You are on page 1of 4

Defi ing Operations

For research purposes, behavior must be defined in terms of its measurement. Because
the operation used to measure behavior defines it, this is called an operational
definition.
In ordinary conversation, we might talk about the way the smell of good food
makes our mouths water. To study this phenomenon, however, we must define mouth
watering in some precise way. A person’s mouth waters when the salivary glands
secrete saliva, so we might measure the excretion from these glands by putting cotton
balls in either side of a person’s mouth. After a time, we would collect these
cotton balls and weigh them; this would give us a measure of salivation. Salivation is
defined, in this instance, as the number of milligrams of saliva absorbed by cotton
balls of a certain size placed at particular points in the mouth for a specified period of
time.
Similarly, we may be interested in teaching a pigeon to peck a small disk, but what
is a disk peck? If the bird makes a pecking motion in the direction of the disk, is that a
disk peck? If it strikes the area near the disk, does that count? What if it touches the
disk very lightly with its beak? If three people observed a pigeon and counted disk
pecks, we might easily get three different counts. For this reason, researchers typically
use a recording apparatus that is activated when a certain amount of pressure is exerted
on the disk. If the bird strikes the disk hard enough to activate the recorder, it has
disk-pecked; otherwise, it has not.
Notice that our definition of behavior does not require that each performance be
the same as the last. A pigeon may peck a disk hundreds of times in the course of an
experiment, but that does not mean that every peck is exactly the same. In fact, it is
likely that, among those hundreds of disk pecks, no two are exactly alike. A given bird
may strike a disk a glancing blow from the right, then from the left, then head-on. It
may peck the disk with varying amounts of force. It may peck the center of the disk,
the top, the bottom, or either side. It may peck while arching its neck or standing on
one foot or fl apping its wings. Yet each of these variations in behavior counts as a disk
peck if it activates the recording device.
Although salivating and disk pecking are simple acts, behavior can be very complex.
In the laboratory, a researcher may train a rat to run a maze. The maze may be
quite intricate, and running it may require making correct turns at dozens of choice
points. The behavior called “running the maze” consists of performing all of the steps
necessary to reach the end of the maze.
Does our definition of behavior mean that feeling and thinking are off limits to scientific
analysis? The point is debated, but most learning researchers would probably
say that if feeling and thinking can be operationally defined (i.e., defined in terms of
measurement), they can be studied.
If we wish to study fear of spiders in people, for example, we may define fear as a
rise in heart rate, an increase in the rate of respiration, an increase in the electrical activity
of certain muscles, an increase in the electrical conductivity of the skin, a verbal
expression of fear, or as some combination of these or other acts in the presence of
spiders. Some behavior scientists would say that fear is these acts, whereas others
would argue that they merely indicate the presence of fear. But even if sweating and
breathing faster are not the same thing as feeling afraid, they are reliably found in people
who are judged to be afraid, and so they make convenient measures of fear.
Thinking is perhaps more challenging than emotion, but the same standard applies.
We cannot measure a person’s thinking directly (although to some extent we can
measure its neurological correlates), but sometimes thinking spills over into the public
arena, where it can be measured. For instance, when students study for an exam or try
to solve a diffi cult problem, they use the same vocal muscles used in speech even
though they remain silent. By electronically monitoring their speech apparatus, we can
observe these subtle measures of thought. Even a person who is unable to speak can
have thoughts monitored if that person is proficient in sign language. Mute people who
use sign language in communicating with others think with their fingers (Max, 1935).
We can also study thinking to some extent by asking people to “think out loud” as they
work toward the solution of a problem (Ericsson & Simon, 1993). Such “protocol analysis,”
as it is called, is a popular tool among some researchers.
All of the methods for studying thinking mentioned here involve verbal behavior.
Many people would probably say that thinking also includes nonverbal activity, such
as imagining. (However, see the discussion of thinking in Reese, 2001.) We may be
able to define imagining operationally as behaving as though an object were present
when, in fact, it is not. For example, I can show you the floor plan of a house and ask
you questions about it (“Is the master bedroom at the east end of the house or the
west?”), and I can then remove the fl oor plan and ask questions. The degree to which
your answers when the floor plan is absent are as accurate as those given when the
plan is present could be considered a measure of imagining.
Operational definitions are key to the scientific analysis of behavior.

Operasi didefenisikan

Untuk tujuan penelitian, perilaku harus didefenisikan untuk tujuan pengukurannya. Istilah
defenisi operasional dipakai karena ada suatu operasi yang digunakan untuk mengukur
suatu perilaku.

Misalnya studi yang mengukur pengaruh aroma makanan yang lezat yang menerbitkan air
liur. Untuk meneliti gejala ini, peneliti perlu mendefenisikan keluarnya air liur dalam cara
yang tepat. Mulut seseorang mengeluarkan air liur jika kelenjar salivanya mengeluarkan
saliva, sehingga peneliti dapat mengukur eksreksi air liur dari kelenjar ini dengan
meletakkan kapas di kedua sisi mulut. Setelah beberapa lama, peneliti dapat
mengumpulkan kapas tersebut dan mengukur air liur yang diabsorbsi kapas, dan cara ini
bisa digunakan untuk mengukur salivasi.

