You are on page 1of 9

EnviroScienteae 11 (2015) 66-74 ISSN 1978-8096

PERSEPSI PEMBUDIDAYA IKAN KOLAM TERHADAP PROGRAM


MINAPOLITAN DI DESA BASARANG KECAMATAN BASARANG KABUPATEN
KAPUAS

Tulus Bujur1), Idiannr Mahyudin2), H. M. Adriani2), Dini Sofarini2)


1)
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah
2)
Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat

Keywords : Minapolitan, Percepton, Fish Farmers

Abstract

The research was conducted in the village Basarang covering RT.1, RT.2, RT.4 and RT.5
Basarang district of central borneo province. Analyze perception of fish against minapolitan
development and the factors that influence the development minapolitan such as education,
employment, income, length of residence, and extension especially fishery. This study uses a
survey approach in which the data sample drawn from the population. In addition,
observation, interviews and questionnaires. Public perception of fish farmers in the village
Basarang district Kapuas and surrounding counties Basarang be position minapolitan program,
meaning that the fish farmers fully support the development of the area in the hope of later
minapolitan program beneficial to improve the local economy fish farmers in particular and
society in general. From the results of research in the field, that the factors that influence
people’s perception of the fish farmers minapolitan program is education, employment,
income, length of residence and education. As a reference for stakeholders to engage
community fish farmers in decision-making in the context of policy and the welfare of society
in the development of the area in the village Basarang minapolitan program and provide
policy recommendations for the govemment related activities minapolitan future development.

Pendahuluan penerapan asas kebersamaan ekonomi antar


pembudidaya ikan dalam kelembagaan
Pengembangan kawasan kelompok pembudidaya ikan, sehingga
minapolitan pada dasarnya memiliki menghasilkan nilai tambah melalui
keunggulan-unggulan yaitu : 1) mendorong pemanfaatan efisiensi teknologi pada sarana
kearah terjadinya desentralisasi produksi, proses budidaya, pengolahan dan
pembangunan maupun kewenangan, 2) pemasaran hasil dengan memperhatikan
menanggulangi hubungan saling aspek kelestarian sumberdaya alam dan
memperlemah antara perdesaan dan lingkungan hidup.
perkotaan, dan 3) menekankan kepada Lokasi pengembangan minapolitan di
pengembangan ekonomi yang berbasis Desa Basarang Kecamatan Basarang sangat
sumberdaya lokal dan diusahakan dengan strategis karena daerah ini cocok untuk
melibatkan sebesar mungkin masyarakat pengembangan budidaya perikanan
perdesaan itu sendiri (Rustiadi et al. 2006). (program minapolitan) antara lain :
Pengembangan kawasan minapolitan 1. Akses pangsa pasar dekat ke
merupakan suatu model pembangunan yang Kabupaten Kapuas maupun kota
menggunakan pendekatan kawasan dan Palangka Raya, kota Sampit, kota
pendekatan pengembangan wilayah Pangkalan Bun dan ke Provinsi
berbasis komoditas unggulan. Pendekatan tetangga Kalimantan Selatan.
kawasan budidaya dibangun melalui
Tulus Bujur, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 66-74 67

