Professional Documents
Culture Documents
Masuk: 3 Nopember 2011, revisi masuk: 11 Januari 2012, diterima: 25 Januari 2012
ABSTRACT
In oil drilling process, the application of pressure measurements in in space
between formation borehole and drill pipe (annulus) is very important. The correlation of
predicted and measured annulus pressures is a very complex. The engineer’s knowledge
of oil drilling process is very important to understand annulus pressure change and their
effects will influence the accuracy of annulus pressure predictions. Factors that should be
considered include the monitoring and collection of rig-site information such as density,
viscosity of mud, drilling depth, flow rate, and drill pipe rotation. The author collects the
data and made the analysis with supporting documents. The research concludes that
there are differences between predicted and measured annulus pressure. The most
dominant factor is mud density that measured on surface and the one in the bore hole.
The mud density in the borehole is influences by another material from rubbish and
cutting. The equation is not corrected by the influences of that another material. The
higher of percentage of rubbish in the bore hole will be caused the higher of mud density;
hence the ECD and annulus pressure will be higher also. The amount of rubbish also
influenced by viscosity, flow rate, and drill pipe rotation.
INTISARI
Pada proses pengeboran minyak penggunaan pengukuran tekanan pada rongga
antara lubang bor dan pipa pengeboran (rongga annulus) adalah sangat penting.
Hubungan antara tekanan annulus hasil perhitungan dan hasil pengukuran sensor dikaji
dalam skripsi ini. Pengetahuan teknik tentang proses pengeboran minyak sangat penting
untuk memahami perubahan tekanan annulus yang terjadi dan pengaruhnya terhadap
ketelitian perhitungan tekanan annulus. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
meliputi pengamatan dan pengumpulan informasi dari lokasi anjungan pengeboran
seperti berat jenis, viskositas dari lumpur, kedalaman pengeboran, laju pompa, dan
putaran pipa pengeboran. Penulis melakukan pengumpulan data pengeboran dan
melakukan analisa dengan menghubungkan berbagai data. Penelitian menyimpulkan
bahwa terjadi perbedaan antara tekanan annulus secara teori dan langsung. Faktor
paling dominan yang menyebabkan perbedaan pengukuran secara teori dan sensor
adalah perbedaan berat jenis lumpur yang diukur pada permukaan dan yang terdapat
pada lubang bor. Berat jenis dari lumpur pengeboran di dalam lubang bor dipengaruhi
oleh material-material lain dari sampah atau cutting. Persamaan yang ada belum di
koreksi dengan mempertimbangkan pengaruh material lain tersebut. Semakin banyak
kandungan sampah di lubang bor akan mengakibatkan semakin tinggi nilai berat jenis
sehingga perolehan ECD dan tekanan annulus akan semakin besar. Kandungan sampah
tersebut juga di pengaruhi oleh viskositas, laju pompa dan kecepatan putan pipa.
1
khairul.muhajir@ymail.com,
3
esataufik2@gmail.com
184
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
185
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
dimana:Vc = Kecepatan kritis (ft/min);ρm hilang di annulus harus dicari jenis aliran-
= Berat jenis lumpur (ppg); K= Indeks nya apakah laminar atau turbulen.
Konsistensi (lbsn/100 ft2); Dh= Diameter Perhitungan tekanan yang hilang
lubang (in);Dp = Diameter luar pipa (in); di annulus menggunakan persamaan
n= Indeks Power Law. (Lapeyrouse, 2002):
Menentukan kecepatan aliran ⎛ 2,4 Va 2n +1⎞ ⎛
n
KL ⎞
lumpur di annulus, lumpur yang mengalir Pslaminar= ⎜⎜ x ⎟⎟ x ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ Dh − Dp 3n ⎠ ⎝ 300( Dh − Dp) ⎠ … (7)
di annulus mempunyai kecepatan alir
yang dapat dihitung dengan persamaan 7 ,7 x10 5 ρ m 0 ,8 Q 1,8 PV 0 , 2 L
Ps turbulen =
sebagai berikut (Lapeyrouse, 2002): ( Dh − Dp ) 3 x ( Dh + Dp ) 1,8 … (8)
24,51 x Q dimana: Ps= Tekanan yang hilang di an-
Va = nulus (psi);Va = Kecepatan lumpur di an-
( Dh2 − Dp 2 ) …….…………….(4) nulus (ft/min); n = Indeks Power Law; K =
dimana : Va = Kecepatan lumpur di an- Indeks Konsistensi (lbsn/100 ft2); L= Pan-
nulus (ft/min);Q = Laju alir pompa (gpm); jang pipa (ft); Q = Laju alir pompa (gpm);
Dh= Diameter lubang (in);Dp= Diameter ρm = Berat jenis lumpur (ppg); Dh = Dia-
pipa (in); Menentukan pola aliran lumpur meter lubang (in); Dp= Diameter pipa (in)
Untuk mengetahui pola aliran lumpur di PV = Plastic viscosity (cp).
