You are on page 1of 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN BUDAYA DENGAN

PERILAKU PENGGUNAAN AIR SUNGAI


(Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 2)

Sharah Monica Yunida


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga,
Alamat Korespondensi: Sharah Monica Yunida
Email: chicha.hammy@gmail.com

ABSTRACT
Diarrhea is one of the most common infectious diseases. It has related three factors such ass environment, food
and contact with an infected person. One of the environmental factor of diarrhea is the domestic water use
behavior. The main objective of this study was to analyse the relation between knowledge, atitude and habit to
domestic water use behavior in Martapura 2 Public Health Center, work area Pasayangan Selatan Village, sub-
district of Martapura, Banjar, South Kalimantan Province. Case control study design was used in this study. The
population of the study were all diarrhea patients in Martapura 2 Public Health Center work area from
february 2017 until february 2018. The Lemeshow was used to determine research sample size. The study
sample consisted of 45 case diarrhea patients and 45 control non diarrhea patient. Samples were taken from all
eligible cases and controls on specified inclusion and exclusion criteria. Data will analysed use Chi Square.
Based on the results of this study comparing between case group and control group, most of the respondents in
the case group have knowledge in poor knowledege was 25 people (55.6%) and the control group in good
knowledge that was 35 people (77.8) with Chi Square, all p < 0,001. Attitudes of respondents in the case group
were in the not good category is 26 people (58.0%) and control group in good category that was 32 people
(71,1%) with (p value 0,000 in case and control 0,004). Utilitation habit respondents in the case group were in
the non-existent category of 26 persons (57.8%) and the control group in the category of no 37 people (82.2%)
with (p value in case 0.006 and control 0.000). Conclusively, the variable of knowledge, attitude and habit have
very significant relation on the group of case and control.

Keyword: diarrhea, water use behavior, knowledge

ABSTRAK
Salah satu penyakit menular yang paling sering terjadi adalah diare. Diare memiliki tiga faktor yang erat
kaitannya dengan lingkungan, makanan serta kontak dengan orang yang terinfeksi. Salah satu faktor lingkungan
penyebab diare adalah perilaku penggunaan air sungai. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis
hubungan pengetahuan, sikap dan budaya terhadap perilaku penggunaan air sungai di wilayah kerja Puskesmas
Martapura 2, studi di Desa Pasayangan Selatan Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan
Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kasus kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh penderita
diare di wilayah kerja Puskesmas Martapura 2 dari February 2017 sampai Februari 2018. Pengambilan sampel
penelitian menggunakan rumus Lemeshow. Sampel penelitian terdiri dari 45 responden kasus diare dan 45
responden control bukan pasien diare. Sampel diambil dari semua yang memenuhi syarat kasus dan kontrol pada
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Analisis data menggunakan Chi Square. Berdasarkan hasil
penelitian membandingkan antar kelompok kasus dan kontrol, sebagian besar responden pada kelompok kasus
memiliki pengetahuan pada kategori tidak tahu yaitu 25 orang (55,6%) dan kelompok kontrol pada kategori tahu
yaitu 35 orang (77,8) dengan Chi Square, keduanya p < 0,01. Sikap responden pada kelompok kasus berada pada
kategori kurang baik yaitu 26 orang (58,0%) dan kelompok kontrol pada kategori baik yaitu 32 orang (71,1%)
dengan (p-value pada kasus 0,000 dan pada kontrol 0,004). Utilitation habit responden pada kelompok kasus
berada pada kategori tidak ada yaitu 26 orang (57,8%) dan kelompok kontrol pada kategori tidak ada 37 orang
(82,2%) dengan (p-value pada kasus 0,006 dan kontrol 0,000). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah variabel
pengetahuan, sika dan budaya terdapat hubungan yang bermakna pada kelompok kasus dan kontrol.

Kata kunci: diare, perilaku penggunaan air sungai, pengetahuan

©2018 IJPH. License doi: 10.20473/ijph.vl13il.2018. 232-243


Received 3 May 2018, received in revised form 19 May 2018 , Accepted 21 May 2018 , Published online:
December 2018
Sharah Monica Yunida, Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan... 233

