You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337539796

Analisis Keberlanjutan Dimensi Sosial Budaya Usahatani Padi Sawah di


Kabupaten Siak Provinsi Riau

Article  in  Dinamika Lingkungan Indonesia · July 2019


DOI: 10.31258/dli.6.2.p.85-94

CITATIONS READS

0 505

4 authors, including:

Rachmiwati Yusuf Usman Pato


Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Universitas Riau
8 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    52 PUBLICATIONS   554 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Usman M. Tang
Universitas Riau
13 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Effect of temperature and dissolved oxygen on metabolic rate and survival rate of larvae green catfish (Mystus nemurus Cuv. & Val.) View project

Research Grand from the Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia View project

All content following this page was uploaded by Usman Pato on 16 December 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Dinamika Lingkungan Indonesia, Juli 2019, p 85-94 Dinamika LingkunganVolume
Indonesia 85 2
6, Nomor
p-ISSN 2356-2226
e-ISSN 2655-8114

Analisis Keberlanjutan Dimensi Sosial Budaya


Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Siak Provinsi Riau
Rachmiwati Yusuf 1, Usman Pato2, Usman M. Tang 3, Rahman Karnila3
1
Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau
2
Fakultas Pertanian Universitas Riau Kampus Bina Widya Panam KM 12.5 Pekanbaru, Telp. 0761-862620
3
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Kampus Bina Widya Panam KM 12.5 Pekanbaru

Abstract : The study was conducted from January to July 2018 in four sub-districts (Bunga
Raya, Sabak Auh, Sungai Apit and Sungai Mandau) in Siak Regency. The sample of farmers
in this study were 203 people who were selected by purposive sampling. Data collection was
done by interviewing techniques using questionnaires and field observations. The analysis of
the sustainability of lowland rice farming was carried out based on the assessment of index
and sustainability status using the Rap-Rice method in Multi-Dimensional Scaling (MDS).
The purpose of this study was to analyze the index and the status of sustainability of the socio-
cultural dimensions of wetland farming and analyze the role of each of the socio-cultural
attributes that have sensitivity to the management of rice farming in the future. The results of
Rap-Rice analysis of the seven socio-cultural attributes analyzed, two attributes provide
sensitivity to the District (Bunga Raya, Sabak Auh and Sungai Mandau). Four attributes give
sensitivity to Sungai Apit District. The attribute that gives sensitivity to all sub-districts is the
attribute of attending training / counseling. Based on socio-cultural conditions, the analysis
of wetland rice farming in Siak District showed a fairly sustainable category for Bunga Raya
District (56.7%), Sabak Auh (50.80%) and Sungai Mandau (51.10%) while for Sungai Apit
Subdistrict the value was obtained (47.70%) or less sustainable .

Key Words: Sustainability analysis, socio-culture, lowland rice farming

Indonesia sebagai Negara yang berdaulat, Ketersediaan beras di pasaran dalam


berkomitmen untuk mewujudkan ketahanan jumlah yang cukup dan harga terjangkau
pangan, hal ini tertuang dalam Undang-Undang menjadi pekerjaan rumah yang serius bagi
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan pemerintah. Apabila terjadi kelangkaan
ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah komoditas tersebut di pasaran akan
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 menimbulkan kepanikan masyarakat, baik
tentang ketahanan pangan dan gizi yang konsumen, industri, maupun pedagang, oleh
mengamanatkan bahwa pemerintah bersama karena itu pemerintah harus mampu menjamin
masyarakat bertanggung jawab untuk ketersediaan komoditas ini, hal ini menunjukkan
mewujudkan ketahanan pangan bagi seluruh bahwa pengadaan produksi beras dalam negeri
rakyat. Ketahanan pangan diartikan sebagai sangat penting dalam rangka keberlanjutan
kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga kemandirian pangan nasional dengan sasaran
yang tercermin dari tersedianya pangan yang tercapainya swasembada pangan/beras
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, (Suryana, 2005).
merata dan terjangkau. Pengalaman telah Keberlanjutan meliputi hal yang
membuktikan kepada kita bahwa gangguan pada kompleks terlebih lagi ketika harus
ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan mengintegrasikan berbagai informasi dari aspek
harga beras pada waktu krisis ekonomi ekologi, ekonomi dan sosial budaya (Alder et
1997/1998, yang berkembang menjadi krisis al., 2003). Terkait dengan pemenuhan
multidimensi, telah memicu kerawanan sosial kebutuhan manusia Mardikanto (2009)
yang membahayakan stabilitas ekonomi dan mengemukakan tentang pembangunan
stabilitas Nasional. berkelanjutan ialah pemanfaatan sumberdaya
untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini
Dinamika Lingkungan Indonesia 86

