Professional Documents
Culture Documents
Abstract Abstrak
65
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
memiliki elastisitas yang lebih tinggi dan Lateks karet alam segar yang
stabilitas penyimpanan yang lebih baik. diperoleh dari hasil eksploitasi pohon Hevea
brasiliensis merupakan koloid berwarna
Kata kunci : Aspal karet; karet alam; lateks; putih yang tersusun atas biopolimer rantai
sifat fisika panjang cis-1,4 poliisoprena dan beberapa
komponen non poliisoprena seperti protein,
lemak, dan karbohidrat (Guidelli et al., 2011;
PENDAHULUAN Salomez et al., 2014). Namun lateks karet
alam segar tidak dapat langsung
Pemanfaatan produk karet alam diaplikasikan sebagai aditif aspal karet
sebagai material pendukung dalam karena tingginya kandungan air dalam
pembangunan infrastruktur nasional telah lateks karet alam segar tersebut akan
menjadi prioritas pemerintah. Langkah ini mempersulit pencampurannya terutama
dipercaya sebagai salah satu solusi untuk dalam aspal panas yang menyebabkan
meningkatkan konsumsi domestik sekaligus timbulnya percikan dan sifatnya yang tidak
kembali mengangkat harga karet alam di stabil cenderung akan menyebabkan
pasar internasional. Aspal modifikasi timbulnya agglomerasi partikel karet dalam
polimer (Polymer Modified Asphalt, PMA) aspal. Penurunan kadar air dalam lateks
berbasis karet alam atau aspal karet karet alam melalui teknik sentrifugasi dan
merupakan salah satu produk karet alam penambahan zat ammoniak untuk
yang sangat menjanjikan untuk dapat meningkatkan kestabilan sistem koloid
merealisasikan target pemerintah tersebut. lateks karet alam segar menjadi lateks karet
Implementasi teknologi aspal karet di dalam alam pekat kadar ammoniak tinggi dinilai
negeri diperkirakan mampu mengkonsumsi dapat menimalisir risiko kegagalan
60 ribu ton karet alam. Aspal karet memiliki pencampurannya pada aspal panas saat
keunggulan dibandingkan aspal murni produksi aspal karet. Selain itu dengan
dalam hal ketahanan terhadap deformasi menggunakan lateks karet alam pekat yang
(alur/cekungan) pada arah memanjang di telah dimodifikasi diharapkan dapat
permukaan jalan sekitar jejak roda semakin meningkatkan mutu aspal karet
kendaraan akibat beban lalu lintas yang terutama sifat stabilitas panas.
berat, pengelupasan lapisan aspal dengan
agregat, serta ketahanan terhadap retakan Riset ini mempelajari pengaruh
jalan akibat perubahan suhu lingkungan penambahan berbagai jenis lateks karet
(Shafii et al., 2011; Mashaan et al., 2013; alam pekat ke dalam aspal panas penetrasi
Shaffie et al., 2015). (pen) 60 terhadap sifat fisik aspal karet.
Lateks karet alam pekat yang diujicobakan
Aspal karet diperoleh dari meliputi lateks karet alam pekat murni dan
pencampuran material karet pada lateks karet alam pekat yang telah
konsentrasi tertentu dalam aspal (Al-Ani, dimodifikasi secara kimiawi.
