You are on page 1of 11

J. Kaunia Vol. X No.

2, Oktober 2014/1435: 81-91


ISSN 1829-5266 (print) ISSN 2301-8550 (online)

EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BATANG, AKAR, DAN


DAUN SIRSAK (Annona muricata L)
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

Siti Rahmawati1, Najda Rifqiyati2


1. Mahasiswa Biologi F. Saintek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2. Dosen Biologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
E-mail: nada_gusna@yahoo.com

Abstract

Sour-sop is known for its specialty for health, in which one of them is
functioning as medicine for diabetes mellitus disease. However, most people only utilize
its leaves. This research is aimed at defining effectiveness of extracts of barks, roots,
and leaves in decreasing blood glucose level as well as observing the most effective part
in decreasing blood glucose level. Applied methods include completely random method
by using 15 mice divided into 5 groups, namely K-, K+, P1, P2, and P3. Groups K+,
P1, P2, P3 were injected with STZ at dosage of 40 mg/kg. Group K- was only provided
with aquades, K+ was given metformin at dosage of 60 mg/kg BB, while groups P1, P2,
and P3 were given extracts of bark, roots, and leaves at dosage of 125 mg/kg BW,
respectively. Glucose level Measuements were conducted twice, namely fasting blood
glucose level and blood glucose 2 hours after eating. Obtained data was then analyzed
using ANOVA one way test and then continued by using LSD test. For measurement of
fasting blood glucose level in day 15 after treatment, results for level of fasting blood
glucose of K- ( 88 mg/dl), K+ (234 mg/dl), P1 (93 mg/dl), P2 (397 mg/dl), and P3 (254,
67 mg/dl). Whereas for measurement of blood glucose level after 2 hours of eating,
results for K- (116.67 mg/dl), K+ (562 mg/dl), P1 (561.67 mg/dl), P2 (498.3 mg/dl), and
P3 (489 mg/dl). Obtained result of Anova one way shows that there is difference in
glucose level among different treatments. For LSD test, it was found that for
measurement of fasting blood glucose level for P1 and K-, there is no different level of
glucose but difference was found at treatment taken 2 hours after eating. Whereas for
K+, P2, and P3, difference was found between fasting blood glucose level and that
taken 2 hours after eating. P1 (extract of bark) effectively decreased level of fasting
blood glucose but did not yet effectively reduce level of blood glucose 2 hours after
eating; whereas P2 and P3 did not effectively educe levels of fasting blood glucose and
blood glucose 2 hours after eating. Bark is the most effective part in reducing blood
glucose level.

Key words: rots of sour-sop (Annona muricata L), leaves of sour-sop, barks of sour-sop,
blood glucose.

Pendahuluan pengaruh yang cukup besar terhadap


Pola hidup yang ada pada pergeseran penyakit, yaitu pergeseran
masyarakat saat ini mempunyai dari penyakit infeksi menjadi penyakit
82 J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91