dan yang akan datang dengan tetap Penentuan sampel petani dihitung
memperhatikan keselamatan lingkungan menggunakan persamaan Slovin dalam Ryan
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) (2013) dengan margin error 7%. Data sekunder
dibangun dengan pendekatan yang dapat diperoleh dari dokumen yang dipublikasikan
memelihara produksi dan keuntungan pertanian oleh Pemerintah Kabupaten Siak, Dinas
yang tinggi tanpa berakibat pada kerusakan Pertanian Siak dan Badan Pusat Statistik (BPS)
lingkungan, sehingga suatu pembangunan Kabupaten Siak baik berupa profil kecamatan,
diharapkan selalu berwawasan lingkungan. monografi, buku sensus pertanian, laporan hasil
Pertanian yang berwawasan lingkungan penelitian dan dokumen lainnya mengenai
merupakan sistem pertanian yang dapat peraturan perundang-undangan, tupoksi serta
menciptakan agroekosistem yang optimal dan rencana strategis pengelolaan yang dimiliki oleh
lestari berkelanjutan secara ekologi, ekonomi setiap instansi yang terkait.
dan sosial (Serageldin and Steer, 1994, Sitorus,
2004 dan Liu and Zhang, 2013). Metode Analisis
Penentuan indeks keberlanjutan dimensi Status keberlanjutan dimensi teknologi
teknologi padi sawah dan faktor-faktor apa saja padi sawah dinyatakan dalam bentuk indeks
yang mempengaruhinya perlu diketahui, untuk keberlanjutan berdasarkan pendekatan Rap-rice
mengevaluasi keberlanjutan, agar permasalahan dengan menerapkan teknik MDS (Multi
sosial budaya yang menghambat usahatani padi Dimensional Scaling) (Kavanagh, 2001 and
sawah di Kabupaten Siak dapat diatasi secara Fisheries, 2002). Pendekatan Rap-rice
cepat dan tepat. Tujuan dari penelitian ini dimodifikasi dari program Rapfish (Rapid
adalah untuk menganalisis indeks dan status Assessment Techniques for Fisheries) yang
keberlanjutan dimensi sosial budaya padi sawah dikembangkan oleh Fisheries Center,
dan menganalisis peran masing-masing atribut University of British Columbia (Fauzi dan
yang mempunyai sensitivitas terhadap Anna, 2005). Metode MDS merupakan teknik
pengelolaan usahatani padi sawah di dimasa analisis statistik yang mentransformasi setiap
yang akan datang. dimensi dan multidimensi pada dimensi
keberlanjutan usahatani padi sawah (Rao and
Rogers, 2006). Menurut Nurmalina (2008),
BAHAN DAN METODE teknik MDS memetakan dua titik atau objek
yang sama dalam satu titik yang saling
berdekatan, sebaliknya obyek atau titik yang
Waktu dan Tempat berbeda digambarkan dengan titik-titik yang
Penelitian ini telah dilaksanakan selama berjauhan. Multi Dimensional Scaling adalah
tujuh bulan, mulai dari bulan Januari sampai kumpulan teknik statistik untuk menganalisis
dengan bulan Juli 2018. Bertempat di kemiripan dan ketidakmiripan antar objek,
Kabupaten Siak pada empat Kecamatan sentra memberikan hasil yang berupa plot titik-titik
padi sawah yaitu, Kecamatan Bunga Raya, sehingga jarak antar titik menggambakan
Sabak Auh, Sungai Apit dan Sungai Mandau. tingkat kemiripan atau ketidakmiripan dan
memberikan petunjuk untuk mengidentifikasi
Jenis dan Sumber Data peubah tak diketahui atau faktor yang
Jenis data dalam penelitian ini mempengaruhi munculnya kemiripan atau
dikelompokan menjadi dua yaitu data primer ketidakmiripan (Kavanagh, 2001).
dan data sekunder. Data primer diperoleh Analisis ordinasi Rap-Rice dilakukan
melalui pengamatan langsung di lapangan dengan tahapan (1) penentuan atribut; (2)
(observasi) dan hasil wawancara mendalam penilaian setiap atribut dalam skala ordinal
dari 203 petani dan 20 stakeholders. Informan (scoring); (3) analisis ordinasi Rap-Rice untuk
dipilih menggunakan purposive sampling dan menentukan ordinasi dan nilai stress melalui
identifikasi stakeholders dilakukan dengan ALSCAL Algoritm; (4) melakukan rotasi untuk
metode snowball sampling yaitu stakeholders menentukan posisi indeks dan status
merekomendasikan stakeholders lainnya keberlanjutan pengelolaan usahatani padi pada
sebagai responden (Wildemuth, 2009). ordinasi baik dan buruk; (5) melakukan analisis
Dinamika Lingkungan Indonesia 87

