You are on page 1of 11

ISSN: 1979-9292

E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

VARIASI MORFOLOGI DIATOM EPILITIK SEBAGAI INDIKATOR


LINGKUNGAN PADA KISARAN SALINITAS BERBEDA DI PERAIRAN BANDA
BAKALI DAN LUBUK MINTURUN

Wiya Elsa Fitri 1*, Adewirli Putra 2


1*
Sekolah Tinggi Kesehatan Syedza Saintika, Padang, Indonesia
2
Universitas Mohammad Natsir, Bukittinggi, Indonesia
Email: wiyaelsaadewirli@gmail.com

Submitted: 16-05-2016, Rewiewed:16-05-2016, Accepted:17-05-2016


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2015.v9i3.463

Abstract
The study on epilithic diatoms due to the range salinity at Banda Bakali estuary and the upper part
had been done on January to May 2012. Five stations had been choosen as sampling area according
to salinity range. The artificial substrats was used in each stations instead of natural substrat.
Brushing methode were applied in this study. Identification of the epilithic diatoms had been made,
based on related literatures. 27 species of epilithic diatoms were recorded, the location which has the
riches species is Lubuk Minturun (20 specieses). Had been found 2 dominant species in whole
location, they are Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria, but Gomphonema gracile, Navicula
radiosa, dan Nitzschia vermicularis had been found in salinity 2-10 o/oo in Banda Bakali. Cocconeis
placentula, Cymbella turgidula, Cymbella affinis, dan Gyrogsigma kuetzingii just had been foun in
fresh water (salinity 0 o/oo) but Cymbella lanceolata, Coconeis sp, Dploneis sp, Ephitemia adnanta,
Eunotia major just had been foundin fresh water (salinity 0 o/oo) in Lubuk Minturun. Morphological
variation had been done on frustules size in Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria species are
shorter and wider with increasing salinity and temperature.
Keywords: Diatom; Variasi Morfologi; Salinitas; Indikator Perairan.

Abstrak
Penelitian mengenai Variasi Morfologi Diatom Epilitik sebagai Indikatorlingkungan pada Kisaran
Salinitas Berbeda di Perairan Banda Bakali dan Lubuk Minturun telah dilakukan pada bulan Januari
hingga April 2012. Sampel dikoleksi dari 10 stasiun yang ditetapkan secara purposive dengan
pertimbangan perbedaan salinitas. Substrat buatan diletakkan pada setiap stasiun sebagai pengganti
substrat alami. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metoda ”Brushing”. Spesies yang
ditemukan diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi yang sesuai. Ditemukan 27 jenis
diatom epilitik, jenis terbanyak (20 jenis ) ditemukan pada salinitas 0o/oo di Lubuk Minturun,
ditemukan paling sedikit (2 jenis) pada salinitas 5-15 o/oo di Banda Bakali. Dua jenis diatom yang
menempati salinitas 0-25 o/oo yang ditemukan pada seluruh lokasi, yaitu Synedra ulna dan Fragillaria
vaucheria; sementara Gomphonema gracile, Navicula radiosa, dan Nitzschia vermicularis hanya
ditemukan pada salinitas 2-10 o/oo di Banda Bakali. Jenis Diatom yang hanya ditemukan pada
perairan tawar (salinitas 0 o/oo) Cocconeis placentula, Cymbella turgidula, Cymbella affinis, dan
Gyrogsigma kuetzingii, sementara Cymbella lanceolata, Coconeis sp, Dploneis sp, Ephitemia
adnanta, Eunotia major hanya ditemukan di perairan tawar Lubuk Minturun.Synedra ulna dan
Fragillaria vaucheria terbukti mengalami variasi morfologi dengan frustule yang semakin memendek
dan melebar seiring dengan peningkatan salinitas dan suhu serta penurunan O2.
Kata kunci: Diatom; Variasi Morfologi; Salinitas; Indikator Perairan.

