You are on page 1of 11

PERKADERAN INTELEKTUAL PIMPINAN CABANG

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN


SUKOHARJO
Muflihah Dwi Lestari
Pimpinan Wilayah IPM Jawa Timur
Email: Hatifsyarah@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to describe the existing intellectual cadre in the Branch of
Muhammadiyah Student Association Sukoharjo District (PC IMM Sukoharjo
District). This research is a qualitative field research. The object of this research
is intellectual cadre of PC IMM Sukoharjo district. Data collection techniques in
this study is using observation, interview and documentation. Data analysis in this
research is descriptive qualitative analysis. In this study found that the intellectual
cadring applied in PC IMM Sukoharjo District there are two types namely intellectual
main cadres and supporters. The main intellectual cadres are in the form of the
Red Beret (BM) and Sukoharjo Intellectual School (SI School) activities, while the
intellectual supportive arena is conducted in the form of discussion. The methods
applied in intellectual cadre are three namely Focus Group Discussion (FGD),
presentations, and assignments. The implementation of intellectual cadre has a
supporting factor and an inhibiting factor. Supporting factors are from within the
PC PC IMM Sukoharjo District, among others: (1) Orientation of the movement
established IMM Sukoharjo directed to intellectuals; (2) The condition of PC IMM
Sukoharjo has vision of scientific mission and habit of discussion. Factors from
outside the PC body IMM Sukoharjo District support from the demisioner institution
or institution Muhammadiyah. Factor inhibiting intellegent intellectual PC IMM of
Sukoharjo Regency: (1) In terms of implementing less consistent of committee to job
distribution becoming its amanah, so that affect the concept that has been arranged
neatly not well implemented; (2) There is still a leader or cadre who lacks interest in
the field of science, so that the target of all leaders and cadres to master the science
well has not been fully implemented; (3) The financial constraint becomes unsolved,
because PC IMM of Sukoharjo Regency is still highly dependent with the help from
other party

Keywords: cadring, Intellectual, Muhammadiyah Student Association

38 Tajdida, Vol. 15, No. 1, Juni 2017


‫تقصد هذه الدراسة وصف إعداد الكوادر املفكرين القائمني يف الرائسة الفرعية لرابطة طالب جامعية‬
‫احملمدية مبحافظة سوكوهارجو‪ .‬هذه الدراسة حبث ميداين نوعي‪ .‬هدف هذه الدراسة هو إعداد‬
‫الكوادر املفكرين للرائسة الفرعية لرابطة طالب جامعية احملمدية مبحافظة سوكوهارجو‪ .‬طريقة مجع‬
‫البياانت يف هذه الدراسة ابستخدام املشاهدة‪ ،‬املقابلة والواثئق‪ .‬حتليل البياانت يف هذه الدراسة هو‬
‫حتليل نوعي وصفي‪ .‬توجد يف هذه الدراسة أن إعداد الكوادر املفكرين الذي قامت به الرائسة الفرعية‬
‫لرابطة طالب جامعية احملمدية مبحافظة سوكوهارجو قسمني يعين إعداد الكوادر املفكرين األساسي‬
‫والداعم‪ .‬إعداد الكوادر األساسي يف شكل أنشطة القبعات احلمراء ومدرسة سوكوهارجو للمفكرين‪،‬‬
‫أما يف إعداد الكوادر الداعم ينظم يف شكل املناقشة‪ .‬األساليب املطبقة يف إعداد الكوادر املفكرين‬
‫ثالثة يعين مناقشة جمموعة الرتكيز‪ ،‬تقدمي العرض والواجب‪ .‬تنفيذ إعداد الكوادر املفكرين لديه‬
‫العوامل الداعمة وعوامل التثبيط‪ .‬العوامل الداعمة يف الرائسة الرائسة الفرعية لرابطة طالب جامعية‬
‫احملمدية مبحافظة سوكوهارجو‪ ،‬منها‪ )1( :‬يوجه اجتاه إبنشاء رابطة طالب جامعية احملمدية مبحافظة‬
‫سوكوهارجو حنو الفكرية؛ (‪ )2‬وضع الرائسة الرائسة الفرعية لرابطة طالب جامعية احملمدية مبحافظة‬
‫سوكوهارجو الذي لديه الرؤية والرسالة العلمية وحب املناقشة‪ .‬العامل اخلارجي من الرائسة الرائسة‬
‫الفرعية لرابطة طالب جامعية احملمدية مبحافظة سوكوهارجو وجود الدعم من جانب الوكالة اخلارجية‬
‫واحملمدية‪ .‬عوامل التثبيط إلعداد الكوادر املفكرين يف الرائسة الرائسة الفرعية لرابطة طالب جامعية‬
‫احملمدية مبحافظة سوكوهارجو‪ )1( :‬من جانب التنفيذ أقل اتساقا حنو الوصف الوظيفي املكلف له‪ ،‬مما‬
‫يؤثر على املفهوم الذي مت ترتيبها بدقة أقل القيام به بشكل جيد؛ (‪ )2‬ال يزال هناك قادات أو كوادر‬
‫مل يستوعبوا يف اجلانب العلمي‪ ،‬وابلتايل فإن هدف مجيع القادات والكوادر الستعاب العلم مل ينفذ‬
‫كامال‪ )3( .‬فالقيود املالية تصبح دون حل‪ ،‬ال تزال الرائسة الرائسة الفرعية لرابطة طالب جامعية‬
‫‪.‬احملمدية مبحافظة سوكوهارجو تعتمد اعتمادا كبريا مبساعدة من اجلهات األخرى‬

