Professional Documents
Culture Documents
DOI: https://10.20961/arst.v20i1.55383
Received:September 27,2021 Revised:March 20,2022 Accepted:April 04,2022 Available online:April 30,2022
Abstract
Pohuwato Timur Village is included in several slum areas in Pohuwato District. Most of the
residents' houses in this area have low building quality, high building density, narrow road space,
poor condition of drainage channels, and accumulation and pollution of river waste. The society
also has unhealthy behavior by disposing their solid waste in the river and by using the embankment
as the toilet. This research aims at investigating the condition of slums and the factors that influence
the creation of slums. The results of the identification and analysis are used as guidelines in making
directions for handling regional structuring. Identification of slum conditions is carried out on five
indicators. The research method applies a quantitative approach and multiple linear regression
analysis. Data collection techniques are questionnaires and observations. The identification results
show that in general, it is a medium slum area. The results of the analysis show that residential
buildings, environmental roads, drainage channels, wastewater disposal, and solid waste
management simultaneously affect the slum conditions of the area, while partially only drainage and
waste channels affect the slum conditions of the area. The direction of the arrangement is carried
out with a pattern of handling resettlement with the principle of On-site Reblocking arrangement, as
well as repair and arrangement of facilities and infrastructure of drainage and waste channels.
satunya adalah Desa Pohuwato Timur, Kec. Penduduk yang tinggal di dusun Siku, dusun
Marisa. Rumah penduduk sebagian besar Wulungiyo dan dusun Sumilango merupakan
dibangun di garis sempadan sungai dan pantai, populasi dalam penelitian ini.
kualitas bangunan rendah, kerapatan dan
Jumlah penduduk desa Pohuwato Timur
kepadatan bangunan tinggi. Ruang jalan yang
sebanyak 2.436 Jiwa. Besarnya sample
sempit dapat menciptakan kerumunan warga.
penelitian didasarkan pada rumus Slovin.
Rumah penduduk berukuran kecil, rapat, dan
Jumlah sample populasi yang didapatkan dari
dempet. Tanpa ventilasi dan tanpa
hasil perhitungan dengan menggunakan rumus
pencahayaan alami yang cukup. Rumah dihuni
Slovin sebesar 97 orang responden. Sebanyak
oleh 4-6 orang. Lingkunganya tidak memenuhi
96 orang responden yang akan dibagikan
standar hidup sehat, ditandai dengan buruknya
kuesioner dengan teknik survei random acak.
kondisi saluran air, penumpukan dan
Kamera digital, alat perekam, kuesioner
pencemaran sampah disungai, dan buruknya
penelitian, laptop dengan perangkat lunak
sanitasi. Sebagian masyarakat melakukan
SPSS 25 adalah alat-alat penelitian yang
perilaku hidup tidak sehat dengan membuang
digunakan dalam survey ini.
kotoran limbah padat mereka di sungai dengan
memanfaatkan tanggul sebagai klosetnya. Teknik kuesioner digunakan sebagai instrumen
penelitian dalam pengumpulan data, kuesioner
Kawasan permukiman ini dekat dengan pusat
disusun dengan skala penelitian model Likert,
Kota Marisa yang sebagai daerah berkembang
selain itu dilakukan observasi/pengamatan
sedang membuat citra indah terhadap kotanya.
secara langsung terhadap variabel-variabel
Kawasan penelitian ini berperan penting dalam
penelitian. Kedua teknik tersebut yang
kegiatan pembangunan dengan fungsinya
digunakan dalam pengumpulan data di
sebagai kawasan permukiman. Maka
penelitian ini.
berdasarkan hal ini maka diperlukan kegiatan
perbaikan serta pengembangan kawasan Analisis regresi berganda dipakai sebagai
melalui peningkatan kualitas bangunan dan teknik analisis data yang didalamnya terdapat
lingkungan yang mampu menciptakan serangkaian uji-uji yaitu uji asumsi klasik dan
kawasan permukiman yang sehat dan nyaman uji instrumen penelitian, uji-uji tersebut
huni. menjelaskan situasi dan memberikan
gambaran kondisi yang di lapangan dengan
Identifikasi karakteristik permukiman kumuh
mengacu pada varaibel dan indikator antara
adalah tujuan dari penelitian ini, selanjutnya
lain: bangunan hunian, jalan lingkungan,
menganalisis faktor-faktor penyebab
drainase lingkungan, pengelolaan
munculnya kumuh serta mengetahui faktor
persampahan, pengelolaan air limbah. Hasil
yang paling berpengaruh dalam munculnya
analisis tersebut mendapatkan faktor-faktor
permukiman kumuh.
