You are on page 1of 10

ANALYSIS OF ENVIRONMENTAL QUALITY OF SETTLEMENTS

IN BULOA VILLAGE OF TALLO SUBDISTRIC IN MAKASSAR CITY

Hardiyanti Hatibu1*, Amal , 2* Rosmini Maru3*

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi
Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar
Email: antihatibu@gmail.com
2
Dosen Jurusan Geografi
Universitas Negeri Makassar
3
Dosen Jurusan Geografi
Universitas Negeri Makassar

ABSTRACT

The study aims at examining (1) the level of envieonmental quality of settlements in Buloa
Village, (2) the distribution of environmental quality of settlements in Buloa Village. The objects of
study were all settlements in Buloa Village Of Tallo subdistict in Makassar city. The study based on
the type of data and its analysis was the combination of qualitative research and quantitative research
or mixed methode. The technique used in taking the samplefor questionaire was proportional random
sampling technique using Slovin’s formula; wherease,in determining observation target for the result
of image interpretation and field check was proposive samplingbased on object appereance. Data
were colleted by using image interpretation, observation technique and documentation technique.
Data were analyzed by using descriptive qualitative. Data were analyzed by using image
interpretation and scoring given.
The result of the study reveal that (1) the distribution of environmental quality of settlements
was in moderate category, there were in RW 1(block 13) , RW 4 (block 5 and block 6) and RW 6
(block 8,blcok 9,block 10, block 11, dan block 16) ;whereas, the distribution of environmental quality
of settlements was in in poor category,which were in RW 2 (block14 and block 17), RW 3(block 2,
block 3, block 12,and block 15), RW 5(block 1 and blcok 4) and RW 6 (blok 7). (2)The level of
environmental quality of settelments in Buloa villege in Makassar city was dominated moderate
quality with the mean score 39,2

Keywords: environmental quality of settelments, remote sensing, SIG, scoring

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan : (1).Untuk mengetahui tingkat kualitas lingkungan permukiman di
Kelurahan Buloa. (2). Untuk mengetahui sebaran kualitas lingkungan pemukiman di Kelurahan Buloa.
Objek dalam penelitian ini yaitu semua permukiman di Kelurahan Buloa Kecamatan Tallo Kota
Makassar. Jenis penelitian ini menurut jenis data dan analisisinya merupakan gabungan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel untuk
kuesioner yaitu teknik proportional random sampling dengan menggunakan rumus Slovin. Sedangkan
yang digunakan dalam penentuan titik pengamatan untuk hasil interpretasi citra dan cek lapangan
yaitu menggunakan proposif sampling berdasarkan kenampakan objek Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah Interpretasi citra, teknik observasi,dan teknik dokumentasi. Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif . Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik
interpretasi citra dan pemberian scoring/harkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1). Sebaran kualitas lingkungan permukiman yang
termasuk kategori sedang terdapat di RW 1(blok 13,dan blok 14) , RW 4 (blok 5 dan blok 6) dan RW
6 (blok 8,blok 9,blok 10, blok 11, dan blok 16). Sedangkan sebaran kualitas lingkungan permukiman
yang termasuk kategori buruk berada di RW 2 (blok14 dan blok 17), RW 3(blok 2, blok 3, blok 12,dan
blok 15), RW 5(blok 1 dan blok 4) dan RW 6 (blok 7). (2). Tingkat kualitas lingkungan permukiman
di Kelurahan Buloa, Kota Makassar didominasi tingkat kualitas sedang dengan nilai harkat rata-rata
yaitu 39,2