2. Pengawasan dan pembinaan terhadap Teknik Pengumpulan Data


program minapolitan akan lebih mudah Jenis data yang diperoleh pada
dilakukan oleh pihak terkait terutama penelitian ini merupakan kuantitatif. Data
Dinas Perikanan dan Kelautan kuantitatif adalah data yang berbentuk
Kabupaten Kapuas sebagai line sektor. angka atau data kualitatif yang diangkakan
3. Di Desa Basarang tersebut telah ada (Sugiono, 2002). Pada penelitian ini, data
dilaksanakan kegiatan budidaya kuantitatif adalah data yang diperoleh dari
perikanan oleh pembudidaya ikan persepsi pembudidaya ikan/masyarakat dan
dalam skala kecil dan menengah. faktor-faktor yang mempengaruhi, berupa
4. Budidaya perikanan yang skor atau angka atau data kualitatif yang
dilaksanakan menggunakan sistem diangkakan.
kolam tanah dan bentuk ini sangat Data menurut cara memperolehnya
cocok dengan kondisi perairan pasang terbagi atas data primer dan data sekunder
surut dan alam sub tropis di Desa (Anonim, 2006). Data yang dimaksud
Basarang. adalah :
5. Ikan - ikan yang telah ada dipelihara 1. Data primer, diperoleh dari lapangan
oleh pembudidaya di Desa Basarang secara langsung dengan survei
yaitu ikan patin (Pangasius menggunakan teknik wawancara secara
hipotalamus), ikan nila (Oreochromis langsung dengan responden dengan alat
nilotiea), ikan gabus (Channa striata) bantu berupa daftar pertanyaan
dan ikan betok (Anabas testudineus). berstruktur (angket/kuisioner) yang
Berdasarkan survei awal yang disusun berdasarkan variabel yang
dilakukan oleh peneliti bahwa masyarakat diteliti sehingga menghasilkan data
pembudidaya ikan yang ada di Desa kuantitatif untuk persepsi pembudidaya
Basarang sangat antusias dengan adanya ikan/masyarakat dan faktor-faktor yang
program pengembangan kawasan mempengaruhinya.
minapolitan di tempat mereka, dengan 2. Data sekunder, yang diperoleh dari
harapan adanya program minapolitan dapat laporan/dokumen instansi terkait
meningkatkan pendapatan ekonomi dan dengan penelitian dan kepustakaan.
kesejahteraan pembudidaya ikan dan
masyarakat. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah sekumpulan individu-


Metode Penelitian individu, mungkin manusia atau hasil
penelitian lainnya yang mempunyai
Penelitian ini menggunakan metode karakteristik untuk diteliti (Sudradjat dan
pendekatan survei. Hal ini karena dalam Achyar, 2010). Dalam penelitian ini,
penelitian menggunakan data sampel yang populasi adalah Kepala Keluarga (KK)
diambil dari populasi. Penggunaan metode mempunyai kolam yang berada di RT. 1,
survei ini untuk mendapatkan fakta-fakta RT. 2, RT. 4 dan RT. 5 Di Desa Basarang
dari gejala-gejala yang ada secara faktual, dimana jenis ikan yang dipelihara adalah
dengan menggunakan sampel yang jenis ikan patin dan ikan nila yang
dianggap dapat mewakili populasi yang merupakan kawasan pengembangan
diteliti (Nazir, 1988). Selain itu juga minapolitan. Karena populasi yang atas
melakukan observasi, wawancara dan lebih dari 100, dengan pertimbangan waktu,
kuisioner/angket untuk mendapatkan data tenaga dan biaya yang ada, maka untuk
yang lebih lengkap, akurat dan konsisten penelitian digunakan sampel dari populasi.
(Sugiyono, 2002). Teknik sampling menggunakan
purpossive sampling.Menurut Sugiyono
(2002) purposive sampling adalah teknik
68 Tulus Bujur, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 66-74

