You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327393088

SENAM PERNAFASAN SATRIA NUSANTARA MENINGKATKAN KEBUGARAN


LANSIA (Satria Nusantara Breathing Exercise Improves The Senior Citizens'
Level of Fitness)

Article · October 2009

CITATIONS READS

0 295

4 authors, including:

Makhfudli Makhfudli Jurnal Ners


Airlangga University Airlangga University
6 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    406 PUBLICATIONS   40 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

MODEL SELF CARE MANAGEMENT-HOLISTIC PSYCHOSPIRITUAL CARE TERHADAP KEMANDIRIAN, GLUKOSA DARAH, DAN HbA1C PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
View project

Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016 View project

All content following this page was uploaded by Jurnal Ners on 03 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SENAM PERNAFASAN SATRIA NUSANTARA MENINGKATKAN
KEBUGARAN LANSIA
(Satria Nusantara Breathing Exercise Improves The Senior Citizens’ Level of Fitness)
Kusnanto*, Makhfudli*, Rumdiana Surya Dewi*

ABSTRACT

Introduction: Aging is a slowly losing process of the ability of tissues to regenerate and keep their
normal structure and function in order to stand on from any disturbance, including infection. In
older people degeneration of organs like muscles, bones, heart, blood vessels and nerve systems
cause decrease in hearty. Satria nusantara gym are an alternative solution to increase hearty. The
objective of this study was to examine the effect of satria nusantara gym on fitness level to old
people. Method: The research use the pre eksperimental design by using approach of one group
pre test post test design. Sampling technique in this research is non probability sampling by using
saturated sampling. Samples taken as much 20 old people which is following satria nusantara gym.
Data were analyzed using paired t- test with significance level α≤0.05. Result: The result showed
that satria nusantara gym give positive effect to old people. Analysis: It can be cocluded that
satria nusantara gym cause increase fitness level to old people. Discussion: It’s recommended
further research need more variable for representative result..

Keywords : satria nusantara gym, hearty, older people

* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya. Telp/Fax: (031)


5913257, E-mail : Kusnanto_ners@yahoo.com

PENDAHULUAN latihan teratur dapat memperbaiki mortalitas


dan morbiditas yang diakibatkan oleh
Menua (menjadi tua) adalah satu penyakit kardiovaskuler (Darmodjo, 2006).
proses menghilangnya secara perlahan-lahan Latihan fisik yang dapat meningkatkan
kemampuan jaringan untuk mempertahankan derajat kesehatan fisik dan mental adalah
struktur dan fungsi normal sehingga tidak senam pernafasan satria nusantara, yaitu
dapat bertahan terhadap jejas (termasuk latihan dengan metode khusus yang mencoba
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang mengembangkan satu sistem olahraga
diderita (Contantinides, 1994 dalam Darmojo, pernafasan tenaga dalam melalui nafas, gerak
2006). Menurunnya fungsi berbagai alat dan konsentrasi sehingga menghasilkan
tubuh karena proses menjadi tua, sel-sel olahraga sekaligus olahmental dan olahsosial
banyak diganti, produksi hormon menurun yang diharapkan dapat menghasilkan kualitas
dan produksi zat-zat untuk daya tahan tubuh sumber daya manusia seutuhnya.
berkurang menyebabkan penyakit seperti Studi pendahuluan yang dilakukan
rheumatik, hipertensi, penyakit jantung, pada lansia yang mengikuti senam pernafasan
penyakit paru, diabetes mellitus, jatuh, satria nusantara di unit pelatihan senam
lumpuh separuh badan, TBC paru, patah pernafasan satria nusantara Rumah Sakit
tulang kanker dan kekurangan gizi Angkatan Laut DR. Ramelan Surabaya
(Darmodjo, 2006). sebagian besar mengatakan lebih jarang sakit
Peningkatan dan penurunan yang dan merasa lebih bugar setelah mengikuti
terjadi dari penuaan disebabkan oleh kurang senam pernafasan satria nusantara tetapi
latihan dan penyembuhannya adalah latihan pengaruh senam pernafasan satria nusantara
sederhana (Kusuma, W., 2000). Bukti yang terhadap tingkat kebugaran lansia belum
ada menunjukkan bahwa latihan dan olahraga dapat dijelaskan.
pada lanjut usia dapat mencegah atau Meningkatnya status kesehatan
melambatkan kehilangan fungsional, bahkan masyarakat, selain digambarkan dengan