2009). Jenis karet yang ditambahkan
meliputi karet sintetik (styrene butadiene
rubber, SBR) dan karet termoplastik (styrene BAHAN DAN METODE
butadiene styrene, SBS dan ethylene vinyl
acetate, EVA) bahkan dalam bentuk serbuk Penelitian telah dilaksanakan di
ban bekas (scrap rubber). Bahan aditif Pabrik Percobaan dan Laboratorium Penguji
tersebut hanya dapat digunakan untuk Pusat Penelitian Karet untuk kegiatan
aspal panas. Oleh karena itu, negara persiapan dan pengujian bahan karet alam
produsen karet alam seperti Indonesia mulai dan Pusat Penelitian Pengembangan Jalan
mengembangkan jenis aditif aspal karet dan Jembatan untuk kegiatan pembuatan
berbasis lateks karet alam yang dapat dan pengujian aspal karet. Bahan utama
diaplikasikan baik untuk aspal panas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
maupun aspal emulsi (Malithong & lateks karet alam pekat yang diperoleh dari
Thongpin, 2010; Wen et al., 2015; Wang et Koperasi Karyawan INIRO Bogor, aspal
al., 2017). panas Pen 60 diproduksi oleh PT. Pertamina
(Persero) serta surfaktan anionik (sodium
66
Sifat Fisika Aspal Modifikasi Karet Alam pada Berbagai Jenis dan Dosis Lateks Karet Alam
lauril sulfat) dan nonionik (polieksilena lauril lateks pravul dibuat dengan cara
eter) didapatkan dari PT. KAO Indonesia. mencampurkan bahan kimia dispersi
Selanjutnya digunakan juga bahan kimia kompon karet yang terdiri dari dispersi
kompon lateks meliputi bahan antioksidasi campuran (bahan pengaktif + bahan
(ionol), bahan pengaktif (ZnO), bahan pencepat + bahan antioksidasi) dan dispersi
pencepat (ZDEC dan ZMBT), bahan sulfur ke dalam lateks karet alam pekat
pemvulkanisasi (sulfur) serta bahan bantu murni yang telah distabilkan dengan
olah dispersi (tamol dan bentonit) kompon penambahan surfaktan pada suhu ruang.
lateks yang seluruhnya diperoleh dari Campuran lateks dan bahan aditifnya
supplier lokal PT. Multi Citra Chemindo kemudian dipanaskan pada suhu 70oC
Nusa pada spesifikasi teknis. Asam kuat selama 4 jam (L3) dan 1 jam (L4).
untuk lateks kationik menggunakan jenis
asam klorida (HCl) 35% dari CV. Setia Guna Tahap ketiga yaitu pencampuran
Bogor. Sementara alat yang digunakan lateks karet alam pada konsentrasi 5%
meliputi reaktor pravulkanisasi, mixer aspal dengan aspal panas diawali dengan
karet, serta peralatan gelas laboratorium. memanaskan aspal panas hingga suhu
140oC. Ketika telah tercapai suhu 140oC, ke
Prosedur dalam penelitian terbagi dalam aspal panas yang telah mencair
menjadi tiga tahapan yaitu karakterisasi ditambahkan lateks karet alam sedikit demi
lateks karet alam pekat (sesuai ASTM sedikit sekaligus diaduk agar terbentuk
D1076) dan aspal pen 60 (sesuai Spesifikasi campuran aspal modifikasi polimer (aspal
Umum Bina Marga), persiapan lateks karet karet) yang homogen. Selanjutnya
alam sebagai bahan aditif aspal modifikasi campuran aspal karet dipindahkan ke dalam
polimer dilanjutkan dengan pembuatan dan mixer aspal karet dengan terus dilakukan
pengujian aspal modifikasi polimer berbasis pengadukan pada suhu 150oC selama 15
aspal panas dan lateks karet alam. Lateks menit. Dalam mixer ini, pengadukan
karet alam yang dipersiapkan sebagai bahan diperkuat dengan penggunaan blender
aditif meliputi lateks karet alam pekat murni pemotong berlubang kecil untuk menjamin
(lateks murni, L1), lateks karet alam asam homogenitas aspal karet. Lebih lanjut pada
(lateks kationik, L2), dan lateks karet alam tahap ini juga diujicobakan variasi dosis
pravulkanisasi (lateks pravul). penambahan lateks karet alam dalam aspal
pen 60 sebesar 3% dan 7% terhadap bobot
Lateks murni merupakan lateks aspal pen 60 murni. Aspal karet yang
karet alam pekat kadar ammoniak tinggi diperoleh selanjutnya dikarakterisasi sifat
yang langsung diperoleh dari produsen fisika meliputi parameter penetrasi (SNI
lateks pekat tanpa mendapatkan perlakuan 2456:2011), titik lembek (SNI 2434:2011),
awal. Sedangkan lateks kationik adalah daktilitas (SNI 2432:2011), kehilangan berat
lateks pekat yang telah dikurangi kadar dengan TFOT (SNI 06-2440-1991), penetrasi
ammoniak dengan penambahan asam kuat, setelah kehilangan berat (SNI 2456:2011),
dan lateks pravul adalah lateks pekat yang titik lembek setelah kehilangan berat (SNI
telah dimodifikasi dengan penambahan 2434:2011), daktilitas setelah kehilangan
bahan pemvulkanisasi sehingga terbentuk berat (SNI 2432:2011), keelastisan setelah
ikatan silang antara molekul karet dalam pengembalian (AASHTO T 301-98), dan
lateks tersebut. Lateks kationik stabilitas penyimpanan (perbedaan titik
dipersiapkan dengan menambahkan lembek) (ASTM D5976 part 6.1). Secara
surfaktan diikuti dengan asam kuat pekat ke terperinci kode sampel aspal karet berbasis
dalam lateks karet alam pekat hingga pH lateks karet alam dan aspal pen 60 diuraikan
lateks menjadi sebesar 3 dan kadar dalam Tabel 1.