PENDAHULUAN Berdasarkan penelitian sebelumnya


yang dilakukan oleh Felicia (2003), terdapat
Pada saat ini Indonesia sedang hubungan antara faktor lingkungan yang
mengalami transisi epidemiologi dalam hal meliputi sumber air minum (p=0,001). Ini
masalah kesehatan dimana kondisi penyakit berarti sumber air sebagai pemenuhan
menular yang belum dapat diatasi kebutuhan fisilogis manusia merupakan
seluruhnya. Permasalahan penyakit menular salah satu hal yang berperan dalam
diantaranya yang paling sering terjadi adalah terjadinya kejadian diare. Penggunaan
diare. Diare merupakan suatu keadaan sumber air yang dilakukan berulang kali,
terjadinya perubahan frekuensi dan menentukan kebiasaan perilaku
konsistensi tinja. Diare merupakan baung air menggunakan air.
besar dengan konsistensi lembek atau cair Kalimantan Selatan memiliki banyak
yang berupa air saja yang frekuensinya lebih sungai, sungai yang terdapat disana
dari biasanya (tiga kali atau lebih dalam digunakan sebagai sumber air bersih dan
sehari) (Depkes RI, 2000). banyak pemukiman yang berdiri di pinggir
Dikutip dari Profil Kesehatan sungai. Selain itu sungai juga menunjang
Indonesia (2015) penyakit diare merupakan aktivitas masyarakat seperti MCK,
penyakit endemis di Indonesia. Diare juga perdagangan, jalur transportasi ataupun
merupakan penyakit potensial Kejadian Luar pariwisata. Sungai memiliki definisi sebagai
Biasa (KLB) yang sering disertai dengan tempat-tempat dan wadah-wadah serta
kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali jaringan pengaliran air mulai dari mata air
KLB Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 sampai muara dengan dibatasi kanan dan
kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1. kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh
213 orang dan kematian 30 orang (CFR garis sempadan (PP RI No 35 tahun 1991).
2,47%). Salah satu dari provinsi yang Seiring dengan adanya kemajuan
menjadi lokasi terjadinya KLB adalah pada teknologi masa kini, maka manusia
Provinsi Kalimantan Selatan (Profil difasilitasi untuk mendapatkan berbagai
Kesehatan Indonesia, 2015). sumber air. Seperti ketersediaan air PDAM
Diare merupakan salah satu masalah dan air minum juga adanya ketersediaan air
kesehatan masyarakat yang paling menonjol minum air isi ulang yang dapat dicapai
di Kalimantan Selatan, walaupun untuk dengan mudah. Berdasarkan data yang telah
program pencegahan dan pemberantasan disajikan sebelumnya dapat disimpulkan
penyakit menular pun mengalami bahwa banyaknya penyakit diare setiap
peningkatan pencapaian, namun hal ini tetap tahunnya cenderung menurun dan
menjadi konsentrasi dalam rencana dan perbandingannya lebih kecil dari angka
strategi. Berdasarkan rencana dan strategi maksimal. Hal tersebut dikarenakan salah
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan satunya pemahaman masyarakat tentang
Selatan tahun 2016 -2021. Kasus diare di penggunaan air bersih dan sanitasi semakin
Provinsi Kalimantan Selatan yang tercatat di meningkat dari tahun ke tahun. Observasi
Fasilitas Kesehatan sebesar 51.416 dan yang yang dilakukan pada lingkungan masyarakat
dapat tertangani sebesar 31.314 dengan yang bermukim padat daerah aliran sungai
persentase sebesar 60,9 (Profil Kesehatan (DAS) di sekitar Martapura 2, sebagian
Kalimantan Selatan, 2015). besar masyarakat sudah memiliki kakus di
Dari 230 Puskesmas yang berada di rumahnya sendiri.
Provinsi Kalimantan Selatan, hampir semua Sebagian masyarakat masih
Puskesmas di Provinsi ini memiliki kasus menggunakan air sungai untuk keperluan
diare. Salah satu Puskesmas yang memiliki MCK (mandi, cuci, kakus). Untuk keperluan
kasus diare tertinggi di Provinsi ini adalah konsumsi masyarakat telah banyak
Puskesmas Pasayangan Martapura (Profil menggunakan air PDAM dan air sumur
Kesehatan Kalimantan Selatan, 2015). walaupun tidak dipungkiri bahwa air sungai
234 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 232-243

juga masih digunakan. Berdasarkan survei penderita diare di wilayah kerja Puskesmas
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal Martapura 2.
20-21 bulan Mei tahun 2017, terlihat bahwa Sampel penelitian ini adalah
masyarakat yang mengalami diare sebagian masyarakat yang pernah mengalami
besar tinggal pada daerah aliran sungai penyakit diare dalam waktu 1 tahun terakhir
Martapura. Berdasarkan survei pendahuluan (Februari 2017-Februari 2018) yang
diketahui bahwa sebagian besar masyarakat tercakup dalam wilayah kerja Puskesmas
wilayah kerja Puskesmas Martapura 2 Pasayangan. Penentuan sampel
memiliki kebiasaan mencuci pakaian menggunakan kriteria inklusi yaitu penderita
maupun peralatan dapur, buang air diare yang tercatat dalam data Puskesmas
besar/kecil, mencuci kendaraan bermotor Martapura 2 pada kurun waktu 1 tahun
hingga konsumsi untuk air minum diambil terakhir, penderita diare dengan alamat
dan dilakukan di sungai Martapura. lengkap yang tercatat di Puskesmas
Hasil survey pendahuluan pada Martapura 2, dan dapat menyetujui menjadi
tanggal 20-21 bulan Mei tahun 2017 yang responden. Kriteria eksklusi yaitu penderita
dilakukan menjelaskan bahwa sebagian diare yang tercatat dalam data Puskesmas
besar masyarakat di wilayah aliran sungai (selain Februari 2017- Februari 2018)
Martapura masih melaksanakan berbagai Martapura 2, dan penderita diare dengan
macam aktivitas di sungai sehingga alamat diluar kelurahan Pasayangan.
kemungkinan untuk terjadinya kontaminasi Kriteria inklusi digunakan pada
silang pada air sungai bisa saja terjadi. kelompok kasus diare sedangkan kriteria
Perilaku masyarakat yang buruk tentang eksklusi digunakan pada kelompok kontrol.
sanitasi terutama dalam hal penyediaan dan Menggunakan rumus lemeshow didapatkan
penggunaan air bersih dapat menurunkan hasil yaitu 43 orang, dengan memperkirakan
derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. adanya kemungkinan eror yang terjadi
reponden digenapkan menjadi 45 responden
METODE PENELITIAN penderita diare dan karena menggunakan
case control denga menggunakan sampel
Penelitian ini merupakan penelitian minimal 1 : 1 maka kontrol yang ada adalah
kuantitatif. Proses penggalian informasi 45 responden yang tidak menderita diare
diwujudkan dalam bentuk angka sebagai alat jadi total sampel adalah 90 responden
untuk menemukan keterangan mengenai apa Penelitian ini menggunakan data
yang diketahui (Notoadmojo, 2004). primer. Data primer merupakan data yang
Pendekatan yang digunakan adalah case diperoleh langsung dari responden yang
control/ kasus kontrol adalah studi analitik mnjadi sampel penelitian dengan
yang menganalisis hubungan kausa dengan menggunakan kuisioner. Data sekunder
menggunakan logika terbalik, yaiu didapatkan dari jumlah kasus diare perbulan
menentukan penyakit (outcome) terlebih wilayah Puskesmas Martapura 2 tahun 2009
dahulu kemudian mengidentifikasi - 2013 dan 2014 dan jumlah kasus diare
penyebab. Riwayat paparan dalam penelitian Perbulan wilayah Puskesmas Martapura 2
ini dapat dipelajari dari register medis atau tahun 2014- 2016, Data laporan bulanan
berdasarkan wawancara dari responden diare Puskesmas Martapura 2.
penelitian (Kuntjojo, 2009). Data tersebut kemudian dianalisis
Studi kasus kontrol dilakukan menggunakan uji statistik uji Chi Square.
dengan mengindentifikasi kelompok kasus Data yang dianalisis dengan uji Chi Square
dan kelompok kontrol, kemudian secara atau dengan tujuan mengetahui adanya
retrospektif diteliti faktor risiko yang hubungan pengetahuan, sikap dan budaya
mungkin dapat menerangkan apakah kasus terhadap perilaku penggunaan air sungai.
dan kontrol dapat terkena paparan atau Nilai α pada uji signifikansi penelitian ini
tidak. Populasi Penelitian ini adalah seluruh sebesar 5% atau 0,05.
Sharah Monica Yunida, Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan... 235

