Professional Documents
Culture Documents
Revi Agusvina Fkik
Revi Agusvina Fkik
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
REVI AGUSVINA
NIM: 1111104000003
ABSTRACT
i
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRAK
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan tanpa diberikan
makanan tambahan apapun. Pemberian ASI di Indonesia masih terbilang rendah data
dari KEMENKES menunjukkan bahwa prevalensi pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia pada tahun 2013 sebesar 54,3%. Pelaksanaan IMD merupakan langkah
awal keberhasilan bayi untuk memulai belajar menyusu pertama sehingga ASI tetap
diproduksi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan IMD terhadap
keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif desain case control dengan
pendekatan retrospektif. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
accidental sampling dengan jumlah 42 responden. Pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan IMD
terhadap keberhasilan ASI Eksklusif (p = 0,102) dengan α = 0.05, walaupun tidak ada
hubungan diketahui bahwa IMD dapat mempengaruhi lamanya pemberian ASI.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi setiap instansi
kesehatan untuk membuat kebijakan tertulis tentang pelaksanaan IMD dan pemberian
edukasi mengenai ASI Eksklusif yang akan dimonitoring dan dievaluasi sehingga
bagi tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan kebijakan tersebut maka akan
mendapatkan sanksi.
ivi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
HP : +6285273099319
E-mail : agusvinarevi@yahoo.co.id
PENDIDIKAN
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Inisisasi
Menyusui Dini (IMD) terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur”.
Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama
kuliah. Melalui penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah penulis peroleh
terutama dalam menambah pengetahuan penulis yang berhubungan dengan
aplikasi mata kuliah.
1. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc selaku Ketua Program Studi dan
Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D dan Ibu Ratna Pelawati, S.Kep,
M.Biomed, selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya
untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan
bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan
proposal skripsi ini.
4. Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat., Ibu Yenita Agus,
M.Kep, Sp.Mat, Ph.D dan Ibu Ratna Pelawati, S.Kep, M.Biomed selaku
ix
Dosen Penguji Skripsi, terima kasih sebesar-besarnya atas saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing
Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
membimbing, menjadi tempat curhat, dan memberi motivasi selama 4
tahun duduk di bangku kuliah.
6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya
kepada saya selama duduk di bangku kuliah.
7. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan
Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-
referensi sebagai bahan rujukan skripsi.
8. Staff karyawan Puskesmas Ciputat Timur yang telah memberikan
kesempatan pada peneliti untuk melakukan penelitian.
9. Orang tuaku, Bpk. Ahmad Darmawi Fatih dan Ibu Mulyati yang telah
mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan
keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun
materil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa,
Kakakku, Novalino Pratama dan seluruh keluargaku yang selalu
memberikan semangat tanpa pamrih.
10. Teman-teman FKIK 2011, PSIK 2011, Sahabat-sahabat terbaikku, nadia,
azmi, chima, putri, atikoh, nika, lilis, hanik, fiqoh, malika, yang berjalan
dan berjuang bersama, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan,
dan mengundang tawa saya selama menyelesaikan proposal skripsi ini,
serta semua pihak yang telah mendo’akan selama proses pembuatan
skripsi ini.
Revi Agusvina
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 8
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 10
xi
dilakukan IMD .................................................................................. 17
5. Tatalaksana IMD ............................................................................... 19
B. ASI Eksklusif ........................................................................................ 28
1. Definisi ASI Eksklusif ...................................................................... 28
2. Fisiologi Laktasi ............................................................................ 29
3. Komposisi ASI ................................................................................. 33
4. Manfaat ASI ..................................................................................... 39
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi ASI ........ 40
C. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) ............. 44
D. Kerangka Teori ...................................................................................... 46
xii
C. Hasil analisis bivariat .......................................................................... 63
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisi univariat ................................................................................ 64
B. Analisis bivariat .................................................................................... 70
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 72
Daftar Pustaka
Lampiran
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Definisi Operasional 48
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di Posyandu
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Refleks Penghisapan 32
2.2 Kerangka Teori 46
3.1 Kerangka Konsep 47
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bayi dan anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak
MDGs 2015 yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup maka peningkatan
akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir (neonatal) menjadi
prioritas utama.
Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, AKN pada tahun 2012 sebesar
19 per 1000 kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di
tahun 2007 dan 23 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil SDKI 2002.
kematian anak yaitu menurunkan angka kematian anak hingga dua per
1
2
tahun-tahun akhir. Penyakit penyebab kematian bayi berusia 0-7 hari (early
rendah dan asfiksia lahir. Penyebab kematian bayi berusia 8-28 hari (late
neonatal death) terbanyak adalah infeksi dan feeding problem (Djaja dan
Soemantri, 2003).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan AKB yaitu
dengan sesegera mungkin memberi kolostrum yang ada dalam Air Susu
Ibu (ASI) kepada bayi baru lahir yang berguna untuk meningkatkan
sekresi ASI pertama selama dua sampai tiga hari sesudah persalinan.
nutrisi yang tinggi dan mengandung semua unsur yang diperlukan oleh
setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri
penting tidak hanya untuk bayi, namun juga bagi ibu (Yuliarti, 2010).
3
bahwa bayi yang baru lahir memiliki respon menyusu lebih baik. Pada usia
kurang dari 30 menit bayi harus segera didekatkan kepada ibu dengan cara
menempelkan bayi pada payudara ibu. Hal ini dilakukan bukan untuk
payudara ibu mulai memproduksi ASI. Selain itu, gerakan untuk mengisap
pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu berusia 20-30
menit, sehingga apabila terlambat menyusui refleks ini akan berkurang dan
satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu (setidaknya
selama satu jam) maka 22% nyawa bayi dibawah 28 hari dapat
ASI). IMD dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari dari sekitar 40%
kematian balita yang terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi.
eksklusif dan lama menyusu sampai dua tahun. Hasil penelitian Dinartiana
antara pelaksanaan IMD dengan keberhasilan ASI eksklusif pada ibu yang
makanan prelaktal 4,87 kali dibanding ibu yang menyusui kurang dari 1
keluarnya ASI pada ibu yang melakukan IMD adalah 11,29 jam sedangkan
pada ibu yang tidak melakukan IMD adalah 36,7 jam. Hal ini dibuktikan
dengan adanya teori bahwa isapan bayi dapat meningkatkan kadar hormon
bulan saja dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada usia enam
Pemberian pengganti susu ibu (PASI) sebelum anak berumur enam bulan
Bayi yang tidak diberi ASI memiliki risiko lebih besar enam kali lipat
Sedangkan, persentase proses mulai mendapat ASI kurang dari satu jam
pada anak umur 0-23 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34,5%
5
ASI (MP-ASI) dan ibu tetap memberikan ASI sampai anak berumur
minimal 2 tahun.
menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan
(Kemenkes, 2014).
َوَاﻟْﻮَاﻟِﺪَاتُ ﯾُﺮْﺿِﻌْﻦَ أَوْﻻَدَھُﻦﱠ ﺣَﻮْﻟَﯿْﻦِ ﻛَﺎﻣِﻠَﯿْﻦِ ﻟِﻤَﻦْ أَرَادَ أَن ﯾُﺘِﻢﱠ اﻟﺮﱠﺿَﺎﻋَﺔ
وَﻋَﻠَﻰ اﻟْﻤَﻮْﻟُﻮدِ ﻟَﮫُ رِزْﻗُﮭُﻦﱠ وَﻛِﺴْﻮَﺗُﮭُﻦﱠ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُوفِ ﻻَ ﺗُﻜَﻠﱠﻒُ ﻧَﻔْﺲٌ إِﻻﱠ
ُوُﺳْﻌَﮭَﺎ ﻻَ ﺗُﻀَﺂرﱠ وَاﻟِﺪَةُ ﺑِﻮَﻟَﺪِھَﺎ وَﻻَ ﻣَﻮْﻟُﻮدُ◌ُﻟﱠﮫُ ﺑِﻮَﻟَﺪِهِ وَﻋَﻠَﻰ اﻟْﻮَارِثِ ﻣِﺜْﻞ
ْذَﻟِﻚَ ﻓَﺈِﻧْﺄَرَادَا ﻓِﺼَﺎﻻً ﻋَﻦ ﺗَﺮَاضٍ ﻣِّﻨْﮭُﻤَﺎ وَﺗَﺸَﺎوُرٍ ﻓَﻼَ ﺟُﻨَﺎحَ ﻋَﻠَﯿْﮭِﻤَﺎ وَإِن
أَرَدْﺗُﻢْ أَن ﺗَﺴْﺘَﺮْﺿِﻌُﻮا أَوْﻻَدَﻛُﻢْ ﻓَﻼَ ﺟُﻨَﺎحَ ﻋَﻠَﯿْﻜُﻢْ إِذَا ﺳَﻠﱠﻤْﺘُﻢ ﻣﱠﺂءَاﺗَﯿْﺘُﻢ
}233 {ُ◌ُﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُوفِ وَاﺗﱠﻘُﻮا ﷲَ وَاﻋْﻠَﻤُﻮا أَنﱠ ﷲَ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮنَ ﺑَﺼِﯿﺮ
“ Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun
penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah
menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.