‫الكلمات الرئيسية‪ :‬إعداد الكوادر‪ ،‬الفكرية‪ ،‬رابطة طالب جامعية احملمدية‬


‫‪PENDAHULUAN‬‬ ‫‪melanjutkan estafet kepemimpinan.‬‬
‫‪Perkaderan‬‬ ‫‪IMM‬‬ ‫‪memiliki‬‬
‫‪Ikatan Mahasiswa Muham-‬‬
‫‪tanggung jawab dalam ranah‬‬
‫‪madiyah‬‬ ‫)‪(IMM‬‬ ‫‪merupakan‬‬
‫‪keagamaan, kemahasiswaan, dan‬‬
‫‪organisasi otonom yang memberikan‬‬
‫‪kemasyarakatan. Ranah perkaderan‬‬
‫‪sumbangsih‬‬ ‫‪perkaderan‬‬ ‫‪bagi‬‬
‫‪IMM ini yang disebut dengan istilah‬‬
‫‪persyarikatan‬‬ ‫‪Muhammadiyah.‬‬
‫‪Tri Kompetensi Dasar (Religiusitas,‬‬
‫‪Sebagai organisasi kader, IMM‬‬
‫‪Intelektualias dan Humanitas). Sesuai‬‬
‫‪memposisikan perkaderan sebagai‬‬
‫‪dengan ruang lingkup mahasiswa,‬‬
‫‪hal yang paling mendasar. Perkaderan‬‬
‫‪perkaderan IMM lebih diarahkan‬‬
‫‪meregenerasi‬‬ ‫‪personal‬‬ ‫‪dalam‬‬
‫‪pada menciptakan sumber daya‬‬
‫‪mewujudkan tujuan organisasi dan‬‬