pengambilan sampel untuk tujuan tertentu, yang dilakukan responden


dalam penelitian ini adalah untuk ditentukan dengan Rupiah (Rp).
mengetahui persepsi pembudidaya ikan 4. Lama bermukim, yaitu lamanya
terhadap pengembangan kawasan respoden tinggal dan berusaha Di
minapolitan Di Desa Basarang Kecamatan Desa Basarang yang ditentukan
Basarang. Sampel menurut Sudradjat dan dengan Tahun.
Achyar (2010) adalah sebagian kecil dari 5. Penyuluh, yaitu mendapatkan
sekumpulan data yang besar (populasi) penyuluhan baik secara langsung
darimana kita ingin keterangan yang maupun tidak langsung kepada
menjadi sasaran. Agar sampel yang diambil pembudidaya ikan, mengenai
betul-betul representative (mewakili) kegiatan pengembangan kawasan
populasi. minapolitan Di Desa Basarang yang
ditentukan dengan berapa
Definisi Operasional Variabel Penelitian kali/frekuansi penyuluh melakukan
penyuluhan.
Variabel penelitian dibuat untuk 6. Persepsi Masyarakat, yaitu Proses
memperoleh batasan yang jelas dan kognitif yang dialami seseorang
memudahkan dalam pengukuran Variable dalam memahami informasi tentang
yang diamati dalam penelitian ini meliputi : dunia atau lingkungan melalui
a. Variabel terikat (dependent variable) penglihatan, penghayatan, dan lain-
yakni persepsi pembudidaya ikan lain.
terhadap pengembangan kawasan 7. Minapolitan, yaitu merupakan kota
minapolitan Di Desa Basarang. Persepsi ikan yang tumbuh dan berkembang
adalah suatu istilah yang dipakai untuk karena berjalannya sistem dan usaha
menyatakan pendapat, wawasan serta perikanan serta mampu melayani,
pandangan (interpretasi) terhadap suatu mendorong, menarik, menghela
objek atau hal-hal lain yang ada di kegiatan pembangunan ekonomi
lingkungan. daerah sekitarnya.
b. Variabel bebas (independent variable) 8. Pembudidaya Ikan, yaitu usaha
yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memelihara ikan.
persepsi pembudidaya ikan, meliputi :
1. Pendidikan, yaitu dihitung dengan
lamanya memperoleh pendidikan Hasil Dan Pembahasan
formal. Untuk penduduk yang tidak
sekolah atau tidak tamat sekolah Hasil penelitian yang dilakukan oleh
dasar memiliki skor 0, tingkat peneliti dalam bentuk kuisioner dan tanya
pendidikan tamat SD-SMP sederajat jawab langsung pada pembudidaya ikan
memiliki skor 1 dan tamat SMA diolah dalam bentuk rekapitulasi identitas
sederajat ke atas memiliki skor 2. responden. Sebanyak 66 KK sebagai
2. Pekerjaan,yaitu jenis pekerjaan yang respondensi penelitian yang mewakili dari
dominan dalam menghasilkan total 195 KK untuk mengisi kuisioner
pendapatan dengan metode wawancara, jumlah 29 KK
Pengukuran variabel pekerjaan di RT. 1 diambil sebanyak 10 KK sebagai
dengan menggunakan tiga kategori sampel, jumlah 114 KK di RT. 2 diambil
yaitu petani ikan/nelayan (skor 2), sebanyak 39 KK sebagai sampel, jumlah 30
petani lokal/buruh (skor 1) dan KK di RT. 4 diambil sebanyak 10 KK
PNS/pedagang/ sebagai sampel dan jumlah 22 KK di RT. 5
wiraswasta (skor 0). diambil sebanyak 7 KK sebagai sampel
3. Pendapatan, yaitu pendapatan rata- dalam penelitian yang dilaksanakan di Desa
rata perbulan dari hasil pekerjaan
Tulus Bujur, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 66-74 69

