You are on page 1of 12

ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1.

Februari 2014
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT
KABUPATEN MINAHASA UTARA

Meylen Suoth
Hendro Bidjuni
Reginus T. Malara

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: me ylensuo th@ya hoo.com

Abstract. Hypertension disease is strongly influenced by an Unhealthy lifestyle.


There are several things that cause hypertension disease, include consuming foods,
no physical activit y and do not exercise regularly, can not control the stress, and
the presence of smoking habit. The purpose of this research is to know the relation
of hypertension disease with lifestyle. This research was carried out with the cross
sectional method. The selection of samples by using purposive sampling, a sample
of 32 respondents, data collection is done by filling the questioner. Furthermore the
data that has been collected using computer assisted program by using Correlation
Spearman Rho test with significance level ( ) 0,05. The results of this
research show food consumption had significance values (p)=0,004 with thus it can
said H1 accepted and H0 is rejected. Physical activity obtained significant result
(p)=0,000 with thus it can be said H1 accepted and H0 is rejected. Stress had
significant value (p)=0.002 with thus it can be said H1 accepted and H0 is rejected.
Smoke had significant value (p)=0,447 with thus it can be said H1 accepted and
H0 is rejected. Conclusions : lifestyles greatly influence the occurrence of
disease of hypertension. Suggestions which can be given to patients with
hypertension disease is to always control the blood pressure and avoiding the factors
that cause hypertension disease.
Keywords: Lifestyle, consuming foods, smoke, stress, physical
activity.

Abstrak. Penyakit hipertensi sangat dipengaruhi oleh Gaya hidup yang tidak
sehat. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi,
diantaranya mengkonsumsi makanan, tidak melakukan aktifitas fisik serta tidak
berolahraga secara teratur, tidak dapat mengendalikan stres dan adanya kebiasaan
merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya hidup
dengan penyakit hipertensi. Metode penelitian ini dilaksanakan dengan metode Cross
sectional, pemilihan sampel dengan purposive sampling. Sampel 32 responden,
pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Selanjutnya data yang telah
terkumpul diolah menggunakan bantuan komputer dengan menggunakan uji Korelasi
Spearman Rho dengan tingkat kemaknaan ( ) 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukkan konsumsi makanan didapat nilai signifikan (p)=0,004 dengan demikian
H1 diterima dan H0 ditolak. Aktifitas fisik didapat nilai signifikan (p)=0,000
dengan demikian H1 diterima H0 ditolak. Stres didapat nilai signifikan (p)=
0,002 dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak. Merokok didapatkan nilai
signifikan (p)=0,447 dengan demikian maka dapat dikatakan H0 diterima dan H1
ditolak. Kesimpulan: gaya hidup sangat mempengaruhi terjadinya penyakit
1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014
hipertensi. Saran yang dapat diberikan adalah bagi penderita penyakit hipertensi
untuk selalu mengontrol tekanan darah dan menghindari faktor- faktor yang
menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi.
Kata kunci: Gaya hidup, Konsumsi makanan, Merokok, Stres,
Aktifitas fisik.

