You are on page 1of 85

STUDI GERAK DAN WAKTU PADA PROSES PENGGILINGAN

PADI SKALA BESAR DAN KECIL

SKRIPSI

MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR


F14070068

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
TIME AND MOTION STUDIES IN SMALL ANDA LARGE SCALE RICE
MILLING PROCCESS

Muammar Tawaruddin Akbar and Sam Herodian


Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology,
Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java,
Indonesia.
Phone +628 21 22 23 2012, e-mail: muammar.akbar@yahoo.com

ABSTRACT

The objective of this research is to establish a better working method using the indication of
more effective and efficient time, standardized systems and working method and determine standard
time. The research was to determine the performance difference between small and large scale rice
mills. The research method used in the research is to observe the motion of an operator to a machine
or a tool that is used for time calculation. Observations made by recording the operator while they
are working using a camcorder and analyze the time and motion from the recorded video. Motions
were analyzed and grouped according to the cycle and type of motion. Average time of each motion
adjusted with Westinghouse rating and allowances to obtain the standard time. Standard time of each
100 kg paddy or rice at the small scale rice mill A is 192.05 seconds for paddy drying, 379.17 seconds
for husking and 1056.02 seconds for polishing. Standard time of each 100 kg paddy or rice at small
scale rice mill B is 314.83 seconds for paddy drying, 279.35 seconds for husking and 425.51 seconds.
Standard time of each 100 kg paddy or rice at the large scale rice mill is 335.7 seconds for drying,
169.36 seconds for husking, 306.55 seconds for polishing and 260.86 seconds for packaging.

Keywords: Rice mill, Time Study, Motion study, Standard Time

i
Muammar Tawaruddin Akbar. F14070068. Studi Gerak dan Waktu pada Proses Penggilingan
Padi Skala Besar dan Kecil . Dibawah bimbingan Dr. Ir. Sam Herodian, MS. 2011

RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun metode kerja yang lebih baik dengan
menggunakan indikasi waktu yang lebih efektif dan efisien, membakukan sistem dan metode kerja,
menentukan waktu standar. Penelitian dilakukan pada dua penggilingan skala kecil dan satu
penggilingan skala besar untuk mengetahui perbedaan kinerja diantara keduanya.
Proses penggilingan padi dibagi menjadi tiga, yaitu proses penjemuran, pemecahan kulit dan
penyosohan. Pengambilan data dilakukan dengan cara merekam semua proses pengilingan dengan
menggunakan video camera pada saat pekerja sedang melakukan kegiatannya. Hasil rekaman berupa
video diputar menggunakan seperangkat komputer. Video yang berisi gerakan pekerja dianalisis
elemennya dan dihitung waktunya menggunakan stopwatch lalu dicatat dalam time and motion sheet
agar diperoleh waktu yang pantas untuk tiap elemen.
Pada penggilingan padi skala kecil lokasi A didapatkan total waktu standar 192.05
detik/100kg gabah untuk proses penjemuran, 379.17 detik/100kg gabah kering giling dan 1056.02
detik/100kg untuk beras pecah kulit untuk proses penyosohan. Pada penggilingan padi skala kecil
lokasi B didapatkan total waktu standar 314.83 detik/100kg gabah untuk proses penjemuran, 297.35
detik/100kg gabah kering giling dan 425.51 detik/100kg untuk beras pecah kulit untuk proses
penyosohan. Besarnya waktu standar pada proses penggilingan padi skala kecil dikarenakan kapasitas
mesin yang rendah dan sudah tua sehingga pekerja banyak menghabiskan untuk waktu menganggur.
Pada penggilingan skala besar PDS diperoleh total waktu standar yaitu 335.7 detik/100kg
gabah untuk proses penjemuran, 169.36 detik/100kg gabah kering giling, 306.55 detik/100kg untuk
beras pecah kulit untuk proses penyosohan dan 260.86 detik/100kg beras untuk pengemasan. Pada
penggilinan skala besar faktor kelonggaran yang diberlakukan tinggi karena kondisi lingkungan,
atmosfer dan suhu yang lebih buruk dibandingkan penggilingan kecil sehingga waktu normal dan
waktu standar berbeda cukup jauh.
Gerakan efektif yang dilakukan pekerja pada proses penggilingan padi adalah menjangkau,
membawa, melepas, memegang dan memakai sedangkan gerakan tidak efektif yang dilakukan adalah
mencari, memeriksa, dan delay. Keterlambatan khususnya keterlambatan tak terhindarkan sering
terjadi pada proses penggilingan padi terutama penggilingan padi skala kecil. Keterlambatan tak
terhindarkan juga terjadi pada penggilingan skala besar terutama pada kegiatan pemecahan kulit di
mesin husker 2.
Kondisi lingkungan, atmosfer, dan suhu terutama pada penggilingan padi skala besar
sebaiknya diperbaiki karena terkait dengan kenyamanan pekerja dalam melakukan pekerjaanya,
perbaikan diharapkan dapat mengurangi kelonggaran yang diberikan kepada pekerja dan
meningkatkan kinjerja serta produktifitas pekerja. Perbaikan dapat dilakukan dengan memberikan
bantalan pada mesin untuk mengurangi getaran, mengisolasi ruangan pembuangan dedak dengan
ruangan kerja giling agar debu tidak menyebar dan penambahan ventilasi untuk sirkulasi udara. Pada
proses penjemuran khususnya elemen pengangkutan karung gabah sebaiknya pekerja dibantu dengan
alat seperti kereta dorong agar dapat menangkut gabah dalam jumlah banyak sekaligus.

iv
ii
STUDI GERAK DAN WAKTU PADA PROSES PENGGILINGAN PADI
SKALA BESAR DAN KECIL

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR
F14070068

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

iii
Judul Skripsi : Studi Gerak dan Waktu Pada Proses Penggilingan Padi Skala Besar dan Kecil
Nama : Muammar Tawaruddin Akbar
NIM : F14070068

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Akademik

Dr. Ir. Sam Herodian, MS


19620529 198703 1 002

Mengetahui,
Ketua Departmen Teknik Mesin dan Biosistem

Dr. Ir. Desrial, M.Eng


19661201 199103 1 004

Tanggal Lulus:

iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Studi Gerak dan
Waktu Pada Proses Penggilingan Padi Skala Besar dan Kecil adalah hasil karya saya sendiri
dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2011


Yang membuat pernyataan

Muammar Tawaruddin Akbar


F14070068

v
© Hak cipta milik Muammar Tawaruddin Akbar, tahun 2011
Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari


Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun,
baik cetak, fotokopi, mikrofilin, dan sebagainya

iv
vi
BIODATA PENULIS

Muammar Tawaruddin Akbar dilahirkan di Bogor, 15 September 1989


dari ayah Tajuddin Bantacut dan ibu Retno Widiastuti, sebagai putra pertama
dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikanya di Ironside State School
Brisbane pada tahun 1997-1998 dan melanjutkan kembali di SDN Polisi 1
Bogor pada tahun 1998-2001. Penulis melanjutkan pendidikan menengah
pertama di SMP Negeri 4 Bogor dari tahun 2001-2004. Penulis kembali
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2004-2007. Pada
tahun 2007 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Penulis
memilih Program Studi Teknik Mesin dan Biosistem pada Mayor Teknik Pertanian, Departemen
Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian. Penulis mengambil bidang ilmu
Ergonomika dan Elektronika Pertanian dengan dosen pembimbing Dr. Ir. Sam Herodian, MS.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan kampus seperti kepanitiaan
kegiatan Masa Perkenalan Fakultas dan Masa Perkenalan (SAPA) 2009. Penulis juga aktif menjadi
anggota Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia (IMATETAN) sebagai ketua Seni in Teknik
Pertanian Indonesia (SINTETIS). Penulis aktif dalam program kampus dengan mengikuti Program
Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Mahasiswa Wirausaha 2010 (PMW
2010).
Pada bulan Juni sampai Agustus 2010, penulis melaksanakan Praktek Lapang di PT. Agro
Mitra Madani, Jambi, dengan judul Mempelajari Aspek Ergonomika dan K3 (Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja) Pada Proses Budidaya Kelapa Sawit Di PT. Agrowiyana BSP unit Jambi. Pada
bulan April sampai September 2011 penulis melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsinya
dengan judul Studi Gerak dan Waktu Pada Proses Penggilingan Padi Skala Besar dan Kecil.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat memyelesaikan skripsi ini. Penelitian dengan judul Studi Gerak
dan Waktu Pada Proses Penggilingan Skala Besar dan Kecil ini disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada jurusan Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Teknologi Pertanian Bogor.
Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Sam Herodian, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,
pengarahan, saran serta dukungan kepada penulis selama menyelesaikan penelitian ini.

2. Dr.Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si dan Ir. Mad Yamin, MT selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis.

3. Bapak H. Ahmad selaku owner dari penggilingan padi PDS, Subang yang telah mengijinkan
penulis melakukan penelitian di penggilingan yang dimilikinya.

4. Bapak Rohim dan Bapak Dadang selaku pengelola penggilingan padi situ gede yang telah
mengijinkan penulis melakukan penelitian di penggilingan yang dikelolanya dan bersedia menjadi
subjek penelitian.

5. Bapak Jajang selaku perwakilan PERPADI yang telah mengantarkan penulis ke penggilingan padi
PDS, Subang.

6. Ayah, Ibu, Adik, Nenek serta keluarga yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
materiil, serta do’a yang diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan TEP 44 untuk kebersamaan selama 3 tahun di Teknik Pertanian,


canda, tawa, ilmu, dan pengalaman yang dijalani bersama.

Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi pertanian, khususnya pada studi gerak
dan waktu dan ketidaksempurnaan senantiasa membutuhkan kritik dan saran.

Bogor, Desember 2011

Penulis

viii 

 
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL........................................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................ xiii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1

1.2 TUJUAN ............................................................................................................................... 2

1.3 RUANG LINGKUP PERMASALAHAN ............................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................. 3

2.1 PROSES PASCA PANEN PADI .......................................................................................... 3

2.2 PENGGILINGAN PADI ....................................................................................................... 3

2.3 ERGONOMI.......................................................................................................................... 5

2.4 STUDI WAKTU ................................................................................................................... 6

2.5 STUDI GERAK..................................................................................................................... 6

III. METODOLOGI ..................................................................................................................... 11

3.1 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN ............................................................................. 11

3.2 PERALATAN ..................................................................................................................... 11

3.3 METODE PENELITIAN .................................................................................................... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 15

4.1 PROSES PENGGILINGAN PADI ..................................................................................... 15

4.2 ANALISIS GERAKAN DAN WAKTU ............................................................................. 23

4.3 ANALISIS METODE KERJA ............................................................................................ 37

V. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................................... 40

ix

 
5.1 SIMPULAN......................................................................................................................... 40

5.2 SARAN ............................................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 42

LAMPIRAN ................................................................................................................................... 43

 
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Gerakan Therblig ................................................................................................................ 5

Tabel 2. Perbedaan spesifikasi lokasi penggilingan padi ................................................................ 15

Tabel 3. Pengaruh temperatur terhadap pekerja .............................................................................. 19

Tabel 4. Nilai penyesuaian .............................................................................................................. 31

Tabel 5. Waktu standar proses penjemuran di penggilingan kecil Bpk. Rohim .............................. 32

Tabel 6. Waktu standar proses pemechan kulit di penggilingan kecil Bpk.Rohim ......................... 32

Tabel 7. Waktu standar proses penyosohan di penggilingan Bpk.Rohim ....................................... 33

Tabel 8. Waktu standar proses penjemuran gabah di penggilingan Bpk. Dadang .......................... 33

Tabel 9. Waktu standar proses pemecahan kulit di penggilingan Bpk.Dadang............................... 34

Tabel 10. Waktu standar proses penyosohan gabah giling di penggilingan Bpk.Dadang ............... 34

Tabel 11. Waktu standar proses penjemuran di penggilingan besar PDS ....................................... 34

Tabel 12. Waktu standar proses pemecahan kulit di penggilingan besar PDS ................................ 35

Tabel 13. Waktu standar proses penyosohan di penggilingan besar PDS ....................................... 35

Tabel 14. Waktu standar proses pengemasan di penggilingan besar PDS ...................................... 36

Tabel 15. Tabel Usulan Perbaikan metode kerja di penggilingan besar PDS tiap 100 kg............... 39

xi

 
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Digital video camera ...................................................................................................... 11

Gambar 2. Digital Stopwatch .......................................................................................................... 11

Gambar 3. Time motion sheet .......................................................................................................... 12

Gambar 4.Diagram alir dalam pengukuran untuk mendapatkan waktu standar .............................. 13

Gambar 5. Diagram alir metode penelitian ..................................................................................... 14

Gambar 6. Urutan proses penjemuran gabah di penggilingan skala kecil ....................................... 16

Gambar 7.Urutan proses pemecahan kulit di penggilingan skala kecil ........................................... 16

Gambar 8. Urutan proses penyosohan beras pecah kulit di penggilingan skala kecil ..................... 17

Gambar 9. Tata letak proses pemecahan kulit dan penyosohan di penggilingan kecil.................... 17

Gambar 10. Lantai jemur bergelombang di penggilingan padi skala besar PDS, Subang .............. 18

Gambar 11. Diagram alir proses penjemuran di penggilingan padi skala besar .............................. 18

Gambar 12. Contoh proses pengumpulan gabah di penggilingan skala besar PDS ........................ 19

Gambar 13. Contoh proses perataan gabah di penggilingan skala besar PDS................................. 19

Gambar 14. Kotak Penampung Gabah di penggilingan padi PDS, Subang .................................... 20

Gambar 15. Husker 1 dan 2 penggilingan padi PDS, Subang ......................................................... 20

Gambar 16. Mendorong gabah kedalam elevator di penggilingan padi PDS, Subang .................... 20

Gambar 17. Diagrarm alir proses pemecahan kulit hingga pengemasan ......................................... 21

Gambar 18. Tata letak proses pemecahan kulit dan penyosohan di penggilingan besar ................. 22

Gambar 19. Pengangkutan karung pada proses pemecahan kulit.................................................... 26

Gambar 20. Contoh gerakan hold pada elemen penjahitan di proses pengemasan ......................... 27

Gambar 21. Letak hopper yang tinggi di penggilingan padi skala kecil Lokasi A .......................... 28

Gambar 22. Pekerja memanjat tumpukan beras .............................................................................. 38

 
xii

 
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data waktu pada proses penjemuran di penggilingan padi kecil Bpk. Rohim ............ 44

Lampiran 2. Data waktu pada proses pemecahan kulit di penggilingan padi kecil Bpk. Rohim..... 46

Lampiran 3. Data waktu pada proses penyosohan di penggilingan padi kecil Bpk. Rohim ............ 48

Lampiran 4. Data waktu pada proses penjemuran di penggilingan padi kecil Bpk. Dadang .......... 49

Lampiran 5. Data waktu pada proses pemecahan kulit di penggilingan padi kecil Bpk. Dadang ... 51

Lampiran 6. Data waktu pada proses penyosohan di penggilingan padi kecil Bpk. Dadang .......... 52

Lampiran 7.Data waktu pada proses pengangkutan ke lantai jemur di penggilingan besar PDS,
Subang ......................................................................................................................... 53

Lampiran 8. Data waktu pada proses penjemuran awal di penggilingan besar PDS, Subang ......... 54

Lampiran 9. Data waktu pada proses pembalikan gabah di penggilingan besar PDS, Subang ....... 56

Lampiran 10. Data waktu pada proses akhir penjemuran gabah di penggilingan besar PDS,
Subang ......................................................................................................................... 57

Lampiran 11. Data waktu pada proses pemecahan kulit di bagian mesin husker 1 di
penggilingan besar PDS, Subang................................................................................. 59

Lampiran 12. Data waktu pada proses pemecahan kulit di bagian mesin husker 2 di
penggilingan besar PDS, Subang................................................................................. 60

Lampiran 13. Data waktu pada proses penyosohan di penggilingan besar PDS, Subang ............... 61

Lampiran 14. Data waktu pada proses pegemasan di penggilingan besar PDS, Subang ................ 62

Lampiran 15. (Perbaikan) Data waktu pada proses pemecahan kulit di bagian mesin husker 1 di
penggilingan besar PDS, Subang................................................................................. 64

Lampiran 16. (Perbaikan) Data waktu pada proses pemecahan kulit di bagian mesin husker 2 di
penggilingan besar PDS, Subang................................................................................. 65

Lampiran 17. (Perbaikan) Data waktu pada proses pengemasan di penggilingan besar PDS,
Subang ......................................................................................................................... 66

Lampiran 18. Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh ........................ 68

Lampiran 19. Faktor penyesuaian menurut Westinghouse.............................................................. 70


xiii

 
I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Banyak hal yang dilakukan dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas. Kemajuan
teknologi membuat tenaga manusia digantikan dengan mesin. Perbaikan dan kemajuan teknologi akan
mendorong usaha peningkatan produktivitas, walaupun hal ini justru berakibat buruk pada segi
manusia sebagai pelaksana kerja. Mekanisasi ataupun otomatisasi adalah ancaman yang harus
dipertimbangkan. Karenanya pekerja akan selalu dibayangi ketakutan akan kehilangan pekerjaannya
dan digantikan oleh mesin. Jelas disadari usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas tidak harus
selalu dilaksanakan lewat pengembangan atau perbaikan teknologi. Banyak usaha telah dikembangkan
ke arah manusia sebagai pelaksana kerjanya.
Penggilingan padi merupakan kegiatan pascapanen yang memiliki proses mengolah gabah
menjadi beras. Pada penggilingan padi terdapat proses-proses yang dilakukan sebelum menjadi beras
siap konsumsi yaitu penjemuran untuk mengurangi kadar air hingga tepat, pemecahan kulit gabah, dan
penyosohan untuk mengupas bagian kulit yang kurang diminati mayoritas konsumen. Tiap proses
tersebut dapat ditingkatkan kinerja dan efisiensi dengan mengefektifkan gerakan-gerakan dan
penggunaan waktu akan memberi dampak langsung terhadap produktivitas. Aktifitas pengaturan
dalam hal ini harus dirancang untuk menangani lebih banyak pekerjaan.
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerja baik setiap
elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat–alat penghitung waktu (Sutalaksana, dkk., 2004).
Studi terhadap waktu dapat menunjukkan ukuran kerja, yang melibatkan teknik dalam penetapan
waktu baku yang diijinkan untuk melakukan tugas yang telah diberikan berdasarkan ukuran suatu
metode kerja dengan mempehatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak dapat
dihindarkan. Analisa studi waktu dapat menggunakan beberapa teknik untuk menetapkan sebuah
standar yaitu dengan cara studi waktu menggunakan stopwatch, pengolahan data dengan
menggunakan komputerisasi, data standar, dasar mengenai data gerakan, pengambilan contoh kerja,
dan penghitungan berdasarkan masa lalu. Setiap teknik mempunyai penerapan tersendiri pada setiap
kondisi. Studi analisis waktu harus dapat diketahui ketika hal ini harus menggunakan teknik tertentu
dan kemudian menggunakan teknik tersebut secara benar (Neibel, 1988).
Studi gerak adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja
dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga gerakan yang kurang efektif dapat dikurangi atau
bahkan dapat dihilangkan sehingga diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat
pula menghemat pemakaian fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut (Sutalaksana, dkk., 2004).
Studi gerak merupakan analisis dari gerakan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Tujuan dari
studi gerak adalah untuk menghilangkan atau mengurangi gerakan yang kurang efektif untuk
mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif (Niebel, 1988).
Studi gerakan visual atau micromotion study adalah metode yang baik sekali diaplikasikan
untuk meneliti siklus operasi kerja yang pendek, berlangsung secara berulang-ulang dan dilaksanakan
secara manual (Rohman 2008). Studi gerak merupakan analisis yang lebih sensitif mengenai berbagai
macam gerakan operartor dalam melakukan pekerjaannya. Studi ini bertujuan untuk mengeliminasi
atau mengurangi gerakan yang tidak efisien, dan untuk memfasilitasi dan mempercepat gerakan yang
benar-benar efektif. Melalui studi gerakan, pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan
jumlah output yang meningkat. Studi gerak (motion study) diaplikasikan untuk memperbaiki
pelaksanaan operasi kerja dengan cara menghilangkan gerakan kerja yang tidak efektif dan tidak


 
diperlukan, menyederhanakan gerakan kerja, serta menetapkan gerakan dari ukuran langkah kerja
yang paling efektif untuk mencapai tingkat efisiensi kerja yang optimal.

1.2 TUJUAN
Studi gerak dan waktu pada proses penggilingan padi skala besar dan kecil ini bertujuan
untuk:

1. Menentukan waktu standar pada setiap elemen kerja dalam proses penggilingan padi.
2. Membangun sistem dan metode yang lebih baik, dengan indikasi waktu yang lebih efektif dan
efisien.

1.3 RUANG LINGKUP PERMASALAHAN


Berdasarkan tujuan dari penelitian, dan agar lebih memusatkan perhatian pada pemecahan
masalah maka perlu dilakukan pembatasan masalah, beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang
akan dibahas antara lain :
1. Penelitian akan dilakukan pada proses penggilingan padi skala besar dan kecil, terutama
proses penjemuran, pemecahan kulit dan penyosohan.
2. Jenis padi yang digiling adalah varietas IR-64 dengan kadar air 13-14%
3. Posisi pekerja saat melakukan pekerjaan.
4. Tata letak ruang kerja, alat, dan proses pekerjaan.