annulus dengan kecepatan tertentu da- Berat jenis sirkulasi ekuivalen
pat digunakan dua cara. lumpur (Equivalent Circulating Density
Cara pertama adalah dengan atau ECD). Berat jenis lumpur pada kon-
melihat kecepatan kritis, jika kecepatan disi statik dan dinamik tidak sama. Ketika
lumpur di annulus lebih besar dari ke- lumpur mengalir maka berat jenisnya
cepatan kritisnya, maka pola alirannya mengalami kenaikan (Lapeyrouse, 2002).
adalah turbulen. Ps
Cara kedua dengan melihat be- ECD = + ρm
0,05195 x TVD
sarnya bilangan Reynolds, yaitu perban- ……………. (9)
dingan gaya-gaya inersia terhadap visko- dimana : ECD = Berat jenis sirkulasi ekui-
sitas dari percobaan pada fluida New- valen lumpur / Equivalent Circulating
tonian, diketahui bahwa untuk Re>3000 Density (ppg); Ps = Tekanan yang hilang
adalah turbulen, dan Re<2000 adalah di annulus (psi); ρm = Berat jenis lumpur
laminar, sedangkan diantaranya adalah (ppg).
transisi (Hawker, 2001). Bilangan Rey- Menentukan Tekanan annulus
nolds dapat dihitung dengan persamaan : dapat dihitung dengan (Gzara dan Coo-
15,467 x Va ( Dh − Dp ) ρm …….(5) per, 2008):
NR = Pannulus = ECD x [g (TVD − EHED )]+ PBalik .. (10)
μea
dimana: Pannulus = Tekananannulus
dimana: NR = Bilangan Reynolds;Va= (psi); g = Konstanta gravitasi (0.05195
Kecepatan lumpur di annulus (ft/min); ρm untuk mendapatkan ECD dalam ppg);
= Berat jenis lumpur (ppg);Dh= Diameter TVD = Kedalaman vertikal (ft); EHED
lubang (in); Dp = Diameter pipa (in); μea = Jarak acuan kedalaman dan jalur pem-
= Effective viscosity annulus (cp). buangan (ft); PBali = Tekanan balik (psi)
Sedangkan untuk Effective visco- Tekanan balik tidak ada bila pengeboran
sity annulus, dapat dihitung dengan per- memakai riser.
samaan (6): Tekanan balik tidak ada bila
( na −1)
⎛ 2,41 x Va ⎞ ⎛ 2n + 1 ⎞ …(6)
n
pengeboran memakai riser. Apabila
μea = 100 K ⎜⎜ ⎟⎟ x⎜ ⎟
⎝ Dh − Dp ⎠ ⎝ 3n ⎠ lumpur dibuang ke laut maka tekanan
dimana: μea= Effective viscosity annulus balik dihitung dengan persamaan :
(cp); K= Indeks Konsistensi (lbsn/100 ft2); PBalik = g x WD x ρsw ……. (11)
n = Indeks Power Law; Va = Kecepatan dimana: PBalik = Tekanan balik (psi); g
lumpur di annulus (ft/min); Dh= Diameter = Konstanta gravitasi (0.05195 untuk
lubang (in); Dp = Diameter pipa (in) mendapatkan ECD dalam ppg).WD =
Tekanan yang hilang di annulus Kedalaman air atau water depth (ft); ρsw
dipengaruhi bentuk aliran lumpur yang = berat jenis air laut (8,5 ppg). Cara kerja
terjadi. Untuk mengetahui tekanan yang sensor tekanan annulus adalah ketika
186
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
fluida pengeboran memasuki lubang dan ting Density) terhadap kedalaman. Nilai
menekan dinding yang bersifat elastis. ECD terlihat cukup tidak terpengaruh
Deformasi yang terjadi diukur dengan dengan pertambahan kedalaman. Terda-
strain gauge. pat penurunan nilai ECD pada sekitar
Sensor ini dikalibrasi pada kedalaman 4750 dan 4850 ft.