Kata Kunci : Kualitas lingkungan permukiman, Penginderaan Jauh, SIG, Scoring

PENDAHULUAN
Permukiman merupakan objek material satu kelurahan diantaranya adalah Kelurahan
geografi dan dapat pula dipandang sebagai Buloa.
objek formal geografi. Objek material geografi Sari (2017) menyatakan bahwa di
meliputi gejala-gejala yang terdapat dan terjadi Kelurahan Buloa rentan terhadap permukiman
di permukaan bumi, sedangkan objek formal kumuh dan berkualitas kurang baik. Hal ini
geografi adalah cara memandang dan cara disebabkan oleh adanya pabrik/gudang yang
berfikir mengenai permukiman melalui aktivitasnya sangat dekat dengan permukiman
pendekatan keruangan (Amirudin ,et all, 2015) warga, terdapat permukiman pinggiran sungai
Kota merupakan suatu sistim jaringan dengan lingkungan yang terkesan kumuh ,
kehidupan yang ditandai dengan tingkat sehingga dapat menurungkan kualitas
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai lingkungan kawasan permukiman.
dengan strata ekonomi yang heterogen dan Berdasarkan pemaparan di atas,
bercorak materialistis (Bintarto, 1989). Peneliti bermaksud melakukan analisis serta
Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi penilaian terhadap kualitas lingkungan
diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang permukiman menurut parameter-parameter
berkembang dengan cepat yang akan kualitas lingkungan di Kelurahan Buloa.
berdampak pada makin besarnya kebutuhan
lahan untuk tempat tinggal dan fasilitas lainnya
( Setyorini, 2012, Bahari, et al, 2016, ) METODE PENELITIAN
Kebutuhan akan lahan akan terus Penelitian ini dilakukan di wilayah
meningkat dari waktu ke waktu seiring Kelurahan Buloa Kecamatan Tallo Kota
meningkatnya jumlah penduduk, sedangkan Makassar. Objek penelitian berupa permukiman
ketersediaan akan lahan untuk permukiman penduduk. Wilayah ini dipilih karena adanya
relatif tetap (Umar, et al, 2017), Pembangunan keberadaan objek vital seperti kawasan indistri
permukiman yang tidak direncanakan, dengan yang mendorong perkembangan kota secara
kata lain alih fungsi penggunaan lahan yang cepat di kawasan Kelurahan Buloa dan
tidak sesuai dengan peruntukannya akan munculnya permukiman pinggiran Sungai yang
mengakibatkan menurunnya kualitas dapat menurungkan kualitas lingkungan di
lingkungan permukiman apabila permukiman kawasan tersebut. Waktu penelitian
kumuh terus dibiarkan (Tyastiti Nugraheni, dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni
2013) . 2018.
Kualitas lingkungan merupakan Metode yang digunakan dalam
kondisi lingkungan yang dapat memberikan penelitian ini merupakan gabungan antara
daya dukung yang optimal bagi kelangsungan teknik interpretasi citra dan teknik survey
hidup manusia di suatu wilayah (Respati, lapangan. Teknik intepretasi Citra digunakan
2015). untuk mengumpulkan informasi variabel
Kota Makassar sebagai Ibu Kota kualitas lingkungan permukiman, yang terdiri
Provinsi Sulawesi Selatan tentu saja memiliki dari kepadatan bangunan, pola tata letak
pertumbuhan kota yang sangat pesat. Pengaruh bangunan, pohon pelindung, lebar jalan masuk
akan peningkatan drastis jumlah penduduk ini permukiman , kondisi permukaan jalan masuk
menuntut peningkatan sarana dan prasarana permukiman , dan lokasi permukiman.
fisik perkotaan, begitupun masalah keterbatasan
lahan perkotaan,kemiskinan kota dan Adapun survey lapangan diperlukan
lingkungan yang mengalami penurunan kualitas untuk mengumpulkan informasi veriabel
merupakan masalah pemerintah kota untuk kulaitas lingkungan permukiman yang terdiri
mengantisispasinya. dari sanitasi, banjir,saluran air hujan dan limbah
Kecamatan Tallo dengan luas wilayah ,tempat pembuangan sampah dan pengelolaan
sekitar 5,83 km² terdiri atas 15 kelurahan , salah
sampah ,selain itu survey lapangan diperlukan perjalanan dari ibukota kecamatan, Untuk lebih
untuk mencocokkan hasil interpretasi citra jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1
dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
Pada penelitian ini yang menjadi objek
penelitian adalah semua permukiman di
Kelurahan Buloa Kecamatan Tallo Kota
Makassar. Untuk kevalidan hasil dalam
penelitian ini juga dilakukan kerja lapangan
yang berfungsi untuk mencocokkan kondisi
sebenarnya yang sudah di interpretasi melalui
citra dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
Dalam hal ini tidak semua subjek penelitian
dicocokkan tetapi, dilakukan pengambilan
sampel.
Teknik yang digunakan dalam Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian
pengambilan sampel untuk kuesioner yaitu
teknik proportional random sampling dengan A. Interpretasi Penggunaan Lahan di
menggunakan rumus Slovin dengan derajat Kelurahan Buloa
kesalahan sebesar 10% a. Interpretasi Penggunaan Lahan Untuk
Sedangkan yang digunakan dalam Permukiman
penentuan titik pengamatan untuk hasil Menurut (Farizki et.al, 2017)
interpretasi citra dan cek lapangan yaitu penggunaan lahan untuk daerah
menggunakan proposif sampling berdasarkan permukiman dapat diidentifikasi melalui
kenampakan objek . Purposif sampling citra resolusi tinggi. Adapun unsur-unsur
merupakan teknik penentuan sampel dengan interpretasi citra untuk mengetahui
pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan daerah permukiman yaitu :
sampel (Sarwono ,2006). a. Bentuk : persegi (pada umumnya
Untuk penentuan lokasi sampel ini rumah berbentuk persegi)
dilakukan dengan pertimbangan kriteria. Untuk b.Warna : abu-abu, biru atau orange
itu diperlukan peta blok permukiman dan peta (dilihat dari warna atap bangunan
tutupan lahan agar dapat memudahkan peneliti biasanya terbuat dari genting, asbes,
untuk menentukan lokasi sampel. Dalam spandek)
proposif sampling ini peneliti dengan sengaja c. Pola : mengikuti arah jalan (pola
mengambil titik sampel berdasarkan adanya rumah di suatu permukiman biasanya
pertimbangan yaitu objek yang diragukan menghadap kearah jalan)
kebenarannya di citra. d. Asosiasi : dekat jalan (mempunyai
Teknik analisis data yang digunakan akses jalan masuk ke permukiman)
dalam penelitian ini yaitu teknik interpretasi e. Ukuran : seragam ( Ukuran bangunan
citra dan pemberian scoring/harkat.Parameter rumah di suatu permukiman
yang digunakan untuk penilaian kualitas mempunyai ukuran yang sama atau
permukiman dari citra beresolusi tinggi serupa
berdasarkan parameter dari Ditjen Cipta Karya
Gambar 1.2 Kenampakan areal permukiman