190
Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 190-196

angka kesakitan dan kematian yang menurun, menurun, pengeluaran kalsium dari tulang
juga digambarkan dengan meningkatnya meningkat, dan kekuatan insulin menurun
umur harapan hidup (Djojosugito, 2000). sehingga mempengaruhi tingkat kebugaran
Penelitian WHO tahun 1999, menyatakan pada lansia (Kusuma, 2000). Menurunnya
penyakit tidak menular atau degeneratif tingkat kebugaran pada lansia mengakibatkan
merupakan penyebab 60% kematian dan 40% penurunan VO2 max, penurunan laju jantung
beban penyakit global (www.panduan maksimal dan penurunan isi jantung
kesehatan.com). Penelitian Prospektif lain sekuncup sehingga suplai O2 kejaringan tidak
membuktikan kemungkinan ketergantungan optimal (Darmojo, 2006).
fungsional pada lanjut usia yang inaktif akan Melakukan senam pernafasan satria
meningkat sebanyak 40-60% dibanding lansia nusantara dapat meningkatkan kemampuan
yang bugar dan aktif secara fisik (Ruben et. untuk mengembangkan sistem pernafasan
al, 1996 dalam Darmojo, 2006). Tahun 2020 yaitu meningkatnya kapasitas vital paru-
diperkirakan penyakit tidak menular menjadi paru, melatih otot-otot pernafasan dan
penyebab 73% kematian dan 60% beban memperlancar aliran darah balik dari vena di
penyakit global. Studi morbiditas daerah perut menuju jantung sehingga
menunjukkan tingkat keluhan sakit dari meningkatkan kelancaran peredaran darah
penduduk Indonesia dan lansia berdasarkan sistemik serta dapat meningkatkan derajat
SUSENAS 1992 sebesar 21,0 % dan kesehatan fisik dan mental sekaligus
menunjukkan peningkatan pada tahun 1995 (Maryanto, 1999). Penelitian ini perlu
yakni sebesar 55,8 % (Djojosugito, 2000). dilakukan guna mengetahui pengaruh senam
Penyebab kematian dibeberapa pernafasan satria nusantara terhadap tingkat
negara berkembang 25 tahun terakhir ini kebugaran pada lansia di unit pelatihan senam
dikarenakan penyakit tidak menular. Studi pernafasan satria nusantara Rumah Sakit
pandahuluan yang dilakukan pada lansia di Angkatan Laut DR. Ramelan Surabaya.
unit pelatihan senam pernafasan Satria
Nusantara di Rumah Sakit Angkatan laut DR. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Ramelan Surabaya bulan November 2008