menahun yang sulit disembuhkan. Salah disebabkan berkurangnya sensitivitas


satu penyakit yang terus mengalami sel targetnya terhadap insulin. Di
peningkatan jumlah penderitanya dari Indonesia sendiri hampir 90% Diabetes
tahun ke tahun adalah penyakit Diabetes Mellitus yang ditemukan adalah tipe II
Mellitus (Nugroho, 2004). (Dalimartha, 2000).
Diabetes mellitus (DM) Pada dasarnya penyakit seperti
merupakan salah satu masalah DM dapat ditangani dengan pola hidup
kesehatan dengan porsi cukup besar sehat, pemberian obat antidiabetes oral
dalam arti cukup serius. DM merupakan serta suntikan insulin. Akan tetapi
suatu sindrom yang ditandai dengan masalah yang kemudian muncul adalah
hiperglikonik kronis, yang lama- mahalnya harga obat-obatan yang sulit
kelamaan akan menyebabkan beberapa dijangkau masyarakat serta efek
komplikasi seperti pada mata samping karena penggunaan dalam
(retinopati), syaraf (neuropati), jangka panjang. Oleh karena itu
makroangiopati yaitu terjadinya masyarakat selalu mencari obat
aterosklerosis yang mengakibatkan alternatif yang mudah dijangkau, yaitu
penyakit jantung koroner dan stroke yang mudah didapat, mempunyai harga
(Nugroho, 2004). Adapun menurut yang relatif terjangkau oleh masyarakat,
Astuti dan Dewi (2007), DM adalah terbuat dari bahan alami, dan
hiperglikemia kronis yang ditandai mempunyai efek samping yang lebih
dengan berbagai kelainan metabolisme kecil dibandingkan dengan obat sintetik.
sebagai akibat dari kelainan hormone Pemanfaatan obat tradisional di
yang menghasilkan berbagai komplikasi Indonesia sendiri sudah mulai banyak
kronik pada mata, saraf dan pembuluh diminati mulai dari kalangan awam
darah. Komplikasi DM menyebabkan hingga kalangan intelek. Oleh karena
gangguan bahkan cacat fisik terhadap itu, penting dilakukan uji secara ilmiah
penderita. DM dibagi menjadi dua tipe, mengenai kemampuan tumbuh-
yaitu tipe I dan tipe II. Diabetes tipe I tumbuhan sebagai obat tradisional yang
merupakan diabetes yang disebabkan sering digunakan dalam pengobatan.
ketidakmampuan tubuh dalam Salah satu tanaman yang sedang naik
memproduksi insulin. Produksi insulin daun dan sering digunakan masyarakat
terhambat karena rusaknya sel beta pada dalam pengobatan tradisional untuk
pankreas sehingga mutlak diperlukan menurunkan kandungan glukosa adalah
insulin dari luar. Adapun DM tipe II sirsak (Annona muricata L). Hampir
J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91 83

semua bagian tanaman ini dapat Penelitian difokuskan untuk


digunakan untuk pengobatan alternatif. mengetahui perbandingan efektivitas
Daun sirsak (Annona muricata L) ekstrak daun, akar dan kulit batang
mempunyai banyak kandungan sirsak (Annona muricata L) dengan
senyawa, diantaranya tanin, fitosterol, dosis yang sama terhadap kadar glukosa
kalsium oksalat, alkaloid murisin (Arief pada darah tikus yang diinduksi dengan
dan Hariana, 2006), flavonoid dan STZ.
minyak atsiri (Surbakti, 1994).
Sebagian dari masyarakat Indonesia Metodologi
sudah menggunakan seduhan daun Alat dan Bahan
sirsak (Annona muricata L) untuk Alat yang digunakan dalam
mengobati Diabetes Mellitus (Anonim, pembuatan ekstrak, yaitu oven, ayakan
2012). untuk memisahkan serbuk bahan, gelas
Masyarakat Indonesia umumnya beker, rotary evaporator, timbangan
hanya menggunakan bagian daun digital, sonde tikus, digital blood
sebagai obat tradisional, sedangkan glucose meter. Bahan yang digunakan
masyarakat Amazon juga menggunakan adalah akar, kulit batang dan daun
akar dan kulit batangnya sebagai obat tanaman sirsak, etanol 96%, akuades,
antidiabetes (Anonim, 2012). Akar dan kertas saring, Streptozotocin (STZ).
kulit batang tanaman sirsak dapat Buffer sitrat digunakan sebagai pelarut
digunakan karena diduga mengandung STZ.
senyawa tanin yang mempunyai
kemampuan untuk menurunkan glukosa Cara Kerja
dalam darah. Akan tetapi penelitian 1. Pembuatan ekstrak
mengenai penggunaan akar dan kulit Bahan yang digunakan dalam
batang tanaman sirsak masih belum penelitian ini adalah daun, akar, dan
banyak dilakukan. Oleh karena itu, kulit batang muda tanaman sirsak
perlu dilakukan penelitian mengenai (Annona muricata L). Daun, akar, dan
pengaruh ketiga bagian tanaman sirsak kulit batang sirsak (Annona muricata L)
ini terhadap satu penyakit yang sama dikeringkan kemudian diblender dan
untuk kemudian dibandingkan bagian disaring. Serbuk kemudian dimaserasi
yang lebih efektif dalam menurunkan dengan menggunakan etanol. Serbuk
kadar glukosa dalam darah tikus (Rattus tanaman dimasukkan ke dalam
norvegicus). erlemenyer dan ditambahkan etanol
84 J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91