 
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PROSES PASCA PANEN PADI

Penanganan pascapanen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung
peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca panen terhadap peningkatan produksi padi
dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan
mutu.
Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah
masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang baik
sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras. Untuk
mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang didasarkan pada prinsip-
prinsip Good Handling Practices (GHP) agar dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankan
mutu hasil gabah/ beras.

2.2 PENGGILINGAN PADI

Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat vital dalam mengkonversi padi menjadi
beras yang siap diolah untuk dikonsumsi maupun untuk disimpan sebagai cadangan. Dalam kaitan
dengan proses penggilingan padi, karakteristik fisik padi sangat perlu diketahui karena proses
penggilingan padi sebenarnya mengolah bentuk fisik dari butiran padi menjadi beras putih. Butiran
padi yang memiliki bagian-bagian yang tidak dapat dimakan atau tidak enak dimakan, sehingga perlu
dipisahkan. Selama proses penggilingan, bagian-bagian tersebut dilepaskan sampai akhirnya
didapatkan beras yang enak dimakan yang disebut dengan beras sosoh (beras putih).
Badan pusat Statistik dalam surveynya terhadap alat dan mesin pertanian antara lain
memberikan batasan definisi terhadap beberapa mesin pertanian dintaranya sbb:
1) Penggilingan Padi Kecil (PPK) adalah penggilingan padi yang terdiri dari dua unit mesin yang
dipasang terpisah, yaitu pemecah kulit padi (husker) dan pemutih beras (polisher). Umumnya proses
pemindahan bahan dari satu alat ke alat lain menggunakan tenaga manusia, dengan kapasitas produksi
riil antara 0.3 s/d 0.7 ton beras per jam. 2) Penggilingan Padi Besar (PPB) adalah penggilingan padi
yang memiliki unit lengkap terdiri dari mesin pembersih gabah, pemecah kulit padi (husker), padi
separator, pemutih beras (polisher), shifter, grader dan lainnya. Pemindahan bahan dari satu mesin
kemesin lainnya menggunakan elevator dan kapasitas produksi riil lebih besar dari 0.7 ton beras per
jam. 3) Rice milling unit (RMU) adalah pengglingan padi yang merupakan satu unit yang kompak
dimana antara pemecah kulit padi (husker) dan pemutih beras menjadi satu bagian yang tak
terpisahkan. Kapasitas produksi riil antara 0.3 s/d 0.7 ton beras per jam (Sugondo,2000).
Suismono dan Damardjati (2000) menyatakan bahwa pengusahaan penggilingan padi dapat
dibedakan berdasarkan teknik penggilingan yang digunakan dalam proses produksi, antara lain:
1. Sistem penggilingan padi diskontinyu adalah sistem penggilingan padi yang menggunakan mesin
pemecah kulit dan penyosohan yang manual, yang masih digerakkan oleh tenaga manusia.
2. Sistem penggilingan padi sistem modifikasi kontinyu adalah sistem penggilingan padi dengan
proses pemecahan kulit berasnya secara kontinyu, tetapi proses penyosohannya dilakukan secara
manual.
3. Sistem penggilingan konitinyu adalah sistem penggilingan padi yang terdiri dari satu unit mesin
penggilingan padi yang secara kontinyu (langsung atau ban berjalan) kapasitas 1000 kilogram per


 
jam yang dilengkapi mesin-mesin pembersih gabah, pemecah kulit, pengayak beras pecah kulit,
penyosoh beras, dan ayakan beras.
Sistem penggilingan kontinyu maupun modifikasi kontinyu dapat meningkatkan efisiensi
kerja, kapasitas produksi dan mutu beras (penampakkan beras lebih jernih). Usaha untuk menigkatkan
mutu penampakkan beras dapat dilakukan dengan cara pemolesan beras giling. Proses pemolesan
adalah proses penyosohan beras disertai pengkabut uap agar penampakkan beras lebih mengkilap.
Beras yang diolah sampai pada proses ini disebut beras Kristal (Suismono dan Damardjati, 2000).
Widowati (2001) membagi pengusahaan penggilingan padi berdasarkan kapasitas mesin yang
dimiliki, antara lain:
1. Penggilingan Padi Besar (PPB)
PPB menggunakan tenaga penggerak lebih dari 60 HP (Horse Power) dan kapasitas produksi
lebih dari 1.000 kg/jam, baik menggunakan sistem kontinyu maupun diskontinyu. PPB sistem
kontinyu terdiri dari satu unit penggiling padi lengkap, semua mesin pecah kulit, ayakan, dan
penyosoh berjalan secara kontinyu, dengan kata lain masuk gabah keluar beras giling. PPB
diskontinyu minimal terdiri dari empat unit mesin pemecah kulit dan empat unit mesin penyosoh
yang dioperasikan tidak sinambung atau masih menggunakan tenaga manusia Penggilingan
kapasitas besar biasanya dilengkapi grader sehingga menir langsung dipisahkan dari beras kepala.
2. Penggilingan Padi Sedang/Menengah (PPS)
PPS menggunakan tenaga penggerak 40-60 HP, dengan kapasitas produksi 700-1.000
kg/jam. Umumnya PPS terdiri dari dua unit mesin pemecah kulit dan dua unit mesin penyosoh.
PPS ini menggunakan sistem semi kontinyu, yaitu mesin pecah kulitnya kontinyu, sedangkan
mesin sosohnya masih manual. Proses pemindahan bahan dari satu alat ke alat yang lain ada yang
menggunakan elevator dan sebagian besar lainnya menggunkan tenaga manusia.
3. Penggilingan Padi Kecil (PPK)
PPK menggunakan tenaga penggerak 20-40 HP, dengan kapasitas produksi 300-700 kg/jam.
Penggilingan padi manual yang terdiri dari dua unit mesin pemecah kulit dan dua unit mesin
penyosoh ini sering disebut Rice Milling Unit (RMU). Di pedesaan masih terdapat Huller, yaitu
penggilingan padi yang menggunakan tenaga penggerak kurang dari 20 HP dan kapasitasnya
kurang dari 300 kg/jam. Huller terdiri dari satu unit mesin pemecah kulit dan satu unit penyosoh.
Beras yang dihasilkan mutu gilingnya kurang baik, umumnya untuk dikonsumsi sendiri di
perdesaan.
Bulog (2007) membagi penggilingan padi atas empat kelompok berdasarkan sarana yang
dimiliki dan kemampuan produksi beras, sebagai berikut:
1. Penggilingan Padi Terpadu (PPT)
PPT merupakan gabungan dari beberapa mesin yang menjadi satu kesatuan utuh yang
berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras, dengan kapasitas lebih besar dari PPB serta
terintegrasi dengan mesin pengering dan silo penyimpanan oleh elevator dan conveyor.
2. Penggilingan Padi Besar (PPB)
PPB memiliki unit peralatan teknik yang merupakan gabungan dari dari beberapa mesin
menjadi satu kesatuan dengan kapasitas antara tiga sampai sepuluh ton GKG per jam atau setara
dengan 20 sampai 60 ton beras per hari. Sistem pengolahan PPB minimum harus melalui empat
proses utama, yaitu proses pembersihan gabah, proses pecah kulit, proses pemisahan gabah dengan
beras pecah kulit, dan proses pemutihan beras pecah kulit secara berulang dua sampai empat kali.
3. Penggilingan Padi Kecil (PPK)
PPK memiliki unit peralatan teknik gabungan dari beberapa mesin menjadi satu kesatuan
utuh dengan kapasitas lebih kecil dari satu sampai tiga ton GKG per jam atau sekitar lima sampai


 
20 ton beras per hari. Sistem PPK dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tipe sederhana dan tipe
lengkap.
4. Penggilingan Padi Sederhana (PPS)
PPS merupakan unit peralatan teknik baik merupakan satu unit tersendiri maupun merupakan
gabungan dari beberapa mesin, dimana proses satu sama lain dihubungkan dengan tenaga manusia
dengan kapasitas 0,5 sampai satu ton GKG per jam atau kurang dari lima ton beras per hari.
Penggilingan dikatakan sederhana karena teknologi yang digunakan sudah dikenal sejak mulai
menggunakan mesin penggilingan padi sampai saat ini secara turun temurun tanpa perubahan
berarti. Beberapa jenis penggilingan sederhana, antara lain mesin tipe engelberg dan kombinasi
dari beberapa mesin khususnya husker, separator, dan polisher.

2.3 ERGONOMI

Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu
“ergon” yang berarti kerja, dan “nomos” yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aspek–aspek manusia dalam lingkungan
kerjanya, yang dapat ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan
perancangan (Nurmianto, 2004). Di dalam ergonomi, diperlukan studi tentang sistem dimana
manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu
menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Metode pendekatannya dengan menganalisa
hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerjanya.
Menurut Oborne (1995), ergonomi adalah cara memandang dunia, berpikir tentang manusia,
dan bagaimana interaksinya dengan seluruh aspek dalam lingkungannya, perlengkapannya, dan situasi
kerjanya. Menurut Bridger (1995), ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia,
mesin dan lingkungan yang bertujuan untuk menyesuaikan pekerjaan dengan manusia.
Ergonomi menurut American Industrial Hygene Association adalah multidisiplin ilmu yang
mengaplikasikan prinsip-prinsip fisika dan psikologi terhadap kapabilitas manusia untuk menciptakan
atau memodifikasi pekerjaan, peralatan, produk, dan tempat kerja (Nardi, 1997), sedangkan
International Ergonomi Association mendefinisikan ergonomi sebagai disiplin ilmu yang mempelajari
tentang interaksi antara manusia, dan elemen lainnya dalam sistem yang berhubungan dengan
perancangan, pekerjaan, produk dan lingkungannya untuk mendapatkan kesesuaian antara kebutuhan,
kemampuan, dan keterbatasan manusia.
Menurut Bridger (1995) terdapat perbedaan antara ergonomi dengan human factors, yaitu
ergonomi lebih menenkankan kepada faktor manusia sebagai sistem biologis, sedangkan human
factors lebih menekankan kepada aspek psikologis (psikologi eksperimental dan psikologi teknik) dan
menekankan kepada integrasi pertimbangan faktor manusia di dalam total desain. Walaupun
demikian, human factors dan ergonomi mempunyai banyak persamaan dan tetap diasumsikan sama.
Pada dasarnya, ergonomika memiliki tujuan penting. Tujuan pertama adalah meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pekerjaan, serta aktifitas lain yang dilakukan, termasuk meningkatkan
kemampuan pengguna, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan produktivitas. Tujuan kedua adalah
meningkatkan keinginan tertentu; seperti keselamatan, kenyamanan, penerimaan pengguna, kepuasan
kerja dan kualitas kehidupan, sama halnya dengan mengurangi kelelahan dan stress (Fitriani, 2003).
Maka, manfaat dan tujuan penerapan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan saat
bekerja. Dengan demikian ergonomi berguna sebagai media pencegah terhadap kelelahan kerja sedini
mungkin sebelum berakibat fatal dan kronis.


 
2.4 STUDI WAKTU

Waktu merupakan salah satu sumber input seperti halnya dengan dengan material, energi, dan
sebagainya. Waktu adalah sumber yang tidak dapat digantikan, sekali terlewat maka tidak bisa diulang
kembali. Penggunaan waktu yang efektif akan memberi dampak langsung terhadap produktivitas.
Aktifitas pengaturan dalam hal ini harus dirancang untuk menangani lebih banyak pekerjaan.
Studi waktu biasa digunakan untuk pengukuran kerja. Hal ini meliputi teknik untuk
menjalankan standar waktu yang diperkenankan untuk dilakukan, berdasarkan pengukuran elemen
kerja dari pekerjaan yang telah ditentukan, tanpa adanya kelelahan bagi pelaksananya ataupun
keterlambatan yang tidak terhindarkan. Analisa studi waktu menggunakan beberapa teknik untuk
membuat standar : studi waktu menggunakan stopwatch, pengumpulan data dengan komputer, data
standar, data gerakan dasar, pengambilan contoh kerja, dan melakukan estimasi berdasarkan data yang
telah ada.
Aktifitas pengukuran waktu kerja diperkenalkan pertama kali untuk penyelesaian kerja.
Dengan adanya waktu ini maka sistem pengaturan upah atau insentif akan dapat dibuat berdasarkan “a
fair day’s pay for a fair day’s work”. Begitu pula dengan mengetahui waktu ini maka estimasi akan
keluaran kerja yang dihasilkan serta jadwal perencanaan kerja dapat dibuat secara lebih akurat.

2.5 STUDI GERAK

Studi gerak adalah analisis terhadap beberapa bagian badan pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga
akan diperoleh penghematan waktu kerja. Sehingga dengan adanya penghematan waktu kerja maka
kelelahan dari pekerja dapat diminimalisasi.
Studi gerakan visual atau micromotion study sama-sama digunakan untuk menganalisis
metode yang ada untuk mengembangkan pekerjaan kearah yang lebih efisien. Studi gerak merupakan
analisis yang lebih sensitif mengenai berbagai macam gerakan operartor dalam melakukan
pekerjaannya. Studi ini bertujuan untuk mengeliminasi atau mengurangi gerakan yang tidak efisien,
dan untuk memfasilitasi dan mempercepat gerakan yang benar-benar efektif. Melalui studi gerakan,
pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan jumlah output akan meningkat.
Frank B. Gilbreth dan istrinya merupakan pelopor studi gerakan secara manual. Mereka juga
membuat teknik gambar-gerakan yang membuat detail dari studi gerakan ini yang dikenal dengan
“micromotion studies” (studi gerakan mikro), yang telah teruji sangat berharga dalam mempelajari
operasi manual yang berulang. Studi gerakan visual dapat diaplikasikan dengan sangat luas karena
kegiatan dari studi ini sangat ekonomis. Jenis dari studi ini melibatkan observasi yang teliti dari
operasi dan gambaran mengenai proses pekerjaan operator dan gambaran analisis berdasarkan hukum
dari ekonomi gerakan.
Bagian dasar untuk menyempurnakan konsep ini, dikembangkan oleh Frank B. Gilbreth pada
awal penelitiannya, dapat diaplikasikan pada semua kegiatan produksi yang dilakukan oleh operator.
Gilbreth dan istrinya menguraikan gerakan-gerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar THERBLIG
(dieja dari nama Gilbreth secara terbalik). Sebagian besar dari elemen-elemen dasar Therblig
merupakan gerakan tangan yang biasa terjadi apabiala suatu pekerjaan terjadi, terlebih bila bersifat
manual. Suatu pekerjaan dapat diuraikan menjadi beberapa elemen gerakan untuk dilakukan studi
guna mendapatkan rangkaian gerakan yang lebih efisien. Suatu pekerjaan yang akan mempunyai
uraian berbeda bila dibandingkan dengan pekerjaan yang lain tergantung pada pekerjaan tersebut. 17
elemen kerja dalam therblig ditampilkan dalam Tabel 1 dan telah dibedakan gerakan efektif dan tidak
efektif dalam tabel tersebut.


 
Penelitian mengenai metode dan gerakan kerja yang dikembangkan oleh Frank B. Gilbreth
dalam Niebel, Benjamin (1988) dilaksanakan dengan mempelajari gerakan-gerakan tubuh manusia
yang digunakan untuk melaksanakan operasi kerja. Tujuan pokok dari studi gerak ini adalah untuk
memperbaiki pelaksanaan operasi kerja dengan cara menghilangkan gerakan-gerakan kerja yang tidak
efektif dan tidak diperlukan, menyederhanakan gerakan kerja, serta menetapkan gerakan dan urutan
langkah kerja yang paling efektif guna mencapai tingkat efisiensi kerja yang optimal.

Tabel 1. Gerakan Therblig


Gerakan Therblig
Gerakan Efektif Gerakan Tidak Efektif
a. Menjangkau (Reach ) i. Mencari (Search)
b. Memegang (Grasp) j. Memilih (Select)
c. Membawa (Move) k. Mengarahkan (Position)
d. Mengarahkan awal (Preposition) l. Memeriksa (Inspection)
e. Memakai (Use) m. Merencanakan (Plan)
f. Merakit (Assemble) n. Menahan (Hold)
g. Mengurai rakit (Dissamble) o. Avoidable delay
p. Unavoidable delay
h. Melepas (Release)
q. Rest to overcome fatigue

Secara garis besar masing-masing Therbligs tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Mencari (Search)
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi
objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak
mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan.

2. Memilih (Select)
Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur. Tangan dan
mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai
pada saat tangan dan mata mulai memilih dan berakhir bila objek sudah ditemukan.

3. Memegang (Grasp)
Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan
pada objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Elemen Therblig ini biasanya didahului
oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan dengan gerakan membawa.

4. Menjangkau (Reach)
Pengertian menjangkau dalam Therblig adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa
beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. Gerakan ini biasanya didahului oleh
gerakan melepas dan diikuti oleh gerakan memegang.

5. Membawa (Move)
Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam gerakan
ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh gerakan
memegang dan dilanjutkan dengan gerakan melepas. Therblig ini mulai dan berakhir pada saat
yang sama dengan menjangkau, karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi waktu geraknya pun
hampir sama yaitu jarak pindah dan macamnya.

6. Memegang untuk Memakai (Hold)


Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa menggerakkan objek
yang dipegang tersebut. Perbedaan dengan elemen gerak memegang, tangan memegang objek dan


 
dilanjutkan dengan gerakan membawa, sedangkan elemen gerakan memegang untuk memakai ini
terjadi dimana tangan yang satu melakukan gerak kerja memegang dan mengontrol objek
sedangkan tangan yang lain melakukan kerja terhadap objek tersebut.

7. Melepas (Release)
Elemen gerak melepas terjadi pada saat tangan operator melepaskan kembali objek yang
dipegang sebelumnya. Dengan demikian elemen gerak ini diawali sesaat jari-jari tangan membuka
lepas dari objek yang dibawa dan berkahir begitu semua jari jelas tidak menyentuh atau memegang
objek lagi.

8. Mengarahkan (Position)
Mengarahkan adalah elemen gerakan Therblig yang terdiri dari menempatkan objek pada
lokasi yang dituju secara tepat. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan membawa dan diikuti
oleh gerakan merakit atau melepas. Gerakan dimulai sejak tangan memegang/mengontrol objek
tersebut ke arah lokasi yang dituju dan berakhir pada saat gerakan merakit atau melepas/memakai
dimulai.

9. Mengarahkan Sementara (Pre position)


Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak mengarahkan objek pada suatu tempat
sementara. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk memudahkan pemegangan apabila objek tesebut
akan dipakai kembali.

10. Pemeriksaan (Inspect)


Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah
memenuhi syarat-syarat tertentu atau belum. Elemen gerakan ini dapat berupa gerakan melihat
seperti memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan, mencium,
mendengarkan dan kadang-kadang merasa dengan lidah.

11. Perakitan (Assemble)


Perakitan adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek yang lain menjadi
satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan membawa atau mengarahkan dan
dilanjutkan oleh therblig melepas.

12. Lepas Rakit (Disassemble)


Therblig ini merupakan kebalikan dari Therblig di atas, disini dua bagian objek dipisahkan
dari satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan memegang dan dilanjutkan oleh
membawa atau bisa juga dilanjutkan oleh melepas.

13. Memakai (Use)


Yang dimaksud dengan memakai disini adalah bila satu tangan atau kedua-duanya dipakai
untuk menggunakan alat.

14. Kelambatan yang Tak Terhindarkan (Unavoidable delay)


Kelambatan yang dimaksudkan disini adalah kelambatan yang diakibatkan oleh hal-hal
yang terjadi di luar kemampuan mengendalikan pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara kerja
yang mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan lainnya bekerja.

15. Kelambatan yang dapat Dihindarkan (Avoidable delay)


Kelambatan ini disebabkan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh
pekerjanya sendiri baik disengaja maupun tidak disengaja.


 
16. Merencana (Plan)
Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk menentukan tindakan
yang akan diambil selanjutnya.

17. Istirahat untuk Menghilangkan Fatigue (Rest to Overcome Fatigue)


Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi terjadi secara periodik. Waktu untuk
memulihkan lagi kondisi badannya dari rasa fatigue sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak saja
karena jenis pekerjaannya tetapi juga oleh individu pekerjanya.