dari 20 orang yang mengikuti senam Desain penelitian yang digunakan
pernafasan, 10 diantaranya menderita yaitu Pre Eksperiment dengan pendekatan
hipertensi, 10 orang sesak nafas saat one group pre test-post test design atau non
melakukan aktifitas berat dan 15 dari 20 randomized one group pretest design..
orang menderita nyeri sendi. Keadaan ini Populasi penelitan ini yaitu seluruh lansia di
disebabkan oleh penurunan tingkat kebugaran Rumah Sakit Angkatan Laut DR. Ramelan
serta kurangnya latihan fisik pada lansia. Surabaya yang melakukan senam pernafasan
Organ tubuh pada lansia banyak satria nusantara sebanyak 20 responden.
mengalami proses degenerasi atau menua. Sampel dalam penelitian ini yaitu lansia di
Proses menua dapat mengubah jaringan ikat Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan
dan jaringan yang bersifat elastis menjadi Surabaya yang melakukan senam pernafasan
kurang elastis, akibatnya jaringan menjadi satria nusantara sebanyak 20 responden.
lebih kaku, pengisian darah kejantung Teknik sampling dalam penelitian ini
terutama kebilik kiri menjadi terganggu, menggunakan teknik “Non-Probality
fungsi jantung akan menurun. Gangguan pada Sampling” dengan menggunakan sampling
fungsi jantung juga mengganggu aliran darah jenuh . Penelitian dilakukan di unit pelatihan
balik otak, ginjal, dan paru-paru. Paru Senam Pernafasan Satria Nusantara di Rumah
berkurang daya hirupnya sehingga kapasitas Sakit Angkatan Laut DR. Ramelan Surabaya
fisik berkurang dan orangpun mudah lelah bulan Desember 2008 sampai Januari 2009.
(Takasihaeng, 2002 dalam Marniyah, 2007). Variabel independen dalam
Penurunan yang terjadi pada lansia penelitian ini yaitu Senam Pernafasan Satria
juga disebabkan karena duduk terlalu lama Nusantara, sedangkan variabel dependen
dan tidak berolahraga, hal ini menyebabkan yaitu tingkat kebugaran lansia. Langkah awal
kapasitas aerobik menurun, proporsi lemak responden diberi pretest menggunakan
tubuh meningkat, keseimbangan melemah, lembar observasi tanda-tanda vital meliputi
kecenderungan darah untuk membeku nadi istirahat, tekanan darah dan frekuensi
meningkat, efisiensi termostat tubuh nafas, sehingga diperoleh skor awal sebelum