‫‪Perkaderan Intelektual Pimpinan... - Muflihah Dwi Lestari 39‬‬


manusia yang memiliki kapasitas dari realiatas yang ada penulis
mumpuni di bidang akademik. mengangkat fenomena tersebut
IMM memiliki tujuan untuk menjadi skripsi dengan judul:
membentuk akademisi Islam yang “Perkaderan Intelektual Pimpinan
berakhlak mulia dalam rangka Cabang Ikatan Mahasiswa
mencapai tujuan Muhammadiyah. Muhammadiyah Kabupaten
Berdasarkan tujuan IMM tersebut Sukoharjo”.
selain menjadi organisasi kader, Rumusan masalah disusun
IMM juga sebagai organisasi Islam dalam rangka membatasi penelitian
dan organisasi pergerakan. IMM agar tidak melebar ke permasalahan
sebagai organisasi Islam mengemban yang lain, sehingga lebih terarah dan
amanah dakwah Islam dalam mudah dipahami. Berdasarkan latar
lingkup mahasiswa dan masyarakat belakangtersebutpenulismenentukan
luas. IMM sebagai organisasi rumusan masalah sebagai berikut:
pergerakan, memiliki tugas Apa saja jenis kegiatan perkaderan
dalam pemberdayaan masyarakat intelektual Pimpinan Cabang
dan mencerdaskan masyarakat. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Sebagai akademisi, pemberdayaan Kabupaten Sukoharjo? Apa metode
masyarakat ditekankan pada ranah yang digunakan dalam perkaderan
keilmuan. Pencerdasan masyarakat intelektual Pimpinan Cabang
melalui pendidikan Islam dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
IMM termanifesto dalam perkaderan Kabupaten Sukoharjo? Apa faktor
intelektual. Hal ini didasarkan pada pendukung dan penghambat
falsafah perkaderan IMM yaitu perkaderan intelektual Pimpinan
mengembangkan nilai nilai uswah, Cabang Ikatan Mahasiswa
paedagogi – kritis dan hikmah untuk Muhammadiyah Kabupaten
mewujudkan gerakan IMM sebagai Sukoharjo?
gerakan intelektual.1 Ada beberapa penelitian yang
Penulis tertarik melakukan berkaitan dengan penelitian ini
penelitian tentang sejauh mana antara lain. Suratman (UMS, 2009)
peran perkaderan intelektual dalam menulis skripsi yang berjudul
mewujudkan tujuan utama Ikatan “Pendidikan Kader Ikatan Mahasiswa
Mahasiswa Muhammadiyah. Muhammadiyah (studi Kasus di
Berdasarkan Grand Desain diatas, IMM Komisariat Muhammad Abduh
Penelitian ini bermaksud menjadikan Fakultas Agama Islam Universitas
PC IMM Kab.Sukoharjo sebagai Muhammadiyah Surakarta)”.2
objek dari penelitian ini. Berpijak Suratman menyimpulkan bahwa
1
Khotimun Susanti dkk. Sistem Pengkaderan Ikatan (SPI) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, 2011), hlm. 1.
2
Suratman, “Pendidikan Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Studi Kasus di
IMM Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Surakarta)”. Skripsi, Fakultas Agama Islam, UMS. 2009. Tidak diterbitkan.

