Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Leachate is one of resulting negative impact from landfilling in Indonesia. In common
leachate containing an organic and inorganic matter with high concentration. Therefore,
treatment of the leachate is essential before it could be discharged directly into the
receiving water bodies. One of technology to treat landfill leachate which is by use of
biological treatment. But this processing apparently is still result organic and inorganic
content one high enough. Therefore, necessary continuing processing alternative which
is by use of system Constructed Wetlands. This research intent to know decrease of
concentration COD, nitrit and nitrate, and removal efficiency on system Vertical
Subsurface Flow Constructed Wetlands by use of plant Scirpus grossus. Besides that,
the impact of variation amount plants and residence time would be analized. The
laboratory research was conducted with use 4 reactors. Reactor A with 4 plants, reactor
B with 6 plants, reactor C with 8 plants, and rector C without plant. Four of the reactors
operated at a flow rate of 10,5 ml / minutes for residence time 3 days, 5,3 ml / minutes for
residence time 6 days, and 3,5 ml / minutes for residence time 9 days. System Vertical
Subsurface Flow Constructed Wetlands by use of plant Scirpus grossus (lingi) can
removal concentration of COD, nitrit, and nitrate. The highest removal efficiency for COD,
nitrit and nitrat were 63,4%, 57,6%, and 59,0% respectively. All of them was reached by
reactor C with residence time 9 days. Besides that, decrease concentrations COD, nitrit
and nitrate on system Vertical Subsurface Flow Constructed Wetlands regarded by
amount plants and residence time.
Key words : Vertical Subsurface Flow Constructed Wetlands, Scirpus grossus, leachate
PENDAHULUAN
Lindi (leachate) adalah cairan Secara umum leachate mengandung
yang merembes melalui tumpukan zat organik dan anorganik dengan
sampah dengan membawa materi konsentrasi tinggi, terutama pada
terlarut atau tersuspensi terutama hasil timbunan sampah yang masih baru.
proses dekomposisi materi sampah atau Usia TPA sangat mempengaruhi
dapat pula didefinisikan sebagai limbah kualitas leachate yang dihasilkan seperti
cair yang timbul akibat masuknya air BOD, COD, TOC dan pH, pada TPA
eksternal ke dalam timbunan sampah, yang berusia baru atau dibawah 2 tahun
melarutkan dan membilas materi mempunyai kualitas leachate (air lindi)
terlarut, termasuk juga materi organik yang cenderung besar. Namun pada
hasil proses dekomposisi biologis TPA yang berusai diatas 10 tahun, akan
(Damanhuri, 2010). menghasilkan leachate yang cenderung
Pada umumnya lindi netral bahkan mempunyai kandungan
mengandung logam berat, zat organik karbon organik dan mineral relatif
dan zat anorganik seperti amonia, sulfat rendah (J.Glynn Henry dan Gary
dan logam-logam kation (Christnsen W.Heinke, 1996). Komponen organik
et al 2002 dalam Yalcuk et al 2009). yang biodegradable dan ammonia
Ismaryanto Gunawan, Wiharyanto
Oktiawan, Mochtar Hadiwidodo
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan tahap penjenuhan ini adalah sekitar 1-2
air lindi yang berasal dari pengolahan hari. Indikator telah selesainya tahap
awal dengan menggunakan metode penjenuhan reaktor ini adalah jika muka
biofilter dengan objek penelitian air lindi tanah pada reaktor tidak lagi mengalami
TPA Ngronggo, Salatiga. Penelitian ini penurunan meskipun ditambahkan air
dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus – lagi.