Di dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja untuk memperoleh metode kerja yang
lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Prinsip ekonomi
gerakan ini bisa dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam
sebuah proses kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh
dari satu proses ke proses kerja yang lainnya.
1) Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pemakaian bagian tubuh :
a. Kedua tangan digerakkan pada arah yang simetris secara bersamaan
b. Gerakan kedua tangan sedapat mungkin dibuat kecil
c. Lebih baik membuat gerakan lengan depan dan tangan daripada gerakan pundak dan
lengan atas
d. Menghindari perubahan gerakan arah secara tiba-tiba
e. Melakukan gerakan bebas yang tidak dibatasi
f. Menghindari gerakan naik turunnya badan (membungkuk di mana posisi tubuh tidak
tegak)
g. Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh kaki atau bagian tubuh lainnya sebaiknya tidak
dilakukan dengan tangan
2) Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penempatan dan peralatan :
a. Peralatan dan material diletakkan di lokasi yang telah ditentukan
b. Peralatan dan material sedapat mungkin diletakkan dekat di depan operator
c. Hindari gerakan ke atas atau ke bawah untuk memindahka benda, dan pindahkan
barang secara horizontal
d. Pergunakanlah gaya berat untuk memindahkannya
e. Peralatan dan material diletakkan di tempat dengan kondisi yang terbaik untuk
gerakan
f. Ketinggian meja proses kerja disesuaikan dengan tinggi operator dan karakter
pekerjaan
g. Berikan penerangan dan pencahayaan yang cocok dengan kerakteristik pekerjaan
3) Pinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan :
a. Hindari gerakan mempertahankan material dan alat dengan tangan
b. Jangan gunakan peralatan yang bersifat umum (multi fungsi), tetapi gunakan
peralatan khusus
c. Dua buah alat atau lebih sebaiknya digabungkan menjadi satu
d. Handle yang memerlukan tenaga sebaiknya dirancang agar keseluruhan telapak
tangan dapat memegang dengan baik
Dalam menganalisa gerakan kerja seringkali dijumpai kesulitan dalam menentukan batas-batas
suatu elemen Therblig dengan elemen Therblig lainnya karena waktu gerakan kerja terlalu singkat.
Demikian juga sering kali kita jumpai bahwa elemen Therblig itu sendiri dengan singkat
pelaksanaanya sehingga sangat sulit untuk diamati secara visual. Analisa gerakan kerja dengan


 
rekaman film (studi gerakan mikro/ micromotion study) dilakukan dengan merekam gerakan-gerakan
kerja dengan menggunakan rekaman film dan segala perlengkapannya. Hasil rekaman yang diambil
dapat diputar ulang sehingga analisis gerakan kerja bisa dilakukan dengan lebih teliti.
Dalam Barnes (1976), American Society of mechanical Engineers telah menetapkan lima
standar simbol. Simbol ini telah telah dimodifikasi dengan menyingkat simbol dari Gilbreth yaitu
panah digantikan dengan lingkaran kecil dan tambahan simbol baru untuk menandai waktu
menunggu. Berikut ini adalah kelima simbol tersebut :

• Operasi. Operasi terjadi ketika objek dirubah dari sifat atau karakteristik aslinya.

• Transportasi. Terjadi ketika benda kerja, pekerja atau perlengkapan


mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari
operasi.

• Pemeriksaan. Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan baik segi kualitas atau kuantitas.

• Menunggu. Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu.

• Penyimpanan. Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka
waktu yang lama.

10 
 
III. METODOLOGI

3.1 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai dengan September 2011. Penelitian
dilaksanakan di tiga lokasi penggilingan padi, yaitu dua di penggilingan padi Situ Gede untuk skala
kecil dan di penggilingan padi PDS, Subang untuk skala besar.
Pengambilan data dilakukan pada proses penggilingan padi yang terdiri dari proses
penjemuran, pemecahan kulit dan penyosohan.

3.2 PERALATAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Alat tulis dan catatan lapang


Alat tulis dan catatan lapang digunakan untuk mencatat hasil-hasil pengamatan dan segala
data informasi yang dibutuhkan langsung di lapangan.

2. Digital video camera


Digital video camera digunakan untuk merekam setiap proses kegiatan yang akan disimpan
dalam bentuk video. Digital video camera yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Digital video camera

3. Seperangkat komputer
Seperangkat komputer digunakan untuk menyimpan dan menampilkan video yang terekan
oleh Digital video camera agar analisis gerakan dapat dilakukan dengan lebih teliti.

4. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk melihat dan menghitung waktu pada elemen kerja yang terlihat
dalam video untuk selanjutnya dicatat dan dianalisis di software spreadsheet. Stopwatch yang
digunakan adalah stopwatch digital seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Digital Stopwatch

11 
 
5. Software spreadsheet
Software spreadsheet digunakan untuk mencatat, menghitung dan menganlisa data waktu
yang telah didapat dari video.

6. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur jarak dan tata letak dari penggilingan padi.

Subjek penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pekerja pria pada tiap skala
penggilingan padi tanpa adanya kriteria tertentu. Subjek penelitian yang dianalisa adalah pekerja yang
sedang bekerja terhadap alat yang digunakan dan terekam oleh video.

3.3 METODE PENELITIAN

3.3.1 Pengambilan Data

Data yang diperlukan adalah proses penggilingan, metode kerja, lama waktu penyelesaian
setiap kegiatan dan jumlah tenaga kerja. Pengambilan data dilakukan dengan cara merekam semua
proses pengilingan, pengamatan langsung dan pencatatan data. Dalam metode ini juga diamati
mengenai tingkat kenyamanan untuk mengetahui keadaan pekerja yang dipengaruhi oleh lingkungan
dan juga tingkat kelelahan serta faktor ergonomika yang lainnya.
Cara pengambilan datanya adalah dengan merekam menggunakan video camera pada saat
pekerja melakukan kegiatannya. Hasil rekaman berupa video diputar menggunakan seperangkat
komputer. Video yang berisi gerakan pekerja dianalisis elemennya dan dihitung waktunya
menggunakan stopwatch lalu dicatat dalam time and motion sheet agar diperoleh waktu yang pantas
untuk tiap elemen. Time motion sheet dapat dilihat pada Gambar 3.

Elemen
Kerja :
Video :
Satuan :

No Elemen Siklus Rataan


1 2 3

Gambar 3. Contoh Time motion sheet

3.3.2 Tahapan Penelitian

1. Tahap Pendahuluan
Dalam tahap pendahuluan didapatkan pengukuran waktu yang pantas diberikan kepada
pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Terlebih dahulu dilakukan pemilihan pekerjaan
yang akan diukur, kemudian dilakukan penentuan terhadap elemen-elemen kerja dari setiap tahap
proses produksi agar dapat ditentukan tititk awal dan titik patah dari setiap elemen. Ada beberapa
alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan penguraian pekerjaan atas elemen–elemennya,
pertama adalah untuk memperjelas catatan tentang cara kerja yang dibakukan, kedua adalah untuk
memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan bekerja operator
belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan–gerakan kerjanya, ketiga adalah untuk

12 
 
memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin saja dilakukan pekerja.
Alasan keempat adalah untuk memungkinkan dikembangkannnya data waktu standar di tempat
kerja yang bersangkutan.

2. Tahap Pengukuran
Digital Video Camera digunakan untuk merekam setiap bagian dari proses penggilingan
untuk dianalisis studi gerak dan waktunya. Perekaman video dilakukan secara tersembunyi agar
tidak mempengaruhi ketegangan pekerja saat bekerja. Pencatatan dilakukan terhadap waktu
kegiatan baik secara kontinyu atau berulang. Kondisi kerja, lingkungan, dan tata letak tempat
pekerjaan dicatat selama terjadi pengukuran kerja untuk keperluan menentukan waktu penyesuaian
dan kelonggaran.

3. Tahap Pengolahan Data


Data-data yang diperoleh dari video dan tercatat dalam Time and Motion sheet diolah dan
dianalisis menggunakan software spreadsheet. Data yang diperoleh dapat dilihat pada Lampiran 1-
14.

4. Tahap Analisis
Analisis yang dilakukan adalah analisis gerak dan analisis waktu. Analisis dilakukan
terhadap metode kerja yang telah ada. Metode kerja dilihat dalam serangkaian gerakan yang pada
akhirnya akan membentuk satu siklus kerja. Siklus kerja tersebut akan diuraikan ke dalam elemen-
elemen gerak berdasarkan 17 gerakan THERBLIGS. Penguraian siklus kerja tersebut merupakan
langkah awal untuk mendapatkan rangkaian kerja yang lebih efisien. Waktu standar yang dijadikan
acuan adalah waktu standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan, kemudian dibandingkan
dengan pengamatan yang dilakukan secara langsung. Diagram alir untuk mendapatkan waktu
standar dapat dilihat pada Gambar 4.

Mulai

Mempelajari Perusahaan secara umum, proses produksi, sketsa


tempat kerja

Mempelajari metode kerja dan memecahkan masalah operasi ke


dalam elemen kerja

Merekam proses kerja dengan Digital Video Camera

Mencatat waktu kerja dan pola kerja dari video

Waktu normal Kelonggaran

Pribadi Hambatan yang tak


terhindarkan

Waktu Standar

Selesai

Gambar 4. Diagram alir dalam pengukuran untuk mendapatkan waktu standar.

13 
 
5. Tahap Perbaikan
Setelah didapatkan pengukuran waktu baku, maka tahap yang selanjutnya dilakukan adalah
menganalisa apakah sistem kerja yang sebelumnya sudah baik atau belum. Hal ini dilakukan
dalam rangka meningkatkan produktivitas serta tujuan paling utama adalah kenyamanan kerja
yang dapat meningkatkan motivasi dari pekerja. Perbaikan yang mungkin dilakukan adalah
menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi dengan operasi
lainnya, menemukan suatu urutan-urutan proses produksi yang lebih baik, menentukan mesin atau
peralatan yang lebih ekonomis, menghilangkan waktu menunggu antara operasi, dan menemukan
gerakan dengan beban yang lebih kecil. Perbaikan sistem kerja diharapkan dapat meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan karena kebersihan terjamin, pekerja bekerja secara teratur dan
waktu menunggu berkurang. Dengan meningkatkan kualitas ini diharapkan produk dapat
dipasarkan lebih luas sehingga meningkatkan keuntungan (Alwi dalam Anggraini, 2006). Diagram
alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

Mulai

Mempelajari proses penggilingan padi di penggilingan


padi skala besar dan kecil

Menentukan dan menguraikan elemen-elemen kerja

Merekam bagian-bagian proses kerja mengunakan video


camera dan pencatatan waktu, kondisi kerja, lingkungan,
dan tata letak.

Mengolah data waktu dan gerakan untuk mendapatkan


waktu standar

Analisis Sistem kerja yang setempat

Y
Sesuai

N
Perbaikan sistem kerja

N
Layak

Sistem kerja yang sudah diperbaharui

Y
Selesai

Gambar 5. Diagram alir metode penelitian

14 
 
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PROSES PENGGILINGAN PADI

Proses penggilingan padi terdiri dari proses penjemuran, pemecahan kulit, penyosohan dan
pengemasan pada penggilingan besar. Kegiatan penggilingan tersebut dilakukan dengan menggunakan
mesin dan tenaga manusia. Pembahasan proses kegiatan yang dilakukan pada penggilingan padi
dibagi sesuai skalanya yaitu penggilingan padi skala kecil dan besar. Penelitian di Penggilingan padi
kecil dilakukan pada dua lokasi yaitu penggilingan padi Lokasi A dan penggilingan padi Lokasi B
daerah situ gede darmaga, Bogor sedangkan penggilingan padi besar dilakukan di penggilingan padi
PDS, Subang. Perbedaan setiap penggilingan padi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan spesifikasi lokasi penggilingan padi


Spesifikasi Lokasi A Lokasi B PDS, Subang
Kapasitas giling dan
110 kg beras/jam 180 kg beras/jam 1500 kg beras/jam
sosoh
Kapasitas lapangan
1.5 ton GKP 1.5 ton GKP 24 ton GKP
penjemuran
Jumlah pekerja 3 orang 3 orang 18 orang
Paddy cleaner, dua
husker, dua polisher,
Alsintan yang
Husker, polisher Husker, polisher paddy separator, rice
digunakan
grader, alat jahit
karung, elevator
Sistem penggilingan diskontinyu diskontinyu modifikasi kontinyu

4.1.1 Proses Penggilingan Padi Skala Kecil

Penggilingan skala kecil ini dibagi menjadi tiga proses kegiatan utama yaitu pengeringan
dengan matahari, pemecahan kulit dengan mesin pemecah kulit (husker) dan penyosohan dengan
mesin penyosoh (polisher). Penggilingan padi yang diteliti dilakukan pada penggilingan padi skala
kecil Lokasi A dengan kapasitas mesin menghasilkan 110 kg beras/jam dan penggilingan kecil Lokasi
B dengan kapasitas mesin menghasilkan 180 kg beras/jam. Rendemen rata-rata penggilingan padi
Lokasi A dan Lokasi B adalah 50% yang diperoleh dari pengujian organisasi kelompok tani sehingga
kapasitas mesin untuk Lokasi A adalah 220 kg gabah/jam dan untuk Lokasi B sebesar 360 kg
gabah/jam.
Proses penjemuran merupakan proses penurunan kadar air gabah basah sampai nilai tertentu
sehingga didapat gabah kering siap giling atau aman disimpan dalam waktu yang lama. Proses
penjemuran pada penggilingan kecil diawali pada pagi hari pukul 07.00 WIB dimana pekerja mulai
dengan mengangkut karung gabah dari gudang penyimpanan untuk diletakkan pada lantai jemur yang
beralaskan semen datar. Karung-karung gabah diletakkan pada lantai jemur dan disusun merata pada
keseluruhan lantai jemur. Pekerja lalu memotong dan melepas tali karung agar karung terbuka. Gabah
dalam karung lalu ditumpahkan dan diratakan dengan menggunakan garuk kayu. Gabah yang sudah
tersebar dibersihkan dari kotoran yang terbawa dari petani dengan menggunakan sapu lidi. Gabah

15 
 
yang sudah terjemur dan bebas dari kotoran lalu dijemur dan dibalikan setiap 45 hingga 1 jam sekali
atau saat gabah sudah terlihat menguning. Diagram alir proses penjemuran terlihat pada Gambar 6.

Pekerja mengangkut Pekerja Mengangkut


Mulai karung gabah dari dan meletakkan karung
gudang penyimpanan

Pekerja meratakan Pekerja menumpahkan Pekerja memotong dan


gabah keseluruh lantai gabah dari karung ke melepas tali karung
jemur lantai jemur

Pekerja membalikan Selesai


Pekerja memberishkan gabah agar
gabah dari kotoran keseluruhan gabah
yang terbawa

Gambar 6. Urutan proses penjemuran gabah di penggilingan skala kecil

Pada proses pemecahan kulit di penggilingan padi skala kecil diawali dengan mengangkut
gabah kering dalam karung yang sudah dijemur sebelumnya. Karung gabah lalu dibuka dengan
memotong talinya lalu menuang isi karung berisi gabah kedalam hopper pada mesin husker. Output
gabah dari mesin husker yang tertampung dalam wadah dilihat dan dikontrol kualitasnya. Kualitas
gabah dalam wadah penampung yang belum maksimal dimasukkan kembali kedalam mesin husker
sedangkan wadah yang berisi gabah yang sudah maksimal diangkut dan diletakkan pada polisher atau
langsung dituang kedalam hopper polisher. Diagram alir proses pemecahan kulit dapat dilihat pada
Gambar 7.

Pekerja mengangkat gabah Pekerja mengangkut


Mulai dari gudang dan membuka karung dan dan memuat
talinya gabah kedalam hopper

Gabah pecah kulit


Gabah pecah kulit Belum maksimal
sudah maksimal

Pekerja mengatur Pekerja mengontrol


wadah penampung kualitas dari beras pecah
untuk ouput gabah kulit yang dihasilkan
pecah kulit dari mesin

Pekerja mengangkut wadah Selesai


ke dekat mesin penyosoh

Gambar 7. Urutan proses pemecahan kulit gabah di penggilingan skala kecil

16 
 
Pada proses penyosohan di penggilingan padi skala kecil proses diawali dengan mengangkat
dan menuang gabah pecah kulit hasil husking kedalam huller pada polisher. Output dari mesin
penyosoh yang masuk kedalam wadah sementara dilihat dan dikontrol kualitasnya. Untuk beras yang
belum maksimal kembali dimasukkan kedalam polisher untuk disosoh ulang, sedangkan beras sosoh
yang sudah maksimal dimasukkan kedalam karung. Karung yang sudah penuh lalu ditimbang dan
diikat dengan menggunakan tali dan jarum. Diagram alir proses penyosohan dapat dilihat pada
Gambar 8.

Beras belum maksimal

Pekerja mengangkat dan Pekerja mengontrol


Mulai memuat beras pecah kulit kualitas beras yang
kedalam hopper mesin dihasilkan
penyosoh
Beras sudah maksimal

Selesai Pekerja mengikat karung Pekerja memasukkan


beras yang sudah output beras kedalam
ditimbang karung untuk ditimbang

Gambar 8. Urutan proses penyosohan beras pecah kulit di penggilingan skala kecil

Tata letak penggilingan padi pada proses pemecahan kulit dan penyosohan skala kecil Lokasi
A dan Lokasi B sama yaitu terdiri dari satu unit husker dan satu unit polisher yang terletak
berdampingan dan dikerjakan oleh dua orang pekerja. Tata letak penggilingan kecil dapat dilihat pada
gambar 9.

Tumpukan
karung
gabah

Pekerja Husker

Keterangan :

: arah proses

Pekerja Polisher

Gambar 9. Tata letak proses pemecahan kulit dan penyosohan di penggilingan kecil

4.1.2 Proses Penggilingan Padi Skala Besar

Pada proses penjemuran pada penggilingan besar di PDS, Subang dilakukan pada lantai jemur
yang beralas semen berbentuk baris-baris gelombang dengan kapasitas jemur 20 ton seperti terlihat
pada Gambar 10. Proses penjemuran diawali dengan pengangkutan karung berisi gabah dari tempat

17 
 
penyimpanan karung gabah ke lantai jemur. Karung gabah disusun membentuk baris agar menyebar
keseluruh lantai jemur saat ditumpahkan. Karung gabah yang sudah tersebar keseluruh lantai jemur
dipotong talinya hingga karung terbuka lalu gabah ditumpahkan ke lantai jemur. Setelah seluruh
karung di lantai jemur sudah ditumpahkan lalu diratakan menggunakan alat garuk yang terbuat dari
kayu. Perataan gabah menggunakan garuk kayu dilakukan untuk meratakan tumpahan gabah dari
karung ke seluruh lantai jemur sehingga penyebaran panas dari sinar matahari pada gabah maksimal.

Gambar 10. Lantai jemur bergelombang di penggilingan padi skala besar PDS, Subang

Proses yang dilakukan setelah seluruh gabah sudah merata di lantai jemur adalah proses
pembalikan gabah. Pembalikan gabah diawali dengan mengumpulkan gabah yang sedang dijemur
dengan garuk kayu hingga membentuk tumpukan baris gabah, seperti terlihat pada Gambar 12.
Penumpukan gabah mengakibatkan bagian alas semen yang awalnya tertutup gabah basah menjadi
terbuka dan terkena panas matahari secara langsung sehingga alas semen menjadi kering dan panas
kembali. Pada saat lantai semen sudah dirasa cukup panas maka tumpukan gabah diratakan kembali
sehingga gabah yang sebelumnya dibawah atau belum terkena panas matahari menjadi tertukar
dengan gabah yang sudah tersinari panas matahari secara langsung, proses perataan gabah dapat
dilihat pada Gambar 13. Proses pembalikan gabah dilakukan setiap 40 menit hingga 1 jam sekali atau
6-8 kali sehari dari pukul 8.00 hingga pukul 17.00 dengan tempering time pukul 10.00- 14.00 agar
gabah yang terkena panas matahari lebih merata. Diagram proses penjemuran dapat dilihat pada
Gambar 11.

Mulai Pekerja mengangkut Pekerja membuka


karung gabah dari tali karung dan
penyimpanan ke lantai menumpahkan

Pekerja membalikan gabah Pekerja membalikan gabah Pekerja meratakan


dengan cara mengumpul dengan cara mengumpul tumpahan gabah
dan menyebar secara dan menyebar secara keseluruh lantai jemur
bergantian bergantian

Pekerja menyiapkan Pekerja menjahit karung


Selesai
karung dan memasukan dan mengangkutnya ke
gabah kering kedalam tempat penyimpanan

Gambar 11. Diagram alir proses penjemuran di penggilingan padi skala besar

18 
 
Gambar 12. Contoh proses pengumpulan gabah Gambar 13. Contoh proses perataan gabah di
di penggilingan padi skala besar PDS penggilingan padi skala besar PDS

Pada lokasi penjemuran, suhu cukup tinggi dengan kisaran 30°C - 49°C sehingga dapat
ditahan maksimal 1 jam dan jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan mental pekerja sesuai dengan
Tabel 3. Suhu yang tinggi akan membuat pekerja merasa tidak nyaman dan cepat lelah. Para pekerja
sebaiknya menggunakan pakaian yang dapat menutup seluruh tubuh berbahan tipis dan menggunakan
penutup kepala seperti topi yang lebar. Pakaian tersebut dimaksudkan agar tubuh pekerja tidak
tersengat matahari secara langsung sehingga tidak membuat pekerja kepanasan dan menimbulkan
kelelahan fisik.