sensitivitas (leverage analysis) dan monte carlo HASIL


analysis. Indikator keberlanjutan adalah alat
yang digunakan untuk memberikan informasi Indeks dan status keberlanjutan dimensi sosial
secara langsung atau tidak langsung mengenai budaya pengelolaan padi sawah di Kabupaten
viabilitas sebuah sistem di masa mendatang dari Siak ditentukan berdasarkan hasil penelitian dan
berbagai level tujuan, dimana penggunaan wawancara dengan petani di Kabupaten Siak.
dianggap penting karena menjadi informasi bagi Atribut yang memiliki sensitivitas terhadap
perencanaan dan pengembangan sistem status keberlanjutan diketahui dengan
selanjutnya. Nilai stress <25% merupakan melakukan analisis leverage. Analisis leverage
nilai stress yang dapat diterima. dilakukan untuk mengetahui atribut yang
Metode penentuan indeks keberlanjutan sensitif terhadap keberlanjutan pengelolaan
usahatani padi sawah dengan teknik Rapfish usahatani padi sawah. Atribut yang diperkirakan
dilakukan berdasarkan sistematika yang telah memberi pengaruh terhadap dimensi ini adalah
ditentukan. Menurut Nababan et al. (2008) tingkat pendidikan, motivasi petani bertani,
penentuan Indeks dan status keberlanjutan mengikuti pelatihan pertanian, status
berdasarkan tahapan: 1) pengkajian atribut- kepemilikan lahan, umur petani, pengalaman
atribut pada setiap dimensi keberlanjutan dan dalam berusahatani dan frekuensi konflik
menilai atribut tersebut berdasarkan data aktual berkaitan dengan usahatani. Nilai indeks semua
melalui pengamatan lapangan, wawancara atribut disajikan pada (Tabel 1) dan status
bersama pakar, dan kajian pustaka, 2) nilai skor keberlanjutan dimensi sosial budaya
atribut-atribut setiap dimensi keberlanjutan pengelolaan usahatani padi sawah dapat dilihat
kemudian dianalisis pada program Microsoft pada (Gambar 1). Atribut sensitif yang
Excell dengan menggunakan template yang memberikan pengaruh terhadap nilai indeks
telah disiapkan sebelumnya, sehingga keberlanjutan dimensi sosial dan budaya dapat
diperoleh suatu besaran nilai yang dikenal diketahui dari analisis leverage (Gambar 2).
dengan indeks keberlanjutan, 3) Kemampuan setiap atribut untuk menjelaskan
mengkategorikan nilai indeks keberlanjutan dan memberikan kontribusi terhadap
berdasarkan selang keberlanjutan untuk keberlanjutan sistem yang dikaji dapat diketahui
memperoleh status keberlanjutan. Selang nilai dengan melihat nilai koefisien (R2) setiap
skor keberlanjutan setiap dimensi, antara lain: dimensi yang dianalisis. Nilai stress dan
buruk (0,00-25,00), kurang (25,01-50,00), koefisien determinasi dimensi teknologi
cukup (50,01-75,00), dan baik (75,01-100,00). disajikan pada Tabel 2.
Hasil lain yang diperoleh dalam analisis MDS
adalah penentuan faktor pengungkit (leverage
factors) yang merupakan faktor-faktor
strategis pengelolaan usahatani padi sawah di
masa depan (Pitcher and Preikshot, 2001).
Dinamika Lingkungan Indonesia 88

