Professional Documents
Culture Documents
GIVING INFLUENCE OF BOKASHI FROM JELLY SOLID WASTE AND INORGANIC FERTILIZER TO
GROWTH AND PRODUCE OF ONION CROP ( Allium ascalonicum L.) VARIETY PHILIPINA
ABSTRACT
The function of fertilizer bokashi is improve;repair structure, texture, chemical and soil biology. Intention of this
research is to know giving influence of bokashi jelly solid waste and inorganic fertilizer to growth and produce
of onion crop (Allium ascalonicum L.) variety Philipina
This attempt compiled by using Completely randomized design ( RAL). what consisted of 7 treatment and 3
restating, that is : PO :: Urea Inorganic Fertilizer 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCL 200 kg/ha. P1 : :Bokashi
10 ton/ha., P2 : Bokashi jelly solid waste 15 ton/ha. P3 : Bokashi 20 ton/ha. P4 : Bokashi 10 ton/ha with
inorganic fertilizer Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCL 200 kg/ha. P5 : Bokashi 15 ton/ha with inorganic
fertilizer Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCL 200 kg/ha. P6 : Bokashi 20 ton/ha with inorganic fertilizer
Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCL 200 kg/ha.
Observation is done 15 Days After Planting with observation time lag of 10 days. As for parameter observed is
plant height, number of leaves, number of corms, corm diameter, crop wet weight, corm wet weight, crop
drought weight and corm drought weight. From the data would in analysis tests of variance statistic, and if
there is real difference between treatment will be tested is continuation by using test Honest Reality Difference
(HRD) at level 5%.
From result of analysis of variance at vegetative phase and generative indicates that giving of bokashi jelly
solid waste added with inorganic fertilizer and inorganic fertilizer only, every observation variable doesn't give
real influence among each treatment. This thing is because of bokashi jelly solid waste has not been
decomposition carefully.
Result of research indicates that, treatment of bokashi jelly solid waste 15 ton/ha yields production 11 ton/ha (
45,56 g/tanaman) with advantage of Rp. 41.246.000.
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian bokashi limbah padat agar-agar dan pupuk
anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.).
Percobaan disusun dengan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu :PO :
Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha. P1 : 10 ton/ha. P2 : Bokashi 15 ton/ha. P3 : Bokashi 20
ton/ha. P4 : Bokashi 10 ton/ha dengan pupuk anorganik Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha. P5
: Bokashi 15 ton/ha dengan pupuk anorganik Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha. P6 : Bokashi
20 ton/ha dengan pupuk anorganik Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha.
Pengamatan dilakukan 15 HST dengan selang waktu pengamatan 10 hari. Parameter yang diamati adalah
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, diameter umbi, berat basah tanaman, berat basah umbi, berat
kering tanaman dan berat kering umbi. Uji statistik : analisis ragam, dan jika terdapat perbedaan nyata antara
perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan uji BNJ pada taraf 5%.
Hasil analisis ragam pada fase vegetatif dan generatif menunjukkan bahwa pemberian bokashi limbah padat
agar-agar yang ditambahkan dengan pupuk anorganik dan pupuk anorganik saja, tiap variabel pengamatan
tidak memberikan pengaruh yang nyata di antara masing-masing perlakuan. Hal ini dikarenakan bokashi
limbah padat agar-agar belum terdekomposisi dengan sempurna..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan bokashi limbah padat agar-agar 15 ton/ha menghasilkan
produksi sebesar 11 ton/ha (45,56 g/tanaman) dengan keuntungan Rp. 41.246.000.
