You are on page 1of 22

Search

Home
Download Kompilasi Khutbah Jumat
Panduan Khutbah
Mukaddimah Khutbah Jum’at
Doa Khutbah Jumat
Hukum Berbicara Ketika Khotbah Jumat
Kreatif Memilih Khutbah
Definisi Khutbah Jumat
Keutamaan Hari Jumat

Breaking

Agar Hidup Menjadi Berkah


Mengusir Asap? Allah Yang Meniupkan Angin dan Menurunkan Hujan
Alquran Bukan Untuk Orang Mati
Takut Kepada Allah dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Seorang Muslim
Memahami Maksud dan Tujuan Persaudaraan Seiman
Kerugian Hakiki

Home
Download Kompilasi Khutbah Jumat
Panduan Khutbah
Mukaddimah Khutbah Jum’at
Doa Khutbah Jumat
Hukum Berbicara Ketika Khotbah Jumat
Kreatif Memilih Khutbah
Definisi Khutbah Jumat
Keutamaan Hari Jumat

Menjadi Hamba Allah 24 Jam


admin
June 12, 2015
Khutbah Jumat Pilihan
‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ُذ‬‫ْﻮ‬‫ُﻌ‬ ‫َﻧ‬‫ِﻪ‪َ،‬و‬ ‫َ‬


‫ْﻴ‬
‫ُب اﻟ‬ ‫ْﻮ‬‫ُﺘ‬‫َﻧ‬‫ُهَو‬ ‫ُﺮ‬
‫ِﻔ‬‫ْﻐ‬‫َﺘ‬‫ْﺴ‬ ‫َﻧ‬
‫ُﻪَو‬ ‫ُ‬ ‫ْﻴﻨ‬
‫ِﻌ‬‫َﺘ‬
‫ْﺴ‬ ‫َﻧ‬
‫ُهَو‬ ‫ُﺪ‬‫َﻤ‬‫ْﺤ‬ ‫َِِﻧ‬ ‫َﺪ‬
‫ْﻤ‬‫َﺤ‬ ‫انْاﻟ‬
‫ِﻀﻞ‬ ‫َﻼُﻣ‬ ‫ِه اَُﻓ‬ ‫ْﻬ‬
‫ِﺪ‬ ‫ْﻦَﻳ‬ ‫َﺎ‪َ،‬ﻣ‬‫ِﻟﻨ‬‫َﻤﺎ‬‫ْﻋ‬‫ﺎت ا‬‫َﺌِ‬ ‫َﺳﻴ‬ ‫َﺎَو‬ ‫ِﺴﻨ‬‫ُﻔ‬‫ْﻧ‬‫ِر ا‬ ‫ْو‬ ‫ُﺮ‬‫ْﻦُﺷ‬ ‫ِﺑﺎِِﻣ‬
‫َﻻ‬ ‫ُه‬ ‫َﺪ‬ ‫ْﺣ‬ ‫َﻪ اﻻ اَُو‬ ‫َﻻ اﻟ‬
‫َ‬ ‫ْن‬ ‫ُﺪ ا‬‫َﻬ‬‫ْﺷ‬ ‫ُﻪ‪َ،‬وا‬ ‫َ‬
‫يﻟ‬‫ﺎدَ‬‫َﻼَﻫِ‬ ‫ْﻞَﻓ‬ ‫ِﻠ‬ ‫ْﻀ‬‫ُﻳ‬‫ْﻦ‬ ‫َﻣ‬‫ُﻪ‪َ،‬و‬ ‫َ‬
‫ﻟ‬
‫ُﻪ‬ ‫ُﻠ‬‫ْﻴ‬‫ِﻠ‬‫َﺧ‬ ‫ُﻪَو‬ ‫ِﻔﻴ‬‫َﺻ‬ ‫ُﻪَو‬ ‫ُﻟ‬
‫ْﻮ‬‫ُﺳ‬ ‫َر‬‫ُهَو‬ ‫ُﺪ‬‫ْﺒ‬‫ًﺪاَﻋ‬ ‫َﺤﻤ‬ ‫ُﺪ انُﻣ‬ ‫َﻬ‬‫ْﺷ‬ ‫ُﻪ‪َ،‬وا‬‫َ‬
‫َﻚ ﻟ‬ ‫ْﻳ‬ ‫َﺷ‬
‫ِﺮ‬
‫ًﺮا اﻻَدلْاﻻﻣ‬
‫َﺔ‬ ‫َكَﺧ‬
‫ْﻴ‬ ‫َﺮ‬ ‫ُﻪ‪َ،‬ﻣﺎَﺗ‬ ‫َﻋ‬ ‫اﻟﻨﺎسَﺷ‬
‫ْﺮ‬ ‫ُﻎ ِ‬ ‫وﻣﺒﻠ‬
‫ِﻪُ‬ ‫ِﻴ‬‫ْﺣ‬ ‫َﻰَو‬ ‫ُﻪَﻋﻠ‬‫ُ‬‫ْﻴﻨ‬ ‫ِﻣ‬‫َوا‬
‫َﻰ‬ ‫َﻋﻠ‬ ‫ِﻪَو‬ ‫ْﻴ‬‫َ‬
‫ُﻪَﻋﻠ‬ ‫ُﻣ‬‫َﻼ‬‫َﺳ‬ ‫ات اَِو‬ ‫َﻮُ‬ ‫َ‬
‫َﺼﻠ‬ ‫ْﻪَﻓ‬
‫ُ‬‫َﻫﺎِﻣﻨ‬ ‫َر‬‫َﻻَﺷﺮا اﻻَﺣﺬ‬ ‫ِﻪَو‬ ‫ْﻴ‬‫َ‬
‫َﻋﻠ‬
‫َﻦ‪.‬‬
‫ْﻴ‬
‫ِﻌ‬
‫َﻤ‬
‫ْﺟ‬
‫ِﻪ ا‬
‫ِﺒ‬
‫ْﺤ‬
‫َﺻ‬‫ِﻪَو‬
‫ِﻟ‬
‫آ‬

‫ﺎد اِ ‪:‬‬
‫َﺒَ‬‫َﻦِﻋ‬
‫ْﻴ‬
‫ِﻨ‬‫ْﺆ‬
‫ِﻣ‬‫اﻟﻤ‬
‫َﺮُ‬ ‫ﺎﺷ‬
‫َﻌِ‬‫ُﺪَﻣ‬
‫ْﻌ‬
‫َﺑ‬
‫اﻣﺎ‬

‫ِر‬
‫ْﻮ‬
‫ُﻣ‬
‫ِﺮ ا‬‫َﻰَﺧ‬
‫ْﻴ‬ ‫ُه اﻟ‬‫َﺷ‬
‫َﺪ‬ ‫َﻗﺎ‬
‫ُه‪َ،‬وا‬
‫ْر‬ ‫َﻘﻰ اََو‬ ‫َﻰ؛َﻓﺎنَﻣ‬
‫ِﻦ اﺗ‬ ‫َﻌﺎﻟ‬‫ْﻮا اََﺗ‬ ‫ُﻘ‬‫َاﺗ‬
‫ُه‪.‬‬ ‫ْﻧ‬
‫َﻴﺎ‬‫ُد‬
‫ِﻪَو‬
‫ِﻨ‬‫ْﻳ‬
‫ِد‬

‫ﺎء‬
‫َﺟَ‬‫َﻦ اَِر‬‫ٍرِﻣ‬
‫ْﻮ‬‫َﻰ‬
‫ُﻧ‬ ‫ِﺔ اَِﻋﻠ‬
‫ﺎﻋ‬
‫َﻄَ‬‫ٌﻞ‬
‫ِﺑ‬ ‫َﻤ‬‫َﻼَﻋ‬‫َﻋ‬‫َﻮى اَِﺟﻞَو‬ ‫ْﻘ‬‫َﺗ‬
‫َو‬
‫َﺬِ‬
‫اب اِ‬ ‫َﺔَﻋ‬
‫َﻔ‬
‫ْﻴ‬
‫َﻦ اِِﺧ‬‫ٍرِﻣ‬
‫ْﻮ‬‫َﻰ‬
‫ُﻧ‬ ‫ِﺔ اَِﻋﻠ‬‫َﻴ‬‫ِﺼ‬‫ْﻌ‬‫َﻤ‬
‫ِﻟ‬‫ٌك‬‫َﺗ‬
‫ْﺮ‬‫اب اِ ‪َ،‬و‬
‫َﻮِ‬ ‫َﺛ‬
‫‪.‬‬
‫‪Ibadallah,‬‬

‫‪Sungguh, Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan manusia untuk suatu tujuan yang mulia, yaitu‬‬
‫‪untuk beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang‬‬
‫‪lain. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:‬‬

‫ُﺪِ‬
‫ون‬ ‫ُﺒ‬
‫ْﻌ‬
‫َﻴ‬
‫ِﻟ‬
‫َﺲ اﻻ‬‫ْاﻻ‬
‫ْﻧ‬ ‫ُﺖْاﻟ‬
‫ِﺠﻦَو‬ ‫َ‬
‫ْﻘ‬
‫َﻣﺎَﺧﻠ‬
‫َو‬

‫‪“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah‬‬
kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat/51:56).

Dalam ayat ini, Allah ‘Azza wa Jalla menuntut dua perkara dari kita. Pertama, beribadah
kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan cara yang sesuai syariat-Nya. Kedua, tidak
menyerahkan ibadah itu kepada selain-Nya.

