Professional Documents
Culture Documents
net/publication/277997881
CITATIONS READS
6 2,422
5 authors, including:
Anton Apriyantono
Universitas Bakrie
39 PUBLICATIONS 485 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Anton Apriyantono on 16 September 2015.
Dewi Sarastani 2) , Soewarno T. Soekarto 3) , Tien R. Muchtadi 3) , Dedi Fardiaz 3) , dan Anton Apriyantono 3)
1) Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional PATPI, Semarang 9-10 Oktober 2001
2) Alumni IPN – IPB, Staf Pengajar FT-UIKA, Bogor
3) Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fateta-IPB
ABSTRACT
The seed of Parinarium glaberrimum Hassk was extracted with non polar solvent (hexane) and or polar solvent (ethanol). Antioxidative
activity of extracts was measured by rates of carotene bleaching in the coupled oxidation of linoleic acid and -carotene. Ethanolic-Hexanoic
Extract (EHE) of the seed was found to possess the highest antioxidative activity. Furthermore, EHE was fractionated by silica column
chromatography and eight major fractions were isolated according to UV absorption. Antioxidative activity of these fractions was evaluated in a
-carotene-linoleate system. Fractions III , I , and II showed the major activity, but fractions I and II have the best value of relative capacity, so
they were chosen for further identification.
Key words: Seed of Parinarium glaberrimum Hassk, extract, fraction, and antioxidant activity
149
Hasil Penelitian Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 2 Th. 2002
1. Ekstraksi Komponen Antioksidan Fp = Faktor protektif = Absorbansi sampel pada pemanasan 30 menit
Ekstraksi komponen antioksidan dari serbuk biji atung Absorbansi kontrol pada pemanasan 30 menit
dilakukan dengan cara:
a. Ekstraksi Bertingkat : pertama kali serbuk biji buah
atung (30 mesh) diekstraksi dengan pelarut non HASIL DAN PEMBAHASAN
polar heksana secara prosedur Soxhlet untuk
menghilangkan lemaknya. Kemudian residunya Ekstraksi Komponen Antioksidan
diekstraksi dengan pelarut polar etanol Proses dan hasil ekstraksi antioksidan dari serbuk
menggunaka Reflux. biji buah atung (30 mesh) dengan pelarut non polar
b. Ekstraksi Tunggal : serbuk biji buah atung (heksana) dan atau pelarut polar (etanol), baik secara
diekstraksi langsung dengan pelarut polar etanol ekstraksi bertingkat ataupun tunggal dapat dilihat pada
secara metode Hammerschmidt dan Pratt (1978) Tabel 1.
yang di modifikasi.
150
Hasil Penelitian Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 2 Th. 2002
Berat ekstrak dibagi dengan berat basah serbuk biji Toluen). Hal ini berarti ketiga ekstrak biji atung memiliki
atung digunakan untuk menghitung rendemen ekstrak. aktivitas antioksidan lebih tinggi dari aktivitas BHT.
Kadar bahan kering ekstrak dihitung dengan cara membagi Selain dengan penyajian secara grafik, hasil
berat komponen kering ekstrak dengan berat atau volume aktivitas antioksidan dapat dinyatakan pula dalam faktor
ekstrak yang diuapkan pelarutnya. Hasil perhitungan protektif, yaitu nilai perbandingan antara nilai absorbansi
rendemen dan kadar bahan kering ketiga ekstrak tersaji sampel pada pemanasan selama 30 menit terhadap nilai
pada Tabel 2.
Tabel 2. Rendemen dan kadar bahan kering dari ekstrak biji Atung
0,7
0,6
0,5
Absorbansi (470 nm)
0,4
0,3
EHE
EH
0,2
EE
0,1 BHT
Kontrol
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
Lama pemanasan (menit)
Gambar 1. Pola penurunan intensitas warna emulsi terhadap lama pemanasan pada uji aktivitas antioksidan ekstrak biji
atung (333 ppm).
5 4,87
4,2
3,93
Faktor protektif (Fp)
3 2,83
0
EHE EH EE BHT
Jenis antioksidan
Keterangan : EHE = ekstrak heksana etanol , EH = ekstrak heksana, EE = ekstrak etanol, BHT = butil hidroksitoluen
152
Hasil Penelitian Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 2 Th. 2002
Gambar 2. Aktivitas antioksidan ekstrak biji buah Atung (333 ppm) dengan sistem -karoten-linoleat
2,5
1,5
Absorbansi
0,5
l 280 nm
l 254 nm
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Nomor fraksi
Gambar 3. Hasil fraksinasi ekstrak heksana etanol (E-HE) dibaca dengan absorbansi pada 254 nm dan 280 nm.