Penarikan kesimpulan dari analisis kontrol dalam penelitian ini adalah


adalah jika nilai signifikansi kurang dari kelompok yang tidak pernah menderita diare
0,05 maka terdapat hubungan antara dan berada diluar kelurahan pasayangan
pengetahuan, sikap dan budaya terhadap serta berada wilayah kerja Puskesmas
perilaku penggunaan air sungai dan jika nilai Martapura 2.
signifikansi lebih dari 0,05, maka tidak
terdapat hubungan antara pengetahuan, Tabel 1. Karakteristik Kelompok Kasus
sikap dan budaya terhadap perilaku Diare
penggunaan air sungai. Dasar pengambilan
keputusan adalah terbukti yang kemudian Umur Jumlah %
diolah dan dianalisis menggunakan < 20 - 35 th 25 55,6
computer. Kemudian disajikan melalui tabel 36 – 50 th 15 33,3
berdasarkan hasil yang telah diperoleh > 50 th 5 11,1
(Morton, 2009). Total 45 100
Pendidikan Jumlah %
HASIL PENELITIAN Tidak Sekolah 15 33,3
SD 6 13,3
Gambaran Karakteristik Responden SMP 9 20,0
SMA 12 26,7
Karakteristik responden digunakan
untuk mengetahui keragaman responden PT 3 6,7
berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, Total 45 100
riwayat sakit diare, tempat tinggal dan Pekerjaan Jumlah %
penggunaan air sungai. Hasil penelitian pada PNS 3 6,7
Tabel 1. menjelaskan bahwa sebagian Pegawai Swasta 1 2,2
responden berada pada umur kurang dari 20- Wiraswasta 18 40,0
35 tahun, yaitu sejumlah 25 responden IRT 8 17,8
(55,6%). Menurut tingkat pendidikan, Tidak Bekerja 15 33,3
responden yang terkategori tidak sekolah Total 45 100
yaitu 15 responden (33,33%). Sebagian Riwayat Sakit Jumlah %
besar responden memiliki pekerjaan Diare
wiraswasta yaitu 18 orang (40,0%). Untuk Tidak Pernah 0 0
riwayat sakit diare sebagian responden 1-2 kali 37 82,2
memiliki riwayat 1-2 kali sejumlah 37 orang 3-5 kali 7 15,6
(82,2%). Sedangkan berdasarkan data yang >5 kali 1 2,22
diperoleh sebagian responden memiliki Total 45 100
tempat tinggal berjarak 0-2 km dari aliran Tempat Tinggal Frekuensi %
sungai sejumlah 41 orang (91,1%). (Aliran sungai)
Berdasarkan penggunaan air sungai oleh 0-2 km 41 91,1
responden sejumlah 19 orang (42,2%) >2 km 4 8,9
hampir setengah dari total jumlah responden Total 45 100
kelompok kasus diare yaitu 45 orang. Penggunaan Air Jumlah %
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil Menggunakan 19 42,2
mengenai karakteristik responden pada Tidak 26 57,8
kelompok kasus diare disajikan dalam Tabel Menggunakan
1. Selain mengambil sampel pada kelompok Total 45 100
kasus diare, peneliti juga mengambil sampel
pada kelompok kontrol. Kelompok kontrol
Berdasarkan hasil penelitian yang
pada sebuah penelitian berfungsi sebagai
disajikan pada Tabel 2. menjelaskan bahwa
pembanding, dari sebuah kelompok
sebagian responden berada pada umur 36 -
perlakukan atau observasi. Kelompok
236 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 232-243