191
Senam Pernafasan Satria Nusantara (Kusnanto)

dilakukan intervensi. Setelah responden terdapat pengaruh senam pernafasan satria


melakukan senam pernafasan selama nusantara terhadap tingkat kebugaran
3x/minggu selama 4 minggu dilakukan post ditunjukkan dengan frekuensi nafas yang
test sebagai evaluasi dengan menggunakan stabil pada lansia
instrumen yang sama dengan pre test
sehingga diperoleh skor akhir. Data yang PEMBAHASAN
diperoleh diolah dengan uji paired t-test
dengan derajat kemaknaan α≤0,05. Hasil penelitian menunjukkan nilai
tekanan darah sistolik p=0,01 sedangkan
HASIL PENELITIAN tekanan darah diastoliknya didapatkan nilai
p=0,001,nilai dari denyut nadi istirahat p=
Responden diukur tanda-tanda vital 0,000 dan nilai dari frekuensi nafas p=0,000.
meliputi, tekanan darah, nadi istirahat dan Hal itu menunjukkan terdapat pengaruh
frekuensi pernafasan sebelum dan sesudah senam pernafasan satria nusantara terhadap
intervensi senam Satria Nusantara. Hasil tingkat kebugaran lansia yang ditunjukkan
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dengan perubahan tekanan darah, denyut nadi
senam pernapasan satria nusantara terhadap istirahat dan frekuensi nafas.
tingkat kebugaran yang ditandai tekanan Penelitian menyatakan bahwa ada
darah yang stabil pada lansia. Hal ini beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan
dibuktikan hasil uji paired t-test” tekanan darah, denyut nadi istirahat dan frekuensi
darah sistolik p=0,01 dan tekanan darah nafas pada lansia yaitu genetis, umur, jenis
diastolik p=0,001 (tabel.1). kelamin, gaya hidup seperti stress, obesitas
Hasil pengukuran denyut nadi (kegemukan), kurang olahraga, merokok,
istitahat terdapat perubah yang signifikan, alkohol dan makanan yang tinggi kadar
yaitu terjadi penurunan denyut nadi istirahat lemaknya serta perubahan biologis yang
setelah dilakukan senam Satria Nusantara. disebabkan proses menua.
Rerata denyut nadi sebelum tindakan sebesar Potter & Perry (2005)
85x/menit, rerata denyut nadi setelah mengungkapkan bahwa faktor lain yang
tindakan yaitu 77,45x/menit sehingga terjadi mempengaruhi tekanan darah adalah jenis
perubahan denyut nadi sebesar 7,35x/menit. kelamin. Secara klinis tidak ada perbedaan
Hasil uji statistik denyut nadi istirahat yang signifikan dari tekanan darah pada anak
menunjukkan p=0,000 berarti terdapat laki-laki dan perempuan. Setelah pubertas
pengaruh senam pernafasan satria nusantara pria cenderung memiliki tekanan darah yang
terhadap tingkat kebugaran ditunjukkan lebih tinggi, tetapi setelah menopause, wanita
dengan denyut nadi istirahat yang stabil pada cenderung memiliki tekanan darah yang
lansia. lebih tinggi.
Hasil pengukuran frekuensi Data dari responden menunjukkan
pernafasan setelah diberikan senam Satria bahwa jenis kelamin perempuan cenderung
Nusantara menunjukkan terjadi perubahan mempunyai tekanan darah lebih tinggi
yang signifikan, yaitu terjadi penurunan dibandingkan laki-laki. Hal itu dikarenakan
frekuensi pernafasan dalam batas normal responden perempuan lebih banyak
pada responden. Pengukuran frekuensi nafas menderita penyakit seperti Diabetes Melitus,
sebelum tindakan didapatkan rerata Paru-Paru, Jantung dan Hipertensi yang
23,2x/menit, rerata frekuensi nafas setelah berpengaruh terhadap perubahan tekanan
tindakan didapatkan sebesar 19,45x/menit. darah. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu
Nilai perubahan frekuensi nafas sebelum dan perubahan hormonal yang mempengaruhi
sesudah tindakan 3,75x/menit. Hasil uji siklus tubuh, sehingga mempengaruhi
statistik menunjukkan p=0,000, berarti perubahan tekanan darah.