30 November 2012 di Laboratorium Tumbuhan yang digunakan
Lingkungan, Teknik Lingkungan dalam penelitian ini adalah anakan
Universitas Diponegoro Scirpus grossius (lingi) hasil dari tahap
Tumbuhan yang digunakan seeding tumbuhan yang berumur sekitar
pada penelitian ini adalah Scirpus 2 bulan. Anakan Scirpus grossius (lingi)
grossius (lingi). Tumbuhan ini diambil yang akan digunakan untuk penelitian
dari Rawa Pening, Ambarawa. Sebelum dipilih yang mempunyai tinggi relatif
digunakan untuk penelitian, tumbuhan sama yaitu sekitar 50-70 cm. Pada
tersebut di seeding dalam media pasir penelitian ini digunakan tumbuhan
yang diberi air pada sebuah akuarium dengan berat basah sebesar 200 gram
yang berdimensi 30cmx20cmx20cm. untuk 4 tumbuhan, 300 gram untuk 6
Tahap Seeding ini bertujuan agar tumbuhan, dan 400 gram untuk 8
tumbuhan Scirpus grossius (lingi) tumbuhan. Setelah diukur berat
mampu menyesuaikan diri dengan basahnya. Scirpus grossius (lingi)
lingkungan tumbuh sehingga diperoleh ditanam pada reaktor dengan
anakan yang baru. kedalaman sekitar 15 cm serta jarak
Pada tahap awal pengoperasian antar tumbuhan yang digunakan adalah
reaktor dilakukan penjenuhan reaktor. 10 cm.
Penjenuhan reaktor ini bertujuan untuk Tahap aklimatisasi bertujuan
melarutkan partikel-partikel halus yang untuk mengetahui tingkat ketahanan
berasal dari media agar terbentuk Scirpus grossius (lingi) terhadap air lindi.
porositas media dengan baik. Reaktor Pada tahap aklimatisasi, reaktor dialiri
yang telah siap digunakan diisi dengan dengan air lindi yang telah diencerkan
air kran. waktu yang dibutuhkan pada mulai dari konsentrasi 25%, 50%, 75%,
Ismaryanto Gunawan, Wiharyanto
Oktiawan, Mochtar Hadiwidodo
dan 100%. Tahap running bertujuan nitrat pada air lindi Pada tahap running,
untuk mengetahui pengaruh waktu reaktor dialiri air lindi dengan
tinggal dan jumlah tanaman terhadap konsentrasi 100% (tanpa pengenceran).
penyisihan parameter COD, nitrit, dan
PEMBAHASAN
Pada tahap running dilakukan Purwanta (2007) yang menyatakan
pengukuran parameter yang lebih bahwa leachate dari TPA di Indonesia
kompleks yaitu pengukuran terhadap mempunyai karakter tidak asam.
konsentrasi COD, nitrit dan nitrat. Pada Sedangkan suhu pada air lindi masih
tahap running menggunakan waktu berada dibawah baku mutu yaitu berada
tinggal yang bervariasi yaitu 3 hari, 6 dibawah 38oC. Efisiensi pengolahan
hari, dan 9 hari. Hal ini bertujuan untuk COD pada tahap running dapat dilihat
mengetahui pengaruh waktu tinggal pada gambar dibawah ini:
terhadap penurunan konsentrasi
pencemar.Data karakteristik awal air
lindi untuk tahap running dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Karakteristik Awal Air Lindi
Pada Tahap Running
limbah, dimana waktu detensi yang Pada tahap running terjadi penurunan
cukup akan memberikan kesempatan efisiensi pengolahan terhadap
kontak antara mikroorganisme dengan parameter COD Jika dibandingkan
air limbah (Wood dalam Supradata, dengan tahap aklimatisasi. Berdasarkan
2005). Pada reaktor C diperoleh tabel 3. dapat dilihat bahwa reaktor A
efisiensi yang baik karena adanya pada tahap aklimatisasi menghasilkan
pengaruh tumbuhan. Adanya akar efisiensi sebesar 50,8% dengan waktu
tumbuhan memberikan tempat bagi tinggal 3 hari. Sedangkan reaktor A
mikroorganisme untuk berkembang biak. pada tahap running hanya menghasilkan
Selain itu, rizosfer memberikan oksigen efisiensi sebesar 32,1% dengan waktu
yang dibutuhkan untuk proses degradasi tinggal yang sama yaitu 3 hari. Hal ini
secara aerob. Sedangkan untuk reaktor disebabkan karena kemampuan
d diperoleh efisiensi yang rendah karena tumbuhan yang telah berkurang dalam
hanya terjadi proses fisik yaitu filtasi dan menyerap unsur organik yang terdapat
sedimentasi yang diakibatkan oleh ada dalam air lindi. Selain itu, kemampuan
saringan berupa pasir dan kerikil tumbuhan dalam memberikan pasokan
(Vymazal, 1998). oksigen ke dalam media juga berkurang.