berbagai tekanan dan temperatur statik Secara teoritis, ECD berbanding
untuk menentukan koefisien tekanan dan terbalik dengan kedalaman. Akan tetapi
temperatur. Adapun sensor Annulus kedalaman disini dikalikan dengan kons-
ditunjukkan pada Gambar 2. tanta gravitasi (0.05195) sehingga hasil
yang diperoleh sangat kecil dan tidak
begitu mempengaruhi perhitungan ECD.
Tekanan Annulus berdasarkan Perhitungan
Tekanan Annulus
2700
Tekanan Annulus (psi)
2650
2600
2550
2500
4700 4750 4800 4850 4900
Kedalaman TVD (ft)
10.6
10.4
10.4
10.2
10.2
4700 4750 4800 4850 4900
4700 4750 4800 4850 4900 Kedalaman TVD (ft)
Kedalaman TVD (ft)
187
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
dan Tekanan Annulus dalam satuan psi psi, Maksimum : 85,79 psi dan Minimum
secara langsung. Data-data tersebuat ke- 0,05 psi
mudian ditampilkan dalam bentuk grafik. Perbandingan dalam bentuk Grafik
Gambar 5. didapat dari perbandingan dapat dilihat pada Gambar 7.
ECD (Equivalent Circulating Density) ter-
hadap kedalaman. Nilai ECD didapat Perbandingan ECD Sensor dan Perhitungan
sekitar 10.4 sampai 10.7 ppg dan tidak ECD Sensor
ECD P hit
dipengaruhi dengan kedalaman. Terda- 10.8
pat penurunan nilai ECD pada sekitar
ECD (ppg)
kedalaman 4750 dan 4850 ft. 10.6
2750
dalaman. Nilai Tekanan Annulus mening- 2700
kat sebanding dengan kedalaman. Ter- 2650
dapat penurunan nilai Tekanan Annulus 2600
pada sekitar kedalaman 4750 dan 4850
2550
ft, hal ini akan dibahas lebih lanjut pada
2500
sub bab Analisa hasil penelitian.
4700 4750 4800 4850 4900
Secara teoritis, Tekanan Annulus
Kedalaman TVD (ft)
berbanding lurus dengan kedalaman. Hal
ini dibuktikan dengan hasil perhitungan
bahwa Tekanan Annulus semakin tinggi Gambar 8. Grafik antara kedalaman,
pada saat pengeboran semakin dalam. tekanan annulus perhitungan dan sensor
Perbandingan data tekanan ber-
dasarkan perhitungan manual dengan Gambar 8. didapat dari perban-
pengukuran sensor untuk kedalaman dingan Tekanan Annulus secara teori
vertikal 4699–4900ft. Dari data yang di- dan dari pembacaan sensor terhadap ke-
peroleh didapat pebedaan antara per- dalaman. Nilai Tekanan Annulus dengan
hitungan dan pembacaan sensor dengan berbeda rata-rata 44,17 psi, Maksimum :
rincian sebagai berikut: ECD (Equivalent 85,79 psi dan Minimum 0,05 psi. Nilai
Circulating Density) Rata-rata : 0,19ppg, Tekanan Annulus tidak terpengaruh ke-
Maksimum : 0,35 ppg dan Minimum 0,02 dalaman. Terdapat penurunan nilai Te-
ppg.Tekanan annulus Rata-rata: 44,17 kanan Annulus baik secara teori dan dari
188
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
pembacaan sensor pada sekitar ke- dapat dilihat bahwa terjadi penurunan
dalaman 4750 dan 4850 ft. tekanan annulus pada kedalaman ver-
Parameter laju alir pompa ditam- tikal 4739–4752ft TVD. Tekanan annu-
pilkan pada grafik, pada Gambar 9 dan lus pada bacaan sensor mengalami pe-
10 untuk mengetahui perubahan laju nurunan sekitar 60 psi (4,14MPa). Pada
pompa yang digunakan dalam perhitung- perhitungan dengan persamaan yang
an tekanan dan sensor. Perubahan laju ada juga diperoleh penurunan tetapi
pompa yang diperoleh sekitar 3 gpm. hanya sekitar 4psi (0,027Mpa pada teka-
Dapat disimpulkan bahwa perubahan laju nan annulus di interval kedalaman yang
pompa merupakan faktor penyebab dari sama. Fenomena ini juga terjadi pada
penurunan tekanan annulus dan ECD kedalaman vertikal 4828–4839ft TVD.
