You are on page 1of 9

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415

Vol. 4 No. 2 Februari 2012

ANALISA PERBANDINGAN PENGUKURAN TEKANAN ANNULUS


TEORI DAN LANGSUNG PADA PROSES PENGEBORAN MINYAK BUMI

Khairul Muhajir1, Sugijarto Prawiro Sentono2, Esa Taufik3


1,2,3
Jurusan Teknik Mesin, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Masuk: 3 Nopember 2011, revisi masuk: 11 Januari 2012, diterima: 25 Januari 2012

ABSTRACT
In oil drilling process, the application of pressure measurements in in space
between formation borehole and drill pipe (annulus) is very important. The correlation of
predicted and measured annulus pressures is a very complex. The engineer’s knowledge
of oil drilling process is very important to understand annulus pressure change and their
effects will influence the accuracy of annulus pressure predictions. Factors that should be
considered include the monitoring and collection of rig-site information such as density,
viscosity of mud, drilling depth, flow rate, and drill pipe rotation. The author collects the
data and made the analysis with supporting documents. The research concludes that
there are differences between predicted and measured annulus pressure. The most
dominant factor is mud density that measured on surface and the one in the bore hole.
The mud density in the borehole is influences by another material from rubbish and
cutting. The equation is not corrected by the influences of that another material. The
higher of percentage of rubbish in the bore hole will be caused the higher of mud density;
hence the ECD and annulus pressure will be higher also. The amount of rubbish also
influenced by viscosity, flow rate, and drill pipe rotation.

Keywords: Annulus Pressure, Equivalent Circulating Density, Drilling Technology

INTISARI
Pada proses pengeboran minyak penggunaan pengukuran tekanan pada rongga
antara lubang bor dan pipa pengeboran (rongga annulus) adalah sangat penting.
Hubungan antara tekanan annulus hasil perhitungan dan hasil pengukuran sensor dikaji
dalam skripsi ini. Pengetahuan teknik tentang proses pengeboran minyak sangat penting
untuk memahami perubahan tekanan annulus yang terjadi dan pengaruhnya terhadap
ketelitian perhitungan tekanan annulus. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
meliputi pengamatan dan pengumpulan informasi dari lokasi anjungan pengeboran
seperti berat jenis, viskositas dari lumpur, kedalaman pengeboran, laju pompa, dan
putaran pipa pengeboran. Penulis melakukan pengumpulan data pengeboran dan
melakukan analisa dengan menghubungkan berbagai data. Penelitian menyimpulkan
bahwa terjadi perbedaan antara tekanan annulus secara teori dan langsung. Faktor
paling dominan yang menyebabkan perbedaan pengukuran secara teori dan sensor
adalah perbedaan berat jenis lumpur yang diukur pada permukaan dan yang terdapat
pada lubang bor. Berat jenis dari lumpur pengeboran di dalam lubang bor dipengaruhi
oleh material-material lain dari sampah atau cutting. Persamaan yang ada belum di
koreksi dengan mempertimbangkan pengaruh material lain tersebut. Semakin banyak
kandungan sampah di lubang bor akan mengakibatkan semakin tinggi nilai berat jenis
sehingga perolehan ECD dan tekanan annulus akan semakin besar. Kandungan sampah
tersebut juga di pengaruhi oleh viskositas, laju pompa dan kecepatan putan pipa.

Kata kunci: Tekanan Annulus, Equivalent Circulating Density, Teknologi Pengeboran