penyebab munculnya kumuh serta mengetahui
2. METODE faktor yang paling berpengaruh dalam
Tempat penelitian adalah kawasan munculnya permukiman kumuh.
permukiman di desa Pohuwato Timur, Kec.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Marisa, Kab. Pohuwato, Provinsi Gorontalo,
yang fokus pengamatan pada lokasi 3.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
permukiman kumuh yakni dusun Siku, dusun Lokasi penelitian berada di desa Pohuwato
Wulungiyo dan dusun Sumilango. Pendekatan Timur, Kec. Marisa, Kab. Pohuwato, Provinsi
kuantitatif yang digunakan peneliti sebagai Gorontalo. Fokus penataan berada di pada area
metode penelitian yang dalam mendapatkan permukiman yang terdiri dari 3 dusun yakni
data menggunakan metode survey, sedangkan dusun Siku, dusun Wulungiyo dan dusun
dalam analisisnya menggunakan metode Sumilango dengan luasan 12 Ha. Permukiman
analisis regresi linear berganda yang dusun Siku terletak di area bantaran sungai dan
didalamnya terdapat serangkaian uji-uji yaitu rawa, permukiman dusun Wulungiyo terletak
uji asumsi klasik dan uji instrumen penelitian. disepanjang jalan utama, sedangkan
100
Fendy Faizal Gobel, Eko Adityawan T. Zees, Faktor Pengaruh dalam Pembentukan…
permukiman dusun Sumilango terletak di area sanitasi lingkungan menjadikan kawasan ini
sepanjang pesisir pantai. sebagai kawasan permukiman kumuh.
101
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (1) April 2022: 99-114
102
Fendy Faizal Gobel, Eko Adityawan T. Zees, Faktor Pengaruh dalam Pembentukan…
103
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (1) April 2022: 99-114
104
Fendy Faizal Gobel, Eko Adityawan T. Zees, Faktor Pengaruh dalam Pembentukan…
Gambar 17. Perilaku Membuang Sampah di Gambar 18. Tumpukan Sampah di Lahan Kosong
Sungai
105
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (1) April 2022: 99-114
3.4 Analisis Faktor-faktor Penyebab nilai terendah dengan nilai TCR 33% hal ini
Kumuh menandakan bahwa kondisi bangunan dalam
keadaan tidak baik, ada kerusakan dalam
Teknik analisis statistik deskriptif yang
bangunan yaitu atap yang sering bocor,
penyajiannya data dalam bentuk tabel
dinding rumah yang terbuat dari papan kayu
digunakan untuk menemukenali faktor-faktor
dan lantai rumah yang masih berupa tanah.
penyebab kumuh. Selanjutnya dilakukan
Indikator X1.2 juga mendapatkan nilai TCR
deskripsi hasil penelitian atas tanggapan dari
yang rendah dengan nilai 35%, ini
masyarakat responden yang telah mengisi
menandakan sebagian besar bangunan fasade
kuesioner. Akan terlihat keragaman jawaban
rumahnya ke jalan lingkungan yang lebarnya
masyarakat responden atas variabel penelitian.
kurang dari satu setengah meter. Bahkan ada
Keragaman jawaban masyarakat responden
rumah yang terasnya mengarah ke dapur
dibuatkan bentuk statistik deskriptif dari
rumahnya tetangga.
masing-masing variabel, dengan cara
menampilkan data ke dalam tabel distribusi 3.4.2 Analisis Jalan Lingkungan
frekuensi, menghitung nilai rata-rata dan skor Tabel 3. Indikator dari Variabel Jalan Lingkungan
total serta menginterpretasikannya.