Artinya, seorang mukmin harus menjadi hamba Allah ‘Azza wa Jalla selama hayatnya.
Statusnya sebagai hamba Allah ‘Azza wa Jalla ini tidak boleh lepas darinya walaupun
sesaat. Itulah tujuan kita diciptakan. Itulah status dan gelar tertinggi yang diraih seorang
insan, yaitu menjadi hamba Allah ‘Azza wa Jalla yang sejati. Allah ‘Azza wa Jalla telah
menyematkan gelar ini kepada hamba-Nya yang paling mulia, yaitu Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

‫ِﺪ‬
‫ِﺠ‬
‫ْﺴ‬ ‫َﻰْاﻟ‬
‫َﻤ‬ ‫ام اﻟ‬
ِ‫َﺮ‬ ‫ِﺪْاﻟ‬
‫َﺤ‬ ‫ِﺠ‬
‫ْﺴ‬ ‫َﻦْاﻟ‬
‫َﻤ‬ ‫ًﻼِﻣ‬َ
‫ْﻴ‬
‫ِه ﻟ‬
‫ِﺪ‬‫ْﺒ‬
‫َﻌ‬
‫ِﺑ‬
‫ٰى‬ ‫َﺮ‬
‫ْﺳ‬ ‫ِﺬي ا‬‫ﺎن اﻟ‬
َ‫َﺤ‬ ‫ْﺒ‬
‫ُﺳ‬
َ
‫ُﻪ‬
‫ْﻮﻟ‬ ‫ْﻨ‬
‫َﺎَﺣ‬‫َرﻛ‬‫َﺑﺎ‬‫ِﺬي‬‫َﺼﻰ اﻟ‬ ‫ْﻗ‬‫ْاﻻ‬

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-
Masjidil Haram ke al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. al-Isra’/17:1)

Umur yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita ini adalah sebuah karunia
dan anugerah yang tiada ternilai. Satu hari Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita 24
jam. Itulah waktu yang harus kita pergunakan sebaik-baiknya agar menjadi hamba Allah
yang sejati.

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan sebuah wasiat
yang sangat agung bagi kita, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫َﻞ‬ ‫َﻚَﻗ‬
‫ْﺒ‬ ‫َﺘ‬‫َوِﺻﺤ‬,‫َﻚ‬‫ِﻣ‬‫َﻞَﻫ‬
‫َﺮ‬ ‫َﻚَﻗ‬
‫ْﺒ‬ ‫َﺑ‬ ‫َﺷ‬:‫ٍﺲ‬
‫َﺒﺎ‬ ‫ْﻤ‬‫َﻞَﺧ‬ ‫ًﺴﺎَﻗ‬
‫ْﺒ‬ ‫ْﻢَﺧ‬
‫ْﻤ‬ ‫ِﻨ‬‫ْﻏ‬
‫َﺘ‬ ‫ِا‬
‫َﻞ‬‫َﻚَﻗ‬
‫ْﺒ‬ ‫َﺗ‬
‫َﻴﺎ‬‫َوَﺣ‬,‫َﻚ‬
‫ِﻠ‬‫َﻞُﺷ‬
‫ْﻐ‬ ‫َﻚَﻗ‬
‫ْﺒ‬ َ‫َﺮ‬
‫اﻏ‬ ‫َوَﻓ‬,‫َك‬
‫ِﺮ‬‫َﻞَﻓ‬
‫ْﻘ‬ ‫َﺎكَﻗ‬
‫ْﺒ‬ َ‫ِﻏﻨ‬
‫َو‬,‫َﻚ‬
‫ِﻤ‬‫َﻘ‬‫َﺳ‬
‫َﻚ‬
‫ِﺗ‬
‫ْﻮ‬
‫َﻣ‬

“Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima (yaitu) masa mudamu sebelum
datang masa tua; masa sehatmu sebelum datang masa sakit; masa kayamu sebelum
datang masa miskin; masa luangmu sebelum datang masa sibuk; masa hidupmu
sebelum datang kematian.” (HR. al-Hakim dan selainnya).

Ibadallah,

Sesungguhnya hidup adalah kumpulan hari-hari. Alangkah ruginya kita, bila terus dibuai
angan-angan sehingga lupa memperbaiki diri. Mestinya, kita berpindah dari satu bentuk
ibadah kepada bentuk ibadah lainnya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

‫َﻏ‬
‫ْﺐ‬ ْ‫َﻚَﻓ‬
‫ﺎر‬ َ
‫ٰﻰَرﺑ‬
‫﴾َواﻟ‬٧﴿ ‫ْﺐ‬
‫َﺼ‬ ‫ﺖَﻓﺎ‬
‫ْﻧ‬ َ‫ْﻏ‬‫َذاَﻓ‬
‫َﺮ‬ ‫َﻓﺎ‬

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap.”
(al-Insyirah/94:7-8)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Apabila engkau telah selesai


mengerjakan suatu tugas maka bersiap-siaplah mengerjakan tugas yang lainnya,
janganlah menyia-nyiakan kesempatan. Oleh karena itu, kehidupan orang yang cerdas
adalah kehidupan yang penuh semangat. Setiap kali selesai mengerjakan satu tugas, ia
bersiap mengerjakan tugas yang lain. Karena waktu akan terus berlalu, baik kita dalam
keadaan terjaga maupun tidur, sibuk maupun lowong. Waktu terus berjalan, tidak ada
seorang pun yang mampu menahannya. Sekiranya semua manusia bersatu padu untuk
menahan matahari supaya waktu siang bertambah panjang niscaya mereka tidak akan
bisa melakukannya. Tidak ada seorang pun yang dapat menahan waktu. Karena itu,
jadikanlah hidupmu hidup yang penuh semangat. Jika engkau selesai mengerjakan
sebuah pekerjaan, lanjutkanlah dengan pekerjaan yang lainnya. Jika engkau selesai
mengerjakan urusan dunia, hendaklah engkau melanjutkannya dengan mengerjakan
urusan akhirat. Sebaliknya, jika engkau selesai mengerjakan urusan akhirat lanjutkanlah
dengan urusan dunia. Apabila engkau telah selesai mengerjakan shalat Jumat,
bertebarlah di muka bumi dan carilah karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalat Jumat
diapit oleh dua urusan dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ
‫ٰﻰ‬
‫ْﻮا اﻟ‬‫َﻌ‬ْ‫ِﺔَﻓ‬
‫ﺎﺳ‬ ‫َﻌ‬‫ُﻤ‬
‫ُﺠ‬ ‫ِمْاﻟ‬
‫ْﻮ‬‫ْﻦَﻳ‬ ‫ِةِﻣ‬‫َﻼ‬‫ِﻟﻠﺼ‬ ‫ي‬ ِ‫ُﻧ‬
َ‫ﻮد‬ ‫َذا‬‫ُﻮا ا‬ ‫آﻣﻨ‬
َ‫ﻳﻦ‬َ‫ِﺬ‬‫َﻬﺎ اﻟ‬‫َﻳﺎ اﻳ‬
‫َذا‬ َ ‫ﻮن‬
‫﴾ﻓﺎ‬٩﴿ َ‫ُﻤ‬ َ ‫ْﻢَﺗ‬
‫ْﻌﻠ‬ ُ‫ُﻨ‬
‫ْﺘ‬‫ْن ﻛ‬ ‫َﻜ‬
ُ
‫ْﻢ ا‬‫ٌﺮ ﻟ‬‫ْﻴ‬ ُ
‫ْﻢَﺧ‬
‫ِﻟﻜ‬ٰ
‫َذ‬ ۚ
‫َﻊ‬ ‫ْﻴ‬‫َﺒ‬‫ُرواْاﻟ‬
‫َذ‬
‫ِﺮ اَِو‬ ْ
‫ِذﻛ‬
ِ‫ِﻞ ا‬‫ْﻀ‬‫ْﻦَﻓ‬‫ُﻐﻮاِﻣ‬ ‫َﺘ‬
‫ْﺑ‬
‫ِضَوا‬ ‫ْر‬‫ُﺮواِﻓﻲْاﻻ‬‫ِﺸ‬ ‫َﺘ‬‫ْﻧ‬‫ُةَﻓﺎ‬ ‫َﻼ‬
‫ِﺖ اﻟﺼ‬ ‫َﻴ‬‫ِﻀ‬ ‫ُﻗ‬
‫ﻮن‬
َ‫ُﺤ‬‫ِﻠ‬‫ْﻢُﺗ‬
‫ْﻔ‬ ُ َ
‫َﻌﻠﻜ‬
‫ﻴﺮا ﻟ‬
ً‫ِﺜ‬َ ُ
‫ُﺮوا اَ ﻛ‬ْ‫َو‬
‫اذﻛ‬
“Hai orang-orang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan shalat Jumat,
(padahal engkau dalam keadaan sibuk mengurus urusan dunia) maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. Apabila shalat telah ditunaikan, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah kepada Allah sebanyak-
banyaknya supaya kamu beruntung. (Al-Jumu’ah/62:9-10)

Jika ada yang mengatakan, ‘Jika aku terus-menerus serius dan sungguh-sungguh setiap
waktu, aku pasti letih dan bosan.” Jawabannya adalah istirahatmu untuk menyegarkan
dirimu dan mengembalikan gairah kerja termasuk pekerjaan dan amalan. Maksudnya
pekerjaan dan amalan itu tidak harus bergerak. Waktu istirahatmu untuk
mengembalikan gairah kerja termasuk pekerjaan dan amalan. Yang paling penting
adalah jadikanlah seluruh hidupmu dalam kesungguh-sungguhan dan amal. Firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala :

‫َﻏ‬
‫ْﺐ‬ ْ‫َﻚَﻓ‬
‫ﺎر‬ َ
‫ٰﻰَرﺑ‬
‫َواﻟ‬

“dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. al-Insyirah/94:8).

Maksudnya, apabila Anda selesai mengerjakan tugas-tugas lalu diikuti dengan


pekerjaan yang lainnya maka berharaplah kepada Allah agar engkau mendapatkan
pahala. Tetaplah memohon pertolongan kepada Allah, sebelum dan sesudah beramal.
Sebelum beramal mintalah pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Dan setelah
beramal, berharaplah pahala dari Allah ‘Azza wa Jalla.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Memanfaatkan waktu lebih berat daripada


memperbaiki masa lalu dan masa depan. Memanfaatkan waktu berarti melakukan
amal-amal paling utama, paling berguna bagi diri dan paling banyak membawa
kebahagiaan. Dalam hal ini manusia terbagi menjadi beberapa tingkatan. Demi Allah,
itulah kesempatanmu mengumpulkan bekal untuk menyongsong akhirat, ke surga
ataukah ke neraka….”