KOPERTIS WILAYAH X 236


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

kelompok, yaitu komunitas gabungan


PENDAHULUAN
dengan laut dan komunitas gabungan
Diatom (Kelas Bacillariophyceae) dengan air tawar. Perbedaan salinitas
merupakan kelompok mikro alga yang dapat mempengaruhi keragaman jenis dan
umumnya bersel tunggal, eukariotik, dan penyebaran diatom. Berdasarkan salinitas,
dinding selnya diperkaya oleh silika perairan dapat dibedakan atas: limnetik
(SiO2.nH2O). Dinding selnya disebut (air tawar) < 0,5 o/oo, oligohalin 0,5–5 o/oo,
dengan frustule, yang terdiri dari dua mesohalin 5–18 o/oo, polihalin 18-30 o/oo,
belahan, yaitu epiteka dan hipoteka yang euhalin 30-40 o/oo, dan hyperhalin >40 o/oo
saling menutupi (overlaping) dan kedua (Snoeijs, 1995 dalam Stoermer dan Smol,
belahan ini dipersatukan oleh girdel 2001).
(Round, Crowford, and Mann, 1990; Perairan estuari dengan kisaran
Smith, 1950; Bold, Alexopaulus dan salitas yang berbeda-beda turut
Delevoryas, 1987). Berdasarkan cara mempengaruhi keberadaan jenis Diatom.
hidupnya, umumnya diatom pada aliran Menurut Snoeijs (1995) dalam Stoermer
sungai bersifat epilitik, yaitu menempel and John (2001), penyebaran diatom dan
pada substrat batu (Kasim, 2005). keragaman jenis diatom berbeda pada
Diatom digunakan sebagai indikator salinitas yang berbeda. Selain salinitas,
kualitas air karena penyebarannya yang keragaman tersebut juga dipengaruhi oleh
luas diseluruh dunia, serta kekhasannya faktor lingkungan lainnya, seperti
pada beberapa kondisi lingkungan alkalinitas, temperatur air, kecerahan air,
berbeda, kekayaan jenisnya, dan konsentrasi nutrien, interaksi biotik, dan
kecepatannya dalam merespon perubahan lain-lain.
karakter fisika dan kimia badan perairan. Banda Bakali merupakan salah satu
Diatom memiliki toleransi yang luas sungai buatan (banjir kanal) yang
terhadap faktor-faktor lingkungan yang berperan dalam pengendalian banjir di
umum seperti pH, temperatur, dan kadar Kota Padang. Aliran air di Banda Bakali
oksigen, serta salinitas. Diatom juga berasal dari aliran sungai Batang Arau
sangat ekstensif digunakan sebagai dan mengalir melewati perumahan
indikator perubahan lingkungan, seperti penduduk, pabrik-pabrik, dan berakhir di
eutrofikasi, asidifikasi (kadar asam), Pantai Purus, Padang. Banda Bakali
salinitas (kadar garam), perubahan level bagian hilir merupakan perairan campuran
laut dan perubahan penggunaan lahan (daerah estuari) karena dipengaruhi secara
(Kashima, 2008). langsung oleh air laut. Banda Bakali
Faktor lingkungan berpengaruh besar merupakan sungai yang menampung
terhadap keberadaan dan struktur aliran air dari selokan-selokan didaerah
morfologi diatom Pappas and Stromer sekitarnya dan juga menjadi tempat
(2003). Pengaruh perbedaan suhu dan pembuangan limbah domestik rumah
makanan pada perairan dapat tangga dan limbah cair pabrik, sehingga
mempengaruhi ukuran dan bentuk valve memperkaya bahan organik diperairan.
diatom sehingga menimbulkan variasi Dilihat dari kecerahan air, semakin kearah
morfologi (Stromer and Ladewski, 1978 pantai, warna air semakin keruh dengan
cit Pappas and Stoemer 2003) aliran yang tenang.
Estuari merupakan daerah peralihan
antara perairan tawar dan perairan laut. Aliran Sungai Lubuk Minturun
Diatom yang terdapat pada daerah merupakan periaran yang relatif masih
peralihan dipengaruhi terbagi atas dua
KOPERTIS WILAYAH X 237
ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