1
khairul.muhajir@ymail.com,
3
esataufik2@gmail.com

184
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012

PENDAHULUAN menghindari kendala-kendala pengebor-


Pengeboran merupakan bagian an seperti kick, lost circulation, stuck pi-
proses yang membutuhkan biaya paling pe dan sebagainya, seperti ditunjukkan
banyak selama proses eksplorasi minyak pada Gambar 1.
bumi. Oleh karena itu pengeboran ber-
langsung dengan proses yang optimal
dengan mempertimbangkan parameter-
parameter yang ada.
Pengeboran dimasa depan akan
semakin dalam menembus perut bumi
untuk mencari ladang minyak bumi baru.
Masalah utama yang akan dihadapi ada-
lah mengantisipasi tekanan yang sangat
besar dan temperatur yang sangat tinggi.
Tekanan dan temperatur di dalam perut
bumi diantisipasi dengan memanfaatkan
konsep hidrolik dalam pengeboran mi-
nyak bumi. Pemakaian lumpur pengebor-
an minyak bumi akan memberikan tekan- Gambar 1. Sketsa lubang annulus
an di dalam lubang bor yang akan men-
cegah terjadinya penetrasi fluida dari METODE
formasi ke lubang bor (kick atau blow Langkah-langkah perhitungan ini
out) dan membantu mendinginkan mata untuk mencari tekanan Annulus adalah
bor selama pengeboran minyak bumi. sebagai berikut : Menentukan indeks Po-
Pengukuran tekanan merupakan wer Law, untuk menentukan sifat lumpur
hal yang penting untuk melakukan pro- terhadap laju geser (shear rate) yang di-
pes pengeboran yang aman. Pembacaan berikan (Lapeyrouse, 2002). Semakin
tekanan dari sensor harus di periksa u- rendah nilai n berarti semakin encer lum-
lang ketepatannya dibandingkan dengan pur terhadap laju geser (shear rate) yang
perhitungan secara teori. diberikan.
Penelitian yang sudah dilakukan
φ 600
memperhitungan secara teori dan pe- n = 3,32 log ………………. (1)
ngumpulan data dari hasil pembacaan φ 300
senor. Dari data-data yang diperoleh dimana:n= Indeks Power Law; Ø300=
terse-but kemudian dilakukan metode Viskositas lumpur pada 300rpm (cp); Ø-
analisis perbandingan tekanan annulus 600=Viskositas lumpur pada 600rpm(cp).
dengan variable di berbagai titik keda- Menentukan indeks konsistensi
laman dan mencari faktor-faktor penye- Indeks konsistensi dihitung dengan per-
bab apabila terjadi perbedaan. Parama- samaan (Lapeyrouse, 2002):
ter dibatasi berdasarkan berat jenis ini φ 300
minyak mumi, viskositas, laju pompa, K = ....................... (2)
511n
kedalaman dan kecepatan putaran pipa dimana:K=Indeks konsistensi(lbsn/100
pengeboran. 2
ft ); n= Indeks Power Law.
Proses Eksplorasi Minyak bumi Menentukan kecepatan kritis
itu sendiri, berlangsung bertahap dari lumpur di annulus: Lumpur yang mengalir
proses Evaluasi Kandungan Minyak Bu- di annulus mempunyai kecepatan kritis
mi, Pengeboran Minyak, Pemasangan yang menentukan batas antara pol alir-
Casing, Penyemenan, Logging (pengam- an laminar dan pola aliran turbulen. Jika
bilan sampel data) dan Produksi/Perfor kecepatan lumpur melebihi kecepatan
masi. kritisnya, maka pola alirannya turbulen.
Pengertian dari Tekanan Annu- Kecepatan kritis lumpur bor di annulus
lus adalah Tekanan pada rongga antara dapat ditentukan dengan persamaan
pipa bor dan formasi batuan. Fungsi dari (Lapeyrouse, 2002):
tekanan annulus ini ialah untuk menjaga (1+(2−n)) (n+(2−n))
⎛ 3,878x104 K ⎞ ⎛ 2,4 2n +1⎞
agar stabilitas dan Efisiensi pengeboran: Vc = ⎜⎜ ⎟ x⎜⎜ x ⎟⎟
⎝ ρm ⎟⎠ ⎝ Dh− Dp 3n ⎠ …(3)