2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1. Februari 2014

PENDAHULUAN hipertensi pada pasien yang berobat di


Pelayanan kesehatan yang diberikan Poliklinik dewasa Puskesmas Bangkinang
puskesmas merupakan pelayanan yang (Anggraini, 2009).
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif Berdasarkan data awal yang diambil di
(pengobatan), preventif (pencegahan), Puskesmas Kolongan, Kecamatan Kalawat
promotif (peningkatan kesehatan), dan Kabupaten Minahasa Utara, tempat
rehabilitative (pemulihan kesehatan). bekerjanya peneliti dan tempat diadakannya
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penelitian, maka pada tanggal 17
penduduk dengan tidak membedakan jenis Oktober
kelamin dan golongan umur, sejak dari 2013 telah diambil data dari petugas
pembuahan dalam kandungan sampai tutup surveilans, jumlah pengidap penyakit
usia (Muninjaya, 2010). hipertensi tahun 2012 berjumlah 1138
Pada abad 21 ini diperkirakan terjadi penderita penyakit hipertensi. pada
peningkatan insidens dan prevalensi bulan Januari sampai bulan Oktober 2013
Penyakit tidak menular (PTM) secara cepat berjumlah 648 penderita penyakit hipertensi
yang merupakan tantangan utama masalah dari 25.149 jumlah penduduk Kecamatan
kesehatan dimasa yang akan datang. WHO Kalawat (Laporan Surveilans, 2013).
memperkirakan pada tahun 2020 penyakit Sesungguhnya gaya hidup merupakan
tidak menular akan menyebabkan 73% faktor terpenting yang sangat mempengaruhi
kematian dan 60% seluruh kesakitan di kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang
dunia. Diperkirakan Negara yang paling tidak sehat, dapat menyebabkan terjadinya
merasakan dampaknya adalah Negara penyakit hipertensi, misalnya; Makanan,
berkembang termasuk Indonesia (Rahajeng, aktifitas fisik, stres, dan merokok
2009). (Puspitorini, 2009).
Penyakit ini menjadi salah satu Jenis makanan yang menyebabkan
masalah utama dalam kesehatan masyarakat hipertensi yaitu makanan yang siap saji
di Indonesia maupun dunia. Diperkirakan yang mengandung pengawet, kadar garam
sekitar 80% kenaikkan kasus hipertensi yang terlalu tinggi dalam makanan,
terutama terjadi di negara berkembang pada kelebihan konsumsi lemak (Susilo, 2011).
tahun 2025 dari jumlah total 639 juta kasus Adapun cara penanganan untuk
di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan menurunkan hipertensi adalah dengan
meningkat menjadi 1.15 miliar kasus di beraktifitas secara fisik dan olahraga cukup
tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada dan secara teratur. Kegiatan ini secara
angka penderita hipertensi dan pertambahan terbukti dapat membantu menurunkan
penduduk saat ini (Ardiansyah, 2012). hipertensi, oleh karena itu penderita
Pada tahun 2012 penderita hipertensi hipertensi dianjurkan untuk berolahraga
di Sulawesi utara mencapai 33.968 kasus cukup dan secara teratur (Wolf, 2008).
(Dinkes Provinsi Sulut, 2013). Pada saat tekanan darah meningkat.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan hormon epinefrin atau adrenalin akan
oleh Anggraini 2009, dalam Penelitian dilepaskan. Adrenalin akan meningkatkan
tentang judul faktor-faktor yang tekanan darah melalui kontraksi arteri
berhubungan dengan kejadian hipertensi (Vasokonstriksi) dan peningkatan denyut
pada pasien yang berobat di Poliklinik jantung, dengan demikian orang akan
dewasa Puskesmas Bangkinang, kesimpulan mengalami stress. Jika stres berlanjut,
bahwa hasil penelitian adanya hubungan tekanan darah akan tetap tinggi sehingga
antara faktor-faktor dengan orang tersebut mengalami hipertensi
kejadian (Junaidy, 2010).
Kebiasaan Merokok dapat juga belum ada yang melakukan penelitian di
menyebabkan penyakit hipertensi. Zat puskesmas Kolongan yang berkaitan dengan
nikotin yang terdapat dalam rokok dapat judul Hubungan gaya hidup dengan
meningkatkan pelepasan epinefrin yang kejadian hipertensi di Puskesmas Kolongan
dapat mengakibatkan terjadinya Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa
penyempitan dinding arteri. Zat lain dalam Utara.
rokok adalah Karbon monoksida (Co) yang
mengakibatkan jantung akan bekerja lebih METODOLOGI PENELITIAN
berat untuk memberi cukup oksigen ke sel- Penelitian dilakukan dengan
sel tubuh. Rokok berperan membentuk menggunakan metode penelitian survei
arterosklerosis dengan cara meningkatkan dengan menggunakan rancangan
pengumpalan sel-sel darah (Dalimartha, penelitian
2008). cross sectional yaitu menekankan pada
Tekanan darah tinggi atau hipertensi waktu pengukuran/observasi data variabel
merupakan penyakit yang ditandai independen dan dependen hanya satu kali
dengan peningkatan tekanan darah melebihi pada satu saat. Bertujuan untuk
normal. Hipertensi sering mengakibatkan memperoleh prevalensi atau efek suatu
keadaan yang berbahaya karena fenomena atau variabel dependen
keberadaannya sering kali tidak disadari dan dihubungkan dengan penyebab atau
kerap tidak menimbulkan keluhan yang variabel independen (Siswanto, 2013).
berarti; sampai suatu waktu terjadi Penelitian dilaksanakan selama satu
komplikasi jantung, otak, ginjal, mata , bulan yaitu bulan Desember 2013 s/d Bulan