o
alami dan bermuara di Muaro /oo yang sudah sedikit dipengaruhi air
Panyalinan.Aliran sungai pada bagian laut dengan aliran tenang, dan (5)
muara masih terlihat bersih bila Perairan tawar dengan kisaran salinitas 0
o
dibandingkan dengan aliran Banda bakali. /oo, merupakan daerah kearah hulu sungai
Perbedaan kondisi lingkungan tersebut Pada setiap stasiun dipasang substrat
diperkirakan dapat mempengaruhi buatan (trap) yang terbuat dari semen
keberadaan jenis diatom dan karakter dengan ukuran 10 cm x 20 cm, sebanyak
morfologinya sebagai indikator perairan. 3 buah pada masing-masing stasiun
METODE PENELITIAN karena tidak ditemukannya batu alami
Penelitian ini dilakukan pada bulan pada area penelitian tersebut.
Januari hingga April 2012 dengan metoda Pengambilan sampel pada substrat
Survey, stasiun pengambilan sampel buatan dilakukan dengan teknik Brushing.
dilakukan secara purposive sebanyak 5 Pada saat pengambilan sampel dilakukan
stasiun pada perairan Banda Bakali dan 5 pengukuran karakter fisika dan kimia air
stasiun pada perairan Lubuk Minturun meliputi:kecepatan arus, suhu, salinitas,
dengan pertimbangan perbedaan salinitas, kecerahan, O2 terlarut dan CO2 terlarut.
yaitu (1.) kisaran salinitas 15-25 o/oo pada Dilaboratorium, dilakukan pencucian
daerah pantai, (2) kisaran salinitas 10-20 sampel diatom, pembuatan preparat
o
/oo, adalah estuari yang merupakan permanen dan kemudian dilakukan
percampuran air laut dengan air tawar pengidentifikasian jenis dan pengukuran
yang alirannya tenang, (3) kisaran karakter morfologis diatom meliputi:
salinitas 5-10 o/oo merupakan daerah yang panjang sumbu apikal dan sumbu
masih dipengaruhi oleh air laut dan aliran transapikal. Analisis Variasi Morfologi
tenang. (4) kisaran salinitas antara 2-10 pada jenis dominan yang ditemukan.
Banda Bakali Lubuk Minturun
Parameter
I II III IV V VI VII VIII IX X
Salinitas (o/oo)
15-25 10-20 5-15 2-10 0 15-25 10-20 5-15 2-10 0

O2 terlarut
(ppm) 3,43 3,43 2,4 3,02 4,6 4.2 4.6 4.6 5..3 6.45

CO2 terlarut
(ppm) 10,56 10,56 10,56 5,28 1,76 7.2 5.8 7.2 2.6 1,76
o
Suhu air ( C) 31 31 30 30 29 30 30 29 28 28
pH air 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Arus air (visual)
Tenan Tenan Tenan Tenan
Lambat Tenang Tenang Tenang Lambat Lambat
g g g g
Kondisi
perairan Agak
Jernih,
Kotor Kotor jernih, Jernih
Agak Agak Agak Agak ada
bersa bersa ada Jernih dan
jernih jernih jernih jernih tumbuha
mpah mpah tumbuha bersih
n air
n air

KOPERTIS WILAYAH X 238


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

HASIL DAN PEMBAHASAN semakin meningkat. Bila dibandingkan


Karakter Fisika-Kimia Perairan dengan Aliran Lubuk Minturun, kondisi
Tabel 1. Faktor Fisika Kimia Air di Aliran perairannya relatif lebih bersih dan lebih
Banda Bakali dan Lubuk Minturun jernih, terlihat dari tingginya kandungan
Penyebaran diatom dipengaruhi oleh O2 terlarut, rendahnya kandungan CO2 dan
kondisi lingkungan habitatnya seperti suhu pada daerah tawar (salinitas 0 o/oo).
faktor fisika-kimia, antara lain arus, Kandungan kimia fisika perairan masih
temperatur, salinitas dan unsur-unsur hara retif jernih semakin kearah pantai ila
lainnya (Hynes,1972).Perairan Banda dibandingkan dengan perairan Banda
Bakali merupakan perairan yang agak Bakali. Perbedaan kondisi lingkungan
kotor, semakin mendekati pantai terjadi tersebut diperkirakan dapat
penurunan kualitas perairan dilihat dari mempengaruhi keberadaan jenis diatom
rendahnya kandungan O2 dan tinggi nya sebagai indikator perairan.
kadar CO2 serta suhu dan Salinitas yang

Distribusi Jenis-Jenis Diatom Epilitik pada Kisaran Salinitas Berbeda


Tabel 3: Distribusi Jenis- Jenis Diatom Epilitik pada Kisaran Salinitas Berbeda di Banda
Bakali Kota Padang.
Perairan Banda Bakali Perairan Lubuk Minturun
N Jenis Salinitas (o/oo) Salinitas (o/oo)
o
I II III IV V VI VII VIII IX X
2-
15-25 10-20 5-15 2-10 15-25 10-20 5-15
o o o o 0 o/oo o o o 10 0 o/oo
/oo /oo /oo /oo /oo /oo /oo o
/oo
1. Achnantes ++ + - - +++ ++ - ++ + +++
crenulata
Grun.
2. Achnantes - + - - ++ - ++ + ++ ++
lanceolata
(Breb)
Grunow.
3. Cocconeis - - - - ++ - - - - +++
placentula
(Ehr). Cl
4. Cyclotella ++ ++ - - ++ ++ ++ - + +++
meneghiniana
Kütz.
5. Cymbella - - - - + - - - - +
affinis Kütz.
6. Cymbella - - - - - - - - - ++
lanceolata
7. Cymbella - - - - - - - - + ++
minuta
8. Cymbella ++ ++ - ++ +++ ++ ++ ++ ++ -
tumida (Breb)
van Heurck
9. Cymbella - - - - ++ - - - - ++
turgidula
Grun.
10 Coconeis sp - - - - - - - - - +++
.