Basarang Kecamatan Basarang Kabupaten Dari nilai tersebut diatas maka dapat
Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. dikatakan bahwa kegiatan pengembangan
Dilihat dari segi umur, usia kawasan minapolitan yang ada di Desa
responden berkisar antara 22 – 65 tahun Basarang Kecamatan Basarang dapat
(data terlampir di halaman 62) dan usia dilaksanakan karena masyarakat
produktif yang masih kuat untuk bekerja pembudidaya ikan menyatakan bahwa
antara 20 – 55 tahun sebanyak 56 KK atau kegiatan tersebut dapat bermanfaat (positip)
85 % sedangkan 10 KK atau 15 % masih dan akan meningkatkan taraf ekonomi
bisa bekerja (Sumber data primer dari masyarakat serta mensejahterakan taraf
responden 66 KK). Sedangkan jumlah hidup yang lebih baik dari sekarang
anggota keluarga dalam satu rumah sehingga Penilaian yang diberikan oleh
berkisar antara 2 – 10 orang anggota responden sesuai dengan hipotesis/dugaan
keluarga. awal bahwa persepsi pembudidaya ikan
terhadap pengembangan kawasan
Persepsi Pembudidaya Ikan Kolam minapolitan di Desa Basarang Kecamatan
Terhadap Pengembangan Program Basarang bersifat positip dan bermanfaat
Minapolitan di Desa Basarang Kabupaten bagi masyarakat.
Kapuas Model analisis Regresi Linier
Berganda dalam logaritma, diolah melalui
Berdasarkan rekapitulasi hasil program SPSS (Statistical Program for
penelitian/pendataan di lapangan mengenai Social Science) digunakan untuk
persepsi masyarakat pembudidaya ikan mengestimasi faktor-faktor yang
kolam terhadap pengembangan program mempengaruhi persepsi pembudidaya ikan
minapolitan di Desa Basarang Kabupaten terhadap pengembangan kawasan
Kapuas dengan faktor-faktor yang minapolitan Di Desa Basarang Kecamatan
mempengaruhinya, diperoleh nilai Y Basarang dan faktor-faktor yang diduga
(Persepsi masyarakat pembudidaya ikan) mempengaruhinya.
adalah semua responden menyambut baik Spesifikasi model atau formulasi dari
dengan adanya program minapolitan di model regresi berganda (Sudjana, 1992)
desa mereka (skor 2) sehingga diperoleh sebagai berikut :
Nilai Persepsi (NP) 100% dengan
perhitungan sebagai berikut : LnY = -0,188 + 0,056 LnX1 + 0.190LnX2
n + 0,093 LnX3 + 0,098 LnX4 +
NP = x 100 % 0,082 LnX5 + ei
N
dimana :
Skor yang diperoleh (132) Y = Persepsi Masyarakat Pembudidaya
NP = x 100 % Ikan
Skor maksimal (132) X1 = Pendidikan
= 100% X2 = Pekerjaan
X3 = Pendapatan
Dimana : X4 = Lama bermukim
N = skor (2) yang diperoleh hasil X5 = Penyuluh
penjumlahan rekapitulasi responden α = Intersep/Titik Potong/Konstanta
66 β = Koefisien Regresi/Koefisien Arah
KK = 132 skor yang diperoleh. ei = Merupakan Faktor Pengganggu
N = skor maksimal (2) yang diperoleh (error)
hasil penjumlahan rekapitulasi
responden 66
KK = 132 skor maksimal.
70 Tulus Bujur, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 66-74

Koefisien Determinasi yang sangat nyata terhadap variabel


persepsi masyarakat pembudidaya ikan.
Koefisien determinasi (R²) dari Sedangkan koefisien regresi tingkat
kebagusan model persepsi masyarakat pendidikan sebesar 0,056 akan menambah
pembudidaya ikan yang diolah yaitu persepsi masyarakat pembudidaya ikan
menunjukkah nilai sebesar 95,1% terhadap kegiatan program minapolitan.
merupakan variabel terikat (persepsi Dari hasil pengujian uji t terhadap variabel
masyarakat pembudidaya ikan) yang dapat pendidikan diperoleh nilai t hitung dimana
dijelaskan oleh variabel bebas (Pendidikan, variabel pendidikan berpengaruh secara
Pekerjaan, Pendapatan, Lama Bermukim, signifikan pada taraf tingkat kepercayaan
dan Penyuluhan). Sedangkan sisanya 90% dan pendidikan berpengaruh secara
sebesar 4,9% persepsi masyarakat nyata mempengaruhi persepsi masyarakat
pembudidaya ikan terhadap program pembudidaya ikan mengenaik kegiatan
minapolitan di Desa Basarang dipengaruhi minapolitan. Jadi semakin tinggi kualitas
oleh faktor diluar yakni Pengetahuan yang dan kuantitas pendidikan maka akan
kurang dari penyuluh, Tingkat interaksi semakin meningkat juga pola pikir, inovasi
dengan petugas penyuluh lapangan, dan dan cara mengambil keputusan masyarakat
Keanggotaan dalam kelompok tani dari terhadap kegiatan pengembangan kawasan
model yang dianalisis. Jadi keeratan program minapolitan di Desa Basarang
hubungan positip antara variabel bebas Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas.
terhadap variabel terikat sebesar 95,1%. Berdasarkan hasil jawaban
kuisioner untuk varibel pendidikan
Hasil Uji Simultan/Uji-F responden seperti pada tabel 12 berikut :