6
anaknya dengan air susu permulaan yang keluar sebaik setelah anak
tubuh anak kuat dan tegap serta akan lebih terhindar daripada jangkitan
jelas dalam firman Allah swt., mengenai pentingnya air susu pertama bagi
Ciputat Timur bahwa IMD selalu dilakukan kepada semua ibu bersalin
dengan syarat bahwa kondisi ibu dan bayi sehat. Akan tetapi, hal ini
berbeda ketika peneliti menanyakan kepada ibu yang baru saja bersalin di
Puskesmas Ciputat Timur bahwa masih ada ibu yang tidak dilakukan IMD,
padahal kondisi ibu dan bayi pada saat itu dalam keadaan sehat. Jadi, tidak
dilakukan IMD. Selain itu, masih sedikitnya ibu yang memberikan ASI
Namun, hasil tersebut berbeda dengan penelitian Sari (2012) dimana tidak
antara Ibu IMD dan tidak IMD. Perbedaan hasil penelitian tersebut
B. Rumusan Masalah
Namun, hasil tersebut berbeda dengan penelitian Sari (2012) dimana tidak
antara Ibu IMD dan tidak IMD. Perbedaan hasil penelitian tersebut
C. Pertanyaan Penelitian
Ciputat Timur?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
asupan nutrisi terbaik dari ibu yaitu ASI dengan komposisi gizi yang
ibu bersalin dan pemberian nutrisi pada bayi. Pada asuhan ibu bersalin,
memperhatikan tindakan apa yang akan dilakukan kepada ibu dan bayi
pasca persalinan.
3. Bagi Pembaca
orang-orang terdekat khususnya para ibu dan calon ibu agar mereka
memahami cara menyusui dan gizi yang terbaik untuk bayi dan
Subjek yang akan diteliti adalah ibu dengan bayi usia di 6 - 7 bulan di
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian IMD
langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi segera ditengkurapkan di
bayi dibiarkan tetap terkena cairan ketuban karena bau dan rasa cairan
ketuban ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu yang
puting susu ibunya sendiri (tidak dituntun ke puting susu). Dua puluh
empat jam pertama setelah ibu melahirkan adalah saat yang sangat
11
12
terlebih dahulu segera diletakkan pada perut dan dada ibu dengan kulit
bayi melekat atau bersentuhan langsung pada kulit ibu. Proses ini
segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri (JNPK-KR 2007
dada ibu dengan kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu
setidaknya selama satu jam sampai dengan bayi berhasil meraih puting
a. Sensory Inputs
b. Central component
ibunya.
c. Motor outputs
gerak yang paling alamiah yang dapat dilakukan bayi setelah lahir.
14
komponen utama
2. Manfaat IMD
Manfaat kontak kulit dengan kulit segera setelah lahir dan bayi
mencari payudara.
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung
kulit ibunya dan dia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri
baik dari kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak
dari lingkungan.
karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu,
15
biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. Pemberian ASI lebih
adalah:
manfaat bagi ibu dan bayi. Manfaat bagi ibu yaitu menstimulus
Semua bayi akan melalui 5 tahapan yang sama saat IMD, antara
dalam keadaan siaga. Bayi diam tidak bergerak. Masa tenang yang
ASI yang akan keluar. Jadi, bau ini memandu bayi untuk mencari
rahim.
okstitusi ibunya cukup, baru dia naik ke atas. Jadi, hanya ia yang
tahu.
4. Syarat-syarat ibu dan bayi yang dapat dan tidak dapat dilakukan
IMD
melalui operasi caesar, IMD tetap bisa dilakukan (Info, 2013). Menurut
membahayakan bayi, ibu dengan infeksi virus, ibu dengan TBC atau
lepra.
dan 35 minggu. Sebagian besar bayi bisa menetek dengan baik jika di
benjolan payudara yang membesar saat hamil dan menyusui, ASI yang
5. Tatalaksana IMD
1) Begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain
kering
persalinan.
perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi
puting susu.
10) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap
11) Rawat gabung yaitu ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar.
Selama 24 jam ibu dan bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi
Selain itu, pengeluaran ASI juga lebih cepat pada ibu post
2010).
jika diberikan anestesi spinal atau epidural, ibu dalam keadaan sadar
umum diatas
atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap
bersalin
di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan
diberi topi
paling tidak satu jam, bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam,
jam
9) Bila dalam satu jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu
puting ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi kulit
10) Rawat gabung ibu dan bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis.
menyusu
mulai menyusu
menyusu
selesai.
dada ibu
kulit dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas dari
B. ASI Eksklusif
2008) artinya sendirian, tidak disertai dengan yang lain, terpisah dari
selingan apa pun sejak bayi lahir hingga umur tertentu (Budiasih,
ditegakkan bila anak umur 0-6 bulan hanya diberi ASI saja pada 24
jam terakhir dan tidak diberi makanan dan minuman lain selain ASI.
usus bayi ini akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam bulan.
2. Fisiologi Laktasi
telah berisi protein yang berasal dari deskuamasi sel epitel alveolus
Alveoli penuh dengan ASI sehingga sel alveoli menjadi datar dan
tertekan. Bila ASI tidak diisap maka sel alveolus akan mengalami
(UNICEF,2010):
a. Prolaktin
Fungsi hormon ini tergantung pada waktu menyusui. Hal yang perlu
menginginkan.
b. Oksitosin
bila lapar, tampak atau tidak tampak ada susu keluar (Arvin, 2000).
Penghisapan
Hipotalamus
Jalur saraf
↓ Prolactin-inhibiting hormone atau
↑ Prolactin-releasing hormone (?)
Hipofisis posterior
Hipofisis anterior
↑ Oksitosin
↑ Prolaktin
↑ Sekresi susu
Penyemprotan susu
3. Komposisi ASI
a. Kolostrum
oleh bayi pada tiap penyusuan disebut foremilk (air susu awal)
(Jannah, 2012).
bayi yang berusia 1-2 hari. Cairan emas yang encer dan seringkali
berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru
14. ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
bayi. Faktor bifidus ini akan rusak dalam 2 hari setiap kali
35
bayi diberi susu buatan (susu sapi). Hal ini disebabkan oleh
pertumbuhannya.
bakteri patogen.
Staphylococcus patogen
peredaran darah.
36
87,5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu
1) Karbohidrat
2008 ).
2) Protein
2008 ).
37
3) Lemak
4) Karnitin
5) Vitamin
7) Mineral
4. Manfaat ASI
a. Bagi Bayi
gangguan pencernaan.
b. Bagi ibu
6) Ekonomis
c. Bagi keluarga
(UNICEF, 2010):
detak jantung.
c. Sering menyusui
alamiah.
42
a. Faktor Psikologis
b. Kelelahan
c. Higiene
d. Diet
43
1 g kalsium perhari.
Tidak ada makanan yang perlu dihentikan dari ibu kecuali kalau
medis
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI
dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah
D. Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
variasi nilai dan variasi nilai itu tampak jika variabel itu didefinisikan
2007).
47
48
B. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Inisiasi Proses bayi menyusu setelah Wawancara Kuesioner C 0= Tidak IMD (lihat Nominal
Menyusu Dini dilahirkan, dimana bayi diletakkan panduan kuisioner)
(IMD) tengkurap di dada ibu dengan kontak 1= IMD (lihat
langsung antara kulit bayi dan kulit ibu panduan kuisioner)
sampai bayi dapat menyusu sendiri.