No Indikator
3.4.1 Analisis Kondisi Bangunan Jalan lingkungan didepan bangunan hunian
X2.1 dengan lebar minimal 1,5 meter
Pada aspek variabel kondisi bangunan
Jalan dengan lebar minimal 1,5 meter didepan
dijabarkan dalam lima aspek indikator yang X2.2 bangunan hunian sudah dilakukan perkerasan
disusun dalam kuesioner dan dibagikan kepada beton/aspal/paving blok
responden. Indikator tersebut yang akan di Jalan lingkungan dengan lebar minimal 1,5
respon oleh masyarakat responden. X2.3 meter didepan rumah sudah dilengkapi dengan
saluran drainase
Tabel 1. Indikator dari Variabel Kondisi Bangunan Jalan lingkungan sudah dilengkapi dengan
No Indikator
X2.4 lampu penerangan
Rumah saya memiliki akses langsung ke jalan Jalan lingkungan dapat dilewati oleh mobil
yang mempunyai lebar badan jalan minimal X2.5 pemadam kebakaran
X1.1
1.5 meter dan tidak terhalang oleh bangunan
lain
Posisi muka bangunan hunian menghadap Tabel 4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel
X1.2 jalan dengan lebar badan jalan minimal 1.5
meter Jalan Lingkungan
SS S TT TS STS
Bangunan hunian berada di atas lahan No SKOR TCR
X1.3 5 4 3 2 1
sempadan sungai/laut
X2.1 9 19 14 0 55 228 45.60
Luas lantai bangunan hunian > 7,2 meter2/
X1.4
jiwa X2.2 3 19 2 0 73 170 34.00
Kondisi atap, lantai dan dinding terluas tidak X2.3 8 0 0 19 70 148 29.60
X1.5
bocor dan dalam keadaan baik X2.4 9 0 3 0 85 139 27.80
X2.5 6 19 4 0 68 186 37.20
Tabel 2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Kondisi Bangunan
Berdasarkan data pada tabel 4, secara
SS S TT TS STS keseluruhan variabel kondisi jalan lingkungan
No SKOR TCR
5 4 3 2 1
(X2) ditanggapi responden dalam kategori
X1.1 14 1 0 19 63 194 38.80 “tidak baik”. Indikator pernyataan X2.4
X1.2 9 0 21 0 67 175 35.00 memiliki nilai TCR terkecil dengan nilai
X1.3 25 22 41 7 2 352 70.40 27,80% ini menandakan bahwa jalan belum
X1.4 8 1 0 32 56 196 39.20 dilengkapi dengan lampu penerangan. Lampu
X1.5 8 0 18 0 71 165 33.00 penerangan hanya terdapat di jalan utama saja
sedangkan jalan lingkungan hanya
Berdasarkan data pada tabel 2, secara mengandalkan lampu dari rumah-rumah
keseluruhan variabel kondisi bangunan (X1) sekitarnya saja. Indikator pernyataan X2.3
ditanggapi responden dalam kategori “kurang mendapatkan nilai TCR sebesar 29.60%
baik”. Indikator pernyataan X1.5 mendapatkan dengan kategori “tidak baik”
106
Fendy Faizal Gobel, Eko Adityawan T. Zees, Faktor Pengaruh dalam Pembentukan…
107
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (1) April 2022: 99-114
pengolahan, menurut masyarakat cara tersebut pengangkut sampah yang masuk ke dalam area
praktis dan tidak mengeluarkan biaya. permukiman. Masyarakat responden
menggunakan tas plastik, kardus dan karung
Indikator pernyataan X4.4 memiliki nilai TCR
sebagai tampungan sampah sementara dan
sebesar 56,50%, menunjukan kloset yang
diletakan di bahu jalan ataupun disamping
mayoritas digunakan oleh masyarakat adalah
rumahnya dan dibuang ke sungai, alasan
kloset jongkok (jamban leher angsa) dan sudah
utamanya adalah selain praktis juga tidak
disertai dengan septictank. Pada saat observasi
adanya lokasi untuk membuang sampah.
terdapat rumah yang tidak memiliki kloset,
mereka hanya menumpang di tetangga atau ke 3.4.6 Analisis Faktor Penyebab Kumuh
MCK umum.