150
Hasil Penelitian Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 2 Th. 2002
0,7
0,6
0,5
Absorbansi (470 nm)
0,4
Gambar 4. Pola penurunan intensitas warna emulsi dengan lama pemanasan pada uji aktivitas antioksidan kelompok fraksi
biji Atung dengan sistem emulsi -karoten-linoleat pada konsentrasi 33 ppm.
Dari gambar 4 terlihat bahwa ada 6 kelompok fraksi BHT. Dua kelompok fraksi biji atung lainnya memiliki
antioksidan biji atung memiliki kurva lebih landai di banding aktivitas antioksidan dibawah BHT. Tingkat aktivitas
kurva antioksidan BHT, hal ini berarti ke 6 kelompok fraksi antioksidan dari kedelapan kelompok fraksi dibanding BHT
tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dari akan lebih jelas terlihat pada Gambar 5.
6
5,56
5
Faktor protektif (Fp)
3,06
3
2,35
2 1,73 1,8
1,41
1,24
1,1
1
0,66
0
I II III IV V VI VII VIII BHT
Fraksi antioksidan
Gambar 5. Aktivitas antioksidan kelompok fraksi biji atung dengan sistem emulsi -karoten-linoelat pada konsentrasi 33 ppm.
154
Hasil Penelitian Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 2 Th. 2002
Gambar 5 memperlihatkan kelompok fraksi III Dari uji spektrum serapan diperoleh bahwa
memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi, bahkan jauh kelompok fraksi I memiliki puncak serapan primer pada
lebih tinggi dari aktivitas pembanding BHT. Faktor protektif panjang gelombang 213,8 nm dan puncak serapan
kelompok fraksi III (Fr 21-40) sebesar 5,56, sedangkan sekunder pada 270,6 nm. Kelompok fraksi II memiliki
faktor protektif BHT sebesar 1,24, hal ini berarti aktivitas puncak serapan primer pada panjang gelombang 207,4 nm
antioksidan dari kelompok fraksi III hampir 4,5 kali aktivitas dan puncak serapan sekunder pada 270 nm. Dari hasil
antioksidan BHT. tersebut diperoleh petunjuk bahwa kedua fraksi
Dari hasil uji aktivitas antioksidan kelompok fraksi antioksidan, baik kelompok fraksi I maupun II mengandung
seperti tersaji pada Gambar 4 dan 5, maka 8 kelompok senyawa dari golongan fenol. Hal ini sebagaimana
fraksi tersebut dapat dikelompokkan dalam 4 golongan dinyatakan oleh Pavia et al. (1996) bahwa senyawa
antioksidan yaitu sangat kuat, kuat, sedang, dan lemah aromatik golongan fenol pada pengujian dengan
seperti tersaji pada Tabel 4. Untuk menentukan kelompok spektroskopi ultra violet - sinar tampak, memiliki puncak
fraksi terpilih diantara kedelapan kelompok fraksi biji buah serapan sekunder di panjang gelombang 270 nm.
atung, diperlukan satu kriteria lain yaitu kapasitas relatif.
Dari Tabel 4 terlihat bahwa kelompok fraksi III (A)
meski memiliki faktor protektif tertinggi (5,56) tetapi jumlah
komponen kering per 1 ml ekstrak hanya 1 mg, sehingga
kapasitas relatifnya tidak besar (55,6). Berbeda dengan
kelompok fraksi I, selain memiliki faktor protektif terbesar
kedua (3,06) juga memiliki jumlah komponen kering per 1
ml ekstrak terbesar, sehingga kapasitas relatifnya memiliki
nilai terbesar (1315,8). Kelompok fraksi II memiliki
aktivitas kuat (2,35) dan jumlah komponen kering 20 mg,
sehingga kapasitas relatifnya adalah 470. Kelompok fraksi I
dan II terpilih sebagai kelompok fraksi potensial dalam biji
buah atung yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Pengujian lebih lanjut dari kelompok fraksi I dan II (B)
adalah pengujian spektrum serapan. Pengujian ini
dilakukan dengan alat spektrofotometer pada panjang
gelombang 200 – 800 nm. Hasil uji spektrum serapan
kelompok fraksi antioksidan I dan II disajikan pada Gambar
6. Dari Gambar 6 terlihat bahwa spektrum serapan
dominan dari kelompok fraksi I dan II berada di daerah Gambar 6. Spektrum serapan kelompok fraksi antioksidan
sinar ultra violet (200 – 400 nm). Kelompok fraksi I memiliki I (A) dan II (B) dari ekstrak biji buah Atung E-
3 puncak, sedangkan kelompok fraksi II memiliki 2 puncak, HE.
sebagaimana tersaji pada Tabel 5.
155
Hasil Penelitian Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 2 Th. 2002
156