sampai terendam sempurna, kemudian mg/kgBB, Kelompok perlakuan dua


erlemenyer ditutup dengan (P2) hewan coba diberi perlakuan
menggunakan aluminium foil. Maserasi dengan ekstrak akar sirsak (Annona
dilakukan selama 48 jam sambil muricata L) 125 mg/kg BB dan
sesekali diaduk. Setelah 48 jam sampel Kelompok perlakuan tiga (P3) hewan
disaring menggunakan corong buncher coba diberi perlakuan dengan ekstrak
yang telah dilapisi kertas saring, daun sirsak ( Annona muricata L) 125
kemudian filtrat dipisahkan. Filtrat yang mg/kgBB (Putri, 2012). Hewan uji
diperoleh kemudian diuapkan dengan diadaptasikan terlebih dahulu selama ±
menggunakan evaporator sampai 3 hari, hal ini bertujuan untuk
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak membiasakan tikus terhadap lingkungan
kemudian dikeringkan dioven hingga percobaan dan juga untuk menstabilkan
diperoleh ekstrak kering. bobot tubuh tikus. Setelah masa
aklimasi, tikus ditimbang berat
2. Perlakuan badannya kemudian dibagi menjadi
Penelitian ini menggunakan 25 lima kelompok secara acak. Kadar
ekor tikus (Rattus Norvegicus) jantan glukosa darah awal tikus diukur.
untuk lima perlakuan dengan galur Sebelum dilakukan pengukuran kadar
Sprague Dawley berumur tiga bulan glukosa darah, tikus dipuasakan selama
dengan berat 200-300 gram. Metode 16-18 jam dengan tetap diberi minum
yang digunakan dalam penelitian ini ad libitum. Setelah didapatkan kadar
merupakan metode rancangan acak glukosa darah awal tikus, hewan uji
lengkap (RAL). Penentuan besar pada kelompok perlakuan K+, P1, P2,
kelompok menggunakan jumlah dan P3 kemudian diinduksi dengan
minimal penelitian yaitu tiga ekor tikus Streptozotocin (STZ) dengan dosis
perkelompok. Ikhtisar perlakuan 40mg/kg BB (Retnaningsih, 2013)
masing-masing kelompok, yaitu: 1. selama ±7 hari hingga diperoleh tikus
Kelompok Kontrol (K-) hewan uji hiperglikemia. Tikus hiperglikemia
hanya diberi akuades, Kelompok selanjutnya diberi metformin dan
Kontrol (K+) hewan uji hanya diberi ekstrak tanaman sirsak. Pemberian
medformin 60 mg/kgBB (Putri, 2012), metformin (63 mg/dl) dan ekstrak (125
Kelompok perlakuan satu (P1) hewan mg/dl) pada tikus dilakukan 1 kali
uji diberi perlakuan dengan ekstrakkulit setiap hari, yaitu dari mulai hari ke-0
batang sirsak (Annona muricata L) 125 sampai dengan hari ke-15 setelah
J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91 85

perlakuan. Pengukuran kadar glukosa kadar glukosa darah terendah di


darah setelah diberi perlakuan dilakukan dapatkan dari ekstrak kulit batang pada
setiap 3 hari sekali yaitu hari ke-0, 3, 6, hari ke-15 yaitu 93 mg/dl. Kelompok
9, 12 dan hari ke-15 setelah pemberian kontrol negatif menunjukkan kadar
ekstrak. Pengukuran kadar glukosa glukosa normal <126 mg/dl (Gambar
darah dilakukan pada saat tikus 1). Hal tersebut menunjukkan bahwa
dipuasakan16-18 jam dan 2 jam setelah pankreas masih berfungsi dengan
diberi makan. Darah diambil pada normal dalam mengatur kadar glukosa
bagian vena ekor tikus, lalu diukur darah. Dalam keadaan normal, glukosa
dengan menggunakan Blood Glucose dari makanan ditransportasikan menuju
Test Meter EasyTouch ® GCU. vena porta oleh transporter glukosa
yang terdapat pada usus (Oran, 2007).
Hasil dan Pembahasan Hormon yang berpengaruh dalam
Hasil pengukuran kadar glukosa mengatur kadar glukosa darah adalah
darah puasa (GDP) pada tikus dengan insulin dan glukagon. Dalam keadaan
perlakuan kontrol negatif (K-), kontrol normal, produksi insulin oleh sel 
positif (K+), kulit batang (P1), akar (P2) meningkat sebanding dengan
dan daun (P3) disajikan dalam Gambar meningkatnya kadar glukosa dalam
1. darah. Adapun hormon glukagon akan
450 banyak diproduksi pada saat kadar
400
Kadar GDP (mg/dl)