Ibadallah,

Waktu terus berjalan, usia kita terus bertambah. Pertanyaannya adalah, sudahkah kita
mengisi waktu itu sebaik-baiknya. Hari demi hari yang berlalu dan yang akan kita jalani
ini, apakah sudah kita manfaatkan sebaik-baiknya seperti yang diwasiatkan oleh Nabi
kita shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Sungguh merugi, orang yang tidak mengisi harinya untuk menjadi hamba Allah yang
sejati. Manusia seperti ini laksana mayat hidup yang berjalan, mati sebelum waktunya.
Hidupnya tidak bermakna sama sekali!

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Merupakan hak Allah atas hamba-Nya di


setiap waktu yang berlalu dalam hidupnya untuk menunaikan kewajiban ubudiyah yang
ia persembahkan kepada Allah dan untuk mendekatkan dirinya kepada-Nya. Jika
seorang hamba mengisi waktunya dengan ibadah yang wajib ia lakukan, maka ia akan
maju menuju Allah. Sebaliknya, jika ia isi dengan mengikuti hawa nafsu, bersantai ria
atau menganggur, ia akan mundur. Seorang hamba kalau tidak melangkah maju, ia
pasti bergerak mundur. Tidak ada yang berhenti di tengah jalan. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:

‫َﺮ‬
‫َﺘﺎﺧ‬
‫ْوَﻳ‬ ‫َﻘﺪ‬
‫َم ا‬ ‫َﺘ‬
‫ْنَﻳ‬ ُ
‫ْﻢ ا‬
‫ْﻨﻜ‬ َ‫ْﻦَﺷ‬
‫ﺎءِﻣ‬ ‫َﻤ‬
‫ِﻟ‬

“(yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur.” (QS. al-
Mudattsir/74:37).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ُﻘ‬
‫َﻬﺎ‬‫ﻮﺑ‬
ِ‫ْوُﻣ‬ ‫ُﻘ‬
‫َﻬﺎ ا‬‫ِﺘ‬
‫ْﻌ‬‫ُﻪَﻓ‬
‫ُﻤ‬ ‫ْﻔ‬
‫َﺴ‬‫َﻧ‬
‫ٌﻊ‬
‫ِﺎﻳ‬‫ُﺪوَﻓ‬
‫َﺒ‬ ‫ْﻐ‬ ِ ‫ُﻞ‬
‫اﻟﻨﺎسَﻳ‬ ‫ﻛ‬

“Setiap hari semua orang melanjutkan perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan


dirinya! Ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang mencelakakanya!” (HR.
Muslim).

Setiap insan melanjutkan perjalanannya, ada yang menjual dirinya kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala:

َ‫َﺠ‬
‫ﻨﺔ‬ ‫ُﻢْاﻟ‬َ
‫ُﻬ‬
‫ِﺑﺎن ﻟ‬
‫ْﻢ‬ َ
‫ُﻬ‬
‫َﻮاﻟ‬
‫ْﻣ‬ ‫ُﻬ‬
‫ْﻢَوا‬ ‫ُﻔ‬
‫َﺴ‬‫ْﻧ‬
‫ﻴﻦ ا‬
َ‫ِﻨ‬ ‫ْﺆ‬
‫ِﻣ‬ ‫َﻦْاﻟ‬
‫ُﻤ‬ ‫ٰىِﻣ‬
‫َﺮ‬
‫َﺘ‬َْ‫ان ا‬
‫اﺷ‬

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka
dengan memberikan jannah untuk mereka.” (QS. at-Taubah/9:111).
Dan ada pula yang menjualnya kepada setan yang senantiasa mengintai.

Ibnul Qayyim rahimahullah melanjutkan, “Barangsiapa tidak mengisi waktunya untuk


Allah dan dengan petunjuk Allah maka baginya mati lebih baik daripada hidup ! Apabila
seorang hamba sedang mengerjakan shalat, maka ia hanya memperoleh bagian shalat
yang ia lakukan dengan khusyuk. Ia tidak memperoleh bagian apapun dari hidupnya
kecuali yang dijalaninya dengan petunjuk Allah dan ditujukannya semata-mata untuk
Allah.”

Ibadallah,

Lalu, mampukah kita mengisi 24 jam yang Allah berikan ini untuk beribadah kepada
Allah ‘Azza wa Jalla? Jawabnya, kita mampu mengisinya dengan ibadah. Hal itu bila kita
memaknai ibadah dengan maknanya yang luas. Yaitu segala sesuatu yang dicintai dan
diridhai oleh Allah ‘Azza wa Jalla berupa ucapan maupun perbuatan, lahir maupun batin.

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuka pintu-pintu kebaikan.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita amal-amal
kebaikan yang bisa mendekatkan diri kita kepada-Nya. Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫ٌء‬
‫ْﻲ‬‫َﺲَﺷ‬َ
‫ْﻴ‬
‫ِﻪَو ﻟ‬
‫ِﺑ‬ُ
‫ْﻢ‬‫ُﺗﻜ‬
‫ْﺮ‬
‫َﻣ‬ ‫ﻨﺔ اﻻَﻗ‬
‫ْﺪ ا‬ َ ‫َﻰ‬
ِ‫اﻟﺠ‬ ‫ْﻢ اﻟ‬ُ ‫َﻘﺮ‬
‫ُﺑﻜ‬ ‫ُﻳ‬‫ٌء‬
‫ْﻲ‬ ‫َﺲَﺷ‬َ
‫ُﻪ ﻟ‬
‫ْﻴ‬ ‫اﻧ‬
ُ
‫ْﻪ‬ ُ
‫ُﺘﻜ‬
‫ْﻢَﻋﻨ‬ ‫َﻧ‬
‫َﻬ‬
‫ْﻴ‬ ‫اﻟﻨﺎر اﻻَﻗ‬
‫ْﺪ‬ َُ ‫َﻘﺮ‬
ِ ‫ْﻢ اﻟﻰ‬‫ُﺑﻜ‬ ‫ُﻳ‬

“Tidak satupun amal yang bisa mendekatkan kalian ke surga melainkan telah aku
memerintahkannya kepada kalian. Dan tidak satupun amal yang bisa mendekatkan
kalian ke neraka melainkan aku telah melarang kalian darinya.”(HR. al-Hakim).

Seandainya kita menerapkan sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, niscaya


separuh hari kita terpakai untuk mengamalkannya. Dan hanya tersisa sedikit
kesempatan saja untuk menganggur tanpa amal kebaikan.

Hanya saja, manusia sering ditimpa dua penyakit yang menghalanginya dari semua itu.
Yaitu penyakit malas dan taswif (menunda-nunda amal). Oleh karena itulah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berlindung dari sifat malas ini. Salah satu doa
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫ْﻦ‬
‫َﻚِﻣ‬
‫ِﺑ‬ُ‫ُﻋ‬
‫ﻮذ‬ ‫ُﻬﻢ اﻧﻲ ا‬
‫ِﺮ اﻟﻠ‬
‫َﺒ‬‫ﻮءْاﻟ‬
‫ِﻜ‬ ِ‫ُﺳ‬‫ِﻞَو‬َ
‫َﺴ‬‫َﻦْاﻟﻜ‬
‫َﻚِﻣ‬
‫ِﺑ‬ُ‫ُﻋ‬
‫ﻮذ‬ ‫ُﻬﻢ اﻧﻲ ا‬
‫اﻟﻠ‬
‫ِﺮ‬
‫ْﺒ‬‫ابِﻓﻲْاﻟ‬
‫َﻘ‬ ٍ‫َﺬ‬‫َﻋ‬
‫اﻟﻨﺎرَو‬ ٍ‫َﺬ‬
ِ ‫ابِﻓﻲ‬ ‫َﻋ‬

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur.” (HR. Muslim).

Ibadallah,

Beberapa bentuk amal yang dapat kita lakukan sehari semalam diantaranya:

Pertama: Shalat fardhu lima kali sehari semalam. Ini merupakan rukun Islam yang
kedua dan wajib dilakukan oleh setiap muslim yang baligh dan berakal. Kewajiban ini
tidak gugur bagaimanapun keadaannya, kecuali wanita yang sedang haidh dan nifas.

Shalat wajib dikerjakan dengan berdiri, jika tidak bisa dengan berdiri, maka dilakukan
sambil duduk, kalau tidak bisa duduk dikerjakan sambil berbaring, kalau tidak bisa juga
maka dengan isyarat.

Kedua: Shalat-shalat sunnat rawatib yang mengiringi shalat fardhu.

Abdullah bin Syaqiq radhiyallahu anhu bercerita, “Aku bertanya kepada Aisyah
radhiyallahu anha tentang shalat sunnat yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Aisyah radhiyallahu anha menjawab, ‘Beliau shalat empat rakaat di
rumahnya sebelum shalat zuhur. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar
mengerjakan shalat berjamaah. Setelah itu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang ke
rumah dan shalat empat rakaat. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat maghrib
berjamaah kemudian beliau pulang dan shalat dua rakaat. Kemudian beliau shalat isya
berjamaah lalu pulang ke rumahku dan shalat dua rakaat. Beliau mengerjakan shalat
malam sembilan rakaat termasuk shalat witir. Beliau mengerjakan shalat malam
panjang sekali dengan berdiri dan kadang-kadang beliau kerjakan sambil duduk.
Apabila beliau membaca surat dengan berdiri, maka beliau sebagaimana biasa. Namun
bila beliau membaca surat sambil duduk, maka beliau rukuk dan sujud
menyesuaikannya. Apabila fajar sudah menyingsing maka beliau shalat dua rakaat
(shalat sunnat fajar).” (HR. Muslim).