Tabel 1. Nilai skor dimensi sosial-budaya dan atribut keberlanjutan pengelolaan usaha tani padi sawah pada empat
kecamatan di Kabupaten Siak
Status Skor
No. Atribut Keterangan S.A S.A S.
Baik Buruk BR
u p M
1 Tingkat 3 0 (0) SD 0 0 0 0
pendidikan (1) SMP
(Rapfish; (2) SMA
Tesfamichael dan (3) Perguruan
Pitcher, 2006) Tinggi
2 Motivasi petani 2 0 (0) Meneruskan 2 1 1 1
bertani (Rapfish; tradisi
Tesfamichael dan (1) Pendapatan
Pitcher, 2006) tambahan
(2) Pendapatan
utama
3 Mengikuti 4 0 (0) Tidak pernah 2 1 1 1
pelatihan (1) 1x /tahun
pertanian/penyulu (2) 2x /tahun
han (3) 3x /tahun
(Abdollahzadeh et (4) > 3x /tahun
al., 2015)
4 Status 3 0 (0) Bagi hasil 2 2 2 3
kepemilikan lahan (1) Sewa
(Mudakir, 2011) (2) Milik Sendiri
(3) Milik Desa
5 Umur petani 3 0 (0) < 25 tahun 2 2 2 2
(Sunaryo, 2006) (1) > 55 tahun
(2) >40-55 tahun
(3) 25-40 tahun
6 Pengalaman 3 0 (0) <10 tahun 2 1 1 1
dalam (1) 10-15 tahun
berusahatani (2) 15-20 tahun
(Andayani dan (3) > 20 tahun
Sanira, 2015)
7 Frekwensi konflik 2 0 (0) > 3x setahun 1 1 1 1
berkaitan denngan (1) 1-2x setahun
usahatani (2) Tidak pernah
(Rapfish;
Tesfamichael dan
Pitcher, 2006)
Ket : BR (Bunga Raya), SAu (Sabak Auh), SAp (Sungai Apit), SM (Sungai Mandau)
Dinamika Lingkungan Indonesia 89

Gambar 1. Indeks keberlanjutan dimensi sosial budaya pada empat kecamatan


di Kabupaten Siak

Keterangan : ■ atribut sensitif, ■ atribut tidak sensitive

Gambar 2. Peran masing-masing atribut dimensi sosial dan budaya pada empat kecamatan di Kabupaten
Siak yang dinyatakan dalam bentuk nilai RMS (Root Means Square).
Dinamika Lingkungan Indonesia 90

Tabel 2. Nilai stress, koefisien determinasi dan pengaruh galat dimensi teknologi
Indeks
Analisis Perbedaan
Kecamatan Keberlanjutan Stress R2
MonteCarlo* (MDS-MC)
(MDS)
Bunga Raya 56,70 0,15 0,94 56,50 0,20
Sabak Auh 50,80 0,15 0,94 50,80 0,30
Sungai Apit 47,70 0,15 0,94 47,70 0,70
Sungai
51,10 0,14 0,94 51,10 0,10
Mandau
Keterangan :
*Galat pada taraf kepercayaan 95%
Nilai indeks 25,01-50,00 dikategorikan kurang berkelanjutan
Nilai indeks 50,01-75,00 dikategorikan cukup berkelanjutan
Nilai stress < 0,25 berarti goodness of fit
Nilai R2 > 80% atau mendekati 100%, kontribusi sangat baik