Tabel 1. Tabulasi Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolic Pada Lansia di Unit Pelatihan
Senam Pernafasan Satria Nusantara Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya

192
Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 190-196

Tekanan Darah (mmHg)


Sistolik Diastolik Perubahan
Pre Post Pre Post Sistolik Diastolik
Rerata 130,5 123,65 88,15 79,35 11,05 10,4
Uji Paired T- Test p=0,01 p=0,001

Keterangan : p = signifikansi

Potter & Perry (2005) menyatakan fisik berupa olahraga secara teratur, terbukti
bahwa tekanan darah adalah tekanan yang dapat menurunkan tekanan darah ke tingkat
ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini normal dan menurunkan risiko serangan
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor hipertensi 50 persen lebih besar pada
antara lain usia. Tingkat normal tekanan seseorang yang aktif berolahraga. Satu sesi
darah bervariasi sepanjang kehidupan. olahraga rata-rata menurunkan tekanan darah
Tekanan darah dewasa cenderung meningkat lima hingga tujuh mmHg. Pengaruh
seiring dengan pertambahan usia. Pada lansia penurunan tekanan darah ini dapat
tekanan sistoliknya meningkat sehubungan berlangsung sampai 22 jam setelah
dengan penurunan elastisitas pembuluh. berolahraga (Nora Sutarina, 2008). Nora
Tekanan darah lansia normalnya yaitu mengatakan, aktivitas fisik berupa latihan
140/90mmHg. Meta (2008) mengungkapkan jasmani secara teratur merupakan intervensi
dari penelitian menunjukkan makin tinggi pertama untuk pencegahan dan pengobatan
umur seseorang makin tinggi juga tekanan hipertensi.
darahnya, sehingga menyebabkan peluang Penelitian tentang manfaat olahraga
hipertensi bertambah seiring bertambahnya untuk mengendalikan berbagai penyakit
usia, terutama tekanan darah sistolnya. Orang degeneratif, seperti hipertensi, jantung
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan koroner, diabetes, dan sebagainya, sudah
darah lebih tinggi dari orang yang berusia dilakukan di berbagai negara. Olahraga
lebih muda. Hipertensi pada orang berusia 60 secara teratur terbukti bermanfaat untuk
tahun ke atas perlu ditangani secara khusus. menurunkan tekanan darah, mengurangi
Hal ini disebabkan pada usia tersebut fungsi risiko stroke, serangan jantung, gagal ginjal,
ginjal dan hati mulai menurun. dan penyakit pembuluh darah lainnya.
Penelitian menunjukkan responden Menurut Nora, pengaruh olahraga dalam
dengan usia diatas 65 tahun cenderung jangka panjang sekitar empat hingga enam
memiliki tekanan darah lebih tinggi. Hal ini bulan, dapat menurunkan tekanan darah
dikarenakan pada usia tersebut fungsi organ sebesar 7,4/5,8 mmHg tanpa bantuan obat
semakin menurun terutama sistem hipertensi. Penurunan tekanan darah
kardiovaskuler. sebanyak dua mmHg saja baik secara sistolik
Lansia yang merokok saat usia muda, maupun diastolik dapat mengurangi risiko
konsumsi makanan yang tinggi kadar lemak stroke sampai 14 hingga 17 persen dan
serta kurangnya aktifitas pada lansia juga menekan risiko penyakit kardiovaskuler
mempengaruhi perubahan tekanan darah pada sampai sembilan persen. Manfaat lain dari
lansia. Pada lansia terjadi penurunan aktifitas olah raga yaitu menurunkan berat badan bagi
fisik yang mengakibatkan menurunnya penderita obesitas (kegemukan). Hal itu
kontraksi dan volume jantung, peningkatan karena penurunan berat badan empat hingga
dan penurunan tekanan darah, penurunan lima kilogram dapat menurunkan tekanan
oksigen dan densitas tulang sehingga tulang darah pada penderita hipertensi. Menurut
menjadi rapuh dan otot mudah kram. Nora, olahraga secara teratur idealnya
Aktifitas fisik yang teratur mampu dilakukan tiga hingga lima kali seminggu,
meningkatkan kemampuan system minimal 30 menit setiap sesi, dengan
kardiorespirasi, meningkatkan curah jantung, intensitas sedang. Olah raga yang isotonik
menurunkan frekuensi denyut nadi dan dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-
tekanan darah sehingga meningkatkan 45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan
efisiensi jantung (Moeloek, 1984, dalam Suci perifer yang akan menurunkan tekanan
Darmayanti, 2007). Peningkatan aktivitas darah.

