You are on page 1of 122

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP

KEJADIAN LUKA BAKAR RINGAN


DI PERUMAHAN BAGASASI CIKARANG

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kekeperawatan ( S.Kep )

Disusun oleh:

Laila Muthohharoh

NIM.1111104000036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF
JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2014

Laila Muthohharoh, NIM: 1111104000036

Students’s Perception for Interprofessional Education at The Faculty of


Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of
Jakarta

xvii + 81 pages + 13 tables + 2 schemes + 7 attachments

ABSTRACT

Burn is kind of trauma with high morbidity and mortility so it needs a special caring which
starting from the first fase and ending fase. Health Departement RI (2011) show, burn
prevalence in Indonesia 2,2%. Mostly 69% injury burns happen at home. The first act which
can decsrease damage because of burns had to be known picture of people’s behavior towards
the incident of minor burns. The purpose of this study was to get examinated the picture’s of
people’s behavior towards the incident of burns at Perumahan Bagasasi Cikarang. This study
was quantitative with descriptive design. Samples of this study was 60 adults at Perumahan
Bagasasi Cikarang with experience to take care of the injury of burns with purposive
sampling metode. Data were obtained using a structured questionnaire. Data analysis using a
univariate. The result show that causes burns often occur are exposed to hot water and hot oil
(21,5%) and actions are often done by toothpaste (20,2%). This study suggested to medic
team to increase health promotion related to handling of burn.

Keyword: Behavior, First Treatment of Burns, Society

References: 77 ( years 2002-2013)

iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2014

Laila Muthohharoh, NIM: 1111104000036

Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Luka Bakar Ringan Di


Perumahan Bagasasi Cikarang

xvii+ 81 halaman + 13 tabel + 2 bagan + 7 lampiran

ABSTRAK

Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi sehingga
memerlukan perawatan yang khusus mulai fase awal hingga fase akhir. Menurut Departemen
Kesehatan RI (2008), prevalensi luka bakar di Indonesia adalah 2,2 %.Sebagian besar 69%
cidera luka bakar terjadi di rumah. Tindakan pertama yang tepat dapat mengurangi kerusakan
akibat luka bakar maka perlu diketahui gambaran perilaku masyarakat terhadap kejadian luka
bakar ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat
terhadap kejadian luka bakar ringan di Perumahan Bagasasi Cikarang. Jenis penelitian ini
adalah kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Sampel penelitian adalah 60
masyarakat dewasa di Perumahan Bagasasi Cikarang yang mempunyai pengalaman
menangani luka bakar dengan metode pengambilan sampel purposive sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data yang digunakan
adalah univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyebab luka bakar yang sering terjadi
yaitu terkena air panas dan minyak panas (21,5%), tindakan yang sering dilakukan yaitu
dengan menggunakan pasta gigi (20,2%). Disarankan kepada petugas kesehatan di wilayah
setempat agar meningkatkan promosi kesehatan terkait penanganan luka bakar.

Kata kunci: perilaku, penanganan pertama luka bakar, masyarakat

Referensi: 77 ( tahun 2002-2013)

iv
v
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : LAILA MUTHOHHAROH

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 09 Maret 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Industri No. 30 RT. 002/004 Cikarang Utara – Bekasi

HP : 083875254948

E-mail : lailamuthaharah@rocketmail.com

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi

Ilmu Keperawatan

Riwayat Pendidikan : TK Islam An-Nida Cikarang (1997-1999)

SDN Karang Baru 04 Cikarang (1999-2005)

MTs Pondok Pesantren Al- Hamidiyah Depok (2005-2008)

MA Pondok Pesantren Al- Hamidiyah Depok (2008-2011)

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-

sekarang)

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, Shalawat serta


salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan baginda nabi besar Muhammad SAW,
keluarga, dan para sahabat beserta pengikutnya hingga akhir zaman. Atas kekuasaan dan izin
Allah SWT skripsi dengan judul “Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Luka
Bakar Ringan di Perumahan Bagasasi Cikarang” telah selesai. Dalam penulisan skripsi ini
tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Namun, dengan bantuan berbagai pihak proposal
skripsi ini dapat terselesaikan, oleh karena itu tiada ungkapan yang lebih pantas diucapkan
kecuali ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Sumantri, S.KM., M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc selaku Kepala Program Studi dan Ibu Ernawati,
S.Kp., M.Kep., Sp.KMB.selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB. Selaku Dosen Pembimbing pertama dan Ibu
Ns. Gusrina Komara Putri, S.Kep., M.S.N. selaku Dosen Pembimbing kedua yang
senantiasa dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan
pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran–saran yang sangat
berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
5. Ibu Nia Damiati, S.Kp., MSN. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa
memberikan saran dan masukan selama penulis melakukan studi di Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmu yang
sangat berguna untuk perbekalan penulis.
7. Ayah (H.I. Kosim Basyari), ibu (Hj. Masnah) dan kakak–kakakku tersayang yang
selalu sabar mendengarkan keluh kesah, serta memberi nasehat dan motivasi yang
sangat membantu.

ix
8. Sahabat tersayang (Indah Dwi Pusparani, Syahdah Dinuriah, dan Miranda Tri Meta
Pratiwi) yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan, masukan kepada penulis
baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan skripsi.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis menyerahkan segalanya dengan harapan
semoga amal baik yang telah dicurahkan guna membantu penyusunan skripsi ini mendapat
balasan. Aamiin. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis menerima segala bentuk kritik, saran, dan masukan yang
membangun demi perbaikan di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta , Februari 2015

Laila Muthohharoh

x
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ........................................................................................................................... i

Pernyataan Keaslian Karya ...................................................................................................... ii

Abstract ................................................................................................................................... iii

Abstrak .................................................................................................................................... iv

Pernyataan Persetujuan ............................................................................................................. v

Lembar Pengesahan ................................................................................................................. vi

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................................... viii

Kata Pengantar ........................................................................................................................ ix

Daftar Isi .................................................................................................................................. xi

Daftar Tabel ........................................................................................................................... xiv

Daftar Bagan.......................................................................................................................... xv

Daftar Lampiran.................................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A . Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4

C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 7

xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perilaku ...................................................................................................... 9

B. Konsep Masyarakat ............................................................................................... 13

C. Konsep Penanganan Luka Bakar ........................................................................... 15

D. Penelitian Terkait .................................................................................................. 25

E. Kerangka Teori ...................................................................................................... 27

BAB III KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep .................................................................................................. 28

B. Definisi Operasional .............................................................................................. 29

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ................................................................................................... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................. 30

C. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................ 32

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 32

E. Instrumen Penelitian .............................................................................................. 33

F. Uji Validitas dan Reabilitas ................................................................................... 35

G. Teknik Pengolahan Data ........................................................................................ 39

H. Metode Analisa Data ............................................................................................. 40

I. Etika Penelitian ....................................................................................................... 40

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian ................................................................................ 43

B. Karakteristik Umum Responden ........................................................................... 43

C. Analisis Univariat .................................................................................................. 44

xii
BAB VI PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ....................................................................................... 47

B. Penyebab Luka Bakar ............................................................................................ 48

C. Tindakan Saat Terjadi Luka Bakar ....................................................................... 49

D. Gambaran Perilaku Masyarakat Dalam Memilih Pelayanan Kesehatan ............... 52

E. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 54

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 55

B. Saran ...................................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 58

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi American Burn Association (2012) 20

Tabel 3.1 Definisi Operasional 29

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Demografi Responden (N=60) 44

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Penyebab Luka Bakar (N=60) 45

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tindakan Yang Sering Dilakukan Responden (N=60) 45

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Dalam Memilih Pelayanan Kesehatan (N=60) 46

xiv
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan2.1 Kerangka Teori 27

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 28

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Izin Pengambilan Data dan Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Partisipasi Penelitian

Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Hasil Olah SPSS

Lampiran 6. Hasil Olah Mc.Excel dan Mc.Word

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lapisan pertahanan pertama yang melindungi tubuh dari serangan

mikroorganisme adalah kulit (Taylor, Lillis & Lemone, 2005). Masalah kulit yang

sering dialami oleh manusia adalah luka. Secara umum, pengertian luka adalah

rusaknya struktur jaringan dan fungsi anatomis normal sebagai akibat adanya

proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal yang mengenai organ

tertentu (Potter & Perry, 2005). Selain itu, pengertian luka adalah gambaran

terganggunya kontinuitas sel-sel yang dengan sendirinya akan diikuti dengan

penyembuhan luka tersebut sebagai respon. Ada beberapa jenis luka, salah

satunya adalah luka bakar (Smelzer, 2003).

Luka bakar adalah cidera akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-

sumber panas (thermal), listrik (electric), zat kimia(chemical), atau radiasi

(radiation)(Jong, 2011).Luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan luas luka

bakar dan derajat luka bakarnya, ada luka bakar ringan yang dapat dengan mudah

ditangani di klinik rawat jalan dan luka bakar berat yang dapat mengakibatkan

kegagalan sistem organ dan perawatan yang berkepanjangan di rumah sakit. Luka

bakar sangat berbahaya, jika salah dan terlambat dalam penanganan akan

berakibat fatal dari kecacatan hingga kematian (Moenadjat, 2010).

Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas

tinggi sehingga memerlukan perawatan yang khusus mulai fase awal hingga fase

akhir(Jong, 2011).Menurut WHO (World Health Organization), luka bakar

1
2

menyebabkan 195.000 kematian per tahun di seluruh dunia terutama di negara

miskin dan berkembang. Luka bakar yang tidak menyebabkan kematian dapat

menimbulkan kecacatan pada penderitanya. Tingkatmortalitas dan morbiditas

akibat luka bakar di negara berkembang sekitar 11,6 per 100.000

penduduk.Menurut Departemen Kesehatan RI (2008), prevalensi luka bakar di

Indonesia adalah 2,2%. Tingkat luka bakar tertinggi di negara berkembang terjadi

pada kalangan perempuan sedangkan di negara maju tertinggi pada kalangan laki-

laki. Kelompok terbesar dengan kasus luka bakar adalah anak-anak kelompok usia

dibawah 6 tahun. Puncak insiden kedua adalah luka bakar akibat kerja yaitu pada

usia 25-35 tahun (schrock, 2007). Sebagian besar 80% cidera luka bakar terjadi di

rumah dan 20% terjadi di tempat kerja(Peck, 2012)

Menurut penelitian James (2007), bahwa orang tua atau orang dewasa yang

berperan dalam melakukan penanganan pada saat terjadi cidera di rumah. Usia

dewasa menurut DepKes RI (2009), adalah seseorang dengan usia 26-45 tahun.

Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik maupun pola berpikir kelompok usia terus

berkembang sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan, pengalaman yang didapat.

Hal tersebut disebabkan oleh faktor internal yaitu faktor genetik sedangkan faktor

eksternal atau lingkungan yaitu keluarga, teman sebaya, pengalaman hidup, dan

kesehatan (Aliah, 2006).

Setiap manusia berkeinginan untuk hidup sehat tindakan manusia dalam

mempertahankan kesehatan tersebut mengakibatkan terjadinya pemanfaatan

pelayanan kesehatan yang ada, baik pengobatan tradisional maupun pengobatan

modern. Sejak dahulu manusia telah mengenal beberapa jenis penyakit, cara

pencegahan dan pengobatannya (Notoatmodjo, 2007). Merupakan fakta bahwa


3

sebagian anggota masyarakat dalam mencari pemecahan masalah kesehatan atau

kebiasaan mencari pengobatan yaitu, sebagian besar masyarakat di Indonesia akan

mencoba mengobati sendiri terlebih dahulu ketika sakit dengan cara atau bahan

tradisional sehari-hari dipergunakan di lingkungan keluarga atau meminta

pertolongan kepada dukun, jika belum berhasil mereka pergi ke tempat-tempat

pelayanan kesehatan, hasilnya akan jauh lebih baik daripada tidak

mengobati.Fenomena yang sering terjadi di masyarakat dalam penanganan luka

bakar adalah penggunaan kecap, pasta gigi, mentega, minyak kelapa, madu, dan

kentang (Hudspith, 2006).

Tindakan pertama yang tepat dapat mengurangi kerusakan akibat luka bakar

dan mengurangi kebutuhan pengobatan medis (Saraf, 2007). Penanganan luka

bakar yang tepat tidak akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi tubuh,

akan tetapi jika luka bakar tidak ditangani dengan segera akan menyebabkan

berbagai komplikasi seperti infeksi, syok, dan ketidakseimbangan elektrolit.

Komplikasi lain yang terjadi akibat luka bakar yaitu trauma psikologis yang berat

karena cacat akibat bekas luka bakar (Brunner & Suddart, 2002).

Berdasarkan penelitian Cleland (2013), perawatan yang tepat dari luka bakar

ringan adalah kunci tidak terjadinya komplikasi, yang mengarah pada kebutuhan

untuk intervensi bedah dan meningkatkan kemungkinan hasil yang buruk.

Pertolongan pertama yang harus dilakukan pada luka bakar grade I yaitu dengan

menggunakan air mengalir selama kurang lebih 20 menit. Tindakan tersebut akan

meminimalkan rasa sakit pada luka bakar.


4

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di perumahan Bagasasi Cikarang pada

tanggal 25 Oktober 2014 dengan melakukan observasi dan wawancara pada

sepuluh orang ibu diperoleh data bahwa, peristiwa kejadian luka bakar rumah

tangga di daerah tersebut sering terjadi 5 – 10 kali dalam satu bulan. Luka bakar

yang sering terjadi di lingkungan rumah seperti terkena minyak goreng, air panas,

setrika listrik, maupun terkena knalpot. Berdasarkan hasil wawancara dari sepuluh

orang ibu, didapatkan pengetahuan tentang penanganan luka bakar yang tepat

masih rendah.Tindakan dalam penanganan luka bakar yang sering dilakukan pada

ibu di perumahan tersebut masih kurang tepat, dibuktikan dengan hasil

wawancara yaitu empat orang mengatakan penanganan dini yang sering dilakukan

yaitu menggunakan odol, tiga orang menggunakan kecap, dua orang mencari

orang pintar untuk didoakan, dan satu orang lainnya dengan mengipas–ngipas

bagian luka atau mengabaikan luka.

Melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh luka bakar,angka insiden,

fenomena penanganan yang salah akibat luka bakar, studi pendahuluan yang

dilakukan pada daerah tersebut dan belum ditemukannya penelitian terkait hal

tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang

“Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap KejadianLuka Bakar Ringan Di

Perumahan Bagasasi Cikarang”.

B. Rumusan Masalah

Luka bakar merupakan cidera yang sering terjadi. Penanganan dan perawatan

luka bakar memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan

tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.
5

Luka bakar yang sering terjadi di lingkungan rumah tangga menunjukkan bahwa

masyarakat masih kurang menyadari tentang risiko bahaya yang menjadi

penyebabnya. Pandangan budaya di masyarakat tentang risiko terjadinya luka

bakar masih sangat kurang, sehingga kasus kecelakaan luka bakar sering terjadi

(Elizabeth, 2009). Berdasarkan uraian diatas penulis membuat rumusan masalah

Bagaimana perilaku masyarakat terhadap kejadianluka bakar ringan di Perumahan

Bagasasi Cikarang?