40 Tajdida, Vol. 15, No. 1, Juni 2017


model pendidikan kader dalam Muhammadiyah Muh. Abduh FAI-
IMM komisariat Muhammad UMS. Selanjutnya, dalam upaya
Abduh terbagi menjadi dua yaitu penanaman nilai-nilai pendidikan
formal dan non formal. Pendidikan Islam dengan menggunakan empat
formal seperti Darul Arqom Dasar metode pendidikan yaitu metode
(DAD), Latihan Instruktur Dasar diskusi, metode percakapan,
(LID) dan Pendididkan Khusus metode keteladanan dan metode
IMMawati Dasar (DIKSUSWATIDA), pembiasaan.
sedangkan non formal seperti Kader secara etimologis berasal
MASTA dan Pejuang Muda. Kedua dari bahasa Peranciscadre atau les
model pendidikan kader tersebut cadresyang berarti anggota inti
sama-sama menggunakan metode yang menjadi bagian terpilih, dalam
Half Adult Learning (HAL), Focus lingkup dan lingkungan pimpinan
Group Discussion (FGD), Membaca serta mendampingi di sekitar
Tematik dan brainstorming.Skripsi kepemimpinan.4 Kedudukan sebagai
yang diteliti oleh Mila Ayuningtiyas penerus kepemimpinan inilah yang
(UMS, 2015) dengan judul “Nilai- menjadikan kader berada pada
nilai Pendidikan Islam dalam posisi inti dalam sebuah organisasi.
Organisasi Ikatan Mahasiswa Organisasi merupakan wadah dari
Muhammadiyah Komisariat bagian organ penting diibaratkan
Muhammad Abduh Fakultas Agama tubuh, sedang kader merupakan
Islam Universitas Muhammadiyah organ penting dalam tubuh
Surakarta Periode 2014”.3 Penelitian diibaratkan darah yang mengalir ke
tersebut menyimpulkan nilai-nilai seluruh tubuh. Pengertian lain, kader
pendidikan Islam dalam organisasi (Latin:quadrum), berarti empat
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah persegi panjang atau kerangka.
Komisariat Muhammad Abduh Kader dapat didefinisikan sebagai
FAI-UMS mencakup empat nilai kelompok manusia yang terbaik
pendidikan Islam yaitu nilai karena terpilih, yaitu merupakan
aqidah, nilai ibadah, nilai akhlak tulang punggung (kerangka) dari
dan nilai muamalah. Nilai-nilai kelompok yang labih besar dan
keislaman tersebut terealisasi terorganisasi secara permanen.5
dalam kegiatan-kegiatan dan Berdasarkan uraian di atas
materi dalam Ikatan Mahasiswa maka sebuah organisasi perlu
3
Mila Ayuningtiyas, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta Periode 2014.” Skripsi. Fakultas Agama Islam. UMS. 2015. Tidak
diterbitkan.
4
Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sistem Perkaderan
Muhammadiyah (Yogyakarta:MPK PP Muhammadiyah, 2016), hlm. 33.
5
Mohammad Djazman, Muhammadiyah Peran Kader dan Pembinaanya (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 1989), hlm. 13.
Perkaderan Intelektual Pimpinan... - Muflihah Dwi Lestari 41
merancang cara yang sistematik untuk utamanya bukanlah mengejar
mendapatkan kader yang qualified. tujuan praktis melainkan mencari
Sistem perkaderan merupakan kegembiraan dalam mengolah seni,
pedoman dalam menjalankan sebuah ilmu dan renungan metafisik.
perkaderan, baik secara formal Pendidikan Islam adalah
maupun secara non formal. Sebuah proses internalisasi dan penanaman
perangkat yang tersusun secara adab pada diri manusia. Sehingga
runtut, terarah, detail dalam rangka muatan substansial yang terjadi
mengasuh dan mengembangkan dalam kegiatan pendidikan Islam
potensi yang ada dalam diri setiap adalah interaksi yang menanamkan
kader. adab. Seperti yang diungkapkan al-
Sistem Perkaderan dalam Attas, bahwa pengajaran dan proses
Muhammadiyah yaitu seperangkat mempelajari ketrampilan betapa
unsur dan keseluruhan komponen pun ilmiahnya tidak dapat diartikan
yang saling berkaitan secara teratur sebagai pendidikan bilamana
sehingga membentuk suatu totalitas di dalamnya tidak ditanamkan
yang berhubungan dengan kader ‘sesuatu’.8 Pendidikan merupakan
dan kaderisasi di Muhammadiyah.6 pilar utama untuk menanamkan
Perkaderan merupakan hal penting adab pada diri manusia, agar berhasil
bagi sebuah organisasi, karena dalam hidupnya, baik di dunia ini
merupakan inti dari kelanjutan maupun di akhirat. Pendidikan Islam
perjuangan organisasi ke depan. dimaksudkan sebagai sebuah wahana
Perkaderan adalah sebuah keniscayaan penting untuk penanaman ilmu
mutlak membangun struktur kerja pengetahuan yang memiliki kegunaan
yang mandiri dan berkelanjutan pragmatis dengan kehidupan
Julian Benda dalam buku masyarakat. Karena itu, menurut al-
Edward Said mendefinisikan Attas, antara ilmu, amal dan adab
intelektual sebagai segelintir manusia merupakan satu kesatuan (entitas)
sangat berbakat dan yang diberkahi yang utuh. 9
moral filsuf–raja7, yakni membangun Al attas mengkasifikasikan ilmu
kesadaran umat manusia. Julian dalam dua jenis, yaitu ilmu-ilmu
benda dalam bukunya yang berjudul agama yang di dalamnya menyangkut
La Trahison des Clercs menggambarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, Asy-Syariah,
intelektual sebagai sosok yang teologi, Metafisika, Ilmu–ilmu
ideal. Yakni manusia yang kegiatan linguistic (bahasa Arab). Yang kedua

6
Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sistem, hlm. 37.
7
Edward W Said, Peran–peran Intelektual (Jakarta: YayasanPustaka Obor Indonesia,
2014), hlm 2.
8
Abdul khaliqdkk. PemikiranPendidikan Islam.“Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer”
(Semarang: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 275
9
Ibid hlm. 222