193
Senam Pernafasan Satria Nusantara (Kusnanto)

Faktor lain yang mempengaruhi dibandingkan dengan seseorang yang tidak


perubahan tekanan darah lansia juga terlatih (Giam, 1997 dalam Prajasetia, 2008).
disebabkan karena melakukan senam Senam pernafasan satria nusantara
pernafasan satria nusantara secara teratur dan melatih lansia untuk terbiasa bernafas pelan
konsisten, karena pada senam pernafasan dan dalam serta selalu ingat kepada Sang
satria nusantara terjadi mekanisme Pencipta dalam kehidupan sehari-hari akan
pernafasan, khususnya pernafasan perut yang menghasilkan ketenangan jiwa, mental yang
memperlancar aliran darah balik dari stabil, sehingga akan memberikan pengaruh
pembuluh darah vena di daerah perut menuju terhadap stabilitas fungsi syaraf otonom
kejantung. Hal ini disebabkan karena pada dengan semakin meningkatnya fungsi syaraf
waktu inspirasi (tarik nafas) tekanan rongga parasimpatik. Fungsi syaraf parasimpatik
perut meningkat, sedangkan tekanan dirongga berhubungan erat dengan anabolisme yaitu
dada menurun, sehingga darah dari arah perut metabolisme yang bersifat membangun,
ditekan, sedangkan dari arah dada dihisap. mengarah kepada perbaikan terhadap
Semakin tingginya tekanan di dalam kerusakan jaringan dan gangguan fungsional.
abdominal pressing maka terjadi semacam Inspirasi memberikan oksigen kepada darah
pijatan terhadap alat-alat disekitar perut, sehingga darah (arteri) bersifat basa. Setelah
sehingga aliran darah dalam alat-alat tubuh di lama ditahan maka karbon dioksida
rongga perut dan aliran darah balik ke menumpuk, suasana menjadi asam. Asam dan
jantung semaki lancar. Basa merupakan katalisator dalam reaksi
organik. Pada katalisa asam umum, biasanya
Nadi adalah aliran darah yang efektifitas sebagai katalisator sesuai dengan
menonjol dan dapat diraba diberbagai tempat kekuatan asamnya. Penahanan nafas yang
pada tubuh. Nadi merupakan indikator status semakin lama menyebabkan suasana darah
sirkulasi. Sirkulasi merupakan alat melalui semakin asam sehingga reaksi organik dalam
apa sel menerima nutrient dan membuang darah semakin dipacu dan meningkat, maka
sampah yang dihasilkan dari metabolisme. energi akhir yang dihasilkan semakin besar.
Supaya sel berfungsi secara normal, harus Saat dalam keadaan asam larutan,
ada aliran darah yang kontinyu dan volume elektron-elektron akan diserap dari
sesuai yang didistribusikan darah ke sel-sel lingkungan (asam merupakan akseptor
yang membutuhkan nutrient (Potter & Perry, pasangan elektron) sehingga elektron-
2005). elektron juga akan banyak dihasilkan dengan
Peningkatan denyut jantung selama latihan pernafasan ini. Gerakan jurus-jurus,
aktivitas fisik dipengaruhi oleh faktor energi dan elektron yang dihasilkan
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik diarahkan keseluruh organ, kelenjar dan
dimulai dari pusat pengatur kardiovaskuler di jaringan tubuh lain sehingga seluruh
medulla yang kemudian dijalarkan melalui generator listrik yang terdapat dalam jaringan
SNS dan Parasympatetic nerves system pada akan mendapat suplai energi dan elektron
autonomic nervous system (ANS). Ketika (charged) yang memadai (Sutanbetuah,
Cardioccelerator nerves distimulus, 1999). Guytton (1997) mengungkapkan
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) bahwa semakin besar kekuatan otot jantung
dilepaskan. Hormon ini memacu depolarisasi yang diregangkan selama pengisian, semakin
sinus node, yang menyebabkan denyut besar kekuatan kontraksi dan semakin besar
jantung lebih kencang. Hal ini menyebabkan jumlah darah yang dipompakan ke dalam
peningkatan denyut jantung maksimal. Faktor aorta (stroke volume). Peningkatan stroke
yang mempengaruhi denyut jantung volume selama latihan membuat nadi istirahat
maksimal antara lain : usia, jenis kelamin, menurun yang berarti efisiensi jantung
level dan jenis olahraga dan penyakit meningkat. Kecepatan denyut jantung waktu
kardiovaskuler (Bullock et al, 2000). istirahat harus menurun supaya menjadi
Aktifitas fisik yang teratur membantu bugar (Powell, 2000).
meningkatkan efisiensi jantung secara Pada lansia terjadi perubahan sistem
keseluruhan. Salah satu petunjuk kearah itu respirasi yaitu otot pernafasan kehilangan
adalah denyut jantung yang lebih lambat dari kekuatannya dan menjadi kaku, menurunnya
seseorang yang terlatih dengan baik aktifitas dari silia, paru-paru kehilangan
elastisitas, kapasitas residu meningkat,