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka peneliti membuat beberapa

pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana gambaran karakteristik responden di Perumahan Bagasasi

Cikarang ?

2. Apa saja penyebab luka bakar yang sering terjadi di Perumahan Bagasasi

Cikarang ?

3. Apa saja tindakan yang sering dilakukan masyarakat di Perumahan

Bagasasi Cikarang ?

4. Bagaimana gambaran perilaku masyarakat dalam memilih pelayanan

kesehatan saat terjadi luka bakar ringan di Perumahan Bagasasi Cikarang ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
6

Untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat terhadap kejadian luka

bakar ringandi Perumahan Bagasasi Cikarang

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik responden di Perumahan

Bagasasi Cikarang

2. Untuk mengetahui penyebab luka bakar yang sering terjadi di

Perumahan Bagasasi Cikarang

3. Untuk mengetahui tindakan yang sering dilakukan masyarakat di

Perumahan Bagasasi Cikarang

4. Untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat dalam memilih

pelayanan kesehatan saat terjadi luka bakar ringan di Perumahan

Bagasasi Cikarang

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari penelitian yang dilakukan

tentang gambaran perilaku masyarakat terhadap kejadian luka bakar ringan

serta sebagai penerapan ilmu dan teori yang pernah diperoleh dari bangku

perkuliahan.

2. Bagi Responden

Untuk menambah pengetahuan mengenai cara penanganan pertama yang

baik terhadap luka bakar dan mengetahui perilaku yang benar dalam

melakukan pertolongan pertama khususnya penanganan luka bakar ringan.


7

3. Bagi Peneliti Lain

Untuk menambah pengetahuan, dan bahan acuan untuk melakukan

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penanganan dini pada luka bakar

ringan.

4. Bagi Profesi Keperawatan

Menambah literatur untuk pembelajaran dan memberikan informasi

khususnya kepada perawat komunitas di wilayah Cikarang mengenai perilaku

terhadap kejadian luka bakar ringan.

5.Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan pengetahuan bagi elemen

institusi keperawatan mengenai gambaran perilaku masyarakat terhadap

kejadian luka bakar ringan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat

terhadap kejadian luka bakar ringan di Perumahan Bagasasi Cikarang. Penelitian

ini dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada bulan April.

Penelitian ini termasuk dalam lingkup Keperawatan Medikal Bedah. Penelitian

dilakukan pada masyarakat yang berada di Perumahan Bagasasi Cikarang dan

hanya sebatas pada gambaran perilaku masyarakat terhadap kejadian luka


8

bakarringan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross-

sectional dengan pengambilan sampel secara purposive sampling di Perumahan

Bagasasi perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus Slovin.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung, maupun yang tidak diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo,2007). Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor

lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau

masyarakat (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan definisi perilaku menurut Skiner dalam Notoatmodjo (2007),

bahwa perilaku merupakan hubungan antara stimulus dengan respon, Skiner

mengemukakan ada dua respon (tanggapan) yaitu: Pertama, Respondent respon

atau reflexive respons, ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-

rangsangan tertentu. Perangsangan–perangsangan semacam itu disebut elicting

stimuli, karena respon–respon yang relatif tetap.

Respon kedua yaitu operant respont atau instrumental respons adalah

respon yang timbul dan berkembang diikuti rangsangan tertentu. Perangsangan

tersebut atau semacamnya disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena

perangsangan–perangsangan tersebut memperkuat respon yang dilakukan oleh

orang, oleh sebab itu perangsangan yang demikian mengikuti atau memperkuat

suatu perilaku tertentu yang telah dilakukan (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat

9
10

diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: Perilaku pemeliharaan

kesehatan (health maintenance) adalah perilaku atau usaha seseorang untuk

memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

penyembuhan jika sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari tiga

aspek yaitu: perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit jika

sakit, serta pemulihan kesehatan apabila telah sembuh dari penyakit, dan

perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat.

Kesehatan sangat dinamis dan relatif, oleh karena itu orang yang sehat perlu

diupayakan agar mencapai tingkat kesehatan yang optimal

(Notoatmodjo,2007).

Setiap manusia berkeinginan untuk hidup sehat tindakan manusia dalam

mempertahankan kesehatan tersebut mengakibatkan terjadinya pemanfaatan

pelayanan kesehatan yang ada, baik pengobatan tradisional maupun

pengobatan modern. Sejak dahulu manusia telah mengenal beberapa jenis

penyakit, cara pencegahan dan pengobatannya. Merupakan fakta

bahwasebagian anggota masyarakat dalam mencari pemecahan masalah

kesehatan atau kebiasaan mencari pengobatan yaitu, sebagian besar masyarakat

di Indonesia akan mencoba mengobati sendiri terlebih dahulu ketika sakit

dengan cara atau bahan tradisional sehari-hari dipergunakan di lingkungan

keluarga atau meminta pertolongan kepada dukun, jika belum berhasil mereka

pergi ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, hasilnya akan jauh lebih baik

daripada tidak mengobati (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan

kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking


11

behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada

saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai

dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke tenaga

kesehatandan perilaku kesehatan yang terakhir yaitu perilaku kesehatan

lingkungan tentang bagaimana seseorang merespons lingkungannya, baik

lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan

tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Terdapat beberapa model penelitian yang mengungkapkan tentang analisis

faktor–faktor yang memberi kontribusi terhadap perilaku kesehatan, ada empat

alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku atau tidak berperilaku,

yaitu: faktor pertama, pemikiran dan perasaan (thoughts dan feeling) terhadap

objek atau stimulus merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku.

Pemikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan, persepsi, kepercayaan–

kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

Faktor kedua yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri

atau pengalaman orang lain. Pengetahuan tidak hanya didapatkan dari

pengalaman tetapi tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi

pengetahuan orang tersebut. Tingkat pendidikan formal mulai dari Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA), dan Perguruan Tinggi (PT). Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan sangat erat kaitannya


12

dengan pendidikan dimana seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut akan semakin luas pengetahuannya namun seseorang dengan

pendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi dapat

diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu

objek mengandung dua aspek yaitu positif dan negatif. Kedua aspek tersebut

yang menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif yang

diketahui maka akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek

(Widayatun,2012).

Faktor ketiga, kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau

nenek. Seseorang memperoleh kepercayaan dari keyakinan dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau

pribadi yang dipercayai (personal reference). Perubahan perilaku seseorang

dipengaruhi oleh orang–orang yang dianggap penting, apabila seseorang itu

penting untuknya maka apa yang dikatakan atau diperbuat cenderung untuk

dicontoh. Faktor selanjutnya sumber daya yang tersedia (resources)merupakan

pendukung untuk terjadinya perilaku masyarakat. Sumber daya disini

mencakup fasilitas–fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya yang

berhubungan dengan perilaku positif maupun negatif seseorang atau kelompok

(Notoatmodjo, 2010). Pekerjaan adalah aktivitas seseorang untuk memperoleh

penghasilan yang bertujuan memenuhi kehidupan sehari-hari

(Singarimbun,2010). Seseorang yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan

sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi. Jenis
13

pekerjaan yaitu pedagang, buruh, tani, Pegawai Negri Sipil (PNS), pensiunan,

dan wiraswasta (Notoatmodjo, 2012).

Faktor selanjutnya, sosio budaya setempat (culture), faktor sosio budaya

merupakan faktor eksternal terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku normal,

kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam masyarakat

disebut kebudayaan. Perilaku normal merupakan salah satu aspek kebudayaan

dan kebudayaan ini mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku

(Notoatmodjo, 2010).

B. Konsep Masyarakat

1. Definisi

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara

individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut (Wahid, 2007). Arti

lain dari masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen atau saling

tergantung satu sama lain (Walcott, 2007).

2. Ciri-ciri Masyarakat

Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut (Wahid, 2007):

a. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.

b. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu,

timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan

antarmanusia.
14

c.Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

d.Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan

yang lainnya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pelayanan Kesehatan

a. Faktor Sosiokultural yang terdiri dari: norma dan nilai sosial yang ada di

masyarakat dan teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan.

b. Faktor Organisasi yang terdiri dari: ketersediaan sumber daya yaitu

sumber daya yang mencukupi baik dari segi kuantitas dan kualitas, sangat

mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan. Keterjangkauan lokasi

berkaitan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan tempat

diukur dengan jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya perjalanan.

Keterjangkauan sosial. Dimana konsumen memperhitungkan sikap petugas

kesehatan terhadap konsumen

c. Faktor Interaksi Konsumen-Petugas Kesehatan: Faktor yang

berhubungan dengan konsumen Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang

dirasakan oleh konsumen berhubungan langsung dengan penggunaan atau

permintaan pelayanan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh: faktor

sosiodemografi, yaitu umur, sex, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah

keluarga dan status sosial ekonomi, faktor sosio psikologis, yaitu persepsi

sakit, gejala sakit, dan keyakinan terhadap perawatan medis atau dokter, faktor

epidemiologis yaitu mortalitas, morbiditas, dan faktor resiko (Dever, 2008).


15

4. Kebutuhan Terhadap Pelayanan Kesehatan

Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh

danmengkonsumsi barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan yang

disertaikemampuan untuk membeli barang dan jasa dan keinginan yang tidak

disertaikemampuan untuk membeli barang dan jasa (Tjiptoherijanto, 2008).

Pelayanan kesehatan didirikan berdasarkan asumsi bahwa

masyarakatmembutuhkannya. Namun kenyataannya masyarakat baru mau

mencari pengobatanatau pelayanan kesehatan setelah benar-benar tidak dapat

berbuat apa-apa. Hal inibukan berarti mereka harus mencari pengobatan ke

fasilitas-fasilitas kesehatanmodern (puskesmas dan sebagainya) tetapi juga ke

fasilitas pengobatan tradisional(dukun dan sebagainya) yang kadang-kadang

menjadi pilihan masyarakat yang pertama. Itulah sebab rendahnya penggunaan

puskesmas atau tidak digunakannyafasilitas-fasilitas pengobatan modern

seperti puskesmas dengan ruang rawat inap (Depkes RI, 2009).

C. Konsep Penanganan Luka Bakar

1. Definisi

Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh

dengan benda-benda yang menghasilkan panas atau zat-zat yang bersifat

membakar (asam kuat, basa kuat) (Boswick, 2010).Luka bakar adalah luka

yang terjadi karena terbakar api langsung maupun tidak langsung, juga pajanan

suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia (Jong, 2011).
16

Luka bakar merupakan respons kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma

suhu/termal. Luka bakar dengan ketebalan parsial merupakan luka bakar yang

tidak merusak seluruh epitel kulit namun hanya merusak sebagian dari epitel,

biasanya dapat pulih dengan penanganan konservatif. Luka bakar dengan

ketebalan penuh, merusak semua sumber–sumber pertumbuhan kembali epitel

kulit dan biasanya membutuhkan eksisi dan cangkok kulit jika luas (Grace,

2006).

Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai

peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari

tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16% berat tubuh, pada orang dewasa

sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit

bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis

kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit

bagian medial lengan atas sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,

telapak kaki, punggung, bahu, dan bokong (David, 2008).

2. Etiologi

Menurut American Burn Association (2012), luka bakar dikategorikan

menurut mekanisme injurinya meliputi:

Pertama luka bakar akibat suhu panas dan suhu dingin. Luka bakar akibat

suhu panas disebabkan oleh terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau

objek-objek panas lainnya sedangkan luka bakar akibat suhu dingin yaitu

ketika terpapar dengan suhu dingin yang ekstrim yang sering kali menyerang

bagian perifer tubuh seperti jari-jari kaki dan tangan, kaki, tangan, dan telinga.
17

Kedua luka bakar kimia disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan

asam atau basa kuat. Luka bakar kimia dapat terjadi karena kontak dengan zat-

zat pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga dan

berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian, dan

militer.

Ketiga luka bakar listrik disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi

listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Terdapat tiga macam terjadinya cidera

listrik yaitu luka bakar listrik akibat kontak langsung, luka bakar akibat

percikan atau loncatan bunga api listrik, dan luka bakar tersambar listrik.

Keempat luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber

radioaktif. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga

merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

Menurut Brunicardi (2010), bahwa 65% luka bakar yang sering terjadi di

lingkungan rumah adalah jenis luka bakar termal sedangkan 20% luka bakar

yang sering terjadi adalah jenis luka bakar elektrik.

3. Penilaian Terhadap Luka Bakar

Menurut Granger (2009), dalam menentukan penanganan yang tepat

diperlukan penilaian terhadap luka terlebih dahulu mencakup kedalaman

(derajat), luas, lokasi, penyebab cedera, pertimbangan usia pasien, komplikasi

yang telah ada sebelumnya dan cedera berlanjut.

Kedalaman (derajat) terdiri dari Luka bakar grade I disebut juga luka bakar

superficial, mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai


18

daerah dermis, sering disebut sebagai epidermal burn. Kulit tampak kemerahan

tanpa lepuh, sedikit oedem, dan terasa nyeri, waktu penyembuhan 5 – 10

harinamun pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling)

(Granger, 2009).

Luka bakar grade II disebut juga superficial partial thickness, luka bakar

meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis. Kulit tampak kemerahan

dengan lepuh yang jelas, pucat dengan tekanan, oedem dan rasa nyeri lebih

berat daripada luka bakar grade I, selain itu ditandai dengan bula yang muncul

beberapa jam setelah terkena luka, bila bula disingkirkan akan terlihat luka

bewarna merah muda yang basah. Luka sangat sensitive dan akan menjadi

lebih pucat bila terkena tekanan, akan sembuh dengan sendirinya dalam tiga

minggu (bila tidak terkena infeksi), tapi warna kulit tidak akan sama seperti

sebelumnya (Granger, 2009).

Deep partial thickness luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari

dermis, disertai juga dengan bula. Permukaan luka berbecak merah muda dan

putih karena variasi dari vaskularisasi pembuluh darah (bagian yang putih

punya hanya sedikit pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai

beberapa aliran darah), luka akan sembuh dalam 3-9 minggu (Granger, 2009).

Luka bakar grade III menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen, rasa

sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh darah

sudah hancur.Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot

dan tulang, kaku dan putih/coklat, tidak pucat. Waktu penyembuhan lama

berbulan–bulan dan tidak sempurna (Granger, 2009). Luka Bakar grade


19

IVmeluas ke seluruh lapisan kulit dan ke dalam lapisan lemak, otot, dan tulang

di bawahnya, hitam hangus dan escar, dan tidak terasa nyeri (Granger, 2009).