50 tahun, yaitu sejumlah 22 kelompok kasus Sebagian kelompok kasus diare memiliki
diare (48,9%). tempat tinggal berjarak 0-2 km dari aliran
sungai sejumlah 41 orang (91,1%)
Tabel 2. Karakteristik Kelompok Kontrol Berdasarkan penggunaan air sungai oleh
Umur Jumlah %
kelompok kasus diare sejumlah 13 orang
(28,9%) atau sepertiga dari total jumlah
< 20 - 35 th 13 28,9 yaitu 45 orang.
36 – 50 th 22 48,9
> 50 th 10 22,2 Hubungan Tingkat Pengetahuan
Total 45 100 Responden Terhadap Perilaku
Pendidikan Jumlah % Penggunaan Air Sungai
Tidak Sekolah 6 13,3
SD 9 20,0 Pengetahuan merupakan salah satu
SMP 10 22,2 faktor yang mempunyai pengaruh dalam
SMA 16 35,6 melakukan perilaku penggunaan air sungai.
PT 4 8,9 Berdasarkan data primer yang diperoleh
Total 45 100 melalui wawancara dengan menggunakan
Pekerjaan Jumlah % kuesioner, diperoleh hubungan tingkat
PNS 1 2,2 pengetahuan responden terhadap perilaku
Pegawai Swasta 0 0 penggunaan air sungai sebagai berikut :
Wiraswasta 19 42,2
IRT 10 22,2 Tabel 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tidak Bekerja 15 33,3 Responden Terhadap Perilaku
Total 45 100 Penggunaan Air Sungai
Riwayat Sakit Jumlah % Pengetahuan Jumlah % p value
Tidak Pernah 45 0 Kasus
1-2 kali 0 0 Tahu 20 44,4
3-5 kali 0 0 Tidak Tahu 25 55,6 0,000
Total 45 100
>5 kali 0 0
Pengetahuan Jumlah % p value
Total 45 100 Kontrol
Tempat Tinggal Jumlah % Tahu 35 77,8
0-2 km 34 75,6 Tidak Tahu 10 22,2 0,000
>2 km 11 24,4 Total 45 100
Total 45 100
Penggunaan Air Jumlah % Hasil perhitungan Chi-Square Test
pada Tabel 3. pada kelompok kasus dan
Menggunakan 13 28,9 kontrol dapat diketahui nilai p = 0,000,
Tidak 32 71,1 artinya p kurang dari 0,05. Sehingga bisa
Menggunakan disimpulkan bahwa ada hubungan antara
Total 45 100 pengetahuan pada kelompok kasus diare dan
kontrol terhadap perilaku penggunaan air
Menurut tingkat pendidikan, sungai. Sebagian besar responden pada
responden yang terkategori pada tingkat kelompok kasus berada pada tidak tahu yaitu
SMA yaitu sejumlah 16 kelompok kasus 25 orang (55,6%) dan kelompok kontrol
diare (35,6%). Berdasarkan data yang pada tahu yaitu 35 orang (77,8%).
diperoleh, sebagian besar kelompok kasus Rendahnya pengetahuan pada
diare memiliki jenis pekerjaan wiraswasta kelompok kasus yang sebagian besar hanya
yaitu 19 orang (42,2%). Sebagian kelompok pada tingkat tidak sekolah/ tidak tamat SD
kasus diare memiliki tidak pernah memiliki dapat dipengaruhi oleh pendidikan rendah
riwayat sakit sejumlah 45 orang (100%). serta umur yang masih tergolong muda
kurang dari 20- 35 tahun ini menyebabkan
Sharah Monica Yunida, Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan... 237

pengalaman yang dimiliki sedikit sedangkan sungai. Berdasarkan penelitian yang


pengetahuan yang dimiliki kelompok dilakukan sebagian responden pada
kontrol. Hasil penelitian pada kelompok kelompok kasus memiliki sikap kurang baik
kontrol menunujukkan bahwa pendidikan yaitu 26 orang (58,0%) dan kelompok
yang cukup dan umur yang tergolong cukup kontrol memilki sikap baik yaitu 32 orang
36-50 tahun sehingga sebagian besar (71,1%).
responden memiliki pengetahuan pada tahu. Sikap kurang baik yang dimiliki oleh
kelompok kasus dapat diperngaruhi oleh
Hubungan Sikap Responden Terhadap rendahnya pendidikan, umur yang muda
Perilaku Penggunaan Air Sungai serta letak tempat tinggal yang dekat dari
daerah aliran sungai sehingga hal tersebut
Sikap merupakan salah satu mendorong responden melakukan perilaku
komponen penting yang berpengaruh dalam penggunaan air sungai. Sedangkan sikap
perilaku penggunaan air sungai karena baik yang dimilki kelompok kontrol
tindakan yang dilakukan oleh seserang dapat didukung oleh pengetahuan yang baik,
tergambar dari sikap yang diperlihat oleh pendidikan yang tinggi dan umur yang
seseorang tersebut. Sikap menjadi sebuah cukup yang dimiliki oleh responden
hal yang penting. Berdasarkan data primer sehingga hal tersebut mendorong responden
yang diperoleh melalui wawancara dengan memiliki sikap yang baik dalam perilaku
menggunakan kuesioner, diperoleh penggunaan air sungai yaitu sikap yang
hubungan sikap responden terhadap perilaku cenderung menjauhi perilaku seperti tidak
penggunaan air sungai sebagai berikut: melakukan konsumsi terhadap air sungai
dan hanya menggunakan air sungai yang
Tabel 4. Hubungan Sikap Responden tidak terkait dengan konsumsi.
Terhadap Perilaku Penggunaan
Air Sungai Hubungan Budaya Responden Terhadap
Sikap Jumlah % p value Perilaku Penggunaan Air Sungai
Kasus
Budaya merupakan hal yang tidak
Baik 18 40,0
dapat dipisahkan dalam kehidupan di
Kurang Baik 26 58,0 0,000
Total 45 100
masyarakat karena budaya. Berdasarkan
Sikap Jumlah % p value data primer yang diperoleh melalui
Kontrol wawancara dengan menggunakan kuesioner,
Baik 32 71,1 diperoleh hubungan budaya responden
Kurang Baik 13 28,9 0,004 terhadap perilaku penggunaan air sungai
Total 45 100 sebagai berikut:

Hasil perhitungan Chi-Square Test Tabel 5. Hubungan Budaya Responden


pada Tabel 4. pada kelompok kasus dapat Terhadap Perilaku Penggunaan
diketahui nilai p = 0,000, artinya p kurang Air Sungai
dari 0,05. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Budaya Jumlah % p value
ada hubungan antara sikap pada kelompok Kasus
kasus diare terhadap perilaku penggunaan Ada 19 42,2
air sungai. Sedangkan hasil perhitungan Tidak Ada 26 57,8 0,006
Chi-Square Test pada tabel 2 pada kelompok Total 45 100
kontrol dapat diketahui bahwa nilai p = Budaya Jumlah % p value
Kontrol
0,004, artinya p kurang dari 0,05. Sehingga
Ada 8 17,8
bisa disimpulkan bahwa ada hubungan
Tidak Ada 37 82,2 0,000
antara pengetahuan pada kelompok kontrol Total 45 100
diare terhadap perilaku penggunaan air
238 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 232-243

Hasil perhitungan Chi-Square Test semakin banyak pengalaman yang dimiliki.