Setelah mengetahui nilai TCR masing-masing
3.4.5 Analisis Pengelolaan Persampahan indikator selanjutnya kita melakukan uji
Tabel 9. Indikator dari Variabel Pengelolaan
analisis frekuensi untuk menemukan nilai
Persampahan Mean (rata-rata). Dari nilai Mean (rata-rata)
No Indikator
tersebut untuk melihat urutan indikator dalam
Menggunakan tas plastik/karung/kardus
penyebab kumuh. Pada uji ini peneliti menarik
X5.1 sebagai tempat pembuangan sementara di kesimpulan terhadap 5 indikator yang
dalam rumah memiliki nilai terendah.
Membuang sampah rumah tangga di tempat
X5.2 Tabel 11. Hasil Uji Frekuensi
sampah komunal/TPS
Descriptive Statistics
Pengangkutan sampah dari rumah ke TPS/TPA
X5.3
sebanyak ≥ 2x seminggu N Mean Std. Deviation
Tempat sampah saya diletakkan di tempat
X5.4 X1.1 97 2.00 1.486
yang tidak mudah terjangkau serangga
Memisahkan sampah organik dan sampah X1.2 97 1.80 1.312
X5.5 anorganik sebelum dibuang ke tempat sampah
komunal/TPS
X1.3 97 3.63 1.014
Tabel 10. Tanggapan Responden Terhadap
X1.4 97 2.02 1.307
Variabel Pengelolaan Persampahan
SS S TT TS STS
No SKOR TCR X1.5 97 1.70 1.260
5 4 3 2 1
X5.1 27 13 57 0 0 358 71.60 X2.1 97 2.25 1.514
X5.2 4 2 23 0 68 165 33.00 X2.2 97 1.75 1.339
X5.3 2 0 20 0 75 145 29.00
X5.4 3 2 21 0 71 157 31.40 X2.3 97 1.53 1.119
X5.5 0 0 3 19 75 122 24.40 X2.4 97 1.43 1.198
Berdasarkan data pada tabel 10, secara X2.5 97 1.92 1.448
keseluruhan variabel pengelolaan persampahan
(X5) ditanggapi responden dalam kategori X3.1 97 1.40 .874
“kurang baik”. Indikator pernyataan X5.5
X3.2 97 3.82 1.127
memiliki nilai TCR terendah dengan angka
24,40%, hal ini menandakan belum adanya X3.3 97 2.21 1.117
pengelolaan sampah yang baik di kawasan
penelitian, sebelum dibuang ke tempat sampah X3.4 97 1.32 .771
komunal/TPS, masyarakat responden tidak X3.5 97 2.34 1.019
memisahkan sampah organik dan sampah
anorganik. Selanjutnya angka TCR terkecil X4.1 97 1.48 .779
kedua adalah nilai indikator X5.3, menandakan
X4.2 97 3.76 1.231
bahwa pengambilan sampah dari rumah ke
TPA terjadi sebanyak 1x seminggu oleh mobil X4.3 97 3.04 1.520
truck DLH Kab. Pohuwato dan hanya
melayani jalan utama saja. Belum ada armada
108
Fendy Faizal Gobel, Eko Adityawan T. Zees, Faktor Pengaruh dalam Pembentukan…
X4.4 97 2.91 1.473 Tabel 13. Urutan Rangking dari Indikator Variabel
Rang Faktor Penyebab Kumuh Vari
X4.5 97 3.36 1.595 Mean
king abel
Memisahkan sampah organik
X5.1 97 3.69 .882 dan sampah anorganik
1 X5.5 1.26
sebelum dibuang ke tempat
X5.2 97 1.70 1.147 sampah komunal/TPS
Kualitas konstruksi drainase
X5.3 97 1.49 .959 2 lingkungan dalam keadaan X3.4 1.32
baik
X5.4 97 1.62 1.084
Saluran drainase di
X5.5 97 1.26 .506
lingkungan saya kondisi
3 X3.1 1.40
bersih dan tidak menimbulkan
bau
Sumber: Data primer setelah diolah, 2021.