(Siswosuharjo dan Chakrawati, 2010;
KEMENKES, 2014 ; JNPK-KR 2007
dalam Martini, 2012)
2. ASI Eksklusif Pemberian ASI yang diberikan dari Wawancara Kuesioner B 0= Tidak Eksklusif Nominal
hari pertama kelahiran sampai usia (lihat panduan
enam bulan tanpa tambahan makanan kuesioner)
atau minuman. 1= ASI Eksklusif
(Budiasih, 2008) (lihat panduan
kuesioner)
3. Data
Demografi:
a. Usia Keberadaan responden sejak dia lahir wawancara Kesioner A.3 1 = kelompok usia Ordinal
hingga waktu umur itu dihitung. tidak ideal (<20
Pengelompokkan usia dalam tahun dan >35
kehamilan (Raharja, 2013): tahun)
- kelompok ideal dengan kriteria usia 2 = kelompok usia
49
b. Jenis Secara umum persalinan terbagi Wawancara Kuesioner A.5 1=Persalinan tidak Nominal
Persalinan menjadi dua yaitu persalinan normal normal
(JP) (keluarnya bayi dengan kondisi 2=Persalinan normal
belakang kepala dahulu melalui vagina
dalam keadaan hidup dan tanpa
memakai alat bantu) dan persalinan
tidak normal (penggunaan vakum,
forsep, caesar) (Sinsin, 2008)
c. Anak ke- Jumlah kehamilah yang telah mencapai Wawancara Kuesioner A.4 1 = Primipara Nominal
(paritas) viabilitas (24 minggu) dan telah 2 = Multipara
dilahirkan, bukan jumlah janin yang 3 =Grande
dilahirkan, pada saat bertemu Multipara
responden.
- Primipara : 1 kali kehamilan
- Multipara : 2 – 4 kali kehamilan
- Grande Multipara : 5 atau lebih
kehamilan
(Oxorn dan Forte, 2010; Morgan dan
Hamilton, 2009)
50
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
kelompok kasus (subjek yang terkena penyakit atau efek tertentu) dan
sebanyak 20.
1. Populasi
Populasi ialah semua bagian atau anggota dari objek yang akan
diamati. Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apa
pun yang menjadi objek dari survei kita (Eriyanto, 2007). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 6 - 7
51
52
2. Sampel
responden atau kasus yang kebetulan ada atau tersedia (Riyanto, 2010;
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi:
D. Instrumen Penelitian
dalam Sari (2012) dan JNPK-KR (2008) dalam Martini (2012). Sedangkan
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, antara lain:
responden.
kurang jelas.
kuisioner.
peneliti.
55
F. Etika Penelitian
peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak
1. Prinsip manfaat
determination)
b. Informed consent
G. Pengolahan data
1. Editing
sudah jelas dan mudah dibaca, dan apakah coretan yang sudah
2. Koding
kode yang diberikan adalah angka. Jika angka itu berlaku sebagai skala
3. Entry
4. Tabulasi
H. Analisis Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
95% dengan α 5%, sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil
apabila nilai p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak
yang tidak berpasangan dan sel yang mempunyai nilai expected kurang
dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Pada penelitian ini nilai p dilihat
I. Penyajian Data
HASIL PENELITIAN
kelurahan, yaitu Kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka Putih yang terletak
posyandu.
tempat penelitian yaitu Nusa Indah RT 02/ RW 01, Melati RT 01/RW 02, Teratai
02/ RW 05, Tanjung RT 03/ RW 05, Sedap Malam RT 02/ RW 08, Wijaya
Kusuma RT 02/ RW 09, Seruni RT 03/ 09, dan Mawar RT 02/ RW 09.
disetiap 3 minggu pertama. Satu hari ada 1-2 posyandu yang di kunjungi di
masing-masing kelurahan. Jadi, total posyandu yang dikunjungi dalam satu hari
59
60
frekuensi dan proporsi. Analisis univariat pada penelitian ini berupa data
karakteristik : usia, jenis persalinan, paritas, serta persentase IMD dan ASI
a. Usia
berjumlah 10 orang (23,8%). Hal tersebut bisa dilihat pada tabel 5.1
berikut ini:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di Posyandu Kelurahan
Cempaka Putih Ciputat Timur
(n=42)
b. Jenis Persalinan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Persalinan di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
(n=42)
c. Paritas
(59,5%) dengan paritas terkecil pada grand multipara yaitu 3 orang (7,1%)
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Paritas di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
(n=42)
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaksanaan ASI Eksklusif di
Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
(n=42)
Jumlah responden ASI eksklusif dan yang tidak ASI Eksklusif adalah
sama. Hal ini dikarenakan penentuan jumlah responden sesuai dengan desain
yang digunakan yaitu case control dimana jumlah pada kelompok kasus sama
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaksanaan IMD di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
(n=42)
Dari hasil tabel di atas disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel yang
berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
Tabel 5.6
Hasil analisis Chi-Square pada desain case control
(n=42)
ASI Eksklusif
Tidak ASI ASI Eksklusif P-value
Eklsusif
n % n %
IMD Tidak IMD 17 81,0 11 52,4 0,102
IMD 4 19,0 10 47,6
Dari tabel 5.6 di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,102. Hal
PEMBAHASAN
Ciputat Timur. Pada akhir pembahasan, peneliti juga menyertakan keterbatasan dari
penelitian ini.
