You are on page 1of 8

Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi

ISSN : 2549-9181
| Vol.1 | No.1| 2017

Pemetaan Kawasan Permukiman Kumuh di Kecamatan


Kendari Barat Kota Kendari

Nuning Aprilia1), Irfan Ido2), Sawaludin3)


1)
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Universitas Halu Oleo
2)
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo
3)
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo
E-mail: nuningaprilia2@gmail.com

ABSTRACT

Research in Kendari Barat District of Kendari City is done to identify neighborhood


slums, to map the regional distribution of the slums and to determine the total area of the
slums. This study was conducted in May-June, 2016. Identification of a slum area done by
considering several criteria such as the density of buildings, the feasibility of building,
environmental accessibility, environmental drainage, water services, waste water
management and waste management. Results from this study showed that the level of
untidiness in the district of Kendari Barat consists of three classes of seedy mild, moderate
seedy and rundown weight. For a rundown light scattered at several village ie village
Kemaraya, Watu-watu, Tipulu, Punggaloba and Dapu-dapura, which also consists of several
neighborhoods, with an area of slums by 25.343 ha. While mild slums spread almost in each
village that is located in the Village Kemaraya, Lahundape, Watu-watu, Benu-benua,
Sodohoa, Sanua and Dapu-dapura with an area 30.675 ha, slums in the region are also
scattered in several neighborhoods. And for heavy slums contained in four villages, namely
the village Tipulu, Punggaloba, Sodohoa and Sanua with an area of 11.53 ha.
Keywords : Slum Area, Slum criteria, Settlement Class

1. PENDAHULUAN
Kawasan permukiman kumuh berupa kondisi bangunan rumah, kapadatan
adalah lingkungan hunian yang kualitasnya bangunan. Faktor sosial yang meliputi
sangat tidak layak huni, ciri-cirinya antara pendidikan masyarakat, usia, status
lain berada pada lahan yang tidak sesuai kependudukan, lama tinggal. Faktor sarana
dengan peruntukan/tata ruang, kepadatan prasana yang meliputi ketersediaan
bangunan sangat tinggi dalam luasan yang prasarana air
sangat terbatas, rawan penyakit sosial dan bersih, persampahan, sanitasi, drainase, aks
penyakit lingkungan, serta kualitas esibilitas (jalan), fasislitas kesehatan/pendi
bangunan yang sangat rendah, tidak dikan/beribadatan. Dan faktor ekonomi
terlayani prasarana lingkungan yang yang meliputi jenis pekerjaan dan
memadai dan membahayakan pendapatan masyarakat.
keberlangsungan kehidupan dan Kota Kendari memiliki 10 wilayah
penghidupan penghuninya (Budiharjo, Kecamatan, yang selanjutnya terbagi
1997). menjadi 64 kelurahan. Dengan jumlah
Faktor - faktor yang menyebabkan penduduk yang terus meningkat,
munculnya kawasan kumuh adalah faktor berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000
kependudukan yang meliputi kepadatan berjumlah 205.240 jiwa. Ketika melakukan
penduduk, jumlah migrasi. Faktor fisik Survei Penduduk Antar Sensus (Supas)
33
Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181
| Vol.1 | No.1| 2017