Tabel 3. Pengaruh temperatur terhadap pekerja


Temperatur Akibat yang ditimbulkan
± 49°C Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas tingkat
kemampuan fisik dan mental
± 30°C Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk
membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik
± 24°C Kondisi paling nyaman bagi pekerja
± 10°C Kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul
Sumber : Nurmianto, Eko (2004)

Pada proses pemecahan kulit di penggillingan skala besar PDS, dilakukan proses pemecahan
kulit gabah hingga kulit terlepas dan menjadi beras pecah kulit. Pada proses ini gabah dimasukkan
kedalam kotak penampung seperti terlihat pada Gambar 14 yang berhubungan langsung dengan
elevator lalu gabah masuk kedalam paddy cleaner untuk memisahkan gabah hampa dan kotoran
lainnya. Kotoran dipisah dan ditampung dalam karung sedangkan gabah masuk kedalam Rice Husker
1 dan 2 untuk proses pemecahan kulit. Sisa dari hasil pemecahan kulit berupa sekam dipisahkan oleh
blower dan ditampung di ruangan penampung sekam melalui pipa. Beras pecah kulit hasil pemecahan
lalu diangkat oleh elevator dan masuk kedalam paddy separator untuk memisahkan beras pecah kulit
dengan gabah yang tercampur. Gabah yang masih tercampur ditampung dalam wadah lalu
dimasukkan kedalam Rice Husker 2 untuk dilakukan proses pemecahan kulit kembali, Rice Husker 1
dan 2 dapat dilihat pada Gambar 15.

19 
 
Gambar 14. Kotak Penampung Gabah di Gambar 15. Husker 1 dan 2 penggilingan padi
penggilingan padi PDS, Subang PDS, Subang

Beras pecah kulit yang telah melewati paddy separator tipe mesh seharusnya dapat langsung
masuk dan diangkat kembali oleh elevator, namun output dari paddy separator dengan elevator
sendiri memiliki jarak sehingga perlu ada pekerja tambahan untuk menarik dan mendorong output
gabah masuk kedalam elevator menggunakan alat garuk kayu seperti terlihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Mendorong gabah kedalam elevator di penggilingan padi PDS, Subang

Hal ini disebabkan rancangan awal penggilingan yang awalnya dirancang untuk menggunakan
paddy separator mekanis, namun yang digunakan adalah paddy separator tipe mesh sedangkan paddy
separator mekanis sendiri tidak digunakan. Beras pecah kulit yang telah melewati Paddy Separator
diangkat elevator dan langsung masuk kedalam Rice Polisher pertama. Proses penyosohan ini
memanfaatkan gesekan antar butiran untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras
agar dihasilkan beras yang bening. Selama penyosohan, terjadi penekanan terhadap butir beras
sehingga terjadi butir patah dan menir. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk
yang lebih kecil daripada butir patah (Damardjati, 1988). Setelah melewati Rice Polisher pertama,
beras kembali diangkat oleh elevator dan masuk kedalam Rice Polisher kedua untuk proses
penyosohan kembali agar hasil lebih maksimal dan langsung masuk kedalam Rice Grader untuk
memisahkan antara butir kepala dengan butir patah dan menir. Butir kepala selanjutnya masuk ke
proses pengemasan sedangkan menir dan butir patah yang dipisahkan ditampung dengan wadah lalu
disaring lagi menggunakan mesh untuk memisahkan butir kepala yang tercampur dan beras patah
yang masih dapat diterima standar kualitas penggilingan. Beras yang sudah melalui Rice Grader
masuk kedalam karung hingga karung terisi penuh. Karung yang sudah penuh kemudian diangkat
keatas timbangan untuk diukur beratnya dan karung baru disiapkan sebagai pengganti karung yang

20 
 
penuh. Berat beras disesuaikan dengan berat yang ditentukan dengan mengurangi beras jika berat
lebih dan menambah beras jika berat kurang. Beras yang ditambahkan diambil dari beras yang
tercecer pada saat pergantian karung. Karung yang sudah berisi beras dengan berat yang ditentukan
lalu dijahit bagian penutupnya dengan alat jahit semi mekanis. Karung beras yang sudah dijahit lalu
diangkut dan disusun dengan susunan kunci lima di tempat penyimpanan sementara sebelum diangkut
menggunakan truk atau container. Diagrarm alir proses pemecahan kulit hingga pengemasan dapat
dilihat pada Gambar 17 dan tata letak pekerja dapat dilhat pada Gambar 18.

GKG Paddy Sampah dan


Mulai
Cleaner kotoran

Sekam

Husker 1 Husker 2
Sekam
Gabah
Gabah pecah kulit
Pecah kulit yang belum
sempurna

Paddy
Separator

Polisher 1
Dedak Beras pecah
ukuran besar

Polisher 2 dan Mesh


Dedak
Rice grader Menir dan
beras pecah
Beras

Penimbangan
Menir dan
beras pecah
ukuran kecil

Pengemasan

Karung Beras Keterangan :


Penyusunan : Arah proses
karung beras : Hasil samping

Selesai

Gambar 17. Diagrarm alir proses pemecahan kulit hingga pengemasan

21 
 
 
Penampung
 
Pekerja gabah
   

Tumpukan Paddy
karung Pekerja
Husker 1 cleaner
gabah  

Husker 2

Pekerja
 
Paddy
separator
tipe mesh

Pekerja
  Polisher 1

 
Polisher 2
 

Tumpukan
Pekerja Timbangan
karung
beras   Rice grader

Pekerja
 

Keterangan :

 
: Elevator

: Arah proses

22 
 
Gambar 18. Tata letak proses pemecahan kulit dan penyosohan di penggilingan besar
Daerah sekitar Rice Husker memiliki intensitas debu halus cukup besar dikarenakan lubang
pemasukan pipa pembuangan sisa pemecahan kulit kedalam penampung terlalu besar sehingga debu
dapat keluar pada saat proses pemecahan kulit berlangsung. Debu juga dapat beterbangan di udara
karena adanya benturan sesama bulir padi ataupun adanya benturan antara padi dengan dasar inlet
huller rice. Debu yang terhirup oleh pekerja dapat menyebabkan gangguan pada fungsi paru dan
kemungkinan mengidap penyakit menular ISPA (infeksi saluran pernafasan atas). Debu yang
dihasilkan dari proses pemecahan kulit padi perlu dihilangkan untuk menghindarkan tenaga kerja dari
penurunan fungsi paru. Salah satu cara untuk menurunkan debu adalah menggunakan wet scrubber.
Suatu scrubber berbentuk silender dengan tinggi 70 cm dan diameter 5 cm yang di dalamnya
ditambahkan media berpori dan penyemprotan embun air dapat menurunkan partikel yang berbentuk
aerosol (Ciborowski dan Hulewich, 1970). Partikel kecil yang berbentuk powder telah berhasil
diturunkan dalam udara dengan menggunakan air yang disemprotkan melalui nozzle (Rambali, 2002).
Cara yang lain juga dapat dilakukan dengan mengisolasi ruangan penampung sisa pemecahan kulit
dengan ruangan penggilingan. Pekerja sebaiknya menggunakan masker khusus yang dapat menyaring
debu dan tidak mempersulit bernafas.
Ruangan pemecahan kulit beralaskan keramik dan semen yang selalu terasa getaran pada saat
proses berlangsung. Getaran tersebut berasal dari getaran yang dihasilkan mesin terutama engine
berbahan bakar solar sebagai sumber tenaga penggerak utama mesin penggilingan. Menurut
Wignjosoebroto (2003) ruangan yang selalu bergetar dirasa kurang baik karena dapat menghilangkan
konsentrasi pekerjanya bila terlalu lama berada di ruangan tersebut. Getaran yang dirasakan pekerja
dalam jangka waktu yang lama tersebut mengakibatkan tubuh pekerja merasa selalu bergetar. Untuk
mengurangi getaran sebaiknya engine dan bagian transmisi diberi dudukan (engine mounting)
menggunakan material elastis yang dapat meredam getaran.

4.2 ANALISIS GERAKAN DAN WAKTU

Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaiannya
berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan guna
memilih alternatif metoda kerja yang terbaik, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik
pengukuran kerja. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk
menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan.
Definisi Pekerjaan
Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengukuran waktu kerja adalah dengan
teknik micromotion study. Metode ini baik sekali diaplikasikan untuk meneliti siklus operasi kerja
yang pendek, berlangsung secara berulang-ulang dan dilaksanakan secara manual. Menurut
Wignjosoebroto (2003) aktivitas pengukuran kerja ini memiliki kriteria-kriteria pekerjaan yang harus
dipenuhi, yaitu :
a. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan uniform.
b. Isi atau macam pekerjaan itu harus homogen.
c. Hasil kerja (output) harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik secara
keseluruhan ataupun untuk tiap-tiap elemen kerja yang berlangsung.
d. Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga akan
memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya.
Sesuai dengan batasan masalah yang diuraikan di depan, bahwa proses penggilingan padi
merupakan proses yang terdiri dari proses penjemuran yang diawali dari pengangkutan karung gabah
hingga pembalikan gabah, proses pemecahan kulit yang diawali dengan penuangan gabah dari karung

23 
 
kedalam kotak penampung hingga pemasukan gabah pecah kulit ke elevator, proses penyosohan dan
proses pengemasan yang diawali dengan mengisi karung hingga penyusunan karung beras. Pekerjaan
pada penggilingan padi 100% dilakukan oleh pekerja pria karena mayoritas pekerjannya
membutuhkan tenaga yang sangat besar seperti mengangkat karung gabah yang berat dan pembalikan
tanah di lantai jemur yang membutuhkan fisik kuat karena sengatan panas matahari. Output pada
pekerjaan proses penjemuran gabah berupa sistem berat dalam kilogram, yaitu banyaknya gabah
dalam kilogram gabah yang dikerjakan dalam waktu satu jam. Output pada pekerjaan yang dilakukan
dalam proses pemecahan kulit, penyosohan dan pengemasan berupa sistem berat dalam kilogram,
yaitu banyaknya beras yang diproduksi dalam waktu satu jam. Untuk kontinuitas pekerjaan pada
proses penjemuran gabah dilakukan setiap hari jika cuaca panas dan tidak hujan dilakukan setiap hari
atau senin sampai minggu dari pukul 08.00-17.00 WIB selama terdapat gabah basah. Kontinuitas pada
proses pemecah kulit hingga pengemasan juga dilakukan setiap hari selama terdapat stok gabah kering
giling. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pada proses penggilingan padi
dan layak untuk dilakukan aktivitas pengukuran kerja.

4.2.1 Pembagian Operasi Menjadi Elemen-Elemen Kerja


Mengukur waktu kerja sekaligus dari saat awal persiapan sampai akhir pekerjaan tersebut
selesai dilakukan adalah satu hal yang tidak bisa dibenarkan (Wignjosoebroto, 2003). Dalam
pelaksanaan pengukuran kerja, umumnya yang dilakukan terlebih dahulu adalah membagi operasi
menjadi elemen-elemen kerja. Berdasarkan 17 gerakan dasar yang telah diuraikan oleh Gilbreth, maka
satu operasi preparasi tepung dan pengemasan dapat diuraikan menjadi beberapa segmen gerakan
yang diberi nama sesuai elemen gerak yang terjadi. Segmen-segmen tersebut antara lain :

1. Mencari (Search)
Mencari (Sh) adalah elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu obyek.
Gerakan ini dilakukan oleh mata. Gerakan dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan
berakhir bila obyek tersebut sudah ditemukan. Berdasarkan definisi gerakan ini, pada proses
pemecahan kulit dimana pekerja memotong tali karung menggunakan pisau sebelum diangkat untuk
dimasukan kedalam husker. Gerakan ini dimulai ketika mata pekerja bergerak mencari pisau untuk
sampai pekerja menemukan letak pisau yang akan digunakan untuk memotong tali pada karung gabah.
Setelah memotong tali pekerja sering meletakkan pisau pada sembarang tempat karena memerlukan
kedua tangannya untuk membantu pekerja lain mengangkat karung. Gerakan ini termasuk gerakan
yang tidak efektif yang perlu dihilangkan, pekerja menghabiskan waktu untuk mencari dimana
terakhir kali ia menaruh pisaunya. Gerakan menjangkau pisau dapat dihilangkan dengan cara
menancapkan pisau pada karung selanjutnya yang akan dipotong talinya. Gerakan tidak efektif ini
juga dapat dihilangkan dengan membuat wadah khusus untuk menaruh pisau yang dapat diikatkan
pada pinggang sehingga mencegah pekerja untuk menaruh pisau disembarang tempat dan
mempercepat kegiatan kerja pada proses pemecahan kulit. Gerakan mencari pisau juga terjadi pada
proses penjemuran gabah saat pekerja memotong tali karung sebelum ditumpahkan ke lantai jemur.

2. Menjangkau (Transport Empty) dan Memegang (Grasp)


Menjangkau (TE) adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan
mendekati maupun menjauhi objek, sedangkan memegang (G) sendiri didefinisikan sebagai gerakan
tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan pada suatu objek yang dikehendaki dalam
suatu operasi kerja. Berdasarkan definisi tersebut, dalam elemen penjahitan karung pada proses
pengemasan gerakan dimulai pada saat pekerja menggerakan tangannya menuju alat jahit, sampai

24 
 
menutup jari-jari tangan setelah memegang alat tersebut. Kedua elemen gerak ini dilakukan oleh
tangan kanan sedangkan tangan kiri dalam keadaan hold hingga tangan kanan selesai menjahit karung.
Gerakan tangan kanan termasuk kedalam gerakan efektif karena menjangkau alat (transport empty)
dan memegangnya untuk digunakan.
Dalam elemen persiapan karung pada proses pengemasan gerakan ini dimulai pada saat pekerja
mulai menggerakan tangannya menuju karung beras yang akan dibuka sampai pekerja memegang
karungnya dan menutup jari-jari tangan. Gerakan menjangkau dan memegang karung ini dilakukan
oleh tangan kanan. Gerakan ini dirasa kurang baik karena pekerja harus membungkuk untuk
menjangkau karung yang terlalu rendah. Hal ini dirasa kurang baik karena dapat memperlambat waktu
dan mempercepat kelelahan pekerja. Karung yang dipersiapkan untuk proses pengemasan sebaiknya
ditempatkan lebih tinggi sehingga pekerja tidak perlu sampai membungkuk untuk menjangkau karung.
Pada elemen mengambil karung karung di tempat penyimpanan karung pada proses
penjemuran gabah, gerakan dimulai pada saat pekerja berjalan kearah tempat penyimpanan sampai
pekerja memegang karung beras yang akan diangkat. Gerakan dirasa kurang efektif karena perjalanan
dari lantai jemur ke tempat penyimpanan gabah cukup jauh sedangkan pekerja hanya dapat
menangkut satu karung tiap siklus. Hal tersebut mengakibatkan pekerja harus bolak-balik mengambil
karung gabah ditempat penyimpanan dan akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Sebaiknya
digunakan alat bantu seperti kereta dorong atau gerobak untuk mengangkut karung gabah dalam
jumlah yang lebih banyak dalam satu siklus.

3. Membawa dengan beban (Transport Loaded)


Membawa dengan beban (TL) merupakan gerak perpindahan tangan, hanya saja tangan yang
berpindah ini bergerak dalam kondisi membawa beban (obyek). Gerakan ini dimulai dan diakhiri pada
saat yang sama dengan elemen gerakan menjangkau hanya saja tangan yang menjangkau ini dalam
kondisi membawa beban. Berdasarkan definisi ini pada elemen memotong tali pada proses
penjemuran, gerakan dimulai ketika pekerja membawa pisau ke karung gabah dilantai jemur dan
berakhir ketika memakai pisau tersebut. Gerakan dilakukan oleh tangan kanan sedangkan tangan kiri
digunakan untuk memegang (hold) tutup karung. Kedua gerakan ini merupakan gerakan efektif dan
waktu rata-rata adalah 5.53 detik. Hal yang dapat memperlambat pekerjaan adalah pekerja harus
selalu pindah dengan berjalan dan membungkuk pada karung berikutnya. Untuk mengurangi
keterlambatan sebaiknya bagian pentutup karung gabah disusun berhadapan sehingga pekerja dapat
memotong dua tali penutup karung sekaligus dalam satu kali jalan dan membungkuk.
Pada elemen mengangkut karung di proses pemecahan kulit gerakan ini dimulai ketika pekerja
membawa karung gabah yang sudah dibuka ke mulut kotak penampung gabah kering giling dan
berakhir ketika melepas karung tersebut. Gerakan ini dilakukan oleh kedua tangan pekerja dan
merupakan gerakan efektif. Waktu rata-rata untuk mengangkut karung gabah ke kotak penampung
gabah kering giling adalah 8.04 detik. Hal yang dapat memperlambat pekerja dalam membawa karung
gabah ialah stamina dari pekerja itu sendiri karena berat dari karung gabah mencapai 50-70 kg.
Disarankan agar kondisi tubuh dari pekerja harus dijaga dengan asupan kalori yang sesuai dengan
pekerjaan. Pengangkutan karung pada proses pemecahan kulit dapat dilihat pada Gambar 19.

25 
 
Gambar 19. Pengangkutan karung pada proses pemecahan kulit

Pada elemen kerja mengangkut karung gabah pada proses penjemuran, gerakan ini dimulai
ketika pekerja membawa karung gabah basah ke lantai jemur dan berakhir ketika menjatuhkan
(melepas) karung tersebut. Gerakan yang dilakukan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri serta
pundak sebagai penopang dan merupakan gerakan efektif. Waktu rata-rata yang diperoleh pada
elemen kerja mengangkut karung gabah basah adalah 27.21 detik. Berat karung gabah dapat
dikategorikan sangat berat karena memiliki berat berikisar 50-70 kg sehingga perlu tenaga yang besar
dan mempercepat kelelahan pekerja. Hal tersebut dirasa kurang baik karena setelah pekerja selesai
meletakkan karung gabah pada lantai jemur, pekerja harus kembali mengambil karung gabah yang
lain sedangkan jarak lokasi peletakkan karung gabah dilantai jemur juga semakin jauh. Hal ini dapat
diperbaiki dengan menggunakan peralatan handling seperti kereta dorong. Kereta dorong disini dapat
membantu pekerja untuk membawa karung sekaligus sehingga pekerja tidak perlu bolak-balik untuk
mengambil karung dan membawanya pada lantai jemur.

4. Memegang untuk memakai (Hold)


Gerakan ini terjadi saat tangan yang satu melakukan gerak kerja memegang dan mengontrol
obyek sedangkan tangan yang lain melakukan kerja terhadap obyek tersebut. Gerakan ini dimulai pada
saat satu tangan memegang dan memakai (mengendalikan) obyek dan berakhir ketika tangan yang
lainnya selesai melakukan kerja terhadap obyek tersebut. Berdasarkan definisi ini pada elemen
mengikat tali pada proses penjemuran dimulai ketika tangan kiri pekerja memegang bukaan karung
sementara tangan kanan mulai menjahit bukaan karung, gerakan ini berakhir ketika pekerja selesai
menjahit dan mengikat karung. Gerakan ini dilakukan oleh kedua tangan pekerja dan merupakan
gerakan efektif. Waktu rata-rata memegang untuk memakai pada elemen pengikatan karung adalah
20.84 detik. Hal yang dapat memperlambat waktu adalah jika tali yang digunakan kurang panjang
untuk mengikat karung sehingga proses pengikatan diulang kembali dengan tali yang baru.
Gerakan ini juga terjadi pada elemen menjahit karung pada proses pengemesan, gerakan
diawali pada saat tangan kiri memegang bukaan karung dan tangan kanan menjangkau alat jahit untuk
memegang dan mengunakkanya hingga selesai menjahit. Gerakan hold pada tangan kiri dapat dilhat
pada Gambar 20.

26 
 
Gambar 20. Contoh gerakan hold pada elemen penjahitan di proses pengemasan

5. Melepas (Release)
Elemen gerakan melepas (RL) terjadi pada saat tangan operator melepaskan kembali obyek
yang dipegang sebelumnya. Gerakan ini diawali saat jari-jari tangan membuka lepas dari obyek yang
dibawa dan berakhir ketika semua jari sudah tidak menyentuh obyek lagi. Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa pada elemen pengangkutan karung pada proses pemecahan kulit dimulai ketika
pekerja melepas karung untuk ditumpuk dekat kotak penampung gabah dan berakhir ketika pekerja
tidak lagi menyentuh karung. Gerakan dilakukan oleh kedua tangan pekerja dan merupakan gerakan
efektif. Hal yang dapat memperlambat waktu adalah jika tumpukan karung yang sudah tinggi
mengakibatkan pekerja kesulitan menumpuk karung yang memiliki beban sangat berat sehingga
mempercepat kelelahan pekerja.
Pada elemen penjahitan pada proses pengemasan, gerakan dimulai ketika pekerja melepas alat
jahit yang diletakkan pada meja dan berakhir ketika pekerja sudah tisak menyentuh alat jahitnya.
Gerakan ini dilakukan oleh tangan kanan dan merupakan gerkan efektif. Hal yang dapat
memperlambat gerakan pekerja adalah ketika pekerja meletakkan alat jahit pada meja yang terbuat
dari bahan kayu sehingga peletakkan alat jahit harus hati-hati agar alat jahit tidak terbentur keras. Alas
meja berupa kayu sebaiknya ditambahkan bahan yang lebih lunak atau menggunakan tempat
penggantung alat penjahit sehingga pekerja tidak perlu menghabiskan waktu untuk meletakkan alat
jahit secara hati-hati.