PEMBAHASAN Kabupaten Siak. Melalui pelatihan/ penyuluhan


petani menjadi tahu, mengerti dan paham
Indeks dan status keberlanjutan dimensi bagaimana cara bercocok tanam yang baik,
sosial budaya pengelolaan usahtani padi kapan waktu panen yang tepat, alat panen apa
sawah yang dapat digunakan untuk menekan tingkat
Hasil pengolahan data dari Tabel 1 dan kehilangan hasil, faktor-faktor apa saja yang
analisis data pada Gambar 1 menunjukkan nilai harus diperhatikan agar keberlanjutan usahatani
indek keberlanjutan dimensi sosial dan budaya tetap dapat dipertahankan.
untuk Kecamatan Bunga Raya 56,70%, Sungai Peningkatan pengetahuan petani yang
Mandau 51,10 dan Sabak Auh 50,80%%, diaplikasikan dalam usahataninya diharapkan
artinya status dimensi ini cukup berkelanjutan dapat meningkatkan produksi dan produktifitas
(>50%). Nilai indeks keberlanjutan Kecamatan yang selanjutnya dapat membantu petani
Sungai Apit adalah (47,7%) atau kurang memperbaiki mutu hidup dan kesejahteraannya.
berkelanjutan (<50%). Pengelolaan usahatani Pembinaan masyarakat tani dalam berusahatani
padi sawah di Kecamatan Sungai Apit belum dengan mengadakan pelatihan untuk merubah
memberikan dukungan terhadap pembangunan pola pikir, perilaku dan kegiatan yang memiliki
dimensi sosial dan budaya, sementara di pedoman yang jelas sangat berpengaruh
Kecamatan Bunga Raya, Sabak Auh dan Sungai terhadap keberlanjutan usahatani padi. Hal ini
Mandau pengelolaan usahatani padi sawah sesuai dengan yang disampaikan oleh
sudah dapat memberikan dukungan terhadap (Timprasert et al., 2014; Okonya and Kroschel,
pembangunan dimensi sosial dan budaya. 2016) yang menyatakan bahwa
Dalam upaya mengoptimalkan keberlanjutan pelatihan/penyuluhan diperlukan untuk
usahatani padi sawah di Sungai Apit maka meningkatkan pengetahuan petani misalnya
pembangunan dimensi sosial dan budaya dalam menerapkan pengelolaan hama terpadu
penting diperhatikan dan ditingkatkan. dan budidaya tanaman. Pernyataan ini di
Berdasarkan analisis leverage pada perkuat dengan hasil penelitian (Vildan et al.,
Gambar 2, diperoleh dua atribut sensitif 2009; Harahap et al., 2013 dan Kuntariningsih
terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi et al., 2013) yang menyatakan
sosial dan budaya untuk Kecamatan Bunga pelatihan/penyuluhan dapat menurunkan biaya
Raya, Sabak Auh dan Sungai Mandau serta produksi, berpengaruh singifikan terhadap
empat atribut sensitif untuk Kecamatan Sungai peningkatan produktivitas dan pendapatan
Apit. Atribut mengikuti pelatihan/penyuluhan petani hingga 40%.
memberikan sensitifitas yang cukup tinggi Hasil penelitian diketahui bahwa pelatihan
untuk semua kecamatan. Artinya atribut memiliki dampak yang positif bagi usahatani
pelatihan/penyuluhan sangat penting jangka panjang karena dapat meningkatkan
diperhatikan dalam rangka mempertahankan keahlian, ketrampilan, maupun penyelesaian
keberlanjutan usahatani padi sawah di setiap permasalahan dalam usahatani padi yang
Dinamika Lingkungan Indonesia 91