KOPERTIS WILAYAH X 239


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

11 Dploneis sp - - - - - - - - - ++
12 Ephitemia - - - - - - - - - +
adnanta
13 Eunotia major - - - - - - - - - +
14 Fragillaria +++ +++ ++ +++ +++ +++ +++ ++ ++ +++
. vaucheria
Kütz.
15 Gomphonema - - - ++ - - - - - -
. gracile Ehr.
16 Gomphonema ++ ++ - +++ +++ +++ +++ - + -
. parvulum
Hust.
17 Gomphonema + ++ - ++ +++ + ++ ++ ++ +++
. undulatum
Hust.
18 Gyrosigma - - - - ++ - - - - +
. kuetzingii
(Grun) Cleve
19 Navicula - - - ++ - - - - - -
. radiosa Kütz.
20 Navicula - - - ++ +++ - - - - +
. viridula
(Kütz) Hust.
21 Nitzschia - - - - -
. vermicularis - - - +++ -
(Kütz) Grun.
22 Pinnularia - - + + +
- - - - -
. braunii
23 Pinnularia - - - ++ ++ - - - + +
. interupta
W.Smith.
24 Surirella - - - ++ ++ - - - + +
. robusta Ehr.
25 Surirella sp. +++ +++ - - - - - - -
26 Synedra - - - + + ++
. rumpens Kütz.
27 Synedra ulna ++ ++ ++ ++ +++ +++ +++ +++ ++ ++
. (Nitzsch) Ehr.
Jumlah (Σ) 8 9 2 12 16 7 7 7 12 20
Keterangan: +++ = Banyak ditemukan
++ = Sedang ditemukan
+ = Sedikit ditemukan
- = Tidak ditemukan