yang didapatkan melalui perhitungan.
Hubungan perubahan kecepatan laju Pengaruh Laju Pompa terhadap
pompa dan nilai yang diperoleh lewat Tekanan Annulus
Tekanan Annulus Sensor Tekanan Annulus Perhitungan
perhitungan bersifat proporsional pada Laju Pompa
2800 360
persamaan. Hal ini juga dibuktikan bah-
Tekanan Annulus
2750 300
wa perubahan laju pompa juga mempe- 2700 240
Laju Pompa
ngaruhi hasil pembacaan sensor.
(psi)
2650 180
(gpm)
2600 120
2550 60
Pengaruh Laju Pompa terhadap ECD
ECD Sensor ECD Perhitungan Laju Pompa 2500 0
10.8 330 4700 4750 4800 4850 4900
Kedalaman TVD (ft)
Laju Pompa (gpm)
275
ECD (ppg)
10.6 220
165 Gambar 10. Grafik efek laju pompa pada
10.4 110 tekanan annulus perhitungan dan sensor
55
10.2 0 Pada kedalaman tersebut terjadi
4700 4750 4800 4850 4900 penurunan laju pompa sebesar 3 gpm.
Kedalaman TVD (ft) Dapat disimpulkan bahwa perubahan laju
pompa merupakan salah satu faktor
Gambar 9. Grafik efek laju pompa pada penyebab penurunan tekanan annulus
ECD perhitungan dan sensor dan perbedaan nilai yang didapatkan
melalui perhitungan dengan pembacaan
Pada Gambar 9. dapat dilihat sensor.
bahwa terjadi penurunan ECD pada ke-
dalaman vertikal 4739–4752ft TVD. ECD Pengaruh Putaran Pipa terhadap ECD
pada bacaan sensor mengalami penu- ECD Sensor ECD Perhitungan Putaran Pipa
10.8 75
runan sekitar 0,4ppg (0,048g/cm3). Pada
Putaran pipa (rpm)
189
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
yang paling cepat selama proses penge- terval kedalaman yang sama. Fenomena
boran yaitu 64rpm dan terdapat kondisi yang sama juga terjadi pada kedalaman
pipa tidak diputar (0 rpm) yang dilakukan vertikal 4828–4839ft TVD.
oleh directional driller untuk mengendali- Pada kedalaman tersebut terjadi
kan arah mata bor. penurunan putaran pipa sebesar 64 rpm.
Dari gambar terlihat jelas ketika Dapat disimpulkan bahwa perubahan
pipa berhenti berputar maka tekanan an- putaran pipa merupakan salah satu fak-
nulus akan menurun secara drastis. Ke- tor penyebab penurunan tekanan annu-
tika pipa diputar dari kondisi diam, teka- lus dan perbedaan nilai yang didapatkan
nan annulus dan ECD akan meningkat melalui perhitungan dengan pembacaan
tetapi tidak secepat ketika pipa berhenti sensor.
berputar. Untuk menentukan faktor utama
Pada Gambar 11. dapat dilihat penyebab perbedaan hasil pengukuran
bahwa terjadi penurunan ECD pada perlu dilihat hasil pengukuran pada saat
kedalaman vertikal 4739 – 4752 ft TVD. laju pompa dan putaran pipa stabil yanga
ECD pada bacaan sensor mengalami akan disajikan dalam bentuk grafik pada
penurunan sekitar 0,4 ppg (0,048 g/cm3). Gambar 13.