6. Mengarahkan (Position)
Mengarahkan (P) adalah gerakan yang menempatkan obyek pada lokasi yang dituju secara
tepat. Gerakan ini biasanya didahului oleh elemen gerakan (move) dan diikuti oleh gerakan merakit
(assembling) atau melepas (release). Gerakan dimulai sejak tangan memegang/mengontrol obyek
tersebut ke arah lokasi yang dituju dan berakhir pada saat gerakan berakhir atau melepas/memakai
dimulai. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa pada elemen menuang wadah berisi gabah pecah
kulit pada proses pemecahan kulit yang dimulai ketika pekerja mengarahkan wadah gabah kedalam
hopper mesin husker dan berakhir ketika tangan pekerja melepas wadah gabah. Gerakan yang
dilakukan ini merupakan gerakan tidak efektif. Hal tersebut seharusnya dapat dihilangkan dari proses
pemecahan kulit.
Pada elemen penjahitan tali pada karung gabah dalam proses penjemuran, gerakan ini dimulai
ketika pekerja mengarahkan tali pada lubang jarum dan berakhir ketika jarum sudah menembus
karung. Gerakan yang dilakukan ini merupakan gerakan tidak efektif. Gerakan ini sebaiknya
dihilangkan dari proses penjahitan tali pada karung gabah.

27 
 
Pada elemen memasukkan gabah kedalam hopper mesin husker di proses pemecahan kulit
pada penggilingan skala kecil Lokasi A, gerakan dimulai ketika pekerja memegang karung berisi
gabah untuk diangkat menuju hopper mesin husker dan berakhir setelah gabah sudah mulai tertuang
kedalam hopper. Hopper pada mesin husker dibuat terlalu tinggi sehingga pekerja memerlukan tenaga
lebih untuk dapat mencapai hopper dengan memanjat terlebih dahulu seperti terlihat pada Gambar 21.
Gerakan ini merupakan gerakan tidak efektif dan dapat memercepat kelelahan pekerja. Hopper pada
mesin husker sebaiknya dimodifikasi mejadi lebih rendah dan mudah dijangkau.

Gambar 21. Letak hopper yang tinggi di penggilingan padi skala kecil Lokasi A

Apabila hopper telah dimodifikasi gerakan ini dapat mempercepat waktu rata-rata yang awalnya 29.06
detik dan juga dapat memperingan beban kerja sehingga waktu standar selama 60.69 detik dapat
berkurang akibat penurunan faktor kelonggaran beban kerja.

7. Memeriksa (Inspect)
Elemen gerakan ini termasuk langkah kerja untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhi
persyaratan kualitas yang ditetapkan. Gerakan kerja dilaksanakan dengan pengecekan secara rutin
oleh operator selama proses kerja berlangsung. Elemen dapat berupa gerakan melihat seperti
memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan benda kerja dan lain-lain aktivitas
yang prinsipnya memeriksa obyek kerja untuk dibandingkan dengan standar yang ada. Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa pada elemen memasang karung pada proses pengemasan, gerakan
dilakukan ketika pekerja memeriksa kualitas beras yang masuk kedalam karung. Gerakan ini
merupakan gerakan tidak efektif sehingga perlu dihilangkan. Pemeriksaan kualitas beras sebaiknya
dilakukan dalam waktu tertentu dengan alat yang lebih teliti seperti kaca pembesar sehingga pekerja
tidak perlu mengambil beras keluaran dari polisher untuk dilihat kualitasnya. Penggunaan teknologi
sensor dapat diaplikasikan untuk mengontrol kualitas dari beras yang diproduksi dengan membedakan
warna dari beras hasil sosoh.

8. Memakai (Use)
Memakai adalah elemen gerakan dimana salah satu atau kedua tangan digunakan untuk
memakai atau mengontrol suatu alat/obyek untuk tujuan tertentu selama kerja berlangsung. Dari
definisi tersebut dapat diketahui bahwa pada elemen pemotongan tali pada proses penjemuran,
gerakan yang dimulai ketika tangan pekerja memotong tali karung gabah dengan menggunakan pisau
dan berakhir ketika karung gabah telah terbuka. Gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan sedangkan

28 
 
tangan kiri digunakan untuk memegang tutupan karung gabah. Gerakan yang dilakukan oleh tangan
kanan untuk memotong tali merupakan gerakan efektif dengan waktu rata-rata adalah 5.53 detik.
Keterlambatan dapat terjadi jika pisau yang digunakan kurang tajam sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk memotong tali. Pisau yang digunakan sebaiknya diasah secara rutin agar
pemotongan tali menjadi lebih cepat.
Pada elemen menuang gabah dari karung pada proses pemecahan kulit, gerakan dimulai ketika
tangan pekerja memegang alat yang berbentuk tanda tanya dengan ujung tajam dan gagang dari kayu
(gancu) untuk menancapkannya pada karung dan berakhir ketika gancu sudah lepas dari karung.
Gerakan ini dilakukan oleh tangan kanan sedangkan tangan kiri memegang karung untuk membantu
menuang karung kedalam kotak penampung gabah. Gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan
merupakan gerakan efektif sedangkan tangan kiri merupakan gerakan yang tidak efektif. Waktu rata-
rata yang diperoleh untuk menuang gabah adalah 4.56 detik tiap karung. Hal yang dapat
memperlambat gerakan pekerja adalah jika tancapan gancu pada karung beras kurang kuat atau gancu
yang kurang tajam mengakibatkan tidak menancapnya gancu pada karung gabah sehingga perlu
diulang kembali.
Pada elemen pembalikan gabah dalam proses penjemuran, gerakan dimulai ketika tangan
pekerja memegang alat garuk dan berakhir ketika pekerja pindah ke baris gabah yang berikutnya.
Gerakan ini dilakukan oleh kedua tangan dan merupakan gerakan yang efektif. Waktu rata-rata tiap
baris adalah 106.74 detik untuk mengumpulkan gabah dan 91.41 detik untuk menyebar gabah. Hal
yang dapat memperlambat kerja adalah jika pembalikan gabah terlalu terburu-buru sehingga
pembalikan tidak merata dan pekerja harus mundur kembali untuk meratakannya kembali.
Pada elemen penjahitan diproses pengemasan, gerakan dimulai pada saat tangan kanan pekerja
memegang alat jahit semi mekanis dan berakhir ketika jari tangan sudah tidak menyentuh alat jahit.
Gerakan ini merupakan gerakan efektif dengan waktu rata-rata 5.08 detik. Hal yang dapat
memperlambat penjahitan adalah apabila benang jahit sudah habis sehingga perlu diganti dengan
benang yang baru. Untuk mengganti benang jahit memperlukan waktu lebih sehingga sebaiknya
digunakan minimal dua buah alat jahit, sehingga pada saat benang pada mesin jahit yang satu sudah
habis langsung menggunakan mesin jahit yang kedua. Mesin jahit yang sudah habis diganti benangnya
oleh pekerja lain yang sedang menanggur.

9. Menganggur (Delay)
Gerakan menganggur yang dimaksud adalah gerakan menganggur yang dilakukan pekerja
selama bekerja. Gerakan ini termasuk ke dalam elemen-elemen kelambatan yang tidak dapat
dihindarkan (UD), kelambatan yang dapat dihindarkan (AD) dan istirahat untuk menghilangkan lelah
(R). Terdapat elemen-elemen kerja yang sering dilakukan oleh pekerja dibagian pemecahan kulit
hingga pengemasan, yaitu menunggu, merokok, menyapu lantai dan mengobrol serta bercanda dengan
pekerja lain.
Pada proses pengemasan, gerakan menganggur terjadi pada akhir siklus yaitu pada saat pekerja
selesai mengangkat karung untuk disusun pada lokasi penyimpanan. Pekerja pada saat tersebut
berdiam diri karena menunggu karung beras yang belum terisi penuh sehingga tidak ada yang dapat
dilakukan pekerja selain menunggu. Pekerja rata-rata menunggu selama 19.08 detik terlebih dahulu
sebelum dapat lanjut ke silkus berikutnya. Pada saat menunggu pekerja mengisi waktu dengan
menyapu kotoran dilantai dan membersihkan beras yang tercecer.
Pada proses pemasukkan gabah keluaran dari paddy separator, pekerja menunggu tumpukan
curah keluaran dari paddy separator hingga cukup tinggi sebelum dimasukkan kedalam elevator. Pada
proses ini, pekerja meunggu rata-rata selama 10.54 detik sebelum masuk ke siklus kerja berikutnya.

29 
 
Dalam waktu menunggu pekerja terkadang menyapu dan membersihkan kotoran gabah yang tercecer
dilantai.
Pada proses pemecahan kulit, pekerja di husker 2 berdiam diri yang sangat lama dibandingkan
kerjanya sendiri. Pada proses ini pekerja menunggu wadah penampung keluaran dari paddy separator
penuh dengan rata-rata waktu selama 71.05 detik/siklus sedangkan elemen kerja yang terdiri dari
menukar, mengangkat dan menuang wadah total hanya selama 8.14 detik/siklus.
Pada proses penyosohan pada penggilingan padi skala kecil Lokasi A, keterlambatan terjadi
pada saat pekerja berdiam diri menunggu polisher untuk dapat dituang kembali. Polisher pada proses
ini memiliki kapasitas yang sudah menurun sehingga penuangan gabah pecah kulit dari mesin husker
tidak dapat dilakukan secara kontinyu. Keterlambatan yang terjadi ini mengakibatkan menumpuknya
wadah-wadah berisi gabah pecah kulit dari mesin husker karena tidak dapat langsung diproses.

4.2.2 Waktu Normal dan Waktu Baku


Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan oleh pekerja untuk melakukan gerakan dalam
pekerjaannya. Waktu normal pada proses penggilingan padi skala kecil di penggilingan Lokasi A
dapat dilihat pada Tabel 5, 6 dan 7, untuk proses penggilingan padi skala kecil di penggilingan padi
Lokasi B dapat dilihat pada Tabel 8, 9 dan 10, sedangkan untuk penggilingan padi skala besar di
penggilingan PDS, Subang dapat dilihat pada Tabel 11, 12, 13 dan 14.
Seorang operator dianggap bekerja secara wajar jika seorang operator yang dianggap
berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja
yang ditetapkan dan menunjukkan dalam menjalankan pekerjaannya. Teknik yang dipakai dalam
penelitian ini adalah dengan cara Westinghouse. Waktu siklus rata-rata yang telah didapatkan harus
melewati 2 faktor pertimbangan terlebih dahulu, yaitu faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran.
Waktu baku didapat dari waktu siklus ditambah dengan faktor penyesuaian dan faktor
kelonggaran. Faktor penyesuaian dan kelonggaran ini didapat dari penilaian yang dilakukan melalui
pengamatan. Nilai-nilai penyesuaian dan kelonggaran ini dikalikan dengan waktu normal yang ada
yang kemudian menjadi faktor penyesuaian dan kelonggaran yang akan ditambahkan dengan waktu
normal.
Waktu baku yang ditetapkan dapat berfungsi sebagai perencanaan jumlah pekerja yang harus
dipekerjakan pada bagian atau proses-proses tertentu agar produktivitas perusahaan meningkat. Hal ini
diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih pada perusahaan karena semua sumber daya manusia
dialokasikan ke tempat-tempat yang tepat dan melakukan kegiatan kerja yang efektif.

1. Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian ini terdiri dari 4 faktor yang menyebabkan kewajaran atau ketidakwajaran
dalam bekerja, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Keterampilan atau skill
didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Nilai-nilai penyesuaian dapat
dilihat pada Tabel 4. Tiap elemen kerja memiliki nilai penyesuaian tersendiri tergantung dari pekerja
terhadap elemen yang ia kerjakan. Faktor penyesuaian pada tiap elemen dapat dilihat pada lampiran 1-
14.

30 
 
Tabel 4. Nilai Penyesuaian

Ketrampilan Usaha
Superskill A1 0.15 Superskill A1 0.13
A2 0.13 A2 0.12
Excellent B1 0.11 Excellent B1 0.1
B2 0.08 B2 0.8
Good C1 0.06 Good C1 0.05
C2 0.03 C2 0.02
Average D 0 Average D 0
Fair E1 -0.05 Fair E1 -0.04
E2 -0.1 E2 -0.08
Poor F1 -0.16 Poor F1 -0.12
F2 -0.22 F2 -0.17

Konsistensi Kondisi Kerja


Perfect A 0.04 Ideal A 0.06
Excellently B 0.03 Excellently B 0.04
Good C 0.01 Good C 0.02
Average D 0 Average D 0
Fair E -0.02 Fair E -0.03
Poor F -0.04 Poor F -0.07
Sumber : Metode Westinghouse pada Nurmianto, Eko (2004)

2. Faktor Kelonggaran
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatigue,
dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Definisi dari masing-masing faktor dapat
dilihat pada Lampiran 15.
Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pribadi yang diberikan adalah sebesar 5% untuk wanita
dan 2% untuk pria, besarnya kelonggaran ini diberikan karena operator bekerja secara terus menerus
selama ± 8 jam tanpa istirahat resmi. Faktor kelonggaran untuk rasa fatigue dilihat dari beberapa
faktor yang berpengaruh. Faktor yang berpengaruh adalah tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja,
gerakan kerja, kelelahan mata, temperatur, keadaan atmosfer dan keadaan lingkungan. Faktor
kelonggaran waktu dan hambatan-hambatan yang tak terhindarkan diberikan nilai sebesar 5%.
Dari perhitungan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran sebelummnya, didapatkan bahwa
waktu standar pada proses penjemuran, pemecahan kulit, dan penyosohan pada penggilingan kecil
dapat dilihat pada Tabel 5, 6 dan 7 untuk penggilingan Lokasi A dan Tabel 8, 9 dan 10 untuk
penggilingan padi Lokasi B. Waktu standar yang diperoleh pada penggilingan padi skala besar di
penggilingan PDS, Subang dapat dilhat di Tabel 11, 12, 13 dan 14.

31 
 
Tabel 5. Waktu standar proses penjemuran di penggilingan kecil Lokasi A
Proses Penjemuran
Rataan Waktu Waktu Waktu
Waktu Rating Normal Standar Standar
Elemen Allowance
Elemen factor Elemen Elemen 100kg GKP
(detik) (detik) (detik) (detik)
Mengangkat
3.76 0.22 4.59 0.76 8.08 13.47
karung ke bahu
Mengangkut dan
13.11 0.15 15.07 0.76 26.53 44.21
meletakan karung
Berjalan
15.26 0.03 15.71 0.26 19.8 33
mengambil karung
Memotong &
23.57 0.03 24.28 0.32 32.05 53.41
melepas tali
Berjalan ke karung
5.14 0.03 5.28 0.26 6.66 11.09
berikutnya
Menuang gabah 15.7 0.09 17.11 0.36 23.27 38.79
Mengumpul gabah 20.61 0.09 22.46 0.39 31.22 33.31
Menyebar gabah 18.80 0.09 20.50 0.4 28.61 30.61
TOTAL 125 176.22 257.89

Pada proses penjemuran di penggilingan padi Lokasi A pada elemen kegiatan pembalikan
gabah yang terdiri dari mengumpulkan gabah dan menyebar gabah, masing-masing dilakukan
sebanyak 3 kali setiap hari sehingga total waktu standar adalah 99.93 detik/100 kg gabah untuk
mengumpul gabah dan 91.83 detik/100 kg gabah untuk menyebar gabah. Total waktu standar untuk
proses penjemuran adalah 385.73 detik/100 kg gabah.

Tabel 6. Waktu standar proses pemechan kulit di penggilingan kecil Lokasi A


Proses Pemecahan kulit
Waktu
Rataan Waktu Waktu
Standar
Waktu Rating Normal Standar
Elemen Allowance 100kg
Elemen factor Elemen Elemen
beras
(detik) (detik) (detik)
(detik)
Mengambil karung dan
membuka tali pada 32.56 0.08 35.16 0.66 58.37 137.02
karung
Mengangkat dan
29.06 0.16 33.71 0.8 60.69 142.45
menuang gabah
Memasukan hasil gilang
dari wadah kecil kedalam 16.76 0.03 17.27 0.33 22.96 53.91
karung
Mengatur dan mengganti
wadah penampung hasil 13.71 0.07 14.67 0.33 19.51 45.79
giling
TOTAL 100.81 161.53 379.17

32 
 
Tabel 7. Waktu standar proses penyosohan di penggilingan Lokasi A
Proses Penyosohan
Waktu
Rataan Waktu Waktu
Standar
Waktu Rating Normal Standar
Elemen Allowance 100kg
Elemen factor Elemen Elemen
beras
(detik) (detik) (detik)
(detik)
Mengangkat dan
9.8 0.02 10 0.43 14.3 429.37
menuang gabah
Memasukkan
beras kedalam 17.37 -0.09 15.81 0.32 20.87 626.65
karung
TOTAL 25.81 35.17 1056.02

Tabel 8. Waktu standar proses penjemuran gabah di penggilingan Lokasi B


Proses Penjemuran
Waktu
Rataan Waktu Waktu
Standar
Waktu Rating Normal Standar
Elemen Allowance 100kg
Elemen factor Elemen Elemen
GKP
(detik) (detik) (detik)
(detik)
Mengangkat
3.85 0.01 3.88 0.76 6.83 13.67
karung ke bahu
Mengangkut dan
20.06 -0.12 17.66 0.76 31.08 62.15
meletakan karung
Berjalan
20.07 0.01 20.27 0.26 25.54 51.08
mengambil karung
Memotong &
32.58 -0.22 25.42 0.32 33.55 67.10
melepas tali
Berjalan ke karung
2.95 0.01 2.97 0.26 3.75 7.50
berikutnya
Menuang gabah 20.93 -0.37 13.18 0.36 17.93 35.86
Mengumpul gabah 24.91 0.08 34.63 0.39 48.13 72.19
Menyebar gabah 22.88 0.08 24.71 0.4 34.60 51.89
TOTAL 142.72 201.41 361.44

Pada proses penjemuran di penggilingan padi Lokasi B pada elemen kegiatan pembalikan
gabah yang terdiri dari mengumpulkan gabah dan menyebar gabah, masing-masing dilakukan
sebanyak 3 kali setiap hari sehingga total waktu standar adalah 216.57 detik/100 kg gabah untuk
mengumpul gabah dan 155.67 detik/100 kg gabah untuk menyebar gabah. Total waktu standar untuk
proses penjemuran adalah 609.6 detik/100 kg gabah.

33 
 
Tabel 9. Waktu standar proses pemecahan kulit di penggilingan Lokasi B
Proses Pemecahan kulit
Rataan Waktu Waktu Waktu
Waktu Rating Normal Standar Standar
Elemen Allowance
Elemen factor Elemen Elemen 100kg beras
(detik) (detik) (detik) (detik)
Memasukkan gabah 7.11 0.13 8.03 0.43 11.48 183.73
Menukar wadah 5.07 0.07 11.48 0.31 7.10 113.62
TOTAL 19.51 18.58 297.35

Tabel 10. Waktu standar proses penyosohan gabah giling di penggilingan Lokasi B
Proses Penyosohan
Waktu
Rataan Waktu Waktu
Standar
Waktu Rating Normal Standar
Elemen Allowance 100kg
Elemen factor Elemen Elemen
beras
(detik) (detik) (detik)
(detik)
Mengangkat wadah ke hopper 7.69 0.06 8.16 0.43 12.98 199.62
Memasukkan beras ke karung 11.10 0.01 11.21 0.31 199.62 225.89
TOTAL 19.37 212.6 425.51

Tabel 11. Waktu standar proses penjemuran di penggilingan besar PDS


Proses Penjemuran
Rataan Waktu Waktu Waktu
Waktu Rating Normal Standar Standar
Elemen Allowance
Elemen factor Elemen Elemen 100kg beras
(detik) (detik) (detik) (detik)
Mengangkat karung 2.63 0.12 2.94 0.66 4.89 6.98
Menangkut karung 27.21 0.06 29.84 0.66 47.87 68.39
Mengambil karung 28.09 -0.08 47.87 0.16 29.98 42.82
Membuka tali 5.53 0.12 6.2 0.22 7.56 10.80
Jalan ke karung 3.52 -0.04 3.38 0.2 4.06 5.80
Menumpahkan gabah 5.11 0.09 5.57 0.38 7.68 10.97
Jalan ke karung 3.78 -0.08 3.48 0.16 4.03 5.76
Meratakan gabah 73.88 0.12 82.74 0.3 107.57 12.81
Mengumpulkan gabah 106.74 0.12 119.55 0.59 190.09 22.63
Menyebar gabah 91.412 0.11 101.47 0.57 159.30 18.96
Menyiapkan karung 20.84 0.05 11.82 0.39 16.43 23.47
Memasukkan gabah ke karung 20.84 0.09 33.28 0.48 49.25 70.36
Mempersiapkan tali dan jarum 20.84 0.04 8.66 0.4 12.12 17.32
Menjahit karung 20.84 0.1 22.92 0.4 32.09 45.84
TOTAL 479.72 672.92 335.7

34 
 
Pada proses penjemuran di penggilingan padi PDS pada elemen kegiatan pembalikan gabah
yang terdiri dari mengumpulkan gabah dan menyebar gabah, masing-masing dilakukan sebanyak 3
kali setiap hari sehingga total waktu standar adalah 67.89 detik/100 kg gabah untuk mengumpul
gabah dan 56.88 detik/100 kg gabah untuk menyebar gabah. Total waktu standar untuk proses
penjemuran adalah 418.88 detik/100 kg gabah.
Jika disamakan dengan kegiatan yang dilakukan pada penggilingan kecil atau tidak ada
kegiatan akhir atau hanya dari kegiatan mengangkat karung hingga menyebar gabah (tanpa perataan)
maka total waktu standar adalah 193.11 detik/100 kg gabah.