42 Tajdida, Vol. 15, No. 1, Juni 2017


ilmu ilmu rasional, intelektual IMM. Sebagai organisasi kader
dan filosofis yang di dalamnya Muhammadiyah, perkaderan IMM
menyangkut ilmu-ilmu kemanusiaan, diarahkan pada terbentuknya kader
ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu terapan yang bisa berkembang sesuai dengan
dan ilmu-ilmu teknologi.10Perkaderan spesifikasi profesi yang ditekuninya,
intelektual dibutuhkan dalam kritis, tekun, trampil, dinamis dan
rangka menanamkan ilmu-ilmu utuh.12Perkaderan dalam IMM
atau wawasan intelektual pada diri bertujuan untuk mengembangkan
seseorang. Peran perkaderan dalam sumber daya manusia agar memiliki
pendidikan Islam relative besar dalam kapasitas yang mumpuni. Dalam
mengembangkan gagasan-gagasan perkaderam IMM harus dilandasi
pendidikan. dengan landasan nilai dan etika,
Kaum intelektual adalah landasan hukum dan landasan formal
mereka yang berkecimpung dalam organisasi.13
masyarakat. Layaknya Ali Syariati
berpendapat bahwa tanggung jawab METODE PENELITIAN
para intelek adalah mengendalikan
Penelitian ini merupakan
diri dan ide-ide yang ada dalam
penelitian lapangan yang bersifat
masyarakat.11 Pendapat Ali Syari’ati
kualitatif. Penelitian lapangan tidak
menunjukan bahwa seorang
menjelaskan data dengan angka
intelek memiliki tanggung jawab
maupun statistik. Penelitian ini
dalam memberikan pemahaman-
menggunakan metode deskriptif yang
pemahaman terhadap masyarakat
bertujuan untuk mengumpulkan
(orang-orang awam).Seorang intelek
data dan menguraikanya secara
harus berhadapan langsung dengan
menyeluruh dan diteliti sesuai
masyarakat untuk menyebarluaskan
dengan persoalan yang akan
ide dan pemahaman.
dipecahkan. Subyek penelitian adalah
14
Sistem Perkaderan Ikatan orang-orang yang berhubungan
(SPI) merupakan sebuah sistem langsung dalam memberikan
yang menjadi pedoman dalam informasi tentang situasi dan kondisi
penyelenggaraan perkaderan IMM. lokasi atau obyek penelitian.15
SPI IMM menjelaskan beberapa sub Subyek dalam penelitian ini adalah
bab pembahasan perkaderan dalam
10
Syed Muhammad Al-Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam (Bandung:
Mizan, 1996), hlm. 89-90
11
Ali Syariati, Tugas Cendekiawan Muslim (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 248.
12
Khotimun Susanti dkk, Sistem Perkaderan Ikatan (SPI) IkatanMahasiswa Muhammadiyah.
(Jakarta Pusat: Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. 2011), hlm. 1.
13
Ibid, hlm. 2
14
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002), hlm. 33.
15
Lexy J Moleung, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2010), hlm. 132.