Luasnya luka bakar dinyatakan dalam persentase luas permukaan tubuh total

yang terkena. Cara cepat untuk menilai luas luka bakar dengan Aturan

Sembilan, tempat permukaan tubuh dibagi menjadi daerah seluas 9% atau

kelipatan 9%seperti wajah 9%, lengan kanan dan kiri 18%, badan bagian depan

18%, punggung 18%, alat kelamin 1%, ekstremitas kanan 18% dan ekstremitas

kiri 18% (Granger, 2009).

Anak–anak merupakan pengecualian Aturan Sembilan. Saat lahir, leher dan

kepala kira–kira 19% permukaan tubuh total dan ekstremitas bawah masing–

masing 13% seperti wajah 19%, lengan kanan dan kiri 18%, bagian badan

depan 18%, punggung 18%, alat kelamin 1%, ektremitas kanan 13% dan

ekstremitas kiri 13%. Setiap tahun bertambahnya usia anak, daerah kepala dan

leher turun 1% dan ekstremitas bawah naik 0,5% sampai usia 10 tahun, ketika

mendekati proporsi permukaan tubuh orang dewasa (Granger, 2009).

Luas luka bakar jika kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi

tubuh masih bisa mengatasinya tetapi bila lebih dari 20%, akan terjadi syok

hipovolemik dengan gejala yang khas seperti gelisah, pucat, dingin,

berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin

berkurang. Pembengkakan terjadi pelan–pelan, maksimal terjadi setelah 8 jam

(Granger, 2009).

Penilaian luka bakar menurut klasifikasi American Burn Association dibagi

menjadi tiga yaitu ringan, sedang, dan berat. Keadaan ini dinilai berdasarkan
20

sejumlah faktor, yaitu luas permukaan total tubuh yang terkena, adanya luka

bakar pada bagian tubuh tertentu, usia penderita, dan cidera lain yang terkait.

Luka bakar ringan pada umumnya dapat diatasi dirumah, luka bakar sedang

biasanya dapat diatasi di rumah sakit, dan luka bakar berat harus ditangani di

pusat perawatan khusus luka bakar (Garmel, 2012).

Tabel 2.1 Klasifikasi American Burn Association(2012)

Ringan Sedang Berat

Dewasa < 10% Dewasa 10-20% LPB Dewasa >20% LPB


LPB (Luas
Permukaan
Tubuh)

Usia muda atau Usia muda atau tua 5-10% LPB Usia muda atau tua
tua <5% LPB >10% LPB

< 2% luka bakar 2-5% luka bakar yang >5% luka bakar yang
yang mengenai mengenai seluruh lapisan kulit mengenai seluruh
seluruh lapisan lapisan kulit
kulit

Cidera tegangan tinggi Luka bakar tegangan


tinggi

Kemungkinan cidera inhalasi Diketahui menderita


cidera inhalasi

Luka bakar melingkar Luka bakar signifikan


pada muka, persendian,
tangan dan kaki

Masalah kesehatan lainnya Cidera yang berkaitan

Luka bakar pada bagian tubuh tertentu meningkatkan beratnya trauma suhu.

Bila cedera timbul di sekitar muka dan leher, maka mata harus dievaluasi

dengan teliti bagi adanya kerusakan mata dan kelopak mata. Edema cepat
21

timbul akibat luka bakar mulut, hidung dan oronasofaring. Luka bakar

melingkar di ekstremitas bisa mengakibatkan luka menjepit, yang

menyebabkan obstruksi vena dan pembuluh limfe, serta kadang–kadang

menurunkan aliran darah arteri. Luka bakar melingkar pada dada bisa

membatasi usaha napas dan bisa menyebabkan turunnya oksigenasi (Herndon,

2010).

Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas mempunyai prognosis

dan komplikasi dari luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau

paparan radiasi. Luka bakar yang mengenai genitalia menyebabkan resiko

infeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama

(Herndon, 2010).

Luka bakar seperti bentuk trauma lainnya, mempunyai peningkatan

morbiditas dan mortalitas pada bayi dan orang tua. Sehingga luka bakar kecil

pada kelompok usia ini mungkin memerlukan terapi cairan yang lebih dini dan

lebih giat. Penyakit jantung atau ginjal dan diabetes mellitus merupakan contoh

penyakit yang telah ada sebelumnya dan dapat meninggikan keparahan luka

bakar (Herndon, 2010).

4. Komplikasi

Komplikasi yang biasanya terjadi pada pasien luka bakar seperti, setiap luka

bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut atau kematian,

lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah

sehingga timbul cerebrovascular accident, infark miokardium, atau emboli

paru. Kerusakan paru akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat
22

terjadi kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium, serta

sindrom distress pernafasan pada orang dewasa, gangguan elektrolit dapat

menyebabkan distrimia jantung (Herndon, 2009).

Komplikasi lain yang mungkin terjadi, syok luka bakar dapat secara

irreversible merusak ginjal sehingga timbul gagal ginjal dalam satu atau dua

minggu pertama setelah luka bakar, penurunan aliran darah ke saluran cerna

dapat menyebabkan hipoksia sel–sel penghasil mucus sehingga terjadi ulkus

peptikum, dapat terjadi koagulasi intravascular diseminata karena destruksi

jaringan yang luas, pada luka bakar yang luas akan menyebabkan kecacatan,

trauma psikologis dapat menyebabkan depresi, perpecahan keluarga, dan

keinginan untuk bunuh diri, dan beban biaya pada keluarga pasien luka bakar

yang luas sangatlah besar (Herndon, 2009).

5. Perilaku Masyarakat Dalam Memilih Pelayanan Kesehatan

Menurut Ilyas (2003), yang dimaksud dengan perilaku terhadap pencarian

pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah, mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan

seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Menurut Notoatmodjo (2010), perilaku pencarian pengobatan adalah

perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan atau

mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di masyarakat terutama di

negara sedang berkembang sangat bervariasi (Ilyas, 2003)


23

Respons seseorang apabila terjadi luka bakar ringan adalah sebagai berikut:

pertama, tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action).

Dengan alasan: bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan

atau kerja mereka sehari-hari dan tanpa bertindak apapun gejala yang

dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. (Ilyas, 2003).

Respon kedua yaitu, tindakan mengobati sendiri (self treatment), dengan

alasan yang sama seperti telah diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini

adalah karena orang atau masyarakat tersebut sudah percaya dengan diri

sendiri, dan merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalu usaha

pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini

mengakibatkan pencarian obat keluar tidak diperlukan. Ketiga, mencari

pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (traditional remedy),

seperti dukun dan seseorang yang dianggap memiliki kemampuan dalam hal

spiritual (Notoatmodjo, 2003).

Respon keempat, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang

diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang

dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.

(Notoatmodjo, 2003). Keadaan luka bakar yang perlu dirujuk yaitu luka bakar

partial thickness (superficial) dengan luas daerah > 10%, kecuali luka bakar

yang sangat superficial, semua luka bakar full thickness, kecuali daerah yang

sangat kecil, semua luka bakar yang mengenai wajah, mata, telapak tangan,

telapak kaki, genitalia, perineum (sekitar anus) sekalipun daerah luka bakar

kurang dari 5-10%, luka bakar melingkar, luka bakar oleh cairan kimis, luka

bakar akibat aliran listrik (termasuk petir) disebabkan kerusakan jaringan


24

dalam tubuh dapat terjadi akibat aliran listrik yang masuk ke dalam tubuh, luka

bakar yang mencederai saluran napas, luka bakar pada usia kurang dari 12

bulan, dan luka bakar kecil pada pasien dengan permasalahan sosial, termasuk

pada anak yang beresiko tinggi (Garmel, 2012).

6. Penanganan Luka Bakar Di Rumah

Jenis luka bakar yang dapat dilakukan perawatan dirumah yaitu luka bakar

ringan atau grade satu dan dua, sedangkan luka bakar berat seperti grade tiga

dan empat, luka bakar di daerah wajah, leher, dan alat kelamin, dan luka bakar

karena zat kimia dan listrik maka harus segera dirujuk ke rumah sakit

(David,2010).

Prioritas pertama dalam mengatasi luka bakar adalah menghentikan proses

luka bakar. Intervensi pertolongan pertama pada situasi: untuk luka bakar

termal (api), “berhenti, berbaring, dan berguling”. Tutup individu dengan

selimut dan gulingkan pada api yang lebih kecil. Berikan kompres dingin untuk

menurunkan suhu dari luka (es atau air dingin menyebabkan cedera lanjut pada

jaringan yang terkena). Pada luka bakar akibat air panas atau termal lainnya,

jauhkan pasien dari penyebab cedera kemudian alirkan bagian luka dengan air

mengalir kurang lebih 20 menit tidak dianjurkan menggunakan air dingin atau

es (Herndon, 2010). Pada luka bakar akibat sumber listrik, segera

menghentikan sumber arus listrik. Penolong tidak dianjurkan menyentuh

korban sebelum arus listrik dihentikan. Pertolongan pertama pada luka bakar

tidak dianjurkan dengan menggunakan odol, minyak goreng, minyak tanah,

maupun kecap karena akan memperdalam luka bakar (David, 2010).


25

Prioritas kedua adalah menciptakan jalan nafas paten. Pasien dianjurkan

untuk tarik nafas dalam agar tidak terjadi masalah pada sistem pernafasan.

Prioritas ketiga adalah resusitasi cairan agresif untuk menjaga dan

mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema. Kehilangan cairan

terbesar adalah pada 4 jam pertama terjadinya luka dan akumulasi maksimum

edema adalah pada 24 jam pertama setelah luka bakar. Pasien dianjurkan untuk

minum air putih untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan

(Herndon,2010).

Prioritas keempat adalah perawatan luka bakar, setelah keadaan umum

membaik dan telah dilakukan resusitasi cairan dilakukan perawatan luka.

Perawatan tergantung pada karakteristik dan ukuran dari luka. Tujuan dari

semua perawatan luka bakar agar luka segera sembuh rasa sakit yang minimal

(Herndon, 2010).

D. Penelitian Terkait

Berdasarkan penelitian Rose (2008), tentang penilaian atau pengkajian dan

manajemen pada luka bakar kecil, pengetahuan tentang pengkajian awal terhadap

luka bakar masih rendah. Penanganan awal yang dilakukan masih dibawah

standar yang ada.

Berdasarkan penelitian Gotshall (2011), tidak ada hubungan yang signifikan

antara jenis kelamin, status pendidikan, atau usia dengan pengetahuan dalam

melakukan penanganan pertama luka bakar, namun kelompok dengan status


26

ekonomi tinggi dan yang telah mengikuti pelatihan pertolongan pertama memiliki

pengetahuan yang lebih tinggi.

Berdasarkan penelitian Samuel di Ghana (2007), hasil wawancara dengan

menggunakan kuesioner dari 617 anak didapatkan bahwa 48% anak yang

mengalami luka bakar dibawa ke fasilitas pengobatan modern atau klinik dari

jumlah tersebut 68% dibawa ke klinik saat 24 jam pertama terjadinya cidera,

sedangkan 52% melakukan pengobatan pertolongan pertama dirumah kecuali jika

terjadi infeksi, luas luka 6% atau lebih dari permukaan tubuh dan luka bakar grade

tiga. Anak yang tidak dibawa ke pengobatan modern yaitu anak-anak yang tinggal

di pedesaan.
27

E. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Penilaian :
Api atau termal
Kedalaman luka
Bahan kimia Luka Bakar
Luas luka
Listrik
Lokasi luka
( Boswick,2010)
Penyebab luka
(Granger, 2009)

Perilaku masyarakat dipengaruhi


oleh: Luka bakar ringan :Dewasa < 10% LPB (Luas
Jenis Kelamin
Permukaan Tubuh), Usia muda atau tua <5% LPB, < 2%
Pendidikan luka bakar yang mengenai seluruh lapisan kulit (Garmel,
Pekerjaan 2012)
Suku
(Dever, 2008)
Penanganan di rumah
1. Menghentikan proses luka bakar :
mengalirkan bagian luka dengan air
mengalir
2. Menciptakan jalan napas paten :
tarik napas dalam
3. Menjaga Keseimbangan cairan :
minum air putih
4. Perawatan luka bakar
Perilaku masyarakat dalam memilih pelayanan
kesehatan saat terjadi luka bakar: (Herndon,2010)
1. Tidak melakukan tindakan apa-apa
2. Tindakan mengobati sendiri Tidak tepat
3. Mencari pengobatan ke fasilitas tradisonal
(dukun)
4. Mencari pengobatan dengan membeli obat
warung
5. Mencari pengobatan ke fasilitas modern
(puskesmas,rumah sakit)
28

Syok
Infeksi
Ketidakseimbangan cairan
Kecacatan
(Herndon, 2010)

Sumber : Boswick, 2010; Dever, 2008;Garmel, 2012; Granger, 2009; Herndon, 2010;

Notoatmodjo, 2007, Notoatmodjo, 2003


BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian diperlukan sebagai landasan berpikir dalam

melaksanakan suatu penelitian yang dikembangkan dari tinjauan teori yang telah

dibahas sebelumnya, sehingga mudah dipahami dan dapat menjadi acuan peneliti

(Dahlan, 2010). Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, peneliti ingin menjelaskan kerangka konsep yang akan dilakukan

saat penelitian di Perumahan Bagasasi Cikarang.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Perilaku masyarakat terhadap


kejadian luka bakar: tindakan
yang dilakukan dan perilaku
dalam memilih pelayanan
kesehatan

Berdasarkan bagan diatas, peneliti hanya ingin mengetahui variabel perilaku

masyarakat terhadap kejadian luka bakar sedangkan jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, dan suku merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap tindakan

yang dilakukan dan perilaku dalam memilih pelayanan kesehatan saat terjadi luka

bakar ringan di lingkungan rumah (Notoatmodjo, 2007).

28
B. Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur Ukur

1. Tindakan tindakan yang dilakukan Kuesioner Kuesioner dibagikan Jika responden memilih, Ordinal

masyarakat saat terjadi kepada responden iya = 1

luka bakar yang menggunakan


Jika responden tidak
skala gutmann terdiri
memilih, tidak =0
dari sembilan pilihan.

2. Perilaku tindakan atau aktifitas Kuesioner Kuesioner dibagikan Pernyataan benar yaitu Ordinal

masyarakat dalam kepada responden pernyataan nomor 1-3

memilih pelayanan yang menggunakan dinilai dengan: selalu

29
kesehatan skala likert dengan bernilai 3, sering bernilai

pilihan jawaban: 2, kadang- kadang

bernilai 1, dan tidak


1. Selalu
pernah bernilai 0
2. Sering
Pernyataan salah yaitu
3. Kadang-kadang
pernyataan nomor 4 dan

4. Tidak pernah 5 dinilai dengan: selalu

bernilai 0, sering bernilai

1, kadang-kadang

bernilai 2, dan tidak

pernah bernilai 3

30
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang didalamnya tidak

ada analisis hubungan antara variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat,

bersifat umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak,

siapa dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Morton, 2008).

Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk memperoleh informasi tentang

gambaran perilaku masyarakat terhadap kejadian luka bakar yang terjadi di

rumah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti

(Sastroasmoro, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang

berada di Perumahan Bagasasi Cikarang. Berdasarkan catatan di Perumahan

Bagasasi pada bulan Oktober tahun 2014 jumlah masyarakatdewasa di

Perumahan Bagasasi berjumlah 120orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiono, 2013). Dalam penelitian ini teknik pengambilan

31
32

sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik sampling non-

probability atau purposive sampling. Agar sampel yang digunakan sesuai,

peneliti menentukan kritria inklusi:

a. Masyarakat dewasa yang tinggal di Perumahan Bagasasi

b. Masyarakat yang sehat fisik mental

c. Masyarakat bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

d. Masyarakat yang mempunyai pengalaman menangani luka bakar

Sedangkan kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah:

a. Masyarakat yang tinggal di perumahan namun bukan usia dewasa

Dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan perhitungan sampel

dengan menggunakan rumus (Budiharto, 2008) :

n= N

1 + N (d²)

Keterangan :

N = besar populasi

n = jumlah sampel

d = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (10%)

Angka populasi dimasukan dalam rumus besar populasi yaitu :

n= 120

1 + 120 (10%²)

= 54,54 ≈ 55
33

Tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 90% dan tingkat

ketepatan relatif adalah sebesar 10% (Budiharto, 2008). Jumlah sampel yang

diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 55 orang.

Mengantisipasi terjadinya sampel yang drop out, dan sebagai cadangan

maka peneliti menambahkan 10% dari total sampel: 10% x 55 = 5,5 ≈ 5

responden. Jadi, total sampel dalam penelitian ini adalah 55 + 5 = 60

responden.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perumahan Bagasasi Cikarang. Lokasi ini

dipilih berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti bahwa

fenomena penanganan luka bakar yang kurang tepat pada daerah tersebut

masih tinggi. Wilayah bagasasi juga merupakan wilayah yang belum

pernah dilakukan penelitian terkait perilaku terhadap luka bakar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, sejak peneliti

menentukan judul, menulis proposal, mengumpulkan data hingga hasil

seminar, yang berlangsung sejak bulan Oktober 2014 hingga Mei 2015.

Pengambilan data berlangsung selama 5 hari 22-26 April 2015.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam,

2008). Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dimana
34

pengumpulan data dilakukan dengan metode angket atau kuesioner yang

dibagikan kepada responden untuk mendapatkan jawaban pertanyaan (Morton,

2008). Tahapan pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah

sebagi berikut :

1. Peneliti meminta surat pengantar dari institusi untuk studi pendahuluan

di Perumahan Bagasasi Cikarang

2. Peneliti mengajukan surat ijin dari institusi kepada Kelurahan Cikarang

untuk melakukan studi pendahuluan dan penelitian di tempat tersebut

3. Sebelum dilakukan wawancara, terlebih dahulu peneliti memberikan

penjelasan tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian, menjelaskan

cara mengisi kuesioner, dan menjamin kerahasiaan jawaban yang

diberikan dalam kuesioner kepada calon responden.

4. Responden mengisi formulir persetujuan atau informed consent

wawancara Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk

bertanya tentang hal–hal yang tidak dipahami dan tidak jelas di dalam

kuesioner

5. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden dan mempersilahkan

untuk menjawab sesuai petunjuk, setelah lembar kuesioner diisi oleh

responden kemudian dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data (Ahmad, 2007). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang akan

ditanyakan langsung pada responden. Jenis pertanyaan yang terdapat dalam


35

kuesioner merupakan pernyataan. Penyusunan kuesioner berdasarkan landasan

teori yang terdapat pada pembahasan sebelumnya dan data yang didapatkan

dari hasil studi pendahuluan. Instrumen penelitian terdiri dari dua bagian

pertama yaitu data demografi yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, dan suku. Bagian kedua yaitu tentang penyebab luka bakar, tindakan

yang dilakukan dan perilaku masyarakat dalam memilih pelayanan kesehatan

saat terjadi luka bakar.

Instrumen pada penelitian ini terdiri dari dua macam skala pengukuran yaitu

skala Gutmann dengan pilihan jawaban benar dan salah dan skala Likert

dengan pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Jenis

pertanyaan penyebab luka bakar dan tindakan pertama yang sering dilakukan

tujuannya untuk mengetahui atau mengeksplor fenomena terkait hal tersebut,

jika responden menjawab mendapat skor 1 dan jika tidak menjawab mendapat

skor 0. Pengolahan data untuk pertanyaan penyebab luka bakar dan tindakan

pertama yang sering dilakukan yaitu dengan menggunakan rumus presenatse

(Machfoedz, 2008):

P = ( F / N ) x 100%

Keterangan:

P : Presentase

F : Jumlah jawaban responden

N : Jumlah
36

Perhitungan berdasarkan jumlah dari keseluruhan fenomena atau tindakan

bukan dari jumlah responden karena permintaan peneliti responden dapat

menjawab lebih dari satu, kemudian dihitung dengan rumus presentase diatas.

Bagian kedua yaituperilaku terdiri dari lima pertanyaan dengan

menggunakan skala Likert (selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah),

Pernyataan benar dinilai dengan: selalu bernilai 3, sering bernilai 2, kadang-

kadang bernilai 1, dan tidak pernah bernilai 0 sedangkan pernyataan salah

dinilai dengan: selalu bernilai 0, sering bernilai 1, kadang-kadang bernilai 2,

dan tidak pernah bernilai 3.

F. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reabilitas untuk

mendapatkan data yang valid dan realibel. Validitas adalah suatu indeks

yang menunjukkan alat ukur itu benar–benar mengukur apa yang diukur

(Sugiyono, 2007). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat

kevalidan dari instrumen yang dgunakan dalam pengumpulan data yang

diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variable jawaban

dibandingkan dengan total skor masing-masing variable, kemudian hasil

korelasi dibandingkan dengan nilai mutlak pada taraf signifikan 0,05 dan

0,01 (Arikunto, 2010).

Studi pilot merupakan pengumpulan data diawali dengan uji coba

instrumen penelitian pada sekelompok masyarakat yang merupakan bagian

dari populasi yang bukan sampel. Jumlah responden yang digunakan yaitu
37

30 responden (Sugiyono, 2013). Instrumen pada penelitian ini terdiri dari

dua macam skala pengukuran yaitu skala Gutmann dan skala Likert.

Pengukuran uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan dengan cara

berbeda(Hidayat, 2008). Uji validitas dengan menggunakan rumus Korelasi

Point Biserial diaplikasikan untuk menguji valid sebuah hasil uji coba tes

(instrumen) hasil belajar dalam hal ini soal pilihan ganda. Dalam bentuk

jawaban benar = 1, dan salah = 0.Uji validitas dengan rumus Korelasi Point

Biserial, secara umum (Sugiyono, 2013):

Uji validitas untuk skala likert menggunakan pearson product moment,

rumus tersebut digunakan untuk jenis data ordinal atau yang mempunyai

rentang. Seluruh item yang mencapai koefisien korelasi rxy ≥0,30 dianggap

sebagai item yang valid (Sugiyono, 2013). Rumus yang digunakan yaitu:
38

keterangan :

rhitung = Koefisien korelasi

Xi = Jumlah skor item

Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

Uji coba instrumen dilakukan pada bulan April 2015. Uji coba dilakukan

terhadap 30 masyarakat di daerah Cikarang yang mempunyai karakteristik

demografi yang hampir sama dengan wilayah Perumahan Bagasasi

Cikarang, dengan kriteria bahwa responden tersebut adalah masyarakat

dewasa yang tinggal di Perumahan Bagasasi Cikarang dan mempunyai

pengalaman menangani luka bakar.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran ini tetap konsisten bila dilakukan pengukuran

dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat

ukur yang sama (Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan formula

Kuder Richardson 20 (KR 20) untuk menguji reliabilitas instrumen dengan

skala Gutmann. Adapun rumus sebagai berikut:


39

Uji reliabilitas yang digunakan pada instrumen ini untuk skala Likert

yaitu rumus aplha coronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut

(Sugiyono, 2013):

Keterangan:

Nilai acuan untuk uji reliabilitas KR20 maupun alpha coronbach yaitu,

jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna, jika alpha antara 0,70 – 0,90

maka reliabilitas tingg, jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas

moderat, dan jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah.

3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Kualitas data penelitian ditentukan oleh validitas dan reabilitas

pengukuran. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai r pbis > r tabel pada

seluruh pertanyaan item pengetahuan yang terdiri dari tujuh pernyataan dan

item tindakan terdiri dari satu pernyataan yang terdapat di kuesioner

tersebut. Interpretasi dari hasil tersebut menandakan bahwa kuesioner

tersebut dikatakan valid sedangkan untuk item sikap dengan pengukurang

menggunakan point product moment dari tujuh pernyataan lima dikatakan

valid dan dua dikatakan tidak valid. Pernyataan yang tidak valid yaitu “saya
40

melakukan pengobatan tradisional saat terjadi luka bakar” dengan nilai

0,103 dan “saya membeli obat-obatan ke warung saat terjadi luka bakar”

dengan nilai 0,293 dihilangkan karena mempunyai nilai korelasi < 0,3.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan hasil KR20 > 0,6 yaitu

0,7997 hasil tersebut menandakan instrumen pada penelitian ini memiliki

nilai reliabel yang tinggi sedangkan pada pengukuran dengan menggunakan

aplha cronbach, didapatkan nilai alpha > 0,6, yaitu 0,694, instrumen pada

penelitian ini dikatakan reliable.

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data

ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan

rumusan tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan

(Setiadi,2007). Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam

pengolahan data dibagi menjadi enam tahap, yaitu

Editing(pemeriksaan data) yaitu data yang diperoleh berupa daftar

pertanyaan, pada kegiatan ini peneliti memeriksa data dengan cara

mengumpulkan atau menjumlahkan dan melakukan koreksi pada hasil

kuesioner (Budiarto, 2008). Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah

memeriksa kembali kuesioner dengan maksud mengecek, apakah semua

kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk sebelumnya (Mardalis, 2008).

Coding(pemberian kode) mengklasifikasi jawaban dari responden kedalam

kategori, biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode

berbentuk angka pada masing–masing jawaban (Budiarto, 2008). Kode yang

digunakan untuk penilaian perilaku yaitu penilaian untuk pernyataan benar


41

(Selalu = 3, Sering = 2, kadang-kadang = 1, dan Tidak pernah = 0) dan untuk

pernyataan salah (Selalu = 0, Sering = 1, kadang-kadang = 2, dan Tidak pernah

= 3) ( (Hidayat, 2008).

Sortir atau mensortir adalah dengan memilih atau mengelompokkan data

menurut jenis yang dikehendaki. Langkah selanjutnya Entry data pada tahap

ini jawaban–jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan

dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data.

Cleaning data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data telah bersih dari

kesalahan sehingga data siap dianalisis (Hidayat, 2008).

H. Metode Analisis Data

Analisis univariat merupakan analisis jenis variabel yang dinyatakan dengan

menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel

atau grafik (Setiadi, 2007). Data dari setiap responden akan dimasukkan ke

dalam komputer oleh peneliti. Analisis data yang diperoleh dilakukan secara

deskriptif dengan menggunakan software statistik(Dahlan, 2010).

I. Etika Penelitian

Peneliti meyakinkan bahwa responden perlu mendapat perlindungan dari

hal-hal yang merugikan selama penelitian, dengan memperhatikan aspek-aspek

self determination, privacy, anonymity, confidentially, dan protection from

discomfort (Polit, 2006). Peneliti juga membuat informed consent sebelum

penelitian dilakukan. Beberapa prinsip etik yaitu:

Self Determination, yaitu responden diberi kebebasan untuk menentukan

apakah bersedia atau tidak mengikuti kegiatan penelitian dengan sukarela,


42

setelah semua informasi yang berkaitan dengan penelitian dijelaskan dengan

menandatangani informed consent yang telah disediakan.

Privacy, peneliti juga menjaga kerahasiaan atas informasi yang diberikan

responden untuk kepentingan penelitian. Anonymity, selama kegiatan penelitian

nama responden akan dirahasiakan sebagai gantinya digunakan inisial.

Confidentially, peneliti menjadi kerahasiaan identitas responden dan

informasi yang diberikan. Semua catatan dan data responden disimpan sebagai

dokumentasi penelitian.

Protection from discomfort, kenyamanan responden selama penelitian

dijamin. Peneliti menekankan apabila responden merasa tidak aman atau

nyaman selama mengikuti kegiatan penelitian sehingga menimbulkan masalah

baik fisik maupun psikologis, maka peneliti mempersiapkan responden untuk

menghentikan partisipasinya.

Informed consent, sebelum responden menyetujui berpartisipasi dalam

penelitian ini peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang tujuan dan manfaat

penelitian. Peneliti menjelaskan hak-hak responden untuk berhenti menjadi

responden bila mendapatkan ketidaknyamanan selama penelitian. Subjek

penelitian dapat mengundurkan diri kapan saja tanpa konsekuensi apapun.

Formulir atau lembar persetujuan memuat lima elemen penting yaitu:

1. Subjek penelitian diberi penjelasan yang dapat dimengerti tentang

tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Prosedur teknik yang akan

dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai dijelaskan dalam penelitian.

2. Subjek penelitian diberi penjelasan mengenai risiko seperti kejenuhan,

lelah, dan ketidaknyamanan potensial yang mungkin dialami. Jika


43

selama kegiatan penelitian responden merasa tidak nyaman maka

intervensi dihentikan.

3. Subjek diberitahu mengenai manfaat yang akan didapatkan pada

penelitian yang dilakukan.

4. Peneliti bersedia untuk menjawab semua pertanyaan mengenai prosedur

yang diajukan subjek penelitian dan bersedia memberikan penjelasan

dengan lengkap tentang prosedur penelitian yang akan dilakukan.


BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian gambaran tindakan,

pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap kejadian luka bakar berdasarkan

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kepercayaan, dan suku di Perumahan

Bagasasi Cikarang. Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner

secara langsung kepada bapak/ibu yang berada di Perumahan Bagasasi. Pemilihan

responden dengan menggunakan sistem random berdasarkan kocokan nomor yang

keluar dan melakukan kunjungan rumah kepada responden yang telah ditentukan

berdasarkan hasil kocokan.

A. Gambaran Tempat Penelitian

Perumahan Bagasasi merupakan salah satu perumahan yang terdapat di daerah

Cikarang Utara, terletak di Kampung Warung Satu. Berdiri pada tahun 2000

dengan 150 unit rumah. Kepengurusan di perumahan tersebut dikepalai oleh

seorang Rukun Warga dan Rukun Tetangga dengan jumlah warga sebanyak 250

orang. Warga yang bertempat tinggal di perumahan tersebut sebagian besar

merupakan pendatang dari luar daerah Cikarang yang bekerja di sekitar

perumahan.