pembuluh darah, atau organ-organ vital Januari 2014. Rancangan waktu penelitian
lainnya. Namun demikian penyakit mulai dari penyusunan proposal sampai
hipertensi sangat dipengaruhi oleh makanan dengan penyusunan laporan skripsi.
yang dikonsumsi masyarakat. Pola hidup Penelitian dilakukan di Puskesmas
sehat dan pola makan sehat merupakan Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten
pilihan tepat untuk menjaga diri terbebas Minahasa Utara. Beberapa alasan utama
dari hipertensi. Semuanya dilakukan secara yang mendasari sehingga peneliti merasa
terus menerus, tidak boleh temporer. Sekali tertarik melakukan penelitian di Puskesmas
kita lengah menjaga diri dengan tidak Kolongan, adalah peneliti bekerja di tempat
mengikuti pola hidup sehat, dipastikan kita ini, peneliti melihat ada beberapa pasien
akan mudah terkena hipertensi dan hipertensi yang datang berobat, dan selama
penyakit lainnya (Susilo, ini belum ada yang melakukan penelitian di
2011). Puskesmas Kolongan yang berkaitan dengan
Berdasarkan data yang ada dan judul yang peneliti teliti.
meningkatnya penyakit hipertensi tersebut, Populasi dalam penelitian ini yaitu
maka penulis ingin membuat sebuah semua penderita hipertensi yang
penelitian tentang hubungan gaya hidup berkunjung/ berobat di Puskesmas
dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat. Besar
Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten sampel penelitian didasarkan pada
Minahasa Utara. Beberapa alasan sehingga presentase dari besarnya populasi. Teknik
peneliti merasa tertarik melakukan ini cocok dipakai pada penelitian survei
penelitian di Puskesmas Kolongan adalah, dengan pengambilan sampel 5% dari total
peneliti bekerja di tempat ini dan peneliti populasi atas pertimbangan biaya, jadi total
melihat ada banyak pasien penderita populasi yang diambil yaitu 32 pasien
hipertensi yang datang berobat. Selama ini responden (Saryono,2010).
Pengambilan sampel dilakukan b. Skore tertinggi x jumlah pertanyaan :
dengan teknik purposive sampling yaitu 2x3=6
cara pengambilan sampel untuk tujuan c. Nilai median diperoleh
tertentu, dimana teknik penetapan sampel adalah
dengan cara memilih sampel diantara : (3 + 6) : 2 = 4,5
populasi sesuai yang dikehendaki oleh dengan kategori penilaian Tidak (jika
peneliti sehingga sampel tersebut dapat skor jawaban < dari nilai median)
mewakili karakteristik populasi yang telah yaitu: skore < 5 dan Ya (jika skor
dikenal sebelumnya (Siswanto, 2013). jawaban ≥ dari nilai median) yaitu :
Instrumen penelitian ini skore ≥ 5.
menggunakan kuesioner yang diambil 3. Kuesioner untuk menilai gaya
dari jurnal Aisyiyah (2009), dengan judul hidup:
faktor resiko hipertensi pada empat stress yaitu sebanyak 5 nomor dan
Kabupaten/Kota dengan prevalensi penentuan jawaban menurut skala
hipertensi tertinggi di Jawa dan Sumatera. Guttman, dimana setiap pernyataan
1. Kuesioner untuk menilai gaya dijawab Ya diberi skore 1, Tidak diberi
hidup: skore 2.
konsumsi makanan yaitu sebanyak 5 Untuk penetapan kategori dilakukan
nomor dan penentuan jawaban menurut berdasarkan median,
skala Likker, dimana setiap pernyataan yaitu:
dijawab > 1 kali perhari diberi skore 1, 1 a. Skore terendah x jumlah pertanyaan
kali per hari diberi skore 2, 3-6 kali :1x5=5
sehari diberi skore 3, 1-2 kali perminggu b. Skore tertinggi x jumlah pertanyaan
diberi skore 4, < 3 kali per bulan diberi : 2 x 5 = 10
skore 5, tidak pernah diberi skore 6. c. Nilai median diperoleh
Untuk penetapan kategori dilakukan adalah
berdasarkan median, yaitu: : (5 + 10) : 2 = 7,5
a. Skore terendah x jumlah pertanyaan: dengan kategori penilaian Ya (jika
1x5=5 skor
b. Skore tertinggi x jumlah pertanyaan : jawaban < dari nilai median) yaitu:
6 x 5 = 30 skore < 8 dan Tidak (jika skor jawaban
c. Nilai median diperoleh ≥ dari nilai median) yaitu : skore ≥
adalah: (5 + 30) : 2 = 20,5 8
dengan kategori penilaian Baik (jika 4. Kuesioner untuk menilai gaya
skor jawaban < dari nilai median) yaitu: hidup:
skore Merokok yaitu sebanyak 1 nomor dan
< 20 dan Kurang (jika skor jawaban ≥ penentuan jawaban menurut skala
dari nilai median) yaitu : skore ≥ Guttman, dimana setiap pernyataan
20. dijawab Ya diberi skore 1, Tidak diberi
2. Kuesioner untuk menilai gaya hidup: skore 2.
aktifitas fisik yaitu sebanyak 3 nomor Analisis data bivariat Dilakukan untuk
dan penentuan jawaban menurut skala melihat hubungan antar variabel dengan
Guttman, dimana setiap pernyataan menggunakan uji statistik, yang akan
dijawab Ya diberi skore 2, Tidak diberi digunakan adalah uji chi square dengan
skore 1. tingkat kemaknaan 95% α 0,05, analisa data
Untuk penetapan kategori dilakukan yang dikumpulkan diolah dengan
berdasarkan median, yaitu: menggunakan bantuan komputer program
a. Skore terendah x jumlah pertanyaan SPSS ( Statistical Program for Social
:1x3=3 Science). Data bivariat menggunakan uji
statistik spearman rho untuk mengetahui kemaknaan (α) : 0,05, jika nilai signifikan
hubungan antara 2 variabel, dengan tingkat (p) lebih kecil dari α maka dikatakan hasil