185
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012

dimana:Vc = Kecepatan kritis (ft/min);ρm hilang di annulus harus dicari jenis aliran-
= Berat jenis lumpur (ppg); K= Indeks nya apakah laminar atau turbulen.
Konsistensi (lbsn/100 ft2); Dh= Diameter Perhitungan tekanan yang hilang
lubang (in);Dp = Diameter luar pipa (in); di annulus menggunakan persamaan
n= Indeks Power Law. (Lapeyrouse, 2002):
Menentukan kecepatan aliran ⎛ 2,4 Va 2n +1⎞ ⎛
n
KL ⎞
lumpur di annulus, lumpur yang mengalir Pslaminar= ⎜⎜ x ⎟⎟ x ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ Dh − Dp 3n ⎠ ⎝ 300( Dh − Dp) ⎠ … (7)
di annulus mempunyai kecepatan alir
yang dapat dihitung dengan persamaan 7 ,7 x10 5 ρ m 0 ,8 Q 1,8 PV 0 , 2 L
Ps turbulen =
sebagai berikut (Lapeyrouse, 2002): ( Dh − Dp ) 3 x ( Dh + Dp ) 1,8 … (8)
24,51 x Q dimana: Ps= Tekanan yang hilang di an-
Va = nulus (psi);Va = Kecepatan lumpur di an-
( Dh2 − Dp 2 ) …….…………….(4) nulus (ft/min); n = Indeks Power Law; K =
dimana : Va = Kecepatan lumpur di an- Indeks Konsistensi (lbsn/100 ft2); L= Pan-
nulus (ft/min);Q = Laju alir pompa (gpm); jang pipa (ft); Q = Laju alir pompa (gpm);
Dh= Diameter lubang (in);Dp= Diameter ρm = Berat jenis lumpur (ppg); Dh = Dia-
pipa (in); Menentukan pola aliran lumpur meter lubang (in); Dp= Diameter pipa (in)
Untuk mengetahui pola aliran lumpur di PV = Plastic viscosity (cp).
annulus dengan kecepatan tertentu da- Berat jenis sirkulasi ekuivalen
pat digunakan dua cara. lumpur (Equivalent Circulating Density
Cara pertama adalah dengan atau ECD). Berat jenis lumpur pada kon-
melihat kecepatan kritis, jika kecepatan disi statik dan dinamik tidak sama. Ketika
lumpur di annulus lebih besar dari ke- lumpur mengalir maka berat jenisnya
cepatan kritisnya, maka pola alirannya mengalami kenaikan (Lapeyrouse, 2002).
adalah turbulen. Ps
Cara kedua dengan melihat be- ECD = + ρm
0,05195 x TVD
sarnya bilangan Reynolds, yaitu perban- ……………. (9)
dingan gaya-gaya inersia terhadap visko- dimana : ECD = Berat jenis sirkulasi ekui-
sitas dari percobaan pada fluida New- valen lumpur / Equivalent Circulating
tonian, diketahui bahwa untuk Re>3000 Density (ppg); Ps = Tekanan yang hilang
adalah turbulen, dan Re<2000 adalah di annulus (psi); ρm = Berat jenis lumpur
laminar, sedangkan diantaranya adalah (ppg).
transisi (Hawker, 2001). Bilangan Rey- Menentukan Tekanan annulus
nolds dapat dihitung dengan persamaan : dapat dihitung dengan (Gzara dan Coo-
15,467 x Va ( Dh − Dp ) ρm …….(5) per, 2008):
NR = Pannulus = ECD x [g (TVD − EHED )]+ PBalik .. (10)
μea
dimana: Pannulus = Tekananannulus
dimana: NR = Bilangan Reynolds;Va= (psi); g = Konstanta gravitasi (0.05195
Kecepatan lumpur di annulus (ft/min); ρm untuk mendapatkan ECD dalam ppg);
= Berat jenis lumpur (ppg);Dh= Diameter TVD = Kedalaman vertikal (ft); EHED
lubang (in); Dp = Diameter pipa (in); μea = Jarak acuan kedalaman dan jalur pem-
= Effective viscosity annulus (cp). buangan (ft); PBali = Tekanan balik (psi)
Sedangkan untuk Effective visco- Tekanan balik tidak ada bila pengeboran
sity annulus, dapat dihitung dengan per- memakai riser.
samaan (6): Tekanan balik tidak ada bila
( na −1)
⎛ 2,41 x Va ⎞ ⎛ 2n + 1 ⎞ …(6)
n
pengeboran memakai riser. Apabila
μea = 100 K ⎜⎜ ⎟⎟ x⎜ ⎟
⎝ Dh − Dp ⎠ ⎝ 3n ⎠ lumpur dibuang ke laut maka tekanan
dimana: μea= Effective viscosity annulus balik dihitung dengan persamaan :
(cp); K= Indeks Konsistensi (lbsn/100 ft2); PBalik = g x WD x ρsw ……. (11)
n = Indeks Power Law; Va = Kecepatan dimana: PBalik = Tekanan balik (psi); g
lumpur di annulus (ft/min); Dh= Diameter = Konstanta gravitasi (0.05195 untuk
lubang (in); Dp = Diameter pipa (in) mendapatkan ECD dalam ppg).WD =
Tekanan yang hilang di annulus Kedalaman air atau water depth (ft); ρsw
dipengaruhi bentuk aliran lumpur yang = berat jenis air laut (8,5 ppg). Cara kerja
terjadi. Untuk mengetahui tekanan yang sensor tekanan annulus adalah ketika

186
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012

fluida pengeboran memasuki lubang dan ting Density) terhadap kedalaman. Nilai
menekan dinding yang bersifat elastis. ECD terlihat cukup tidak terpengaruh
Deformasi yang terjadi diukur dengan dengan pertambahan kedalaman. Terda-
strain gauge. pat penurunan nilai ECD pada sekitar
Sensor ini dikalibrasi pada kedalaman 4750 dan 4850 ft.
berbagai tekanan dan temperatur statik Secara teoritis, ECD berbanding
untuk menentukan koefisien tekanan dan terbalik dengan kedalaman. Akan tetapi
temperatur. Adapun sensor Annulus kedalaman disini dikalikan dengan kons-
ditunjukkan pada Gambar 2. tanta gravitasi (0.05195) sehingga hasil
yang diperoleh sangat kecil dan tidak
begitu mempengaruhi perhitungan ECD.

