di (http://www.dischargeplanning.
teori self care Orem untuk kemandirian org.au/index.html., diakses tanggal 15
perawatan luka pada ibu post sectio caesarea. Maret 2012)
Tingkat kemandirian perawatan pasien post Farrer, Helen, 2001. Perawatan maternitas.
sectio caesarea pada kelompok perlakuan Edisi 2, Jakarta: EGC.
lebih tinggi dibandingkan tingkat kemandirian Hidayat, A.A., 2007. Pengantar Konsep
perawatan luka post sectio caesarea pada Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba
kelompok kontrol. Medika.

184
Kemandirian Perawatan Ibu Post Sectio Caesarea (Tinok Ayu Putri W, dkk.)

Himatusujanah dan Rahayuningsih, F.B., of Western Australia, Departmentof


2008. Hubungan tingkat kepatuhan Health, (Online), (http://kemh.health.
pelaksanaan protapperawatan luka wa.gov.au / brochu res/consu mer s/
dengan kejadian infeksi lukapost sectio wnhs0011.pdf)., diakses tanggal 2 Maret
caesarea (sc) di ruang mawar I RSUD 2012).
dr. Moewardi surakarta. Berita ilmu Kozier, B., 2004. Fundamental of Nursing,
keperawatan. 1(4). 175–180, (Online), Seventh Edition, New Jersey: New
(http://eprints.ums.ac.id/1129/1/4e.pdf Jersey Pearson: Education Inc.
diakses tanggal 29 maret 2012). Mallet, J., (ed), 2004. Royal Marsden Hospital:
Johnson, A., Young, D., Reilly, J., 2006. Manual of Clinical nursing procedures,
Caesarean section surgical site infection USA: Blackwell Publishers.
surveillance. Journal of Hospital Infect Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan
ion.(Online),(http://www.sciencedirect. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
com., diakses tanggal 12 Maret 2012). Profesional, Edisi 2, Jakarta: Salemba.
King Edward Memorial Hospital, 2010. Perry, A.G. dan Potter, P.A., 2006. Clinical
Following Caesarean Birth. media Nursing Skills and Technique. 6 th
release. Department Women and edition, Missouri: Mosby Inc.
Newborn Health Service, Government

185

You might also like