Dari uji F berdasarkan pengolahan Tabel 12. Persentase Pendidikan


dengan program SPSS (Statistical Program Jumlah Persentase
No Pendidikan
for Social Science) adalah sebesar 235,022 Respoden (%)
dengan tingkat signifikansi 0,000 secara 1. Tamat 13 19,70
nyata pada taraf tingkat kepercayaan 99% SMA/Sederajat
berarti terdapat pengaruh kuat dari faktor 2. Tamat 20 30,30
lain selain variabel-variabel yang ada. SMP/Sederajat
Sehingga dapat diketahui variabel bebas 3. Tamat 33 50,00
(Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, Lama SD/Sederajat
Bermukim, dan Penyuluh) secara bersama- Jumlah 66 100,00
sama (keseluruhan) mempengaruhi variabel Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
terikat (persepsi masyarakat pembudidaya
ikan) terhadap kegiatan program Persentase tingkat pendidikan responden
minapolitan yang ada pada Desa Basarang, yang tertinggi adalah tamat SD/Sederajat
dalam keeratan hubungan yang positip. Hal sebanyak 50,00%. Walaupun pendidikan
ini terlihat dari hasil pengujian diperoleh terbanyak adalah tamat Sekolah Dasar
nilai F hitung > F tabel. (SD) atau sederajat tetapi berdasarkan
pengalaman yang mereka miliki terutama
Hasil Uji Parsial/Uji-t dalam hal budidaya ikan mereka lebih
berpengalaman, sehingga diharapkan
1. Pendidikan dengan pengalaman yang ada masyarakat
Hasil pengujian terhadap variabel pembudidaya ikan dapat mendukung
bebas X1 (Pendidikan) menunjukkan kegiatan program minapolitan dan akan
bahwa nilai t-hitung 1,916 dengan tingkat lebih mudah untuk memahami, menerima,
signifikansi sebesar 0,060. Artinya variabel mendukung dan mengawasi agar tujuan
penjelas (Pendidikan) mempunyai pengaruh dari kegiatan program minapolitan tercapai
Tulus Bujur, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 66-74 71