a. Usia
usia ideal dan kelompok usia tidak ideal. Kelompok usia ideal adalah
responden yang memiliki usia 20-35 tahun dan kelompok usia tidak ideal
adalah responden yang memiliki usia < 20 tahun dan > 35 tahun.
kehamilan. Secara fisiologis usia yang ideal untuk hamil adalah 20 - 35 tahun
(Marshall, 2000). Usia < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan usia kehamilan
resiko tinggi yang akan mempengaruhi pelaksanaan IMD dan pemberian ASI
merupakan salah satu faktor yang tidak dibenarkan ibu untuk pemberian ASI
(Manuaba, 1998).
64
65
menunjukkan ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan pemberian ASI
informan ASI eksklusif berusia 30 tahun, sedangkan rata rata informan ASI
disimpulkan bahwa ibu yang berusia 20 - 35 tahun lebih banyak yang berhasil
b. Jenis Persalinan
adanya penggunaan obat kimiawi yang diberikan saat ibu melahirkan bisa
sampai ke janin melalui ari-ari atau tindakan, seperti operasi caesar, vakum,
forcep sehingga dapat menganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan
juga lebih cepat pada ibu post partum normal dibandingkan ibu post sectio
caesarea. Hal ini diantaranya disebabkan karena ibu post sectio caesarea
66
c. Paritas
Masalah yang sering terjadi pada menyusui, terutama terdapat pada ibu
primipara. Oleh karena itu, ibu menyusui perlu diberi penjelasan tentang
pentingnya perawatan payudara, cara menyusui yang benar dan hal-hal lain
dunia daripada dunia itu sendiri. Tanpa pengalaman itu, seseorang tidak dapat
berarti dua macam. Pertama, bila kita berbicara tentang diri kita sendiri,
lingkungan menunjuk pada keseluruhan objek dan semua relasinya yang kita
abstraksikan dari pengalaman. Kedua, bila kita memfokuskan diri pada suatu
hal tertentu, lingkungan menunjuk pada sekeliling hal itu yang telah kita
informan ASI eksklusif memiliki 3 anak. Sedangkan rata rata informan ASI
67
tidak eksklusif memiliki 2 anak (Fikawati dan Syafiq, 2009). Jumlah paritas
menyusui, baik itu pemberian ASI Eksklusif, manfaat ASI, cara menyusui
yang baik dan benar, gizi ibu menyusui, serta cara agar ASI tetap diproduksi.
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air
selain ASI, tetapi tidak ada zat-zat gizi yang mampu diserap oleh tubuhnya
(Damayanti, 2010).
Bayi yang mendapat suplemen makanan lain selain ASI (mis. Susu
formula, air buah, atau makanan tambahan lain) akan merasa kenyang dan
harus menunggu lebih lama untuk menyusu berikutnya. Oleh karena itu,
frekuensi menyusu bayi akan menurun dan akhirnya produksi ASI akan
tentang manfaat ASI esklusif tentang bagaimana cara menyusui yang benar
68
dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya
(Roesli, 2009 ).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
menunjukkan bahwa tidak ada makanan di dunia ini yang sesempurna ASI
2004 ).
bayi. Pemberian ASI akan memberi dampak positif bagi bayi sampai ke masa
anak. ASI merupakan sumber AA dan DHA yang membuat kadar AA dan
DHA pada bayi yang disusui tetap tinggi di plasma dan sel darah
merahnya.asupan DHA dan AA secara alami telah diatur dalam ASI (Kasdu,
2004).
0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 54,3%. Persentase ini masih
Eksklusif antara lain pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk
bayi 0-6 bulan yg tidak ada masalah medis, masih banyak tenaga kesehatan
ditingkat layanan yang belum peduli atau belum berpihak pada pemenuhan
69
hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif, yaitu masih mendorong untuk
memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan, masih sangat terbatasnya tenaga
advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit
(Kemenkes, 2014).
3. Pelaksanaan IMD
setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan
Kebanyakan bayi baru lahir sudah siap mencari puting dan menghisapnya
dalam waktu satu jam setelah lahir. Isapan bayi penting dalam meningkatkan
kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kelenjar susu untuk
memproduksi ASI. Isapan itu akan meningkatkan produksi susu 2 kali lipat.