ammoniaknya berkurang. Selanjutnya
67
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
68
Sifat Fisika Aspal Modifikasi Karet Alam pada Berbagai Jenis dan Dosis Lateks Karet Alam
69
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
Dari data tersebut terlihat bahwa, K3 penetrasi aspal namun meningkatkan nilai
lateks kationik L2 sebanding dengan lateks titik lembek. Berkurangnya penetrasi yang
pravulkanisasi L4 yang disebabkan oleh diikuti dengan meningkatnya titik lembek
jumlah komposisi bahan pemodifikasi yang berarti bahwa aspal karet menjadi semakin
ditambahkan ke dalam lateks murni saat keras, kental serta tahan terhadap
pembuatan kedua jenis lateks tersebut perubahan suhu dibandingkan dengan
hampir sama. Bahan pemodifikasi pada aspal pen 60 murni (Liu, 2013; Albrka,
lateks kationik mencangkup larutan 2018). Perubahan sifat aspal pen 60 ini
surfaktan dan asam kuat pekat, sementara disebabkan oleh meningkatnya elastisitas
lateks pravulkanisasi meliputi dispersi aspal karet karena adanya kandungan
bahan kimia kompon karet dan larutan partikel karet dalam lateks yang juga
surfaktan. Baik dalam larutan surfaktan terdistribusi dalam aspal pen 60. Aspal karet
maupun dispersi bahan kimia kompon karet dengan sifat penetrasi rendah dan titik
banyak mengandung air yang dapat lembek yang tinggi sesuai digunakan untuk
menyebabkan berkurangnya K3 lateks hasil pembentuk lapisan perkerasan jalan di
modifikasi (sebesar 49,5%) dibandingkan wilayah dengan suhu lingkungan yang
lateks murni (sebesar 60,5%). Selanjutnya cenderung panas (Kishore & Gottala, 2015).
pada lateks pravul 4 jam (L3) dan 1 jam (L4),
terlihat peningkatan nilai K3 yang cukup Daktilitas aspal sangat ditentukan
tajam pada L3 daripada L4. Waktu oleh komposisi kimiawi (senyawa
pravulkanisasi yang lama menyebabkan hidrokarbon) penyusun aspal tersebut
semakin banyak bahan non karet terutama termasuk bahan aditifnya (Mandeel, 2012).
air dalam lateks pravulkanisasi yang Adanya partikel karet yang menyebabkan
mengalami penguapan yang kemudian meningkatnya keelastisan aspal, justru
diikuti dengan naiknya nilai K3 pada lateks mengakibatkan aspal karet memiliki nilai
L3. daktilitas yang cenderung lebih rendah
kecuali aspal karet yang terbuat dari
Sifat Fisika Aspal Karet Dengan campuran aspal pen 60 dengan lateks L1.