Perkaderan Intelektual Pimpinan... - Muflihah Dwi Lestari 43


Badan Pengurus Harian (BPH), di Sukoharjo yakni Yusron dan
lembaga, demisioner dan kader Syamsul Hidayat yang kala itu
Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa menjadi pimpinan di Dewan
Muhammadiyah kabupaten Pimpinan Daerah Jawa Tengah.
Sukoharjo. Berdasarkan teritorial PC IMM
Objek penelitian ini adalah Kabupaten Sukoharjo, maka PC
pengkaderan intelektual PC IMM IMM Kabupaten Sukoharjo berada
kabupaten Sukoharjo. Sesuai di bawah kepemimpian Dewan
dengan objek penelitian, maka Pimpian Daerah Jawa Tengah. 17
lokasi penelitian ini bertempat di Berdirinya PC IMM
Kabupaten Sukoharjo. Metode Kabupaten Sukoharjo tidak lepas
pengumpulan data antara lain dari kondisi IMM di Universitas
observasi, wawancara dan Muhammadiyah Surakarta pada
dokumentasi. Adapun teknik yang tahun 1990-an. Kondisi pada masa
digunakan dalam penelitian ini itu seluruh komisariat komisariat
adalah analisis deskriptif kualitatif. di Universitas Muhammadiyah
Teknik deskriptif kualitatif artinya Surakarta beraviliasi kedalam
data yang muncul berupa kata- Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa
kata yang disampaikan secara lisan Muhammadiyah Solo, sedangkan
atupun tertulis objek yang diamati secara geografis Universitas
melalui wawancara, observasi dan Muhammadiyah Surakarta
dokumentasi yang diproses melalui berada dalam wilayah Kabupaten
pencatatan-pencatatan ataupun Sukoharjo. Keresahan tersebut
rekaman kemudian disusun dalam memotifasi Yusron dan Syamsul
teks yang diperluas. untuk menggagas berdirinya PC
IMM Kabupaten Sukoharjo.18
HASIL PENELITIAN DAN Sebagai awal kepemimpinan PC
PEMBAHASAN IMM Kabupaten Sukoharjo, Yusron
memanggil mahasiswa Pondok
Pimpinan Cabang Ikatan
Hajjah Nuriah Sobron yakni
Mahasiswa Muhammadiyah
Talqisman Tanjung mahasiswa
Kabupaten Sukoharjo berdiri pada
asal Sumatra Barat dan Efendi
tahun 1990.16 Berdirinya PC IMM
mahasiswa asal Yogyakarta untuk
Kabupaten Sukoharjo merupakn
mengemban amanah di srtuktural
hasil dari gagasan tokoh IMM
PC IMM Kabupaten Sukoharjo. 19
16
Wawancara dengan pendiri Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Kabupaten Sukoharjo Bpk. Yusron B A, di Desa Makam Haji tanggal 9 Agustus 2016.
17
Wawancara dengan Demisioner Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Kabupaten Sukoharjo Bpk. Isa Anshori, di Kampus ISI Surakarta tanggal 25 Juli 2016.
18
Wawancara dengan pendiri Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Kabupaten Sukoharjo Bpk. Yusron B A, di Desa Makam Haji tanggal 9 Agustus 2016.
19
Ibid.

44 Tajdida, Vol. 15, No. 1, Juni 2017


Perkaderan utama PC IMM Presentasi dan Penugasan. Ketiga
Kabupaten Sukoharjo yaitu Darul metode tersebut dikolaborasikan
Arqom Madya. Darul Arqom dalam setiap kegiatan perkaderan
Madya (DAM) adalah salah satu intelektual Pimpinan Cabang
pengkaderan Utama dalam IMM Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
yang diperuntukkan kepada kader- Kabupaten Sukoharjo (PC IMM Kab.
kader yang telah mengikuti DAD Sukoharjo). Porsi penggunaan ketiga
sebagai lanjutan dalam pengkaderan metode tersebut masing masing
di IMM. DAM diperlukan sebagai kegiatan bervariasi, disesuaikan
salah satu syarat untuk menduduki dengan kondisi kegiatan.
kepemimpinan di tingkat Pimpinan Analisis faktor pendukung
Cabang setelah berada di Komisariat. dan faktor penghambat perkaderan
Konten yang terdapat di dalam intelektual di Pimpinan Cabang
DAM lebih diarahkan kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
penguatan wacana untuk kemudian Kabupaten Sukoharjo. Faktor intern
di implementasikan dalam bentuk antara lain (1) Sejarah PC IMM
aksi nyata, baik dalam bentuk tulisan kabupaten Sukoharjo yang memang
atau literasai maupun dalam bentuk sejak awal berdiri diarahkan ke ranah
aksi real atau lapangan. keilmuan. (2) Kondisi dan background
Perkaderan khusus yaitu komisariat PC IMM kabupaten
komponen perkaderan yang Sukoharjo yang memiliki kebiasaan
ditujukan dalam rangka mendukung mengadakan diskusi-diskusi yang
komponen utama dengan pendekatan mengarah ke intelektualan. (3) Visi-
khusus.20 Perkaderan khusus yang misi dan orientasi PC IMM Kabupaten
diadakan PC IMM Kabupaten Sukoharjo selalu diarahkan ke
Sukoharjo yaitu Latihan Dasar ranah keilmuan. (4) Sebagian besar
Instruktur. Baret Merah merupakan individu dari pimpinan dan kader
serangkaian acara perkaderan utama IMM Sukoharjo memiliki semngat
yang diadakan oleh bidang Riset dan lebih untuk mendalami keilmuan.
Pengembangan keilmuan melalui Faktor ekstern terselengaranya
LPIK sebagai eksekutor. Baret merah perkaderan intelektual PC IMM
tersebut diadakan pada saat liburan, Kabupaten Sukoharjo antara lain:
mengingat waktu yang cukup (1) Dukungan dari demisioner, PDM
panjang pelaksanaannya (2 Minggu). Kabupaten Sukoharjo dan Lembaga
Setelah dilakuakan analisis Institusi lainya yang memberikan
metode yang diterapkan dalam spirit dalam pelaksanaan perkaderan
perkaderan intelektual PC IMM intelektual di PC IMM Kabupaten
Kabupaten Sukoharjo adalah Sukoharjo. (2) Adanya kepercayaan
Focus Group Discussion (FGD), dari Pimpinan Cabang IMM yang