Tekanan Annulus berdasarkan Perhitungan
Tekanan Annulus

2700

Tekanan Annulus  (psi)
2650

2600

2550

2500
4700 4750 4800 4850 4900
Kedalaman TVD (ft)

Gambar 4. Grafik antara kedalaman dan


tekanan annulus perhitungan

Gambar 4. didapat dari


Gambar 2. Sensor tekanan Annulus pada perbandingan Tekanan Annulus terhadap
pipa pengeboran kedalaman. Nilai Tekanan Annulus me-
ningkat sebanding dengan kedalaman.
PEMBAHASAN Terdapat penurunan nilai Tekanan An-
Perhitungan Equivalent Circula- nulus pada sekitar kedalaman 4750 dan
ting Density (ECD) dan tekanan annulus 4850 ft.
dilakukan di 150 titik kedalaman beserta Secara teoritis, Tekanan Annulus
pembacaan tekanan dari sensor. Data- berbanding lurus dengan kedalaman. Hal
data yang diperoleh kemudian di plot ini dibuktikan dengan hasil perhitungan
menjadi grafik seperti Gambar 3. bahwa Tekanan Annulus semakin tinggi
pada saat pengeboran semakin dalam.
ECD berdasarkan Perhitungan
ECD berdasarkan Sensor
ECD Perhitungan ECD Sensor
10.8
10.6
ECD (ppg)
ECD (ppg)

10.6

10.4
10.4

10.2
10.2
4700 4750 4800 4850 4900
4700 4750 4800 4850 4900 Kedalaman TVD (ft)
Kedalaman TVD (ft)

Gambar 5. Grafik antara kedalaman dan


Gambar 3. Grafik antara kedalaman dan ECD sensor
ECD perhitungan.
Dari hasil pengukuran langsung
Berdasarkan Gambar 3. didapat dari sensor didapt data ECD (Equivalent
perbandingan ECD (Equivalent Circula- Circulating Density) dalam satuan ppg

187
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012

dan Tekanan Annulus dalam satuan psi psi, Maksimum : 85,79 psi dan Minimum
secara langsung. Data-data tersebuat ke- 0,05 psi
mudian ditampilkan dalam bentuk grafik. Perbandingan dalam bentuk Grafik
Gambar 5. didapat dari perbandingan dapat dilihat pada Gambar 7.
ECD (Equivalent Circulating Density) ter-
hadap kedalaman. Nilai ECD didapat Perbandingan ECD Sensor dan Perhitungan
sekitar 10.4 sampai 10.7 ppg dan tidak ECD Sensor
ECD P hit
dipengaruhi dengan kedalaman. Terda- 10.8
pat penurunan nilai ECD pada sekitar

ECD (ppg)
kedalaman 4750 dan 4850 ft. 10.6

Secara teoritis, ECD berbanding


10.4
terbalik dengan kedalaman. Akan tetapi
kedalaman disini dikalikan dengan kons- 10.2
tanta gravitasi (0.05195) sehingga hasil 4700 4750 4800 4850 4900
yang diperoleh sangat kecil dan tidak Kedalaman TVD (ft)
begitu mempengaruhi perhitungan ECD.
Gambar 7. Grafik antara kedalaman,
Tekanan Annulus berdasarkan Sensor ECD perhitungan dan sensor.
Tekanan Annulus Sensor
2750 Gamba 7. didapat dari perban-
Tekanan Annulus (psi)

2700 dingan ECD (Equivalent Circulating Den-


sity) secara teori dan dari pembacaan
2650 sensor terhadap kedalaman. Nilai ECD
2600 dengan berbeda rata-rata 0,19 ppg, Mak-
simum : 0,35 ppg dan Minimum 0,02 ppg.
2550 Nilai ECD tidak terpengaruh kedalaman.
4700 4750 4800 4850 4900 Terdapat penurunan nilai ECD baik se-
Kedalaman TVD (ft)
cara teori dan pembacaan sensor pada
sekitar kedalaman 4750 dan 4850 ft.
Gambar 6. Grafik antara kedalaman dan
tekanan annulus sensor.
Perbandingan Tekanan Annulus Sensor 
dan Perhitungan
Gambar 6. didapat dari perban- Tekanan Annulus Sensor
Tekanan Annulus Perhitungan
dingan Tekanan Annulus ini terhadap ke-
Tekanan Annulus (psi)