Pada perhitungan dengan persamaan
yang ada juga diperoleh penurunan ECD pada putaran pipa yang stabil
tetapi hanya sekitar 0,03 ppg (0,004 12
ECD Sensor ECD Perhitungan Putaran Pipa
200
g/cm3) pada ECD di interval kedalaman
Putaran Pipa (rpm)
11.5 150
yang sama. Fenomena yang sama juga
ECD (ppg)
2700 60
Putaran Pipa
90
Pada Gambar 12. dapat dilihat
3400 60
bahwa terjadi penurunan tekanan annu-
30
lus pada kedalaman vertikal 4739–4752ft
3200 0
TVD. Tekanan annulus pada bacaan 6200 6250 6300 6350 6400
sensor mengalami penurunan sekitar Kedalaman TVD (ft)
190
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
Tekanan Annulus
Laju Pompa (gpm)
3800 320
ECD pada laju pompa yang stabil
3600 240
(psi)
ECD Sensor ECD Perhitungan Laju pompa
12 400
350 3400 160
Laju Pompa (gpm)
11.5 300
3200 80
ECD (ppg)
250
11 200
3000 0
150
10.5 100
6200 6250 6300 6350 6400
Kedalaman TVD (ft)
50
10 0
6200 6250 6300 6350 6400 Gambar 16. Grafik pengaruh laju pompa
Kedalaman TVD (ft)
pada tekanan annulus (6200 – 6400 ft)
Gambar 15. Grafik pengaruh laju pompa Pengukuran sample dari lumpur
pada ECD (6200–6400ft) pengeboran yang meliputi berat jenis dan
viskositas di lakukan di permukaan.
Gambar 15. diambil pada keda- Pengukuran tidak bisa dilakukan secara
laman vertikal 6200–6400ft TVD. Pada langsung di dalam lubang pengeboran.
grafik tersebut masih dapat kita lihat Sampai saat ini belum ada sensor yang
terjadi perbedaan perhitungan secara bisa mengukur berat jenis dan viskositas
teori dan pengukuran sensor. Selain hal secara langsung di dalam lubang pe-
tersebut dapat kita simpulkan juga bahwa ngeboran. Pengukuran dilakukan dengan
kecepatan putar pipa pengeboran yang seakurat mungkin dengan cara melaku-
stabil (±300 gpm) akan sedikit mempe- kan pengukuran dengan cepat dan teliti.
ngaruhi perubahan ECD. Selain faktor perbedaan pemba-
Pada Gambar 16. diambil pada caan, banyaknya sampah tersebut juga
keda-laman vertikal 6200–6400ft TVD. dapat dipengaruhi oleh laju pompa dan
Pada grafik tersebut masih dapat kita putaran pipa.
lihat terjadi perbedaan perhitungan Semakin tinggi laju pompa dan
secara teori dan pengukuran sensor. semakin tinggi putaran pipa maka se-
Selain hal tersebut dapat kita simpulkan makin besar kecepatan tangensialnya,
juga bahwa kecepatan putar pipa pe- sehingga akan membantu pengangkatan
ngeboran yang stabil (±300 gpm) akan sampah di annulus. Secara teoritis, aliran
sedikit mempengaruhi perubahan teka- diantara 2 pipa silinder akan berbentuk
nan annulus. helikal bila salah satu atau kedua pipa
Dari berbagai analisa sebelum- diputar. Putaran ini akan memberikan
nya diketahui faktor-faktor penyebab kecepatan tangensial pada fluida dirong-
perbedaan pengukuran antara teori dan ga antara kedua pipa. Sampah-sampah
pengukuran langsung adalah parameter tersebut akan mengendap bila lumpur
berat jenis, viskositas dan kedalaman, tidak mampu mengangkatnya. Bahan-
laju pompa dan kecepatan putar pipa bahan padat sampah yang bercampur
pengeboran. dengan lumpur selama pengeboran akan
Berat jenis dan viskositas dari mempengaruhi berat jenis lumpur. Berat
lumpur pengeboran di dalam lubang bor jenis lumpur selama sirkulasi lebih tinggi
191
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
bila dibandingkan lumpur statik karena tekanan annulus semakin besar. Ting-
sampah akan bercampur dengan lumpur ginya pembacaan viskositas diakibatkan
dan mengakibatkan kenaikan berat jenis oleh banyaknya sampah di lubang bor
lumpur dalam proses sirkulasi. Bila yang akan mengurangi keenceran lum-
sampah-sampah ini sudah bersih ter- pur pengeboran.