dan dapat meningkatkan taraf hidup Dilihat dari hasil pengolahan data kuisioner
masyarakat pembudidaya ikan khususnya persentase pekerjaan pada Tabel 13 diatas ,
dan masyarakat pada umumnya. persentase pekerjaan yang paling dominan
Sedangkan untuk melanjutkan pendidikan adalah 92,42% (petani pembudidaya ikan)
kejenjang Sekolah Menengah Pertama ini disebabkan masyarakat yang ada di
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Desa Basarang telah lama mengenal cara
mereka harus Kecamatan Basarang atau ke memelihara ikan walaupun sifatnya
ibu Kota Kapuas. tradisional. Sehingga dengan pekerjaan
masyarakat di Desa Basarang yang
2. Pekerjaan sebagian besar adalah pembudidaya ikan
Hasil pengujian terhadap variabel diharapkan masyarakat mendukung
bebas X2 (Pekerjaan) menunjukkan bahwa kegiatan program minapolitan dengan
nilai t hitung signifikan 3,258 dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteran
tingkat signifikansi 0,002. Artinya variabel masyarakat dan memberikan lapangan
pekerjaan mempunyai pengaruh yang usaha baru untuk meningkatkan usaha
secara nyata terhadap persepsi masyarakat budidaya ikan yang lebih baik.
pembudidaya ikan dalam menanggapi
pengembangan kegiatan program kawasan 3. Pendapatan
minapolitan di Desa Basarang. Koefesien Hasil pengujian terhadap variabel
regresi pekerjaan 0,190 artinya akan bebas X3 (Pendapatan) menunjukkan
menambah persepsi masyarakat bahwa nilai t hitung signifikan 11,994
pembudidaya ikan terhadap kegiatan dengan tingkat signifikansi 0,000. Artinya
program minapolitan. Dari hasil pengujian variabel pendapatan mempunyai pengaruh
uji t terhadap pada variabel pekerjaan yang secara nyata terhadap persepsi
diperoleh nilai t hitung > t tabel dimana masyarakat dalam menanggapi
variabel pekerjaan berpengaruh secara pengembangan progran minapolitan di
signifikan pada taraf tingkat kepercayaan Desa Basarang. Koefesien regresi
95% dan pekerjaan berpengaruh secara pekerjaan 0,093 artinya akan menambah
nyata mempengaruhi persepsi masyarakat persepsi masyarakat pembudidaya ikan
pembudidaya ikan mengenaik kegiatan terhadap kegiatan program minapolitan.
minapolitan. Dari hasil pengujian uji t terhadap pada
Berdasarkan Penelitian yang variabel pendapatan diperoleh nilai t hitung
dilakukan di Desa Basarang hasil jawaban > t tabel dimana variabel pendapatan
kuisioner untuk varibel pekerjaan berpengaruh secara signifikan pada taraf
responden seperti pada Tabel 13 berikut : tingkat kepercayaan 99% dan variabel
pendapatan berpengaruh secara nyata dalam
Tabel 13. Persentase Pekerjaan mempengaruhi persepsi masyarakat
Jumlah Persentase pembudidaya ikan mengenaik kegiatan
No Pekerjaan
Respoden (%) minapolitan. Dengan pendapatan yang
1. Petani 61 92,42 tinggi masyarakat pembudidaya ikan akan
Pembudidaya lebih mudah mendukung dan memahami
Ikan kegiatan program minapolitan
2. Petani Padi/ 3 04,55 pembudidaya ikan.
Ambil Upah Pendapatan rata-rata perbulan responden
3. PNS/Pedagang/ 2 03,03 dari hasil olah data kuisioner dan tanya
Wiraswasta jawab dengan masyarakat pembudidaya
Jumlah 66 100,00 ikan sebagai berikut :
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
72 Tulus Bujur, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 66-74