Ketiga:. Shalat dhuha, termasuk di dalamnya shalat awwabiin yaitu shalat yang
dilakukan di akhir waktu dhuha dan shalat isyraq yang dilakukan di awal waktu dhuha,
yakni begitu matahari muncul.

Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda:
‫ٌﺔ‬‫َﻗ‬
‫َﺪ‬‫ٍﺔَﺻ‬ ‫ﻴﺤ‬
َ‫ِﺒ‬‫ْﺴ‬ ‫ُﻞَﺗ‬‫ٌﺔَﻓﻜ‬ ‫َﻗ‬‫َﺪ‬ ‫ْﻢَﺻ‬ُ
‫ِﺪﻛ‬ ‫َﺣ‬ ‫ْﻦ ا‬ ‫َﻣﻰِﻣ‬ ‫َﻼ‬‫ُﻞُﺳ‬ ‫َﻰ ﻛ‬ ‫ُﺢَﻋﻠ‬ ‫ِﺒ‬‫ْﺼ‬ ‫ُﻳ‬
‫ٌﺮ‬
‫ْﻣ‬‫ٌﺔَوا‬‫َﻗ‬
‫َﺪ‬‫ٍةَﺻ‬ ‫ﻴﺮ‬
َ‫ِﺒ‬ ‫ُﻞَﺗﻜ‬
ْ ‫ٌﺔَوﻛ‬ ‫َﻗ‬‫َﺪ‬
‫ٍﺔَﺻ‬َ
‫ِﻠﻴﻠ‬ ‫ْﻬ‬‫ُﻞَﺗ‬ ‫ٌﺔَوﻛ‬ ‫َﻗ‬
‫َﺪ‬‫ٍةَﺻ‬ ‫ﻴﺪ‬
َ‫ِﻤ‬ ‫ُﻞَﺗ‬
‫ْﺤ‬ ‫َوﻛ‬
‫َﻚ‬ ‫ْﻦَذ‬
‫ِﻟ‬ ‫ئِﻣ‬ُ‫ِﺰ‬ ‫ْﺠ‬ ‫ٌﺔَو‬
‫ُﻳ‬ ‫َﻗ‬‫َﺪ‬ َ
‫ِﺮَﺻ‬
‫ْﻨﻜ‬‫ُﻤ‬‫ِﻦْاﻟ‬ ‫ٌﻲَﻋ‬ ‫ٌﺔَو‬
‫َﻧ‬
‫ْﻬ‬ ‫َﻗ‬
‫َﺪ‬‫وفَﺻ‬ ِ‫ُﺮ‬‫ْﻌ‬‫َﻤ‬‫ْﺎﻟ‬‫ِﺑ‬
‫َﺤﻰ‬ ‫َﻦ اﻟﻀ‬ ‫َﻤﺎِﻣ‬‫ُﻬ‬ َ
‫ُﻌ‬
‫ْﺮﻛ‬‫ﺎنَﻳ‬
ِ‫َﺘ‬ ‫َﻌ‬ْ
‫َرﻛ‬

“Pada setiap pagi, setiap sendi tubuh bani Adam harus bersedekah. Setiap tasbih bisa
menjadi sedekah. Setiap tahmid bisa menjadi sedekah. Setiap tahlil bisa menjadi
sedekah. Setiap takbir bisa menjadi sedekah. Setiap amar makruf nahi munkar juga bisa
menjadi sedekah. Semua itu dapat digantikan dengan dua rakaat yang dilakukan pada
waktu dhuha.” (HR. Muslim).

Keempat: Shalat malam. Banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan tentang


keutamaan shalat malam, seperti hadits Abu Malik al-Asy’ari radhiyallahu anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫َﻫﺎ‬
‫ِﺮ‬ِ‫ْﻦَﻇ‬
‫ﺎﻫ‬ َ
‫ُﻬﺎِﻣ‬
‫ﺎﻃﻨ‬
ِ‫َﺑ‬ ‫َﻬﺎَو‬
‫ِﻨ‬
‫ﺎﻃ‬
ِ‫َﺑ‬ ‫َﻫﺎِﻣ‬
‫ْﻦ‬ ِ‫َﺮىَﻇ‬
‫ُﺮ‬
‫ﺎﻫ‬ ‫ُﻳ‬ ‫َﻓ‬
‫ًﺔ‬‫ْﺮ‬‫ﻨﺔُﻏ‬ ‫انِﻓﻲْاﻟ‬
ِ‫َﺠ‬
‫َﺻﻠﻰ‬‫ﺎمَو‬
َ‫َﻴ‬‫َﻊ اﻟﺼ‬ ‫َﺗﺎ‬
‫َﺑ‬ ‫َﻼ‬
‫َمَو‬ ‫َنْاﻟﻜ‬
َ ‫َﻻ‬‫ﺎمَوا‬
َ‫َﻌ‬
‫َﻢ اﻟﻄ‬
‫َﻌ‬‫ْﻃ‬‫ْﻦ ا‬‫َﻫﺎ اُِﻟ‬
‫َﻤ‬ ‫َﻋﺪ‬
‫ا‬
‫ﺎم‬
ٌ‫َﻴ‬‫ِﻧ‬
‫اﻟﻨﺎس‬
ُ ‫ِﻞَو‬
‫ْﻴ‬
‫ِﺑﺎﻟﻠ‬

“Sesungguhnya di dalam surga tersedia kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat


dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan untuk
orang-orang yang suka memberi makan, melembutkan tutur bicara, memperbanyak
puasa, menebarkan salam dan mengerjakan shalat malam di kala manusia tertidur
pulas.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan at-Tirmidzi).

Shalat malam ini dikerjakan dua rakaat-dua rakaat. Waktunya dari isya hingga terbit
fajar.

Kelima: Shalat sunnat sesudah berwudhu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


ِ‫ُثِﻓ‬
‫َﻤﺎ‬
‫ﻴﻬ‬ ‫َﺤﺪ‬
‫ُﻳ‬‫َﻻ‬
‫ِﻦ‬‫ْﻴ‬
‫َﺘ‬ْ
‫َﻌ‬ َ
‫َﻊَرﻛ‬ ‫ﺎمَﻓ‬
‫َﺮﻛ‬ َ‫َﺬاُﺛﻢَﻗ‬‫ِﺋﻲَﻫ‬‫ُﺿﻮ‬‫َﻮُو‬‫ْﺤ‬‫َﻧ‬‫َﻮﺿﺎ‬ ‫ْﻦَﺗ‬‫َﻣ‬
‫ِﻪ‬‫ِﺒ‬‫ْﻦَذ‬
‫ْﻧ‬ ‫َﻘﺪ‬
‫َمِﻣ‬ َ
‫ُﻪَﻣﺎَﺗ‬
‫َﺮ ﻟ‬ ‫ُﻪُﻏ‬
‫ِﻔ‬ ‫َﺴ‬‫ْﻔ‬‫َﻧ‬

“Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua rakaat dan tidak
berkata-kata dalam hati (yakni dikerjakan dengan khusyuk) selama mengerjakannya
niscaya Allah akan mengampuni dosanya.” (HR. Bukhar dan Muslim).

Abu Hurairah radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam berkata kepada Bilal radhiyallahu anhu setelah shalat fajar, “Wahai Bilal,
ceritakanlah kepadaku amalanmu dalam Islam yang paling engkau harapkan
kebaikannya. Karena sesungguhnya aku mendengar suara sandalmu di hadapanku
dalam surga.” Bilal berkata, “Tidaklah aku mengamalkan suatu amalan yang lebih aku
harapkan kebaikannya melainkan setiap kali aku wudhu pada malam atau siang hari
aku selalu mengerjakan shalat (dua rakaat setelah wudhu) yang bisa aku lakukan.” (HR.
Bukhar dan Muslim).

Keenam: Shalat taubat.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ُﺮ‬‫ْﻐ‬
‫ِﻔ‬‫َﺘ‬‫َﺼﻠﻲُﺛﻢَﻳ‬
‫ْﺴ‬ ‫ُﻳ‬‫ُﺮُﺛﻢ‬
‫َﻄﻬ‬
‫َﺘ‬‫ُمَﻓ‬
‫َﻴ‬ ‫ُﻘ‬
‫ْﻮ‬ ً‫ْﻧ‬
‫ﺒﺎُﺛﻢَﻳ‬ ‫ُﺐَذ‬ ‫ْﺬ‬
‫ِﻧ‬‫ُﻳ‬‫ٍﻞ‬‫ُﺟ‬‫ْﻦَر‬
‫َﻣﺎِﻣ‬
َ
‫َﺮ اُ ﻟ‬
‫ُﻪ‬ ‫َﻔ‬
‫ اﻻَﻏ‬، ُ‫ا‬

“Tidaklah seorang hamba melakukan perbuatan dosa kemudian dia berdiri, lalu
berwudhu dan mengerjakan shalat, kemudian memohon ampun kepada Allah kecuali
Allah akan mengampuninya.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Ketujuh: Shalat witir sebelum idur.

Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, “Kekasihku (Rasululla) telah mewasiatkan


kepadaku tiga perkara, aku tidak akan meninggalkannya sampai aku mati: Puasa tiga
hari setiap bulan, shalat dhuha, dan mengerjakan shalat witir sebelum pergi tidur.” (HR.
Bukhari).

Kesembilan: Menjaga wudhu.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ٌﻦ‬‫ْﺆ‬
‫ِﻣ‬ ِ‫ُﺿ‬
‫ﻮء اﻻُﻣ‬ ُ‫َﻰ‬
‫اﻟﻮ‬ ‫ُﻆَﻋﻠ‬
‫ﺎﻓ‬
ِ‫َﺤ‬ َ
‫ُﻳ‬
‫ﻻ‬

“Tidaklah seseorang yang menjaga wudhu kecuali dia orang mukmin.” (HR. Ibnu Majah).