penelitian diterima, dan jika nilai signifikan


(p) lebih besar dari α maka dikatakan hasil
penelitian ditolak. Penilaian angka korelasi
menentukan kuat dan lemahnya hubungan
variabel yaitu: (Sarwono J., 2006).
Korelasi sangat lemah : 0 – 0,25
Korelasi cukup : 0,25 –
0,5, Korelasi kuat : 0,5 –
0,75, Korelasi sangat kuat : 0,75 : 0,75 – 1
–1
Gambar 5.2. Distribusi Menurut Jenis Kelamin
HASIL DAN PEMBAHASAN Responden Di Puskesmas Kolongan
Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara
Karakteristik Responden
Gambar 5.2 menunjukkan bahwa
1. Distribusi Menurut Usia Responden Di sebagian besar responden dengan jenis
Puskesmas Kolongan Kecamatan kelamin perempuan sebanyak 22 orang
Kalawat Kabupaten Minahasa Utara (68,8%) dibandingkan dengan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 10 orang (31,3%) dari 32
responden.

3. Distribusi Menurut Tingkat


Pendidikan
Responden

Gambar 5.1. Distribusi Menurut Usia Responden Di


Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat
Kabupaten Minahasa Utara

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa Gambar 5.3. Distribusi Menurut Tingkat