20
Ibid.

Perkaderan Intelektual Pimpinan... - Muflihah Dwi Lestari 45


lain bahwa PC IMM Kabupaten jenis yakni perkaderan intelektual
Sukoharjo memiliki perkaderan utama dan perkaderan intelektual
intelektual yang bagus, sehingga pendukung. Perkaderan intelektual
membuat PC IMM Kabupaten utama yang ada di Pimpinan Cabang
Sukoharjo berusaha untuk lebih Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
memperbaiki dan mempertahankan terwujud dalam progam Baret Merah
perkaderan intelektual yang sudah dan Sukoharjo Intelektual School
ada. (SI School). Sedangkan perkaderan
Terlepas dari keberhasilan intelektual pendukung Pimpinan
perkaderan intelektualitas PC IMM Cabng IMM Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo, terdapat adalah diskusi. Model perkaderan
juga kendala-kendala yang dialami intelektual yang diterapkan di
dalam pelaksanaanya. Kendala Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa
tersebut dipengaruhi oleh beberapa Muhammadiyah Kabupaten
faktor, berikut analisis faktor Sukoharjo yaitu Focus Group
penghambat menurut penulis: Discussion (FGD), presentasi, dan
(1) Dari segi pelaksana kurang penugasan. Ketiga metode tersebut
konsistenya panitia terhadap jobdisk dikolaborasikan dalam setiap
yang menjadi amanahnya. Sehingga kegiatan perkaderan intelektual
mempengaruhi konsep yang sudah Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa
disusun rapi kurang terlaksana Muhammadiyah Kabupaten
dengan baik. (2) Masih ada pimpinan Sukoharjo (PC IMM Kab. Sukoharjo).
ataupun kader yang kurang minat Porsi penggunaan ketiga metode
dalam bidang keilmuan, sehingga tersebut masing masing kegiatan
target semua pimpinan dan kader bervariasi, disesuaikan dengan
menguasai keilmuan dengan baik kondisi kegiatan.
belum sepenuhnya terlaksana. (3) Faktor pendukung perkaderan
Kendala keuangan menjadi hal yang intelektual di Pimpinan Cabang
belum terpecahkan, kerena PC IMM Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Kabupaten Sukoharjo masih sangat Kabupaten Sukoharjo. Faktor intern
tergantung dengan bantuan dari antara lain: (1) Sejarah PC IMM
pihak pihak lain kabupaten Sukoharjo yang memang
sejak awal berdiri diarahkan ke ranah
PENUTUP keilmuan. (2) Kondisi dan background
komisariat PC IMM kabupaten
Setelah dianalisis data, penulis
Sukoharjo yang memiliki kebiasaan
menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk
mengadakan diskusi-diskusi yang
kegiatan perkaderan intelektual yang
mengarah keintelektualan. (3)Visi-
dilaksanakan di Pimpinan Cabang
misi dan orientasi PC IMM Kabupaten
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Sukoharjo selalu diarahkan ke
Kabupaten Sukoharjo ada beberapa
ranah keilmuan. (4) Sebagian besar
46 Tajdida, Vol. 15, No. 1, Juni 2017
individu dari pimpinan dan kader Kendala keuangan menjadi hal yang
IMM Sukoharjo memiliki semangat belum terpecahkan, kerena PC IMM
lebih untuk mendalami keilmuan. Kabupaten Sukoharjo masih sangat
Faktor ekstern antara lain: (1) tergantung dengan bantuan dari
Dukungan dari demisioner, PDM pihak lain.
Kabupaten Sukoharjo dan Lembaga Hendaknya lebih mematangkan
Institusi lainya yang memberikan konsep perkaderan intelektual