Itulah bedanya isapan dengan perasan (Yuliarti, 2010). Rangsangan ini harus
segera dilakukan karena jika terlalu lama dibiarkan, bayi akan kehilangan
ibu memerlukan istirahat yang cukup setelah melahirkan dan menyusui sulit
kolostrum yang keluar pada hari pertama tidak baik untuk bayi, adanya
eksklusif dan akan lebih lama disusui (Roesli, 2012). Isapan bayi yang penting
dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan diukur. Pada usia 10 jam saat bayi
baik (Rigard dan Alade 1990 dalam Roesli, 2012). Hasil penelitian Juliastuti
(2011) pada ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan di Desa Bejijong,
Hal penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2012) yang diperoleh
71
nilai p = 0,548 yaitu tidak ada perbedaan pemberian ASI Eksklusif antara ibu
IMD dan tidak IMD. Pola pemberian ASI dalam penelitian kuantitatif meliputi
dan lama pemberian ASI. Peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa ibu
tidak memberikan ASI eksklusif disebabkan ibu yang tidak mengetahui manfaat
ASI Eksklusif dan kriteria yang dikatakan ASI Eksklusif sehingga ibu cenderung
ada perbedaan bermakna antara keberhasilan IMD terhadap lama pemberian ASI
dengan nilai p = 0,008 (Rahayu, dkk, 2012). Pada penelitian tersebut tidak
yang membuktikan bahwa benar IMD dapat mempengaruhi lama pemberian ASI.
Pelaksanaan IMD yang dapat mempercepat waktu pengeluaran ASI ini dapat
dari pengetahuan ibu serta peran tenaga kesehatan dalam memberikan penjelasan
dibuktikan dengan hasil penelitian Afifah (2007) dimana salah satu faktor
penyebab kegagalan ASI Esklusif yaitu kurangnya pengetahuan dan tidak ada
C. Keterbatasan Penelitian
1. Desain penelitian yang bersifat retrospektif (case control) sehingga recall bias
hipotesis.
3. Adanya kemungkinan bias pada hasil penelitian ini bahwa keberhasilan ASI
Eksklusif bukan hanya dipengaruhi oleh IMD saja, melainkan bisa juga
PENUTUP
A. Kesimpulan
dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian
1. Gambaran karakteristik ibu yang mempunyai bayi usia 6-7 bulan di Posyandu
kesehatan masih kurang mengetahui manfaat dari pelaksanaan IMD itu sendiri
3. Persentase pada ASI Eksklusif adalah sama yaitu ibu yang memberikan ASI
Eksklusif sebanyak 21 responden (50%) dan ibu yang tidak memberikan ASI
4. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel IMD
73
74
B. Saran
1. Bagi Perawat
akan manfaat dari pelaksanaan IMD maupun pemberian ASI Eksklusif. Adanya
adalah jelas mengenai keharusan bagi setiap ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif kepada anaknya selama 6 bulan dan diteruskan sampai usia 24 bulan.
Disini peran perawat dan tenaga kesehatan yaitu sangat penting dalam
memberikan edukasi kepada setiap ibu tentang pelaksanaan IMD dan pemberian
ASI Eksklusif.
tersebut. Kebijakan yang tidak serta merta hanya dibuat saja melainkan harus
kebijakan tersebut dengan tepat maka harus diberi sanksi. Pelaksanaan program
prenatal pada ibu agar ibu paham tentang IMD sehingga ibu bisa kooperatif saat
kesehatan kepada ibu dan ayah di setiap kunjungan antenatal dan imunisasi.
dengan baik.
pelaksanaan IMD dan manfaat ASI Eksklusif dari tenaga kesehatan ataupun
kader posyandu, karena hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
dan pengetahuan oleh tenaga kesehatan atau kader posyandu kepada ibu
Hegar, B., Suradi, R., Hendarto, A. & Pratiwi, I.G.A., editor. (2008).
Bedah ASI: kajian dari berbagai sudut pandang ilmiah.Jakarta:
Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta.
Hidayat, A.A.A. (2007). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah.
Ed.2. Jakarta: Salemba Medika.
Karnadi, A. (2014). Bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Dunia
sehat. http://duniasehat.net/2014/10/31/bayi-prematur-dan
beratbadan-lahir-rendah/ (akses tanggal 14 april 2015, pukul 22:08
WIB)
Oxorn, H. & Forte, W.R. (2010). Ilmu kebidanan: patologi & fisiologi
persalinan.Ed.1.Yogyakarta: YEM.