350 glukosa dalam darah rendah. Regulasi


K(-)
300 dari produksi hormon insulin dan
250 K(+)
200 glukagon akan menjaga kadar glukosa
150 P(1)
darah dalam keadaan normal (James,
100
P(2)
50 2010).
0 P(3)
Pada kontrol positif kadar GDP

pengamatan Hari ke- masih mengalami fluktuasi, pada hari


ke-3 kadar GDP pada tikus mengalami
Gambar 1. Grafik Kadar GDP Selama
Penelitian penurunan dari yang sebelumnya
168,67 mg/dl menjadi 131,67 mg/dl,
Hasil dari penelitian pengaruh akan tetapi pada hari ke 6, 9, 12 kadar
ekstrak kulit batang, akar dan daun GDP pada tikus naik secara berurutan
sirsak terhadap kadar glukosa darah yaitu 257 mg/dl, 265 mg/dl dan 339
puasa (GDP), diperoleh hasil bahwa mg/dl. Pada hari ke-15 kadar GDP pada
86 J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91

tikus kembali turun yaitu 234 mg/dl. Diketahui bahwa pada hari ke-15 kadar
Pada kontrol positif (metformin) dapat GDP sebesar 93 mg/dl atau > 126 mg/dl
dilihat bahwa kadar glukosa darah yang berarti sudah tidak masuk kategori
puasa masih terlihat naik turun dan diabetes mellitus. Ini berarti pada kulit
belum mengalami kestabilan. batang bekerja menurunkan kadar
Metformin merupakan obat sintetik glukosa darah puasa setelah hari ke-12.
untuk diabetes mellitus sehingga Sementara pada penggunaan ekstrak
digunakan sebagai kontrol positif, akar, sama sekali tidak terlihat adanya
penggunaan metformin sebagai kontrol pengaruh ekstrak terhadap kadar GDP
positif diharapkan mampu menjadi tikus. Kadar GDP tikus pada P2
pembanding bagi perlakuan dengan cenderung terus mengalami kenaikan.
menggunakan ekstrak. Akan tetapi Hal ini karena perlakuan menggunakan
hingga hari ke-15 hasil yang didapatkan ekstrak akar (P2) sama sekali tidak
belum terlihat stabil, Hal ini terlihat berpengaruh terhadap kadar
kemungkinan terjadi karena mungkin GDP pada tikus. Kadar GDP pada P2
saja dosis yang dipakai masih belum dari hari ke 0 sampai hari ke 15 secara
mampu bekerja maksimal. berturut-turut adalah 208 mg/dl, 293
Pada perlakuan ekstrak kulit mg/dl, 349 mg/dl, 309 mg/dl, 318 mg/dl
batang, didapatkan hasil bahwa kadar dan 397 mg/dl (Gambar 1).
GDP pada tikus mengalami penurunan. Pada perlakuan ekstrak daun,
Akan tetapi penurunan terlihat stabil kadar glukosa darah masih belum
setelah hari ke-6, sedangkan dari hari terlihat stabil hingga penelitian hari ke-
ke-0 hingga hari ke-6 masih belum 15 (Gambar 1). Terlihat bahwa nilai
terlihat stabil. Kadar GDP tikus pada GDP masih berfluktuasi. Kadar glukosa
kelompok perlakuan ekstrak kulit yang diperoleh hingga hari ke-15 secara
batang hingga hari ke-6 adalah 270,3 berturut-turut adalah 302,67 mg/dl,
mg/dl, 119,3 mg/dl dan 246 mg/dl. 204,3 mg/dl, 280 mg/dl, 245 mg/dl, 246
Kadar GDP pada P1 kemudian mulai mg/dl, 254,67 mg/dl. Hal tersebut
turun secara signifikan dari hari ke-9 berbeda dengan penelitian sebelumnya
hingga hari ke-15, dengan kadar yang dilakukan Putri (2012). Perlakuan
glukosa berturut-turut 168 mg/dl, 130 menggunakan ekstrak daun sirsak
mg/dl, dan 93 mg/dl. Perlakuan dengan (Annona muricata) pada dosis 125
ekstrak kulit batang terlihat berpotensi mg/dl dan 175 mg/dl mampu bekerja
menurunkan kadar glukosa darah puasa. setara dengan metformin 63 mg/dl
J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91 87