Kesepuluh: Dzikir-dzikir sesudah shalat fardhu.

Kesebelas: Dzikir-dzikir mutlak.

Maksudnya adalah dzikir-dzikir yang boleh dibaca tanpa terikat tempat maupun waktu
tertentu. Misalnya yang disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

َ
‫َﻬﺎ‬
‫ْﻴﻨ‬
‫َﺑ‬ ُ
‫ْﻢَو‬
‫َﻨﻜ‬
‫ْﻴ‬
‫َﺑ‬َ‫َﺤ‬
‫ﺎل‬ ‫ُﻳ‬ ‫َﻞ ا‬
‫ْن‬ ‫َﻗ‬، ُ‫ﻟﻪ اﻻ ا‬
‫ْﺒ‬ َ‫َ ا‬ َ‫َﻬ‬
‫ِة ان ﻻ‬
‫ﺎد‬ ‫ْﻦَﺷ‬
‫ْواِﻣ‬
‫ُﺮ‬ْ
‫ِﺜ‬
‫اﻛ‬

“Perbanyaklah membaca syahadat la ilaha illallah sebelum sebelum kalian terhalang


darinya.” (HR. Abu Ya’la).

Dan hadits:

‫َﺣﺐ‬
‫ُﺮ ا‬ْ
‫َﺒ‬ ‫َﻻ اﻟ‬
َ
‫َﻪ اﻻ اَُواُ اﻛ‬ ‫ُﺪ‬
‫َِِو‬‫ْﻤ‬
‫َﺤ‬‫ْاﻟ‬
‫ﺎن اَِو‬َ‫َﺤ‬‫ْﺒ‬‫ﻮلُﺳ‬َ‫ُﻗ‬ ‫َﻻ‬
‫ْن ا‬
‫ُﺲ‬‫ْﻤ‬ ‫ِﻪ اﻟﺸ‬َ
‫ْﺖَﻋﻠ‬
‫ْﻴ‬ ‫َﻌ‬َ
‫َﻲِﻣﻤﺎَﻃﻠ‬‫اﻟ‬

“Aku mengucapkan SUBHANALLAH WAL HAMDULILLAH WA LA ILAHA ILLALLAH


WALLAHU AKBAR, lebih aku sukai daripada terbitnya matahari.” (HR. Muslim).

Dan masih banyak lagi amal-amal lain yang dapat kita kerjakan sehari semalam.

‫ُﻞ‬
‫ْﻦ ﻛ‬
‫َﻦِﻣ‬
‫ْﻴ‬
‫ِﻤ‬
‫ِﻠ‬
‫ْﺴ‬
‫اﻟﻤ‬
ُ‫ِﺮ‬ ‫ِﺋ‬‫َﺴﺎ‬‫ِﻟ‬ ‫َﻜ‬
ُ
‫ْﻢَو‬‫ْﻲَوﻟ‬‫ُﺮ اَِﻟ‬‫ِﻔ‬‫ْﻐ‬‫َﺘ‬‫ْﺳ‬‫َوا‬،‫َل‬‫ْﻮ‬ َ‫َﺬا‬
‫اﻟﻘ‬ ‫ُلَﻫ‬‫ُﻗ‬
‫ْﻮ‬ ‫ا‬
.‫ُﻢ‬‫ْﻴ‬‫ِﺣ‬ ‫اﻟﺮ‬
َ‫ُر‬ ‫ُﻔ‬
‫ْﻮ‬َ‫َﻮ‬
‫اﻟﻐ‬ ‫ُﻪُﻫ‬‫ْﻢ اﻧ‬‫َﻜ‬
ُ ‫ْﺮ ﻟ‬ ‫ْﻐ‬
‫ِﻔ‬ ‫ُهَﻳ‬
‫ْو‬‫ُﺮ‬‫ْﻐ‬
‫ِﻔ‬ ‫َﺘ‬ْ‫ٍﺐَﻓ‬
‫ﺎﺳ‬ ‫َذ‬
‫ْﻧ‬

Khutbah Kedua:
،‫َﺎن‬
ِ‫ِﺘﻨ‬‫ْﻣ‬‫اﻻ‬
ِ‫ِﻞَو‬‫ْﻀ‬ َ‫ِدَو‬
‫اﻟﻔ‬ ‫ْﻮ‬
‫اﻟﺠ‬
ُ ‫ِﻊ‬ ‫اﺳ‬
ِ‫َو‬،‫ﺎن‬
ِ‫َﺴ‬‫ْﺣ‬
‫ِﻢ اﻻ‬‫ْﻴ‬‫ِﻈ‬ ‫َِِﻋ‬ ‫ُﺪ‬‫ْﻤ‬‫َﺤ‬ ‫ْﻟ‬
‫َا‬
ً‫َﺤﻤ‬
‫ﺪا‬ ‫ُﺪ انُﻣ‬ ‫ْﺷ‬
‫َﻬ‬ ‫َوا‬،‫ُﻪ‬َ
‫َﻚ ﻟ‬ ‫ْﻳ‬
‫ِﺮ‬‫َﻻَﺷ‬ ‫ُه‬‫َﺪ‬
‫ْﺣ‬‫َﻪ اﻻ اَُو‬‫َﻻ اﻟ‬
َ ‫ْن‬‫ُﺪ ا‬‫َﻬ‬‫ْﺷ‬ ‫َوا‬
.‫َﻦ‬
‫ْﻴ‬
‫ِﻌ‬‫َﻤ‬‫ْﺟ‬‫ِﻪ ا‬‫ِﺒ‬
‫ْﺤ‬‫َﺻ‬‫ِﻪَو‬ ‫َﻰ آ‬
‫ِﻟ‬ ‫َﻋﻠ‬‫ِﻪَو‬‫ْﻴ‬َ
‫َﻢَﻋﻠ‬‫َﺳﻠ‬‫ُﻪ؛َﺻﻠﻰ اَُو‬ ‫ُﻟ‬‫ْﻮ‬
‫ُﺳ‬‫َر‬‫ُهَو‬ ‫ُﺪ‬‫ْﺒ‬‫َﻋ‬

.‫َﻰ‬
‫َﻌﺎﻟ‬ ‫َاﺗ‬
‫ُﻘ‬
‫ْﻮا اََﺗ‬ : ِ‫ﺎد ا‬
َ‫َﺒ‬‫ُﺪِﻋ‬
‫ْﻌ‬
‫َﺑ‬
‫اﻣﺎ‬

Ibadallah,

Merutinkan amalan-amalan yang telah khotib sebutkan pada khotbah pertama pasti
akan mendatangkan keutamaan. Di antaranya, apabila kita jatuh sakit atau terhalang
dari perbuatan tersebut karena bersafar misalnya, maka akan tetap ditulis pahala amal
yang rutin kita kerjakan itu. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits.

‫ﻴﻤﺎ‬
ً‫ِﻘ‬‫ُﻞُﻣ‬
‫َﻤ‬
‫ْﻌ‬ ََ
‫ﺎنَﻳ‬ ‫ُﻞَﻣﺎ ﻛ‬ َ
‫ُﻪِﻣ‬
‫ْﺜ‬ ‫ﺐﻟ‬ ُ
َ‫ِﺘ‬ َ‫ْوَﺳ‬
‫َﺮ ﻛ‬
‫ﺎﻓ‬ ‫ُﺪ ا‬
‫ْﺒ‬‫َضْاﻟ‬
‫َﻌ‬ ‫َذاَﻣ‬
‫ِﺮ‬ ‫ا‬
‫ﻴﺤﺎ‬
ً‫ِﺤ‬‫َﺻ‬

“Apabila seorang hamba jatuh sakit atau tengah bersafar, niscaya Allah ‘Azza wa Jalla
tetap menuliskan pahala baginya sebagaimana yang biasa dilakukannya pada waktu
sehat dan mukim (tidak bersafar).” (HR. Bukhari).

Disamping itu, apabila kita berniat sungguh-sungguh untuk mengamalkannya akan


tetapi terhalang dengan sesuatu yang tidak bisa kita hindari, maka niat ini akan tetap
menghasilkan pahala. Misalnya, seseorang yang berniat sungguh-sungguh akan bangun
malam untuk mengerjakan shalat tahajjud, lalu ia terkalahkan oleh tidurnya, maka ia
tetap terhitung pahala baginya. Aisyah radhiyallahu anha meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ
‫ﺐ اُ ﻟ‬
‫ُﻪ‬ َ
َ‫َﺘ‬
‫ٌم اﻻ ﻛ‬‫َﻧ‬
‫ْﻮ‬‫َﻬﺎ‬َ
‫ُﻪَﻋﻠ‬
‫ْﻴ‬ َ
‫َﻐﻠ‬
‫َﺒ‬ ‫ٍﻞَﻓ‬ َ
‫ْﻴ‬
‫ِﺑﻠ‬ ‫َﻼ‬
‫ٌة‬‫ُﻪَﺻ‬َ ُُ
‫ﻮن ﻟ‬ ‫ٍئَﺗﻜ‬
‫ِﺮ‬‫اﻣ‬
ْ‫ِﻦ‬ ‫َﻣﺎِﻣ‬
‫ِﻪ‬ َ
‫ًﺔَﻋﻠ‬
‫ْﻴ‬ ‫َﻗ‬‫ُﻪَﺻ‬
‫َﺪ‬ ‫ُﻣ‬
‫ْﻮ‬‫َﻧ‬ََ
‫ﺎن‬‫ِﻪَوﻛ‬ ‫َﻼ‬
‫ِﺗ‬ ‫َﺮَﺻ‬‫ْﺟ‬‫ا‬

“Tidaklah seseorang yang meniatkan shalat malam lalu terkalahkan oleh tidurnya
(tertidur) melainkan Allah akan menuliskan baginya pahala shalat malam dan tidurnya
itu menjadi sedekah atasnya.” (HR. an-Nasai dan Abu Dawud).