21
Agrika, Volume 4 No.1, Mei 2010
22
Firman Hidayat, Untung S., Kristian A.C., Pengaruh Bokashi Limbah Padat Agar-agar dan Pupuk Anorganik
S yang akan terlarut dalam tanah secara cepat Perlakuan yaitu pemberian bokashi limbah padat
dapat memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman agar-agar yang ditambahkan dengan pupuk
bawang merah untuk dapat tumbuh subur dan anorganik yang terdiri dari: P0 : Pupuk anorganik
berproduksi secara optimal (Hidayati dan Talib, Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha,
1994). P1 : Bokashi limbah padat agar-agar 10 ton/ha, P2
Tujuan penelitian ini adalah untuk : Bokashi limbah padat agar-agar 15 ton/ha, P3 :
mengetahui peranan bokashi dari limbah padat Bokashi limbah padat agar-agar 20 ton/ha, P4 :
agar-agar dan pupuk anorganik terhadap Bokashi limbah padat agar-agar 10 ton/ha dengan
pertumbuhan dan produksi tanaman bawang pupuk anorganik Urea 300 kg/ha, SP-36 200
merah (Allium ascalonicum L.) varietas Philipina. kg/ha, KCl 200 kg/ha, P5 : Bokashi limbah padat
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dapat agar-agar 15 ton/ha dengan pupuk anorganik Urea
memberikan informasi tentang pemanfaatan 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha, P6 :
limbah padat agar-agar bagi pertumbuhan dan Bokashi limbah padat agar-agar 20 ton/ha dengan
produksi bawang merah pupuk anorganik Urea 300 kg/ha, SP-36 200
kg/ha, KCl 200 kg/ha.
METODE PENELITIAN Media tanam yang digunakan adalah
Pelaksanaan penilitian ini di kebun tanah podsolik merah kuning yang kemudian
percobaan Fakultas Pertanian Universitas dimasukan masing-masing sebanyak 8 kg
Widyagama Malang, Desa Mojolangu Kecamatan kedalam tiap polybag dengan jarak antar polybag
Lowokwaru, Kotamadya Malang. Ketinggian 20 x 20 cm dan diletakan sesuai dengan
0
tempat 470 m dpl dengan suhu minimum 20 C, pengacakan. Limbah padat agar-agar difermen-
0
dan maksimum 32 C, curah hujan rata-rata 1200 tasikan terlebih dahulu dengan menggunakan
mm per bulan, jenis tanah yang digunakan tanah teknologi EM-4, tetes dan air, hasilnya disebut
podsolik merah kuning dengan pH tanah 6 -7, bokashi. Tiap polybag ditanami 1 umbi bibit,
selama 3 bulan dengan alokasi waktu dari bulan dengan mepmotong 1/3 bagian ujungnya satu hari
Mei sampai Juli 2009 sebelum ditanam.
Alat yang digunakan dalam penelitian Pengamatan non destruktif mulai
ini antara lain ; cangkul, koret, mistar, pissau, dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam
jangka sorong, sprayer, gembor, ember, dengan interval pengamatan 10 hari sekali sampai
timbangan, gelas ukur dan polybag.dan alat tulis panen.: Tinggi tanaman (cm), Jumlah daun (lb).
menulis. Bahan yang digunakan adalah: bibit Pengamatan destruktif dilakukan pada umur 70
bawang merah varietas Philipina, limbah pada hari dari saat tanam.Diameter umbi (mm) Jumlah
agar-agar, EM-4, tetes, pupuk Urea, SP-36 dan umbi (bh/tn), Berat basah tanaman (gr/tan), Berat
KCl. Untuk pestisida yang digunakan berupa basah umbi (gr/tan), dan Berat kering tanaman
insektisida yaitu Furadan 3G. (gr/tan).
Rancangan percobaan disusun berdasar
Rancangan Acak Lengkap (RAL). yang terdiri dari
7 perlakuan dan 3 ulangan, yang selanjutnya
ditempatkan pada areal percobaan secara acak.
23
Agrika, Volume 4 No.1, Mei 2010
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm/tan) pada berbagai umur (HST) pada perlakuan
pemberian pupuk bokashi limbah padat agar-agar dan pupuk anorganik.
Perlakuan 15 HST 25 HST 35 HST 45 HST
P0 23,80 35,10 39,47 40,00
P1 22,10 29,53 33,40 33,74
P2 21,70 31,67 37,47 38,34
P3 22,43 31,57 33,94 34,50
P4 24,30 32,83 37,13 39,50
P5 19,50 33,37 37,40 39,50
P6 20,77 32,57 37,87 38,54
tn tn tn tn
BNJ 5%
Keterangan :
tn : tidak nyata
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai/tan) pada berbagai umur (HST) pada perlakuan
pemberian pupuk bokashi limbah padat agar-agar dan pupuk anorganik.