2750
dalaman. Nilai Tekanan Annulus mening- 2700
kat sebanding dengan kedalaman. Ter- 2650
dapat penurunan nilai Tekanan Annulus 2600
pada sekitar kedalaman 4750 dan 4850
2550
ft, hal ini akan dibahas lebih lanjut pada
2500
sub bab Analisa hasil penelitian.
4700 4750 4800 4850 4900
Secara teoritis, Tekanan Annulus
Kedalaman TVD (ft)
berbanding lurus dengan kedalaman. Hal
ini dibuktikan dengan hasil perhitungan
bahwa Tekanan Annulus semakin tinggi Gambar 8. Grafik antara kedalaman,
pada saat pengeboran semakin dalam. tekanan annulus perhitungan dan sensor
Perbandingan data tekanan ber-
dasarkan perhitungan manual dengan Gambar 8. didapat dari perban-
pengukuran sensor untuk kedalaman dingan Tekanan Annulus secara teori
vertikal 4699–4900ft. Dari data yang di- dan dari pembacaan sensor terhadap ke-
peroleh didapat pebedaan antara per- dalaman. Nilai Tekanan Annulus dengan
hitungan dan pembacaan sensor dengan berbeda rata-rata 44,17 psi, Maksimum :
rincian sebagai berikut: ECD (Equivalent 85,79 psi dan Minimum 0,05 psi. Nilai
Circulating Density) Rata-rata : 0,19ppg, Tekanan Annulus tidak terpengaruh ke-
Maksimum : 0,35 ppg dan Minimum 0,02 dalaman. Terdapat penurunan nilai Te-
ppg.Tekanan annulus Rata-rata: 44,17 kanan Annulus baik secara teori dan dari

188
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012

pembacaan sensor pada sekitar ke- dapat dilihat bahwa terjadi penurunan
dalaman 4750 dan 4850 ft. tekanan annulus pada kedalaman ver-
Parameter laju alir pompa ditam- tikal 4739–4752ft TVD. Tekanan annu-
pilkan pada grafik, pada Gambar 9 dan lus pada bacaan sensor mengalami pe-
10 untuk mengetahui perubahan laju nurunan sekitar 60 psi (4,14MPa). Pada
pompa yang digunakan dalam perhitung- perhitungan dengan persamaan yang
an tekanan dan sensor. Perubahan laju ada juga diperoleh penurunan tetapi
pompa yang diperoleh sekitar 3 gpm. hanya sekitar 4psi (0,027Mpa pada teka-
Dapat disimpulkan bahwa perubahan laju nan annulus di interval kedalaman yang
pompa merupakan faktor penyebab dari sama. Fenomena ini juga terjadi pada
penurunan tekanan annulus dan ECD kedalaman vertikal 4828–4839ft TVD.
yang didapatkan melalui perhitungan.
Hubungan perubahan kecepatan laju Pengaruh Laju Pompa terhadap 
pompa dan nilai yang diperoleh lewat Tekanan Annulus
Tekanan Annulus Sensor Tekanan Annulus Perhitungan
perhitungan bersifat proporsional pada Laju Pompa
2800 360
persamaan. Hal ini juga dibuktikan bah-

Tekanan Annulus 
2750 300
wa perubahan laju pompa juga mempe- 2700 240

Laju Pompa 
ngaruhi hasil pembacaan sensor.

(psi)
2650 180

(gpm)
2600 120
2550 60
Pengaruh Laju Pompa terhadap ECD
ECD Sensor ECD Perhitungan Laju Pompa 2500 0
10.8 330 4700 4750 4800 4850 4900
Kedalaman TVD (ft)
Laju Pompa (gpm)

275
ECD (ppg)

10.6 220
165 Gambar 10. Grafik efek laju pompa pada
10.4 110 tekanan annulus perhitungan dan sensor
55
10.2 0 Pada kedalaman tersebut terjadi
4700 4750 4800 4850 4900 penurunan laju pompa sebesar 3 gpm.
Kedalaman TVD (ft) Dapat disimpulkan bahwa perubahan laju
pompa merupakan salah satu faktor
Gambar 9. Grafik efek laju pompa pada penyebab penurunan tekanan annulus
ECD perhitungan dan sensor dan perbedaan nilai yang didapatkan
melalui perhitungan dengan pembacaan
Pada Gambar 9. dapat dilihat sensor.
bahwa terjadi penurunan ECD pada ke-
dalaman vertikal 4739–4752ft TVD. ECD Pengaruh Putaran Pipa terhadap ECD
pada bacaan sensor mengalami penu- ECD Sensor ECD Perhitungan Putaran Pipa
10.8 75
runan sekitar 0,4ppg (0,048g/cm3). Pada
Putaran pipa (rpm)