KOPERTIS WILAYAH X 240


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

Dari data yang disajikan pada Table 3. salinitas 0o/oo sebanyak 16 jenis pada periran
mengenai distribusi jenis-jenis diatom Banda Bakali dan 20 jenis pada erairan
epilitik pada penelitian ini, dapat dilihat Lubuk Minturun, salinitas 2-10o/oo sebanyak
bahwa ditemukan sebanyak 2 jenis diatom 12 jenis pada perairan Banda Bakali dan
yang menempati seluruh lokasi pada dengan Lubuk Minturun, selanjutnya jumlah jenis
kondisi lingkungan dan kisaran salinitas diatom yang ditemukan pada salinitas 10-
berbeda, yaitu Fragillaria vaucheria dan 20o/oo dan 15-25o/oo diperairan Banda Bakali
Synedra ulna. Diatom tersebut merupakan lebih banyak dibandingkan Perairan Lubuk
jenis yang seringkali ditemukan dan Minturun, namun kelimpahan jenis perairan
mempunyai toleransi yang luas terhadap lubuk minturun lebih tinggi dibandingkan
kualitas air, serta merupakan jenis yang dengan Banda Bakali. Hal ini diperkirakan
dapat hidup diperairan yang bersih sampai karena kondisi perairan aliran sungai Lubuk
tercemar. Diatom yang hampir ditemukan Minturun relatif lebih bersih dan jernih bila
pada setiap salinitas adalah Cyclotella dibandingkan dengan periran Banda Bakali
meneghiniana, Achnantes crenulata, yang tercemar oleh buangan samapah yang
Cymbella tumida, Gomphonema undulatum, berasal dari lingkungan sekitar. Jumlah jenis
dan Gomphonema parvulum. Melihat yang paling sedikit ditemukan hanya 2 jenis
kondisi perairan pada setiap stasiun diatom pada salinitas 5-15o/oo di Banda
penelitian, sangat memungkinkan jenis-jenis Bakali. Sangat sedikitnya jenis diatom yang
tersebut berkembang dengan baik. Menurut ditemukan pada salinitas 5-15o/oo di Banda
Shamsudin (1991), pada umumya jenis-jenis Bakali diperkirakan diakibatkan oleh kondisi
Synedra, Gomphonema dan Cymbella lingkungan perairannya yang tercemar,
penyebarannya relative terbatas dan dapat tergenang, dan banyak sampah dibuktikan
berkembang baik pada permukaan batu yang dengan kadar O2 terlarut yang rendah, yaitu
terdapat diperairan dengan arus sangat 2,4 ppm dan CO2 terlarut yang cukup
lambat dan terlindung dari tinggi, yaitu 10,56 ppm akibat metabolisme
tekanan.Sedangkan jenis yang hanya organisme pengurai. Tercemarnya perairan
ditemukan pada salinitas 0o/oo yang relatif pada salinitas 5-15o/oo ini disebabkan karena
jernih, yaitu Cocconeis placentula, kawasan ini dikelilingi oleh pemukiman
Cymbella turgidula, Cymbella affinis, dan penduduk yang padat dan pada umumnya
Gyrosigma kuetzingi. Diatom yang hanya aliran selokan-selokan pada daerah sekitar
ditemukan pada perairan Lubuk Minturun dan limbah domestik rumah tangga
dengan salinitas 0o/oo adalah Cymbella penduduk bermuara pada kawasan ini.
lanceolata, Coconeis sp, Dploneis sp, Kondisi lingkungan salinitas 0o/oo yang
Ephitemia adnanta, Eunotia major. merupakan perairan tawar dan berarus,
Sedangkan Gomphonema gracile, Navicula relatif jernih, serta terdapatnya tumbuhan air
radiosa, dan Nitzschia vermicularis hanya turut mempengaruhi lebih banyaknya diatom
ditemukan pada perairan Banda Bakali pada yang ditemukan pada stasiun tersebut
salinitas 2-10o/oo dengan kondisi perairan dibandingkan stasiun yang lainnya, yaitu 16
yang kotor dan banyak sampah.. jenis di banda Bakali dan 20 jenis di Lubuk
Dilihat dari penyebaran diatom epilitik Minturun. Karena pada perairan yang
pada setiap stasiun pengambilan sampel, mengalir, oksigen di udara lebih mudah
jenis diatom terbanyak ditemukan pada terdifusi ke dalam air bila dibandingkan
KOPERTIS WILAYAH X 241
ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

dengan perairan yang tenang. Shamsudin penelitian ini, jenis yang hanya ditemukan
(1991) menjelaskan bahwa perairan pada stasiun I dan II yang sangat
mengalir merupakan perairan yang baik bagi dipengaruhi oleh air laut, dengan salinitas
perkembangan diatom karena tercegah dari 10-25 o/oo, adalah Surirella sp pada periran
penumpukan sampah dan sedimen yang Banda Bakali. Diduga jenis ini merupakan
dapat mempengaruhi perkembangannya. diatom laut dan estuari karena Genus
Pada salinitas 2-25o/oo yang merupakan Surirella umumnya ditemukan di laut. Tidak
perairan Estuari yang dipengaruhi oleh ditemukannya Surirella sp pada periran
kadar garam, ditemukan sebanyak 16 jenis Lubuk Minturun diperkirakan daerah
diatom yang berasal dari genus Cyclotella, eustuari nya meiliki masukan air tawar yang
Achnantes, Fragillaria, Synedra, Cymbella, lebih mendominasi pada bagian permukaan
Gomphonema, Pinnularia, Nitzschia, dan tempat substrat Diatom menempel. Menurut
Surirella. Dari penelitian Novian (1992), Stoermer dan Smol (2001), komunitas
ditemukan sebanyak 12 jenis diatom epilitik diatom yang hidup pada Estuari merupakan
yang hidup pada daerah muara dan pantai gabungan antara komunitas diatom laut dan
sungai Batang Harau, yaitu berasal dari diatom air tawar yang dapat bertahan hidup
genus Bidulphya, Coscinodiscus, Cyclotella, pada kondisi lingkungan dipengaruhi oleh
Melosira, Achnanthes, Gomphonema, pasang surut air laut dan kadar garam.
Nitzschia, dan Synedra. Selain itu, Snoeij Jenis-jenis diatom epilitik yang ditemukan
and Anna Ulanova (1990) menemukan 75 pada daerah estuari ini tergolong rendah
genus diatom epilitik di Estuari pada Baltic dibandingkan dengan penelitian diatom di
Sea, Swedish dan beberapa genus yang sama perairan tawar, baik di sungai maupun
dengan yang ditemukan pada penelitian ini danau. Stoermer dan Smol (2001)
adalah Achnanthes, Nitzschia, Surirella, menyatakan jenis diatom yang ditemukan
Navicula, dan Gomphonema. Sawai dan pada estuari lebih sedikit dibandingkan
Tamotsu (2003) dalam penelitiannya dengan perairan tawar. Sebagian besar
menemukan bebrapa jenis diatom yang diatom tidak dapat bertahan pada perairan
hidup pada perairan Estuari Alsea Bay, dengan kadar garam tinggi disebabkankan
Oregon, USA, diantaranya berasal dari karena terganggunya siklus silika pada
genus Amphora, Cymbella, Gyrosigma, diatom (Buric, dkk, 2004). Cannaughey dan
Gomphonema, Surirella, Navicula, Zottoli, (1983, cit Novian, 1992),
Pinnularia, Rhopallodia, Tryblionella, menjelaskan kadar garam (salinitas) sangat
Melosira, Cyclotella, dan Nitzschia. berpengaruh terhadap perkembangan
Pada umumnya, jenis diatom yang hidup diatom, diatom yang hidup pada kadar
pada daerah estuari yang ditemukan pada garam tinggi menyebabkan rendahnya
penelitian ini, merupakan diatom yang biasa kandungan silika pada diatom tersebut
ditemukan di air tawar, seperti Achnantes sedangkan silika berguna untuk membentuk
crenulata, A. lanceolata, Cymbella tumida, frustule sebagai komponen kulit dari diatom.
Cyclotella meneghiana, Fragillaria Estuari merupakan perairan yang tenang dan
vaucheriae, Gomphonema gracile, G. dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Jenis-
parvulum, G. undulatum, Navicula radiosa, jenis diatom epilitik yang ditemukan tidak
N. viridula, Pinnularia interupta, Synedra dapat dijadikan sebagai satu-satunya
rumpens, S. ulna dan Surirella robusta. Pada indikator perbedaan salinitas di estuari
KOPERTIS WILAYAH X 242
ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