Perlakuan 15 HST 25 HST 35 HST 45 HST
P0 24,34 39,00 45,00 50,34
P1 22,67 37,34 45,67 44,00
P2 18,67 31,00 39,34 37,67
P3 23,67 42,00 51,00 47,67
P4 20,00 37,34 44,67 47,67
P5 22,00 34,67 47,67 51,67
P6 24,00 41,00 48,67 52,67
tn tn tn tn
BNJ 5%
16,27 23,54 23,22 17,69
Keterangan :
tn : tidak nyata
Pada umur 15 HST hasil analisa tidak pupuk bokashi yang ditambahkan dengan pupuk
memberikan pengaruh yang nyata, hal ini anorganik tidak memberikan pengaruh pada
disebabkan karena tanaman bawang merah untuk pertumbuhan tinggi tanaman bawang merah
pertumbuhannya menggunakan cadangan makan- dibandingkan dengan pemberian bokashi atau
an yang ada di dalam benih sehingga per- pupuk anorganik saja. Menurut pendapat
tumbuhannya relatif sama. Pada umur 25 HST, 35 Hardjowigeno (1989) nitrogen berperan dalam
HST dan 45 HST hasil analisa ragam tetap tidak merangsang pertumbuhan vegetatif khususnya
memberikan pengaruh yang nyata, pemberian tinggi tanaman, sedangkan unsur phosfor
24
Firman Hidayat, Untung S., Kristian A.C., Pengaruh Bokashi Limbah Padat Agar-agar dan Pupuk Anorganik
berperan dalam transfer energi dan pembelahan pertumbuhan dan hasil tanaman salah satunya
sel. dalam sintesa protein. Sedangkan protein
Pada variabel jumlah daun pada umur diperlukan untuk pembentukan sel tanaman
15 HST, 25 HST, 35 HST dan 45 HST tidak (Dwidjoseputro, 1984).
memberikan pengaruh yang nyata, karena pada Perlakuan bokashi limbah padat agar-
umur 15 HST merupakan awal dari fase agar 10 ton/ha dengan pupuk anorganik Urea 300
pertumbuhan, oleh karena itu tanaman masih kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha ternyata
menggunakan cadangan makanan yang berasal menunjukkan hasil rata-rata tinggi tanaman dan
dari umbi tanaman, yang digunakan untuk berat basah tanaman lebih rendah dari perlakuan
membentuk akar dan daun (Tabel 8). Menurut bokashi limbah padat agar-agar 15 ton/ha, akan
Hidayat dan Talib (1994), dalam pertumbuhan tetapi hasil rata-rata jumlah daun dan berat kering
vegetatif tanaman terutama bagian daun sangat tanaman lebih baik dari perlakuan bokashi limbah
membutuhkan unsur hara Nitrogen (N). pada agar-agar 15 ton/ha. Hal ini , dikarenakan
kekurangan nitrogen (N) akan berakibat daun tidak unsur nitrogen pada bokashi limbah padat agar-
hujau segar atau kekuningan. Jika kekurangan agar dan pupuk anorganik yang masuk kedalam
agak banyak dan terus-menerus maka daun media tanam tanaman bawang merah melebihi
bagian bawah atau daun-daun tua menjadi kuning kebutuhan tanaman di fase vegetatif, ditunjukkan
dan akhirnya gugur. dengan berat kering tanaman, tinggi dan jumlah
Dengan pemberian bokashi limbah daun yang banyak. Menurut Hardjowigeno (1989),
padat agar-agar ke dalam media tanam tanaman tanaman yang kelebihan unsur N dapat lambat di
bawang merah pada perlakuan bokashi limbah dalam kematangan tanaman (terlalu banyak
padat agar-agar 15 ton/ha menunjukkan bahwa pertumbuhan vegetatif), batang-batang lemah dan
kebutuhan akan nitrogen untuk pertumbuhan fase mudah roboh dan mengurangi daya tahan
vegetatif dapat dipenuhi dengan baik, hal ini tanaman terhadap penyakit. Pupuk anorganik
ditunjukkan dengan hasil rata-rata tinggi tanaman memiliki kandungan unsur hara yang akan terlarut
dan berat basah tanaman. Dari hasil rata-rata dalam tanah secara cepat, sehingga dapat
jumlah daun dan berat kering tanaman pada memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman
perlakuan bokashi limbah padat agar-agar 15 bawang merah untuk tumbuh dan berproduksi
ton/ha menunjukkan hasil yang rendah, diduga dengan optimal. Pupuk organik mempunyai
hasil fotosintesis tanaman bawang merah beberapa keuntungan yaitu menurunkan unsur
dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman secara hara yang hilang dari tanah, memperbaiki kondisi
apikal, sehingga pertumbuhan tanaman untuk fisik dan secara tidak langsung memperbaiki
pembentukan jumlah daun menjadi berkurang. pertumbuhan tanaman (Prihandarini, 1999).