perhitungan dengan persamaan yang


ada juga diperoleh penurunan tetapi 10.6 50
ECD (ppg)

hanya sekitar 0,03ppg (0,004 g/cm3) pa-


da ECD di interval kedalaman yang sa- 10.4 25
ma. Fenomena yang sama juga terjadi
pada kedalaman vertikal 4828 – 4839ft 10.2 0
TVD. 4700 4750 4800 4850 4900
Pada kedalaman tersebut terjadi Kedalaman TVD (ft)
penurunan laju pompa sebesar 3 gpm.
Dapat disimpulkan bahwa perubahan laju Gambar 11. Grafik pengaruh putaran
pompa merupakan salah satu faktor pe- pipa pada ECD
nyebab penurunan ECD dan perbedaan
nilai yang didapatkan melalui perhitungan Parameter kecepatan putar pipa
dengan pembacaan sensor. pengeboran ditampilkan dalam grafik,
Pada grafik selanjutnya (Gambar pada Gambar 11 dan 12, untuk mengeta-
10) disajikan perbandingan laju pompa hui perubahan kecepatan putar pipa
terhadap tekanan annulus. Pada grafik selama proses pengeboran. Putaran pipa

189
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012

yang paling cepat selama proses penge- terval kedalaman yang sama. Fenomena
boran yaitu 64rpm dan terdapat kondisi yang sama juga terjadi pada kedalaman
pipa tidak diputar (0 rpm) yang dilakukan vertikal 4828–4839ft TVD.
oleh directional driller untuk mengendali- Pada kedalaman tersebut terjadi
kan arah mata bor. penurunan putaran pipa sebesar 64 rpm.
Dari gambar terlihat jelas ketika Dapat disimpulkan bahwa perubahan
pipa berhenti berputar maka tekanan an- putaran pipa merupakan salah satu fak-
nulus akan menurun secara drastis. Ke- tor penyebab penurunan tekanan annu-
tika pipa diputar dari kondisi diam, teka- lus dan perbedaan nilai yang didapatkan
nan annulus dan ECD akan meningkat melalui perhitungan dengan pembacaan
tetapi tidak secepat ketika pipa berhenti sensor.
berputar. Untuk menentukan faktor utama
Pada Gambar 11. dapat dilihat penyebab perbedaan hasil pengukuran
bahwa terjadi penurunan ECD pada perlu dilihat hasil pengukuran pada saat
kedalaman vertikal 4739 – 4752 ft TVD. laju pompa dan putaran pipa stabil yanga
ECD pada bacaan sensor mengalami akan disajikan dalam bentuk grafik pada
penurunan sekitar 0,4 ppg (0,048 g/cm3). Gambar 13.
Pada perhitungan dengan persamaan
yang ada juga diperoleh penurunan ECD  pada putaran pipa yang stabil
tetapi hanya sekitar 0,03 ppg (0,004 12
ECD Sensor ECD Perhitungan Putaran Pipa
200
g/cm3) pada ECD di interval kedalaman

Putaran Pipa (rpm)
11.5 150
yang sama. Fenomena yang sama juga
ECD (ppg)

terjadi pada kedalaman vertikal 4828 – 11 100


4839 ft TVD.
Pada kedalaman tersebut terjadi 10.5 50

penurunan putaran pipa sebesar 64 rpm. 10 0


Dapat disimpulkan bahwa perubahan 6200 6250 6300 6350 6400
Kedalaman TVD (ft)
putaran pipa merupakan salah satu fak-
tor penyebab penurunan ECD dan per-
bedaan nilai yang didapatkan melalui Gambar 13. Grafik pengaruh putaran
perhitungan dengan pembacaan sensor. pipa pada tekanan ECD (6200–6400ft)

Pengaruh Putaran Pipa terhadap  Gambar 13. diambil pada keda-


Tekanan Annulus
Tekanan Annulus Sensor Tekanan Annulus Perhitungan
laman vertikal 6200–6400ft TVD. Pada
Putaran Pipa
2750 75
grafik tersebut masih dapat kita lihat
terjadi perbedaan perhitungan secara
Tekanan Annulus 