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelurahan Buloa adalah suatu


kelurahan dari Kecamatan Tallo yang memiliki
luas 1,01 km2 dan terdiri atas 6 rukun warga dan
27 rukun tetangga (Kantor Kelurahan Buloa,
2018). Kelurahan Buloa berjarak sekitar 3 km
ke ibu kota kecamatan Tallo. Untuk menuju ke
lokasi ini, bisa ditempuh melalui jalur darat
dengan menggunakan kendaraan bermotor,
dengan waktu tempuh kurang lebih 0,10 jam
b. Penggunaan lahan untuk daerah Non  Tingkat Kualitas Lingkungan
Permukiman Permukiman di Kelurahan Buloa dan
Untuk penggunaan lahan pada daerah sebarannya.
non permukiman dapat di bedakan dengan a. Parameter Penilaian kualitas
mengidentifikasi citra berdasarkan permukiman dengan interpretasi citra
karakteristik yang dimiliki masing-masing 1) Kepadatan permukiman penduduk
objek seperti hutan, pabrik, rawa, tambak, Kepadatan permukiman merupakan
sungai, lahan kosong,area pelabuhan dan perbandingan jumlah atap di suatu blok
lain sebagainya. Berikut merupakan hasil permukiman dengan luas blok permukiman.
identifikasi citra untuk daerah non Farizki 2017, mengatakan bahwa klas
permukiman penentu kepadatan permukiman pada
a. Hutan tanaman, pada citra dapat penelitian dibagi menjadi tiga yaitu
diketahui dengan ukuran vegetasi yang kepadatan jarang, sedang, padat.Semakin
besar, berwarna hijau dengan wilayah padat suatu wilayah akan mengakibatkan
yang cukup luas dengan tekstur kasar. semakin besarnya tekanan terhadap daya
b. Pabrik/Gudang dapat dikenali dengan dukung fisik lingkungan dan sumber daya
bentuknya yang serba lurus dan yang ada sehingga akan menurungkan
ukurannya yang besar jauh lebih besar kualitas lingkungan suatu kawasan.
dari ukuran rumah mukim pada Berdasarkan data dari hasil pengolahan
umumnya, beberapa gedung sering dan interpretasi citra dapat diketahui bahwa
bergabung dengan jarak yang dekat tingkat kepadatan permukiman yang ada di
(rapat). Terletak di pinggir jalan dan Kelurahan Buloa yang termasuk kategori
terdapat tempat bongkar muat barang. buruk, terdapat pada RW 1, RW 2, RW
c. Semak Belukar, dapat dikenali dengan 3(blok 2, blok 3 dan blok 15), RW 4 (Blok
terksturnya yang sedang hingga 5), RW 6 (blok 9 dan blok 11) Kepadatan
halus,berwarna hijau ukuran vegetasinya rumah rata-ratanya >60% dari luas blok.
tidak begitu besar. Adapun wilayah yang memiliki tingkat
d. Lahan kosong bertekstur halus dan kepadatan sedang yaitu RW 2 (blok 17) dan
seragam,berwarna cokelat atau hijau. RW 6 (blok blok 7, blok 8, blok 10,dan blok
e. Rawa, rona dan tekstur tidak seragam 16). Wilayah yang memiliki tingkat
terdapat air di sekitarnya. kepadatan rendah atau berklasifikasi baik
f. Tambak bentuk berkotak-kotak ,dekat ada pada RW 3 ( blok 12)dan RW 4 (blok
dengan laut atau muara sungai. 6). Pengaruh dari kepadatan
Gambar 1.3 kenampakan areal non permukiman bangunan yang tinggi akan berdampak pada
kualitas lingkungan seperti akses jalan
menjadi sempit, kualitas udara terganggu
akibat dari kurangnya pepohonan, ruang
untuk resapan air juga berkurang sehinnga
rawan akan terjadinya genangan air jika
saluran air tidak begitu baik, dan rawan akan
kebakaran.