Jalan lingkungan sudah
Dari tabel.11 hasil uji frekuensi di atas, 4 dilengkapi dengan lampu X2.4 1.43
peneliti mengurutkan nilai Mean dari terkecil penerangan
Buangan limbah cair rumah
sampai terbesar untuk mengetahui rangking 5 tangga terpisah dengan X4.1 1.48
dari indikator-indikator tersebut. saluran drainase
Tabel 12. Urutan Rangking dari Indikator Variabel
Variabel Mean Rangking
3.5 Pengaruh Bangunan Hunian, Jalan
Lingkungan, Drainase Lingkungan,
X5.5 1.26 1
Pengelolaan Persampahan dan
X3.4 1.32 2 Pengelolaan Air Limbah Terhadap
X3.1 1.40 3 Kualitas Permukiman Kumuh
X2.4 1.43 4
Untuk mengetahui pengaruh bangunan hunian,
X4.1 1.48 5
jalan lingkungan, drainase lingkungan,
X5.3 1.49 6 pengelolaan persampahan dan pengelolaan air
X2.3 1.53 7 limbah terhadap kualitas permukiman kumuh
X5.4 1.62 8 digunakan analisis regresi berganda dengan
X1.5 1.70 9 serangkaian uji hipotesis. Terlebih dahulu
X5.2 1.70 10 dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji
X2.2 1.75 11
normalitas data, uji heteroskedasditas, dan uji
autokorelasi sebelum melakukan pengujian
X1.2 1.80 12
model regresi linear berganda.
X2.5 1.92 13
X1.1 2.00 14 Uji Validitas
X1.4 2.02 15 Untuk mendapati valid atau tidak valid
X3.3 2.21 16 kuesioner penelitian maka dilakukan pengujian
X2.1 2.25 17 validitas. Perangkat validitas mengukur sejauh
X3.5 2.34 18 mana pengukuran tepat dalam mengukur apa
X4.4 2.91 19
yang akan diukur (Yusup, 2018). Pengujian
Validitas dilakukan pada sampel responden
X4.3 3.04 20
yang berjumlah 97 orang, dengan bantuan
X4.5 3.36 21 komputer program SPSS Statistics 25, uji
X1.3 3.63 22 validitas dilakukan. Teknik korelasi yang
X5.1 3.69 23 dipakai dalam penelitian ini, dengan
X4.2 3.76 24 membandingkan hasil koefisien korelasi (rxy)
X3.2 3.82 25 dengan nilai kritis r tabel N = 97 = 0.195,
dasar pengambilan keputusannya apabila jika
Dari tabel diatas diketahui faktor dominan nilai r hitung > r tabel maka artinya indikator
dalam penyebab kumuh di kawasan dari kuesioner valid sebaliknya jika nilai r
permukiman desa Pohuwato Timur adalah hitung < r tabel maka artinya indikator dari
indikator X5.5, X3.4, X3.1, X2.4 dan X4. kuesioner tidak valid.
109
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (1) April 2022: 99-114
Tabel 14. Hasil Uji Validitas Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas
Indika
Variabel r hitung r tabel Keterangan Cronbach's Alpha N of Items
tor
X1.1 0.874 0.195 Valid .859 25
X1.2 0.843 0.195 Valid Sumber: Data primer setelah diolah, 2021.
(X1) X1.3 0.221 0.195 Valid
X1.4 0.803 0.195 Valid Merujuk pada tabel 15 diatas diketahui bahwa
X1.5 0.641 0.195 Valid ada 25 buah pertanyaan memiliki nilai
X2.1 0.840 0.195 Valid Cronbach's Alpha sebesar 0,859. Karena nilai
X2.2 0.794 0.195 Valid Cronbach's Alpha 0.859 > 0,60, maka dapat
(X2) X2.3 0.616 0.195 Valid disimpulkan bahwa ke-25 item pertanyaan
X2.4 0.651 0.195 Valid
dalam kuesinoer adalah reliabel atau konsisten.