2700 60
Putaran Pipa 

teori dan pengukuran sensor. Selain hal


2650 45
(rpm)
(psi)

tersebut dapat kita simpulkan juga bahwa


2600 30
kecepatan putar pipa pengeboran yang
2550 15 stabil (±155rpm) akan sedikit mempe-
2500 0 ngaruhi perubahan ECD.
4700 4750 4800 4850 4900
Kedalaman TVD (ft)
Tekanan Annulus  pada putaran pipa yang stabil
Tekanan Sensor Tekanan Perhitungan Putaran pipa
3800 180
Gambar 12. Grafik pengaruh putaran
150
Putaran Pipa (rpm)
Tekanan Annulus 

pipa pada tekanan annulus


3600 120
(psi)

90
Pada Gambar 12. dapat dilihat
3400 60
bahwa terjadi penurunan tekanan annu-
30
lus pada kedalaman vertikal 4739–4752ft
3200 0
TVD. Tekanan annulus pada bacaan 6200 6250 6300 6350 6400
sensor mengalami penurunan sekitar Kedalaman TVD (ft)

60psi (4,14MPa). Pada perhitungan de-


ngan persamaan yang ada juga diper- Gambar 14. Grafik pengaruh parameter
oleh penurunan tetapi hanya sekitar 4 psi putaran pipa pada Tekanan Annulus
(0,027Mpa pada tekanan annulus di in- (6200–6400ft)

190
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012

Pada Gambar 14. tersebut masih dipengaruhi oleh material-material lain


dapat kita lihat terjadi perbedaan per- dari sampah atau cutting. Sedangkan pa-
hitungan secara teori dan pengukuran da pengukuran dan persamaan yang ada
sensor. belum di koreksi dengan mempertim-
Selain hal tersebut dapat kita bangkan pengaruh material lain tersebut
simpulkan juga bahwa kecepatan putar terhadap berat jenis dan viskositas lum-
pipa pengeboran yang stabil (±155rpm) pur pengeboran karena hal ini sangat
akan sedikit mempengaruhi perubahan kompleks dan sulit untuk diperkirakan.
tekanan annulus.
Pada grafik selanjutnya (Gambar Tekanan Annulus  pada laju pompa yang stabil
15) disajikan perbandingan pengaruh laju Tekanan Sensor Tekanan Perhitungan Laju Pompa
4000 400
pompa yang stabil terhadap ECD

Tekanan Annulus 

Laju Pompa (gpm)
3800 320
ECD  pada laju pompa yang stabil
3600 240

(psi)
ECD Sensor ECD Perhitungan Laju pompa
12 400
350 3400 160
Laju Pompa (gpm)

11.5 300
3200 80
ECD (ppg)

250
11 200
3000 0
150
10.5 100
6200 6250 6300 6350 6400
Kedalaman TVD (ft)
50
10 0
6200 6250 6300 6350 6400 Gambar 16. Grafik pengaruh laju pompa
Kedalaman TVD (ft)
pada tekanan annulus (6200 – 6400 ft)

Gambar 15. Grafik pengaruh laju pompa Pengukuran sample dari lumpur
pada ECD (6200–6400ft) pengeboran yang meliputi berat jenis dan
viskositas di lakukan di permukaan.
Gambar 15. diambil pada keda- Pengukuran tidak bisa dilakukan secara
laman vertikal 6200–6400ft TVD. Pada langsung di dalam lubang pengeboran.
grafik tersebut masih dapat kita lihat Sampai saat ini belum ada sensor yang
terjadi perbedaan perhitungan secara bisa mengukur berat jenis dan viskositas
teori dan pengukuran sensor. Selain hal secara langsung di dalam lubang pe-
tersebut dapat kita simpulkan juga bahwa ngeboran. Pengukuran dilakukan dengan
kecepatan putar pipa pengeboran yang seakurat mungkin dengan cara melaku-
stabil (±300 gpm) akan sedikit mempe- kan pengukuran dengan cepat dan teliti.
ngaruhi perubahan ECD. Selain faktor perbedaan pemba-
Pada Gambar 16. diambil pada caan, banyaknya sampah tersebut juga
keda-laman vertikal 6200–6400ft TVD. dapat dipengaruhi oleh laju pompa dan
Pada grafik tersebut masih dapat kita putaran pipa.
lihat terjadi perbedaan perhitungan Semakin tinggi laju pompa dan
secara teori dan pengukuran sensor. semakin tinggi putaran pipa maka se-
Selain hal tersebut dapat kita simpulkan makin besar kecepatan tangensialnya,
juga bahwa kecepatan putar pipa pe- sehingga akan membantu pengangkatan
ngeboran yang stabil (±300 gpm) akan sampah di annulus. Secara teoritis, aliran
sedikit mempengaruhi perubahan teka- diantara 2 pipa silinder akan berbentuk
nan annulus. helikal bila salah satu atau kedua pipa
Dari berbagai analisa sebelum- diputar. Putaran ini akan memberikan
nya diketahui faktor-faktor penyebab kecepatan tangensial pada fluida dirong-
perbedaan pengukuran antara teori dan ga antara kedua pipa. Sampah-sampah
pengukuran langsung adalah parameter tersebut akan mengendap bila lumpur
berat jenis, viskositas dan kedalaman, tidak mampu mengangkatnya. Bahan-
laju pompa dan kecepatan putar pipa bahan padat sampah yang bercampur
pengeboran. dengan lumpur selama pengeboran akan
Berat jenis dan viskositas dari mempengaruhi berat jenis lumpur. Berat
lumpur pengeboran di dalam lubang bor jenis lumpur selama sirkulasi lebih tinggi