B. Karakteristik Umum Responden

Berikut adalah distribusi frekuensi karakteristik data demografi responden:

44
45

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Demografi Responden


(N=60)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Usia Usia 26-35 tahun 28 46,7
Usia 36-45 tahun 32 53,3
Jenis Laki-laki 29 48,3
kelamin Perempuan 31 51,7
Pendidikan SD 9 15,0
SMP 13 21,7
SMA/SMK 25 41,7
PT 13 21,7
Pekerjaan Pedagang 12 20,0
Tani 2 3,3
Pensiunan 2 3,3
Buruh 10 16,7
PNS 6 10,0
Wiraswasta 9 15,0
IRT 11 18,3
Lainnya 8 13,3
Suku Sunda 22 36,7
Betawi 12 20,0
Jawa 21 35,0
Lainnya 5 8,3

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak yaitu

dengan rentang usia 36-45 tahun (53,3%), berdasarkan jenis kelamin terbanyak

yaitu jenis kelamin perempuan (51,7%), berdasarkan pendidikan sebagian besar

responden yaitu SMA/SMK (41,7%), dari jenis pekerjaan responden terbanyak

yaitu dari pedagang (20,0%), dan berdasarkan suku responden terbanyak berasal

dari Suku Sunda (36,7%).

C. Analisis Univariat

1. Penyebab Luka Bakar

Berikut distribusi frekuensi penyebab luka bakar:


46

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Penyebab Luka Bakar (N=60)

Karakteristik Frekuensi Percent (%)


Air Panas 38 21,5
Minyak Panas 38 21,5
Setrika Listrik 29 16,4
Knalpot 37 20,9
Tersetrum Listrik 31 17,5
Lainnya 4 2,2

Hasil penelitian menggambarkan bahwa penyebab luka bakar yang sering

terjadi di Perumahan Bagasasi Cikarang yaitu terkena air panas dan minyak

panas keduanya mempunyai frekuensi yang sama 38 responden (21,5%)

didapatkan dari jumlah fenomena penyebab luka bakar secara keseluruhan (177

fenomena) yang terjadi di Perumahan Bagasasi Cikarang.

2. Tindakan yang Dilakukan

Berikut distribusi frekuensi tindakan yang sering dilakukan responden:

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tindakan Yang Sering Dilakukan


Responden (N=60)

Karakteristik Frekuensi Percent (%)


Kecap 27 15,6
Pasta gigi 35 20,2
Air Mengalir 17 9,8
Air Es 19 11
Minyak 16 9,3
Mentega 17 9,8
Mendatangi Orang Pintar 13 7,5
Diabaikan 11 6,4
Lainnya 18 10,4

Berdasarkan hasil penelitian menggambarkan bahwa jenis tindakan yang

sering dilakukan oleh responden yaitu dengan menggunakan pasta gigi dengan
47

35 responden (20,2%) didapatkan dari jumlah fenomena tindakan pertama yang

sering dilakukan ketika terjadi luka bakar secara keseluruhan di Perumahan

Bagasasi Cikarang.

Berikut distribusi frekuensi responden yang melakukan tindakan

menggunakan pasta gigi ketika terjadi luka bakar:

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Dengan


Menggunakan Pasta Gigi (N=60)
Karakteristik F (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 18 51,4
Perempuan 17 48,6
Pendidikan SD 5 14,3
SMP 7 20
SMA/SMK 16 45,7
PT 7 20
Pekerjaan Pedagang 4 11,4
Tani 0 0
Pensiunan 1 2,8
Buruh 9 25,8
PNS 4 11,4
Wiraswasta 9 25,8
IRT 4 11,4
Lainnya 4 11,4
Suku Sunda 12 34,3
Betawi 6 17,1
Jawa 13 37,2
Lainnya 4 11,4

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang

melakukan tindakan dengan menggunakan pasta gigi berdasarkan data demografi

yaitu laki-laki (51,4%), pendidikan SMA/SMK (45,7%), pekerjaan buruh dan

wiraswasta (25,8%), dan Suku Jawa (37,2%).

3. Gambaran perilaku masyarakat dalam memilih pelayanan kesehatan saat terjadi

luka bakar ringan di Perumahan Bagasasi Cikarang


48

Berikut perilaku responden yang tidak melakukan penanganan apa-apa saat

terjadi luka bakar:

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Yang Tidak Melakukan


Penanganan Apa-Apa Saat Terjadi Luka Bakar (N=60)
Karakteristik Selalu Sering Kadang- Tidak
Kadang Pernah

F (%) F (%) F (%) F (%)

Jenis Laki-laki 10 16,7 11 18,3 5 8,3 3 5


Kelamin
Perempuan 4 6.7 18 30 8 13,3 1 1,7

Pendidikan SD 1 1,7 4 6,7 2 3,3 2 3,3

SMP 2 3,3 5 8,3 5 8,3 1 1,7

SMA/SMK 4 6,7 14 23,3 6 10 1 1,7

PT 7 11,7 6 10 0 0 0 0

Pekerjaan Pedagang 0 0 8 13,3 4 6,7 0 0

Tani 0 0 1 1,7 1 1,7 0 0

Pensiunan 2 3,3 0 0 0 0 0 0

Buruh 4 6,7 3 5 2 3,3 1 1,7

PNS 3 5 2 3,3 1 1,7 0 0

Wiraswasta 2 3,3 5 8,3 0 0 2 3,3

IRT 1 1,7 5 8,3 4 6,7 1 1,7

Lainnya 2 3,3 5 8,3 1 1,7 0 0

Suku Sunda 7 11,7 8 13,3 5 8,3 2 3,3

Betawi 3 5 7 11,7 2 3,3 0 0

Jawa 2 3,3 13 21,7 4 1,7 2 3,3

Lainnya 2 3,3 1 1,7 2 3,3 0 0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang tidak melakukan

penanganan apa-apa sebagian besar dengan kategori sering yaitu jenis kelamin

perempuan (30%), pendidikan SMA/SMK (23,3%), pekerjaan pedagang (13,3%),

dan Suku Jawa (21,7%).


49

Berikut perilaku masyarakat yang melakukan penanganan sendiri saat terjadi

luka bakar:

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Yang Melakukan Penanganan


Sendiri Saat Terjadi Luka Bakar (N=60)
Karakteristik Selalu Sering Kadang- Tidak
Kadang Pernah

F (%) F (%) F (%) F (%)

Jenis Laki-laki 4 6,7 13 21,7 9 25 3 5


Kelamin
Perempuan 11 18,3 15 25 3 5 2 3,3

Pendidikan SD 3 5 3 5 2 3,3 1 1,7

SMP 4 6,7 5 8,3 3 5 1 1,7

SMA/SMK 8 13,3 13 21,7 2 3,3 2 3,3

PT 3 5 5 8,3 3 5 2 3,3

Pekerjaan Pedagang 3 5 4 6,7 3 5 2 3,3

Tani 1 1,7 1 1,7 0 0 0 0

Pensiunan 0 0 1 1,7 1 1,7 0 0

Buruh 2 3,3 4 6,7 3 5 1 1,7

PNS 1 1,7 3 5 1 1,7 1 1,7

Wiraswasta 3 5 4 6,7 1 1,7 1 1,7

IRT 5 8,3 4 6,7 2 3,3 0 0

Lainnya 3 5 3 5 1 1,7 1 1,7

Suku Sunda 7 11,7 8 13,3 4 6,7 3 5

Betawi 3 5 6 10 2 3,3 1 1,7

Jawa 7 11,7 6 10 5 8,3 3 5

Lainnya 1 1,7 3 5 1 1,7 0 0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang melakukan

penanganan sendiri saat terjadi luka bakar sebagian besar dengan kategori sering

yaitu perempuan (25%), pendidikan SMA/SMK (21,7%), pekerjaan pedagang,

buruh, wiraswasta, dan IRT (6,7%), dan Suku Sunda (13,3%).


50

Berikut perilaku masyarakat yang melakukan penanganan ke balai pengobatan/

klinik saat terjadi luka bakar:

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Yang Ke Balai Pengobatan /


Klinik Saat Terjadi Luka Bakar (N=60)
Karakteristik Selalu Sering Kadang- Tidak
Kadang Pernah
F (%) F (%) F (%) F (%)
Jenis Laki-laki 10 16,7 11 18,3 4 6,7 4 6,7
Kelamin Perempuan 3 5 17 28,3 5 8,3 6 10
Pendidikan SD 2 3,3 3 5 3 5 1 1,7
SMP 3 5 8 13,3 1 1,7 1 1,7
SMA/SMK 8 13,3 10 16,7 4 6,7 3 5
PT 3 5 7 11,7 2 3,3 1 1,7
Pekerjaan Pedagang 3 3,3 7 11,7 2 3,3 0 0
Tani 0 0 0 0 1 1,7 1 1,7
Pensiunan 0 0 1 1,7 1 1,7 0 0
Buruh 2 3,3 3 5 4 6,7 1 1,7
PNS 1 1,7 1 1,7 3 5 1 1,7
Wiraswasta 2 3,3 3 5 3 5 1 1,7
IRT 3 5 2 3,3 3 5 3 5
Lainnya 3 5 2 3,3 2 3,3 1 1,7
Suku Sunda 5 8,3 8 13,3 5 8,3 4 6,7
Betawi 3 5 4 6,7 2 3,3 3 5
Jawa 6 10 7 11,7 5 8,3 3 5
Lainnya 2 3,3 3 5 0 0 0 0

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang melakukan

penanganan dengan mendatangi balai pengobatan atau klinik sebagian besar

dengan kategori sering yaitu jenis kelamin perempuan (28,3%), pendidikan

SMA/SMK (16,7%), pekerjaan pedagang (11,7%), dan Suku Sunda (13,3%).

Berikut perilaku masyarakat yang melakukan penanganan ke puskesmas saat

terjadi luka bakar:


51

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Yang Ke Puskesmas Saat Terjadi


Luka Bakar (N=60)
Karakteristik Selalu Sering Kadang- Tidak
Kadang Pernah
F (%) F (%) F (%) F (%)
Jenis Laki-laki 5 8,3 3 5 9 15 12 20
Kelamin Perempuan 3 5 2 3,3 5 8,3 21 35
Pendidikan SD 2 3,3 1 1,7 3 5 3 5
SMP 2 3,3 2 3,3 4 6,7 5 8,3
SMA/SMK 3 5 4 6,7 8 13,3 10 16,7
PT 1 1,7 1 1,7 4 6,7 7 11,7
Pekerjaan Pedagang 2 3,3 1 1,7 3 5 6 10
Tani 0 0 0 0 1 1,7 1 1,7
Pensiunan 0 0 0 0 1 1,7 1 1,7
Buruh 2 3,3 2 3,3 2 3,3 4 6,7
PNS 1 1,7 0 0 2 3,3 3 5
Wiraswasta 0 0 2 3,3 2 3,3 5 8,3
IRT 1 1,7 2 3,3 2 3,3 6 10
Lainnya 2 3,3 1 1,7 1 1,7 4 6,7
Suku Sunda 3 5 4 6,7 7 11,7 8 13,3
Betawi 2 3,3 3 5 3 5 4 6,7
Jawa 2 3,3 3 5 6 10 10 16,7
Lainnya 0 0 1 1,7 1 1,7 3 5

Berdasarkan tabel berikut menunjukkan bahwa responden yang melakukan

penanganan ke puskesmas saat terjadi luka bakar sebagian besar dengan kategori

tidak pernah yaitu jenis kelamin perempuan (35%), pendidikan SMA/SMK

(16,7%), pekerjaan IRT (10%), dan Suku Jawa (16,7%).

Berikut perilaku masyarakat yang melakukan penanganan ke rumah sakit saat

terjadi luka bakar:


52

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Yang Ke Rumah Sakit Saat


Terjadi Luka Bakar (N=60)
Karakteristik Selalu Sering Kadang- Tidak
Kadang Pernah
F (%) F (%) F (%) F (%)
Jenis Laki-laki 3 5 5 8,3 7 11,7 14 23,3
Kelamin Perempuan 3 5 3 5 4 6,7 21 35
Pendidikan SD 1 1,7 1 1,7 3 5 4 6,7
SMP 2 3,3 1 1,7 4 6,7 6 10
SMA/SMK 4 6,7 4 6,7 6 10 11 18,3
PT 2 3,3 2 3,3 4 6,7 5 8,3
Pekerjaan Pedagang 1 1,7 2 3,3 4 6,7 5 8,3
Tani 0 0 1 1,7 1 1,7 0 0
Pensiunan 0 0 0 0 1 1,7 1 1,7
Buruh 1 1,7 1 1,7 3 5 5 8,3
PNS 0 0 1 1,7 1 1,7 4 6,7
Wiraswasta 1 1,7 2 3,3 2 3,3 4 6,7
IRT 0 0 2 1,7 3 5 6 10
Lainnya 1 1,7 1 1,7 3 5 3 5
Suku Sunda 4 6,7 4 6,7 7 11,7 7 11,7
Betawi 1 1,7 3 5 3 5 5 8,3
Jawa 3 5 2 3,3 7 11,7 9 15
Lainnya 1 1,7 0 0 0 0 4 6,7

Berdasarkan tabel berikut menunjukkan bahwa responden yang melakukan

penanganan ke rumah sakit saat terjadi luka bakar sebagian besar dengan kategori

tidak pernah yaitu jenis kelamin perempuan (35%), pendidikan SMA/SMK

(18,3%), pekerjaan IRT (10%), dan Suku Jawa (15%).


BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan pembahasan yang meliputi interpretasi dari hasil

penelitian, keterbatasan penelitian dan selanjutnya akan dibahas tentang

bagaimana implikasi dari hasil penelitian yang akan dibandingkan dua hal pokok

yaitu antara lain kerangka teori dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

mengenai gambaran tindakan, pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap

kejadian luka bakar ringan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

suku, dan kepercayaan di Perumahan Bagasasi Cikarang.

A. Karakteristik Responden

Insiden luka bakar di negara berkembang tertinggi berdasarkan jenis kelamin

dan usia yaitu pada perempuan dewasa usia 26-45 tahun, hal tersebut disebabkan

karena aktifitas perempuan yang beresiko seperti memasak, menggunakan

kompor yang tidak layak atau tidak aman, baju yang digunakan wanita saat

memasak (karena menjuntai bahan yang mudah tersambar api), menggunakan

alat-alat elektronik yang menghasilkan panas seperti dispenser, setrika, colokan

listrik, catokan rambut dan sebagainya (Brunicardi, 2010). Hasil penelitian

menunjukkan sebagian besar responden merupakan perempuan usia dewasa 26-45

tahun (51,7%). Hal tersebut menandakan penelitian ini dilakukan dengan

responden yang senada dengan teori. Menurut Herndon (2009), kejadian luka

bakar sering terjadi pada perempuan dewasa dan anak dibawah usia 6 tahun.