dalam menurunkan kadar glukosa darah Faktor lain yang juga


tikus, sedangkan dalam kasus ini berpengaruh adalah lama penelitian,
ekstrak daun terlihat berpengaruh tetapi lama penelitian yang berbeda dapat
belum stabil. Dosis yang digunakan menyebabkan hasil yang berbeda pula.
dalam penelitian ini merupakan dosis Pada penelitian ini, waktu yang
efektif terkecil yang digunakan oleh digunakan hanya 15 hari pemberian
Putri (2012). Dosis tersebut dipilih perlakuan (Oktarini, 2010), sedangkan
dengan mempertimbangkan pada Putri (2012) waktu yang
kemungkinan munculnya efek samping digunakan cenderung lebih lama untuk
pada hewan uji. penelitian yaitu 30 hari perlakuan.
Salah satu faktor yang Penelitian Oktarini (2010) dengan
menyebabkan perbedaan hasil adalah menggunakan ekstrak herba anting-
perbedaan senyawa kimia yang anting diketahui mampu menurunkan
digunakan sebagai bahan induksi DM kadar glukosa darah dalam kurun waktu
pada kedua perlakuan. Pada penelitian 14 hari perlakuan, sedangkan pada
Putri (2012) menggunakan aloksan penelitian Setiawan (2010) kadar
untuk induksi DM. Diketahui bahwa glukosa darah dapat diturunkan setelah
aloksan pada dosis 140 mg/dl belum 30 hari perlakuan dengan menggunakan
mampu merusak sel  pankreas secara ekstrak bunga rosella. Akan tetapi
ireversibel. Suntikan dengan dosis keduanya mempunyai pemberian dosis
tunggal aloksan dapat menyebabkan yang jauh berbeda yaitu 1000 mg/kg
diabetes selama satu minggu. Alasan ini BB (Oktarini, 2010) dan 65 mg/200 kg
dapat dilihat pada penelitian Setiawan BB atau 325 mg/kg BB (Setiawan,
(2010), diketahui bahwa pada kelompok 2010).
perlakuan yang hanya diberi aquadest Hasil uji ANOVA mengenai
yang sebelumnya diinjeksi aloksan kadar Glukosa darah Puasa (GDP) pada
mengalami penurunan kadar glukosa tikus dengan perlakuan menunjukkan
darah. Dalam penelitian Setiawan bahwa pada taraf signifikansi 5%
(2010) disebutkan bahwa pada tujuh didapatkan nilai F hitung (13.13) > F tabel

hari pertama kadar glukosa darah (2). Hal ini berarti terdapat perbedaan
meningkat akan tetapi setelah hari ke kadar glukosa darah pada kelima
tujuh kadar glukosa darah terus turun kelompok perlakuan (Trihendradi,
dari 351,92 pada hari ke-8 hingga 2008). Pada uji lanjut LSD terdapat
menjadi 308,25 setelah 30 hari. perbandingan nilai signifikansi K-
88 J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91