Tabel 14. Persentase Pendapatan berpengaruh secara signifikan pada taraf


Jumlah Persentase tingkat kepercayaan 99% dan berpengaruh
No Pendapatan
Respoden (%) secara nyata mempengaruhi persepsi
1. > Rp. 1 01,51 masyarakat pembudidaya ikan mengenaik
2.500.000 kegiatan program minapolitan masyarakat
2. Rp. 42 63,64 akan lebih mudah untuk memahami,
1.000.000 mendukung kegiatan program minapolitan.
s/d Rp.
2.500.000 Tabel 15. Persentase Lama Bermukim
3. < Rp. 23 34,85 No Lama Jumlah Persentase
1.000.000 Bermukim Respoden (%)
Jumlah 66 100,00 1. Kurang dari 28 42,42
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 10 tahun
2. Bermukim 30 45,46
Hasil persentase pendapatan rata-rata 11 – 35
perbulan yang terbanyak adalah pada tahun
pendapatan Rp. 1.000.000 s/d 2.500.000 3. Bermukim 8 12,12
dimana persentase sebesar 63,64%. lebih dari
Apabila dilihat dari hasil 35 tahun
kuisioner/wawancara pendapatan Jumlah 66 100,00
pembudidaya ikan sangat mendukung Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
adanya kegiatan program minapolitan yang
ada di desa mereka. Dengan pendapatan Berdasarkan hasil pengolahan data
diatas rata-rata Rp. 1.000.000 masyarakat tabulasi di atas, maka diperoleh lama
yang ada di Desa Basarang semakin nyata bermukim 11 – 35 tahun persentase terbesar
mendukung kegiatan program minapolitan 45,46%. Berarti bahwa lama bermukim
sehingga berhasil dengan baik dan dapat sangat mempengaruhi persepsi masyarakat
meningkatkan hasil pendapatan yang lebih pembudidaya ikan terhadap kegiatan
baik lagi dan meningkatkan taraf program minapolitan yang ada di Desa
kehidupan masyarakat serta membuka Basarang sesuai dengan hasil uji-t bahwa
peluang usaha budidaya ikan lebih baik lama bermukim berpengaruh nyata terhadap
lagi dari sekarang. persepsi masyarakat. Hal ini disebabkan
petani pembudidaya ikan mempunyai
4. Lama Bermukim pengalaman lebih banyak dan lebih baik
Hasil pengujian terhadap variabel tentang bagaimana cara memelihara ikan
bebas X4 (Lama Bermukim) menunjukkan sehingga dengan adanya kegiatan program
bahwa nilai t hitung signifikan 24,319 minapolitan diharapkan usahanya mereka
dengan tingkat signifikansi 0,000 Artinya lebih terbantukan dan dibina oleh
variabel lama bermukim mempunyai pemerintah terutama dinas terkait yakni
pengaruh yang secara nyata terhadap Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
persepsi masyarakat pembudidaya ikan Kapuas Kalimantan Tengah selaku pilot
dalam menanggapi pengembangan kegiatan projek kegiatan program minapolitan di
program minapolitan di Desa Basarang. Desa Basarang. Sehingga berarti lama
Koefesien regresi lama bermukim 0,098 bermukim sangat nyata mempengaruhi
artinya akan menambah persepsi persepsi masyarakat pembudidaya ikan.
masyarakat pembudidaya ikan terhadap
kegiatan program minapolitan. Dari hasil 5. Penyuluhan
pengujian uji t terhadap pada variabel lama Hasil pengujian terhadap variabel
bermukim diperoleh nilai t hitung > t tabel bebas X5 (Penyuluhan) menunjukkan nilai
dimana variabel lama bermukim sangat t-hitung signifikan 10,841 dengan tingkat
Tulus Bujur, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 66-74 73