sebagian besar dengan kelompok usia 50-59 Pendidikan Responden Di Puskesmas Kolongan
tahun sebanyak 15 orang (46,9%) dan yang Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara
paling sedikit pada kelompok umur > 80
tahun yang masing-masing sebanyak 1 Gambar 5.3 menunjukkan bahwa responden
orang (3%) dari 32 responden. dengan tingkat pendidikan menengah (tamat
SMA sederajat) sebanyak 23 orang (71,9%)
2. Distribusi Menurut Jenis Kelamin dan yang paling sedikit pada tingkat
Responden Di Puskesmas Kolongan pendidikan tinggi (tamat perguruan
Kecamatan Kalawat Kabupaten tinggi) dari 32 responden.
Minahasa Utara
4. Distribusi menurut menurut lama
menderita hipertensi Di Puskesmas
Kolongan Kecamatan Kalawat
Kabupaten Minahasa Utara
2. Distribusi Menurut Gaya Hidup :
13 13 25 21 orang
12
orang orang (65,6%)
10 (40,6%) (40,6%) 20
8 4 orang
6 (12,5%) 11 orang
2 orang 15
4 (34,4%)
(6,3%)
2 10
0
< 1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun > 5 5
tahun
0
Gambar 5.4. Distribusi Menurut Lama Menderita Ya Tidak
Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Gambar 5.6. Distribusi Menurut Gaya Hidup :
Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Melakukan Aktifitas Fisik Responden Di Puskesmas
Kolongan Kecamatan Kalawat
Gambar 5.4 menunjukkan bahwa responden Kabupaten Minahasa Utara
yang paling banyak dengan lama menderita
hipertensi yang paling banyak 1-3 tahun dan Gambar 5.6 menunjukkan bahwa responden
3-5 tahun yang masing-masing sebanyak 13 yang paling banyak dalam penelitian dengan
orang (40,6%) dan yang paling sedikit gaya hidup melakukan aktifitas fisik
dengan lama menderita hipertensi < 1 tahun sebanyak 21 orang (65,6%) dibanding yang
sebanyak 2 orang (6,3%) dari 32 responden. tidak sebanyak 11 orang (34,4%) dari 32
responden.
Variabel Yang Diteliti
3. Distribusi Menurut Gaya Hidup :
1. Distribusi Menurut Gaya Hidup : Stress
Konsumsi Makanan
26 orang
21 orang 30 (81,3%)
25
(65,6%) 25
20
11 orang
15 20
(34,4%)
10 15
5 10 6 orang
(18,8%)
0 5
Baik Kur ang
Gambar 5.5. Distribusi Menurut Gaya Hidup : 0
Konsumsi Makanan Responden Di Puskesmas Tidak Ya
Kolongan Kecamatan Kalawat Gambar 5.7. Distribusi Menurut Gaya Hidup :
Kabupaten Minahasa Utara Mengalami Stres Di Puskesmas Kolongan
Kecamatan Kalawat Kabupaten
Minahasa Utara
Gambar 5.5 menunjukkan bahwa responden
yang paling banyak dalam penelitian Gambar 5.7 menunjukkan bahwa responden
dengan gaya hidup konsumsi makanan yang yang paling banyak dengan tidak mengalami
baik sebanyak 21 orang (65,6%) dibanding stres sebanyak 26 orang (81,3%) sedangkan
yang kurang baik sebanyak 11 orang yang mengalami stres sebanyak 6 orang
(34,4%) dari (18,8%) dari 32 responden
32 responden.
4. Distribusi Menurut Gaya Hidup : Data Bivariat
Merokok Tabel 5.1. Tabulasi Silang Hubungan
25
23 orang Gaya
(71,9%)
Hidup : Konsumsi Makanan Dengan
20 Kejadian Hipertensi Di Puskesmas
Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten
9 orang Minahasa Utara
15 (28,1%) Konsums Penyakit Hipertensi
Total Nilai
i Prehiperte Hipertensi Hipertensi (p)
10 makanan nsi Stadium 1 Stadium 2
10 10 1 21
Baik
5 31,2 % 31,2 % 3,2% 65,6%

0 0 9 2 11
Kurang 0,004
0% 28,2 % 6,2% 34,4%
Ya Tidak
Gambar 5.8. Distribusi Menurut Gaya Hidup : 10 19 3 32
Total 31,2 % 59,4% 9,4% 100%
Merokok Di Puskesmas Kolongan Kecamatan
Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0,495