Tabel 12. Waktu standar proses pemecahan kulit di penggilingan besar PDS
Proses Pemecahan kulit
Waktu
Rataan Waktu Waktu
Standar
Waktu Rating Normal Standar
Elemen Allowance 100kg
Elemen factor Elemen Elemen
beras
(detik) (detik) (detik)
(detik)
Mengangkat
2.75 0.12 3.08 0.92 5.92 24.33
karung
Mengangkut
8.04 0.09 8.76 0.92 16.83 69.16
karung
Menuang gabah
4.40 0.13 5.15 0.62 8.06 33.13
dari karung
Menukar wadah 2.37 0.09 2.58 0.49 3.85 12.70
Mengangkat 2.31 0 2.31 0.61 3.73 12.31
Menuang 3.46 0 3.46 0.52 5.26 17.73
TOTAL 25.34 43.65 169.36

Tabel 13. Waktu standar proses penyosohan di penggilingan besar PDS


Proses Penyosohan
Waktu
Rataan Waktu Waktu
Standar
Waktu Rating Normal Standar
Elemen Allowance 100kg
Elemen factor Elemen Elemen
beras
(detik) (detik) (detik)
(detik)
Mengumpulkan
21.15 0.02 21.58 0.58 34.09 169.52
gabah
Memasukkan
12.25 -0.01 12.13 0.58 19.16 95.28
gabah
Memasang karung 7.1 -0.02 6.96 0.5 10.44 41.75
TOTAL 40.67 63.69 306.55

35 
 
Tabel 14. Waktu standar proses pengemasan di penggilingan besar PDS
Proses Pengemasan
Waktu
Rataan Waktu Waktu
Standar
Waktu Rating Normal Standar
Elemen Allowance 100kg
Elemen factor Elemen Elemen
beras
(detik) (detik) (detik)
(detik)
Mengangkat
3.34 0.05 3.5 0.7 5.95 23.82
karung
Menimbang beras 10.43 0.08 11.27 0.5 16.9 67.62
Melipat karung 4.35 0.09 4.74 0.48 7.01 28.05
Menjahit karung 5.08 0.16 5.9 0.52 8.96 35.85
Menyusun karung 7.94 0.08 8.58 0.79 15.35 61.41
Mengambil karung 8.56 -0.08 7.88 0.4 11.03 44.12
TOTAL 41.87 65.2 260.86

Pada penggilingan padi skala kecil di penggilingan Lokasi A didapatkan total waktu standar
385.73 detik/100 kg gabah untuk proses penjemuran, 379.17 detik/100 kg gabah kering giling dan
1056.02 detik/100 kg untuk beras pecah kulit untuk proses penyosohan. Pada penggilingan padi skala
kecil di penggilingan Lokasi B didapatkan total waktu standar 609.6 detik/100 kg gabah untuk proses
penjemuran, 297.35 detik/100 kg gabah kering giling dan 425.51 detik/100 kg untuk beras pecah kulit
untuk proses penyosohan.
Penjemuran pada penggilingan Lokasi B membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan penggilingan Lokasi A karena pada penggilingan Lokasi B pekerja pada saat penjemuran awal
adalah dari petani sendiri yang relatif sudah berumur sehingga performa kurang dan lambat. Pada
penggilingan padi Lokasi B memiliki luas lapangan jemur yang lebih luas dibandingkan dengan
penggilingan Lokasi A, namun pada penggilingan Lokasi B gabah dijemur dengan ketebalan yang
lebih tipis sehingga luas lapangan jemur akan lebih luas untuk jumlah gabah yang sama dan waktu
yang dibutuhkan menjadi lebih lama.
Perbedaan pada pemecahan kulit ini sangat mungkin disebabkan oleh kapasitas mesin
penggiling yang berbeda. Pada penggilingan Lokasi A pekerja memasukan gabah dalam jumlah yang
besar sekali tuang atau langsung menuangkan karung gabahnya, sedangkan pada penggilingan padi
Lokasi B pekerja memasukkan gabah dalam jumlah yang sedikit atau menggunakan wadah kecil
karena proses pemecahan kulit pada husker lambat. melakukan pekerjaan yang lebih cepat namun
lebih berat sedangkan pada pekerja di penggilingan Lokasi B terlihat lebih lama menunggu sampai
hopper mesin husker kosong.
Pada proses penyosohan terlihat bahwa total waktu standar pada penggilingan Lokasi A jauh
lebih lama dibandingkan dengan penggilingan Lokasi B karena pada penggilingan Lokasi A terlihat
kapasitas polisher sudah sangat menurun sehingga tumpukan beras pecah kulit hasil dari mesin husker
lebih banyak menunggu untuk dilanjutkan ke proses polishing.
Pada penggilingan skala besar PDS diperoleh total waktu standar yaitu 335.7 detik/100 kg
atau 193.11 detik/100 kg gabah jika kegiatan yang diukur waktunya sama dengan penggilingan kecil
untuk proses penjemuran, 169.36 detik/100kg gabah kering giling, 306.55 detik/100 kg untuk beras
pecah kulit untuk proses penyosohan dan 260.86 detik/100 kg beras untuk pengemasan. Pada proses
penjemuran waktu banyak terbuang pada saat pekerja mengambil karung dari tempat penyimpanan ke

36 
 
lapangan jemur. Jarak antara tempat penyimpanan karung gabah dan lapangan jemur yang luas
mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut lebih lama. Pada proses pemecahan kulit
dan penyosohan, waktu standar penggilingan PDS lebih cepat dibandingkan dengan penggilingan
kecil karena kapasitas mesin yang jauh lebih besar.
Proses penjemuran, pemecahan kulit dan penyosohan pada penggilingan skala besar PDS
memiliki perbedaan yaitu faktor kelonggaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggilingan
kecil terutama pada kondisi lingkungan, atmosfer dan suhu. Faktor kelonggaran kondisi lingkungan
yaitu pada getaran dan kebisingan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggilingan kecil.
Intensitas debu yang dan suhu yang tinggi sangat mempengaruhi faktor kelonggaran atmosfer dan
suhu. Waktu normal yang diperoleh setelah disesuaikan dengan faktor kelonggaran terlihat jauh
meningkat.

4.3 ANALISIS METODE KERJA

Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, diperlukan perancangan sistem kerja yang baik
pula. Suatu sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan
dilakukannya gerakan-gerakan yang ekonomis. Prinsip dari ekonomi gerakan menurut Niebel (1999)
adalah pengetahuan dasar mengenai fisiologi manusia dan menggunakannya sebagai pertimbangan
utama dalam analisis aplikasi suatu metode kerja.
Pada penggilingan Lokasi A Pada mesin husker menempatkan hopper pada sangat tinggi
dibandingkan dengan polisher sehingga harus menaiki tangga dahulu untuk mencapai husker. Hal
tersebut mengakibatkan pekerja membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai hopper dan
pekerja juga membutuhkan tenaga yang lebih besar karena harus menaiki tangga sambil mengangkat
karung gabah. Posisi menaiki tangga sambil mengangkat karung dapat menyebabkan cedera serius
pada sendi-sendi lutut, pergelangan kaki dan paha yang menahan beban yang besar. Sebaiknya mesin
husker dimodifikasi dan diletakkan sejajar dengan lantai agar pekerja tidak perlu menjangkau hopper
yang terlalu tinggi. Karung beras yang diecer menggunakan wadah bervolume lebih kecil juga dapat
mengurangi beban yang ditanggung pekerja.
Pada proses penyosohan, pekerja menuang beras hasil sosoh dari wadah penampung beras
menggunakan sendok beras pada saat wadah belum terisi penuh sehingga tiap sendokan beras tidak
memaksimalkan kapasitas sendok. Sebaiknya pekerja menggunggu wadah terisi penuh dan langsung
menuangkan wadah kedalam karung beras tanpa menggunakan sendok beras. Kapasitas mesin
penyosoh yang tidak sebanding dengan mesin pemecah kulit mengakibatkan tumpukan beras pecah
kulit yang menumpuk dan menunggu untuk diproses ke mesin penyosoh.
Pada proses pemecahan kulit pekerja sering mengganti wadah penampung hasil giling yang
terisi penuh dengan wadah lain yang kosong. Hal tersebut terjadi karena wadah penampung memiliki
kapasitas yang terlalu kecil. Sebaiknya digunakan wadah yang memiliki kapasitas tampung yang lebih
besar agar pergantian wadah penampung tidak terlalu sering. Pada lantai jemur di proses penjemuran
dibutuhkan perhatian lebih mengenai kebersihan gabah. Hewan liar seperti anjing, bebek dan ayam
terlihat dapat bebas masuk ke lantai jemur dan membuang kotoran diatas gabah.
Pada penggilingan Lokasi B kapasitas mesin yang rendah mengakibatkan pekerja hanya dapat
menuang gabah ke mesin husker dalam jumlah yang sedikit dalam sekalio tuang. Pekerja lebih sering
berdiam diri dan menunggu hopper pada mesin husker dapat dituang gabah kembali.
Pada penggilingan skala besar di PDS dalam proses penyosohan, pekerja mengumpulkan
beras pecah kulit keluaran dari paddy separator tipe mesh untuk dimasukkan kedalam elevator.
Pekerja melakukan kegiatan ini dengan posisi tubuh yang membungkuk dalam waktu yang lama
sehingga mengakibatkan rasa sakit pada punggung dan pinggang. Kegiatan ini dilakukan karena

37 
 
keluaran beras pecah kulit dari paddy separator tipe mesh tidak langsung masuk ke elevator karena
desain awal menggunakan paddy separator tipe mekanis yang langsung masuk kedalam elevator.
sedangkan yang digunakan adalah paddy separator tipe mesh. Keluaran dari paddy separator tipe
mesh sebaiknya disambungkan dengan saluran yang langsung masuk kedalam elevator sehingga
kegiatan pada proses penyosohan ini dapat dihilangkan dan pekerja pada kegiatan ini dapat dialihkan
pada kegiatan yang lain.
Pada elemen kegiatan penuangan gabah dari karung ke kotak penampung gabah pada proses
pemecahan kulit, pekerja harus memanjat karung gabah yang ditumpuk agar dapat menuang gabah ke
kotak penampung gabah yang letaknya tinggi. Pekerja yang memanjat dan berdiri diatas tumpukan
karung dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti terlihat pada Gambar 22. Tangga dan tempat
berpijak yang sejajar dengan kotak penampung sebaiknya dibangun untuk menghindari pekerja
memanjat tumpukan karung dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Gambar 22. Pekerja memanjat tumpukan beras

Pekerja pada proses pemecahan kulit di husker 2 hanya melakukan kegiatan menuang dan
mengganti wadah gabah, sedangkan sisa waktunya hanya menunggu wadah terisi penuh. Total rata-
rata waktu siklus kerjanya adalah 8.14 detik dan waktu menunggu adalah 71.05 detik. Terlihat bahwa
waktu menunggu jauh lebih lama dibandingkan dengan waktu kerjanya, oleh karena itu sebaiknya
pekerja pada kegiatan ini digabungkan dengan kegiatan pada proses pemecahan kulit di husker 1.
Pada proses penjemuran pekerja mengambil dan mengangkut karung gabah ke lantai jemur.
Jarak penyimpanan karung gabah dengan lapangan jemur cukup jauh sehingga pekerja banyak
mengabiskan waktu untuk berjalan mengambil karung dan berjalan kembali untuk meletakkan karung
di lantai jemur. Hal tersebut dianggap kurang efisien karena pekerja hanya dapat mengangkut satu
karung sekali jalan, oleh karena itu sebaiknya digunakan kereta dorong atau gerobak agar pekerja
dapat mengangkut karung gabah dalam jumlah yang lebih banyak ke lapangan jemur.

Perbaikan Metode Kerja


Pada penggilingan padi skala kecil Lokasi A memiliki kapasitas giling dan dan sosoh yaitu
sebesar 110 kg beras/jam dengan mesin yang sudah menurun performanya. Kapasitas penggilingan
padi dengan 160 kg beras/jam seharusnya masih belum dapat dikategorikan penggilingan kecil sesuai
dengan standar Budan Pusat Statistik yaitu 0.3-0.7 ton/jam. Gabah pada penggilingan padi Lokasi A
memerlukan 2-3 kali proses pemecahan kulit pada husker yang sama dan polisher memiliki performa
yang sudah menurun. Pada proses penyosohan dari data yang diperoleh total waktu menunggu selama
1540.02 detik/63.3 kg beras atau 2432.89 detik/100 kg beras. Jika diasumsikan kapasitas mesin
sebesar 300 kg/jam atau batas minimum penggilingan kecil, maka waktu menunggu seharusnya dapat
dikurangi dengan membaginya dengan 300/110 kg beras. Waktu menunggu yang awalnya 1540.02
detik/63.3 kg beras dapat berkurang menjadi 564.67 detik/63.3 kg atau 892.06 detik/100 kg beras.
Pengurangan delay pada proses penyosohan dapat mengurangi waktu total sebesar 47.43%.   
Pada penggilingan padi skala kecil Lokasi B memiliki kapasitas giling dan dan sosoh yaitu
sebesar 160 kg beras/jam dengan mesin yang sudah menurun performanya. Kapasitas penggilingan

38 
 
padi Lokasi B juga memiliki kapasitas dibawah standar penggilingan kecil yang minimal sebesar 300
kg beras/jam. Mesin husker pada penggilingan padi Lokasi B memiliki performa yang kurang
sehingga perlu menunggu dalam waktu yang cukup lama untuk menuang kembali gabah kedalam
hopper mesin husker. Pada proses pemecahan kulit pada mesin husker diperoleh data total waktu
menunggu selama 591.66 detik/125 kg beras atau 473.33 detik/100 kg beras. Jika diasumsikan
kapasitas mesin sebesar 300 kg/jam atau batas minimum penggilingan kecil, maka waktu menunggu
seharusnya dapat dikurangi dengan membaginya dengan 300/125 kg beras. Waktu menunggu yang
awalnya 591.66 detik/125 kg beras dapat berkurang menjadi 246.53 detik/125 kg atau 197.22
detik/100 kg beras. Pengurangan delay pada proses pemecahan kulit dapat mengurangi waktu total
sebesar 41.33%.   
Pada penggilingan padi skala besar PDS perbaikan dapat dilakukan dengan menambahkan
saluran dari paddy separator tipe mesh ke dengan menambahkan saluran langsung ke elevator dengan
sehingga tidak diperlukan pekerja untuk mendorong hasil gabah pecah kulit dari paddy separator
kedalam elevator. Pada proses pemecahan kulit di husker 2 pekerja sebaiknya difokuskan pada husker
1 yang memiliki kerja lebih berat karena pekerja pada husker 2 memiliki kerja yang jauh lebih kecil
dibandingkan waktu menunggunya sehingga waktu karena menunggu dapat dikurangi atau
dihilangkan. Perbaikan juga dapat dilakukan pada kondisi lingkungan, atmosfer dan suhu karena dapat
mempengaruhi waktu standar dari proses penggilingan padi. Perbaikan kelonggaran dapat dilihat
dilampiran 15-17 dengan asumsi kondisi lingkungan, atmosfer dan suhu sama seperti pada
penggilingan kecil. Usulan perrbaikan metode kerja dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Tabel Usulan Perbaikan metode kerja di penggilingan besar PDS tiap 100 kg (detik)
T Standar T Standar
Elemen Elemen
Sebelum Setelah
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan
Perbaikan Perbaikan
Mengangkat karung 24.33 Mengangkat karung 22.3
Mengangkut karung 69.16 Mengangkut karung 63.40
Menuang gabah dari Menuang gabah dari
33.13 29.86
karung karung
Menukar wadah 12.70 Menukar wadah 12.28
Mengangkat 12.31 Mengangkat 11.93
Menuang 17.73 Menuang 16.8
Mengumpulkan gabah 169.52 -
Memasukkan gabah 95.28 -
Memasang karung 41.75 Memasang karung 37.29
Mengangkat karung 23.82 Mengangkat karung 21.57
Menimbang beras 67.62 Menimbang beras 60.4
Melipat karung 28.05 Melipat karung 25.02
Menjahit karung 35.85 Menjahit karung 32.08
Menyusun karung 61.41 Menyusun karung 55.92
Mengambil karung 44.12 Mengambil karung 39.07
TOTAL 736.77 427.92

Dari data tersebut diperoleh bahwa usulan perbaikan dapat mengurangi waktu standar dari
736.77 detik/100 kg beras menjadi 427.92 detik/100kg beras atau mengurangi waktu sebesar 308.85
detik/100kg beras.

39 
 
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Pada proses penggilingan padi terdapat beberapa elemen gerakan Therblig di dalamnya,
elemen gerakan Therblig tersebut adalah mencari, memilih, menjangkau dan memegang,
membawa, membawa dengan beban, memegang untuk memakai, mengarahkan, melepas,
menganggur.

2. Waktu standar pada proses penggilingan padi skala kecil Lokasi A adalah 257.89 detik/100
kg GKP untuk proses penjemuran, 379.17 detik/100 kg beras dan 1056.02 detik/100 kg
beras untuk proses penyosohan. Total waktu standar pada penggilingan padi skala kecil
Lokasi A adalah 1693.08 detik/100 kg.

3. Waktu standar pada proses penggilingan padi skala kecil Lokasi B adalah 609.6 detik/100
kg GKP untuk proses penjemuran, 279.35 detik/100 kg beras dan 425.51 detik/100 kg beras
untuk proses penyosohan. Total waktu standar pada penggilingan padi skala kecil Lokasi A
adalah 1314.46 detik/100 kg.

4. Waktu standar pada proses penggilingan padi skala besar PDS adalah 335.7 detik/100 kg
GKP untuk proses penjemuran, 169.36 detik/100 kg beras, 306.55 detik/100 kg beras untuk
proses penyosohan dan 260.86 detik/100 kg beras untuk proses pengemasan. Total waktu
standar pada penggilingan padi skala besar PDS adalah 1072.47 detik/100 kg.

5. Rendahnya produktivitas pada penggilingan padi skala kecil disebabkan oleh tingginya
waktu mengganggur yang merupakan gerakan tidak efektif.

6. Besar kelonggaran yang diberikan pada penggilingan padi skala besar lebih tinggi
dibandingkan penggilingan kecil terutama pada kondisi lingkungan, atmosfer dan suhu.

7. Perbaikan metode kerja secara perhitungan dapat untuk penggilingan padi skala kecil dapat
mengurangi delay selama 892.06 detik/100 kg atau waktu total sebesar 47.43% beras untuk
penggilingan Lokasi A dan 197.22 detik/100 kg beras atau waktu total sebesar 47.43%
41.33% untuk penggilingan Lokasi B.

8. Perbaikan metode dan kondisi kerja pada penggilingan padi skala besar dapat mengurangi
waktu standar sebesar 308.85 detik/100kg beras atau sebesar 41.92%.

5.2 Saran

1. Perlunya peningkatan kapasitas mesin pada penggilingan padi skala kecil agar dapat
mengurangi keterlambatan pada elemen kerja dan meningkatkan efiseiensi kerja.

2. Perbaikan terhadap kondisi lingkungan, atmosfer dan suhu pada lokasi penggilingan padi
skala besar PDS dapat mengurangi faktor kelonggaran yang diberikan pada pekerja.

40 
 
3. Terdapat elemen kerja yang sebaiknya dihilangkan, seperti pada proses pemecahan kulit di
husker 2 pada penggilingan padi skala besar. Elemen kerja pada proses ini sebenarnya tidak
perlu dilakukan jika saluran dari paddy separator tipe mesh langsung masuk kedalam
elevator.

4. Penggunaan alat bantu yang lebih baik dapat mempercepat elemen kerja, seperti pada
pengangkutan karung pada proses penjemuran sebaiknya pekerja diberi alat angkut seperti
kereta dorong atau gerobak agar dapat mengangkut karung dalam jumlah banyak sekali
jalan.

5. Penelitian lebih lanjut diharapkan membahas kaidah-kaidah ergonomi khususnya mengenai


pengaruh getaran, kebisingan dan debu agar pengukuran faktor kelonggaran bisa lebih
akurat.

6. Perbaikan metode kerja didasari oleh asumsi sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut
dengan melakukan simulasi dan pengujian secara langsung agar hasil yang diperoleh riil.