pada tahun 2005, diketahui jumlah Permukiman Kumuh di Kecamatan


penduduk kota Kendari meningkat Kendari Barat Kota Kendari “.
menjadi 226.056 jiwa. Jumlah penduduk
berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 2. METODE PENELITIAN
tercatat sebanyak 289.966 jiwa. Dan 2.1 Lokasi dan Waktu
jumlah penduduk tahun 2015 adalah Penelitian ini telah dilaksanakan
sebesar 335.889 jiwa. Penduduk tersebut pada bulan Mei sampai Juni tahun 2016
tersebar dengan persebaran yang tidak
yang terdiri dari satu Kecamatan yaitu
merata (BPS, 2015). Kondisi seperti ini
Kendari Barat. Wilayah Administrasi
menjelaskan bahwa Kota Kendari tidak
Kecamatan Kendari Barat terdiri atas 9
lepas dari adanya titik-titik lokasi Kelurahan, yaitu Kelurahan Kemaraya,
permukiman padat hunian, yang dapat Kelurahan Watu-Watu, Kelurahan Tipulu,
menyebabkan adanya permukiman kumuh,
Kelurahan Punggaloba, Kelurahan Benu-
dengan adanya kondisi tersebut maka akan Benua, Kelurahan Sodohoa, Kelurahan
timbul beberapa permasalahan mulai dari Sanua, Kelurahan Dapu-Dapura, dan
menurunnya kualitas hidup masyarakat Kelurahan Lahundape.
baik dari segi lingkungan dan kesehatan
masyarakatnya dan mengurangi keindahan 2.2. Teknik Analisis Data
permukiman. 2.2.1. Kriteria untuk tingkat
Kemajuan teknologi informasi kekumuhan
Berikut adalah kriteria dalam
mempermudah dalam menentukan
identifikasi permasalahan kekumuhan yang
kawasan-kawasan yang dianggap kumuh,
ditetapkan oleh Dirjen Perumahan dan
hal tersebut menjadi salah satu pendorong
Pemukiman, yang digunakan dalam
untuk melakukan pemetaan kawasan
menentukan kriteria kekumuhan suatu
permukiman kumuh. Dengan demikian
kawasan yang di jelaskan pada tabel 1
penulis ingin mengangkat permasalahan
berikut:
diatas dengan mengambil judul penelitian
tentang “Pemetaan Kawasan
Tabel 1. Kriteria dalam identifikasi permasalahan kekumuhan
No Kriteria Penjelasan
1 Kepadatan bangunan Kepadatan tinggi bangunan ditentukan dengan jumlah
unit bangunan terhadap satuan luas (Ha)
2 Kelayakan bangunan Rumah tidak memenuhi luas lantai perkapita ≥ 7,2 m2.
3 Aksesibilitas Jangkauan pelayanan jaringan jalan ditentukan
Lingkungan dengan melihat jaringan jalan di dalam lokasi
kajian, bila ada bagian dalam lokasi yang tidak
terlayani maka cakupan layanan jaringan jalan belum
memadai.
4 Drainase Lingkungan Kondisi drainase ditentukan dengan melihat genangan
pada lokasi permukiman. Apakah di lokasi kajian
terjadi genangan.
5 Pelayanan air bersih Kebutuhan pelayanan air baku ditentukan dengan
melihat penggunaan air setiap individu dalam rumah
tangga dalam menggunakan air untuk dikonsumsi,

34
Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181
| Vol.1 | No.1| 2017

mandi, dan cuci.


6 Pengelolaan Air Persyaratan teknis air limbah ditentukan dengan melihat
Limbah apakah sistem pengelolaan air limbah pada lokasi tidak
memenuhi persyaratan yaitu Kloset leher angsa
terhubung dengan septik tank, atau sistem pengolahan
komunal atau terpusat (Septik tank/ MCK Komunal).
7 Pengelolaan Sistem persampahan pada lokasi tidak memenuhi
persampahan ketentuan dengan melihat sistem pengangkutan sampah
skala lingkungan (Gerobak/Angkutan Sampah) dengan
frekuensi pengangkutan sampah dua kali dalam
seminggu.

2.2.2. Penilaian Tingkat Kekumuhan besarnya menunjukan tingkat kekumuhan


Penilaian tingkat kekumuhan suatu kawasan.
diberikan terhadap setiap indikator yang
Tabel 3. Indikator kekumuhan menurut Dirjen Perumahan dan Pernukiman
Nilai Bobot
No Indikator
5 4 3 2 1 (%)
>200u/ 151- 101- 51- <50u/ 7,5
Kepadatan
1 Ha 200u/ 150u/Ha 100u/Ha Ha
bangunan
Ha
Kelayakan >70% 51- 31-50% 11-30% <10% 6,25
2
bangunan 70%
Aksesibilitas >70% 51- 31-50% 11-30% <10% 3
3
Lingkungan 70%
Drainase >70% 51- 31-50% 11-30% <10% 3
4
Lingkungan 70%
Pelayanan air >70% 51- 31-50% 11-30% <10% 7,5
5
bersih 70%
Pengelolaan >70% 51- 31-50% 11-30% <10% 7,5
6
Air Limbah 70%
Pengelolaan >70% 51- 31-50% 11-30% <10% 6
7
persampahan 70%

Untuk menghitung nilai tingkat (Ditjen Perumahan dan Pemukiman


kekumuhan digunakan rumus berikut 2002):

TK =Σ(nk x bobot)
Keterangan:
TK = Tingkat Kekumuhan
nk = Nilai kekumuhan, diperoleh dari nilai masing- masing indikator.
bobot = Persen unutk masing-masing indikator yang telah ditetapkan.