2) Lebar jalan Masuk


Kondisi lebar jalan masuk yang ada di
Kelurahan Buloa termasuk dalam kategori
buruk. Hal ini disebabkan karena tingkat
kepadatan permukiman yang tinggi sehingga
jalan masuk ke area permukiman khususnya
yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi
hanya bisa dilalui kendaraan bermotor saja
karena lebar jalannya kurang dari 4 meter.
Adapun wilayah yang memiliki lebar
jalan masuk yang berkategori buruk ada
pada RW 1, RW 2, RW 3 (blok 2 dan blok
15) RW 4, RW 5, da RW 6 (blok 7) .
Wilayah yang memiliki lebar jalan masuk pinggiran sungai, pabrik dan lain
yang sedang yaitu jalan masuk rata-rata sebagainya.
antara 4m-6m (dengan asumsi pada jalan Sebagian wilayah di Kelurahan Buloa
tersebut dapat dilalui satu dua mobil secara berada di pinggiran sungai, ada juga
bebas) adalah RW 3(blok 3 dan blok 12) dan permukiman yang berada disekitar
RW 6 ( blok 8, blok 9, blok 10, blok 11 dan pabrik/gudang ,sebagian lain berada di
blok 16). pinggiran jalan tol dan ada pula yang
Lebar jalan masuk yang sempit ini berbatasan langsung dengan laut. Hal ini
dikarenakan oleh kepadatan bangunan yang tentu saja sangat berpengaruh pada kualitas
ada sehingga ruang yang tersedia untuk jalan lingkungan. Akan tetapi walaupun berada di
semakin sedikit . Jalan masuk yang sempit sekitar lokasi areal pabrik/pergudangan
akan berpengaruh pula pada aktivitas warga ,beberapa permukiman tersebut tidak
sekitar. terpengaruh secara langsung oleh polusi,dan
limbah.
3) Tata letak bangunan Lokasi permukiman yang ada di
Tata letak bangunan permukiman yaitu Kelurahan Buloa menurut Luas permukiman
pola bangunan yang ada pada suatu blok termasuk dalam klasifikasi sedang.
permukiman. Pola permukiman yang ada di Klasifikasi sedang berarti lokasi
di Kelurahan Buloa di dominasi oleh pola permukiman agak jauh dari sungai, dekat
tidak teratur atau berklasifikasi buruk . Hal dengan pabrik akan tetapi tidak terpengaruh
ini disebabkan oleh kurangnya perencanaan secara langsung dengan kegiatan pabrik dan
dalam pembangunan di suatu permukiman polusinya. Adapun wilayah yang termasuk
dalam klasifikasi sedang yaitu RW 1 (blok
Pola tidak teratur dilihat dari ukuran, 13), RW 3 (Blok 15),RW 4, RW 5(blok 4),
bentuk atap bangunan yang tidak beraturan dan RW 6 (blok16). Wilayah yang
antara satu dengan lainnya. Sebaran wilayah berklasifikasi buruk apabila lokasi
yang memiliki pola tidak teratur berada di permukiman berada tepat diatas sungai dan
RW 1, RW 3, RW 4( blok 6) , RW 5 (blok dipinggiran sungai, dan dekat dengan pabrik
1)dan RW 6. Sedangkan permukiman yang dan sumber polusi adapun wilayah yang
memiliki pola semi teratur dapat ditinjau berklasifikasi buruk yaitu RW 1 (Blok 14),
dari kondisi bangunan dan luas tiap RW 2, RW 3, (blok 2 ,blok 3, blok 12), RW
bangunan relatif tidak seragam namun masih 5( blok 1) , dan RW 6 (blok 7, blok 8, blok
ada kemiripan bangunan satu dengan 9, blok 10, dan blok 11).
lainnya.pola semi teratur atau berklasifikasi
sedang berada di RW 2, RW 4(blok 5) dan 5) Pohon pelindung jalan
RW 5( blok 4) . Pohon pelindung yang dimaksud pada
Pengaruh dari pola tata letak bangunan peneliian ini yaitu adanya pohon di sekitar
itu sendiri terhadap kualitas lingkungan jalan masuk permukiman,dengan ada
yaitu bisa dilihat dari segi letak banyaknya pohon maka udara di
bangunannya. Semakin baik letaknya akan permukiman tersebut dan suhu di
memberi nilai estetika,akan tetapi ketika permukiman akan terasa sejuk.
letak bangunannya tidak beraturan akan Untuk di Kelurahan Buloa sendiri
membuat lingkungan tersebut semerawut masih kurang pohon pelindungnya hal ini
dan tidak tertata rapih , hal ini tentu saja disebakan oleh kepadatan bangunan. Selain
akan menimbulkan masalah baru seperti itu kondisi jalan yang masuk ke permukiman