pada tabel 5. pada kelompok kasus dapat Pengambilan keputusan yag didasari oleh
diketahui nilai p = 0,006, artinya p kurang pengalaman memiliki manfaat bagi
dari 0,01. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pengetahuan praktis, karena dengan
ada hubungan antara budaya pada kelompok pengalaman yang dimiliknya, maka
kasus diare terhadap perilaku penggunaan seseorang dapat memperkirakan sesuatu
air sungai. Sedangkan hasil perhitungan keadaan, serta dapat memperhitungkan
Chi-Square Test pada tabel 2 pada kelompok untung-ruginya dan baik-buruknya akan
kontrol dapat diketahui bahwa nilai p = keputusan yang dihasilkan.
0,000, artinya p kurang dari 0,01. Sehingga Pada hasil penelitian diperoleh data
bisa disimpulkan bahwa ada hubungan respoden pada kelompok kasus diare
antara budaya pada kelompok kontrol diare sebagian besar responden terkategori berada
terhadap perilaku penggunaan air sungai. pada tingkat tidak sekolah / tidak tamat SD.
Sebagian besar responden pada kelompok Sedangkan pada kelompok kontrol
kasus berada pada tidak ada yaitu 26 orang terkategori berada pada tingkat
(57,8%) dan kelompok kontrol pada kategori SMA/Sederajat. Jenjang pendidikan
tidak ada yaitu 37 orang (82,2%). memegang peranan yang cukup penting
Keberadaan budaya dalam suatu dalam kesehatan masyarakat. Pendidikan
kelompok masyarakat dipengaruhi oleh seseorang yang tinggi memudahkan orang
berbagai macam hal, yang terbesar adalah tersebut dalam penerimaan informasi, baik
kondisi jaman yang mempengaruhi budaya dari orang lain maupun media masa.
tersebut bertahan dalam suatu tatanan Banyaknya informasi yang masuk akan
masyarakat atau tidak. Pengaplikasian membuat pengetahuan tentang penyakit
budaya berdasarkan kebiasaan yang ada diare semakin bertambah. Hal ini
tergantung pada individu itu sendiri. menggambarkan bahwa kelompok kasus
diare banyak diderita oleh orang-orang yang
PEMBAHASAN memiliki pendidikan rendah yang
memungkingkan kurangnya dalam
Gambaran Karakteristik Responden penerimaan informasi yang diterima.
Menurut Johnnie (1993) pendidikan
Pada hasil penelitian diperoleh data
merupakan proses mendapatkan
responden pada kelompok kasus diare yang
pengetahuan dan menggunakan pengetahuan
mendominasi adalah pada kategori umur
tersebut untuk memahami aktivitas dan
kurang dari 20 tahun - 35 tahun. Sedangkan
lingkungan sekitar. Pendidikan menengah
pada kelompok konrol diare mayoritas
yang diperkirakan sudah cukup baik dalam
responden berumur 36 tahun - 50 tahun. Hal
menggunakan pengetahuan baik itu terkait
ini sejalan dengan pernyataan Suraatmaja
diare yang akan berdampak pada perilaku
(2007) bahwa semakin muda umur
yang akan dilakukannya juga. Didukung
seseorang, semakin tinggi kecenderungan
pula oleh Green (2005), yang menyatakan
terserang diare. Daya tahan tubuh yang
tingkat pendidikan seseorang dapat
rendah membuat tingginya angka kejadian
mempengaruhi pola pikir seseorang untuk
diare.
menerima informasi dan edukasi.
Salah satu faktor yang
Pada hasil penelitian diperoleh data
mempengaruhi perilaku kesehatan adalah
respoden pada kelompok kasus diare dan
umur. Menurut Suryabudhi (2003) semakin
kontrol sebagian besar didominasi pekerjaan
lama hidup seseorang maka pengalaman
yaitu wiraswasta. Pada umumnya responden
hidupnya semakin banyak, pengetahuannya
memilih profesi wiraswasta seperti
semakin luas, keahliannya semakin
pedagang, pengusaha, guru ngaji, tukang
mendalam serta kearifannya semakin baik
ojek dan lainnya. Wiraswata merupakan
dalam pengambilan keputusan tindakannya.
pekerjaan yang termasuk dalam sektor
Semakin tua umur seseorang biasanya
Sharah Monica Yunida, Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan... 239