spirit dalam pelaksanakan baik dari segi konsep materi,
perkaderan intelektual di PC IMM output kader dan rencana tindak
Kabupaten Sukoharjo. (2) Adanya lanjut dari perkaderan intelektual.
kepercayaan dari Pimpinan Mencari solusi atas kendala-kendala
Cabang IMM yang lain bahwa yang menghambat pelaksanaan
PC IMM Kabupaten Sukoharjo perkaderan intelektual di PC IMM
memiliki perkaderan intelektual Kabupaten Sukoharjo. Hendaknya
yang bagus, sehingga membuat PC IMM Kabupaten Sukoharjo
PC IMM Kabupaten Sukoharjo memiliki hasil atau produk
berusaha untuk lebih memperbaiki perkaderan intelektual berupa buku
dan mempertahankan perkaderan yang di terbitkan oleh PC IMM
intelektual yang sudah ada. Kab. Sukoharjo. Ikatan Mahasiswa
Faktor penghambat pelaksanaan Muhammadiyah seyogyanya
perkaderan intelektual PC IMM memiliki kegiatan perkaderan
Kabupaten Sukoharjo antara lain: intelektual yang bersifatnya wajib
(1) Dari segi pelaksana kurang untuk dijadikan acuan Pimpinan
konsistenya panitia terhadap jobdisk Cabang Ikatan Mahasiswa
yang menjadi amanahnya. Sehingga Muhammadiyah se-Nusantara.
mempengaruhi konsep yang sudah Mahasiswa baik yang berorganisasi
disusun rapi kurang terlaksana atau tidak harusnya menguasai
dengan baik. (2) Masih ada pimpinan keilmuan. Karena sebagai mahasiswa
ataupun kader yang kurang minat yang menyandang kata intelek
dalam bidang keilmuan, sehingga digadang-gadang menjadi penerus
target semua pimpinan dan kader bangsa, memiliki peran dalam
menguasai keilmuan dengan baik melakukan perubahan di masyarakat
belum sepenuhnya terlaksana. (3) dengan ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Attas, Syed Muhammad Al-Naquib. 1996. Konsep Pendidikan dalam Islam.


Bandung: Mizan.
Djazman, Mohammad. 1989. Muhammadiyah Peran Kader dan Pembinaanya.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Perkaderan Intelektual Pimpinan... - Muflihah Dwi Lestari 47


Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metedologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Khaliq, Abdul dkk. 1999. Pemikiran Pendidikan Islam.“Kajian Tokoh Klasik dan
Kontemporer”. Semarang: Pustaka Pelajar.
Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2016. Sistem
Perkaderan Muhammadiyah Yogyakarta: MPK PP Muhammadiyah.
Meloung, Lexy J. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mila Ayuningtiyas, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Organisasi Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2014.
Skripsi. Fakultas Agama Islam. UMS. 2015. Tidak diterbitkan.
Said, Edward W. 2014. Peran –peran Intelektual. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Suratman, Pendidikan Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (studi
Kasus di IMM Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta). Skripsi, Fakultas Agama
Islam, UMS. 2009. Tidak diterbitkan.
Susanti, Khotimun dkk. 2011. Sistem Pengkaderan Ikatan (SPI) Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah. Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah.
Syariati, Ali. 1984. Tugas Cendekiawan Muslim. Jakarta: Rajawali.

48 Tajdida, Vol. 15, No. 1, Juni 2017

You might also like