Gambar 5.8 menunjukkan bahwa responden


yang paling banyak dengan tidak merokok Berdasarkan tabel 5.1, dijelaskan
sebanyak 23 orang (71,9%) sedangkan yang bahwa responden dengan gaya hidup
merokok sebanyak 9 orang (28,1%) dari 32 mengkonsumsi makanan yang baik dan
responden. ditemukan prehipertensi sebanyak 10 orang
(31,2%), hipertensi stadium 1 sebanyak 10
5. Distribusi Menurut Penyakit orang (31,2%) dan hipertensi stadium 2
Hipertensi
20 19 orang sebanyak 1 orang (3,2%). Responden
(59,4%) dengan gaya hidup mengkonsumsi makanan
15 10 orang
(31,2%) yang tidak baik dan ditemukan hipertensi
10 stadium 1 sebanyak 9 orang (28,2%) dan
3 orang hipertensi stadium 2 sebanyak 2 orang
5 (9,4%) (6,2%).
Hasil uji statistik Spearman’s rho
0
Prehipertensi Hipertensi Hipertensi
dengan nilai kemaknaan (α) = 0,05
Stadium 1 Stadium 2 didapatkan nilai Signifikan (p) = 0, 004
yang lebih kecil dari α = 0,05 dengan
Gambar 5.9. Distribusi Menurut Kejadian Hipertensi
Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat
demikian maka dapat dikatakan H1
Kabupaten Minahasa Utara diterima
dan H0 ditolak artinya ada hubungan yang
Gambar 5.9 menunjukkan bahwa responden bermakna antara tingkat gaya hidup :
yang paling banyak dalam penelitian ini konsumsi makanan dengan kejadian
berada pada tingkatan hipertensi stadium 1 hipertensi di Puskesmas Kolongan
sebanyak 19 orang (59,4%) sedangkan yang Kecamatan Kalawat. Selanjutnya nilai
paling sedikit pada tingkatan hipertensi koefisien korelasi Spearman rho (r)
stadium 2 sebanyak 3 orang (9,4%) dari 32 sebesar
responden. 0,495 menunjukkan bahwa kekuatan
korelasi yaitu cukup.
Tabel 5.2 Tabulasi Silang Hubungan Gaya Penyakit Hipertensi
Total Nilai
Stres
Hidup : Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Prehiper- Hipertensi Hipertensi (p)
tensi Stad ium 1 Stad ium 2
Hipertensi Di Puskesmas Kolongan
10 16 0 26
Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Tidak 31,2 % 50,1% 0% 81,3%
Utara
Ya 0 3 3 6 0,002
Penyakit Hi pertensi
Aktifitas Total Nilai 0% 9,4% 9,4% 18,8%
Fisik Prehiper- Hipertensi Hipertensi (p)
tensi Stad ium 1 Stad ium 2 10 19 3 32
Total 31,2 % 59,4% 9,4% 100%
10 11 0 21
Ya 31,2 % 32,4 % 0% 63,6% Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0,537
0 8 3 11
Tidak 0,000
0% 27 % 9,4% 36,4% Berdasarkan tabel 5.3, dijelaskan
10 19 3 32
bahwa responden dengan gaya hidup
Total 31,2 % 59,4% 9,4% 100% yang tidak mengalami stres dan
ditemukan
Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0,584
prehipertensi sebanyak 10 orang (31,2%)
dan hipertensi stadium 1 sebanyak 16 orang
(50,1%). Responden dengan gaya hidup
Berdasarkan tabel 5.2, dijelaskan yang mengalami stres dan ditemukan
bahwa responden dengan gaya hidup hipertensi stadium 1 sebanyak 3 orang
melakukan aktifitas fisik setiap hari dan (9,4%) dan hipertensi stadium 2 sebanyak 3
ditemukan prehipertensi sebanyak 10 orang orang (9,4%).
(31,2%) dan hipertensi stadium 1 sebanyak Hasil uji statistik Spearman’s rho
11 orang (32,4%). Responden dengan gaya dengan nilai kemaknaan (α) = 0,05
hidup yang tidak melakukan aktifitas fisik didapatkan nilai Signifikan (p) = 0, 002
setiap hari dan ditemukan hipertensi stadium
yang lebih kecil dari α = 0,05 dengan
1 sebanyak 8 orang (27%) dan hipertensi
stadium 2 sebanyak 3 orang (9,4%). demikian maka dapat dikatakan H1 diterima
Hasil uji statistik Spearman’s rho dan H0 ditolak artinya ada hubungan yang
dengan nilai kemaknaan (α) = 0,05 bermakna antara tingkat gaya hidup : stres