mereka lakukan. Pelatihan menjadi salah satu kebijakan pendidikan formal perlu ditingkatkan,
investasi petani dalam rangka peningkatan sehingga tingkat pendidikan formal petani lebih
sumber daya manusia serta meningkatkan animo baik. Pengembangan sumberdaya manusia dapa
petani dalam berusahatani. Hal senada juga dilakukan melalui penguatan pelatihan/
dinyatakan Kandaou (2010) yang menyatakan penyuluhan atau pendidikan non formal,
bahwa pelatihan berguna untuk menambah dan sehingga tingkat pengetahuan petani tentang
meningkatkan pengetahuan/keterampilan serta lingkungan akan semakin baik. Menurut
merubah sikap/perilaku seseorang ke arah yang Hermawan (2005); Dewi et al. (2016) serta
lebih produktif. Rukka dan Wahab, (2013), terdapat hubungan
Atribut motivasi petani bertani hanya positif antara tingkat pendidikan dengan
sensitif untuk Kecamatan Bunga Raya, hal ini perilaku menjaga kelestarian lingkungan.
disebabkan karena usahatani padi sawah di Hasil penelitian di Sungai Apit
Bunga Raya merupakan pendapatan utama menunjukkan 87% petani responden termasuk
dalam memenuhi kebutuhan hidup petani. ke dalam umur produktif. Responden yang
Motivasi petani yang begitu besar juga termasuk dalam umur produktif memiliki
disebabkan karena adanya dukungan dari kelebihan dalam kemampuan fisik yang optimal
pemerintah setempat yang membantu petani dan memiliki respon yang baik terhadap inovasi.
dalam menyediakan sarana dan prasarana sedangkan untuk umur tidak produktif mulai
pendukung seperti perbaikan saluran irigasi, mengalami pelemahan dalam kemampuan fisik,
perbaikan jalan usahatani, pengadaan pompa air, sehingga mereka kurang mampu bekerja secara
pemberian pelatihan/penyuluhan dan optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan
sebagainya. Hasil penelitian ini sejalan dengan Sunaryo (2006) yang menyatakan salah satu
penelitian yang dilakukan oleh Kandaou (2010) indikator dalam menentukan produktivitas kerja
dan Shinta (2011) yang menyatakan bahwa dalam melakukan pengembangan usaha adalah
pelatihan/penyuluhan akan mempengaruhi tingkat umur, dimana umur petani yang berusia
motivasi seseorang untuk bekerja dan berusaha relatif muda lebih kuat bekerja, cekatan, mudah
lebih serius, baik dari sisi kreatifitas maupun menerima inovasi baru, tanggap terhadap
produktivitas terhadap diri sendiri atau lingkungan sekitar bila dibandingkan tenaga
lingkungan. kerja yang sudah memiliki usia tua.
Pelatihan/ penyuluhan merupakan salah Atribut status kepemilikan lahan,
satu pendidikan non formal yang berguna untuk memberikan sensitifitas untuk Kecamatan
meningkatkan kemampuan petani dalam bidang Sabak Auh, Sungai Apit dan Sungai Mandau.
usahatani padi. Petani yang sering mengikuti Kepemilikan lahan umumnya merupakan milik
pelatihan/penyuluhan terbukti memiliki pola sendiri, hanya Kecamatan Sungai Mandau yang
pikir yang lebih terbuka sehingga mereka lebih merupakan milik desa, petani hanya mempunyai
mudah mengatasi setiap permasalahan yang ada hak pakai bukan hak milik. Petani tidak berhak
saat melakukan usahatani padi. Pelatihan/ menjual belikan tanah tersebut dan tidak boleh
penyuluhan dalam bidang pertanian memiliki memindahtangankan keorang lain tanpa
manfaat dalam pemberian informasi mengenai sepengatahuan aparat desa. Petani hanya diberi
inovasi-inovasi baru dalam bidang pertanian dan izin untuk mengelolah lahan jika digunakan
meningkatkan insentif serta kondisi yang untuk menanam padi, palawijah, sayur-sayuran
kondusif agar petani mampu memanfaatkan dan tanaman semusim lainnya, sehingga atribut
sumber permodalan maupun sumber daya kepemilikan lahan di Kecamatan ini
lainnya secara optimal. memberikan sensitivitas paling tinggi
Tingkat pendidikan formal dan umur dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
petani memberikan sensitifitas yang tinggi pada Berdasarkan uraian tersebut maka untuk
Kecamatan Sungai Apit. Pendidikan akan meningkatkan keberlanjutan dimensi sosial
mempengaruhi sikap dan kemampuan petani budaya usahatani padi sawah, perlu memberikan
dalam mengadopsi suatu teknologi, semakin perhatian serius terhadap atribut sensitif.
tinggi suatu pendidikan petani maka semakin
tinggi pula tingkat adopsinya, untuk itu
pembangunan sumberdaya manusia melalui
Dinamika Lingkungan Indonesia 92