terhadap K+, P2, P3 diperoleh masing- senyawa yang terkandung didalamnya,


masing sig. 0.016, 0.000, 0.008 atau dalam hal ini adalah senyawa tanin
<0.05 yang berarti pada perlakuan K+, (Monica, 2006). Tanin merupakan
P2, P3 mempunyai kadar glukosa darah senyawa yang larut dalam larutan polar
yang berbeda dengan K-. Sedangkan seperti tanin (Harbourne, 1987). Tanin
perbandingan antara K- dan P1 yang terkandung terlihat berbeda pada
didapatkan nilai sig. 0.917 atau >0.05, masing-masing organ tanaman sirsak.
yang berarti kedua perlakuan Berdasarkan uji kadar senyawa
mempunyai kadar glukosa darah yang kimia pada masing-masing bagian
tidak berbeda. tanaman sirsak yang diduga dapat
Hasil penelitian pegaruh ekstrak menurunkan glukosa darah, maka kulit
kulit batang, akar dan daun sirsak batang mempunyai kadar tanin dengan
menggunakan dosis terkecil dari persentase tertinggi dan hampir dua kali
penelitian sebelumnya (Putri, 2012) lipat yaitu 10,92%, daun 6,96% dan
dengan mengambil durasi waktu yang akar mempunyai kadar tanin terendah
tidak terlalu lama yaitu 15 hari yaitu 5,22%. Tanin diketahui dapat
perlakuan (Setiawan, 2010). Pemilihan memacu metabolisme glukosa dan
dosis dan durasi waktu perlakuan lemak, sehingga timbunan kedua
tersebut diharapkan ekstrak mampu sumber kalori dalam darah dapat
menurunkan kadar glukosa darah dihindari. Selain itu tanin mempunyai
dengan dosis kecil dan waktu yang aktifitas antioksidan dan menghambat
tidak terlalu lama, akan tetapi hasil yang pertumbuhan tumor (Dalimartha, 2005).
didapatkan dari perlakuan metformin, Tanin juga mempunyai kemampuan
ekstrak akar dan daun sirsak belum hipoglikemik yaitu dengan
mampu bekerja secara maksimal hingga meningkatkan glikogenesis. Senyawa
hari ke-15. Akan tetapi pada ekstrak ini mempunyai fungsi sebagai
kulit batang mampu bekerja astringent atau penghelat yang dapat
menurunkan kadar glukosa darah puasa mengkerutkan membran epitel usus
dengan dosis 125 mg/dl dengan durasi halus sehingga mengurangi penyerapan
waktu selama 15 hari. sari makanan akibatnya menghambat
Uraian mengenai efektivitas dari asupan gula dan laju peningkatan gula
organ tanaman sirsak terhadap kadar darah tidak terlalu tinggi (Dalimartha,
GDP pada tikus diatas mungkin saja 2005).
terjadi karena dipengaruhi oleh kadar
J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91 89

Hasil pengukuran kadar 2 jam setelah makan secara berturut-


Glukosa darah 2 jam setelah makan turut sebesar 549 mg/dl, 564,67 mg/dl,
pada tikus dengan perlakuan kontrol 559,3 mg/dl, 577 mg/dl, 512,67 mg/dl,
negatif (K-), kontrol positif (K+), dan 498,3 mg/dl. Sedangkan untuk
ekstrak kulit batang (P1), ekstrak akar perlakuan ekstrak daun diperoleh hasil
(P2) dan ekstrak daun (P3) sirsak kadar glukosa darah 2 jam setelah
disajikan dalam Gambar 2. makan berturut-turut sebesar 561,67
800 mg/dl, 590 mg/dl, 557,67 mg/dl, 572,67
setelah makan…
Kadar GD 2 jam

600 K(-)
mg/dl, 528,67 mg/dl dan 489 mg/dl.
400 K(+ Hasil uji ANOVA menunjukkan
200 )
P(1 bahwa pada taraf signifikansi 5%
0 )
ke-0
ke-3
ke-6
ke-9
ke-12
ke-15