akses jalan yang sulit untuk di jangkau dan warga sempit sehingga tidak memungkinkan
tidak beraturan. untuk ditanami pohon pelindung.
Adapun wilayah yang sangat kurang
pohon pelindung di sepanjang jalan
4) Lokasi permukiman permukiman dan berklasifikasi buruk yaitu
Lokasi permukiman yang dimaksud berada di RW 1, RW 2 ,Rw 3 ( blok 12 dan
pada penelitian ini yaitu letak suatu blok blok 15), RW 4,dan RW 6. Sedangkan
permukiman terhadap daerah pusat kegiatan wilayah yang berklasifikasi sedang berada di
yang terkait sumber polusi atau bahaya RW 3(blok 2 dan blok 3) dan RW 5 (blok 4).
seperti banjir, permukiman yang berada di
Wilayah yang memiliki banyak pohon sedang yaitu RW 2( blok 17), Wilayah
pelindung berada di RW 5 (blok 1 ). yang memiliki kondisi sanitasi yang
Pengaruh pohon pelindung terhadap buruk berada pada,RW 3 (lok 2 dan blok
kualitas lingkungan permukiman yaitu 3) dan RW 5(blok 1) , hal ini terjadi
semakin banyak pohon akan semakin baik karena kedua RW tersebut terletak pada
kualitas udara yang ada di suatu pinggiran sungai Tallo.
permukiman selain itu pohon juga berfungsi Rata-rata warga yang
sebagai resapan air. Jika suatu kawasan tinggal diatas sungai memanfaatkan
kurang pohon pelindungnya maka kawasan sungai sebagai tempat untuk buang air
tersebut akan terasa panas dan penat. dan mandi mereka. Sedangkan rumah
yang tidak langsung di atas sungai tempat
6) Kondisi Permukaan Jalan masuk pembuangan kamar mandinya
Kondisi Permukaan jalan masuk ke menggunakan pipa yang dipasang
permukiman di Kelurahan Buloa sudah langsung menuju sungai. Ketika air
tergolong klasifikasi baik. Hampir pasang tiba permasalahan yang biasa
keseluruhan jalan di permukiman sudah terjadi yaitu tersumbatnya saluran
diperkeras dengan aspal maupun semen dan pembuangan mereka akibat dari
paving blok. Hal ini dikarenakan Kelurahan ketinggian air yang meningkat. Hal
Buloa masih termasuk dalam daerah tersebut tentu saja sangat mengaggu
Perkotaan dan daerah Industri,sehingga kesehatan lingkungan sekitar.
sangat jarang ditemui jalan yang masih
belum di aspal atau masih tanah. 2) Banjir
Pengaruh kondisi permukaan jalan Banjir merupakan masalah
masuk permukiman terhadap kualitas yang menyangkut lingkungan hidup dan
lingkungan ini yaitu ketika permukaan jalan pada umumnya merupakan akumulasi
masuk permukiman kondisinya buruk maka dari berbagai faktor penyebab yang
akses jalanya sulit sehingga menghambat sangat banyak dan kompkes seperti yang
aktivitas warga disekitarnya. Berbeda ketika terjadi karena meluapnya air sungai,
kondisi permukaan jalan masuk sudah baik selokan, dan saluran pembuangan air
maka akan memperlancar aktivitas warga lainnya ataupun karena curah hujan yang
yang ada di permukiman tersebut. tinggi dengan periode yang cukup lama
.
b. Parameter Penilaian kualitas Untuk penilaian parameter banjir di
permukiman dengan survey lapangan Kelurahan Buloa, hampir seluruh wilayah
1) Sanitasi yang ada di Kelurahan Buloa mengalami
Menurut Sari 2017, sanitasi banjir pada musim hujan atau pada saat
lingkungan merupakan status kesehatan air pasang tiba. Hal ini dikarenakan
suatu lingkungan yang mencakup masih ada warga yang membuang
perumahan,pembuangan kotoran sampah sembarangan yang
,penyediaan air bersih dan sebagainya. mengakibatkan saluran drainase
Sementara sanitasi yang dimaksud dalam tersumbat dan sebagian wilayahnya juga
penelitian ini merupakan sarana atau berada di pinggiran sungai. Wilayah yang
fasilitas penduduk untuk membuang hajat tergolong memiliki klasifikasi buruk
atau air besar pada suatu permukiman . yaitu semua wilayah yang ada di
Terkait dengan kondisi sanitasi Kelurahan Buloa yaitu RW 1, RW 2, RW
yang ada di Kelurahan Buloa, data 3 ,RW 4, RW 5,dan RW 6.