Abu Darda radhiyallahu anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda:

‫ُه‬
‫َﺎ‬ ‫ُﻪَﻋ‬
‫ْﻴﻨ‬ ‫ْﺘ‬َ
‫َﻐﻠ‬
‫َﺒ‬ ‫ِﻞَﻓ‬‫ْﻴ‬‫َﻦ اﻟﻠ‬‫َﺼﻠﻲِﻣ‬‫ُﻳ‬َ‫ُﻘ‬
‫ﻮم‬ ‫ْنَﻳ‬
‫ْﻮي ا‬ ‫ُﻫ‬
‫َﻮَﻳﻨ‬‫ُﻪَو‬
‫اﺷ‬ ‫َﺗﻰِﻓ‬
َ‫َﺮ‬ ‫ْﻦ ا‬
‫َﻣ‬
ِ
‫ِﻪَﻋﺰ‬‫ْﻦَرﺑ‬ ‫ِﻪِﻣ‬ َ
‫ًﺔَﻋﻠ‬
‫ْﻴ‬ ‫َﻗ‬
‫َﺪ‬‫ُﻪَﺻ‬
‫ُﻣ‬‫َﻧ‬
‫ْﻮ‬ ََ
‫ﺎن‬ ‫َﻮىَوﻛ‬‫َﻧ‬
‫ُﻪَﻣﺎ‬َ
‫ﺐﻟ‬ ُ
َ‫ِﺘ‬
‫َﺢ ﻛ‬
‫َﺒ‬
‫ْﺻ‬‫َﺣﺘﻰ ا‬
‫َﺟﻞ‬
‫َو‬

“Barangsiapa mendatangi pembaringannya dengan meniatkan bangun malam untuk


mengerjakan shalat malam akan tetapi ia dikalahkan oleh kedua matanya (tertidur)
hingga shubuh maka dituliskan baginya apa yang telah ia niatkan dan tidurnya menjadi
sedekah baginya dari Rabbnya ‘Azza wa Jalla.” (HR. an-Nasai).

Oleh karena itu, tidur dan istirahat seorang mukmin juga bisa bernilai ibadah dan
berpahala, apabila beristirahat dengan niat agar lebih bergairah dalam ibadah.

Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu dan Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu anhu
bermudzakarah tentang amal-amal shalih.

Mu’adz radhiyallahu anhu berkata, “Hai Abdullah, bagaimanakah cara engkau membaca
Alquran?”

Abu Musa radhiyallahu anhu menjawab, “Aku secara rutin membacanya setiap waktu.”

Abu Musa bertanya, “Lalu bagaimana cara engkau membacanya hai Mu’adz?”

Mu’adz menjawab, “Aku membacanya di awal malam lalu aku bangun sesudah aku
menuntaskan bagian waktuku untuk tidur. Aku membaca apa yang Allah mudahkan
bagiku. Aku mengharap pahala dari tidurku sebagaimana aku mengharap pahala dari
saat aku terjaga.”

Maknanya, ia memohon pahala pada saat-saat senggang seperti ia memohon pahala


pada saat-saat lelah beramal. Karena waktu senggang apabila digunakan untuk
membantu meningkatkan gairah beribadah juga akan menghasilkan pahala.

Demikian pula amal-amal duniawi lainnya seperti makan dan minum, bisa bernilai
ibadah dan pahala apabila diniatkan untuk membantu meningkatkan gairah beribadah.
‫‪Intinya, kesempatan untuk menjadi hamba Allah 24 jam sebenarnya terbuka lebar bagi‬‬
‫‪setiap mukmin yang dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.‬‬

‫‪Mudah-mudahan Allah memberi kita taufik untuk mengisi hari-hari kita dengan cara‬‬
‫‪yang terbaik. Dengan cara yang Dia cintai dan ridhai.‬‬

‫َ‬
‫َﻤﺎ‬
‫ِﺪ اِ ﻛ‬ ‫ْﺒ‬
‫ِﻦَﻋ‬ ‫ْﺑ‬ ‫ِﺪ‬
‫َﺤﻤ‬‫َﻰُﻣ‬‫ُﻢ اُ ‪َ-‬ﻋﻠ‬‫ُ‬
‫َﻋﺎﻛ‬‫َر‬
‫ْﻮا ‪-‬‬‫ُﻤ‬‫َﺳﻠ‬ ‫ْﻮاَو‬
‫َﺻﻠ‬‫َﺬاَو‬‫َﻫ‬
‫ﻮن‬
‫َﺼﻠَ‬ ‫ُﻳ‬‫ُﻪ‬
‫َﺘ‬‫َ‬ ‫َﻼ‬
‫ِﺋﻜ‬ ‫َﻣ‬ ‫ﺎل‪ ﴿ :‬ان اََو‬ ‫َﻘَ‬
‫ِﻪَﻓ‬
‫ِﺎﺑ‬
‫َﺘ‬
‫َﻚِﻓﻲِﻛ‬ ‫َﺬ‬
‫ِﻟ‬ ‫ُﻢ اُِﺑ‬ ‫ُ‬
‫َﺮﻛ‬
‫َﻣ‬‫ا‬
‫ﻴﻤﺎ ﴾‬
‫ِﻠً‬‫ْﺴ‬‫ُﻤﻮاَﺗ‬ ‫َﺳﻠ‬‫ِﻪَو‬‫َ‬
‫ْﻴ‬
‫ُﻮاَﺻﻠﻮاَﻋﻠ‬‫آﻣﻨ‬
‫ﻳﻦَ‬‫ِﺬَ‬ ‫َﻬﺎ اﻟ‬ ‫َﻰ ِ‬
‫اﻟﻨﺒﻲَﻳﺎ اﻳ‬ ‫َﻋﻠ‬
‫َﻲ‬
‫ْﻦَﺻﻠﻰَﻋﻠ‬
‫َﻢ‪َ)) :‬ﻣ‬
‫َﺳﻠ‬
‫ِﻪَو‬‫َ‬
‫ﺎلَﺻﻠﻰ اَُﻋﻠ‬
‫ْﻴ‬ ‫َﻗَ‬‫]اﻷﺣﺰاب‪َ، [٥٦:‬و‬
‫ْﺸ‬
‫ًﺮا(( ‪.‬‬‫َﻬﺎَﻋ‬
‫ِﺑ‬
‫ِﻪ‬‫َ‬
‫ًةَﺻﻠﻰ اَُﻋﻠ‬
‫ْﻴ‬ ‫َﺻﻼ‬

‫َﻢ‬‫ْﻴ‬‫اﻫ‬
‫َﺮِ‬ ‫ْﺑ‬‫َﻰ إ‬‫ﺖَﻋﻠ‬ ‫ْﻴَ‬‫َﻤﺎَﺻﻠ‬ ‫َ‬‫ٍﺪ ﻛ‬‫َﺤﻤ‬ ‫آلُﻣ‬
‫ِ‬ ‫ﻰ‬ ‫َ‬
‫ﻠ‬ ‫ﻋ‬
‫َ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ﺪ‬‫ٍ‬‫ﻤ‬ ‫ﺤ‬‫َ‬ ‫ﻣ‬‫ُ‬ ‫ﻰ‬ ‫َ‬
‫ﻠ‬ ‫ﻋ‬
‫َ‬ ‫ﻞ‬ ‫ﺻ‬‫َ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬‫ُ‬‫ﻟﻠ‬ ‫َ‬
‫ا‬
‫آل‬ ‫ﻰ‬ ‫َ‬
‫ﻠ‬ ‫ﻋ‬ ‫و‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺤ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻰ‬ ‫َ‬
‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ك‬ ‫ﺎر‬ ‫ﺑ‬‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ٌ‬
‫ﺪ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﺠ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺪ‬‫ٌ‬‫ﻴ‬ ‫ﻤ‬‫ﺣ‬ ‫ﻚ‬ ‫ﻧ‬‫ا‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻴ‬ ‫اﻫ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺑ‬‫ا‬ ‫آل‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٍ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َﻋﻠ ِ‬
‫ﻰ‬ ‫َو‬
‫ٌﺪ‬‫ْﻴ‬‫ِﻤ‬‫َﻚَﺣ‬ ‫َﻢ اﻧ‬
‫ْﻴ‬‫اﻫ‬
‫َﺮِ‬‫ْﺑ‬
‫آل ا‬ ‫َﻢَوَ‬ ‫َﻰ ا‬ ‫َ‬‫ْ‬ ‫َ‬
‫َﻋﻠﻰِ‬ ‫ْﻴ‬
‫اﻫ‬
‫َﺮِ‬ ‫ْﺑ‬ ‫ﺖَﻋﻠ‬ ‫َرﻛ‬‫َﺑﺎ‬ ‫َﻤﺎ‬‫ٍﺪ ﻛ‬‫َﺤﻤ‬ ‫ُﻣ‬
‫ْﻲ‬ ‫ِﺑ‬
‫َﻦ؛ ا‬‫ْﻴ‬‫ِﻳ‬
‫ِﺪ‬‫ْﻬ‬‫اﻟﻤ‬
‫ِﺔَ‬ ‫ِﺋﻤ‬‫ْﻻ‬
‫َا‬‫َﻦ‬ ‫ْﻳ‬
‫ِﺪ‬ ‫اﺷ‬
‫ﺎء اﻟﺮِ‬ ‫َﻔِ‬ ‫َ‬ ‫ِﻦ ُ‬
‫اﻟﺨﻠ‬ ‫ُﻬﻢَﻋ‬ ‫َض اﻟﻠ‬ ‫ْار‬ ‫ٌﺪ‪َ،‬و‬‫ْﻴ‬
‫ِﺠ‬ ‫َﻣ‬
‫ِﻦ‬
‫َﻴ‬
‫َﺴﻨ‬
‫ْ‬ ‫اﻟﺤ‬
‫ْﻲ َ‬ ‫ِﺑ‬‫ِﻦ‪َ،‬وا‬‫ْﻳ‬‫َر‬
‫ُﻮ‬‫ْي اﻟﻨ‬
‫ْ‬ ‫ﺎنِذ‬
‫َﻤَ‬ ‫ْﺜ‬
‫ُﻋ‬‫ِق‪َ،‬و‬ ‫ْو‬‫ﺎر‬ ‫َﺮَ‬
‫اﻟﻔُ‬ ‫َﻤ‬‫ُﻋ‬‫ِﻖ‪َ،‬و‬ ‫ْﻳ‬‫اﻟﺼﺪ‬
‫ٍﺮ ِ‬ ‫ْ‬
‫َﺑﻜ‬
‫ْﻦ‬
‫َﻣ‬
‫َﻦَو‬‫ْﻴ‬‫ِﻌ‬
‫ِﺎﺑ‬
‫ِﻦ اﻟﺘ‬ ‫َﻋ‬‫َﻦ‪َ،‬و‬‫ْﻴ‬‫ِﻌ‬
‫َﻤ‬
‫ْﺟ‬‫ِﺔ ا‬
‫َﺑ‬
‫َﺤﺎ‬
‫ِﻦ اﻟﺼ‬ ‫ُﻬﻢَﻋ‬‫َض اﻟﻠ‬‫ْار‬ ‫ِﻠﻲ‪َ،‬و‬‫َﻋ‬
‫َﻚ‬‫ِﻣ‬‫َﺮ‬‫َ‬
‫َﻚَوﻛ‬ ‫َﻤﻨ‬‫ِﺑ‬‫ْﻢ‬‫ُﻬ‬
‫َﻌ‬‫َﻋﻨﺎَﻣ‬
‫َﻦ‪َ،‬و‬‫ْﻳ‬
‫ِم اﻟﺪ‬‫َﻰَﻳ‬
‫ْﻮ‬ ‫ﺎن اﻟ‬
‫َﺴٍ‬‫ْﺣ‬ ‫ِﺑﺎ‬‫ْﻢ‬‫ُﻬ‬
‫َﻌ‬
‫ِﺒ‬‫َﺗ‬
‫َﻦ‪.‬‬
‫ْﻴ‬
‫ِﻣ‬‫ْ‬
‫َﺮ‬
‫َم اﻻﻛ‬‫ْ‬
‫َﺮ‬
‫َﻚَﻳﺎ اﻛ‬
‫ِﻧ‬
‫َﺴﺎ‬
‫ْﺣ‬‫َوا‬