informal. Pada umumnya pekerja informal karena seseorang yang pernah diare
ini berdiri sendiri atau membentuk dianggap mampu menghindari faktor –
kelompok-kelompok kecil, berpindah- faktor risiko yang dapat menyebabkan diare
pindah dan bekerja dengan berbagai seperti perilaku penggunaan air sungai.
keterbatasan yang ada seperti modal yang Pada hasil penelitian diperoleh data
kecil, penguasaan teknologi yang terbatas pada kelompok kasus diare dan kontrol
dan rendahnya pengetahuan termasuk menunjukkan responden bertempat tinggal
pengetahuan dibidang kesehatan. Rendahnya yaitu 0-2 Km dari aliran sungai. Tempat
pengetahuan pekerja informal akan tinggal berkaitan dengan resources (sumber
kesehatan dan keselamatan kerja ini daya) yang ada dalam salah satu komponen
menyebabkan mereka sangat berisiko untuk Teori WHO hingga hal ini berpengaruh
terkena penyakit (Kemenkes, 2015). terhadap perilaku kesehatan yang
Pekerjaan merupakan kegiatan yang menyebabkan kesakitan dalam penilitian ini
dilakukan seseorang untuk menghasilkan yaitu diare. Tempat tinggal merupakan
sesuatu serta memenuhi kebutuhannya. wujud bangunan rumah, tempat berteduh,
Manusia memiliki kebutuhan pokok. atau struktur lainnya yang digunakan
Lingkungan pekerjaan menjadikan sebagai tempat untuk tinggal.
seseorang memperoleh pengalaman dan Didominasinya tempat tinggal yang dekat
pengetahuan baik secara langsung maupun dengan sumber air tersebut diasumsikan
tidak langsung. Pengalaman dan dapat menjadi salah satu faktor masih
pengetahuan yang secara tidak langsung terdapatnya perilaku penggunaan air sungai
diperoleh melalui pekerjaan secara tidak oleh responden.
langsung memberikan dampak terhadap Salah satu faktor yang menentukan
perilaku kesehatan yang dilakukannya. derajat kesehatan masyarakat adalah faktor
Seperti guru ngaji yang menyatakan lingkungan dalam hal ini jarak tempat
kebersihan sebagian dari iman maka sudah tinggal termasuk juga dalam kemudahan
pasti dia menerapkan cuci tangan dan mandi akses pada lingkungan fisik yaitu jarak yang
teratur dalam rangka menjaga kebersihan dekat dengan pemukiman (Blum, 1974)
dirinya (Suhartini, 2007).
Pada hasil penelitian diperoleh data Hubungan Pengetahuan Terhadap
pada kelompok kasus diare sebagian besar Perilaku Penggunaan Air Sungai
responden memiliki riwayat 1-2 kali.
Pada penelitian ini diperoleh hasil
Riwayat sakit tersebut diderita dalam kurun
terdapat hubungan yang bermakna pada
waktu setahun terakhir yaitu februari 2017-
kelompok kasus diare terhadap perilaku
2018 sesuai data register bulanan. Riwayat
penggunaan air sungai. Pengetahuan salah
sakit dapat dipengaruhi perilaku yang
satunya diperoleh dari pendidikan, dari segi
dilakukan responden. Pada kelompok
pendidikan kelompok kasus diare memiliki
kontrol tidak terdapat responden yang
pendidikan yang rendah. Maka peneliti
menderita diare dalam kurun waktu setahun
berasumsi pengetahuan rendah dimiliki
terakhir.
kelompok kasus diare, didukung pula
Hal ini sejalan dengan penelitian
pendidikan rendah selain itu informasi bisa
yang dilakukan oleh Anjar (2009)
didapatkan melalui pengalaman yang
menyebutkan bahwa riwayat penyakit yang
dimiliki responden seperti pekerjaan.
terdapat dalam keluarga dapat mendorong
Pengalaman yang dimaksudkan adalah
seseorang untuk berperilaku sehat dan
pengalaman individu untuk dapat melakukan
melakukan deteksi dini pada penyakit
perilaku yang sama atau berulang-ulang
tersebut. Jika seseorang pernah mengalami
sehingga seseorang dapat memiliki
diare seharusnya dia mampu melindungi
keyakinan pada perilaku penggunaan air
dirinya lebih baik dari seseorang yang
sungai.
pernah mengalami diare. Hal ini disebabkan
240 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 232-243

Pada kelompok kontrol diperoleh Hubungan Sikap Terhadap Perilaku


hasil terdapat hubungan yang bermakna Penggunaan Air Sungai
terhadap perilaku penggunaan air sungai.
Dari segi pendidikan maka control yaitu Pada penelitian ini diperoleh hasil
responden yang tidak menderita diare terdapat hubungan yang bermakna pada
memiliki tingkat pendidikan cukup baik kelompok kasus diare dan kontrol pada
dengan sebagian besar berada pada tingkat sikap responden terhadap perilaku
SMA. Semakin tinggi tingkat pendidikan penggunaan air sungai. Penelitian ini sejalan
seseorang maka semakin banyak dengan penelitian Ginting (2011) tentang
pengalaman, sehingga untuk cara hubungan antara kejadian diare pada balita
berfikirnya akan semakin berbeda, bersikap, dengan sikap dan pengetahuan ibu tentang
dan berperilaku dibandingkan dengan perilaku hidup bersih dan sehat di
individu yang memiliki tingkat pendidikan Puskesmas Siantan Hulu Pontianak
lebih rendah. Seseorang yang memiliki Kalimantan Barat, menyatakan adanya
tingkat pendidikan akan memandang suatu hubungan yang bermakna antara sikap
permasalahan jauh lebih logis dan rasional. dengan kejadian diare pada balita.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Newcomb dalam Notoatmodjo
penelitian yang dilakukan oleh Rudi (2008) (2005) menyatakan sikap adalah kesiapan
tentang hubungan pengetahuan dan sikap atau kesediaan untuk bertindak. Fungsi sikap
ibu dengan kejadiaan diare pada batita di belum merupakan tindakan (reaksi terbuka)
Desa Sawojajar, yang menyatakan bahwa atau aktivitas, akan tetapi merupakan
terdapat hubungan yang signifikan antara predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi
pengetahuan ibu dengan tingkat kejadian terbuka. Sehingga sikap menjadi gambaran
diare pada anaknya. Dan penelitian oleh sebelum terjadi tindakan.
Dofi (2013) tentang hubungan antara Sikap terdiri dari sikap positif dan
pengetahuan dengan kejadian diare pada negatif. Sikap positif akan membawa
anak di kelurahan Pabbundukang, sesseorang dalam melakukan perilaku yang
kecamatan Pangkajene, kabupaten Pangkep baik khususnya yang berhubungan dengan
juga menyatakan adanya hubungan antara kesehatan. Sedangkan sikap negatif akan
pengetahuan terhadap kejadian diare. membawa seseorang dalam perilaku yang
Pemikiran dan perasaan seseorang kurang baik hingga berdampak buruk
digambarkan melalui pengetahuan dan terhadap kesehatan (Nasikin, 2007).
sikap. Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan Seharusnya sikap yang baik
terjadi setelah orang tersebut melakukan mendorong seseorang untuk menjauhi
pengamatan dan penginderaan terhadap perilaku yang negatif yaitu masih
suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi menggunaan air sungai, ini berarti sikap
melalui panca indera manusia yaitu: indera yang ada belum sampai pada tahap
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa melakukan tindakan yang baik pula. Masih
dan raba. Sebagian besar pengetahuan besarnya kecenderungan responden
manusia diperoleh melalui mata dan telinga menggunakan air sungai dapat menjadi salah
(Notoadmodjo, 2003). Pendidikan tinggi satu penyebab terjadinya kesakitan (diare)
mengajarkan orang untuk berpikir lebih pada responden. Sikap berpengaruh terhadap
logis dan rasional untuk melihat sebuah isu perilaku, yaitu bahwa sikap yang diyakini
dari berbagai sisi, sehingga dapat melakukan oleh seseorang menentukan apa yang akan
analisis dan memecahkan permasalahan dilakukan olehnya. Semakin khusus sikap
tertentu. Selain itu, pendidikan tinggi seseorang yang kita ukur dan semakin
memperbaiki keterampilan kognitif yang khusus pula untuk kita mengidentifikasi
diperlukan untuk dapat terus belajar di luar perilaku terkait, maka semakin besar
sekolah (Laflamme, 2004). kemungkinan kita dapat memperoleh
Sharah Monica Yunida, Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan... 241