191
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012

bila dibandingkan lumpur statik karena tekanan annulus semakin besar. Ting-
sampah akan bercampur dengan lumpur ginya pembacaan viskositas diakibatkan
dan mengakibatkan kenaikan berat jenis oleh banyaknya sampah di lubang bor
lumpur dalam proses sirkulasi. Bila yang akan mengurangi keenceran lum-
sampah-sampah ini sudah bersih ter- pur pengeboran.
angkat maka berat jenis lumpur dan Banyak sampah dalam lubang
tekanan yang terjadi di annulus akan bor juga dapat dipengaruhi oleh laju
berkurang. Pada laju pompa dan kece- pompa dan putaran pipa.
patan putar pipa pengeboran yang stabil, Semakin tinggi laju pompa dan
masih terdapat perbedaan pembacaatn semakin tinggi putaran pipa nilai tekanan
tetapi perbedaan yang terjadi akan lebih annulus dan ECD (Equivalent Circulating
sedikit. Density) semakin meningkat karena sam-
pah pada lubang pengeboran akan me-
KESIMPULAN nambah berat jenis dari lumpur. Pada
Kesimpulan-kesimpulan yang da- laju pompa dan kecepatan putar pipa
pat diambil adalah : pengeboran yang stabil, masih terdapat
Dari analisa data diperoleh per- perbedaan pembacaan tetapi perbedaan
bedaan antara perhitungan dan pem- yang terjadi akan lebih sedikit.
bacaan sensor dengan rincian sebagai Dari kesimpulan yang didapat
berikut: ECD (Equivalent Circulating Den- dalam penelitian ini maka penulis me-
sity) Rata-rata : 0,19ppg, Maksimum : ngemukakan saran untuk dilakukan ana-
0,35ppg dan Minimum 0,02ppg; Tekanan lisis lebih lanjut untuk mencari hubungan
annulus Rata-rata : 44,17 psi, Maksimum pengaruh sampah atau cutting pada
: 85,79psi dan Minimum 0,05psi. lubang bor terhadap berat jenis lumpur
Faktor paling dominan yang me- untuk perhitungan tekanan annulus.
nyebabkan perbedaan pengukuran seca- Selain itu juga perlu dilakukan
ra teori dan sensor adalah perbedaan analisis lebih lanjut untuk mencari hu-
berat jenis lumpur yang diukur pada bungan matematis pengaruh laju pompa
permukaan dan berat jenis yang pada dan kecepatan putaran pipa terhadap
lubang bor. Berat jenis dari lumpur pe- peningkatan jumlah sampah di annulus
ngeboran di dalam lubang bor dipenga- yang dapat mempengaruhi berat jenis
ruhi oleh material-material lain dari sam- lumpur sehingga persamaan yang ada
pah atau cutting. Persamaan yang ada saat ini dapat dikembangkan untuk mem-
belum di koreksi dengan mempertim- peroleh nilai tekanan annulus dan ECD
bangkan pengaruh material lain tersebut. (Equivalent Circulating Density) yang le-
Semakin banyak kandungan sampah di bih mendekati nilai pengukuran sensor.
lubang bor akan mengakibatkan semakin
tinggi nilai berat jenis sehingga perolehan DAFTAR PUSTAKA
ECD (Equivalent Circulating Density) dan Hawker, D., 2001, Drilling Fluids Hy-
tekanan annulus akan semakin besar. draulics, Datalog, Calgary
Perbedaan pengukuran juga di- Lapeyrouse, N. J., 2002, Formulas and
sebabkan oleh pengaruh viskositas. Calculations for Drilling, Produc-
Semakin tinggi pembacaan viskositas tion and Workover, Second Edi-
pada putaran rendah (dibawah 300 rpm) tion, Gulf Professional Publi-
akan mengakibatkan pembacaan ECD shing, Washington.
(Equivalent Circulating Density) dan

192

You might also like