‫ْﺮ‬‫َدﻣ‬ ‫َﻦ‪َ،‬و‬ ‫ْﻴ‬


‫ِﻛ‬‫ْﺸ‬
‫ِﺮ‬ ‫اﻟﻤ‬
‫َكَوُ‬ ‫ْﺮ‬
‫ِذل اﻟﺸ‬ ‫َﻦ‪َ،‬وا‬ ‫ْﻴ‬ ‫ِﻤ‬‫ِﻠ‬
‫ْﺴ‬‫اﻟﻤ‬
‫َمَوُ‬ ‫َﻼ‬ ‫ْﺳ‬‫ِﻋﺰ اﻻ‬‫ُﻬﻢ ا‬ ‫َاﻟﻠ‬
‫َﻴﺎ‬‫ْﻠ‬
‫اﻟﻌ‬
‫َﻚُ‬ ‫َﻔﺎ‬
‫ِﺗ‬ ‫ِﺻ‬‫َﻰَو‬ ‫ْﺴﻨ‬‫اﻟﺤ‬
‫َﻚ ُ‬ ‫ِﺋ‬
‫َﻤﺎ‬
‫ْﺳ‬ ‫ِﺑﺎ‬‫َﻚ‬ ‫ُﻟ‬‫ْﺴﺎ‬‫َﻧ‬ ‫َاﻟﻠ‬
‫ُﻬﻢ اﻧﺎ‬ ‫َﻦ‪،‬‬
‫ْﻳ‬‫اء اﻟﺪ‬
‫َﺪَ‬ ‫ْﻋ‬ ‫ا‬
‫َ‬ ‫َاﻟﻠ‬ ‫ُﻞَﻣﻜ‬ ‫ْﻀ‬ ‫َﻧﻨ‬ ‫ْنَﺗﻨ‬
‫َﻚ‬ ‫ْﻴ‬
‫َﻋﻠ‬‫ُﻬﻢَو‬ ‫ٍَ‬
‫ﺎن‪،‬‬ ‫َﻦِﻓﻲ ﻛ‬ ‫ْﻴ‬‫ِﻔ‬‫َﻌ‬ ‫َﺘ‬
‫ْﺴ‬ ‫اﻟﻤ‬
‫َﺎُ‬ ‫َﻮا‬‫ْﺧ‬‫َﺮ ا‬
‫ْﺼ‬
‫ُ‬ ‫ا‬
‫ْﻢ‬‫ِﻫ‬ ‫ِر‬‫ْﻮ‬‫ُﺤ‬ ‫ُﻧ‬ ‫َﻚِﻓﻲ‬ ‫ُﻠ‬
‫َﻌ‬‫ْﺠ‬ ‫َﻧ‬‫ُﻬﻢ اﻧﺎ‬ ‫َاﻟﻠ‬ ‫َﻚ‪،‬‬ ‫َﻧ‬
‫ْو‬‫ُﺰ‬‫ِﺠ‬‫ْﻌ‬ ‫ُﻳ‬ ‫َﻻ‬‫ْﻢ‬ ‫ُﻬ‬‫َﻦَﻓﺎﻧ‬ ‫ْﻳ‬‫اء اﻟﺪ‬
‫َﺪِ‬ ‫ْﻋ‬ ‫ِﺑﺎ‬
‫َﺎ‬
‫َﺘﻨ‬ ‫ِﺋﻤ‬‫ْﺢ ا‬ ‫ِﻠ‬‫ْﺻ‬ ‫َﺎ‪َ،‬وا‬ ‫ِﻧﻨ‬‫َﻃﺎ‬ ‫ْو‬‫آﻣﻨﺎِﻓﻲ ا‬ ‫ُﻬﻢِ‬ ‫َاﻟﻠ‬ ‫ْﻢ‪،‬‬‫ِﻫ‬‫ِر‬
‫ْو‬ ‫ُﺮ‬‫ْﻦُﺷ‬ ‫َﻚِﻣ‬ ‫ِﺑ‬‫ُذ‬‫ْﻮ‬‫ُﻌ‬ ‫َﻧ‬
‫َو‬
‫َﺿَ‬
‫ﺎك‬ ‫َﻊِر‬ ‫َﺒ‬ ‫ﺎكَواﺗ‬ ‫َﻘَ‬ ‫َﻚَواﺗ‬ ‫ْﻦَﺧَ‬
‫ﺎﻓ‬ ‫َﺎِﻓﻲَﻣ‬ ‫َﺘﻨ‬ ‫َﻻ‬
‫َﻳ‬ ‫ْﻞِو‬ ‫َﻌ‬ ‫َﻧﺎ‪َ،‬وْ‬
‫اﺟ‬ ‫ِر‬‫ْﻮ‬‫ُﻣ‬‫َة ا‬‫َﻻ‬ ‫ُو‬‫َو‬
‫ُﻪِﻓﻲ‬ ‫َ‬
‫َﻤﻠ‬ ‫ْﻞَﻋ‬ ‫َﻌ‬‫اﺟ‬
‫اكَوْ‬ ‫َﺪَ‬ ‫ُﻬ‬‫ِﻟ‬‫َﻧﺎ‬‫ِﺮ‬‫ْﻣ‬‫ِﻟﻲ ا‬ ‫ْﻖَو‬ ‫ُﻬﻢَوﻓ‬ ‫َاﻟﻠ‬ ‫َﻦ‪،‬‬
‫ْﻴ‬‫ِﻤ‬‫َ‬
‫اﻟﻌﺎﻟ‬
‫َﻳﺎَربَ‬
‫ِﻪَﻳﺎَذا‬ ‫ِﻟ‬
‫َﻤﺎ‬‫ْﻋ‬ ‫ِﻪَوا‬ ‫ِﻟ‬
‫َﻮا‬‫ْﻗ‬‫ُهِﻓﻲ ا‬ ‫ْد‬‫ِﺪ‬‫َﺳ‬ ‫َﻚَو‬ ‫ِﺘ‬ ‫َﻰَﻃَ‬
‫ﺎﻋ‬ ‫ُ‬
‫ْﻪَﻋﻠ‬‫ِﻋﻨ‬ ‫ﺎك‪َ،‬وا‬‫َﺿَ‬ ‫ِر‬
‫ُﻪ‬
‫ِﺤﺒ‬ ‫َﻤﺎُﺗ‬ ‫ِﻟ‬ ‫َﻦ‬ ‫ْﻴ‬
‫ِﻤ‬‫ِﻠ‬‫ْﺴ‬ ‫اﻟﻤ‬
‫ِرُ‬ ‫ْﻮ‬
‫ُﻣ‬ ‫َة ا‬‫َﻻ‬‫َﻊُو‬ ‫ْﻴ‬‫ِﻤ‬‫ْﻖَﺟ‬ ‫ُﻬﻢَوﻓ‬ ‫َاﻟﻠ‬ ‫ام‪،‬‬
‫َﺮِ‬‫ْ‬
‫ِلَواﻻﻛ‬ ‫َﻼ‬‫اﻟﺠ‬
‫َ‬
‫َﺿﺎ‬
‫ُه‪.‬‬ ‫َﺗ‬
‫ْﺮ‬‫َو‬