signifikansi 0,000 Artinya variabel Basarang dengan baik dan merupakan suatu
penyuluhan mempunyai pengaruh yang bagian dari stuktur Dinas Perikanan dan
secara nyata terhadap persepsi masyarakat Kelautan Kabupaten Kapuas yang ada di
dalam menanggapi pengembangan program lapangan.
minapolitan di Desa Basarang. Koefesien
regresi pekerjaan 0,082 artinya akan
menambah persepsi masyarakat kesimpulan
pembudidaya ikan terhadap kegiatan
program minapolitan. Dari hasil pengujian Persepsi masyarakat pembudidaya
uji t terhadap pada variabel penyuluhan ikan yang ada di Desa Basarang Kecamatan
diperoleh nilai t hitung > t tabel dimana Basarang Kabupaten Kapuas dan sekitarnya
variabel penyuluhan sangat berpengaruh bersifat positip terhadap program
secara signifikan pada taraf tingkat minapolitan, artinya bahwa masyarakat
kepercayaan 99% dan berpengaruh secara pembudidaya ikan mendukung sepenuhnya
nyata mempengaruhi persepsi masyarakat pengembangan kawasan program
pembudidaya. Mengenai kegiatan program minapolitan dengan harapan nantinya
minapolitan masyarakat pembudidaya ikan bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi
akan lebih mudah untuk memahami, masyarakat pembudidaya ikan khususnya
mendukung kegiatan program minapolitan. dan masyarakat sekitar pada umumnya.
Persentase dari tabulasi data Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
kuisioner/wawancara mengenai penyuluh masyarakat pembudidaya ikan ter-hadap
maka dapat dilihat sebagai berikut : program minapolitan di Desa Basarang
Kecamatan Basarang yakni Pendidikan,
Tabel 16. Persentase Penyuluhan Pekerjaan, Pendapatan, Lama Bermukim
No Penyuluhan Jumlah Persentase dan Penyuluhan.
Respoden (%)
1. 0 – 4 kali 54 81,82
2. 5 – 7 kali 1 01,51 Daftar Pustaka
3. Lebih 7 kali 11 16,67
Jumlah 66 100,00 Akhmad Fauzi, 2006. Ekonomi
Sumber : Hasil Pengolahan DataPrimer Sumberdaya Alam dan
Lingkungan, Teori dan Aplikasi,
Berdasarkan hasil pengolahan data tabulasi Penerbit PT.Gramedia Pustaka
di atas, maka diperoleh penyuluhan 0 – 4 Utama, Jakarta 2006.
kali mempunyai persentase terbesar 81,82%. Anonim, 2010. Keputusan Direktur
Berarti bahwa penyuluhan sangat Jenderal Perikanan Budidaya
mempengaruhi persepsi masyarakat Nomor KEP 70/DJ-PB/2010
pembudidaya ikan terhadap kegiatan tentang Penetapan 24 Lokasi
program minapolitan yang ada di Desa Sentra Produksi Perikanan
Basarang sesuai dengan hasil uji-t bahwa Budidaya Sebagai Percontohan
penyuluhan berpengaruh nyata terhadap Tahun 2011.
persepsi masyarakat. Sehingga dengan , 2011. Keputusan Menteri
adanya penyuluhan yang rutin dilakukan Kelautan dan Perikanan
masyarakat akan mendukung kegiatan Republik Indonesia Nomor KEP
program minapolitan yang ada di Desa 39/MEN/2011 tentang Penetapan
Basarang dengan harapan penyuluhan terus Kawasan Minapolitan.
ditingkatkan. Penyuluh merupakan suatu , 2011. Keputusan Bupati
alat idikator tercapainya keberhasilan Kapuas Nomor 12 / DISKAN /
program kegiatan minapolitan 2011 tentang Penetapan Lokasi
pembudidaya ikan yang ada di Desa Kawasan Minapolitan Budidaya
74 Tulus Bujur, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 66-74

Kabupaten Kapuas. Sumarto, Hetifa 2004. Inovasi Partisipasi


, 2011. Masterplan Pengembangan dan Good Governance. Prakarsa
Kawasan Minapolitan Kabupaten inovatif dan Partisipasi di
Kapuas. PT. Griya Aquatica Indonesia. Jakarta.
Palangka Raya Kalimantan
Tengah.
, 2010. Potensi dan Prospek
Pengembangan Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Kapuas,
Kuala Kapuas.
, 2012. Kapuas Dalam Angka
2011. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kapuas, Kuala
Kapuas.
, 2012. Laporan Tahun Dinas
Perikanan Dan Kelautan
Kabupaten Kapuas Tahun 2011,
Kuala Kapuas.
Danang Sumarto, 2011. Statistik SPSS
(Statistical Program for Social
Science) Juli 2011, Jogyakarta.
Emmy Sri Mahreda 2012, Panduan
penulisan tesis (PSDA-699)
Program Study Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan
Lingkungan , Program
Pascasarjana Universitas
Lambung Mangkurat, 2012.
Nazir, Muhammad, 1988. Metode
Penelitian . Penerbit Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Sudjana, 1992. Metode Statistika. Penerbit
Tarsito, Bandung, 467 hal.
Sudradjat dan Achyar, 2010. Statistika
Konsep Dasar Pengumpulan dan
Pengolahan Data. Penerbit Widya
Padjajaran Bandung, 168 hal.
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian
Administrasi. Penerbit Alfabeta,
Bandung 143 – 175 hal.
Sulhan Fajar, 2009. Partisipasi Masyarakat
Dalam Pengelolaan Sampah di
Kecamatan Martapura Kota dan
Martapura Timur Kabupaten
Banjar. Tesis Pascasarjana
Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru
Kalimantan Selatan.

You might also like