X2.5 0.861 0.195 Valid
X3.1 0.571 0.195 Valid Uji Normalitas Data
X3.2 0.279 0.195 Valid
(X3) X3.3 0.241 0.195 Valid Data penelitian ini dianalisis uji normalitasnya
X3.4 0.551 0.195 Valid menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov (K-S)
X3.5 0.617 0.195 Valid yang analisisnya dibantu oleh program SPSS
X4.1 0.438 0.195 Valid Statistics 25.
X4.2 0.290 0.195 Valid
(X4) X4.3 0.835 0.195 Valid Tabel 16. Hasil Uji Reliabilitas
X4.4 0.886 0.195 Valid One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X4.5 0.817 0.195 Valid Unstandardized
X6.1 0.288 0.195 Valid Residual
N 97
X6.2 0.912 0.195 Valid
Normal Parametersa,b Mean .0000000
(X5) X6.3 0.863 0.195 Valid
Std. 1.38770366
X6.4 0.927 0.195 Valid Deviation
X6.5 0.860 0.195 Valid Most Extreme Absolute .203
Sumber: Data primer setelah diolah, 2021. Differences Positive .176
Negative -.203
Merujuk pada tabel 14 diatas terlihat bahwa Test Statistic .203
nilai r hitung lebih besar dari 0,195 (r tabel), Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap item a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
indikator dari kuesioner dinyatakan valid.
c. Lilliefors Significance Correction.
Uji Reliabilitas Sumber: Data primer setelah diolah, 2021.
Teknik Cronbach’s Alpha dengan dilakukan Berdasarkan tabel 16 diatas diketahui bahwa
dalam pengujian reliabilitas, dengan bantuan nilai test statistic memiliki nilai test statistic
komputer program SPSS Statistics 25. Uji 0.203 dan nilai sig. 0.000.
reliabilitas dilaksanakan untuk mengukur
konsistennya indikator dari kuesioner, sebab Uji Heteroskedasditas
jika tidak konsisten maka tidak bisa digunakan Uji heteroskedasditas daalam penelitian ini
untuk mengukur pengaruh tidaknya variabel X menggunakan uji korelasi rank spearman,
terhadap variabel Y. Konsistennya suatu dibantu oleh program SPSS Statistics 25.
pertanyaan / indikator maka dapat dikatakan
Tabel 17. Hasil Uji Heteroskedasditas
reliabel. Dalam bukunya (V. Wiratna Unstandardi
Sujarweni. 2014:193) menjelaskan bahwa uji total_ zed
reliabilitas dapat dilaksanakan secara bersama- X Residual
Spearma total_X Correlation 1.000 -.019
sama terhadap seluruh indikator pertanyaan n's rho Coefficient
dalam angket (kuesioner) penelitian. Sig. (2- . .856
tailed)
Pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas N 97 97
adalah jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 Unstand Correlation -.019 1.000
maka angket atau kuesioner dinyatakan ardized Coefficient
Residual Sig. (2- .856 .
konsisten. Sementara, jika nilai Cronbach’s tailed)
Alpha < 0,60 maka angket atau kuesioner N 97 97
dinyatakan tidak konsisten. Sumber: Data primer setelah diolah, 2021.
110
Fendy Faizal Gobel, Eko Adityawan T. Zees, Faktor Pengaruh dalam Pembentukan…
Dari hasil tabel 17 diatas dapat diketahui sebesar 1.571 dan dU sebesar 1.78. Nilai
bahwa nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed). Durbin-Watson (d) sebesar 1,594 lebih besar
Karena nilai variabel independen (X) 0.856 dari batas atas (dL) yakni 1,571 dan kurang
lebih besar dari nilai 0,05 sehingga dapat dari (4-du) 4-1,78 =2,22.
disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah
Selanjutnya melakukan analisis regresi linear
atau gejala heteroskedastisitas.
berganda. Analisis regresi linear berganda
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mencari pengaruh variabel
independen (variabel bebas atau X) terhadap
Uji multikolinearitas adalah keadaan yang
variabel dependent (variabel terikat atau Y).
