You are on page 1of 25

By: Arlen Defitri Nazar, SST, M.

Biomed
PENGERTIAN
 BEE = Basal Energy Expenditure :
The minimum activity of metabolic processes
occuring in the body, its measured after individual
awakens, before any activity, and following in a 12
hour fasting period

 REE = Resting Energy Expenditur :


BEE in the hospitalized patients is more commonly
referred to as resting EE

 TEE = Total Energy Expenditure:


BEE, physical activity, Thermic effect of food /TEF,
critically ill patients, the desease itself)
Menghitung Kebutuhan Energi
dan Zat Gizi pada Pasien

1. Kebutuhan Energi Total sehari :

TEE = BEE/REE + SF + Av + TEF

TEE = Total Energy Expenditure


BEE/REE = Basal Energy Expenditure
SF = Stress Factor
Av = Activity
TEF/SDA = Termic effect of food
1. Gold standar : Indirect Calorimetry
– Expensive
– Skill
– Dapat menghitung status metabolik, respon thd nutrition
support, oksidasi substrat

BEE = 3,941 X VO2 + (1,106 x VCO2)- (2.17xTUN)

VO2 = O2 consumption (L/day)


VCO2 = CO2 production (L/day)
TUN = Total urin Nitrogen 12 hours
2. Prediction ; 200 equations
A. Dubois
B. Harris and Benedict
C. Mifflin St.Jeor
D. Ireton Jones
E. Dll
A. BEE : Du Bois
pada subject normal

 Perempuan : 0,95 Kal/kg BB/ x 24 jam

 Laki-laki : 1,0 Kal./kg BB/ x 24 jam


B. BEE : Harris & Bennedict prediction

Laki-laki : BEE = 66+(13,7xBB)+(5,0xTB)-(6,8xU)


Perempuan : BEE = 655+(9,7xBB)+(1,7xTB)-(4,7xU)

pada subject normal

BB yang digunakan adalah BB sehari-hari


(bila BB normal) atau BB Ideal
88% – 95 % : perbedaan pengukuran 10 – 14 % dari
REE (Feuer ID et.al, Clin Nutr, 1984, 3; 27-34)
C. Mifflin St.Jeor
– Men:
REE = 5 + 10W + 6,25H – 5A
– Women:
REE = 10W + 6,25H – 5A - 161
Where :
REE = Resting Energy Expenditure (kcal)
W = Weight (kg)
H = Height (cm)
A = Age (thn)
D. EEE : Ireton Jones equation
 Spontaneus breathing patients :
EEE = 629 – 11(A) + 25(W) – 609(O)

 Ventilated-dependent patients (revised)


EEE = 1924 – 11(A) + 5(W) + 244(G) + 239(T) + 804(B)

A = age (years)
W = weight
O = precence of obesity > 30% above ideal body weight (0=absent; 1=present)
G = gender (0=female; 1=male)
T = diagnosis of trauma (0=absent; 1=present)
B = diagnosis of Burn (0=absent; 1=present)
EEE = Estimated Energy Expenditure (kcal/day)
Methods of assessing Stress Factor (SF)
 Faktor stres dinilai berdasarkan penilaian
status gizi dan status metabolik, dikategorikan
dalam :

 Derajat stres ringan : 10 – 30 %


 Derajat stres sedang : 31 – 50 %

 Derajat stres berat : > 50 %


 Stres Metabolik adalah stres yang berkaitan dengan
keadaan Hipermetabolisme , yang dapat disebabkan
oleh :

 Trauma, mis . luka bakar, fraktur multipel


 Infeksi ( termasuk HIV)
 Prosedur terapi, mis . bedah mayor
 Penyakit kronik tertentu mis. kanker
Peningkatan metabolisme basal
Trauma, injury, infection
 0 - 5% elective surgery, postoperative
 10-15% soft tissue trauma
 15-20% peritonitis
 20-25% fracture
 20-50% multy-system trauma
 0-20% mild infection
 20-40% moderate infection
 40-60% severe infection
 10-25% burn 10%
 25-50% burn 25 %
 50-100% burn 50 %
 10-30% head injury alone
 20-50% head injury with posturing
Aktifitas Fisik :
Pasien ditempat tidur : 10 %
Pasien tidak ditempat tidur : 20 %

TEF/ SDA :
Nutrisi parentral :0%
Nutrisi oral : 10 %
2. Kebutuhan Protein :
10 - 20% Total Energi sehari or 1 – 2 g/ kg BB/
hari
3. Kebutuhan Lemak :
Maksimal 20-30% Total Energi

4. Kebutuhan KH : 60 – 70 % atau TE – EP – EL
pada trauma 40 % Total Energi, jika
berlebihan dpt meningkatkan laju
metabolisme dan sekresi katekolamin yang
mengakibatkan tambahan stres fisiologis
5. Kebutuhan cairan bergantung luas permukaan tubuh :
+ 1500 ml/ m2 permukaan tubuh, kemudian
ditambahkan bila ada peningkatan insesible loss
melalui keringat, diare
6. Kebutuhan elektrolit : dalam jumlah adekuat, kadar
kalium, pospor dan magnesium dipertahankan tetap
normal
7. Kebutuhan vitamin dan mineral :
 Kebutuhan vitamin B meningkat, karena berkaitan
dengan masukan kalori
 Diberikan suplementasi Seng (Zink), karena terjadi
peningkatan eksresi seng dari katabolisme di jaringan
otot.
 Lihat AKG
Kebutuhan Energi dan Protein Anak
Umur (Tahun) ENERGI (Kal/kg BBI) PROTEIN
(g/kg BBI)
LAKI-LAKI PEREMPUAN