53
54

B. Penyebab Luka Bakar

Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan

benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak

langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dan

lainnya) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat) (James,

2009). Menurut Brunicardi (2010), bahwa 65% luka bakar yang sering terjadi di

lingkungan rumah adalah penyebab luka bakar termal sedangkan 20% luka bakar

yang sering terjadi adalah penyebab luka bakar elektrik.

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa penyebab luka bakar dari yang

sering terjadi hingga yang jarang terjadi di Perumahan Bagasasi Cikarang yaitu

tersiram air panas (63,3%) dan terkena minyak panas (63,3%) dengan 38

responden. Hasil penelitian ini senada dengan teori menurut Hudspith (2006),

penyebab luka bakar yang sering terjadi yaitu terkena api, air panas, dan minyak

panas dan pada penelitian Gotshall(2011), penyebab luka bakar terbanyak yaitu

luka bakar api (54,9%), akibat air panas (29,2%), luka bakar listrik (12,8%), dan

luka bakar kimia (3,1%).

Teori lain mengatakan bahwa luka bakar yang sering terjadi di lingkungan

rumah yaitu pertama luka bakar yang disebabkan karena air atau cairan panas,

kedua kontak dengan benda panas (setrika, kompor), ketiga terkena bahan kimia

(asam sulfat, bahan pemutih), keempat sengatan listrik, dan kelima terpapar lama

dengan sinar matahari (John, 2010).

Tiga teori yang menjelaskan tentang jenis luka bakar yang sering terjadi di

lingkungan rumah sebagian besar yaitu jenis luka bakar termal. Teori tersebut
55

didukung dengan adanya peralatan yang ada dirumah (seperti kompor, termos,

dispenser, setrika listrik, dan lainnya) maupun kegiatan yang sering dilakukan

dirumah berkaitan dengan bahan termal atau sumber panas seperti memasak dan

menyetrika. Alat dan kegiatan tersebut merupakan faktor pendukung terjadinya

luka bakar (Granger, 2009).

Data statistik luka bakar di Amerika Serikat 2001-2010, penyebab luka bakar

terbanyak yaitu 44% kebakaran atau api, 33% melepuh akibat air panas, 4%

listrik, 3% kimia, 7% lainnya. Tempat kejadian 68% rumah, 10% tempat kerja,

7% jalan raya, dan 15% lainnya (American Burn Association, 2012).

C. Tindakan Saat Terjadi Luka Bakar

Pertolongan pertama adalah melakukan tindakan pertama yang dilakukan untuk

mengurangi terjadinya komplikasi (David, 2010). Perkembangan luka dapat

ditentukan berdasarkan tindakan pertama yang dilakukan, jika tindakan tersebut

baik dan benar maka tidak akan terjadi keparahan atau waktu penyembuhan lebih

lama namun sebaliknya jika tindakan yang dilakukan tidak tepat maka akan

mempengaruhi waktu penyembuhan luka (Wardrope, 2012).

Menurut Herdon (2010), tindakan pertama untuk jenis luka bakar ringan yaitu

dengan menggunakan air mengalir pada daerah yang terkena luka bakar guna

untuk mengurangi nyeri. Berdasarkan teori menurut Wardrope dan Lioyd (2012)

menjelaskan bahwa penanganan pertama yang dapat dilakukan dirumah jika

terjadi luka bakar derajat satu yaitu membebaskan korban dari sumber terjadinya

luka bakar, kemudian dialirkan air bersih (bukan air es) pada daerah yang terkena

luka bakar. Jaga kebersihan dan daerah luka dikompres dingin (tidak
56

menggunakan es) sampai nyeri berkurang. Tahap selanjutnya, jangan diolesi

apapun termasuk mentega, minyak maupun serbuk obat pada luka karena dapat

mengganggu proses pengobatan selanjutnya, membekas, dan mengakibatkan

infeksi. Jika luka sedikit atau tidak terlalu luas maka tutup bagian luka dengan

kassa steril.

Berdasarkan hasil wawancara responden mengatakan bahwa informasi tentang

tindakan yang dilakukan saat luka bakar didapatkan dari orang tua, tetangga, dan

rekan kerja yang tanpa dibuktikan kebenarannya informasi tersebut berdasarkan

kepercayaan atau kebiasaan adat budaya masing-masing. Menurut hasil

wawancara terlihat bahwa sumber informasi yang didapatkan responden kurang

tepat karena tidak berlandaskan teori secara ilmiah namun berdasarkan

kepercayaan atau adat istiadat. Keterbatasan informasi mempengaruhi respon

masyarakat terhadap suatu objek. Semakin banyak informasi kurang tepat yang

diketahui maka akan menumbuhkan sikap negatif (Widayatun, 2012). Hal

tersebut mengakibatkan sebagian besar masyarakat pada wilayah tersebut

memiliki pengetahuan cukup dibuktikan dengan tindakan pertama yang sering

dilakukan ketika terjadi luka bakar yaitu dengan menggunakan pasta gigi (20,2%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan yang sering dilakukan

masyarakat saat terjadi luka bakar di Perumahan Bagasasi adalah dengan

menggunakan pasta gigi (58,3%), menggunakan kecap (15,6%) dan menggunakan

air es (11%). Berdasarkan hasil wawancara responden mengatakan bahwa alasan

mereka menggunakan pasta gigi, kecap, dan air es karena mudah digunakan dan

membuat bagian yang terkena luka menjadi dingin serta dapat mengurangi nyeri
57

selain itu, karena bahan tersebut mudah didapatkan sebagian besar masyarakat

menyimpan atau mempunyai pasta gigi, kecap, dan air es.

Kandungan zat yang terdapat dalam pasta gigi seperti pemutih, pewarna dan

kandungan mint jika digunakan untuk mengobati luka terutama luka bakar akan

memperparah luka, memicu timbilnya infeksi dan menyebabkan kulit semakin

melepuh (Mozingo, 2009). Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

menggunakan pasta gigi untuk pertolongan pertama pada luka bakar karena

kurangnya promosi kesehatan yang diberikan petugas kesehatan pada masyarakat.

Hasil penelitian ini tidak senada dengan Emergency Management of Severe Burns

Course Manual (2011), penanganan pertama yang dilakukan yaitu dengan disiram

bagian luka dengan air mengalir, kemudian dikompres bagian luka dengan kain

bersih yang telah dicelupkan pada air dingin (bukan es) sampai nyeri berkurang,

selanjutnya tutup dengan kassa steril sampai nyeri berkurang.

Hal tersebut menggambarkan bahwa masyarakat di Perumahan Bagasasi

Cikarang masih banyak yang melakukan tindakan yang kurang tepat. Informasi

tentang tindakan yang sering dilakukan oleh responden didapatkan dari mulut ke

mulut setiap orang tanpa dibuktikan kebenarannya, informasi tersebut akhirnya

menjadi kebiasaan bagi responden jika terjadi luka bakar. Hal tersebut didukung

oleh tidak adanya kader atau peran aktif dari petugas kesehatan di wilayah sekitar.

Perumahan Bagasasi tidak pernah mendapatkan penyuluhan terkait penanganan

luka bakar sehingga masyarakat di perumahan tersebut tidak pernah mendapatkan

informasi yang benar tentang penanganan pertama yang tepat untuk luka bakar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang responden yang melakukan

tindakan dengan menggunakan pasta gigi yaitu pertama, jenis kelamin laki-laki
58

(51,4%) Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian tentang dimensi

perilaku promosi kesehatan ditinjau dari jenis kelamin yang dilakukan oleh

Sakdiyah (2013), menemukan bahwa jenis kelamin adalah faktor utama yang

berhubungan dengan tingkat perilaku menunjukkan bahwa perilaku laki-laki lebih

tinggi dibandingkan dengan perempuan. Perbedaan perilaku berdasarkan gender

juga disebabkan oleh beberapa faktor, laki-laki lebih baik perilakunya karena

sebagian besar responden laki-laki memiliki pekerjaan atau seorang pekerja.

Sumber informasi dan jaringan sosial yang didapatkan lebih banyak dibandingkan

perempuan yang hanya berdiam dirumah (Maulana, 2009).

Kedua, pendidikan SMA/SMK (45,7%) Hasil penelitian tersebut senada

dengan teori bahwa jenjang pendidikan terdiri dari dua macam yaitu formal dan

non-formal, seseorang dengan tingkat pendidikan formal yang rendah belum tentu

memiliki pengetahuan lebih rendah dibandingkan seseorang yang tidak mengikuti

pendidikan secara formal (Wahid,2007). Ketiga, pekerjaan buruh dan wiraswasta

(25,8%) Pekerjaan menentukan sumber informasi yang didapatkan dan jaringan

sosial yang dimiliki. Perkembangan teknologi mendukung setiap pekerjaan.

Keempat, Suku Jawa (37,2%) karena mayoritas responden penelitian ini adalah

suku jawa. Karakter masyarakat suku jawa terkenal dengan keyakinan atau

kepercayaan masyarakat suku jawa sangat tinggi terhadap adat istiadat, tekun

dalam melakukan sesuatu terutama yang berhubungan dengan kebiasaan yang

diwariskan orang tua, dengan adanya itu semua maka terbentuk perilaku baik pada

individu atau masyarakat suku jawa tersebut.


59

D. Gambaran Perilaku Masyarakat Dalam Memilih Pelayanan Kesehatan

Saat Terjadi Luka Bakar Ringan Di Perumahan Bagasasi Cikarang

Menurut Skiner dalam Notoatmodjo (2010), bahwa perilaku merupakan

hubungan antara stimulus dengan respon. Faktor lingkungan memiliki kekuatan

besar dalam menentukan perilaku, bahkan kekuatannya lebih besar dari kekuatan

karakteristik individu (Azwar, 2010). Menurut Notoatmodjo (2010), perilaku

pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk

untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di

masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi (Ilyas, 2003).

Macam-macam perilaku masyarakat dalam memilih pelayanan kesehatan saat

terjadi luka bakar yaitu tidak melakukan penanganan apa-apa, melakukan

penanganan sendiri, melakukan penanganan ke klinik / balai pengobatan,

melakukan penanganan ke puskesmas, dan melakukan penanganan ke rumah sakit

(Notoatmodjo, 2003)

Didapatkan hasil dari seluruh perilaku masyarakat dalam memilih pelayanan

kesehatan yaitu perilaku pertama sampai ketiga menunjukkan hasil terbanyak

dengan kategori selalu dan sering sedangkan pada dua pertanyaan selebihnya

menunjukkan hasil terbanyak dengan kategori tidak pernah dan kadang-kadang,

hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku responden terhadap pemilihan

pelayanan kesehatan terhadap kejadian luka bakar ringan senada dengan teori

bahwa tipe luka bakar ringan dapat dilakukan penanganan di rumah tanpa harus

dibawa ke pelayanan kesehatan (Garmel,2012).


60

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jawaban responden dalam

memilih pelayanan kesehatan diantaranya jenis kelamin, hasil menunjukkan

bahwa perilaku perempuan dalam memilih pelayanan kesehatan terhadap kejadian

luka bakar ringan yaitu tidak melakukan penanganan apapun dengan pilihan

jawaban sering (30%), melakukan penanganan sendiri dengan pilihan jawaban

sering (25%), melakukan penanganan ke klinik pilihan jawaban sering (28,3%),

melakukan penanganan ke puskesmas dan rumah sakit dengan pilihan jawaban

tidak pernah (35%) senada dengan teori bahwa luka bakar ringan dapat ditangani

di rumah. Hasil penelitian ini senada dengan teori yang ada bahwa perempuan

yang berada lebih lama di rumah selalu memilih penanganan secara mandiri untuk

luka bakar ringan karena kejadian luka bakar dirumah biasanya hanya luka bakar

ringan dan pengalaman dalam menangani luka bakar ringan lebih sering dialami

dan ditangani oleh kaum perempuan (Azwar, 2011).

Faktor lain yang mempengaruhi yaitu pendidikan, hasil menunjukkan bahwa

perilaku responden dalam memilih pelayanan kesehatan terhadap kejadian luka

bakar ringan yaitu tidak melakukan penanganan apapun dengan pilihan jawaban

sering (23,3%), melakukan penanganan sendiri dengan pilihan jawaban sering

(21,7%), melakukan penanganan ke klinik pilihan jawaban sering (16,7%),

melakukan penanganan ke puskesmas dengan pilihan jawaban tidak pernah

(16,7%) dan rumah sakit dengan pilihan jawaban tidak pernah (18,3%) berasal

dari pendidikan SMA/SMK hal tersebut senada dengan teori bahwa pendidikan

memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dengan

pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan, implikasinya


61

semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas

(Hurlock,2012).

Tingkat pendidikan berperan dalam menentukan kemampuan seseorang untuk

memahami pengetahuan yang diperoleh (Notoatmodjo, 2010). Pada umumnya

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi

sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang

kurang akan menghambat perkembangan pengetahuan seseorang. Semakin tinggi

pengetahuan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bertindak (wawan

& Dewi, 2010).

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini,

keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Belum ada instrumen pengumpulan data yang baku dalam pelaksanaan

penelitian ini, sehingga instrumen dalam penelitian ini disusun sendiri oleh

peneliti berdasarkan literatur yang didapatkan mengenai perilaku terhadap luka

bakar.

2. Mendapat kendala dalam mencari literatur, terutama untuk penelitian

terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, maupun penelitian yang dijadikan

acuan.

3. Keterbatasan kemampuan peneliti dalam hal waktu, dana, dan tenaga

sehingga peneliti hanya dapat melakukan penelitian kuantitatif sehingga tidak

dapat mengeksplor lebih dalam tentang perilaku masyarakat terhadap kejadian


62

luka bakar. Namun peneliti melakukan wawancara pada beberapa responden

untuk mengetahui lebih jelas tentang perilaku masyarakat di Perumahan Bagasasi.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab

sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Karakteristik responden terbanyak yaitu perempuan (51,7%), usia 36-55 tahun

(53,3%), pendidikan responden SMA/SMK (41,7%), jenis pekerjaan pedagang

(20%), dan Suku Sunda (36,7%) dari 60 responden.

2. Jenis luka bakar yang sering terjadi di Perumahan Bagasasi Cikarang adalah

tersiram air panas dan terkena minyak panas dengan presentase (21,5%) dari 60

responden.

3. Tindakan yang sering dilakukan oleh masyarakat di Perumahan Bagasasi

Cikarang adalah dengan menggunakan pasta gigi (20,2%) 60 responden.

4. Perilaku masyarakat dalam memilih pelayanan kesehatan saat luka bakar

berdasarkan faktor yang mempengaruhi yaitu jenis kelamin, tidak melakukan

penanganan apapun dengan pilihan jawaban sering (30%), melakukan penanganan

sendiri dengan pilihan jawaban sering (25%), melakukan penanganan ke klinik

pilihan jawaban sering (28,3%), melakukan penanganan ke puskesmas dan rumah

sakit dengan pilihan jawaban tidak pernah (35%), dan pendidikan, yaitu tidak

melakukan penanganan apapun dengan pilihan jawaban sering (23,3%),

melakukan penanganan sendiri dengan pilihan jawaban sering (21,7%),

62
63

melakukan penanganan ke klinik pilihan jawaban sering (16,7%), melakukan

penanganan ke puskesmas dengan pilihan jawaban tidak pernah (16,7%) dan

rumah sakit dengan pilihan jawaban tidak pernah (18,3%) berasal dari pendidikan

SMA/SMK.