didapatkan nilai Signifikan (p) = 0, 000 dengan kejadian hipertensi di Puskesmas
yang lebih kecil dari α = 0,05 dengan Kolongan Kecamatan Kalawat. Selanjutnya
demikian maka dapat dikatakan H1 diterima nilai koefisien korelasi Spearman rho (r)
dan H0 ditolak artinya ada hubungan yang sebesar 0,537 menunjukkan bahwa kekuatan
bermakna antara tingkat gaya hidup : korelasi yaitu kuat.
aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi di Tabel 5.4. Tabulasi Silang Hubungan Gaya
Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat. Hidup : Merokok Dengan Kejadian
Selanjutnya nilai koefisien korelasi Hipertensi Di Puskesmas Kolongan
Spearman rho (r) sebesar 0,584 Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa
menunjukkan bahwa kekuatan korelasi yaitu Utara
kuat.
Penyakit Hipertensi
Total Nilai
Merokok
Tabel 5.3. Tabulasi Silang Hubungan Gaya Prehiper- Hipertensi Hipertensi (p)
tensi Stad ium 1 Stadium 2
Hidup : Stres Dengan Kejadian Hipertensi 2 5 2 9
Ya
Di Puskesmas Kolongan Kecamatan 6,3 % 15 ,5 % 6,3 % 28,1%
8 14 1 23
Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Tidak 24,9% 43,9% 3,1% 71 ,9 0,447
10 19 3 32
Total 31 ,2 % 59,4% 9,4% 10 0%
Koefisien Korelasi Spearman Rho (r) = 0,139
Berdasarkan tabel 5.4, dijelaskan Kecamatan Kalawat, Kabupaten
bahwa responden dengan gaya hidup Minahasa Utara.
merokok dan ditemukan prehipertensi
sebanyak 2 orang (6,3%), hipertensi stadium DAFTAR PUSTAKA
1 sebanyak 5 orang (15,5%) dan hipertensi Aisyiyah, Farida Nur. (2009). Jurnal faktor
stadium 2 sebanyak 2 orang (6,3%). resiko hipertensi pada
Responden dengan gaya hidup yang empat
tidak merokok dan ditemukan prehipertensi Kabupaten/Kota dengan
sebanyak 8 orang (24,9%), hipertensi prevalensi hipertensi tertinggi di
stadium 1 sebanyak 14 orang (43,9%) dan Jawa dan
hipertensi stadium 2 sebanyak 1 orang Sumatera.
(3,1%). Anggraini, Ade Dian., Waren, Anes.,
Hasil uji statistik Spearman’s rho Situmorang, Eduward., Asputra,
dengan nilai kemaknaan (α) = 0,05 Hendra., Siahaan, Silvia. (2008).
didapatkan nilai Signifikan (p) = 0, 447 Faktor-faktor yang berhubungan
yang lebih besar dari α = 0,05 dengan dengan kejadian hipertensi
demikian maka dapat dikatakan H0 diterima pada pasien yang berobat di
dan H1 ditolak artinya tidak ada hubungan Poliklinik dewasa Puskesmas
yang bermakna antara tingkat gaya hidup : Bangkinang.
merokok dengan kejadian hipertensi di http:// ya yankhyar.wordpress.com.
Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat. Diakses 5 November 2013.
Selanjutnya nilai koefisien korelasi Ardiansyah, Muhamad. (2012). Medikal
bedah. Yogyakarta: Diva Press.
Spearman rho (r) sebesar 0,139
Brunner dan Suddart. (2012). Buku ajar
menunjukkan bahwa kekuatan korelasi yaitu keperawatan medical bedah. (Volume
sangat lemah atau dianggap tidak ada 2). Jakarta: EGC
korelasi. Casey, Aggie, R.N dan Benson, M.D.
(2012). Panduan Harvard Medical
KESIMPULAN School. Menurunkan Tekanan Darah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
diketahui bahwa: Kelompok Gramedia.
- Ada hubungan yang bermakna antara
Dalimartha, Setiawan., Purnama, Basuri T.,
gaya hidup dalam bentuk konsumsi
makanan dengan kejadian hipertensi Sutarina Nora., Mahendra,B.,
di Darmawan Rahmat. (2008). Care
Puskesmas Kolongan, Kecamatan your self Hipertensi. Jakarta: Penebar
Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara. Plus.
- Ada hubungan yang bermakna antara Dinkes Provinsi Sulut . (2013). Profil