Nilai Stress,Koefisien Determinasi dan keberlanjutan dan apabila selisih nilai kedua
Pengaruh Galat Dimensi Teknologi analisis tersebut < 5, maka hasil analisis
Nilai stress berkisar antara 0,14-0,15 dianggap memadai untuk menduga nilai indeks
dengan nilai R2 0,95 (Tabel 2). Dalam Rapfish keberlanjutan.
nilai stress dikatakan baik apabila nilainya di
bawah 0,25. Kavanagh (2001) menyebutkan SIMPULAN
bahwa nilai stress yang dapat ditolerir adalah
<20%, dengan demikian model dapat diterima Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan
dengan baik dengan nilai stress sekitar 15%. bahwa berdasarkan kondisi sosial budaya,
Hasil uji ketepatan (goodness of fit) juga analisis usahatani padi sawah di Kabupaten Siak
menunjukkan bahwa model pendugaan indeks menunjukkan kategori cukup berkelanjutan
keberlanjutan ekologi dapat digunakan, dimana untuk Kecamatan Bunga Raya (56,70%), Sabak
diperoleh nilai Squared Correlation (R2) adalah Auh (50,80%) dan Sungai Mandau (51,10%)
0,94 atau mendekati 1. Nilai R-square semakin serta kurang berkelanjutan untuk Kecamatan
mendekati 1 berarti data yang ada semakin Sungai apit (47,70%). Atribut sosial budaya
terpetakan dengan sempurna. Nilai tersebut yang mempunyai sensitifitas terhadap
menggambarkan bahwa 94-95% model dapat keberlanjutan usahatani padi sawah dimasa yang
dijelaskan dengan baik dan sisanya 4-5% akan datang untuk empat kecamatan adalah
dijelaskan oleh faktor lain. Kavanagh (2001) mengikuti pelatihan/ penyuluhan. Motivasi
menyebutkan bahwa nilai Squared Correlation bertani hanya sensitif untuk Kecamatan Bunga
(R2) lebih dari 80% menunjukkan bahwa model Raya, status kepemilikan lahan memberikan
pendugaan indeks keberlanjutan baik dan sensitivitas pada Kecamatan Sabak Auh, Sungai
memadai digunakan. Apit dan Sungai Mandau sementara umur dan
Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa tidak pendidikan petani hanya sensitif untuk
ada perbedaan yang nyata nilai indeks MDS Kecamatan Sungai Apit.
dengan hasil analisis Monte Carlo, baik pada
nilai sebaran maupun pengaruh galat pada taraf UCAPAN TERIMA KASIH
95%. Dapat dipastikan bahwa kesalahan
pembuatan skor, pengaruh variasi skor, Terimakasih saya ucapkan kepada Tuhan Yang
stabilitas proses analisis MDS yang berulang- Maha Esa atas berkat yang diberikan kepada
ulang maupun kesalahan pemasukan atau saya. Terimakasih kepada semua pihak yang
hilangnya data tidak memberikan pengaruh. telah membantu baik material maupun non
Menurut kavanagh and Pitcher (2004) bahwa material demi mendukung saya dalam penelitian
analisis Monte Carlo dapat digunakan sebagai ini
metode simulasi untuk mengevaluasi dampak
kesalahan acak/galat (random error) dalam DAFTAR PUSTAKA
analisis statistik.
Hasil analisis Rap-Rice tersebut dapat Abdollahzadeh, G. Sharifzadeh, MS. Damalas,
diterima mengingat hasil uji validasi diperoleh CA. 2015. Perceptions of the beneficial
selisih nilai indeks keberlanjutan teknologi and harmful effects of pesticides among
dengan nilai Monte Carlo sebesar 0,10 sampai Iranian rice farmers influence the
0,70. Hal ini memberikan selisih perbedaan adoption of biological control. Crop
yang sangat kecil (kurang dari 5). Nilai tersebut Protection. 75:124-131.
menunjukkan pengarug galat (error) atau Alder J, TJ, Pitcher, D. Preikshot, K. Kaschner
dampak dari kesalahan pemberian skor relatif and B. Feriss. 2000. How good is good?
kecil. Artinya model Rap-Rice untuk A. Rapid Appraisal tecknique for
pengelolaan padi sawah dinyatakan memadai evaluation of the sustainability status of
sebagai penduga nilai indeks keberlanjutan. fisheries of the north Atlantic. In Pauly
Menurut kavanagh and Pitcher (2004), apabila and Pitcher (eds). Methods forevaluationg
selisih nilai Analisis Rap dikurang Analisis the impacts of fisheries on the north
Monte Carlo > 5, maka hasil analisis tidak atlantic ecosystem. Fisheries Center
memadai sebagai penduga nilai indeks Research Reports. 8(2):136-182.
Dinamika Lingkungan Indonesia 93