0 –1 110 – 120 110 – 120 2,5

1–3 100 100 2

4–6 90 90 1,8

6–9 80 – 90 60 – 80 1,5

10 – 14 50 – 70 40 – 60 1 – 1,5

14 - 18 40 – 50 40 1

RSCM, Jakarta 2013


Kebutuhan Energi Anak
Umur ENERGI (Kal/hari)

0 – 3 bulan (89 x BB bayi [kg]) + 75

4 – 6 bulan (89 x BB bayi [kg]) – 44

7 – 12 bulan (89 x BB bayi [kg]) – 78

13 – 36 bulan (89 x BB anak[kg]) – 80

3 – 8 tahun Boys: 108,5 – (61,9 x umur [thn]) + PA x (26,7 x BB [kg])+ (903xTB [m])
Girls: 155,3 – (30,8 x umur [thn]) + PA x (10,0 x BB [kg])+ (934xTB [m])

14 – 18 tahun Boys: 113,5 – (61,9 x umur [thn]) + PA x (26,7 x BB [kg])+ (903xTB [m])
Girls: 160,3 – (30,8 x umur [thn]) + PA x (10,0 x BB [kg])+ (934xTB [m])

ADA, 2008
Koefisien Aktifitas anak
(PA / 3 – 18 tahun)
 Physical Activity level (PAL)
PAL PA

Boys Girl

Ringan 1,00 1,00

Sedang 1,13 1,16

Aktif 1,26 1,31

Sangat aktif 1,42 1,56


Soal 1
Seorang laki- laki umur 60 tahun, masuk RS
dengan keluhan demam, sering batuk, sesak
nafas, dan badan lemah, BB akhir-akhir menurun
terus. BB biasanya 55 kg, Pada pemeriksaan
diketahui suhu 38ºC, Hb = 11 gr %, BB = 52 kg,
TB = 168 cm. Biasa makan 3 kali sehari dgn
asupan energi sebelum sakit 80 %, protein 60 %.
Kurang suka sayur dan jarang makan buah.
Bekerja sebagai pedagang keliling. Lakukan
Assesment serta tentukan Diagnosa gizi dan
hitung kebutuhan energi menggunakan rumus Du
Bois, Mifflin dan Harris Benedict.
 Soal 2
 Oki seorang mhsi, umur 20 tahun diantar kerumah
sakit dalam keadaan lemah, demam tinggi, kadang
mengigau. Menurut cerita temannya oki sudah 3 hari
demam dan tidak mau makan, merasa mual, muntah
dan sakit kepala. Sebelum sakit biasanya oki setiap
pagi sebelum kuliah hanya minum teh manis, kadang
dengan roti, hanya makan nasi 1 kali sehari di warung
makan dekat kampusnya dan sore dia suka jajan
bakso atau jajanan yang lewat saja. Asupan energi
sehari 76 % Hasil pemeriksaan fisik dan klinis
ditemukan lidah kotor, TD normal, suhu tubuh 39,8°C.
Pemeriksaan labor Hb : 11,0 mg %, test widal +
(typus). TB 152 cm dan BB 46 kg. Oki menganggap
makanannya sudah memenuhi kebutuhannya. Buat
asesment dan diagnosis, hitung kebutuhan Energi.
 Soal 3
 Seorang laki-laki 28 thn karyawan swasta dirawat
di RS krn Post Appendictomy perlaparatomy. BB 1
bln yang lalu 55 kg, BB sekarang 50 kg TB 165
cm. Kadar Hb 14,8 g/dl, Ht 45 %, Leukosit
13.200/mm3. Saat ini kesadaran CM, nadi 80x/m
(normal), TD 120/80 mmHg. Pasien punya riwayat
penyakit gastritis, kebiasaan makan sebelumnya
makan 3 kali sehari, makan siang sering di warung,
makan ikan dan tempe 2 x /mgg, tidak suka ayam,
suka sayur daun singkong dan buncis. Suka minum
extrajoss dan kuku bima 2 x/hr. Asupan sebelum
dirawat energi 44 % protein 30 %. Sekarang
pasien sudah boleh makan tapi masih mual. Buat
asuhan gizi pasien ini
 Soal 4
 Seorang anak laki-laki umur 27 bulan dengan
BB 11,5 kg dan TB 90 cm, di rawat di RS
karena diare sampai 6 kali sehari. Hasil
pemeriksaan suhu anak 38,6 C, dan anak
terlihat lemas, tp tidak dehidrasi. Sebelum sakit
anak biasa makan nasi 2 kali sehari dengan
telur dan sarapan bubur ayam yang dibeli
diwarung keliling, asupan energinya 900 kal.
Selama diare anak tidak mau makan, hanya
minum susu 5 kali sehari setiap minum hanya
100 ml Sehari-hari anak cukup aktif bermain.
Lakukan asesment dan diagnosis gizi serta
hitung kebutuhan energi
Make the better world through your knowledge and skills.

TERIMA KASIH

You might also like