gaya hidup dalam bentuk kemampuan Penyakit Hipertensi.
mengatur stres dengan kejadian Junaidi, Iskandar. (2010). Hipertensi
hipertensi di Puskesmas Kolongan, Pengenalan, Pencegahan dan
Kecamatan Kalawat, Kabupaten pengobatan. Jakarta: PT Bhuana Ilmu
Minahasa Utara. Komputer.
- Tidak ada hubungan yang bermakna Laporan Surveilans (2013). Profil
antara gaya hidup dalam bentuk Puskesmas, Kolongan.
kebiasaan merokok dengan kejadian Muninjaya, Gde. (2010). Buku Pedoman
hipertensi di Puskesmas Kolongan, Kerja Puskesmas.
(www.scribd.com/
doc.
depkes).
Notoatmodjo S. (2010). Promosi Kesehatan Sihombing M. (2010), Hubungan
dan Ilmu Perilaku. Bandung. PT. Perilaku Merokok, Konsumsi
Rineka Cipta. Makanan/ Minuman, dan Aktivitas
Oroh D. N. (2012), Hubungan Antara Fisik Dengan Penyakit Hipertensi
Kebiasaan Merokok Dan Konsumsi Pada Responden Obes Usia Dewasa
Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Di Indonesia. Pusat Penelitian Dan
Pada Pasien Poliklinik Umum Di Pengembangan Biomedis dan Farmasi,
Puskesmas Tumaratas Kecamatan Badan Penelitian dan Pengembangan
Langowan Barat Kabupaten Kesehatan Jakarta.
Minahasa. (http://www.fkm.unsrat. (http://www.indonesia.digitaljournals.o
ac.id). Diakses 31 Januari 2014. rg). Diakses 31 Januari 2014.
Pranama V. F. (2012), Hubungan Antara Siswanto., Susila., Suyanto. (2013).
Aktifitas Fisik Dengan Tekanan Darah Metodologi Penelitian Kesehatan dan
Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
Desa Pomahan Kecamatan Pulung
Kabupaten Ponorogo (www.lib.umpo. Suryani, Maya. (2008). Hubungan Antara
ac.id). Diakses 31 Januari 2014. Sikap Terhadap Kesehatan Merokok.
Prabowo A. (2005) Hubungan Stres Dengan (http//www. Journal.
Kejadian Hipertensi Pada Pasien Uad.ac.Id. php/Empathy/article).
Rawatinap Di Rumah Sakit DR. Oen Diakses 02
Surakarta (http://www.eprint.undip. November 2013.
ac.id). Diakses 31 Januari 2014. Susilo, Yekti dan Wulandari Ari. (2011).
Prasestyorini H. T. Dan Prawesti D. (2012) Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Hubungan Stres Pada Penyakit Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Terhadap Kejadian Komplikasi Wahyuni. (2013). Hubungan
Hipertensi Pada Pasien Hipertensi Di tingkat
Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit pendidikan dan jenis kelamin
Baptis Kediri (http://www.puslit2. dengan kejadian hipertensi di
petra.ac.id). Diakses 31 Januari 2014. Kelurahan
Puspitorini, Myra. (2009). Hipertensi Jagalan di wilayah kerja Puskesmas
Cara Pucangsawit Surakarta.
Mudah Mengatasi Tekanan Darah www.digilib.kopertis6.or.id. Diakses
Tinggi. (Cetakan 3). Yogyakarta: 18 Februari 2014.
Image Press. Widyaningrum S. (2012), Hubungan
Ratnawati, Ika. (2011). Pemenuhan Antara Konsumsi Makanan Dengan
Kecukupan Gizi Bagi Pekerja. Kejadian Hipertensi Pada Lansia
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
KIA. www.gizikia.depkes.go.Id/ Usia Jember
archives. Diakses 30 Oktober 2013. (http://www.respositori.enej.ac.id).
Rosid. (2012). Disiksa Oleh Gaya Hidup. Diakses 31 Januari 2014.
(http://Rosid.net/2012/10). Diakses 31 Wolf, Hanns Peter. (2008). Hipertensi, Cara
Oktober 2013. Mendeteksi dan Mencegah Tekanan
Sarwono, J. (2006). Analisis Data Darah Tinggi Sejak Dini. Jakarta: PT.
Penelitian. Jakarta: Penerbit Andi. Bhuana Ilmu Populer kelompok
Saryono. (2010). Metodologi Gramedia.
Penelitian
Kesehatan. Edisi 3. Yogyakarta:
Mitra Cendekia Press.

You might also like