P(2 didapatkan nilai F hitung (30.34) > F tabel


)
Pegamatan Hari ke- (2). Hal ini berarti terdapat perbedaan
kadar glukosa darah dari kelima
Gambar 2. Grafik Kadar Glukosa darah 2 Jam
Setelah Makan pada Tikus Selama kelompok perlakuan. Uji lanjut LSD
Penelitian
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
dari keempat perlakuan (K+, P1, P2,
Pada perlakuan dengan
P3) adalah 0.000 atau <0.05, yang
menggunakan medformin, kadar
berarti dari keempat perlakuan (K+, P1,
glukosa darah 2 jam setelah makan
P2, P3) mempunyai kadar glukosa
sangat tinggi, yaitu secara berturut-turut
darah pada yang berbeda terhadap K-.
mencapai 503 mg/dl, 391,3 mg/dl, 257
Hasil penelitian kadar glukosa
mg/dl, 518,67 mg/dl, 454,67 mg/dl dan
darah dua jam setelah makan adalah
562,3 mg/dl. Kadar glukosa yang sangat
tidak terlihat adanya pengaruh dari
tinggi juga diperoleh dari pengukuran
perlakuan kontrol (+), ekstrak kulit
kadar glukosa darah pada tikus yang
batang, ekstrak akar dan ekstrak daun
diberi perlakuan menggunakan ekstrak
terhadap kadar glukosa darah tikus 2
akar, kulit batang dan daun sirsak. Pada
jam setelah makan. Faktor yang
perlakuan ekstrak kulit batang diperoleh
mungkin berpengaruh terhadap kadar
kadar glukosa darah 2 jam setelah
glukosa darah dua jam setelah makan
makan berturut-turut sebesar 522 mg/dl,
adalah produksi insulin yang terhambat.
529 mg/dl, 511 mg/dl, 545,3 mg/dl, 539
Diketahui bahwa STZ mampu merusak
mg/dl, 561,67 mg/dl. Perlakuan ekstrak
sel beta penghasil insulin secara selektif
akar diperoleh nilai kadar glukosa darah
(Pathak et al., 2008).
90 J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91

Tujuan dari makan yang menurunkan kadar glukosa darah,


sebenarnya adalah untuk mendapatkan dengan memperbaiki sel beta penghasil
asupan karbohidrat, kemudian insulin. Obat herbal mempunyai cara
karbohidrat ini akan diubah menjadi kerja yang berbeda jika dibandingkan
glukosa untuk menghasilkan energi dengan obat kimia. Tidak seperti obat
(tenaga). Akan tetapi ketika produksi kimia yang bisa langsung bereaksi,
hormon insulin yang dihasilkan oleh reaksi obat herbal dan manfaatnya dapat
pankreas tidak mencukupi untuk dirasakan setelah beberapa minggu atau
membawa glukosa ke sel-sel yang ada beberapa bulan (Magdalena, 2012). Hal
di dalam tubuh kita maka kelebihan tersebut disebabkan oleh senyawa-
glukosa ini akan tertinggal di dalam senyawa yang terdapat pada obat herbal
darah sehingga akan menyebabkan gula membutuhkan waktu untuk menyatu
darah yang semakin tinggi. dalam metabolisme tubuh, karena obat
Jumlah insulin yang tidak cukup herbal mempunyai cara kerja dengan
tersedia menyebabkan adanya respon berfokus pada sumber penyebabnya.
buruk dari insulin, yaitu gula tidak akan Obat herbal bekerja langsung pada
mampu diserap dengan baik oleh sel-sel sumbernya dengan memperbaiki
tubuh yang memerlukannya dan tidak keseluruhan sistem tubuh yakni dengan
dapat disimpan dengan baik di hati dan memperbaiki sel-sel, jaringan dan
otot. Efek terjadi selanjutnya adalah organ-organ tubuh yang rusak serta
tingkat gula darah tetap tinggi, sedikit dengan meningkatkan sistem kekebalan
sintesis protein, dan terjadinya tubuh sebagai sistem pertahan terhadap
kekacauan metabolisme lainnya penyakit (Magdalena, 2012).
(Runiana, 2009).
Penyebab utama dari penyakit Kesimpulan
diabetes mellitus tipe ini adalah Pada penelitian ini didapatkan
rusaknya sel beta pada pankreas, hasil bahwa setelah 15 hari perlakuan
sehingga produksi insulin terhambat. dengan dosis 125 mg/kg BB kulit
Maka dari itu dibutuhkan pengobatan batang sirsak mampu menurunkan
dengan memperbaiki sel beta pada kadar GDP, tetapi belum terlihat
pankreas sehingga insulin yang berpengaruh pada kadar glukosa darah 2
diproduksi kembali normal. Ekstrak jam setelah makan. Sedangkan untuk
sirsak merupakan salah obat herbal perlakuan akar dan daun sirsak belum
yang mempunyai kemampuan menunjukkan keefektifan dalam
J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 81-91 91