menunjukkan bahwa Kondisi Sanitasi di Banjir sangat berpengaruh pada
Kelurahan Buloa sudah tergolong baik. kualitas suatu lingkungan permukiman
Adapun luas wilayah permukiman yang karena permukiman yang sering
ada di Kelurahan Buloa termasuk dalam mengalami banjir rentan terhadap
klasifikasi baik adalah 197.337,0 m 2 berbagai macam penyakit sehingga
atau sebesar 80,%01 ,wilayah tersebut menyebabkan lingkungan yang kurang
meliputi RW 1, RW 2 (blok 14) ,RW sehat dan membuat kualitas lingkungan
3(blok 12 dan blok 15) RW 4,dan RW 6. menjadi menurun.
Wilayah yang memiliki kondisi sanitasi
membuang sampahnya disungai dengan
3) Saluran Air hujan dan Saluran alasan lebih praktis dan tidak dibayar. Hal
Limbah Rumah Tangga ini tentu saja sangat merugikan masyarakat
Saluran air hujan dan limbah yang tinggal disekitarnya,dan dapat
merupakan pengatur genangan air hujan menurungkan kualitas lingkungan mereka.
dan limbah dapur,kamar mandi , air Adapun daerah yang paling buruk sistem
cuci dan sebagainya . Banyaknya pembuangan sampahnya berada di RW1,
saluran yang tidak lancar, tergenang RW2, RW 3(blok 2 dan blok 3) dan RW 5
atau bahkan tidak ada saluran (blok 1). Daerah yang termasuk klasifikasi
menggambarkan buruknya suatu sedang yaitu RW 3 (blok 12 dan blok 15),
lingkungan permukiman. RW 6 (blok 8 blok 9, blok 10, blok 11, dan
Kondisi saluran air blok 16) dan Daerah yang termasuk
hujan dan saluran limbah rumah tangga klasifikasi baik yaitu RW 4, dan RW 5
yang ada di Kelurahan Buloa menurut (blok 4).
presentasi tertinggi tergolong dalam Kondisi persampahan yang
klasifikasi sedang, adapun wilayahnya buruk akan berdampak pada penurunan
meliputi RW 4 dan RW 6, sedangkan kualitas lingkungan. Lingkungan menjadi
wilayah yang tergolong berklasifikasi kotor, terkesan kumuh, dan menjadi saran
buruk ada di RW 1,RW 2, RW 3 dan penyakit.
RW 5, kondisi saluran air hujan dan
saluran limbah rumah tangga yang 5) Sistem Pengelolaan Sampah
tergolong buruk ini di karenakan Sistem pengelolaan sampah
wilayahnya berada di pinggiran sungai yang dimaksud pada penelitian ini yaitu
dan sebagian warganya memiliki pemisahan sampah organik dan non
saluran air hujan dan limbah organik ketika hendak membuang
dirumahnya akan tetapi kurang sampah. Berdasarkan hasil kuesioner
berfungsi dengan baik akibat sebanyak 97% warga tidak
tertimbunnya saluran tersebut dengan mememisahkan sampah mereka ketika
tanah dan sampah. Olehnya perlu hendak dibuang.
adanya kesadaran masyarakat untuk Pemahaman masyarakat
tidak membuang sampah di saluran air . mengenai pentingnya pemisahan sampah
masih sangat minim. Alasan mereka
4) Tempat pembuangan sampah tidak memisahkan sampah sebelum
Keberadaan tempat sampah merupakan dibuang yaitu agar menghemat waktu dan
hal yang penting dalam suatu permukiman. tenaga . Karena pada saat diangkut oleh
Adanya tempat sampah mencerminkan petugas sampah akan sampah yang
pemilik rumah masih mempunyai tadinya dipisahkan jadi tercampur
kesadaran akan pentingnya kebersihan kembali.
lingkungan. Dengan adanya tempat Olehnya itu perlu adanya peran
sampah maka akan mendorong pemerintah dan masyarakat agar supaya
masayarakat untuk membuang sampah sampah yang masih bisa dimanfaatkan
pada tempatnya. dan didaur ulang kembali. Dan perlu
Sistem pembuangan sampah yang ada penyediaan sarana seperti tempat
di Kelurahan Buloa menurut dari data sampah untuk bahan organik dan non
kuesioner menunjukkan bahwa 57% warga organik, agar supaya lebih memacu
belum memiliki tempat sampah sendiri, masyarakat untuk memisahkan
sampah mereka di tampung menggunakan sampahnya dan membuang sampah pada
kantongan plastik dan menunggu petugas tempat yang disediakan .
pengangkut sampah untuk mengangkut
sampah mereka.