41 
 
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Diah. 2006. Studi Gerak dan Waktu pada Proses Sortasi Udang di PT. Kelola Mina Laut,
Gresik, Jawa Timur [skripsi]. Bogor:Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor
Badan Urusan Logistik. 2007. Pedoman Umum Pengadaan Gabah dan Beras Dalam Negeri Tahun
2007. Divisi Pengadaan Perum Bulog. Jakarta
Barnes, R. M. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement of Work, 7th ed. John Willey
and Sons, New York.
Haris, Abdul. 2011. Penurunan Debu Padi Menggunakan Wet Scrubber.
http://digilib.its.ac.id/detil.php?id=15485&q=wet%20scrubber [Oktober 2011]
Niebel B. W. 1988. Motion and Time Study. Irwin. Homewood, Illinois.
Nurmianto, Eko.2004.Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya.Edisi Kedua.Guna Widya:Surabaya
Prawira, Santi Yudha. 1998. Studi Gerak dan Waktu Pembuatan Kerupuk Putih dan Kerupuk Merah
di Perusahaan Doa Ibu, Darmaga, Bogor [skripsi]. Bogor:Program Sarjana, Institut Pertanian
Bogor
Rachmatia, Novianda. 2010. Penerapan Pelatihan Gl’s Role Dan Toyota Production System Pada Unit
Assembly Shop, Karawang Plant PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia [skripsi].
Bogor:Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor
Rohman, Abdul Malik Hosyiyar. 2008. Studi Gerak Dan Waktu Dengan Analisis Biomekanika Pada
Proses Panen Tebu Di Pg. Bungamayang, Lampung [skripsi]. Bogor:Program Sarjana, Institut
Pertanian Bogor
Ritonga, Arya Widura. 2008. Laporan Praktikum Penggilingan Padi.Bogor: Program Sarjana, Institut
Pertanian Bogor
Sari, Duniantri Wenang. 2009. Hubungan parameter pencemar udara dan dampaknya terhadap
kesehatan. http://www.google.co.id/url?Sa=t&source=web&cd=7&ved=0CD8QFjAG&url=
http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2FFile%3Ffile%3Ddigital%2F125272-S-5625-
Hubungan%2520parameter-Literatur.pdf&ei=BfRBTur7F4KrrAfzkvilBw&usg=
AFQjCNGmn8gVfmKZpFd76-RHqiXYSEmHOw&sig2=1aUJTDkKbdx—GGJieb6A. [10
Agustus 2011]
Sugondo, Suwandi. 2000. Jenis Penggilingan Padi di Indonesia. http://kuliahitukeren.blo
gspot.com/2011/03/jenis-penggilingan-padi-di-indonesia.html [Oktober 2011]
Suismono dan D.S. Damardjati. 2000. Teknologi Produksi Beras Kristal Dan Beras Instan. Majalah
Pangan No. 35/X/Juli 2000. BULOG. Jakarta
Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/laporan-
praktikum-penggilingan-padi/ [Oktober 2011]
Widowati, S. 2001. Pemanfaatan Hasil Samping Penggilingan Padi dalam Menunjang SIstem
Agroindustri di Pedesaan. Buletin AgroBio 4 (1): 33-38. Balai Penelitian Bioteknologi
Tanaman Pangan. Bogor.
Wignjosoebroto, Sritomo.2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu.Edisi Keempat.Guna
Widya:Surabaya

42 
 
LAMPIRAN

43 
 
Lampiran 1. Data waktu pada proses penjemuran di penggilingan padi kecil Lokasi A

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Mengangkat karung ke bahu 2.52 3.22 3.29 3.23 3.03 4.09 4.85 4.83 2.76 3.37
1 2 Mengangkut dan meletakan karung 12.52 11.23 10.7 17.26 18.37 11.51 11.13 8.55 9.60 11.73
1 3 Berjalan mengambil karung 13.72 14.73 14.49 18.12 18.57 13.83 12.75 11.71 11.17 13.66
1 4 Memotong & melepas tali 14.27 37.17 26.13 28.18 23.03 26.43 22.06 22.94 35.70 14.36
1 5 Berjalan ke karung berikutnya 4.27 4.26 5.95 3.67 6.06 3.91 3.25 2.64 4.42 3.08
1 6 Menuang gabah 13.52 13.13 25.75 13.77 22.56 19.35 8.63 17.18 13.22 15.5
1 7 Mengumpul gabah 10.09 11.46 11.81 17.06 17.55 17.75 18.09 19.23 18.57 19.47
1 8 Menyebar gabah 16.74 17.76 17.27 16.32 15.83 15.18 16.24 12.47 10.35 11.21
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan Satuan
1 1 Menangkat karung ke bahu 4.08 4.39 3.48 3.54 3.03 2.91 6.11 4.24 3.45 3.95 3.76 60
1 2 Mengangkut dan meletakan karung 14.18 15.27 12.10 12.33 10.54 10.14 21.25 14.76 11.99 13.73 13.11 60
1 3 Berjalan mengambil karung 16.50 17.77 14.09 14.35 12.26 11.80 24.73 17.18 13.95 15.98 15.26 60
1 4 Memotong & melepas tali 15.76 19.62 25.71 25.81 18.93 31.81 30.59 21.66 20.29 22.72 23.57 60
1 5 Berjalan ke karung berikutnya 5.96 5.18 4.36 4.75 4.64 5.17 4.44 3.87 4.76 4.29 5.13 60
1 6 Menuang gabah 13.52 13.13 25.75 13.77 22.56 19.35 8.63 17.18 13.22 15.5 15.7 60
1 7 Mengumpul gabah 23.98 16.06 23.95 41.59 22.40 27.57 24.78 27.05 22.71 22.19 20.61 93.75
1 8 Menyebar gabah 20.26 21.39 20.84 25.46 24.35 25.98 27.22 20.25 17.24 19.66 18.8 93.75
44 

44 
 
 
Penyesuaian Subyektif
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8
 
Ketrampilan 0.11 0.06 0 0 0 0.03 0.06 0.06
Usaha 0.1 0.08 0 0.02 0 0.06 0.02 0.02
  Kondisi Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsistensi 0.01 0.01 0.03 0.01 0.03 0 0.01 0.01
Jumlah 0.22 0.15 0.03 0.03 0.03 0.09 0.09 0.09
 
Kelonggaran
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8

  Tenaga 0.5 0.5 0 0.06 0 0.1 0.12 0.12


Sikap 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03
Gerakan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03 0.03
  Mata 0 0 0 0 0 0 0 0
Suhu 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Atmosfer 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
 
Lingkungan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Pribadi 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
 
Jumlah 0.76 0.76 0.26 0.32 0.26 0.36 0.39 0.4

Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8
( Wn)Waktu Normal 4.59 15.07 15.71 24.28 5.28 17.11 22.46 20.50
(Ws) Waktu Standar 8.08 26.53 19.80 32.05 6.66 23.27 31.22 28.69
Ws 100kg 13.47 44.21 33.00 53.41 11.09 38.79 33.31 30.61
45 

45 
 
Lampiran 2. Data waktu pada proses pemecahan kulit di penggilingan padi kecil Lokasi A

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Mengambil gabah dalam karung dan membuka tali karung 40.08 43.5 47.87 16.59 19.55 12.04 18.07 14.29 23.56 7.64
1 2 Menangkat dan menuang gabah 20.88 46.7 9.86 15.5 32.47 7.79 79.33 57.11 22.38 51.36
1 3 Memasukkan beras ke karung dengan wadah 41.09 8.16 30.53 7.21 24.86 14.14 13.81 8.96 13.85 18.88
1 4 mengatur dan mengganti wadah penampung beras 24.82 12.54 12.54 6.24 26 13.71 17.71 13.26 14.85 4.78
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Satuan Rataan
1 1 Mengambil gabah dalam karung dan membuka tali karung 28.1 86.17 30.54 74.14 13.48 12.18 75.15 23.09 42.6 kg 32.56
1 2 Menangkat dan menuang gabah 11.86 36.88 13.95 9.93 33.4 27.23 16.33 30.19 42.6 kg 29.06
1 3 Memasukkan beras ke karung dengan wadah 19.93 17.41 11.86 7.79 18.76 8.78 23.09 12.63 42.6 kg 16.76
1 4 mengatur dan mengganti wadah penampung beras 17.7 14.14 8.96 7.8 9.54 9.86 18.78 13.51 42.6 kg 13.71
46 

 
46 
 
Penyesuaian Subyektif
Elemen 1 2 3 4
Ketrampilan 0.03 0.06 0.03 0.06 Elemen 1 2 3 4
Usaha 0.05 0.1 0 0 ( Wn)Waktu Normal 35.16 33.71 17.27 14.67
(Ws) Waktu
Kondisi Kerja 0 0 0 0 Standar 58.37 60.69 22.96 19.51
Konsistensi 0 0 0 0.01 Ws 100kg 137.02 142.45 53.91 45.79
Jumlah 0.08 0.16 0.03 0.07
Kelonggaran
Elemen 1 2 3 4
Tenaga 0.4 0.5 0.07 0.05
Sikap 0.02 0.04 0.02 0.04
Gerakan 0.02 0.04 0.02 0.02
Mata 0 0 0 0
Suhu 0.1 0.1 0.1 0.1
Atmosfer 0.03 0.03 0.03 0.03
Lingkungan 0.02 0.02 0.02 0.02
Pribadi 0.02 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05 0.05
Jumlah 0.66 0.8 0.33 0.33

 
47 

 
47 
 
Lampiran 3. Data waktu pada proses penyosohan di penggilingan padi kecil Lokasi A

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Mengangkat dan menuang gabah 17.11 6.1 18.55 2.93 11.1 7.46 9.82 10.63 3.54 3.49
1 2 Memasukkan beras kedalam karung 19.02 18.96 42.46 36.8 27.47 10.03 14.67 8.42 14.54 10.17
1 3 Menunggu 78.63 86.54 60.62 82.76 98.74 64.76 92.16 86.88 75.89 74.98

Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan Satuan
1 1 Mengangkat dan menuang gabah 4.54 5.7 5.97 6.43 25.72 11.16 6.49 7.51 22 9.80 3.33 kg
1 2 Memasukkan beras kedalam karung 30.19 4.9 10.2 14.58 19.35 10.13 14.92 10.85 12.41 17.37 3.33 kg
1 3 Menunggu 81.87 86.49 67.87 72.31 96.52 79.64 93.76 80.87 78.73 3.33 kg
Penyesuaian Subyektif Kelonggaran
Elemen 1 2 3 Elemen 1 2 3 Elemen 1 2
Ketrampilan 0 -0.05 Tenaga 0.15 0.06 ( Wn)Waktu Normal 10.00 15.81
(Ws) Waktu
Usaha 0.02 0 Sikap 0.02 0.02 Standar 14.30 20.87
Kondisi Kerja 0 0 Gerakan 0.04 0.02 Ws 100kg 429.37 626.65
Konsistensi 0 -0.04 Mata 0 0
Jumlah 0.02 -0.09 Suhu 0.1 0.1
Atmosfer 0.03 0.03
Lingkungan 0.02 0.02
Pribadi 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05
Jumlah 0.43 0.32
48

48 
 
Lampiran 4. Data waktu pada proses penjemuran di penggilingan padi kecil Lokasi B

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Mengangkat karung ke bahu 3.56 3.87 4.12 3.19 3.47 4.38 4.58 4.81 3.32 3.15
1 2 Mengangkut dan meletakan karung 12.52 17.58 18.49 21.67 19.45 19.48 20.32 22.12 23.37 25.64
1 3 Berjalan mengambil karung 12.39 18.82 18.52 22.12 18.58 20.78 20.43 22.24 24.06 22.76
1 4 Memotong & melepas tali 39.61 33.84 31.12 18.56 39.02 40.76 36.43 38.17 34.32 29.29
1 5 Berjalan ke karung berikutnya 2.12 2.6 4.03 2.86 2.17 3.36 2.58 2.37 3.37 3.67
1 6 Menuang gabah 19.35 26.16 11.45 31.16 23.27 19.47 25.12 15.25 28.54 18.56
1 7 Mengumpulkan gabah 29.38 27.62 28.63 21.87 24.38 21.64 27.45 21.81 22.43 21.72
1 8 Meratakan gabah 19.82 20.45 19.44 25.36 20.43 22.84 19.93 26.61 27.45 23.56
Pekerja No. Elemen Siklus
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan Satuan
1 1 Mengangkat karung ke bahu 3.27 4.33 4.37 3.55 4.56 3.41 3.59 3.40 2.98 5.43 3.85 50 kg
1 2 Mengangkut dan meletakan karung 11.99 25.13 12.68 14.56 14.41 16.76 17.13 19.54 22.65 20.21 20.06 50 kg
1 3 Berjalan mengambil karung 13.52 22.92 13.54 15.16 15.08 16.23 16.47 19.24 19.82 21.71 20.07 50 kg
1 4 Memotong & melepas tali 28.63 33.74 36.78 41.15 19.23 23.42 30.80 32.54 35.14 29.13 32.58 50 kg
1 5 Berjalan ke karung berikutnya 2.25 3.86 4.13 2.83 2.52 2.68 3.21 3.14 2.36 2.79 2.95 50 kg
1 6 Menuang gabah 20.44 20.10 12.46 17.42 29.56 26.35 15.63 24.17 16.22 17.85 20.93 50 kg
1 7 Mengumpulkan gabah 28.42 26.43 23.94 22.47 25.47 24.91 66.7 kg
1 8 Meratakan gabah 23.54 20.74 21.81 24.92 26.33 22.88 66.7 kg
49

49 
 
Penyesuaian Subyektif
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8
Ketrampilan 0 0 0 -0.16 0 -0.16 0.03 0.03
Usaha 0 -0.12 0 -0.04 0 -0.17 0.02 0.02
Kondisi Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsistensi 0.01 0 0.01 -0.02 0.01 -0.04 0.03 0.03
Jumlah 0.01 -0.12 0.01 -0.22 0.01 -0.37 0.08 0.08
Kelonggaran
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8
Tenaga 0.5 0.5 0 0.06 0 0.1 0.12 0.12
Sikap 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03
Gerakan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03 0.03
Mata 0 0 0 0 0 0 0 0
Suhu 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Atmosfer 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
Lingkungan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Pribadi 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Jumlah 0.76 0.76 0.26 0.32 0.26 0.36 0.39 0.4
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8
( Wn)Waktu Normal 3.88 17.66 20.27 25.42 2.97 13.18 34.63 24.71
(Ws) Waktu Standar 6.83 31.08 25.54 33.55 3.75 17.93 48.13 34.60
Ws 100 kg 13.67 62.15 51.08 67.10 7.50 35.86 72.19 51.89
50

50 
 
Lampiran 5. Data waktu pada proses pemecahan kulit di penggilingan padi kecil Lokasi B

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Memasukkan gabah 10.35 4.49 11.28 9.84 4.78 6.16 6.41 6.64 4.81 6.19
1 2 Menukar wadah 3.56 3.76 5.24 5.21 4.54 5.16 4.01 5.43 4.77 5.4
1 3 Menunggu 41.77 34.58 20.61 40.31 50.32 37.67 36.62 29.45 40.22 34.46
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan Satuan
1 1 Mengangkat dan menuang gabah 7.29 7.64 7.22 5.13 11.35 5.93 5.78 4.85 8.84 6.61 7.11 6.25 kg
1 2 Menukar wadah 5.2 5.91 4.46 4.99 4.15 5.34 6.19 5.76 5.21 6.19 5.07 6.25 kg
1 3 Menunggu 43.23 38.29 38.83 37.64 39.32 28.34 6.25 kg

Penyesuaian Subyektif Kelonggaran Elemen 1 2 Satuan


Elemen 1 2 Elemen 1 2 ( Wn)Waktu Normal 8.03 5.42 6.25 kg
(Ws) Waktu
Ketrampilan 0.08 0.06 Tenaga 0.15 0.05 Standar 11.48 7.10 6.25 kg
Usaha 0.02 0 Sikap 0.02 0.02 Ws 100kg 183.73 113.62 100.00 kg
Kondisi Kerja 0 0 Gerakan 0.04 0.02
Konsistensi 0.03 0.01 Mata 0 0
Jumlah 0.13 0.07 Suhu 0.1 0.1
Atmosfer 0.03 0.03
Lingkungan 0.02 0.02
Pribadi 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05
Jumlah 0.43 0.31

 
51

51 
 
Lampiran 6. Data waktu pada proses penyosohan di penggilingan padi kecil Lokasi B

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Mengangkat wadah ke hopper 7.1 5.31 6.5 7.64 6.26 7.66 6.64 6.67 7.91 7.64
1 2 Memasukkan beras ke karung 7.84 6.87 11.93 30.26 4.56 7.12 6.31 14.51 7.44 18.12
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan Satuan
1 1 Mengangkat wadah ke hopper 6.18 8.59 10.8 20.49 6.55 6.73 7.32 5.65 5.32 6.03 7.69 6.5 kg
1 2 Memasukkan beras ke karung 15.87 8.57 14.52 5.87 7.92 6.77 11.12 26.13 5.11 7.63 11.10 6.5 kg

Penyesuaian Subyektif Kelonggaran Elemen 1 2 Satuan


Elemen 1 2 Elemen 1 2 ( Wn)Waktu Normal 8.16 11.21 6.5 kg
(Ws) Waktu
Ketrampilan 0.03 0 Tenaga 0.15 0.05 Standar 12.98 14.68 6.5 kg
Usaha 0 0 Sikap 0.02 0.02 Ws 100kg 199.62 225.89 100 kg
Kondisi Kerja 0 0 Gerakan 0.04 0.02
Konsistensi 0.03 0.01 Mata 0 0
Jumlah 0.06 0.01 Suhu 0.1 0.1
Atmosfer 0.03 0.03
Lingkungan 0.02 0.02
Pribadi 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05
Jumlah 0.43 0.31
52

52 
 
Lampiran 7. Data waktu pada proses pengangkutan ke lantai jemur di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Mengangkat karung 2.24 2.52 3.26 2.98 3.05 3.77 2.32 2.24 1.67 2.48
1 2 Mengangkut karung 16.8 20.92 21.63 26.78 26.26 29.14 29.8 30.77 32.43 18.81
1 3 Mengambil karung 16.88 20.61 22.76 25.07 25.33 27.51 29.41 32.77 32.78 18.21
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan satuan
1 1 Mengangkat karung 1.83 2.12 2.45 3.48 3.38 2.91 3.23 2.53 2.19 1.93 2.63 70 kg
1 2 Mengangkut karung 17.57 18.76 22.06 20.67 23.44 29.25 36.57 38.72 41.76 41.96 27.21 70 kg
1 3 Mengambil karung 21.86 22.63 22.91 24.89 28.84 34.77 32.22 38.11 39.82 44.38 28.09 70 kg

Penyesuaian Subyektif Kelonggaran Elemen 1 2 3


Elemen 1 2 3 Elemen 1 2 3 ( Wn)Waktu Normal 2.94 28.84 25.84
(Ws) Waktu
Ketrampilan 0.06 0.03 0 Tenaga 0.5 0.5 0 Standar 4.89 47.87 29.98
Usaha 0.05 0.02 -0.08 Sikap 0.02 0.02 0.02 Ws 100 kg 6.98 68.39 42.82
Kondisi Kerja 0 0 0 Gerakan 0.02 0.02 0.02
Konsistensi 0.01 0.01 0 Mata 0 0 0
Jumlah 0.12 0.06 -0.08 Suhu 0.05 0.05 0.05
Atmosfer 0 0 0
Lingkungan 0 0 0
Pribadi 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05
Jumlah 0.66 0.66 0.16

 
53 

53 
 
Lampiran 8. Data waktu pada proses penjemuran awal di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Membuka Tali 5.46 5.89 5.19 5.34 5.89 5.91 5.53 6.5 4.46 5.92
1 2 Jalan ke karung 3.57 3.31 3.49 4.96 4.66 5.41 4.38 3.6 3.08 4.04
2,3 3 Menumpahkan gabah 6.38 6.38 5.22 5.4 5.31 5.16 5.61 4.54 6.5 4.21
2,3 4 Jalan ke karung berikutnya 3.54 3.39 3.08 2.82 4.66 2.8 3.58 3.55 2.57 6.32
4 5 Meratakan 77.64 72.66 80.97 79.66 76.46 74.87 79.64 71.42 69.29 73.05
Pekerja No. Elemen Siklus
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan satuan
1 1 Membuka Tali 4.57 4.72 4.52 3.48 9.39 5.6 5.91 5.04 6.52 4.84 5.53 70 kg
1 2 Jalan ke karung 3.44 3.58 4.07 1.66 1.27 1.8 3.25 1.81 3.73 5.38 3.52 70 kg
2,3 3 Menumpahkan gabah 5.96 5.18 4.36 4.75 4.64 5.17 4.44 3.87 4.76 4.29 5.11 70 kg
2,3 4 Jalan ke karung berikutnya 4.39 4.54 3.75 3.93 4.26 3.55 4.83 2.93 3.6 3.52 3.78 70 kg
4 5 Meratakan 69.38 61.96 74.74 78.21 73.19 68.87 73.27 71.34 74.56 76.39 73.88 1680kg
54

 
54 
 
Penyesuaian Subyektif Kelonggaran
Elemen 1 2 3 4 5 Elemen 1 2 3 4 5
Ketrampilan 0.06 0 0.03 0 0.06 Tenaga 0.06 0.06 0.2 0.02 0.12
Usaha 0.05 -0.04 0.06 -0.08 0.06 Sikap 0.02 0.02 0.04 0.02 0.03
Kondisi Kerja 0 0 0 0 0 Gerakan 0.02 0 0.02 0 0.03
Konsistensi 0.01 0 0 0 0 Mata 0 0 0 0 0
Jumlah 0.12 -0.04 0.09 -0.08 0.12 Suhu 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Atmosfer 0 0 0 0 0
Lingkungan 0 0 0 0 0
Pribadi 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Jumlah 0.22 0.2 0.38 0.16 0.3
Elemen 1 2 3 4 5
( Wn)Waktu Normal 6.20 3.38 5.57 3.48 82.74
(Ws) Waktu Standar 7.56 4.06 7.68 4.03 107.57
Ws 100kg 10.80 5.80 10.97 5.76 6.40
 