‫َﻬﺎ‬‫ِﻟﻴ‬‫ﺖَو‬ ‫ْﻧَ‬ ‫َﻫﺎ ا‬ ‫ْﻦَزﻛﺎ‬ ‫َﺮَﻣ‬ ‫ﺖَﺧ‬


‫ْﻴ‬ ‫ْﻧَ‬‫َﻬﺎ ا‬‫َﻫﺎ‪َ،‬زﻛ‬ ‫َﻮا‬ ‫ْﻘ‬‫َﺎَﺗ‬‫َﺳﻨ‬‫ْﻮ‬‫ُﻔ‬‫ُﻧ‬ ‫ُﻬﻢِ‬
‫آت‬ ‫َاﻟﻠ‬
‫َﻧﻦ‬
‫ْﻮ‬‫ُ‬
‫َﻨﻜ‬ ‫َ‬
‫َﺎ ﻟ‬
‫ْﻤﻨ‬
‫َﺣ‬ ‫ْﺮ‬‫َﺗ‬ ‫َﻨ‬
‫َﺎَو‬ ‫ْﺮ ﻟ‬‫ِﻔ‬ ‫ْﻐ‬‫ْﻢَﺗ‬ ‫َ‬
‫ْن ﻟ‬‫َﺎَوا‬‫َﺴﻨ‬ ‫ُﻔ‬‫ْﻧ‬‫َﺎ ا‬ ‫َ‬
‫ْﻤﻨ‬‫َﺎ اﻧﺎَﻇﻠ‬ ‫َﻫﺎ‪َ.‬رﺑﻨ‬ ‫َﻻ‬
‫ْﻮ‬ ‫َﻣ‬‫َو‬
‫ﺎت‬
‫َﻤِ‬ ‫ِﻠ‬
‫ْﺴ‬ ‫اﻟﻤ‬
‫َﻦَوُ‬ ‫ْﻴ‬
‫ِﻤ‬‫ِﻠ‬
‫ْﺴ‬ ‫ُﻤ‬ ‫ْﻠ‬‫ِﻟ‬
‫َﺎَو‬‫ْﻳﻨ‬‫َﺪ‬
‫ِﻟ‬
‫َﻮا‬‫ِﻟ‬
‫َﺎَو‬‫َﻨ‬‫ْﺮ ﻟ‬ ‫َﺎْ‬
‫ِﻔ‬
‫اﻏ‬ ‫َﻦ‪َ،‬رﺑﻨ‬ ‫ْﻳ‬‫ِﺮ‬‫ﺎﺳ‬
‫اﻟﺨِ‬‫َﻦ َ‬ ‫ِﻣ‬
‫َﻨ‬
‫َﺎ‬‫ْﺮ ﻟ‬‫ِﻔ‬ ‫ُﻬﻢْ‬
‫اﻏ‬ ‫َاﻟﻠ‬‫ات‪.‬‬
‫َﻮِ‬ ‫ْﻣ‬ ‫ْاﻻ‬ ‫ْﻢَو‬ ‫ُ‬
‫ْﻬ‬
‫ﺎءِﻣﻨ‬‫َﻴِ‬‫ْﺣ‬ ‫ْﻻ‬ ‫َا‬‫َﺎت‬
‫ِﻣﻨِ‬ ‫ْﺆ‬‫اﻟﻤ‬
‫َﻦَوُ‬ ‫ْﻴ‬
‫ِﻨ‬ ‫ْﺆ‬
‫ِﻣ‬ ‫اﻟﻤ‬
‫َوُ‬
‫ُ‬
‫َﻪ‪.‬‬‫َﻋﻠﻨ‬ ‫ُهَو‬ ‫ُه‪ِ،‬ﺳﺮ‬ ‫َﺮ‬ ‫ُﻪَوِ‬
‫آﺧ‬ ‫َ‬
‫ُﻪ‪ ،‬اوﻟ‬ ‫ِﺟﻠ‬ ‫ُﻪَو‬ ‫ُﻪ؛ِدﻗ‬ ‫ُﻠ‬
‫َﺎ ﻛ‬
‫َﺒﻨ‬ ‫ُذ‬
‫ُﻧ‬

‫َك‬‫َر‬
‫َﺑﺎ‬
‫َﻢَو‬‫َﺳﻠ‬ ‫َﺻﻠﻰ اَُو‬ ‫َﻦ‪َ،‬و‬‫ْﻴ‬
‫ِﻤ‬‫َ‬
‫اﻟﻌﺎﻟ‬
‫َِِربَ‬ ‫ُﺪ‬‫ْﻤ‬‫ِنْاﻟ‬
‫َﺤ‬ ‫َﻧﺎ ا‬
‫َﻮا‬
‫ْﻋ‬‫ُﺮَد‬
‫آﺧ‬
‫َوِ‬
‫َﻦ‪.‬‬‫ْﻴ‬
‫ِﻌ‬‫َﻤ‬
‫ْﺟ‬‫ِﻪ ا‬‫ِﺒ‬
‫ْﺤ‬
‫َﺻ‬‫ِﻪَو‬
‫ِﻟ‬
‫ٍﺪَوآ‬‫َﺤﻤ‬ ‫َﺎُﻣ‬ ‫َﻧ‬
‫ِﺒﻴﻨ‬‫ِﻪ‬
‫ِﻟ‬
‫ْﻮ‬
‫ُﺳ‬
‫َر‬‫ِﺪ اَِو‬ ‫َﻰَﻋ‬
‫ْﺒ‬ ‫َﻢَﻋﻠ‬ ‫ْﻧ‬
‫َﻌ‬‫َوا‬

‫‪www.KhotbahJumat.com‬‬

‫‪Share On:‬‬
‫‪Like‬‬ ‫‪2‬‬

‫‪3‬‬

‫‪Tweet‬‬ ‫‪0‬‬

‫‪StumbleUpon‬‬
‫‪3 Kunci Sukses Menjadi Orang Bertakwa di Bulan Ramadhan‬‬
‫‪Alam Kubur‬‬
About The Author

admin

Related Posts

berilmu-beramal

Anjuran untuk Berilmu dan Mengamalkannya

Admin KhotbahJumat.com
July 5, 2011
1 Comment
khutbah-jumat-dua-hal-tidak-bisa-bersanding

Dua Usaha yang Tidak Bisa Bersanding

Admin KhotbahJumat.com
June 23, 2011
Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

admin
January 6, 2014
10 Comments
urgensi-akidah

Khutbah Jumat: Sebuah Renungan Tentang Urgensi Akidah

Admin KhotbahJumat.com
September 20, 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Name*

Email*

Website
Comment

Submit

Saya bukan robot


reCAPTCHA
Privasi - Persyaratan

SEARCH

Rekomendasi Produk

Follow Us

Khotbah Jumat Terbaru

Agar Hidup Menjadi Berkah

Agar Hidup Menjadi Berkah

admin
October 13, 2015
Khutbah Pertama: ‫ِه‬
‫ِﺪ‬
‫ﺎﻣ‬
ِ‫َﺤ‬‫َﻤ‬‫ُه‬
‫ِﺑ‬‫ُﺪ‬
‫َﻤ‬
‫ْﺣ‬ ‫ُﺪ‬
‫ِِ ؛ ا‬‫ْﻤ‬‫ْﻟ‬
‫َﺤ‬َ
‫ا‬...
Mengusir Asap? Allah Yang Meniupkan Angin dan Menurunkan Hujan

admin
October 12, 2015
Khutbah Pertama: ‫ُه‬
‫ُﺪ‬
‫َﻤ‬‫َﻧ‬
‫ْﺤ‬‫ِِ ؛‬
‫َﺪ‬
‫ْﻤ‬‫انْاﻟ‬...
‫َﺤ‬
Alquran Bukan Untuk Orang Mati

Alquran Bukan Untuk Orang Mati

admin
October 7, 2015
Khutbah Pertama: ‫ُه‬
‫ُﺪ‬
‫َﻤ‬‫َﻧ‬
‫ْﺤ‬‫ِِ ؛‬
‫َﺪ‬
‫ْﻤ‬‫انْاﻟ‬...
‫َﺤ‬
Takut Kepada Allah dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Seorang Muslim

admin
October 7, 2015
Khutbah Pertama: ‫ِﺮ‬
‫ْﻴ‬َ ‫ِﻢ‬
‫ِﺒ‬
‫اﻟﺨ‬ ‫ْﻴ‬
‫ِﻜ‬
‫اﻟﺤ‬ ‫ُﺪ‬
َ ِِ‫ْﻤ‬‫ْﻟ‬
‫َﺤ‬َ
‫ا‬،...
Persaudaraan Seiman

Memahami Maksud dan Tujuan Persaudaraan Seiman

minan
October 5, 2015
Memahami Maksud dan Tujuan Persaudaraan Seiman Khutbah Pertama: ‫َﺪ‬
‫ْﻤ‬‫انْاﻟ‬
‫َﺤ‬
‫ِِ ؛‬
...

Panduan

Definisi Khutbah Jumat


Doa Khutbah Jumat
Download Kompilasi Khutbah Jumat
Home
Keutamaan Hari Jumat
Mukaddimah Khutbah Jum’at
Panduan Khutbah
Hukum Berbicara Ketika Khotbah Jumat
Kreatif Memilih Khutbah
Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum’at
Menghindari Penggunaan Hadis Dhaif dan Maudhu’ Sebagai Dalil

Search

Berlangganan KhotbahJumat

Enter your email address:

Subscribe

Delivered by FeedBurner

Categories

Akhlak dan Muamalah


Artikel Khutbah Jumat
Bersih Hati
Ceramah Singkat
Fikih
Jalan Kebenaran
Khotbah Idul Adha
Khotbah Idul Fitri
Khutbah Jumat Pilihan
Kumpulan Khutbah Jumat Puasa
Nasehat
Panduan Khutbah Jumat
Pondasi Agama
Rumah Tangga
Video Khutbah Jumat
Wallpaper

Home
Download Kompilasi Khutbah Jumat
Panduan Khutbah
Mukaddimah Khutbah Jum’at
Doa Khutbah Jumat
Hukum Berbicara Ketika Khotbah Jumat
Kreatif Memilih Khutbah
Definisi Khutbah Jumat
Keutamaan Hari Jumat

You might also like