Disamping itu fotosintat yang dihasilkan untuk Unsur Nitrogen diserap tanaman dalam
pertumbuhan sel tanaman daun bawang merah bentuk nitrat (NO3-). Nitrat merupakan anion lemah
lebih sedikit daripada fotosintat yang tersimpan untuk mengikat koloid-koloid didalam tanah,
pada umbi tanaman bawang merah. Menurut sehingga unsur ini mudah tercuci didalam tanah.
Agustina (1990), nitrogen merupakan salah satu Disamping itu unsur nitrogen mudah menguap
unsur hara essensial yang diperlukan untuk dalam bentuk gas, dan berubah menjadi bentuk
25
Agrika, Volume 4 No.1, Mei 2010
lain yang tidak bisa dimanfaatkan oleh tanaman ikan pengaruh yang nyata terhadap berat basah
dalam bentuk nitrit (Dwidjoseputro, 1984). tanaman (gr), berat basah umbi (gr), berat kering
tanaman (gr), berat kering umbi (gr), jumlah umbi
dan diameter umbi bawang merah, sebagaimana
Hasil Tanaman
ditunjukkan pada Tabel 7,
Berdasarkan analisis ragam dapat
diketahui bahwa semua perlakuan tidak member-
Tabel 7. Rata-rata berat basah (g/tan) pada berbagai umur (HST) pada perlakuan
pemberian pupuk bokashi limbah padat agar-agar dan pupuk anorganik.
Perlakuan Berat Berat berat berat Jumlah Diameter
Basah Basah kering kering Umbi/tana Umbi
Tanaman Umbi tanaman umbi man (mm/tan)
(g/tan) (g/tan) (g/tan) (g/tan)
P0 64,73 42,50 4,20 7,77 9,33 17,00
P1 65,63 44,33 3,50 8,77 9,33 16,03
P2 72,80 45,56 3,73 9,13 8,00 17,60
P3 67,13 40,80 3,90 8,50 9,67 15,86
P4 69,30 42,30 4,37 8,13 7,33 17,33
P5 61,00 35,83 3,93 7,27 6,33 17,67
P6 65,40 41,67 3,73 7,93 8,33 17,40
tn tn tn tn tn tn
BNJ 5%
Keterangan :
tn : tidak nyata
Berat basah tanaman diperoleh dari variabel berat basah umbi tidak memberikan
penimbangan seluruh bagian tanaman mulai dari pengaruh yang nyata.
akar sampai daun tanaman setelah panen. Dari Berat kering tanaman berasal dari
hasil pengamatan berat basah tanaman tidak pembentukan fotosintat tanaman. Pada rata-rata
memberikan pengaruh yang nyata, hal ini karena berat kering tanaman tidak memberikan hasil yang
unsur hara yang tersedia didalam tanah telah baik, hal ini menunjukkan bahwa unsur hara yang
dimanfaatkan tanaman pada fase vegetatif. Pada tersedia kurang optimal, sehingga kemampuan
saat tanaman bawang merah mencapai fase tanaman dalam menyerap unsur hara untuk
generatif unsur hara di dalam tanah mengalami fotosintat tidak dapat meningkat. Menurut Agustina
penurunan (hilangnya unsur hara), akibat adanya (1990), bahwa tanaman yang diberi unsur hara
pencucian yang disebabkan oleh penguapan dan dengan optimal akan tumbuh dan berkembang
intersepsi (meresapnya air ke dalam tanah). lebih baik daripada tanaman yang diberikan unsur
Menurut Prihmantoro (1999), pada fase hara kurang optimal. Dengan bertambah baiknya
pembentukan umbi tanaman memerlukan energi pertumbuhan suatu tanaman akan menyebabkan
dan nutrisi yang cukup terutama unsur fosfor dan produksi yang dihasilkan lebih baik pula
kalium yang cukup. Pemberian pupuk bokashi (Dwidjoseputro, 1984).