karena keberadaan diatom tidak hanya


dipengaruhi oleh salinitas, tetapi juga
dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan
baik biotik maupun abiotik. Selain itu, hasil
yang ditemukan kurang lengkap untuk
dijadikan satu-satunya acuan mengenai jenis
diatom di perairan estuari. Menurut Denys
B
and Hein dalam Stoermer dan Smol (2001), G
diatom yang hidup di estuari dapat berupa ambar 1. Fragillaria vaucheria Kütz.
epilitik dan planktonik. Hal tersebut turut A. Perairan Tawar, B. Perairan Estuari
mempengaruhi sedikitnya diatom yang Berdasarkan hasil penelitian, bentuk frustul
ditemukan karena diatom yang hidup pada Fragillaria vaucheria diatom pada perairan
perairan tersebut tidak hanya bersifat Lubuk minturun dengan salinitas 0 o/oo
epilitik tetapi juga planktonik yang memiliki ukuran frustule yang lebih panjang
merupakan diatom laut. dan ramping, panjang sumbu apikal berkisar
antara 170-200 µm dan panjang sumbu
Variasi Morfologi Jenis Diatom transversal berkisar antara 2-3.5 µm,
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 2 sedangkan pada perairan Banda Bakali, rata-
jenis diatom yang ditemukan pada seluruh rata panjang sumbu apikal 150-180 µm dan
lokasi penelitian pada setiap kisaran sumbu transversal berkisar 2.5-3.7 µm.
salinitas, yaitu Fragillaria vaucheria dan Sedangkan pada perairan dengan salinitas
Synedra ulna. tinggi pada kedua perairan memperlihatkan
1. Fragillaria vaucheria Kütz. perbedaan ukuran frustule yang cendrung
Frustule berbentuk tongkat, ada yang lebih pendek dan lebar, dengan panjang
berbentuk balok segi empat, ujung frustules sumbu transversal berkisar 100-150 µm dan
tumpul, umumnya berkoloni, mempunyai lebar 2.5 - 4 µm.
pseudoraphe, panjang 92-210 µm, lebar 0,5-
4µm, jumlah striae jelas jumlah 20 dalam 2. Synedra ulna (Nitzsch) Ehr.
10 µm (Shamsudin 1991). Frustule seperti tongkat, bagian tengah
kosong dan tidak menggenting, ujung
frustule membulat, panjang 85-220 µm,
lebar 7-9µm, striae lurus dan jelas jumlah 10
dalam 10 µm, hanya mempunyai
A pseudoraphe (Shamsudin 1991).