Raharja, S.M. (2013). Resiko kematian ibu menurut usia pada kasus
kematian ibu dengan preeklampsia di provinsi jawa timur tahun
2012. Prosiding seminar nasional kependudukan Fakultas
Kesehatan Kasyarakat Universitas Jember.
Sari, C.M. (2012). Perbedaan pola pemberian ASI antara ibu yang
melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini (studi di
wilayah kerja puskesmas margorejo kabupaten pati). Artikel
penelitian. Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran.
Universitas Diponegoro.
Sears, W & Martha, S. (2003). The Baby Book, segala hal yang anda
ketahui tentang bayi anda sejak lahir hingga usia dua tahun.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Sinsin, I. (2008). Seri kesehatan ibu dan anak masa kehamilan dan
persalinan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Wadud, M.A. (2013). Hubungan umur ibu dan paritas dengan pemberian
ASI Eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan di Puskesmas Pembina
Palembang Tahun 2013. Poltekkes KEMENKES Palembang.
Wasis. (2008). Pedoman riset praktis untuk profesi perawat. Jakarta: EGC.
World Health Organization. (1998). Evidence for the Ten Steps to
Successful Breastfeeding. Division of Child Health and
Development.
Yusuf, A.A. (2002). Penyusuan susu ibu menurut perspektif islam. Kuala
lumpur:Sdn Bhd.
_____ (2013). Inisiasi Menyusu Dini: sebuah definisi. Portal ASI dan
menyusui. http://menyusui.info/tag/inisiasi-menyusu-dini/ (akses
tanggal 14 April 2015, pukul 22:02 WIB)
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) TERHADAP
KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KELURAHAN
CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) TERHADAP
KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KELURAHAN
CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR
Tujuan:
Kuesioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: “Hubungan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih
Ciputat Timur”.
Petunjuk:
1. Kuesioner akan diisi oleh peneliti dan pertanyaan akan diajukan langsung oleh
peneliti
2. Setiap jawaban dimohon untuk dapat memberikan jawaban yang jujur
3. Ibu dapat bertanya langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam memahami
pertanyaan yang diajukan
A. Data Demografi/Identitas:
1. Nomor responden : (diisi oleh peneliti)
2. Nama Ibu :
3. Umur ibu :
4. Anak yang ke berapa ? :
5. Jenis persalinannya ?:
1. Persalinan normal
2. Persalinan tidak normal
Vakum
Forcep
Caesar
B. Keberhasilan ASI Eksklusif
1. Apakah Ibu memberikan ASI saja kepada bayi dari sejak lahir sampai enam
bulan tanpa tambahan makanan atau minuman apapun ?
a. Ya
b. Tidak
KRITERIA IMD :
IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan tanpa dimandikan
terlebih dahulu, seluruh badan bayi dikeringkan kecuali telapak tangannya, bayi
diletakkan tengkurap di dada ibu dengan kontak langsung antara kulit bayi dan
kulit ibu setidaknya selama satu jam sampai dengan bayi berhasil meraih puting
ibu untuk menyusu langsung sesuai kebutuhannya atau lamanya menyusu saat
IMD ditentukan oleh bayi.
Lampiran 4
Usia Ibu
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid kelompok usia tidak
10 23.8 23.8 23.8
ideal
kelompok usia ideal 32 76.2 76.2 100.0
Total 42 100.0 100.0
Jenis Persalinan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid persalinan tidak
20 47.6 47.6 47.6
normal
persalinan normal 22 52.4 52.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
Paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid primipara 14 33.3 33.3 33.3
multipara 25 59.5 59.5 92.9
grand
3 7.1 7.1 100.0
multipara
Total 42 100.0 100.0
ASI Eksklusif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak ASI
21 50.0 50.0 50.0
Eksklusif
ASI Ekslusif 21 50.0 50.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
IMD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak
28 66.7 66.7 66.7
IMD
IMD 14 33.3 33.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
Lampiran 5
IMD Count 4 10 14
% within ASI Eksklusif 19.0% 47.6% 33.3%
Total Count 21 21 42
% within ASI Eksklusif 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 3.857 1 .050
b
Continuity Correction 2.679 1 .102
Likelihood Ratio 3.952 1 .047
Fisher's Exact Test .100 .050
Linear-by-Linear Association 3.765 1 .052
N of Valid Cases 42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 6
KETERANGAN