194
Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 190-196

menarik nafas lebih berat, kapasitas sama besar, tetapi orang yang berlatih
pernafasan maksimal menurun, dan bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal
kedalaman nafas menurun, alveoli ukurannya ini menyebabkan oksigen yang diperlukan
melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, untuk kerja otot pada proses ventilasi
oksigen pada arteri menurun, karbondioksida berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen
pada arteri tidak berganti, kemampuan untuk sama, otot yang terlatih akan lebih efektif
batuk berkurang. kerjanya (Yunus, 1997 dalam Desi Silviasary,
Faal paru dan olahraga mempunyai 2007).
hubungan timbal balik. Gangguan faal paru Pada orang yang dilatih selama
dapat mempengaruhi kemampuan olahraga. beberapa bulan terjadi perbaikan pengaturan
Olahraga dapat meningkatkan faal paru pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena
(Yunus, 1997 dalam Desy Silviasary, 2007). menurunnya kadar asam laktat darah, yang
Daya tahan kardiorespirasi, yaitu seimbang dengan pengurangan penggunaan
kesanggupan jantung, paru dan pembuluh oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik
darah untuk berfungsi secara optimal pada akan mempengaruhi organ sehingga kerja
keadaan istirahat dan latihan untuk organ lebih efisien dan kapasitas kerja
mengambil oksigen dan mendistribusikan ke maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor
jaringan yang aktif untuk metabolisme tubuh, yang paling penting dalam perbaikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis, kemampuan pernapasan untuk mencapai
antara lain: 1) keturunan/genetik, penelitian tingkat optimal yaitu kesanggupan untuk
menunjukkan 93,4% VO2 max ditentukan meningkatkan capillary bed yang aktif,
oleh faktor genetik. Hal ini dapat dirubah sehingga jumlah darah yang mengalir di paru
dengan melakukan latihan yang optimal, 2) lebih banyak, dan darah yang berikatan
usia, daya tahan kardiorespirasi meningkat dengan oksigen per unit waktu juga akan
dari masa anak-anak dan mencapai meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk
puncaknya usia 20 – 30 tahun dan puncaknya memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
pada usia 19 – 21 tahun. Sesudah usia ini oksigen (Yunus, 1997 dalam Desi Silviasary,
daya tahan kardiorespirasi akan menurun. 2007).
Penurunan ini terjadi karena paru, jantung Penurunan fungsi paru orang yang
dan pembuluh darah mulai menurun tidak berolahraga atau usia tua terutama
fungsinya. Kecuraman penurunan dapat disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-
dikurangi dengan melakukan olahraga paru dan otot dinding dada. Hal ini
aerobik secara teratur, 3) jenis kelamin, menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital
sampai usia pubertas, daya tahan dan nilai forced expiratory volume, serta
kardiorespirasi antara anak perempuan dan meningkatkan volume residual paru
laki-laki tidak berbeda, tetapi setelah usia (Wilmore & Costill, 1994 dalam Desi
tersebut, nilai pada wanita lebih rendah 15 – Silviasary, 2007).
25% dari pria. Perbedaan ini antara lain Senam pernafasan satria nusantara
disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot meningkatkan kemampuan untuk
maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi mengembangkan sistem pernafasan yaitu
tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan dengan meningkatnya kapasitas vital paru
kapasitas paru dan 4) aktivitas fisik, daya paru. Kapasitas vital merupakan salah satu
tahan kardiorespirasi akan menurun 17 – 27% tolok ukur bagi kemampuan fungsional
bila seseorang beristirahat di tempat tidur sistem pernafasan. Latihan pernafasan duduk
selama 3 minggu. akan menyebabkan seluruh gelembung paru
Seseorang yang melakukan olahraga (alveoli) mengembang dan menjadi aktif
lari jarak jauh, daya tahan kardorespirasinya dalam proses pernafasan, suatu cara pelatihan
meningkat lebih tinggi dibandingkan orang yang baik untuk kesehatan pernafasan. Pada
yang berolahraga senam atau anggar (Yunus, olah raga biasa, pernafasan juga menjadi
1997 dalam Desy Silviasari, 2007). Latihan lebih dalam dan cepat, tetapi bertambah
fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. dalamnya pernafasan tidak pemah mencapai
Perbaikan fungsi otot, terutama otot maksimal seperti halnya pada latihan
pernapasan menyebabkan pernapasan lebih pernafasan duduk ini. Dengan pola
efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada pernafasan duduk yang melakukan ekspirasi
orang yang terlatih dan tidak terlatih relatif maksimal, inspirasi maksimal dan abdominal