KOPERTIS WILAYAH X 243


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

mendekat kearah pantai, menyebabkan


Fragillaria vaucheria dan Synedra ulna
mengalami perubahaan ukuran menjadi
lebih lebar dan pendek. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Montagnes
dan Franklin (2001), diatom mengalami
penurunan ukuran sel seiring dengan
meningkatnya temperature.
A Theriot et al. (2006) bahwa faktor fisika dan
kimia, ukuran populasi, kapasitas
pencemaran yang tinggi dan barrier dalam
reproduksi dapat menimbulkan perubahan
morfologi suatu individu. Penurunan
kandungan O2 terlarut pada perairan diduga
turut menyebabkan Valve menjadi
memendek dan semakin lebar.
B Bentuk adaptasi tersebut diperlukan diatom
agar memeperoleh nutrient yang cukup dari
lingkungan, diatom melakukan adaptasi
dengan melebarkan valve dan memperkecil
Gambar 2. Synedra ulna (Nitzsch) Ehr. panjang sel. Hastle and Syvertsen (1997),
menyatakan bahwa pengaruh tingginya
A. Perairan Estuari. B. Perairan tawar tekanan akan menyebabkan diatom yang
Berdasarkan hasil penelitian, bentuk frustul berbentuk tabung seperti Synedra, Niztschia
diatom pada perairan Lubuk minturun dan Thalassionema, ukuran selnya akan
dengan salinitas 0 o/oo memiliki ukuran menjadi lebih besar, perluasan ini akan
frustule yang lebih panjang dan ramping, meningkatkan volume sel. Peningkatan
panjang sumbu apikal berkisar antara 150- volume sel ini merupakan salah satu bentuk
203 µm dan panjang sumbu transversal adaptasi morfologi diatom agar dapat lebih
berkisar antara 6.8-8.1µm, sedangkan pada mudah menyerap nutrient dari lingkungan
perairan Banda Bakali, rata-rata panjang yang memiliki kandungan nutrient yang
sumbu apikal 150-180 µm dan sumbu sedikit.
transversal berkisar 6.8-8.7 µm.
Sedangkan pada perairan dengan salinitas KESIMPULAN
tinggi pada kedua perairan memperlihatkan
perbedaan ukuran frustule yang cendrung Dari penelitian yang telah dilakukan
lebih pendek dan lebar, dengan panjang mengenai Variasi Morfologi Diatom Epilitik
sumbu transversal berkisar 140-195 µm dan Sebagai Indikator Lingkungan Pada Kisaran
lebar 7.5-9 µm. Salinitas Berbeda Di Perairan Banda Bakali
Berdasarkan hasil penelitian, seiring dengan Dan Lubuk Minturun, dapat diambil
meningkatnya suhu dan peningkatan kesimpulan sebagai berikut:
salinitas, serta penurunan kadar O2 yang 1. Ditemukan 27 jenis Diatom, dengan
cendrung semakin rendah pada lokasi yang jumlah jenis tertinggi pada perairan