B. Saran

1. Bagi klien dan masyarakat:

Diharapkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam mencari

informasi dari sumber informasi yang terpercaya terkait penanganan pertama yang

dapat dilakukan di rumah, dan mengaplikasikannya dalam bentuk tindakan

sehingga dapat merubah perilaku yang kurang tepat terkait penanganan luka

bakar.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat

Upaya sosialisasi kepada masyarakat terkait penanganan pertama terhadap

kejadian luka bakar hendaknya dilakukan baik oleh pemerintah maupun instansi

terkait untuk merubah perilaku masyarakat yang kurang tepat terhadap kejadian

luka bakar yang merupakan insiden yang sering terjadi terutama di rumah maupun

tempat kerja.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan dapat meningkatkan peran perawat khususnya perawat medikal

bedah dalam promosi kesehatan sebagai health educator tentang penanganan

pertama terhadap kejadian luka bakar, dapat menjadi evidence based bagi

perkembangan ilmu keperawatan, khususnya mengenai penanganan pertama


64

terhadap kejadian luka bakar, dapat menambah bahan literatur mengenai

gambaran perilaku masyarakat terhadap kejadian luka bakar.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif oleh karena itu, diharapkan kepada

peneliti selanjunya untuk melakukan penelitian sejenis dengan mengeksplor lebih

dalam terkait perilaku masyarakat dengan jenis penelitian kualitatif.


Daftar pustaka

Ahmad, W.Dasar–Dasar Metodologi PenelitianKedokteran dan Kesehatan.


Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.

Aliah, B Purwakania Hasan. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Raja Gairifando.


2006.

American Burn Association. Burn Incidence and Treatment in The United States.
2012.

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta. 2010.

Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC. 2008.

Assegaf, F, Romeo, P dan Marni. Studi Perilaku Pencarian Pengobatan oleh Ibu.
Jurnal MKM. 2012.

Azwar, S. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


2010.

. Sikap dan Perilaku. Dalam Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.


Ed. 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.

Boswick, John A. Perawatan Gawat Darurat (Emergency Care). Jakarta: EGC.


2010.

Bruner & Sudarth. Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 2. Jakarta: EGC. 2002.

Brunicardi, Charles. Chapter 8: Burns, Schwartz’s Principles of Surgery. New


York: McGraw-Hill, Medical Pub. Division. 2010.

Budiharto. Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu


Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.2008.

Cleland, H. Thermal Burns-Assessment and Acute Management In The General


Practice Setting.Epub 21 Januari 2013.

65
66

Dahlan, Sopiyudin M. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:


Salemba Medika. 2010.

David C. Sabisfon, Jr.M.D. Buku Ajar Bedah (Essential Of Surgery).Jakarta:


EGC. 2010.

David, S. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Surabaya: Plastic


Surgery. 2008.

DepKes RI. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. 2009.

DepKes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Kebijakan


Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 2008.
Dever, A. Epidemiology in Health Services Management, United Stated
ofAmerica : An Aspen system Corporation. 2008.
Edwin, R., Van, Teijlingen & Vanora Hundley. The Importance of Pilot Study.
Social Research Update, UK. 2010.

Elizabeth, J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi. Ed.3. Jakarta: EGC. 2009.

Emergency Management of Severe Burns Course Manual. Ed. 8. January 2011.


Version for The British Burn Association.

Garmel. An Introduction To Clinical Emergency Medicine. Cambridge:


Cambridge University Press. 2012.

Gotshall CS, Morrison MI, Eichelberger MR. Prospective, Randomized Study Of


The Effficacy Of Mepitel On Children With Partial-Thickness Scalds.
Journal of Burn Care And Rehabilitation. 2011.

Grace, A Pierce., Neil R Borley. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.2006.

Granger, Joyce. An Evidence-Based Approach To Pediatric Burns. Pediatric


Emergency Medicine Practice. 2009.

Haertsch PA. Burn Injuries. Australian Doctor. 2007.


67

Herndon, D. Evaluation Of The Burn Wound: Management Decisions. Ed.10.


Edinburgh: Saunders. 2009.

Herndon, D. Prevention of Burn Injuries. Ed.4. Edinburgh: Saunders. 2010.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa


Data. Jakarta: Salemba Medika. 2008.

Hudspith, J & Rayatt, S. First Aid and Treatment Of Minor Burns. BMJ. 2006.

Hurlock, E. B. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Jakarta: Erlangga. 2012.

Ilyas, Y. Mengenal Asuransi-Review Utilisasi, Manajemen Klaim dan Fraud. Depok:


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2003.
James, A.B. Medical Science of Burning, First Edition. Australia: Melbourne
University Press. 2009.
John, Marx. Rosen’s Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practiice. Ed.7.
Philadelphia: Mosby/Elsevier. 2010.
Jong, Wim De. Buku Ajar Ilmu Bedah :Luka Bakar. Ed.2. Jakarta: EGC.2011.

Lioyd, EC., Rodgers, BC., Michener, M., Williams, MS. Outpatient Burns:
Preventive and Care. American Family Physician. 2012.

Machfoedz, Ircham. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan,


Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta: Fitramaya. 2008.

Maramis WF. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Airlangga. 2013.

Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.


2008.

Maulana, H.D.J. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. 2009.

Moenadjat Y. Luka Bakar, Pengetahuan Klinis Praktis. Ed.2 Jakarta: FKUI. 2010.

Molan, P. UOW-Honey Research Unit. Honey AS a Dressing For Wound, Burns


and Ulcers. Abrief Review of Clinical Report and Experimental Studies.
Diakses pada 16 Mei 2013. 2010.
68

Morton, Richard F. Epidemiologi dan Biostatistika: Panduan Studi. Ed.5. Jakarta:


EGC. 2008.

Mozingo DW, Smith AA, McManus WF, et al. Chemical Burns. Journal of
Trauma. 2009.

Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial.


Jakarta: Salemba Humanika. 2009.

Notoadmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


2007.

. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2012.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan


Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika. 2008.

Peck, MD. Epidemiology Of Burns Throughout The World. Part I: Distribution


and Risk Factors. Burns: Journal Of The International Society For Burn
Injuries. 2012.

Polit, Dense F Hunger. Data Analisis & Statistics For Nursing Research.
Appleton and Lange: New York. 2006.

Potter, P.A, Perry, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Ed. 4. Volume 2. Jakarta: EGC. 2005.

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia.2007.

Rose, AM., Kaur, T., Cutting P. Assessment and Management of Minor Burns In
The Emergency Department. Journal of Clinical Audits. 2008.
69

Sakdiyah, Elok Halimah. Dimensi Perilaku Promosi Kesehatan Remaja


Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi Islam (JPI). 2013.

Samuel, N Forjuoh., Bernard, Guyer., Donna, M Strobino. Determianants of


Modern Health Care Use By Families After a Childhood Burn In Ghana.
Injury Prevention. 2007.

Saraf, S., Parihar, S. Burns Management: A Compendium. Journal Of Clinical


and Diagnostic Research. 2007.

Sastroasmoro, S. Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S., Israel,


S. Ed. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CVSagung Seto.
2008.

Schrock, T. Ilmu Bedah ( Handbook Of Surgery). Ed 7. Jakarta: EGC. 2007.

Serinken, M., Turkcuer, I., Karcioglu, O., Akkaya, S., Uyanik, E. Domestic
Accidents Involving Women and First Aid Knowledge. Ulus Trauma Acil
Cerrahi Derg. 2011.

Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


2007.

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. 2010.

Smelzer, S.C.,& Bare, B. Text book medical surgical nursing BrunneR-Sudarth.


Philadelphia: Lippincott William & Walkins. 2003.

Soejoeti, SZ. Konsep Sehat, Sakit, dan Penyakit dalam Konteks Sosial. Surabaya:
Universitas Airlangga. 2010.

Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2008.

. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan


R&D. Bandung: Alfabeta. 2013.

Taylor., et al. Fundamental of Nursing: The Art Science of Nursing Care.


Philadelphia: J.B. Lippincott Company. 2005.
70

Tintinalli, Judith E. Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. New


York: McGraw-Hill Companies. 2010.

Tjiptoherijanto, S. Ekonomi Kesehatan. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.


2008.

Wahid. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007.

Walcott, E. Seni Pengobatan Alternatif, Pengetahuan dan Persepsi Program


ACICIS Universitas Muhammadiyah Malang. 2007.

Waluya, Harry. Sistem Informasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.

Wardrope J & Edhouse J. The Management of Wounds and Burns. Ed 2. Oxford


University Press. 2012.

Wawan, A & Dewi, M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010.

Widayatun, TS. Ilmu Perilaku. Jakarta: CV Sagung Seto. 2012.

Yuniar, Ferra Sari. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Anggota


Keluarga Tentang Penanganan Pertama Luka Bakar di Pangkal Pinang. Unpad.
2011.
LAMPIRAN
PERMOHONAN PARTISIPASI PENELITIAN

Kepada Yth. :

Bapak / Ibu

Ditempat

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Laila Muthohharoh

NIM : 1111104000036

Institusi : Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
akan melakukan penelitian tentang “ Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap
Kejadian Luka Bakar Ringan di Perumahan Bagasasi Cikarang “. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui perilaku bapak/ibu terhadap kejadian luka bakar
yang terjadi di lingkungan rumah. Perilaku yang baik dapat mendukung proses
penyembuhan luka tanpa menyebabkan terjadinya komplikasi atau keparahan
pada luka.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil yang baik. Bentuk partisipasi bapak/ibu berupa kesediaan
waktu untuk mengisi angket yang terdiri dari pertanyaan – pertanyaan tertutup.
Besar harapan saya untuk bapak/ibu dapat ikut serta sebagai responden
dalam penelitian ini. Saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi bapak/ibu.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Laila Muthohharoh
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

( INFORMED CONSENT )

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Inisal :

No Responden :

Usia :

Setelah mendapatkan penjelasan dari penulis, saya menyatakan (bersedia / tidak


bersedia) menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, atas nama Laila Muthohharoh dengan judul “Gambaran Perilaku
Masyarakat Terhadap Kejadian Luka Bakar Ringan di Perumahan Bagasasi
Cikarang”.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sejujur – jujurnya tanpa ada
paksaan dan tekanan dari pihak manapun.

Jakarta , 2015

Mengetahui,

Peneliti Responden

( ) ( )
KUESIONER GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP
KEJADIAN LUKA BAKAR RINGAN DI PERUMAHAN BAGASASI
CIKARANG

Petunjuk Pengisian

a. Isilah terlebih dahulu biodata anda pada tempat yang telah disediakan !

b. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan, sebelum anda menjawabnya !

c. Berilah tanda check list ( √ ) pada jawaban yang anda anggap benar !

1. Inisial :

2. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

3. Pendidikan : ( ) SD ( ) SMA/SMK

( ) SMP ( ) Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan : ( )Pedagang ( ) Buruh

( )Tani ( ) PNS

( ) Pensiunan ( ) Wiraswasta

( ) Lainnya

5. Suku : ( ) Sunda ( ) Jawa

( ) Betawi ( ) Lainnya : ....


Jawab pertanyaan dibawah ini sesuai dengan yang sering anda lakukan
dengan memberikan (√) pada kotak. Jawaban bisa lebih dari satu

1. Apakah jenis luka bakar yang sering terjadi di lingkungan anda ?

( ) Tersiram air panas ( ) Terkena knalpot

( ) Terkena minyak panas ( ) Tersetrum listrik

( ) Terkena setrika listrik ( ) Lainnya, sebutkan ............

2. Apakah tindakah yang anda lakukan saat terjadi luka bakar ?

( ) Menggunakan kecap ( ) Menggunakan minyak

( ) Menggunakan pasta gigi ( ) Menggunakan mentega

( ) Menggunakan air mengalir ( ) Mendatangi orang pintar

( ) Menggunakan air es ( ) Diabaikan

( ) Lainnya, sebutkan .........

Jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan memberikan (√) pada


kotak jawaban sesuai dengan yang anda lakukan !

No Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak


kadang pernah

1. Saya tidak melakukan


penanganan apa-apa pada saat
terjadi luka bakar.

2. Saya melakukan penanganan


sendiri pada saat terjadi luka
bakar.

3. Saya melakukan penanganan ke


balai pengobatan / klinik pada
saat terjadi luka bakar.

4 Saya melakukan penanganan ke


puskesmas pada saat terjadi luka
bakar.