hubungan yang signifikan diantara penderita diare yaitu kepercayaan mencuci


keduanya. tangan, kebiasaan mandi di sungai bersama
Sikap jika dilihat dari sudut pandang saat pagi hari, kebiasaan mencuci peralatan
evaluasi. Sikap dapat diartikan sebagai suatu masak/alat dapur menggunakan air sungai,
sistem evaluasi positif atau negatif, yakni kebiasaan mencuci pakaian di sungai, dan
suatu kecenderungan untuk menyetujui atau kebiasaan memasak air sungai untuk di
menolak. Sikap positif terbentuk apabila konsumsi.
rangsangan atau efek yang datang pada Budaya adalah suatu pandangan
seseorang memberikan pengalaman atau hidup dari sekelompok orang dalam bentuk
kesan yang menyenangkan (Sudaryat, 2010). perilaku, kepercayaan, nilai, dan simbol-
Sedangkan sikap negatif akan timbul bila simbol yang mereka terima tanpa sadar yang
rangsangan yang datang memberi semuanya diwariskan melalui proses
pengalaman atau kesan yang tidak komunikasi dari satu generasi ke generasi
menyenangkan. Perbedaan sikap tersebut berikutnya. Sehingga kebudayaan yang ada
berhubungan dengan derajat kesukaan atau didapatkan dari warisan nilai-nilai yang ada
ketidaksukaan seseorang terhadap suatu sejak dulu. Budaya merupakan aspek yang
obyek, dengan kata lain sikap berkaitan sangat erat kaitannya dengan kehidapan di
dengan kesiapan individu untuk bereaksi masyarakat. Budaya merupakan aspek yang
terhadap obyek tertentu berdasarkan konsep susah dihilangkan, namun dapat berubah
penilaian positif-negatif. secara perlahan dan bertahap mengikuti
Sikap merupakan pernyatan evaluatif perkembangan zaman (Adisasmito, 2007).
baik yang menguntungkan atau tidak. Sikap Kebiasaan yang ditanamkan sejak
pada responden kelompok kasus dan kontrol kecil akan berpengaruh terhadap kebiasaan
menggambarkan bahwa karakteristik pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya
responden mendorong hingga sikap memilki saja, ketika manusia terbiasa menggunakan
hubungan yang bermakna terhadap peilaku air sungai sejak kecil, akan sulit diubah
penggunaan air sungai. Sikap pada kebiasaan makannya setelah dewasa.
kelompok kasus cenderung berada pada hal Budaya dalam penelitian ini terkait dengan
positif sedangkan pada kelompok kontrol masih ditemukannya masyarakat yang
cenderung berada pada hal negatif yag mandi di sungai, mencuci peralatan masak
mendorong perilaku penggunaan air sungai dengan air sungai, serta masih ada
(Aditya, 2008). masyarakat yang menggunakan air sungai
untuk minum (Jogiyanto, 2007).
Hubungan Budaya Terhadap Perilaku
Penggunaan Air Sungai SIMPULAN

Pada penelitian ini diperoleh hasil Karakteristik responden pada


terdapat hubungan yang bermakna antara kelompok kasus sebagian besar berada pada
habit terhadap perilaku penggunaan air rentang umur kurang dari 20-35 tahun,
sungai pada kelompok kasus diare dan terkategori pada tingkat pendidkan rendah
kelompok kontrol. Ini berarti kebudayaan (tidak sekolah/ tidak tamat SD), memilki
memberikan peranan erat terkait dengan pekerjaan wiraswasta, tempat tinggal
perilaku penggunaan air sungai yang berjarak 0-2 km dari aliran air sungai dan
dilakukan oleh responden (Solahudin, 2008). memiliki riwayat 1-2 kali diare dan kurun
Budaya merupakan suatu tatanan waktu setahun terakhir. Sedangkan
yang meliputi pengetahuan, keyakinan, seni, karakteristik responden pada kelompok
moral, adat-istiadat serta kemampuan dan kontrol sebagian besar berada pada rentang
kebiasaan lain yang dimiliki manusia umur 26-50 terkategori pendidikan pada
sebagai bagian masyarakat (Hawkins, 2012). tingkat SMA, memiliki pekerjaan
Habit ditemukan pada kelompok kasus wiraswasta, tempat tinggal berjarak 0-2 km
242 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 232-243