memperlihatkan antara dua variabel
Dalam penelitian ini variabel dependent
independen atau lebih pada model regresi dan
menggunakan variabel kualitas permukiman
terjadi hubungan linier yang sempurna
kumuh kawasan (Y), sedangkan variabel
(Priyatno, 2013). Uji multikolinearitas
independen menggunakan variabel bangunan
dilakukan dengan melihat nilai Variance
hunian (X1), jalan lingkungan (X2), saluran
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF <10,
drainase (X3), pembuangan air limbah (X4),
maka tidak terdapat multikolinearitas
dan pengelolaan persampahan (X5). Analisis
(Changgriawan, 2017).
regresi berganda dilakukan pada tingkat
Tabel 18. Hasil Uji Multikolinieritas signifikansi α= 0,05. Dari hasil analisis dengan
Collinearity Statistics bantuan program SPSS Statistics 25 didapatkan
Model Tolerance VIF
Bangunan Hunian .266 3.757 hasil sebagai berikut:
Jalan Lingkungan .121 8.233 Tabel 19. Hasil Uji Analisis Regresi Linear
Drainase .478 2.092
Berganda
Air Limbah .666 1.502
Standardi
Persampahan .358 2.793 Unstandardized zed
Sumber: Data primer setelah diolah, 2021. Coefficients Coefficie
Model
nts
Diketahui bahwa nilai VIF untuk keseluruhan Std.
variabel X tidak lebih dari 10 dan nilai B Error Beta
(Constant) 25.693 1.138
tolerance semua variabel independen juga
Bangunan Hunian -.109 .063 -.222
mendekati 1. Berdasarkan hasil uji di dapatkan Jalan Lingkungan -.082 .080 -.196
kesimpulan bahwa seluruh variabel Drainase .251 .098 .244
independen tidak terdapat gejala Air Limbah .067 .039 .139
multikolinieritas. Persampahan -.369 .068 -.598
Uji durbin-watson (uji DW) digunakan dalam Selanjutnya nilai unstandardized coeffecient
metode pengujian autokorelasi. (B) yang dihasilkan analisis regresi diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Tabel 18. Hasil Uji Multikolinieritas
Model Summaryb Y = 25.693 – 0.109 X1 – 0.082 X2 + 0.251 X3
Std. + 0.067 X4 – 0.369 X5 + e
Error of
R Adjusted the Durbin- Berdasarkan persamaan diatas, dapat
Model R Square R Square Estimate Watson
1 .776a .602 .581 1.425 1.594
dijelaskan bahwa terdapat nilai positif dan
Sumber: Data primer setelah diolah, 2021.
nilai negatif terhadap nilai koefisien regresi
untuk setiap variabel. Pengaruh positif artinya
Dari tabel 18 di atas, diketahui nilai Durbin- bahwa setiap variabel bebas penelitian
Watson (d) adalah 1,594, selanjutnya nilai ini memiliki pengaruh searah, ketika variabel
akan kita bandingkan dengan nilai tabel durbin bebas mengalami kenaikan maka variabel
watson pada signifikansi 5% dengan rumus (k; terikat mengalami kenaikan, demikian halnya
N). Adapun jumlah variabel independen ketika variabel bebas mengalami penurunan
adalah 5 atau "k"=5, sementara jumlah sampel maka variabel terikat juga mengalami
atau "N"=97, maka (k;N)=(5;97). Angka ini penurunan (Changgriawan, 2017). Nilai
kemudian kita lihat pada distribusi nilai tabel koefisien sebesar -0.109 berarti semakin
durbin watson. Maka ditemukan nilai dL menurunnya kondisi bangunan hunian
111
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (1) April 2022: 99-114
112
Fendy Faizal Gobel, Eko Adityawan T. Zees, Faktor Pengaruh dalam Pembentukan…
simultan berpengaruh pada kondisi Kumuh (Ristek/BRIN). Ungkapan terima kasih kepada
Kawasan (Y). masyarakat di desa Pohuwato Timur yang
telah membantu peneliti dalam proses
2. Berdasarkan Perbandingan Nilai F
pengambilan kuesioner dan keramahannya
Hitung dengan F Tabel:
dalam wawancara. Terima kasih juga
Berdasarkan tabel output SPSS di atas, ditujukan kepada Dinas Permukiman dan
diketahui nilai F hitung adalah sebesar 27,575. Dinas PUPR Kab. Pohuwato atas dukungan
Karena nilai F hitung 27,575 > F tabel 3,09 (F terhadap data dan dokumen yang melengkapi
tabel Sig. 5%), maka sebagaimana dasar penlitian ini.
pengambilan keputusan dalam uji F dapat
REFERENSI
disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau
dengan kata lain Bangunan Hunian (X1), Jalan Adamson, K. A. & Prion, S. (2013).