5. Saya melakukan penanganan ke


rumah sakit pada saat terjadi
luka bakar.
Warning # 849 in column 23. Text: in_ID
The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter.
It could
not be mapped to a valid backend locale.
GET
FILE='C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden
spss.sav'.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
CROSSTABS
/TABLES=Jk BY p23
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

FREQUENCIES VARIABLES=Jk Pend Pkr Sk


/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Statistics

jenis kelamin pendidikan pekerjaan suku

Valid 60 60 60 60
N
Missing 0 0 0 0

Frequency Table

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

laki-laki 29 48,3 48,3 48,3

Valid perempuan 31 51,7 51,7 100,0

Total 60 100,0 100,0


pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SD 9 15,0 15,0 15,0

SMP 13 21,7 21,7 36,7

Valid SMA/SMK 25 41,7 41,7 78,3

PT 13 21,7 21,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

pedagang 12 20,0 20,0 20,0

tani 2 3,3 3,3 23,3

pensiunan 2 3,3 3,3 26,7

buruh 10 16,7 16,7 43,3

PNS 6 10,0 10,0 53,3

wiraswasta 9 15,0 15,0 68,3


Valid
IRT 11 18,3 18,3 86,7

lainnya(guru,pegawai 8 13,3 13,3 100,0


bank,staf
admin,SPG,kontraktor,kuli
bangunan,satpam)

Total 60 100,0 100,0

suku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sunda 22 36,7 36,7 36,7

betawi 12 20,0 20,0 56,7

jawa 21 35,0 35,0 91,7


Valid
lainnya(banten,minang,bugi 5 8,3 8,3 100,0
s)

Total 60 100,0 100,0


CROSSTABS
/TABLES=Jk BY p23
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * p23 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

jenis kelamin * p23 Crosstabulation


Count

p23 Total

1 2 3 4

laki-laki 3 5 11 10 29
jenis kelamin
perempuan 1 8 18 4 31
Total 4 13 29 14 60

CROSSTABS
/TABLES=Pend BY p23
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendidikan * p23 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

pendidikan * p23 Crosstabulation


Count

p23 Total

1 2 3 4

SD 2 2 4 1 9

SMP 1 5 5 2 13
pendidikan
SMA/SMK 1 6 14 4 25

PT 0 0 6 7 13
Total 4 13 29 14 60

CROSSTABS
/TABLES=Pkr BY p23
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pekerjaan * p23 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%


pekerjaan * p23 Crosstabulation
Count

p23 Total

1 2 3 4

pedagang 0 4 8 0 12

tani 0 1 1 0 2

pensiunan 0 0 0 2 2

buruh 1 2 3 4 10

PNS 0 1 2 3 6
pekerjaan wiraswasta 2 0 5 2 9

IRT 1 4 5 1 11

lainnya(guru,pegawai 0 1 5 2 8
bank,staf
admin,SPG,kontraktor,kuli
bangunan,satpam)
Total 4 13 29 14 60

CROSSTABS
/TABLES=Sk BY p23
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

suku * p23 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%


suku * p23 Crosstabulation
Count

p23 Total

1 2 3 4

sunda 2 5 8 7 21

betawi 0 2 7 3 12
suku jawa 2 4 13 2 21

lainnya(banten,minang,bugi 0 2 1 2 6
s)
Total 4 13 29 14 60

CROSSTABS
/TABLES=Jk BY p24
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * p24 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

jenis kelamin * p24 Crosstabulation


Count

p24 Total

1 2 3 4

laki-laki 3 9 13 4 29
jenis kelamin
perempuan 2 3 15 11 31
Total 5 12 28 15 60
CROSSTABS
/TABLES=Pend BY p24
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendidikan * p24 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

pendidikan * p24 Crosstabulation


Count

p24 Total

1 2 3 4

SD 1 2 3 3 9

SMP 1 3 5 4 13
pendidikan
SMA/SMK 2 2 13 8 25

PT 2 3 5 3 13
Total 6 10 26 18 60

CROSSTABS
/TABLES=Pkr BY p24
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pekerjaan * p24 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

pekerjaan * p24 Crosstabulation


Count

p24 Total

1 2 3 4

pedagang 2 3 4 3 12

tani 0 0 1 1 2

pensiunan 0 1 1 0 2

buruh 1 3 4 2 10

PNS 1 1 3 1 6
pekerjaan wiraswasta 1 1 4 3 9

IRT 0 2 4 5 11

lainnya(guru,pegawai 1 2 3 3 8
bank,staf
admin,SPG,kontraktor,kuli
bangunan,satpam)
Total 6 12 24 18 60

CROSSTABS
/TABLES=Sk BY p24
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

suku * p24 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

suku * p24 Crosstabulation


Count

p24 Total

1 2 3 4

sunda 3 4 8 7 21

betawi 1 2 6 3 12
suku jawa 3 5 6 7 21

lainnya(banten,minang,bugi 0 1 3 1 6
s)
Total 7 12 23 18 60

CROSSTABS
/TABLES=Jk BY p25
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * p25 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%


jenis kelamin * p25 Crosstabulation
Count

p25 Total

1 2 3 4

laki-laki 4 4 11 10 29
jenis kelamin
perempuan 6 5 17 3 31
Total 10 9 28 13 60

CROSSTABS
/TABLES=Pend BY p25
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendidikan * p25 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

pendidikan * p25 Crosstabulation


Count

p25 Total

1 2 3 4

SD 1 3 3 2 9

SMP 1 1 8 3 13
pendidikan
SMA/SMK 3 4 10 8 25

PT 1 2 7 3 13
Total 6 10 28 16 60
CROSSTABS
/TABLES=Pkr BY p25
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pekerjaan * p25 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

pekerjaan * p25 Crosstabulation


Count

p25 Total

1 2 3 4
pedagang 0 2 7 3 12

tani 1 1 0 0 2

pensiunan 0 1 1 0 2

buruh 1 4 3 2 10

PNS 1 3 1 1 6
pekerjaan wiraswasta 1 3 3 2 9

IRT 3 3 2 3 11

lainnya(guru,pegawai 1 2 2 3 8
bank,staf
admin,SPG,kontraktor,kuli
bangunan,satpam)
Total 8 19 19 14 60
CROSSTABS
/TABLES=Sk BY p25
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs
[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden
spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

suku * p25 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

suku * p25 Crosstabulation


Count

p25 Total

1 2 3 4

sunda 4 5 8 5 21

betawi 3 2 4 3 12
suku jawa 3 5 7 6 21

lainnya(banten,minang,bugi 0 0 3 2 6
s)
Total 10 12 22 16 60

CROSSTABS
/TABLES=Jk BY p26
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs
[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden
spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * p26 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

jenis kelamin * p26 Crosstabulation


Count

p26 Total
1 2 3 4

laki-laki 5 3 9 12 29
jenis kelamin
perempuan 3 2 5 21 31
Total 8 5 14 33 60

CROSSTABS
/TABLES=Pend BY p26
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendidikan * p26 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%


pendidikan * p26 Crosstabulation
Count

p26 Total

1 2 3 4

SD 2 1 3 3 9

SMP 2 2 4 5 13
pendidikan
SMA/SMK 3 4 8 10 25

PT 1 1 4 7 13
Total 8 8 19 25 60

CROSSTABS
/TABLES=Pkr BY p26
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pekerjaan * p26 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%


pekerjaan * p26 Crosstabulation
Count

p26 Total

1 2 3 4

pedagang 2 1 3 6 12

tani 0 0 1 1 2

pensiunan 0 0 1 1 2

buruh 2 2 2 4 10

PNS 1 0 2 3 6
pekerjaan wiraswasta 0 2 2 5 9

IRT 1 2 2 6 11

lainnya(guru,pegawai 2 1 1 4 8
bank,staf
admin,SPG,kontraktor,kuli
bangunan,satpam)
Total 8 8 14 30 60

CROSSTABS
/TABLES=Sk BY p26
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

suku * p26 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%


suku * p26 Crosstabulation
Count

p26 Total

1 2 3 4

sunda 3 4 7 8 21

betawi 2 3 3 4 12
suku jawa 2 3 6 10 21

lainnya(banten,minang,bugi 0 1 1 3 6
s)
Total 7 11 17 25 60

CROSSTABS
/TABLES=Jk BY p27
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * p27 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

jenis kelamin * p27 Crosstabulation


Count

p27 Total

1 2 3 4
jenis kelamin laki-laki 3 5 7 14 29
perempuan 3 3 4 21 31
Total 6 8 11 35 60

CROSSTABS
/TABLES=Pend BY p27
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendidikan * p27 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

pendidikan * p27 Crosstabulation


Count
p27 Total

1 2 3 4

SD 1 1 3 4 9

SMP 2 1 4 6 13
pendidikan
SMA/SMK 4 4 6 11 25

PT 2 2 4 5 13
Total 9 8 17 26 60

CROSSTABS
/TABLES=Pkr BY p27
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pekerjaan * p27 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

pekerjaan * p27 Crosstabulation


Count

p27 Total

1 2 3 4

pedagang 1 2 4 5 12

tani 0 1 1 0 2

pensiunan 0 0 1 1 2

buruh 1 1 3 5 10

PNS 0 1 1 4 6
pekerjaan wiraswasta 1 2 2 4 9

IRT 0 2 2 6 11

lainnya(guru,pegawai 1 1 3 3 8
bank,staf
admin,SPG,kontraktor,kuli
bangunan,satpam)
Total 4 10 18 28 60

CROSSTABS
/TABLES=Sk BY p27
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs
[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden
spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

suku * p27 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

suku * p27 Crosstabulation


Count

p27 Total

1 2 3 4

sunda 4 4 7 7 21

betawi 1 3 3 5 12
suku jawa 3 2 7 9 21

lainnya(banten,minang,bugi 1 0 0 4 6
s)
Total 9 9 17 25 60

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * pasta gigi 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%


jenis kelamin * pasta gigi Crosstabulation
Count

pasta gigi Total

tidak iya

laki-laki 11 18 29
jenis kelamin
perempuan 14 17 31
Total 25 35 60

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendidikan * pasta gigi 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

pendidikan * pasta gigi Crosstabulation


Count

pasta gigi Total

tidak iya

SD 4 5 9

SMP 6 7 13
pendidikan
SMA/SMK 9 16 25

PT 6 7 13
Total 25 35 60
Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pekerjaan * pasta gigi 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

pekerjaan * pasta gigi Crosstabulation


Count

pasta gigi Total

tidak iya

pedagang 8 4 12

tani 2 0 2

pensiunan 1 1 2

buruh 1 9 10

PNS 2 4 6
pekerjaan wiraswasta 0 9 9
IRT 7 4 11

lainnya(guru,pegawai 4 4 8
bank,staf
admin,SPG,kontraktor,kuli
bangunan,satpam)
Total 25 35 60

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\jurnal skripsi lala\responden


spss.sav
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

suku * pasta gigi 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

suku * pasta gigi Crosstabulation


Count

pasta gigi Total

tidak iya

sunda 9 12 21

betawi 6 6 12
suku jawa 8 13 21
lainnya(banten,minang,bugi 2 4 6
s)
Total 25 35 60
Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Penyebab Luka Bakar
dan Tindakan Pertama Yang Sering Dilakukan Responden

A. Penyebab Luka Bakar

Dari 60 responden didapatkan data:

Karakteristik Frekuensi
Air Panas 38
Minyak Panas 38
Setrika Listrik 29
Knalpot 37
Tersetrum Listrik 31
Lainnya 4
Total 177

Perhitungan distribusi tiap karakteriktik menggunakan rumus presentase

(Machfoedz, 2008):

P = ( F / N ) x 100%

Keterangan:

P : Presentase

F : Jumlah jawaban responden

N : Jumlah

1. Air Panas: 38 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (38 / 177) x 100%

P = 21,4689266

≈ 21,5%
2. Minyak Panas: 38 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (38 / 177) x 100%

P = 21,4689266

≈ 21,5%

3. Setrika Listrik: 29 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (29 / 177) x 100%

P = 16,3841808

≈ 16,4%

4. Knalpot: 37 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (37 / 177) x 100%

P = 20,9039548

≈ 20,9%

5. Tersetrum Listrik: 31 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (31 / 177) x 100%

P = 17,5141243

≈ 17,5%

6. Lainnya: 4 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (4 / 177) x 100%

P = 2,25988701

≈ 2,2%
B. Tindakan Yang Sering Dilakukan Responden

Dari 60 responden didapatkan data:

Karakteristik Frekuensi
Kecap 27
Pasta Gigi 35
Air Mengalir 17
Air Es 19
Minyak 16
Mentega 17
Mendatangi Orang Pintar 13
Diabaikan 11
Lainnya 18
Total 173

1. Menggunakan Kecap: 27 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (27 / 173) x 100%

P = 15,6069364

≈ 15,6%

2. Menggunakan Pasta Gigi: 35 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (35 / 173) x 100%

P = 20,2312139

≈ 20,2%

3. Menggunakan Air Mengalir: 17 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (17 / 173) x 100%

P = 9,8265896

≈ 9,8%
4. Menggunakan Air Es: 19 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (19 / 173) x 100%

P = 10,982659

≈ 11%

5. Menggunakan Minyak: 16 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (16 / 173) x 100%

P = 9,24855491

≈ 9,3%

6. Menggunakan Mentega: 17 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (17 / 173) x 100%

P = 9,8265896

≈ 9,8%

7. Mendatangi Orang Pintar: 13 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (13 / 173) x 100%

P = 7,51445087

≈ 7,5%

8. Diabaikan: 11 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (11 / 173) x 100%

P = 6,3583815

≈ 6,4%
9. Lainnya: 18 fenomena

P = ( F / N ) x 100%

P = (18 / 173) x 100%

P = 10,4046243

≈ 10,4%
Rekapitulasi Jawaban Responden pada Kuesioner Uji Validitas
Point Biserial dan Uji Reliabilitas KR20

g1 g2 g3 g4 g5 g6 g7 h8 jumlah Xkuadrat
r1 1 0 1 1 0 1 1 1 6 36
r2 1 0 1 0 1 1 1 1 6 36
r3 1 1 1 0 0 0 1 0 4 16
r4 1 1 0 0 1 1 0 1 5 25
r5 1 1 1 0 1 1 1 0 6 36
r6 0 1 0 1 1 1 1 1 6 36
r7 1 1 1 1 1 1 1 1 8 64
r8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 64
r9 1 1 1 0 1 1 1 0 6 36
r10 1 1 1 1 1 1 1 1 8 64
r11 1 1 1 1 1 1 1 1 8 64
r12 1 1 1 1 1 0 0 1 6 36
r13 1 1 1 1 1 1 1 1 8 64
r14 1 1 1 0 1 1 1 1 7 49
r15 1 1 1 1 1 1 1 1 8 64
r16 1 1 1 1 1 1 1 0 7 49
r17 1 1 0 1 1 1 1 1 7 49
r18 1 1 1 1 1 1 1 1 8 64
r19 1 0 1 1 1 1 1 0 6 36
r20 1 1 1 1 1 1 1 1 8 64
r21 1 1 1 1 1 1 1 0 7 49
r22 1 1 0 1 1 1 1 1 7 49
r23 1 1 1 1 1 1 1 1 8 64
r24 1 1 1 1 1 0 0 0 5 25
r25 0 1 0 0 1 1 1 1 5 25
r26 1 1 1 1 1 1 1 0 7 49
r27 1 0 1 0 0 0 1 0 3 9
r28 1 0 0 1 0 1 1 1 5 25
r29 0 1 0 0 1 0 1 0 3 9
r30 1 1 1 1 1 1 1 1 8 62
X1 27 25 23 21 26 25 27 20 194 1318
Validitas
p 27 25 23 21 26 25 27 20
q 3 5 7 9 4 5 3 10
pq 81 125 161 189 104 125 81 200
pi 0,9 0,8 0,77 0,7 0,9 0,83 0,9 0,667
qi 0,1 0,2 0,23 0,3 0,1 0,17 0,1 0,333
Mp 6,67 6,7 6,78 7,1 6,8 6,92 6,7 7
Mt 6,47 6,5 6,47 6,5 6,5 6,47 6,5 6,467
Sd 1,44 1,4 1,44 1,4 1,4 1,44 1,4 1,44
Mp-Mt 0,2 0,3 0,32 0,6 0,3 0,45 0,2 0,533
(Mp-
Mt):Sd 0,14 0,2 0,22 0,4 0,2 0,31 0,1 0,37
√ p:q 3 2,2 1,81 1,5 2,5 2,24 3 1,414
r pbis 0,42 0,4 0,4 0,7 0,5 0,7 0,4 0,523
r tabel 0,36 0,4 0,36 0,4 0,4 0,36 0,4 0,361
status valid valid valid valid valid valid valid valid

reliabilitas
k 8 0,5
p 0,9 0,5 0,25 0,3 0,7 0,48 0,9 0,26
q 0,1 0,1 0,75 0,7 0,3 0,52 0,1 0,74
pq 0,09 0,06 0,1 0,1 0,08 0,1 0,087
Ʃ pq 0,65
var total 2,18
hasil KR20 0,8

You might also like