 
55

55 

 
 
Lampiran 9. Data waktu pada proses pembalikan gabah di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Mengumpul gabah 121.5 119.65 108.1 113.09 108.33 89.24 95.64 99.41 113.6 117.17
1 2 Menyebar gabah 92.12 96.01 92.1 94.43 95.32 91.57 91.91 74.89 96.32 94.58
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan satuan
1 1 Mengumpul gabah 109.45 117.78 98.46 112.45 97.24 98.24 91.59 97.23 107.84 118.83 106.742 1680kg
1 2 Menyebar gabah 91.21 89.45 92.37 91.88 84.87 94.69 95.34 79.45 93.56 96.17 91.412 1680kg

Penyesuaian Subyektif Kelonggaran Elemen 1 2


Elemen 1 2 Elemen 1 2 ( Wn)Waktu Normal 119.55 101.47
(Ws) Waktu
Ketrampilan 0.06 0.06 Tenaga 0.14 0.12 Standar 190.09 159.30
Usaha 0.05 0.02 Sikap 0.03 0.03 Ws 100 kg 11.31 9.48

Kondisi Kerja 0 0 Gerakan 0.03 0.03


Konsistensi 0.01 0.03 Mata 0 0
Jumlah 0.12 0.11 Suhu 0.3 0.3
Atmosfer 0.02 0.02
Lingkungan 0 0
Pribadi 0.05 0.05
Tak terhindarkan 0.02 0.02
Jumlah 0.59 0.57
 
56 

56 
 
Lampiran 10. Data waktu pada proses akhir penjemuran gabah di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1,2 1 persiapan karung 8.13 9.19 8.2 12.57 8.52 10.07 9.39 10.08 12.16 6.62
1,2 2 memasukan GKG ke karung 25.75 25.2 28.47 26.63 31.72 22.28 28.55 37.05 39.86 27.32
3 3 Persiapan tali dan jarum 12.94 5.2 5.76 6.57 9.52 7.23 10.42 8.58 11.78 8.07
3 4 Mengikat karung 35.87 19.77 21.98 22.18 38.95 20.87 20.56 22.99 24.1 25.17
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan satuan
1,2 1 persiapan karung 8.7 7.14 10.56 11.36 9.5 12.96 34.69 14.49 11.92 8.87 11.26 70 kg
1,2 2 memasukan GKG ke karung 31.93 25.32 24.91 33.27 30.81 28.83 39.52 27.54 37.58 38.06 30.53 70 kg
3 3 Persiapan tali dan jarum 8.22 5.76 9.26 5.76 8.08 8.43 7.18 9.32 10.63 7.82 8.33 70 kg
3 4 Mengikat karung 19.45 14.05 15.99 21.07 17.06 15.75 16.18 14.93 15.54 14.29 20.84 70 kg
57

57 
 
Penyesuaian Subyektif Kelonggaran
Elemen 1 2 3 4 Elemen 1 2 3 4
Ketrampilan 0 0.03 0.03 0.08 Tenaga 0.06 0.15 0.06 0.06
Usaha 0.02 0.05 0 0.02 Sikap 0.04 0.04 0.02 0.02
Kondisi Kerja 0 0 0 0 Gerakan 0.02 0.02 0.04 0.04
Konsistensi 0.03 0.01 0.01 0 Mata 0 0 0.01 0.01
Jumlah 0.05 0.09 0.04 0.1 Suhu 0.2 0.2 0.2 0.2
Atmosfer 0 0 0 0
Lingkungan 0 0 0 0
Pribadi 0.02 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05 0.05
Jumlah 0.39 0.48 0.4 0.4
Elemen 1 2 3 4
( Wn)Waktu Normal 11.82 33.28 8.66 22.92
(Ws) Waktu Standar 16.43 49.25 12.12 32.09
Ws 100 kg 23.47 70.36 17.32 45.84
 

 
58 

58 
 
Lampiran 11. Data waktu pada proses pemecahan kulit di bagian mesin husker 1 di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1,2 1 Mengangkat karung 3.41 1.71 2.83 2.03 2.29 1.71 3.66 2.66 2.93 2.94
1,2 2 Mengangkut karung 3.81 7.44 5.92 5.83 6.26 5.85 9.76 7.68 10.48 6.92
1 3 Menuang gabah dari Karung 1.57 1.98 3.05 4.21 5.87 4.93 5 11.83 3.2 1.3
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan satuan
1,2 1 Mengangkat karung 3.75 3.02 3.25 3.96 2.6 1.58 2.33 2.88 2.75 24.33 kg
1,2 2 Mengangkut karung 11.35 8 9.52 11.17 8.25 8.92 8.61 8.96 8.04 24.33 kg
1 3 Menuang gabah dari Karung 6.33 2.86 2.94 7.21 6.13 1.83 3.43 5.59 4.40 24.33 kg

Penyesuaian Subyektif Kelonggaran Elemen 1 2 3 Satuan


Elemen 1 2 3 Elemen 1 2 3 ( Wn)Waktu Normal 3.08 8.76 4.98 24.33 kg
(Ws) Waktu
Ketrampilan 0.06 0 0.08 Tenaga 0.5 0.5 0.2 Standar 5.92 16.83 8.06 24.33 kg
Usaha 0.05 0.08 0.05 Sikap 0.02 0.02 0.02 Ws 100kg 24.33 69.16 33.13 100 kg
Kondisi Kerja 0 0 0 Gerakan 0.02 0.02 0.02
Konsistensi 0.01 0.01 0 Mata 0 0 0
Jumlah 0.12 0.09 0.13 Suhu 0.2 0.2 0.2
Atmosfer 0.03 0.03 0.03
Lingkungan 0.08 0.08 0.08
Pribadi 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05
Jumlah 0.92 0.92 0.62
59 

59 
 
Lampiran 12. Data waktu pada proses pemecahan kulit di bagian mesin husker 2 di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Menukar wadah 1.55 1.96 1.73 2.13 2.48 2.91 2.7 2.75 2.25 2.5
1 2 Mengangkat 1.44 1.55 2.14 1.8 2.09 2.78 1.83 2.32 2.15 2.54
1 3 Menuang 3.96 3.91 4.24 3.25 3.63 3.11 2.78 3.17 3.02 3.48
1 4 Menunggu (UD) 95.59 56.77 67.7 74.5 79.15 61.13 87.2 70.59 65.52 75.48
Siklus
No. Elemen
Pekerja 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 satuan Rataan
1 1 Menukar wadah 2.46 2.23 2.18 1.85 2.58 3.38 2.97 2.95 1.59 2.2 30.27 kg 2.37
1 2 Mengangkat 1.87 2.44 3.05 2.35 2.12 3.16 2.36 3.28 2.72 2.29 30.27 kg 2.31
1 3 Menuang 4.23 3.25 2.8 4.43 4.07 3.01 3.16 2.65 3.5 3.54 30.27 kg 3.46
1 4 Menunggu (UD) 73.08 68.44 84.28 87.41 60.85 80.68 48.89 65.24 61.02 57.44 30.27 kg 71.05

Penyesuaian Subyektif Kelonggaran


Elemen 1 2 3 Elemen 1 2 3 Elemen 1 2 3
Ketrampilan 0.06 0 0 Tenaga 0.05 0.15 0.1 Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05
Usaha 0.02 0 0 Sikap 0.04 0.04 0.02 Jumlah 0.44 0.56 0.47
Kondisi Kerja 0 0 0 Gerakan 0.02 0.04 0.02
Konsistensi 0.01 0 0 Mata 0 0 0
Jumlah 0.09 0 0 Suhu 0.2 0.2 0.2 Elemen 1 2 3 Satuan
Atmosfer 0.03 0.03 0.03 ( Wn)Waktu Normal 2.58 2.31 3.46 30.27 kg
Lingkungan 0.08 0.08 0.08 (Ws) Waktu Standar 3.72 3.61 5.09 30.27 kg
Pribadi 0.02 0.02 0.02 Ws 100kg 12.28 11.93 16.80 100 kg
60

 
60 
 
Lampiran 13. Data waktu pada proses penyosohan di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Mengumpulkan gabah 15 1.76 8.77 14.7 20.48 16.24 13.8 13.46 22.55 16.88
1 2 Memasukkan gabah 7.12 10.8 12.53 10.56 14.35 5.52 10.27 10.04 17.11 8.21
1 3 Delay (UD) 18.37 7.41 4.07 6.97 5.96 13.23 10.56 8.62 7.3 10.04
Siklus
Pekerja No. Elemen 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan Satuan
1 1 Mengumpulkan gabah 38.62 19.44 19.82 39.6 30.48 27.64 24.32 30.64 29.15 19.71 21.15 20.11 kg
1 2 Memasukkan gabah 11.3 22.98 12.58 17.88 18.33 13.55 15.86 8.53 6.22 11.25 12.25 20.11 kg
1 3 Delay (UD) 8.21 7.02 9.24 11.22 8.4 16.83 20.58 12.98 6.93 16.88 10.54 20.11 kg

Penyesuaian Subyektif Kelonggaran Elemen 1 2 Satuan


Elemen 1 2 3 Elemen 1 2 3 ( Wn)Waktu Normal 21.58 12.13 20.11 kg
(Ws) Waktu
Ketrampilan 0 0 Tenaga 0.12 0.12 Standar 34.09 19.16 20.11 kg
Usaha 0.05 0.02 Sikap 0.06 0.06 Ws 100kg 169.52 95.28 100.00 kg
Kondisi Kerja -0.03 -0.03 Gerakan 0.02 0.02
Konsistensi 0 0 Mata 0 0
Jumlah 0.02 -0.01 0 Suhu 0.2 0.2
Atmosfer 0.03 0.03
Lingkungan 0.08 0.08
Pribadi 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05
Jumlah 0.58 0.58
61

61 
 
Lampiran 14. Data waktu pada proses pegemasan di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Memasang karung 6.15 7.19 6.14 5.58 7.29 8.24 7.42 7.34 7.86 8.01
1 2 Mengangkat karung 1.7 3.23 2.81 3.86 3.29 3.24 2.7 3.4 3.43 2.74
1 3 Menimbang 13.23 13.24 5.33 10.67 7.5 10.92 9.97 8.6 6.1 10.35
1 4 Melipat karung 7.22 4.56 3.71 3.86 4.5 3.31 5.59 3.4 4.17 3.54
1 5 Menjahit karung 5.65 4.92 4.71 4.58 4.88 4.64 3.65 5.3 5.59 5.05
1 6 Menunggu (UD) 21.34 19.05 17.28 27.18 16.69 13.2 8.43 24.46 27.56 21.64
2 7 Menumpuk Karung 7.37 8.78 11.08 7.81 7.25 7.87 9.04 8.26 6.19 7.66
2 8 Kembali 8.56 7.91 9.55 8.08 8.18 8.35 9.17 9.35 7.05 8.17
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan Satuan
1 1 Memasang karung 4.84 6.99 6.19 6.18 8.12 6.76 7.03 8.92 7.44 8.3 7.10 25 kg
1 2 Mengangkat karung 5.29 3.58 3.06 3.8 4.16 2.59 2.93 3.84 4.24 2.82 3.34 25 kg
1 3 Menimbang 12.46 13.01 15.72 11.3 12.57 10.4 10.65 10.13 8.39 8.15 10.43 25 kg
1 4 Melipat karung 5.29 3.09 4.88 4.42 4.22 4.39 4.42 4.12 3.33 4.93 4.35 25 kg
1 5 Menjahit karung 4.84 5.4 5.48 5.18 5.6 5.4 4.59 6.06 5.18 4.96 5.08 25 kg
1 6 Menunggu (UD) 18.31 10.58 12.38 16.84 18.81 25.56 20.57 18.08 22.47 21.18 19.08 25 kg
2 7 Menumpuk Karung 7.87 8.27 6.87 7.12 7.58 7.54 7.27 8.76 8.11 8.13 7.94 25 kg
2 8 Kembali 9.02 8.99 7.36 8.27 8.05 8.56 8.49 9.47 9.57 9.11 8.56 25 kg
62 

 
62 
 
Penyesuaian Subyektif
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8
Ketrampilan 0 0 0.06 0.06 0.08 0 0
Usaha 0 0.05 0.02 0.02 0.05 0.08 -0.08
Kondisi Kerja 0 0 0 0 0 0 0
Konsistensi -0.02 0 0 0.01 0.03 0 0
-0.02 0.05 0.08 0.09 0.16 0.08 -0.08
Kelonggaran
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8
Tenaga 0.06 0.28 0.07 0.06 0.07 0.35 0
Sikap 0.04 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Gerakan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.04 0.04 0
Mata 0 0 0.01 0 0.01 0 0
Suhu 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Atmosfer 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
Lingkungan 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
Pribadi 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Jumlah 0.5 0.7 0.5 0.48 0.52 0.79 0.4

Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 Satuan
( Wn)Waktu Normal 6.96 3.50 11.27 4.74 5.90 19.08 8.58 7.88 25 Kg
(Ws) Waktu Standar 10.44 5.95 16.90 7.01 8.96 19.08 15.35 11.03 25 Kg
(Ws) Waktu Standar 100kg 41.75 23.82 67.62 28.05 35.85 76.32 61.41 44.12 100.00 Kg
63 

 
63 
 
Lampiran 15. (Perbaikan) Data waktu pada proses pemecahan kulit di bagian mesin husker 1 di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1,2 1 Mengangkat karung 3.41 1.71 2.83 2.03 2.29 1.71 3.66 2.66 2.93 2.94
1,2 2 Mengangkut karung 3.81 7.44 5.92 5.83 6.26 5.85 9.76 7.68 10.48 6.92
1 3 Menuang gabah dari Karung 1.57 1.98 3.05 4.21 5.87 4.93 5 11.83 3.2 1.3
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan satuan
1,2 1 Mengangkat karung 3.75 3.02 3.25 3.96 2.6 1.58 2.33 2.88 2.75 24.33 kg
1,2 2 Mengangkut karung 11.35 8 9.52 11.17 8.25 8.92 8.61 8.96 8.04 24.33 kg
1 3 Menuang gabah dari Karung 6.33 2.86 2.94 7.21 6.13 1.83 3.43 5.59 4.40 24.33 kg

Penyesuaian Subyektif Kelonggaran Elemen 1 2 3 Satuan


Elemen 1 2 3 Elemen 1 2 3 ( Wn)Waktu Normal 3.08 8.76 4.98 24.33 kg
(Ws) Waktu
Ketrampilan 0.06 0 0.08 Tenaga 0.5 0.5 0.2 Standar 5.43 15.43 7.26 24.33 kg
Usaha 0.05 0.08 0.05 Sikap 0.02 0.02 0.02 Ws 100kg 22.30 63.40 29.86 100 kg
Kondisi Kerja 0 0 0 Gerakan 0.02 0.02 0.02
Konsistensi 0.01 0.01 0 Mata 0 0 0
Jumlah 0.12 0.09 0.13 Suhu 0.1 0.1 0.1
Atmosfer 0.03 0.03 0.03
Lingkungan 0.02 0.02 0.02
Pribadi 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05
Jumlah 0.76 0.76 0.46

 
64

64 
 
Lampiran 16. (Perbaikan) Data waktu pada proses pemecahan kulit di bagian mesin husker 2 di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Menukar wadah 1.55 1.96 1.73 2.13 2.48 2.91 2.7 2.75 2.25 2.5
1 2 Mengangkat 1.44 1.55 2.14 1.8 2.09 2.78 1.83 2.32 2.15 2.54
1 3 Menuang 3.96 3.91 4.24 3.25 3.63 3.11 2.78 3.17 3.02 3.48
1 4 Menunggu (UD) 95.59 56.77 67.7 74.5 79.15 61.13 87.2 70.59 65.52 75.48
Siklus
No. Elemen
Pekerja 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 satuan Rataan
1 1 Menukar wadah 2.46 2.23 2.18 1.85 2.58 3.38 2.97 2.95 1.59 2.2 30.27 kg 2.37
1 2 Mengangkat 1.87 2.44 3.05 2.35 2.12 3.16 2.36 3.28 2.72 2.29 30.27 kg 2.31
1 3 Menuang 4.23 3.25 2.8 4.43 4.07 3.01 3.16 2.65 3.5 3.54 30.27 kg 3.46
1 4 Menunggu (UD) 73.08 68.44 84.28 87.41 60.85 80.68 48.89 65.24 61.02 57.44 30.27 kg 71.05

Penyesuaian Subyektif Kelonggaran


Elemen 1 2 3 Elemen 1 2 3 Elemen 1 2 3
Ketrampilan 0.06 0 0 Tenaga 0.05 0.15 0.1 Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05
Usaha 0.02 0 0 Sikap 0.04 0.04 0.02 Jumlah 0.28 0.4 0.31
Kondisi Kerja 0 0 0 Gerakan 0.02 0.04 0.02
Konsistensi 0.01 0 0 Mata 0 0 0
Jumlah 0.09 0 0 Suhu 0.1 0.1 0.1 Elemen 1 2 3 Satuan
Atmosfer 0.03 0.03 0.03 ( Wn)Waktu Normal 2.58 2.31 3.46 30.27 kg
Lingkungan 0.02 0.02 0.02 (Ws) Waktu Standar 3.30 3.24 4.53 30.27 kg
Pribadi 0.02 0.02 0.02 Ws 100kg 10.91 10.70 14.97 100 kg
65 

65 
 
Lampiran 17. (Perbaikan) Data waktu pada proses pengemasan di penggilingan besar PDS, Subang

Siklus
Pekerja No. Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 Memasang karung 6.15 7.19 6.14 5.58 7.29 8.24 7.42 7.34 7.86 8.01
1 2 Mengangkat karung 1.7 3.23 2.81 3.86 3.29 3.24 2.7 3.4 3.43 2.74
1 3 Menimbang 13.23 13.24 5.33 10.67 7.5 10.92 9.97 8.6 6.1 10.35
1 4 Melipat karung 7.22 4.56 3.71 3.86 4.5 3.31 5.59 3.4 4.17 3.54
1 5 Menjahit karung 5.65 4.92 4.71 4.58 4.88 4.64 3.65 5.3 5.59 5.05
1 6 Menunggu (UD) 21.34 19.05 17.28 27.18 16.69 13.2 8.43 24.46 27.56 21.64
2 7 Menumpuk Karung 7.37 8.78 11.08 7.81 7.25 7.87 9.04 8.26 6.19 7.66
2 8 Kembali 8.56 7.91 9.55 8.08 8.18 8.35 9.17 9.35 7.05 8.17
Siklus
Pekerja No. Elemen
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rataan Satuan
1 1 Memasang karung 4.84 6.99 6.19 6.18 8.12 6.76 7.03 8.92 7.44 8.3 7.10 25 kg
1 2 Mengangkat karung 5.29 3.58 3.06 3.8 4.16 2.59 2.93 3.84 4.24 2.82 3.34 25 kg
1 3 Menimbang 12.46 13.01 15.72 11.3 12.57 10.4 10.65 10.13 8.39 8.15 10.43 25 kg
1 4 Melipat karung 5.29 3.09 4.88 4.42 4.22 4.39 4.42 4.12 3.33 4.93 4.35 25 kg
1 5 Menjahit karung 4.84 5.4 5.48 5.18 5.6 5.4 4.59 6.06 5.18 4.96 5.08 25 kg
1 6 Menunggu (UD) 18.31 10.58 12.38 16.84 18.81 25.56 20.57 18.08 22.47 21.18 19.08 25 kg
2 7 Menumpuk Karung 7.87 8.27 6.87 7.12 7.58 7.54 7.27 8.76 8.11 8.13 7.94 25 kg
2 8 Kembali 9.02 8.99 7.36 8.27 8.05 8.56 8.49 9.47 9.57 9.11 8.56 25 kg
66 

66 
 
Penyesuaian Subyektif
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8
Ketrampilan 0 0 0.06 0.06 0.08 0 0
Usaha 0 0.05 0.02 0.02 0.05 0.08 -0.08
Kondisi Kerja 0 0 0 0 0 0 0
Konsistensi -0.02 0 0 0.01 0.03 0 0
-0.02 0.05 0.08 0.09 0.16 0.08 -0.08
Kelonggaran
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8
Tenaga 0.06 0.28 0.07 0.06 0.07 0.35 0
Sikap 0.04 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Gerakan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.04 0.04 0
Mata 0 0 0.01 0 0.01 0 0
Suhu 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Atmosfer 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
Lingkungan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Pribadi 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Tak terhindarkan 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Jumlah 0.34 0.54 0.34 0.32 0.36 0.63 0.24

Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 Satuan
( Wn)Waktu Normal 6.96 3.50 11.27 4.74 5.90 19.08 8.58 7.88 25 Kg
(Ws) Waktu Standar 9.32 5.39 15.10 6.26 8.02 19.08 13.98 9.77 25 Kg
(Ws) Waktu Standar 100kg 37.29 21.57 60.40 25.02 32.08 76.32 55.92 39.07 100.00 Kg
67

 
67 
 
Lampiran 18. Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
68

 
68 
 
Lampirann 18. (lanjutan)
69 

69 
 
Lampiran 19. Faktor penyesuaian menurut Westinghous

70 
 
71 
 

You might also like