Salivasi (pengeluaran air liur) didefenisikan, jumlah air liur yang diabsorbsi kapas dengan
ukuran tertentu yang diletakkan pada tempat tertentu di mulut dalam jangka waktu tertentu.

Dengan cara yang sama, seseorang yang tertarik untuk mengajar burung dara untuk
mematuk makanan pada tempat makanan. Apa defenisi tempat makanan? Jika seekor
burung membuat gerakan mematuk ke arah tempat makanan, apakah gerakan ini bisa
disebut mematuk?, bagaimana jika gerakannya menuju ke arah sisi lain dari tempat
makanan, apakah gerakan ini juga masih bisa dihitung? Bagaimana jika kekuatan
patukannya berbeda, misalnya menyentuh dengan lembut?

Jika ada 3 orang yang mengobservasi gerakan burung dara dan menghitung gerakan
mematuk, peneliti dapat mendapatkan jumlah pengukuran patukan yang berbeda. Untuk
alasan ini, peneliti umumnya menggunakan bantuan alat penghitung yang aktif ketika
sejumlah tekanan menyentuh tempat makan. Jika seekor burung menyentuh tempat
makanan dengan cukup kuat, maka akan mengaktifkan penghitungan.

Defenisi perilaku patukan dalam contoh ini bisa tidak sama untuk setiap unjuk kerja
(performance). Seekor burung bisa mematuk seratus kali, namun untuk masing-masing
patukan, kuat-lemahnya patukan tidak akan sama. Bahkan, bisa jadi tidak ada dua patukan
yang sama dalam 100 kali patukan. Seekor burung bisa jadi mematuk dari arah kiri- kanan
tempat makanan, mematuk makanan dengan kekuatan yang berbeda, atau mematuk
tempat makan tepat ditengahnya, bagian atas, bawahnya atau dibagian sisinya.
Gerakannya bisa dengan melengkungkan lehernya atau posisi burung berdiri dengan satu
kaki atau sambil mengepakkan sayap. Namun, semua variasi perilaku tersebut bisa
dianggap perilaku mematuk yang sama jika defenisi yang digunakan adalah apabila tempat
makanan yang mencatat makanan telah diaktifkan oleh sentuhan.

Salivasi dan gerakan mematuk hanyalah gerakan sederhana dari perilaku, padahal perilaku
manusia lebih kompleks.

Apakah defenisi perilaku berarti bahwa perasaan dan berpikir tidak menjadi bagian analisis
ilmiah?. Beberapa ahli belajar menyatakan bahwa jika perasaan dan berpikir dapat
dioperasional (didefenisikan dalam hal pengukurannya), maka perilaku tersebut bisa
dipelajari.

Jika seseorang ingin meneliti ketakutan terhadap laba-laba, maka ketakutan dapat
didefenisikan sebagai meningkatnya detak jantung, pernafasan, aktifitas listrik dalam otot
tertentu atau kombinasi semuanya ketika laba-laba muncul. Beberapa ahli menyatakan
bahwa ketakutan adalah perilaku-perilaku tersebut, namun beberapa ahli lain tidak
sependapat dan menyatakan bahwa perilaku tersebut hanya mengindikasikan munculnya
rasa takut. Menurut mereka, berkeringat dan bernafas cepat tidak sama dengan perasaan
takut itu sendiri, karena berkeringat dan bernafas cepat hanya indikasi dan ditemukan pada
mereka yang takut.

Pengertian berpikir akan lebih menantang dari contoh emosi untuk didefenisikan namun
caranya sama saja dengan melakukan pengukuran pada emosi. Berpikir tidak dapat diukur
secara langsung. Misalnya, seorang siswa yang belajar menghadapi ujian, atau
menyelesaikan tugas sulit, individu menggunakan otot yang digunakan untuk berbicara,
walaupun mereka diam. Dengan memonitor otot ini, peneliti dapat mengukur berpikir.
Bahkan pada orang yang bisu.
Perilaku berpikir dapat pula diukur dengan meminta individu untuk berpikir dengan
mengucapkan apa yang dipikrkannya dengan bersuara (think out loud). Analisis seperti ini
menjadi alat yang lazim digunakan oleh beberapa peneliti.

Contoh-contoh pengukuran berpikir seperti yang telah dijelaskan, menggunakan perilaku


verbal. Namun, beberapa peneliti lain, menyatakan bahwa berpikir juga melibatkan perilaku
nonverbal, misalya imagining (membayangkan). Membayangkan dapat didefenisikan
secara operasional sebagai perilaku seakan-akan objek yang dipikirkan ada padahal tidak.
Misalnya, seseorang melihat gambar rencana rumah yang akan dibangun dan diberi
pertanyaan tentang gambar tersebut (apakah ruang tidur ada di sisi barat atau timur
rumah?). ketepatan menjawab walaupun gambar yang diberikan sudah tidak ada bisa
dianggap mengukur perilaku membayangkan dan perilaku membayangkan ini bisa juga
menjadi defenisi operasional perilaku berpikir.

Singkatnya, defenisi operasional adalah kunci dari analisis perilaku secara ilmiah.

You might also like