Lingkungan (X2), Saluran Drainase (X3), Reliability: measuring internal
Pembuangan Air Limbah (X4), dan consistency using Cronbach’s α, Clinical
Pengelolaan Persampahan (X5) secara Simulation in Nursing, 9, hlm. 179-180.
simultan berpengaruh pada kondisi Kumuh Asnani, Dadang Hikmah Purnama, Dwi Putro
Kawasan (Y). Priadi. (2017). Penataan Permukiman
Kumuh di Kelurahan Talang Putri
4. KESIMPULAN
Palembang. Demography Journal of
Berdasarkan uji regresi linear berganda Sriwijaya (DeJoS). Vol 1, No 2, Juli
diketahui bahwa bahwa bangunan hunian, 2017.
jalan lingkungan, saluran drainase, Asmariati, Rini, dkk. (2020). Arahan Penataan
pembuangan air limbah, dan pengelolaan Permukiman Kumuh Kelurahan Sawahan
persampahan secara simultan berpengaruh Timur Kecamatan Padang Timur Kota
pada kondisi kumuh kawasan, sedangkan Padang. Jurnal REKAYASA (2020) Vol.
secara parsial hanya saluran drainase dan 10, No. 02. 84-94.
persampahan yang berpengaruh pada kondisi Changgriawan, Garry Surya. (2017). Pengaruh
kumuh kawasan. Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja
Untuk menciptakan permukiman sehat dan Terhadap Kinerja Karyawan Di One Way
nyaman huni di kawasan permukiman desa Production. Jurnal AGORA Vol. 5, No.
Pohuwato Timur menggabungkan tiga sistem 3.
penataan yaitu penataan bangunan, penataan Fitriani, Maya, Mahludin H. Baruwadi,
lingkungan dan pengelolaan manusia. Untuk Sukirman Rahim. (2021). Pengaruh
bangunan yang berada di atas tanah ilegal Perilaku Masyarakat Terhadap Sanitasi
(bantaran sungai dan pesisir pantai) dilakukan Lingkungan di Kawasan Kumuh Kota
dengan pola penanganan permukiman kembali Gorontalo. Jurnal Losari Vol. 6 No.2
dengan pola prinsip penataan On-site Agustus 2021.
Reblocking, dengan menggunakan model Gobel, Fendy Faizal. (2019). Konsep Penataan
pembangunan rumah susun sederhana. Untuk Kawasan Permukiman Desa Lemito.
lingkungan, faktor yang mempengaruhi Gojise, Vol. 2 No. 2 (Oktober 2019).
kualitas lingkungan adalah saluran drainase Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis
dan persampahan sehingga perlu dilakukan Multivariate Dengan Program SPSS.
perbaikan dan penataan sarana dan prasarana Penerbit Universitas Diponegoro.
kedua faktor tersebut. Untuk masyarakat Kusumajaya, Asyraf. 2015. Perencanaan
diwajibkan untuk memelihara dan menjaga Sistem Saluran Drainase Sungai Bendung
sarana dan prasarana yang telah disediakan Kota Palembang Sumatera Selatan, Tesis,
oleh pemerintah. Merubah pola dan aktivitas Politeknik Negeri Sriwijaya.
masyarakat. Muta’ali, L., & Nugroho, A. R. (n.d.).
Perkembangan Program Penanganan
UCAPAN TERIMAKASIH
Permukiman Kumuh di Indonesia dari
Penelitian ini dilakukan dengan dukungan Masa Ke Masa. (Siti, Ed.) (cetakan pe).
pendanaan dari Kementerian Riset dan Yogyakarta: Gadjah Mada University
Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional Press.
113
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (1) April 2022: 99-114
114