195
Senam Pernafasan Satria Nusantara (Kusnanto)

pressing, maka tidak hanya otot-otot Guyton & Hall, 2002. Buku Ajar
pernafasan biasa yang dilatih, tetapi juga Kedokteran.Edisi ke-2. Jakarta :
otot-otot pernafasan pembantu, bahkan juga EGC, hlm.656.
otot-otot dinding perut dan dasar panggul, Kusuma, W., 2000. Rahasia Untuk Melawan
khususnya pada saat abdominal pressing. Proses Penuaan.Batam: Interaksara,
Otot-otot pernafasan pembantu ialah otot-otot hlm.44-50.
tubuh (togok) yang akan menjadi aktif Marniyah, 2007. Pengaruh Senam Yoga
membantu pernafasan sehingga jumlah VO2 Terhadap Penongkatan Kebugaran
menjadi maksimal yang digunakan sebagai Pada Lansia DI Panthi
parameter kebugaran. WerdhaHargo Dedali Surabaya.
Skripsi tidak dipublikasikan.
SIMPULAN DAN SARAN Surabaya: Universitas Airlangga,
hlm.1.
Simpulan Maryanto, 1995. Ilmu Satria Nusantara.
Yayasan Satria Nusantara, hlm.1-
Senam pernafasan satria nusantara dapat 96.
meningkatkan kebugaran lansia melalui Meta, 2008. Hipertensi, (online),
stabilitas tanda-tanda vital yaitu : tekanan (http://www.keluargasehat.com,
darah, nadi istirahat dan frekuensi pernafasan diakses tanggal 28 Desember
2009).
Saran Nora, Sutarina, 2008. Olahraga Baik Bagi
Kesehatan,(online),
Peneliti memberikan saran agar :1) (http://nora.blog.com/, diakses
penanggung jawab senam pernapasan satria tanggal 28 Desember 2009, jam
nusantara melakukan pendekatan 10.30 WIB).
interpersonal agar lansia mengikuti senam Potter, P. A., & Perry, A. G., 2005.
secara teratur dan didapatkan hasil yang Fundamental Keperawatan. Edisi
maksimal dan 2) melakukan penelitian lebih ke-4. Jakarta: EGC, hlm.781-
lanjut dengan menambah jumlah dan variasi 782, 787-799.
sampel, serta menambah alat ukur tingkat Powell, D.R., 2000. Tips Hidup Sehat. Jakarta
kebugaran seperti komposisi : Pustaka Delapratasa, hlm.147-148,
tubuh,kelenturan/fleksibilitas tubuh, kekuatan 167.
otot, dan daya tahan otot. Suci, Damayanti, 2007. Pengaruh Latihan
Senam Tai Chi terhadap
KEPUSTAKAAN Peningkatan Kebugaran Pada
Manula. Skripsi tidak
Desy, Silviasari, 2008. Nilai Kapasitas Vital dipublikasikan, Surabaya : PSIK
Paru.Bandung : hlm.86. Universitas Airlangga, hlm.72.
Darmojo, 2006. Geriatri (ilmu kesehatan usia Sutanbetuah, 1999. Ilmu Satria, (online),
lanjut). Edisi ke-3. Jakarta: FKUI, (http://www.Nusantara.Sutan@eudo
hlm.3-7, 46-50, 56-66, 93-101. ramail.com, diakses tanggal 24
Djojosugito, 2000. Wujud Nyata Pelayanan November 2008, jam 09.00 WIB).
Individu Dari Profesi Perawat, Wijoseno, 2006. 30 Menit Untuk Jantung
Bandung, Makalah Diasampaikan Sehat, (online),
Dalam Munas PPNI VI. (http://wijoseno.tblog.com/, diakses
tanggal 15 April 2008, jam10.30
WIB

196

View publication stats

You might also like