Professional Documents
Culture Documents
Secara historis, perbedaan antara aset tidak berwujud dan IC telah, paling tidak, tidak
jelas dengan intangible, termasuk IC, yang disebut sebagai "goodwill" (Dewan Prinsip
Akuntansi, 1970; Dewan Standar Akuntansi, 1997; Komite Standar Akuntansi
Internasional, 1998). Ini dapat ditelusuri kembali ke awal 1980-an ketika gagasan
umum tentang nilai tidak berwujud, sering disebut sebagai niat baik, mulai muncul
dalam praktik akuntansi dan bisnis (International Federation of Accountants, 1998).
Landasan Teori
Pulic Pulic (1998, 2000) mengembangkan “Nilai Tambah Koefisien Intelektual”
(VAICe) untuk mengukur IC perusahaan. Dia prihatin dengan dua aspek penting
lainnya dari penilaian dan penciptaan nilai namun belum terpecahkan dengan metode
lain:
a) Nilai IC berbasis pasar tidak dapat dihitung untuk perusahaan yang tidak
terdaftar di pasar saham. Perusahaan semacam itu membutuhkan cara alternatif
untuk menentukan nilai IC berbasis pasar mereka.
b) Tidak ada sistem yang memadai untuk memantau efisiensi kegiatan bisnis saat
ini yang dilakukan oleh karyawan, atau apakah potensi mereka diarahkan pada
penciptaan nilai atau penghancuran nilai.
VA = OUTPUT – INPUT
VAHU= VA/VC
Rasio akhir adalah perhitungan kemampuan intelektual suatu perusahaan. Ini adalah
jumlah dari koefisien yang disebutkan sebelumnya. Ini menghasilkan indikator baru
dan unik - VAICe:
Tujuan Penelitia
untuk menyelidiki hubungan antara modal intelektual (IC) perusahaan dan kinerja
keuangan mereka.
untuk menguji secara empiris hubungan antara ukuran yang masih ada dari IC - Valu
Added Intellectual Coefficiente dikembangkan oleh Pulic (1998) - dan ukuran
tradisional kinerja perusahaan: kembali tentang ekuitas (ROE), laba per saham (EPS),
pengembalian saham tahunan (ASR).
Motede Penelitian
Metode yang digunakan adalah pengumpulan data (kuantitatif) . Dalam penelitian ini
menggunakan metode survey yang dilakukan terhadap data-data yang sudah diperoleh. Sehingga
dalam penelitian ini dapat dicapai tujuan dari penelitan itu sendiri.
Metodologi / pendekatan - Makalah ini menggunakan kerangka kerja Pulic, memiliki fokus
di Asia, dan menggunakan data dari 150 perusahaan publik di Bursa Singapura. Ini adalah studi
empiris menggunakan partial least square (PLS) untuk analisis data. Makalah ini menguji empat
elemen IC dan kinerja perusahaan. Temuan - Temuan menunjukkan bahwa: IC dan kinerja
perusahaan terkait positif; IC berkorelasi dengan kinerja perusahaan di masa depan; tingkat
pertumbuhan IC perusahaan berhubungan positif dengan kinerja perusahaan; dan kontribusi IC
terhadap kinerja perusahaan berbeda menurut industri.
Menggunakan model Pulic, makalah ini membahas empat proposisi penelitian:
H1: Ada korelasi positif antara IC perusahaan dan kinerjanya.
H2: Semakin tinggi nilai IC perusahaan, semakin tinggi kinerja masa depan perusahaan.
H3 : Ada korelasi positif antara tingkat pertumbuhan IC perusahaan dan kinerja masa
depan perusahaan.
H4 : Kontribusi IC untuk kinerja masa depan perusahaan akan berbeda menurut
industri.
Hasil Penelitian
berdasarkan penelitian terkini tentang Intellectual Capital ( IC) memberikan bukti empiris
tentang relevansi IC (yang diukur dengan model Pulic) dengan kinerja keuangan perusahaan.
Kesimpulan
Intellectual Capital adalah bidang yang diminati banyak pihak, seperti pemegang
saham, investor lembaga, akademisi, pembuat kebijakan dan manajer .
Artilkel ini menggunakan kerangka kerja Pulic, memiliki fokus di Asia, dan
menggunakan data dari 150 perusahaan publik di Bursa Singapura. Ini adalah studi
empiris menggunakan partial least square (PLS) untuk analisis data.
Artikel ini menguji empat elemen IC dan kinerja perusahaan. Temuan - Temuan
menunjukkan bahwa: IC dan kinerja perusahaan terkait positif; IC berkorelasi dengan
kinerja perusahaan di masa depan; tingkat pertumbuhan IC perusahaan berhubungan
positif dengan kinerja perusahaan; dan kontribusi IC terhadap kinerja perusahaan
berbeda menurut industri.