angkat maka berat jenis lumpur dan Banyak sampah dalam lubang
tekanan yang terjadi di annulus akan bor juga dapat dipengaruhi oleh laju
berkurang. Pada laju pompa dan kece- pompa dan putaran pipa.
patan putar pipa pengeboran yang stabil, Semakin tinggi laju pompa dan
masih terdapat perbedaan pembacaatn semakin tinggi putaran pipa nilai tekanan
tetapi perbedaan yang terjadi akan lebih annulus dan ECD (Equivalent Circulating
sedikit. Density) semakin meningkat karena sam-
pah pada lubang pengeboran akan me-
KESIMPULAN nambah berat jenis dari lumpur. Pada
Kesimpulan-kesimpulan yang da- laju pompa dan kecepatan putar pipa
pat diambil adalah : pengeboran yang stabil, masih terdapat
Dari analisa data diperoleh per- perbedaan pembacaan tetapi perbedaan
bedaan antara perhitungan dan pem- yang terjadi akan lebih sedikit.
bacaan sensor dengan rincian sebagai Dari kesimpulan yang didapat
berikut: ECD (Equivalent Circulating Den- dalam penelitian ini maka penulis me-
sity) Rata-rata : 0,19ppg, Maksimum : ngemukakan saran untuk dilakukan ana-
0,35ppg dan Minimum 0,02ppg; Tekanan lisis lebih lanjut untuk mencari hubungan
annulus Rata-rata : 44,17 psi, Maksimum pengaruh sampah atau cutting pada
: 85,79psi dan Minimum 0,05psi. lubang bor terhadap berat jenis lumpur
Faktor paling dominan yang me- untuk perhitungan tekanan annulus.
nyebabkan perbedaan pengukuran seca- Selain itu juga perlu dilakukan
ra teori dan sensor adalah perbedaan analisis lebih lanjut untuk mencari hu-
berat jenis lumpur yang diukur pada bungan matematis pengaruh laju pompa
permukaan dan berat jenis yang pada dan kecepatan putaran pipa terhadap
lubang bor. Berat jenis dari lumpur pe- peningkatan jumlah sampah di annulus
ngeboran di dalam lubang bor dipenga- yang dapat mempengaruhi berat jenis
ruhi oleh material-material lain dari sam- lumpur sehingga persamaan yang ada
pah atau cutting. Persamaan yang ada saat ini dapat dikembangkan untuk mem-
belum di koreksi dengan mempertim- peroleh nilai tekanan annulus dan ECD
bangkan pengaruh material lain tersebut. (Equivalent Circulating Density) yang le-
Semakin banyak kandungan sampah di bih mendekati nilai pengukuran sensor.
lubang bor akan mengakibatkan semakin
tinggi nilai berat jenis sehingga perolehan DAFTAR PUSTAKA
ECD (Equivalent Circulating Density) dan Hawker, D., 2001, Drilling Fluids Hy-
tekanan annulus akan semakin besar. draulics, Datalog, Calgary
Perbedaan pengukuran juga di- Lapeyrouse, N. J., 2002, Formulas and
sebabkan oleh pengaruh viskositas. Calculations for Drilling, Produc-
Semakin tinggi pembacaan viskositas tion and Workover, Second Edi-
pada putaran rendah (dibawah 300 rpm) tion, Gulf Professional Publi-
akan mengakibatkan pembacaan ECD shing, Washington.
(Equivalent Circulating Density) dan
192