kurang menyediakan kebutuhan nutrisi atau hara Hasil rata-rata berat basah umbi dan
yang diperlukan oleh tanaman, maka pada berat kering umbi perlakuan bokashi limbah padat
agar-agar 15 ton/ha lebih baik dari perlakuan
26
Firman Hidayat, Untung S., Kristian A.C., Pengaruh Bokashi Limbah Padat Agar-agar dan Pupuk Anorganik
bokashi limbah padat agar-agar 10 ton/ha dengan hal dini dikarenakan pemberian pupuk bokashi dan
pupuk anorganik Urea 300 kg/ha, SP-36 200 pupuk anorganik tidak berpengaruh terhadap
kg/ha, KCl 200 kg/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan jumlah daun pada tanaman bawang
perlakuan bokashi limbah padat agar-agar 15 merah. Menurut Anonymous (1998), jumlah umbi
ton/ha memiliki kandungan air yang lebih tinggi tanaman bawang merah ditentukan oleh
dari bokashi limbah padat agar-agar 10 ton/ha kemampuan umbi utama dan umbi samping dalam
dengan pupuk anorganik Urea 300 kg/ha, SP-36 membentuk umbi baru. Umbi-umbi baru yang
200 kg/ha, KCl 200 kg/ha, karena kebutuhan air dihasilkan tanaman bawang merah dipengaruhi
untuk umbi lebih tinggi daripada berat keringnya. oleh banyaknya tunas lateral yang tumbuh. Karena
Berat kering umbi merupakan hasil fotosintat dari tunas lateral ini akan dibentuk daun-daun baru
(kandungan karbohidrat, protein dan mineral) yang yang nantinya terbentuk umbi. Umbi yang
dibentuk umbi oleh tanaman bawang merah. terbentuk merupakan hasil penggembungan
Menurut Rukmana (1994), bahwa tiap 100 gram pangkal daun, sehingga jumlah umbi yang
umbi bawang merah mengandung 88 gram air 1,5 dibentuk tidak berbeda dengan jumlah daun yang
gram protein 9,2 karbohidrat sisanya lemak dan dihasilkan.
vitamin. Hasil rata-rata jumlah umbi dan diameter
Pada variabel diameter umbi tanaman umbi perlakuan bokashi limbah padat agar-agar 15
tidak memberikan pengaruh yang nyata dari ton/ha memberikan hasil yang baik dari perlakuan
pemberian pupuk bokashi dan pupuk anorganik, bokashi limbah padat agar-agar 10 ton/ha dengan
hal ini dikarenakan pemberian pupuk bokashi dan pupuk anorganik Urea 300 kg/ha, SP-36 200
pupuk anorganik tidak berpengaruh terhadap kg/ha, KCl 200 kg/ha. Dengan pemberian pupuk
pertumbuhan generatif tanaman. Menurut bokashi limbah padat agar-agar pada media
Dwidjoseputro (1984), pada umumnya tanaman itu tanam dapat membuat struktur tanah menjadi lebih
mempunyai jaringan-jaringan dan memerlukan gembur, sehingga mempengaruhi pembesaran
enzim-enzim. Jaringan-jaringan dibangun dari umbi bawang merah. Tanaman bawang merah
karbohidrat, lemak dan protein, sedangkan enzim akan tumbuh dengan baik pada tanah yang
adalah untuk memungkinkan jaringan-jaringan gembur, mengandung banyak humus dan bahan
berfungsi. Unsur hara yang banyak diperlukan organik (Wibowo, 2001).
bagi pembentukan jaringan seperti karbon, Faktor lain yang mempengaruhi kualitas
oksigen, hidrogen, nitrogen, kalium, fosfor dan dan kuantitas umbi bawang merah adalah unsur
belerang. Untuk pemberian enzim diperlukan kalium yang diserap oleh tanaman bawang merah.