menurunkan kadar glukosa darah puasa Pathak S, DorfmuellerHC, Borodkin VS and


Aalten MF. 2008. Chemical Dissection
maupun pada 2 jam setelah makan. of Link Between Streptozotocin, O-
GlcNac, and Pancretic Cell Death.
Pubmed Central J 15:8 799-807
DAFTAR PUSTAKA Putri, Nurul Khatimah. 2012. Pengaruh Ekstrak
Etanol Daun Sirsak (Annona muricata
Anonim. 2012. Khasiat Buah, Daun, Batang, Linn) Terhadap Penurunan Kadar Gula
Akar, Biji, Bunga Sirsak. Darah pada Tikus Putih Galur Wistar
http://ardra.biz/kesehatan/khasiat-sirsak. dengan Pembebanan Glukosa. [Skripsi].
Diakses pada 14 November 2012, Ngudi Waluyo Ungaran.
9:36am. Retnaningsih, Christiana. 2013. Pengaruh
Arief & Hariana. 2006. Tumbuhan Obat dan Tempe Koro Benguk (Mucuna pruriens
Khasiatnya . Penebar Swadaya. Jakarta. L) Terhadap Status Antioksidan Serum
Astuti, Yuni dan Lisa La Rosina Dewi. 2004. dan Potensi Sel Beta Pankreas (Studi
Pengaruh Ekstrak Buah Merah pada tempe dari biji koro benguk yang
(Pandanus conoideus L) Terhadap disuplementasikan pada pakan tikus
Kadar Glukosa Darah. Fakultas Sprague Dawley hiperglikemi akibat
Kedokteran: Universitas Muhammadiyah induksi streptozotocin). [Disertasi].
Yogyakarta Program Pascasarjana Universitas
Dalimartha,S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Diponegoro: Semarang.
Indonesia. Trubus Agrowidya. Bogor. Runiana, Eka Denik Indah Fuspita. 2009.
Dalimartha,S. 2005. Ramuan Tradisional untuk Distribusi Sel Insulin Pankreas Pada
Pengobatan Diabetes Mellitus. Penerbit Tikus Hiperglikemia yang Diberi Diet
Penebar Swadaya. Bogor Tempe. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran
Harbourne JB. 1987. Metode Fitokimia. Hewan: IPB
Penerbit ITB. Bandung Setiawan, Rudi. 2010. Pengaruh Pemberian
Istiani, Rina. 2008. Uji Efek Penurunan Kadar Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus
Glukosa Darah Ekstrak Etil Asetat Buah Sabdariffa L) Terhadap Penurunan
Jambu Biji (Psidium guajava L) pada Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus
Kelinci Jantan. [Skripsi]. Universitas norvegicus) yang Diinduksi Aloksan.
Muhammadyah Surakarta: Surakarta. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran:
James, N. 2010. The Important of Insulin and Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Glukagon; Diabetes an Hypoglicemia. Surbakti, Ruttamalen, 1994. Studi
Http://Endrokineweb.com. Diakses 17 Perbandingan Makroskopik Mikroskopik
Juli 2013 pukul 22.00 Organoleptik dan Kandungan Kimia
Magdalena, M Mauren. 2012. Obat Tradisional Daun Annona muricata L, Annona
VS Obat Herbal. reticulate L, Annona squamosa L.
www.deherba.com/obat-tradisional-vs- [Skripsi]. Fakultas Farmasi: Universitas
obat-kimia.html. Diakses 25 Juli 2013. Airlangga.
Pukul 10.00 Trihendradi, C. 2008. Step By Step SPSS 16
Monica, fiena. 2006. Pengaruh Pemberian Air Analisis Data Statistik. Penerbit ANDI.
Seduhan Serbuk Biji Alpukat(Persea Yogyakarta.
americana Mill) Terhadap Kadar
Glukosa Darah Tikus Wistar yang diberi
Beban Glukosa. Fakultas Kedokteran:
Unversitas Diponegoro Semarang
Nugroho BA. 2004. Pengaruh Diet Ekstrak
Rumpu Laut (Euchema sp) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus
Putih (Ratus Nurvegicus) yang diinduksi
Aloksan. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro:Semarang.
Oktarini, Rizky. 2010. Pengaruh Ekstrak Herba
Anting-anting (Acalypha australis L)
Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit
balb/C Induksi Streptozotocin. [Skripsi].
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret.

You might also like