35
Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181
| Vol.1 | No.1| 2017

Tabel 3. Nilai tingkat kekumuhan


Skor Tingkat
<1 Tidak Kumuh
1 Kumuh Ringan
2 Kumuh Sedang
3 Kumuh Berat
>3 Sangat Kumuh
Sumber: Penulis, 2016
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Kendari Barat 9 kelurahan, yaitu kelurahan Kemaraya,
merupakan salah satu wilayah yang berada Lahundape, Watu-watu, Tipulu,
di Kota Kendari yang secara goegrafis Punggaloba, Benu-benua, Sodohoa, Sanua
terletak pada 3°56’11” - 3°58’23” LS dan Barat memiliki luas wilayah daratan
122°31’12” - 122°34’58” BT yang terdiri sebesar 19,11 Km2 atau 7,15 persen dari
dan Dapu-dapura. Kecamatan Kendari atas luas daratan Kota Kendari.

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Kendari

3.2. Permasalahan Permukiman Dari hasil wawancara dapat diperoleh


Wilayah - wilayah daerah gambaran mengenai kondisi lingkungan
penelitian tersebut memiliki permasalahan dari tiap-tiap kelurahan yang dibagi dalam
lingkungan yang berbeda-beda, dimana beberapa RT yang menjadi fokus
permasalahan tersebut dapat diketahui dari penelitian, kemudian dari hasil wawancara
hasil wawancara warga yang bertempat tesebut dilakukan perhitungan mengenai
tinggal di daerah permukiman kumuh dan tingkat kekumuhan.
hasil observasi lapangan yang dilakukan.

36
Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181
| Vol.1 | No.1| 2017

Gambar 2. Peta Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh

3.3. Tingkat Kekumuhan Kawasan direncanakan tersebut hanya terdapat tiga


Permukiman kelas yang menjadi hasil akhir dari
Permukiman kumuh dalam penilaian yaitu Kumuh Ringan, Kumuh
penelitian ini diklasifikasikan dalam lima Sedang dan Kumuh Berat. Kelas tingkat
kelas yaitu sangat kumuh, kumuh berat, kekumuhan berdasarkan dari tiga
kumuh sedang, kumuh ringan dan tidak klasifikasi tersebut yang dapat ditunjukan
kumuh. Namun dari lima kelas yang pada tabel berikut ini.
a Ringan 5
Tabel 3. Klasifikasi Tingkat 09 Kumuh 2.60
Kekumuhan Berat 1
Tingkat 6 Benu- 01 Kumuh 3.28
N R Luas benua Sedang 1
Kelurahan Kekumuha
o T (ha) 02 Kumuh 1.08
n
1 Kemaraya 03 Kumuh 5.43 Sedang 7
Ringan 5 7 Sodohoa 14 Kumuh 4.84
04 Kumuh 3.02 Sedang 1
Sedang 5 15 Kumuh 3.66
2 Lahundape 01 Kumuh 3.09 Berat 4
Sedang 0 8 Sanua 03 Kumuh 2.74
02 Kumuh 3.97 Berat 0
Sedang 7 10 Kumuh 2.66
3 Watu-watu 02 Kumuh 4.41 Sedang 9
Sedang 6 9 Dapu- 01 Kumuh 2.72
03 Kumuh 4.25 dapura Ringan 1
Ringan 6 02 Kumuh 4.28
4 Tipulu 12 Kumuh 2.52 Sedang 9
Berat 5
13 Kumuh 4.41
Ringan 6
5 Punggalob 07 Kumuh 8.51