Andayani, SA. Sanira. 2015. Pendapatan For Rapfish: A Technique for The Rapid
Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Appraisal of Fisheries Status. University
Penerapan Sekolah Lapang Pengelolaan of British Columbia, Fisheries Centre
Tanaman Terpadu. Jurnal Ilmu Pertanian Research Reports. 12 (2): 75 p.
dan Peternakan. 3(2):42-29 Liu, F and H, Zhang. 2013. Novel Methods to
Dewi, MM. Utami, BW. Ihsaniyati, H. 2016. Assess Environmental, Economic, and
Motivasi Petani Berusahatani Padi Social Sustainability of Main Agricultural
(Kasus Di Desa Gunung Kecamatan Regions in China. Agronomy for
Simo Kabupaten Boyolali). Jurnal Sustainable Development. 16(3):621-633.
Agrista. 4(3):104-114. Mardikanto, T. 2009. Pembangunan Pertanian.
Fauzi, A dan S, Anna. 2005. Pemodelan Sumber Tri Tunggal Tata Fajar. Surakarta.
Daya Perikanan dan Kelautan (untuk Mudakir, B. (2011). Produktivitas Lahan dan
Analisis Kebijakan). Gramedia Pustaka Distribusi Pendapatan Berdasarkan
Utama, Jakarta. Status Penguasaan Lahan Pada
Fisheries Centre, 2002. Attributes of Rapfish Usahatani Padi. Jurnal Dinamika
Analysis for Ecological, Ekonomi Pembangunan. 1(1).
Technological, Economic, Social and Nababan, MS. Efriyeldi dan Syafruddin, N.
Ethical Evaluation Fields. Institute of 2017. Struktur Komunitas
Social and Ethical Evaluation Fields. Makrozoobenthos Pada Hutan Mangrove
Institute of Social and Economic Di Desa Mengkapan Kecamatan Sungai
Research Press. St John’s Canada Apit Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan
Harahap, BH. Ginting, R. dan Hasyim. 2013. Kelautan. 22(2):24-33.
Pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM) Nurmalina, R. 2008. Analisis Indeks dan Status
Petani Terhadap Petani Padi Sawah Keberlanjutan Sistem Ketersediaan
(Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Beras di Beberapa Wilayah Indonesia.
Kec Teluk Mengkudu, Kab Serdang Jurnal Argo Ekonomi. 26 (1):47-79.
Bedagai). USU. Medan. Journal On Okonya, JS and Kroschel, J. 2016. “Farmers’
Social Economic Of Agriculture and knowledge and perceptions of potato
Agribusiness. 2(1):1-15. pests and their management in
Hermawan, H dan H, Andrianyta. 2013. Peran Uganda.” Journal of Agriculture and
Tambahan Modal Terhadap Pendapatan Rural Development in the Tropics and
Usahatani Padi di Kabupaten Blitar dan Subtropics. 117(1):87–97.
Ngawi, Jawa Timur. Jurnal Pengkajian Pitcher, TJ. DB, Preikshot. 2001. Rapfish: A
dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Rapid Appraisal Technique to Evaluate
Balai Besar Pengkajia n dan the Sustainability Status of Fisheries.
Pengembangan Teknologi Pertanian. Fisheries Research. 49(3): 255-270.
Badan Penelitian dan Pengembangan Rukka, H dan Wahab, A. 2013. FaktorFaktor
Pertanian. Kementerian Pertanian. yang Mempengaruhi Motivasi Petani
Bogor. 16(2):143-158. dalam Pelaksanaan Kegiatan P2BN DI
Kandaou, EE. 2010. Pengaruh Pelatihan dan Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.
Pengembangan Karyawan terhadap Jurnal Agrisistem. 1 (9) : 46-56.
Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Ryan, T. 2013. Sample Size Determination and
pada PT. Air Manado). Jurnal Penelitian Power. John Wiley and Sons.
Ilmiah. 6(1):2-4. Serageldin, I and Steer, A. 1994. Making
Kavanagh, P. 2001. Rapid Appraisal of Development Sustainable : From
Fisheries (Rapfish) Project. Rapfish Consept to Action Enviromentally
Software Description (for Microsoft Sustainable Development Occasional
Excel). University of British Columbia. Paper series No. 2. The Word Bank.
Fisheries Centre. Vancouver, Canada. Washinton D.C.
36p. Shinta, A. 2011. Manajemen Pemasaran.
Kavanagh, P and TJ, Pitcher. 2004. Malang : UB Press.
Implementing Microsoft Excel Software
Dinamika Lingkungan Indonesia 94

Sitorus, SRP. 2004. Pengembangan Tesfamichael, D dan TJ, Pitcher. 2006.


Sumberdaya Lahan Berkelanjutan. Edisi Multidisciplinary Evaluation of the
ke-3. Bogor: Laboratorium Sustainability of Red Sea Fisheries
Perencanaan Pengembangan Using Rapfish. Fisheries Research 78:
Sumberdaya Lahan, Jurusan Tanah, 227-235.
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Timprasert, S. Datta, A and
Bogor. Ranamukhaarachchi, S. 2014. Factors
Sunaryo. 2006. Hubungan Karakteristik Petani Determining Adoption of Integrated Pest
Dengan Respon Petani Terhadap Management by Vegetable Growers in
Penggunaan Pupuk Organik Pada Padi Nakhon Ratchasima Province, Thailand.
Sawah. Jurnal Agrisistem. 2 (1). Sekolah Crop Protection. 62:32-39.
Tinggi Penyuluhan Pertanian Vildan, S. Nizamettin, B and Abdulkadir, C.
Suryana, A. 2005. Pembangunan Pertanian 2009. Effect Of Formal Education And
Berkelanjutan Andalan Pembangunan Tranining On Farmers Income. European
Nasional. Makalah pada Seminar Sistem Journal of Social Sciences. 7(3):52-62.
Pertanian Berkelanjutan untuk Wildemuth B. M., 2009. Application of
Mendukung Pembangunan Nasional. 15 Social Research Methods to Question
Februari 2005. Universitas Sebelas in Informan and Library Science.
Maret Solo. Grennwood Publishing Group, London.

View publication stats

You might also like