dari aliran air sungai dan tidak memiliki Aditya, D.P. 2008. Perilaku Menggunakan
riwayat sakit diare dalam kurun waktu Air Sungai Ditinjau Dari Persepsi
setahun terakhir. Terdapat hubungan antara Terhadap Kesehatan. Skripsi.
pengetahuan, sikap dan budaya terhadap Universitas Katolik Soegijapranata.
perilaku penggunaan air sungai pada Anjar, P.W. 2009. Hubungan Antara Faktor
kelompok kasus diare dan kontrol. Lingkungan dan Faktor
Bagi responden kelompok kasus Sosiodemografi dengan Kejadian
diare dan kontrol bukan penderita diare yaitu Diare Pada Balita Di Desa Blimbing
melakukan pengalihan penggunaan air Kecamatan Sambirejo Kabupaten
sungai dengan peralatan yang tidak Sragen Tahun 2009. Skripsi.
digunakan untuk konsumsi seperti mencuci Universitas Muhammadiyah
kendaraan, Menimbulkan kesadaran pada Surakarta.
keluarga akan pentingnya pengunaan air Blum, Hendrik L. 1974. Planning for Health,
bersih dengan pengolahan yang baik untuk Development and Aplication of
menghindari berbagai dampak buruk yang Social Changes Theory. New York:
bisa ditimbulkan, Lebih banyak menambah Human Sciences Press
informasi mengenai diare dan Depkes RI. 2010. Buku Pedoman
penanggulangannya dalam rangka Pengendalian Penyakit Diare.
pencegahan kejadian diare berikutnya, Jakarta: Depkes RI.
Sebaiknya membiasakan untuk tidak Departemen Kesehatan RI. 2002. Rencana
menggunakan sumber air bersih yang belum Strategi Direktorat Jenderal
melalui proses pengolahan ataupun mutunya Pemberantasan Penyakit Menular
terjamin baik secara kualitas dan kuantitas dan Penyehatan Lingkungan, 2001-
dan hanya menggunakan air yang sudah 2004. Jakarta: Depkes RI
mengalami pengolahan dengan baik seperti Depkes RI. 2003. Pedoman Pemberantasan
air PDAM atau air galon untuk melakukan Diare, Direktorat Jenderal Bina
kegiatan sehari-hari yang terkait konsumsi Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
seperti sikat gigi, mencuci peralatan Depkes RI
memasak, dan konsumsi air minum dan Depkes RI. 2005. Pedoman Pemberantasan
memasak. Kepada instansi kesehatan yatu Penyakit Diare Edisi 4. Jakarta:
lebih menggiatkan promosi kesehatan Depkes RI.
mengenai penggunaan sumber air yang Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
layak untuk dikonsumsi karena masih Timur, 2016. Profil Kesehatan
kuatnya pengaruh budaya di masyarakat dan Provinsi Kalimantan Timur 2015.
menggandeng para tokoh masyarakat terkait Banjar: Dinas Kesehatan Provinsi
untuk lebih gencar mempromosikan Kalimantan Timur
meminimalkan penggunaan air sungai Dinkeskab Banjar. 2014. Profil Kesehatan
Kabupaten Banjar. Martapura:
DAFTAR PUSTAKA Dinkes Kabupaten Banjar.
Dofi, P. 2013. Hubungan Antara
Adisasmito W. 2007. Faktor Risiko Diare Penggunaan Air Sungai dan
Pada Bayi Dan Balita Di Indonesia: Kejadian Diare pada Keluarga yang
Systematic Review Penelitian Bermukim Di Sekitar Sungai Kapuas
Akademik Bidang Kesehatan Kelurahan Siantan Hilir Pontianak.
Masyarakat. Fakultas Kesehatan Naskah Publikasi. Universitas
Masyarakat. Universitas Indonesia, Tanjung Pura.
Depok 16424, Indonesia. Makara, Feliciana, V.S.C.W. 2003. Hubungan Sarana
Kesehatan, Vol. 11, No. 1, Juni Air Bersih, Jamban, dan Sarana
2007: 1-10. Pebuangan Air Limbah dengan
Kejadian Diare Pada Balita di
Sharah Monica Yunida, Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan... 243

Kabupaten Tangerang Tahun 2003. Nasikin M. 2007. Pemanfaatan Sungai Jjar


Skripsi. Universitas Indonesia. Sebagai Sarana Mandi Cuci dan
Ginting. 2011. Hubungan Antara Kejadian Kakus (MCK); Studi Kasus
Diare pada batita dengan Sikap dan Terhadap Perilaku Masyarakat di
Pengetahuan Ibu Tentang PHBS Di Kelurahan Singorejo Kecamatan
Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Demak Kabupaten Demak. Thesis.
Kalimantan Barat. Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Bidan ISSN: 2089- 2225. Notoatmodjo, S. 1997. Ilmu Kesehatan
Green, L. 1980. Health Education Planning Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
A Diagnostic Approach. Baltimore. Jakarta: Rineka Cipta.
The John Hopkins University: Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
Mayfield Publishing Co Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Green L, Kreuter M. 2005. Health Cipta.
Promotion Planning: An Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Educational and Ecological Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Approach. Mountain View.CA : Rineka Cipta
Mayfield. PPRI 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
Hawkins, P. 2012. Creating a Coaching Jakarta: Departemen Pekerjaan
Habit. New York: Bell and Bain Ltd. Umum
Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Solahudin, E. 2008. Buku Kiat Jitu
Keperilakuan Edisi Revisi. Mendapatkan Pekerjaan Idaman.
Yogyakarta: Andi Offset Jakarta: Escaeva
Johnnie, P. 1993. Formal Education: A Sudaryat, S. 2010. Gastroenterologi Anak
Paradigm of Human Resource Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak
Development. The International Fakultas UNUD. Bali: Universitas
Journal of Educational Management. Udayana.
Kementrian Kesehatan. 2014. Profil Suhartin. 2007. Perbedaan Sikap Tentang
Kesehatan Indonesia. Jakarta: Perilaku Seks Pranikah Antara
Kemenkes Remajja Laki-Laki dan Perempuan
Kepmenkes RI Nomor di SMAN 1 Tenggarang, Bondowoso.
1216/Menkes/SK/X1/2001 tentang DIV Kebidanan UNS. KTI.
Pedoman Pemberantasan Penyakit Sulthon, R.A.A. 2013. Faktor Penyebab
Diare. Jakarta: Depkes RI. Masyarakat Melakukan Mandi Cuci
Kuntjojo. 2009. Metodelogi Penelitian. Kakus (MCK) Di Sungai. Skripsi.
Kediri: Universitas Nusantara PGRI. Universitas Jember.
Laflamme L, K. Engström, J. Möller, J. Suraatmaja S. 2007. Kapita
Hallquist. 2004. Is perceived failure selektagastroenterologi. Jakarta:
in schools performance a trigger of Sagung Seto.
physical injury? A case-crossover Suryabudhi, M. 2003. Cara Merawat Bayi
study of children in Stockholm dan Anak-anak. Bandung: Alfabeta.
County. Journal of Epidemiology WHO. 1992. Reading on Diarrhoe. Geneva:
and Community Health, no. 58, pp. World Health Organization Digital
407–411. Library
Morton, R. 2009. Panduan Studi
Epidemiologi dan Biostatistik.
Jakarta: EGC.

You might also like