Penambahan Berbagai Jenis Lateks Karet Daktilitas menggambarkan sifat plastis dari
Alam aspal, oleh karena itu adanya komponen
yang bersifat elastis menurunkan daktilitas
Sifat fisik aspal karet yang diperoleh dari aspal tersebut (Sheng et al., 2017). Dari
dari hasil penambahan 5% berbagai jenis keempat jenis lateks karet alam yang
lateks karet alam dalam aspal pen 60 digunakan sebagai bahan aditif aspal karet,
dirangkum dalam Tabel 4. Tabel 4 lateks L3 dan L4 memiliki sifat elastis
menginformasikan bahwa penambahan 5% tertinggi karena dalam lateks tersebut antar
lateks karet alam menurunkan angka partikel karet telah saling membentuk
Tabel 4. Sifat fisik aspal karet berbasis 5% lateks karet alam dan aspal pen 60
Table 4. Physical properties of rubberized asphalt based on 5% natural rubber latex and
asphalt pen 60
Aspal Kode sampel lateks
Parameter murni Latex sample code
Parameters Pure
B E H K
asphalt
Penetrasi, (mm) 63 58 59 60 56
Daktilitas, (cm) 140 >140 140 39 43
Titik lembek, ( oC ) 49,2 54,2 54,25 52,2 51,7
Indeks penetrasi -0,86 0,14 0,23 -0,21 -0,51
Kehilangan berat dengan TFOT, (% asli) 0,0223 0,0165 0,0245 0,0456 0,0535
Penetrasi setelah TFOT, (% asli) 81,1 92,8 83,8 86,4 95,0
Titik lembek setelah TFOT, ( oC ) 51,6 54,3 53,6 52,7 52,2
Daktilitas setelah TFOT, (cm) >140 >140 >140 >140 51
Keelastisan setelah pengembalian, (%) - 29,5 31,3 34,5 30
70
Sifat Fisika Aspal Modifikasi Karet Alam pada Berbagai Jenis dan Dosis Lateks Karet Alam
71
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
Tabel 5. Penambahan berbagai jenis dan dosis lateks karet alam terhadap sifat fisik
aspal karet
Table 5. Effect of varoius types and dosages of natural rubber latex addition on physical
properties of rubberized asphalt
Kode sampel lateks
Parameter Latex sample code
Parameters
A C D F G I J L
Penetrasi, (mm) 61 51 62 56 61 52 61 51
Daktilitas, (cm) >140 119 140 140 48 41 49 29
Titik lembek, ( oC ) 52,6 57,4 51,6 57,85 51,1 52,5 50,4 52,5
Indeks penetrasi -0,08 0,55 -0,29 0,89 -0,46 -0,52 -0,63 -0,54
Kehilangan berat dengan 0,0073 0,0160 0,0485 0,0132 0,0195 0,0113 0,0211 0,0565
TFOT, (% asli)
Penetrasi setelah TFOT, 86,2 91,8 81,7 86,3 86,9 88,0 84,9 108,2
(% asli)
Titik lembek setelah 52,65 56,5 53,1 54,6 51,6 53,1 51,1 54,6
TFOT, ( oC )
Daktilitas setelah TFOT, (cm) >140 >140 >140 >140 >140 81 64 68
Keelastisan setelah 3,0 35,0 20,0 40,0 22 55 25 40
pengembalian, (%)
72
Sifat Fisika Aspal Modifikasi Karet Alam pada Berbagai Jenis dan Dosis Lateks Karet Alam
100
90
Penetration difference
i
Perbedaan penetrasi
e 80
s
a n
rt e
r 70
e e
ff
(0,1 mm)
n i ) 60
e d m 50
p m
n n
o 40
a it 1
,
a a 0
( 30
d
e rt
b e 20
re n
e 10
P P
0
D E F G H I J K L
Sampel aspal karet
Rubberized asphalt sample
7
k e
Softening point difference
c
Perbedaan titik lembek
e n 6
b e r
me f 5
le fi
ik d
ti tn ) 4
(ºC)
t i º(
n op
3
a
a g 2
d n
e in
b
tf 1
re e
P oS 0
D E F G H I J K L
73
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
bertambahnya nilai titik lembek, penurunan Al-Mansob, R.A., Ismail, A., Yusoff, N.I.M.,
nilai penetrasi dan kenaikan keelastisan Albrka, S.I., Azhari, C.H., & Karim,
setelah pengembalian aspal karet. M.R. (2016). Rheological characteristic
Parameter ini yang akan berpengaruh of unaged and aged epoxidized natural
terhadap kemampuan aspal karet dalam rubber modified asphalt. Construction
menahan kelelehan plastis dan and Building Materials, 102, 190-199.
meningkatkan tahanan geser. Doi : 10.1016/j.conbuildmat.