unsur-unsur seperti magnesium, besi, mangan, Dimana masukan unsur ke dalam tanah dari
seng, tembaga, boron, molibdinum serta kobalt, pemberian bokashi limbah padat agar-agar dapat
sedangkan untuk keperluan lainnya yang memberikan hasil yang tidak berpengaruh nyata
diperlukan oleh tanaman adalah magnesium, pada perlakuan bokashi limbah padat agar-agar
kalsium dan natrium. 15 ton/ha terhadap produksi tanaman bawang
Pada variabel jumlah umbi tanaman merah. Kalium berperan membantu pembentukan
tidak memberikan pengaruh yang nyata dari protein, mengeraskan selulosa, meningkatkan
pemberian pupuk bokashi dan pupuk anorganik, kualitas biji atau buah. Unsur kalium diserap oleh
27
Agrika, Volume 4 No.1, Mei 2010
tanaman dalam bentuk K+. Karena kalium mudah bokashi dan pupuk anorganik saja tidak
larut dalam air sehingga mudah hilang sebagai pengaruh nyata pada semua variabel
akibat pencucian (Hardjowigeno, 1989). pengamatan, demian juga tidak berbeda nya
Pemberian bokashi limbah padat agar- terhadap produksi tanaman.
agar pada media tanam tidak memberikan 2. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan
pengaruh yang nyata terhadap hasil produksi. Hal bokashi limbah padat agar-agar 15 ton/ha
ini disebabkan oleh kandungan bokashi limbah menghasilkan hasil produksi sebesar 11
padat agar-agar memiliki C/N ratio 38 ton/ha (45,56 g/tanaman) dengan keuntungan
menyebabkan ketersediaan karbon lebih tinggi Rp. 41.246.000
dari mikroorganisme di dalam mendekomposisikan
bahan organik. Proses produksi menjadi Saran
terhambat karena kelebihan bahan organik. Lama waktu pembuatan bokashi limbah
Proses dekomposisi menjadi terhambat karena padat agar-agar (lebih dari 7 hari), akan lebih
kelebihan karbon, sehingga mikroorganisme harus memungkinkan proses dekomposisi berjalan
memanfaatkannya dengan pembakaran (energi) dengan baik sehingga meningkatkan unsur hara
terlebih dahulu. Limbah organik yang baik memiliki yang tersedia dan dapat diserap tanaman bawang
C/N ratio 15 – 30 (Sutanto, 2002). merah. Bahan bokashi limbah padat agar-agar
Menurut AAK (1998), analisa usahatani yang murah dapat memberikan keuntungan
sangat diperlukan bagi para petani dan mereka usahatani yang lebih baik.
yang akan memulai suatu usaha. Di dalam analisa
suatu usaha terdapat gambaran tentang
DAFTAR RUJUKAN
perhitungan biaya-biaya yang akan dikeluarkan
serta besarnya penerimaan dari penjualan produk Prihandarini, R. 1999. Prospek Pemanfaatan
Limbah Organik Dalam Pertanian Modern
sebagian untuk mengetahui besarnya keuntungan
Akrab Lingkungan. Universitas
yang akan diterima. Pada perlakuan pupuk Widyagama Malang.
anorganik Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl
Primantoro, H. 1999. Memupuk Tanaman
200 kg/ha memberikan keuntungan paling besar
Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, hal ini
dikarenakan kebutuhan pupuk bokashi padat agar- Rahayu, E. Dan Nur, B. 2000. Bawang Merah.
agar membutuhkan jumlah yang lebih besar dari Penebar Swadaya. Jakarta
28
Firman Hidayat, Untung S., Kristian A.C., Pengaruh Bokashi Limbah Padat Agar-agar dan Pupuk Anorganik
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Kanisius. ____________, 1998. Bokashi dan Fermentasi
Yogyakarta. Apa Sih, No. 5. Institut Pengembangan
Sumberdaya Alam (IPSA). Jakarta.
Sutedjo. 1990. Analisa Tanah, Air dan Jaringan
Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. Yuliastutik, A. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk
Limbah Cair Agar-agar UD Srigunting dan
Tjahjadi, N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan
Kanisius. Yogyakarta. dan Hasil Tanaman Cabai Merah
(Capsicum annum L.) Varietas Hot
Wibowo, S. 2001. Budidaya Bawang (Bawang Beauty. Jurusan Agronomi Fakultas
Putih, Bawang Merah dan Bawang Pertanian. Universitas Widyagama
Bombay). Penebar Swadaya. Jakarta. Malang.
29