Tingkat permeabilitas dan Hal ini menyebabkan jumlah oksigen
koduktivitas hidrolis media tersebut yang ada di dalam reaktor berkurang,
sangat berpengaruh terhadap waktu sehingga mengakibatkan jumlah
detensi air limbah, dimana waktu mikroba pendegradasi bahan organik
detensi yang cukup akan memberikan juga berkurang. Sedangkan untuk
kesempatan kontak antara reaktor D tanpa tumbuhan terjadi
mikroorganisme dengan air limbah penurunun efisiensi pengolahan dari
(Wood dalam Supradata, 2005). tahap aklimatisasi ke tahap running yaitu
Bahan organik yang terdapat didalam dari 49,2% ke 29,5%. Hal ini diakibatkan
air limbah akan dirombak oleh oleh reaktor yang telah mulai jenuh. Hal
mikroorganisme menjadi senyawa lebih ini mengakibatkan kemampuan media
sederhana dan akan dimanfaatkan oleh dalam melakukan penyerapan terhadap
tumbuhan sebagai nutrient, bahan organik semakin menurun.
sedangkan sistem perakaran Berdasarkan tabel 3. juga dapat
tumbuhan air akan menghasilkan dilihat bahwa pada tahap running,
oksigen yang dapat digunakan reaktor A memiliki efisiensi pengolahan
sebagai sumber energi/katalis untuk sebesar 32,1% pada waktu tinggal 3
rangkaian proses metabolisme bagi hari, kemudian meningkat menjadi
kehidupan mikroorganisme (Supradata, 50,5% pada waktu tinggal 6 hari dan
2005). pada waktu tinggal 9 hari menjadi
Berikut hasil perbandingan 53,3%. Dari data tersebut dapat
efisiensi pengolahan tahap aklimatisasi disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
dengan tahap running: efisiensi seiring bertambahnya waktu
Tabel 3. Perbandingan Efisiensi pengolahan. Pada waktu tinggal 6 hari
Tahap Aklimatisasi dengan Tahap terjadi peningkatan efisiensi yang cukup
Running tinggi jika dibandingkan dengan waktu
tinggal 3 hari, sementara perbandingan
efisiensi dari waktu tinggal 6 hari dengan
9 hari tidak begitu besar. Hal ini
disebabkan karena semakin
berkurangnya kemampuan penyerapan
yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap
air lindi, penurunan efisiensi pengolahan
juga disebabkan karena kemampuan
memasok oksigen tumbuhan melalui
akar juga berkurang, sehingga
menyebabkan aktivitas mikroba aerob
terhambat akibat kekurangan oksigen.
Ismaryanto Gunawan, Wiharyanto
Oktiawan, Mochtar Hadiwidodo
KESIMPULAN
1. Sistem Vertical Subsurface Flow Wetlands dengan tumbuhan Scirpus
Constructed Wetlands dengan grossius (lingi) adalah:
menggunakan tumbuhan Scirpus a. Efisiensi COD, nitrit, dan nitrat
grossius (lingi) mampu menurunkan terendah terjadi di reaktor D
konsentrasi COD, nitrit, dan nitrat (tanpa tumbuhan) pada waktu
yang terdapat pada air lindi. tinggal 3 hari, yaitu masing-
2. Penurunan konsentrasi COD, nitrit masing sebesar 29,5%, 28,5%,
dan nitrat pada sistem Vertical dan 40,6%.
Subsurface Flow Constructed b. Efisiensi COD, nitrit, dan nitrat
Wetland dipengaruhi oleh jumlah tertinggi terjadi di reaktor C (8
tumbuhan dan waktu tinggal. tumbuhan) pada waktu tinggal 9
3. Efisiensi pengolahan dengan hari, yaitu masing-masing sebesar
menggunakan sistem Vertical 63,4%, 57,6%, dan 59,0%.
Subsurface Flow Constructed