Petugas pengangkut sampahpun tidak


datang setiap hari, mereka datang 3 kali
seminggu untuk mengangkut sampah. Ada
juga sebagian warga lebih memilih
Kelurahan Buloa sendiri memiliki nilai harkat
c. Tingkat kualitas lingkungan rata-rata yaitu 39,2 dimana pada bab
Tingkat kualitas permukiman yang ada sebelumnya di jelaskan bahwa kondisi
di Kelurahan Buloa di dominasi oleh permukiman yang memiliki total harkat > 39
permukiman yang berklasifikasi sedang termasuk dalam kriteria sedang. Berikut
dengan presentase 62 % yang luasnya merupakan peta kualitas lingkungan di
mencapai 154021,38 m2 daerah tersebut kelurahan Buloa
meliputi blok 4,5,6, ,8,9,10,11,12, dan 16.
Dan wilayah yang termasuk dalam
klasifikasi buruk yaitu ,blok 1,2,3,7,13,14,15
dan 17 dengan presentase 38 % yang
luasnya mencapai 92625,55 m2.

Gambar 1.4 Peta tingkat Kualitas Lingkungan di Kelurahan Buloa

SIMPULAN DAN SARAN RW 5(blok 1 dan blok 4) dan RW 6 (blok


7).
a. Simpulan 2. Tingkat kualitas lingkungan permukiman
Berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis di Kelurahan Buloa, Kota Makassar
data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: didominasi tingkat kualitas sedang dengan
1. Sebaran kualitas lingkungan permukiman nilai harkat rata-rata yaitu 39,2
yang termasuk kategori sedang terdapat
di RW 1(blok 13) , RW 4 (blok 5 dan blok b. Saran
6) dan RW 6 (blok 8,blok 9,blok 10, blok .
11, dan blok 16). Sedangkan sebaran 1. Bagi pemerintah Kota Makassar perlu
kualitas lingkungan permukiman yang adanya peraturan untuk penataan
termasuk kategori buruk berada di RW1( permukiman dan memberi sanksi
blok 14), RW 2 (blok14 dan blok 17), RW yang tegas bagi warga yang
3(blok 2, blok 3, blok 12,dan blok 15), mendirikan bangunan tanpa ada surat
permohonan izin pembangunan kualitas lingkungan, karena masih
permukiman baru banyak faktor yang berpengaruh
2. Untuk masyarakat agar lebih menjaga terhadap kualitas lingkungan
kebersihan lingkungan dan tidak permukiman yang belum diuraikan
membuang sampah di sungai
3. Untuk peneliti selanjutnya agar lebih
spesifik lagi dalam mengkaji faktor
Logika Fuzzy. Jurnal penginderaan Jauh
DAFTAR PUSTAKA dan Pengelolaan data citra digital.
Lembaga penerbangan Antariksa
Amirudin, A., Sudarso, Y., Marhadi, M., Nasiona.
Mustofa, M., Suharto, Y., Prawito,
H.,Yuswanti, A. W. (2015). Ilmu Fitzpatrick-Lins, Katherine,1980. The
Geografi dan Pelestarian Lingkungan Accuracy Of Selected Land Use And
dalam PIPS. Land Cover Maps Of Scales Of 1:
250,000 And 1: 100,000, US. Geological
Bahari, R., Kastolani, W., & Waluya, B. Survey Circular
(2016). Evaluasi Kualitas Lingkungan
Permukiman Di Kecamatan Cimahi Kurniadi, A., 2014, Analisis Kualitas
Tengah Kota Cimahi (PhD Thesis). Lingkungan Permukiman Di Kecamatan
Universitas Pendidikan Indonesia. Kotagede Kota Yogyakarta
Menggunakan Citra Quickbird,
Universitas Negeri Yogyakarta,
Bintarto, R. (1989). Interaksi Kota Desa dan Yogyakarta
Permasalahannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Pamungkas, D., & Sarwadi, E. I. A. (2016).
BPS.2016 Kecamatan Tallo Dalam Angka Penataan Kawasan Permukiman Dan
Tahun 2016. Makassar BPS Provinsi Situs Sejarah Bantaran Sungai
Sulawesi Selatan Gajahwong Yogyakarta Dengan Konsep
Livable Riverside Communities.
Dinas Cipta Karya. (2006). Konsep Pedoman Universitas Gadjah Mada.
Identifikasi Kawasan Permukiman
Kumuh Penyangga Kota Metropolitan. Prahasta., 2009, Sistem Informasi Geografis
Jakarta: Direktorat Pengembangan Konsep-konsep Dasar.Bandung:
Permukiman- Direktorat Jendral Cipta Informatika Bandung.
Karya- Departemen Pekerjaan umum
Prasetyo, W. T., & Rahayu, S. (2013). Kajian
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kualitas Permukiman Dengan Citra
Makassar (2017) Quickbird Dan Sig Di Kecamatan
Serengan Kota Surakarta. Teknik PWK
Farizki, M., & Anurogo, W. (2017). Pemetaan (Perencanaan Wilayah Kota), 2(2),
Kualitas Permukiman Dengan 293–302.
Menggunakan Penginderaan Jauh Dan
SIG Di Kecamatan Batam Kota, Batam. Respati ,D. 2015. Geografisku belajar geografi
Majalah Geografi Indonesia, 31(1), 39– indonesia dan dunia. Kualitas
45. lingkungan hidup, (online),(
http://geografisku.blogspot.co.id/2015/0
Fitriani Sari,( 2017). Penanganan Permukiman 9/kualitas-lingkungan-hidup.html,
Kumuh Di Kelurahan Buloa Kecamatan diakses tanggal 12 maret 2018).
Tallo Kota Makassar(
Thesis).Universitas Bosowa Makassar Sarwono, J. (2006). Metode
Febri Maspianti 2013). Klasifikasi Fase Penelitian. Kuantitatif Kualitatif.
Pertumbuhan Padi Berdasarkan Citra
Hiperspektral Dengan Modifikasi
Setiawan H. Budisusanto Y (2014) Kajian
Citra Resolusi Tinggi Worldview-2
Sebagai Penunjang Data Dasar Untuk
Rencana Detail Tata Ruang Kota
(RDTRK) (Studi Kasus: Kecamatan
Rungkut, Surabaya), ITS Surabaya.

Setyorini, B. (2012). Analisis Kepadatan


Penduduk Dan Proyeksi Kebutuhan
Permukiman Kecamatan Depok Sleman
Tahun 2010-2015 (PhD Thesis).
Universitas Muhammadiyah Surakrta.

Somantri, L. (2009). Teknologi Penginderaan


Jauh (Remote Sensing). Geografi, UPI.

Syafitri, R., Musiyam, M., & TP, M. (2017).


Analisis Persebaran Kualitas
Permukiman Kumuh di Kecamatan
Bekasi Barat, Kota Bekasi (PhD Thesis).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Umar, I., Widiatmaka, W., Pramudya, B., &


Barus, B. (2017). Evaluasi Kesesuaian
Lahan untuk Kawasan Permukiman
dengan Metode Multi Criteria
Evaluation di Kota Padang. Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan (Journal of Natural
Resources and Environmental
Management), 7(2), 148.
.
Undang-undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI

Yuniawan, R. (2011). Analisis kondisi kualitas


lingkungan permukiman menggunakan
citra quickbird di Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman (PhD Thesis).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

You might also like