2015.10.133.
Secara umum lateks kationik L2 dan
lateks pravul L3 memiliki sifat yang lebih Altieb, Z.A., Aziz, M.M.A., Anuar, K., &
baik daripada lateks L1 dan L4. Lateks Jibrin, H.B. (2016). A short review on
kationik (L2) pada dosis 5% terhadap bobot using crumb rubber as modification of
aspal pen 60 adalah jenis lateks karet alam bitumen binder. Jurnal Teknologi, 78,
dapat digunakan sebagai bahan aditif dalam 29-36.
produksi aspal modifikasi polimer (aspal
karet) karena meningkatkan titik lembek Cong, P., Chen, S., Yu, J., & Wu, S. (2010).
yang cukup baik namun hanya memiliki Effects of aging on the properties of
stabilitas penyimpanan yang lebih rendah modified asphalt binder with flame
bila dibandingkan dengan Lateks retardants. Construction and Building
Pravulkanisasi L3 sehingga dikhawatirkan Materials, 24, 2554-2558. Doi :
aspal karet yang dihasilkan kurang homogen 10.1016/j.conbuildmat.2010.05.022.
dan kurang tahan panas selama
penyimpanan. Sedangkan Lateks jenis L3 Erkus, Y., Kok, B.V., & Yilmaz, M. (2017).
memiliki sifat yang lebih baik dalam hal Effects of graphite on rheological and
keelastisan setelah pengembalian dan conventional properties of bituminous
stabilitas penyimpanan meskipun memiliki binders. International Journal of
titik lembek yang sedikit lebih rendah Pavement Research and Technology,
daripada lateks L2. Parameter keelastisan 10, 315-321. Doi : 10.1016/j.ijprt.
setelah pengembalian ini sangat penting 2017.04.003.
karena aspal diharapkan memiliki
elastisitas yang tinggi. Stabilitas Gao, G., & Huang, W. (2013). Performance
penyimpanan juga sangat penting untuk analysis and research of warm asphalt
mejamin homogenitas aspal karet dan rubber. Proceedings of the 4th
ketahanan aspal karet selama International Conference on
penyimpanan. Transportation Engineering (p. 2516-
2524). Chengdu, China : ASCE. Doi :
10.1061/9780784413159.366.
DAFTAR PUSTAKA
Ghaly, N.F. (2008). Effect of sulfur on the
Al-Ani, T.M.A. (2009). Modification of asphalt storage stability of tire rubber modified
mixture performance by rubber asphalt. World Journal of Chemistry,
silicone additive. Anbar Journal of 3(2), 42-50.
Engineering Science, 2(1), 71-81.
Guidelli, E.J., Ramos, A.P., Zaniquelli,
Albrka, S.I. (2018). Evaluation of the M.E.D., & Baffa, O. (2011). Green
performance of asphalt binder synthesis of colloidal silver
modified with nanoparticles. Trends in nanoparticles using natural rubber
Civil Engineering and Material Science, latex extracted from Hevea
1(1), 1-5. brasiliensis. Spectrochimica Acta Part
A, 82, 140–145. Doi : 10.1016/j.saa.
2011.07.024.
74
Sifat Fisika Aspal Modifikasi Karet Alam pada Berbagai Jenis dan Dosis Lateks Karet Alam
Kishore, K.S.N., & Gottala, A. (2015). A study Remizova, E., & Holy, M. (2017). Changes of
on effect of addition of natural rubber properties of bitumen binders by
on the properties of bitumen & additives application. IOP Conference
bituminous mixes. International Series : Materials Science and
Journal of Science Technology & Engineering (7 p.). Doi : 10.1088/1757-
Engineering, 2(1), 206 – 212. 899X/245 /3/032003.