KOPERTIS WILAYAH X 244


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

tawar (salinitas 0 o/oo) perairan Lubuk Biophysical modeling of larval Baltic


Minturun (20 jenis) dan yang paling cod (Gordus morhua L.) growth and
sedikit ditemukan pada salinitas 5-15 survival. Can.J. Fish. Aquat. Sci. 59.
o
/oo sebanyak 2 jenis di Perairan Banda Kashima, Kaoru.2008. An Application
bakali. of Diatom Analysis for Environmental
2. Dua jenis diatom yang menempati Monitoring at Mangrove and Lagoon
salinitas 0-25 o/oo yang ditemukan pada Areas in South-East Asia. Department
kedua perairan (Lubuk Minturun dan of Earth and Planetary Sciences,
Banda Bakali), yaitu Synedra ulna dan Kyushu University, Jepang.
Fragillaria vaucheria; sementara John, J. 2003. Bioassesment of Health of
Gomphonema gracile, Navicula Aquatic System by the Use Diatom. In
radiosa, dan Nitzschia vermicularis Modern Trend in Applied Aquatic
hanya ditemukan pada salinitas 2-10 o/oo Ecology. Eds R.S. Ambasht and N.K.
hanya pada stasiun IV di Banda Bakali. Ambasht. 1-20.
3. Jenis Diatom yang hanya ditemukan Köster, Dörte And Thomas Hübener. 2001.
pada perairan tawar Cocconeis Application of Diatom Indices in a
placentula, Cymbella turgidula, Planted Ditch Constructed for
Cymbella affinis, dan Gyrogsigma Tertiary Sewage Treatment in
kuetzingii hanya ditemukan pada Schwaan, Germany. Université
salinitas 0 o/oo pada kedua perairan, LAVAL, Canada and Universität
sementara Cymbella lanceolata, Rostock, Germany
Coconeis sp, Dploneis sp, Ephitemia Krammer and Lange-Bertalot. 1986.
adnanta, Eunotia major hanya Bacillariophyceae, Naviculaceae.
ditemukan di perairan tawar Lubuk VEB. Gustav Fischer. Jera. I.
Minturun. Krammer and Lange-Bertalot. 1988.
4. Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria Bacillariaceae, Epithemiaceae,
yang ditemukan pada seluruh stasiun Surirellaceae. VEB. Gustav Fischer.
terbukti mengalami variasi morfologi Jera. I.
dengan valve yang semakin memendek Litchman, E., C.A. Klausmeier and K.
dan melebar seiring dengan peningkatan Yoshiyama. 2009. Contrasting Size
salinitas dan suhu. Evolution in Marine and Freshwater
Diatoms. PNAS: 106.
UCAPAN TERIMAKASIH Lee, R. E. 1989. Phycology. Second edition.
Terimakasih kepada Laboratorium Cambridge University Press. Sydney.
Taksonomi Tumbuhan Universitas Andalas Mills, M.R, Gary V. B., J. F. Brumley, S. M.
dan STIKES SYEDZA SAINTIKA yang Call, M.C. Compton, E.C. Eisiminger
telah memberikan kesempatan dan and Gregory J.P. 2002. Methods for
memfasilitasi penelitian ini. Assessing Biological Integrity of
Surface Water in Kentucky. Natural
DAFTAR PUSTAKA Resources and Environmetal
Hinrichsen, H., C. Mollmann, R. Voss, F.W. Protection Cabinet. Division of Water.
Koster and G. Kornilovs. 2002. Frankfort. Kentucky

KOPERTIS WILAYAH X 245


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i3 ( 236-246 )

Montagnes, D.J.S and D.J. Franklin. 2001. Turpin, D.H. 1991. Physiological
Effect of Temperature on Diatom Mechanisms in Phytoplankton
Volume, Growt rate and Carbon and Resourch Competitian. In Growth and
Nitrogent Content Reconsidering Reprodukive Strategies of Freshwater
Some Paradigms. Lymnology and Phytoplankton. Edited by Craig D.
Oceanography Journal.Vol.46. No.8. Sandgren. Cambridge University
December 2001. Press. Sydney.
Novian. 1992. Komposisi Diatom Epilitik
pada Daerah Pantai dan Muara
Sungai Batang Harau Kotamadya
Padang. Skripsi Sarjana Biologi.
Universitas Andalas.
Round, F.E.R.M. Crawford and D.G. Mann.
1990. The Diatom, Biology and
Morphology of Genera. Cambrige
University Press. Sydney.
Sawai, Yuki and Tamotsu Nagumo. 2003.
Diatoms from Alsea Bay, Oregon,
USA. Diatom (The Japanese Journal of
Diatomology) Vol 19: 33-46.
Shamsudin, L. 1990. Diatom Marine di
Perairan Malaysia. Dewan Bahasa
Pustaka. Kuala Lumpur.
Shamsudin, L. 1991. Diatom Air Tawar.
Morfologi dan Taksonomi. Dewan
Bahasa Pustaka. Kuala Lumpur.
Snoeijs, Pauli and Anna Ulanova. 1990.
Gradient Responses Of Epilithic
Diatom Communities In The Baltic
Sea Proper. Estuarine, Coastal and
Shelf Science, Volume 68, Issue 3-4,
p. 661-674.
Pappas J.L and Stroemer.2003. Morfometric
Comparison of Neotype of
Asterionella formosa Hassal. With
Asterionella edlundii sp. From Lake
Hosgol Mongolia. In Diatom.19th ed.
The Japanese Journal. 55-56.
Theriot, E. C , S. c. Fritz, C. Whitlock and
D. J. Conley. 2006. Late Quaternary
Rapid Morphological Evolution of an
Endemic Diatom in Yellowstone Lake,
Wyoming. Paleobiology 32:38-54.
KOPERTIS WILAYAH X 246

You might also like