37
Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181
| Vol.1 | No.1| 2017

3.4. Permukiman Kumuh Ringan seperti kondisi jalan lingkungan yang


Berdasarkan hasil identifikasi dan kurang memadai, karena letaknya berada
observasi mengenai kondisi lingkungan di atas bukit sehingga sebagian jalanya
dan bangunan di Kecamatan Kendari hanya berupa tangga. Kondisi drainase
Barat, maka dapat diberikan gambaran yang tidak tertata dengan baik dan
mengenai kondisi kawasan permukiman gundukan sampah masih banyak terlihat
yang menyangkut kondisi kepadatan disekitar lingkungan permukiman.
bangunan, kelayakan bangunan,
aksesibilitas lingkungan, drainase 3.6. Permukiman Kumuh Berat
lingkungan, pelayanan air minum, Umumnya kawasan kumuh di
Pengelolaan air limbah dan pengelolaan Kecamatan Kendari Barat memiliki
persampahan. Kepadatan bangunan yang rendah,
Kepadatan bangunan di kawasan sehingga kelas permukiman kumuh berat
permukiman kumuh ringan relatif rendah hanya memiliki kepadatan penduduk yaitu
yaitu berada pada nilai 26 – 84 unit/Ha. sekitar 23-58 unit/Ha. Memiliki kondisi
Semakin tinggi tingkat kepadatan lingkungan yang buruk, di tandai dengan
bangunan pada suatu lingkungan tidak maksimalnya fungsi saluran sehingga
permukiman maka akan semakin kumuh menyebabkan saluran meluap karena
lingkungan tersebut. Kelayakan bangunan pendangkalan, dan tersumbat akibat
pada kawasan ini berada pada kisaran sampah yang dibuang kedalam saluran
angka 7 – 30 %, dimana nilai tersebut drainase. Masih banyak terlihat gundukan
mengindikasikan bahwa bangunan sampah disekitar rumah dan hanya sedikit
dikawasan permukiman kumuh ringan ini masyarakat yang memiliki tempat
hanya sebagian kecil dari bangunannya pembuangan sampah dirumah masing-
yang tidak memenuhi luas lantai per masing warga. Untuk masalah sanitasi,
kapita. Kondisi aksesibilitas pada kawasan sebagian masyarakat telah memiliki
ini cukup memadai, kondisi drainase pada kamar mandi dan jamban masing-
kawasan ini baik. Air bersih bersumber masing meskipun kondisi dari kamar
dari sumur bor dan air kemasan, dan semua mandi dan jamban tersebut tergolong
rumah terlayani untuk keperluan MCK. kurang baik dan kotor. Untuk prasarana
Sedangkan pengelolaan persampahan saluran air umumnya kondisi yang
masih kurang baik seperti terlihatnya terdapat di lingkungan permukiman ini
gundukan sampah disekitar lingkungan. tidak berfungsi dengan baik.

3.5. Permukiman Kumuh Sedang 4. KESIMPULAN


Kondisi pemenuhan sarana dan Berdasarkan hasil analisis maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
prasarana dipermukiman ini ada yang 1. Kondisi kawasan kumuh di Kecamatan
cukup baik, namun ada pula yang masih Kendari Barat sangat beragam yaitu
kurang baik. Permukiman kumuh pada dilihat dari tingkat kekumuhannya.
kelas ini memiliki kondisi kepadatan Untuk tingkat kumuh ringan kondisi
penduduk yang rendah yaitu 17 - 85 lingkungannya cukup baik, dan untuk
unit/Ha, kondisi bangunan hunian memiliki kumuh sedang umumnya kondisinya
cenderung menengah, dimana terdapat
luas lantai di bawah 7,2 m2 per orang.
beberapa aspek yang memiliki
Kualitas prasarana yang kurang baik
38
Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181
| Vol.1 | No.1| 2017

kesamaan dengan permukiman kumuh


ringan, seperti halnya pengelolaan
persampahan, kepadatan bangunan.
Sedangkan kumuh berat kondisi
lingkungannya buruk, terdapat
kecenderungan bahwa semakin buruk
tingkat kategori kumuhnya, semakin
buruk pula kondisinya dibandingkan
dengan kedua kategori kumuh lainnya
terutama dalam hal penyediaan sarana
dan prasarana.
2. Permukiman kumuh di Kecamatan
Kendari Barat terbagi atas tiga kelas
yaitu Kumuh Ringan, Kumuh Sedang
dan Kumuh Berat
3. Luas kawasan permukiman kumuh di
Kecamatan Kendari Barat berbeda-
beda dengan luasan kumuhnya yaitu
untuk kumuh ringan luasnya sebesar
25.343 ha, kumuh sedang luas kaasan
kumuhnya mencapai 30.675 ha dan
umtuk kumuh berat luasnya yaitu
sebesar 11.53 ha.

DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Kota
Kendari Dalam Angka 2015.
Kendari: Rezky Bersama.
Budiharjo, Eko. 1997. Lingkungan Binaan
dan Tata Ruang Kota. Yogyakarta:
PenerbitAndi.

39
Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181
| Vol.1 | No.1| 2017

40

You might also like