Liu, S. (2013). Study of physical and Salomez, M., Subileau, M., Intapun, J.,
rheological properties of wax modified Bonfils, F., Sainte-Beuve, J., Vaysse,
binders using classic and SHRP testing L., & Dubreucq, E. (2014). Micro-
methods. Indian Journal of Engineering organisms in latex and natural rubber
& Material Science, 20, 132 – 138. coagula of Hevea brasiliensis and their
impact on rubber composition,
Malithong, S., & Thongpin, C. (2010). The structure and properties. Journal of
modification of asphalt emulsion using Applied Microbiology, 117(4), 921 –
pre-vulcanized natural rubber latex for 929. Doi : 10.1111/jam.12556.
highway application. Advanced
Material Research, 93-94, 639 – 642. Shaffie, M., Ahmad, J., Arshad, A.K.,
Doi : 10.4028/www.scientific.net Kamarun, D., & Kamaruddin, F.
/AMR.93-94.639. (2015). Stripping performance and
Mandeel, T.A.J. (2012). Viscosity and volumetric properties evaluation of hot
ductility improvement of natural mix asphalt (HMA) mix design using
asphalt in (Heet-Anbar) areas using natural rubber latex polymer modified
industrial waste for the purpose of binder (NRMB). Proceedings of the
recycling. Tikrit Journal of Pure Science, International Civil and Infrastructure
17(4), 120-128. Engineering 2014 (p. 873-884).
Singapore: Springer. Doi :
Mashaan, N.S., Ali, A.H., Karim, M.R., & 10.1007/978-981-287-290-6.
Abdelaziz, M. (2011). Effect of crumb
rubber concentration on the physical Shafii, M.A., Abdul Rahman, M.Y., & Ahmad,
and rheological properties of J. (2011). Polymer modified asphalt
rubberised bitumen binders. emulsion. International Journal of Civil
International Journal of the Physical & Enviromental Engineering, 11(6), 43 –
Science, 6(4), 684-690. 49.
Mashaan, N.S., Ali, A.H., Koting, S., & Karim, Sheng, Y., Li, H., Geng, J., Tian, Y., Li, Z., &
M.R. (2013). Performance evaluation of Xiong, R. (2017). Production and
crumb rubber modified stone mastic performance of desulfurized rubber
asphalt pavement in Malaysia. asphalt binder. International Journal of
Advances in Material Science and Pavement Research and Technology,
Engineering, 2013, p.8. Doi : 1 0 , 2 6 2 - 2 7 3 . D o i :
10.1155/2013/304676. 10.1016/j.ijprt.2017.02.002.
Nejad, F.M., Aghajani, P., Modarres, A., & Suroso, T.W. (2008). Pengaruh penambahan
Firoozifar, H. (2012). Investigating the plastik LDPE (Low Density Poly
properties of crumb rubber modified Wthylene) cara basah dan cara kering
bitumen using classic and SHRP terhadap kinerja campuran beraspal.
testing methods. Construction and Media Komunikasi Teknik Sipil, 16(3),
Building Materials, 26(1), 481-489. Doi 208-222.
: 10.1016/j. conbuildmat.
2011.06.048. Wang, T., Xiao, F., Amirkhanian, S., Huang,
W., & Zheng, M. (2017). A review on low
Owaid, K.A. (2014). Effect of aging on the temperature performance of
rheological properties of the modified rubberized asphalt materials.
asphalt-rubber system using Construction and Building Materials,
microwave technique. European 145, 483-505. Doi : 10.1016/
Chemicall Bulletin, 3(7), 668-671. Doi : j.conbuildmat.2017.04.031.
10.17628 /ECB.2014.3.668
75
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
Wen, Y., Wang, Y., Zhao, K., & Sumalee, A. Zhang, Z., Wu, Q., & Zhao, Z. (2011).
(2015). The use of natural rubber latex Evaluation of sasobit warm mix rubber
as a renewable and sustainable asphalt properties. Proceedings of the
modifier of asphalt binder. 3rd International Conference on
International Journal of Pavement Transportation Engineering (p. 1932-
Engineering, 18(6), 547 – 559. Doi : 1938). Chengdu, China : ASCE.
10.1080/10298436.2015.1095913.
76